Anda di halaman 1dari 5

MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH

AR-ROHMAT
311.2.32.06.0233
Ter akreditasi B Alamat : Kp/Ds. Manggungsari RT. 03 RW. 05 Kec. Rajapolah Kab. Tasikmalaya
Email : dtarrohmat@gmail.com

Nomor : 21/DT-AR/VII/2018 Manggungsari, 1 Juli 2018


Hal : Undangan Perpisahan Siswa/i Kelas VI
dan Kenaikan Kelas I - V

Kepada :
Yth. Bapak/Ibu .......................................
di -
Tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa selalu melimpahkan rahmat dan
nikmatNya kepada kita semua. Shalawat dan salam ke haribaan Nabi Muhammad SAW yang
telah membimbing kita dari jalan kedhaliman ke jalan kebenaran.

Sehubungan dengan berakhirnya tahun pelajaran 2017-2018, kami bermaksud mengadakan


acara perpisahan siswa/i kelas VI dan kenaikan kelas I-V DTA Ar-Rohmat, maka dengan ini
kami mengundang Bapak/Ibu/ untuk hadir pada acara tersebut, yang InsyaAlloh akan
dilaksanakan pada :

 Hari / Tanggal : Selasa, 3 Juli 2018


 Pukul : 08.00 WIB s/d selesai
 Tempat : Madrasah DTA Ar-Rohmat

Demikian surat undangan ini kami sampaikan. Atas kehadiran Bapak/Ibu kami ucapkan
terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Kepala Madrasah,

Hj. ENUNG QOMARIYAH


NRGDT. …………………….
Narasi sungkeman :
Ibu :
Hidep anaking puputon jimat awaking, pek geura regepkeun
ku hidep sakabeh, jiad pangdu’a ti ibu bapa guru hidep, nu
dipalar hidep hirup hurip ka hareup. Pek geura patri dina
acining padaringan ati sanubari. Cangreud pageuh dina
galeuh-galeuh manah anu maneuh. Tungkus dina tungtung
kalbu anu saestu. Geura cangcang dina tulang-tulang
kahayang nu bakal datang

Anak :
Bapa, ibu, hapunten abdi rumaos teu acan tiasa mulangkeun
kadeudeuh, abdi teu acan tiasa nepakeun kanyaah, anu aya
ngan geugeuleuh jeung kariweuh. Abdi neda halal ti ibu kalih
ti bapa tina sagala rupina, lantaran abdi teu acan tiasa
mulang tarima. Mung abdi sadaya neda panuhun kanu Maha
Agung mugi-mugi guru abdi sadaya apanjang-apunjung
salamina.

Ibu :
Duh, anaking, kolot mah lautan hampura, rido jeung
iklas, ibu reueus reugreug pageuh awor jeung kabungah,
lamun hidep sarerea bisa ngojayan pangalaman atikan nu
leuwih luhur tur lega. Tapi sawalerna ibu teu ridlo, bapa teu
rela, lamun mah hidep kokoleaban na seuneu naraka alatan
nyieun dosa na mangsa rumaja. MOal rela lamun hidep
joledar tambelar kana tetekon ti anu Maha Linuhung, ibu
humandeuar hariwang sieun karandapan. Omat geulis, kasep,
sing bisa nyiar elmu pangaweruh nu leuwih luhur ajen
inajenna manan ti MTs.
Anak :
Duh, bapa, sakitu seueurna kesang anu parantos ngucur
dina enggoning ngatik ngadidik abdi sadaya, poho kacape,
poho kasieun. Bade kumaha abdi mulang tarima? Nu pareng
musingkeun, mungpang, ngabandel pikahariwangeun. Matak
hese matak cape. Bapa, hapunten abdi.

Ibu :
Duh … Anaking, geulis jeung kasep, wanci ieu harepan geus
narembongan, nu ngagupay ka hidep sarerea. Bral geura
miang tandang udag kahayang, bapa nyerangkeun ti
kaanggangan. Diandung pangestu ti ibu dijajap pangdu’a ti
bapa.
Bismillah tawakalna anu diseja
Pileuleuyan hidep pileuleuyan …
Kata-kata Acara Sungkeman Akhirussanah
Ayah ibu…
Hari ini kami bersimpuh dihadapmu
Tuk sampaikan rasa terima kasih kami, atas segala pengorbanan yang
telah ayah ibu berikan kepada kami, sehingga kami bisa seperti
sekarang ini. Tak terbayangkan betapa perihnya ayah, ibu dalam
mendidik kami, ayah ibu senantiasa bimbing kami, ayah ibu cukupkan
kebutuhan kami tanpa pamrih. Diujung sujud, ayah ibu rangkai nama-
nama kami tuk mohon keridhaonNya, keselamatan, kebahagiaan kami
di dunia dan akhirat. Masih belum cukup, dipenghujung malam ayah ibu
tumpahkan segala pengharapan pada Ilahi, agar kami benar-benar
menjadi orang yang bermanfaat.
Ayah ibu….
Jalan kami masih panjang. Maka kami sangat membutuhkan
keberadaan ayah ibu di sisi kami. Kami sangat membutuhkan belaian
lembut ayah ibu. Kami sangat membutuhkan doa-doa ayah ibu.
Ayah ibu ….
Maafkan kami, kami belum mampu membuat kalian bahagia. Namun
dalam hati ini tertanam tekad: Suatu saat ayah ibu akan tersenyum
bangga dan penuh syukur karena Allah kabulkan doa ayah ibu yang tak
pernah berhenti mengalir.
Ayah ibu….
Saat ini kami baru mampu lantukan doa : Allahumaghfirli wali walidayya
warham huma kama rabbayani soghiraa. Yaa Allah limpahkanlah kasih
sayangMu pada ayah Ibu kami, sebagaimana ia mengasihi kami diwaktu
kecil. Yaa Allah kami mohon mudahkanlah segala urusan ayah ibu kami.
Ya Allah jika suatu saat Engkau memanggil ayah ibu kami, berilah
kesempatan pada mereka untuk tersenyum bahagia, tersenyum penuh
syukur atas kami. Ya Allah kabulkan hajat kami. Aamiin.
Alhamdulillahirabbil’alamiin.

Anakku,
Buah hati belahan jantung. Obat letih pelerai demam. Sejak kecil engkau
ditimang, diayun, didendangkan.
Sungguh besar harapan ayah dan ibu kalau engkau besar nanti, engkau akan
menjadi anak yang soleh, santun pada orang tua, membawa kemaslahatan di mana
pun engkau berada. Kami khawatir kalau harapan-harapan ini tidak terwujud.
Dengan terpaksa, kadang kami marah untuk perbuatan-perbuatanmu yang tidak
baik, kurang sopan, malas, dan sebagainya. Semoga kemarahan itu bisa
mengingatkanmu akan kesalahanmu dan kauperbaiki.
Makin besar dirimu, makin kikis harapan-harapan itu. Wajah manis yang
dulu senantiasa menggemaskan itu, berganti dengan wajah cemberut, penuh kesal
dan amarah. Bola mata indah berbinar itu, sekarang tajam mengiris, menantang
penuh perlawanan. Kata-kata ayah dan ibu seperti angin lalu, tidak engkau acuhkan.
Apalagi kalau sampai ada permintaanmu yang tidak dikabulkan. Engkau marah,
membanting pintu, tidak menegur, atau lari dari rumah.
Kebanggaan akan buah hati sibiran tulang tak kunjung datang. Malah yang
datang surat peringatan dan surat panggilan dari sekolah berkenaan dengan ulahmu.
Alangkah malu ibu pergi ke sekolah menemui gurumu. Berat, sangat berat terasa
langkah-langkah kaki ini. Alangkah letih mengasuh dan membesarkan, alangkah
perih hati oleh pembangkangan, dan alangkah malu ayah ibu oleh ulahmu yang
tidak terpuji. Hanya Allah yang Mahatahu, hanya kepada Allah seluruh harapan
digantungkan.
Baiklah Nak. Mungkin dirimu senang jika ayah dan ibu mengakui kesalahan-
kesalahan yang kami lakukan.
- Ibu terlalu nyinyir, cerewet, dan sebagainya
- Ibu marah jika engkau salah, tapi diam saja jika engkau benar atau melakukan
kebaikan.
- Ayah ibu kurang perhatian kepadamu, sibuk dengan urusan dan pekerjaan yang
tiada habis-habisnya.
- Ayah/ibu kadang merendahkan dirimu dengan membanding-bandingkan dirimu
dengan orang lain yang menurut kami pantas ditiru.
- Ayah dan ibu lebih mendahulukan kemarahan daripada kelembutan dan kasih
sayang dalam banyak hal dalam menghadapimu.
- Ayah dan ibu belum mampu memberi teladan dalam berbuat kebaikan.
Silakan engkau tambah lagi daftar kesalahan ini sebanyak-banyaknya agar
dirimu senang.
Asal dirimu bahagia, ayah dan ibu rela walau harus menyerahkan nyawa.
Biarlah kami sakit asal engkau sehat; biarlah kami kelaparan asal engkau kenyang;
biarlah kami kedinginan asal dirimu berpakaian. Biarlah kami tanggungkan semua
azab dan sengsara dunia fana ini demi kebahagiaanmu.
Sungguh, ayah ibu ingin punya anak yang soleh. Yang rajin solat, mengaji.
rajin belajar menuntut ilmu. Taat pada orang tua. Kami harap jika telah tua renta
nanti, kami akan disayang, dirawat, dan diperhatikan. Setelah mati, doa-doa anak
yang soleh bisa mengurangi beratnya azab kubur, bisa melapangkan sempitnya
kubur.
Selagi ayah dan ibu mampu, dan itu baik bagimu, semua permintaanmu
akan ayah ibu kabulkan. Semua salah dan dosamu pada ayah dan ibu kemarin,
sekarang, dan esok sudah kami maafkan. Semoga engkau sukses dalam menjalani
Ujian Nasional yabg sebentar lagi datang.
Bahagialah hidupmu hingga akhirat kelak.
Ya Allah, sayangi anak-anak kami.
Tuntunlah langkah-langkah mereka.
Teguhkan mereka dalam menghadapi godaan fitnah dunia yang
menyesatkan dan menjerumuskan.
Jadikan anak-anak kami anak-anak yang soleh, ya Allah.
Basahkan lidah mereka dengan doa-doa kebaikan untuk ayah dan ibunya.
Kumpulkan kami di jannatun firdaus-Mu kelak.
Amiin.

Anda mungkin juga menyukai