Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur,Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya.Sholawat
dan salam beriring salam semoga senantiasa terlimpah curah kepada suri taulatan kita Nabi
Muhammad SAW atas perkenan –Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Analisis
Penelitian Pengembangan Moral dan Nilai – nilai Agama melalui bermain.

Dalam menyelesaikan tugas ini banyak menemukan kesulitan – kesulitan dalam


menyusunnya, namun bimbingan dan masukan serta bantuan berbagai pihak maka kesulitan –
kesulitan dapat teratasi. Oleh karena itu peneliti menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan
laporan ini
2. Pengelola dan para Pengasuh Tempat Penitipan Anak
3. Pihak – pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.harapan peneliti semoga laporan ini
bermanfaat bagi kita semua sebagai insan pendidikan yang bernaung di pendidikan anak usia
dini
I. Pendahuluan

1. Latar Belakang
Keluarga adalah pendidikan pertama bagi anak usia dini. Pola asuh dan segala sesuatu yang
diberikan dalam lingkungan keluarga akan sangat berpengaruh pada perkembangan anak
selanjutnya. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa
keemasan ( golden age ) untuk pertumbuhan dan perkembangan. Masa ini merupakan masa
yang tepat untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak dan meletkan dasar
– dasar perkembangan kemampuan fisik, bahasa, sosial, emosional, konsep diri, seni moral
dan nilai – nilai agama.
Anak adalah juga bagian dari masa kini dan pemilik masa depan, anak merupakan aset
keluarga, masyarakat, dan bangsa, sehingga harus mendapatkan perawatan pengasuhan serta
pembinaan jasmani,mental, spiritual dan sosial secara optimal sejak dini.
Kebutuhan akan adanya Taman Penitipan Anak dimulai dengan munculnya kesadaran orang
tua akan pentingnya pengasuhan dan pendidikan sejak dini pada keluarga kelas menengah ke
bawah. Hal ini dipicu oleh kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan keluarga tersebut
memperkerjakan seorang pengasuh. Oleh karena itu muncul sebuah lembaga yang
menggantikan fungsi pengasuhan dan pendidikan bagi anak pada saat orang tua bekerja.
Kebutuhan Taman Penitipan Anak juga semakin penting karna keberadaan lembaga tersebut
dapat membantu orang tua membentuk kepribadian, penanaman nilai – nilai agama, norma,
budi pekerti, karakter kecerdasan,toleransi, etika dan etistika dalam diri anak.
Terselenggarannya Taman Penitipan Anak Harapan Bunda di Kecamatan Hanau sesuai
dengan UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 28 ayat 4 yang
mengatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada jalur non formal berbentu Kelompok
Bermain ( KB ) Taman Penitipan Anak ( TPA ) atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) dikenal sejak zaman penjajahan Belanda. Seiring
dengan penggalakan oleh pemerintah keberadaan TPA – TPA di daerah –daerah
jugatergolong baru sehingga pengelolaan TPA tersebut masih belum sesuai dengan visi dan
misi yang diharapkan. Pengelolaan dan pendidikan yang rata – rata belum mempunyai
perkembangan jiwa anak usia dini, fasilitas yang masih sederhana adalah kondisi – kondisi
yang harus segera diperbaiki, jika berharap potensi dasar anak berkembang secara aoptimal.

2. Fokus Penelitian
Setelah diadakan observasi ke Taman Penitipan Anak Harapan Bunda kegiatan
pengembangan potensi dasar penanaman moral dan nilai – nilai agama, maka fokus
penelitian ini adalah pada kegiatan menanamkan moral dan nilai – nilai agama melalui
bermain.
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengumpulkan data mengenai :
a. Alasan pendidik melakukan kegiatan pengembangan moral dan nilai – nilai agama
melalui bermain
b. Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut
c. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut

4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
a. Memberikan masukan terhadap kegiatan pengembangan moral dan nilai – nilai agama di
TPA Harapan Bunda
b. Melatih peneliti melakukan penelitian kegiatan pengembangan anak
c. Menganalisis kegiatan anak di lembaga TPA
d. Hal – hal yang mendukung terlaksannya kegiatan tersebut
II. Landasan Teori

A. TAMAN PENITIPAN ANAK


1. Pengertian Taman Penitipan Anak ( TPA )
Taman Penitipan Anak adalah wahana asuhan kesejahteraan sosial yang berfungsi sebagai
pengganti keluarga untuk waktu tertentu bagi anak yang orang tuannya berhalangan atau
tidak punya waktu memberikan pelayanan kebutuhan kepada anaknya.Taman Penitipan
Anak juga sebagai wahana pendidikan dan pembinaan kesejahteraan anak. Penyelenggaraan
TPA sangat dibutuhkan karena munculnya kesadaran orang tua akan pentingnya pengasuhan
dan pendidikan sejak dini, karena TPA memberikan layananan yang terintegrasi dalam
bidang gizi, kesehatan dan Psikososial kepada anak . layananan kesejahteraan sosial yang
ditunjukan utuk menjamin terwujudnya kesejahteraan anak terutama terpenuhinya
kebutuhan pokok anak.
Keberadaan Taman Penitipan Anak sangat penting karena lembaga tersebut dapat membantu
orang tua dalam membentuk kepribadian, norma, budi pekerti, toleransi, penanaman nilai
agama dan moral juga dapat menggantikan peran orang tua untuk memenuhi pendidikan dan
pengasuhan anak
2. Jalur dan bentuk layanan TPA
Jalur pendidikan non formal berbentuk Kelompok Bermain ( KB , Taman Penitipan Anak
( TPA ) atau bentuk lain yang sederajat . hal ini sesuai UU No 20 Tahun 2003 terutama
pasal 28 ayat 4
3. Bentuk pelayanan dari TPA
a. Pelayanan sosialisasi ( melalui berbagai program pembelajaran )
b. Pelayanan asuhan ( diberikan dalam bentuk perawatan dan bimbingan )
c. Pelayanan kesehatan ( promosi kesehatan,, pengobatan, konsultasi, dan pemeliharaan
kesehatan )
d. Pelayan konsultasi dan konseling ( untuk orang tua dan anggota keluarga terdekat
anak )
e. Pelayanan rujukan (menerima dan mengirim anak ke lembaga layanan sosial lain
sesuai kebutuhan anak )
f. Pelayanan informasi ( penyampaian informasi tentang pelayanan anak , pendidikan,
pelatihan dan lainnya )
g. Pelayanan penguasaan dan kompetensi yang harus dimiliki anak setelah mengikuti
kegiatan di TPA yang meliputi moral dan nilai – nilai agama, fisik motorik, bahasa,
kognitif sosial emosional, seni.
TPA yang tumbuh dan berkembang di masyarakat pada umumnya memiliki dua
karakteristik berbeda yaitu :
1. TPA yang berkembang dilapisan masyarakat bahwa seperti, TPA tipe pasar, rumah
sakit dan panti asuhan
2. TPA yang berkembang di lapisan kelas menengah ke atas kegiatan pada TPA ini
adalah sebagai wahana pendidikan dini
Pada umumnya, penyelenggaraan TPA dilaksanakan oleh yayasan atau lembaga swadaya
masyarakat ( LSM ) dan hanya sebagai kecil yang diselenggarakan oleh pemerintah
instansi pembina pada TPA pada aspek kesejahteraan ialah Depdiknas. ( Luluk
Asmawati, ( 2008 / 2.16 )

B. Dasar Filsafat Pendidikan di TPA


1. Tempa
Tempa adalah mewujudkan kualitas fisik anak usia dini melalui upaya pemeliharaan,
kesehatan peningkatan mutu gizi,olahraga yang teratur dan terukur serta pendidikan
jasmani sehingga anak memiliki nilai – nilai karakteristik, seperti kuat, lincah,
memiliki daya tahan dan disiplin tinggi yaitu dengan melakukan olahraga, kesehatan
anak dan gizi.
2. Asah
Asah yang dimaksud agar anak usia dini memiliki intelektual yang berkembang.
Sehat dan berkualitas. Hal ini juga dapat dilakukan melalui pendidikan untuk
menumbuh kembangkan potensi, minat, bakat,apresiasi,persepsi, dan kreativitas,
intelektualitas secara berkelanjutan dan prospektif
3. Asih
Asih pada dasarnya merupakan pendampingan dan perlindungan anak usia dini,
sebagai upaya mewujudkan dan menjamin pemenuhan kebutuhan anak, hak anak
kelangsungan hidup ,emansipasi, hak tumbuh kembang, hak mendapat perlindungan
dari pengasuhan yang dapat merugikan pertumbuhan dan perkembangan,misalnya
perlakuan kasar dan eksploitasi, serta upaya pembinaan lanjutan dengan
mengutamakan prinsip kepentingan terbaik bagi anak serta hak berpartisipasi penuh
dan pendayagunaan waktu luang secara bermanfaat.
4. Asuh
Asuh dimaksud untuk mewujudkan kwalitas kepribadian dan jati diri anak agar
memiliki karakteristik berikut :
a. Integritas, iman dan taqwa
b. Patriotisme, nasionalisme dan kepeloporan
c. Rasa tanggung jawab, jiwa kesatria dan sportivitas
d. Jiwa kebersamaan, demokratis, tahan uji
e. Jiwa tanggap daya kritis dan idealisme
f. Optimis dan keberanian mengambil resiko
g. Jiwa kewirausahaan,kreatif dan profesional
III. Metodologi Penelitian

1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak – anak Taman Penitipan Anak ( TPA ) Harapan Bunda
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu menginterprestasikan data mengenai
fenomena / gejala yang diteliti di lapangan
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini :
a. Observasi
Observasi yaitu mengamati fenomena yang menarik untuk dijadikan fokus penelitian
b. Wawancara
Wawancara yaitu menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data atau bukti – bukti serta
penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian.
IV. Analisis Data
A. Tabulasi Data
Observasi Wawancara dengan Guru Dokumentasi
Sebelum masuk kelas anak berbari Kegiatan ini merupakan kegiatan Sesuai dengan
didepan kelas dipimpin salah satu awal yang dikemas secara menarik jadwal pemutaran
temannya dan dibimbing guru, tetapi sudah memasukan penanaman sentra
anak melakukan kegiatan fisik nilai moral dan agama dengan
motorik sederhana dengan dimulai dari yang paling sederhana
gembira, sambil dikolaborasikan dengan gerakan –
berhitung,menghafal rukun islam, gerakan fisik motorik
rukun sholat, rukun whudu di
kolaborasikan dengan gerakan fisik
motorik
Awal kegiatan didalam kelas guru Semua dilakukan dengan Disesuaikan
mengajak berhitung dengan baik permainan, pengenalan huruf dengan sentra
arab, menyanyi religi kemudian
hijaiyah.
mengenalkan huruf hijaiyah.
Semua anak mengikuti dengan Huruf hijaiyah dikenalkan dengan
antusias
permainan kartu besar
Anak juga dilatih pembiasaan dan Membaca do’a sebelum dan Foto kegiatan
kemandirian sampai kegiatan
sesudah melakukan sesuatu belajar
berakhir
memakai dan melepas baju sendiri,
makan sendiri

B. Hasil Analis
Kegiatan pengembangan moral dan nilai agama pada TPA Harapan Bunda dilakukan dengan
permainan bermaksud mengembangkan potensi dasar perkembangan moral dan nilai – nilai
agama sejak dini, mencintai dan mengetahui aturan agamanya berprilaku baik dan berbudi
pekerti luhur sesuai pendapat pusat kurikulum balitabag Depdiknas ( 2002 ) yang
menyatakan pada tahapan anak usia dini yang menjadi fokus hasil belajar adalah
menanamkan sejak dini pentingnnya pembinaan sikap dan perilaku yang dapat dilakukan
melalui pembiasaan yang baik. Sehingga menjadi dasar hukum dalam pembentukan pribadi
anak yang sesuai dengan nilai – nilai yang dijunjung tinggi ooleh masyarakat untuk
membantu anak agar tambah menjadi pribadi yang matang dan mandiri.
Kegiatan menanamkan moral dan nilai – nilai agama untuk anak usia TPA merupakan
tantangan tersendiri bagi guru TPA Harapan Bunda disajikan dengan bentuk permainan
menimbulkan jalinan kasih sayang antara guru dengan murid bagi anak. Anak dapat bebas
mengeluarkan dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya,berekspresi,
menemukan,mengekspresikan perasaan, bekreasi dengan pendapat Megawangi ( 2004 ) yang
menyatakan bahwa pendidik berperan membantu pengembangan perilaku anak, maka
pendidik harus :
1. Memperlakukan anak didik dengan kasih sayang dan hormat
2. Memberikan perhatian yang khusus secara individu dimana guru mengerti permasalahan
anak didiknya
3. Menjadi panutan moral bagi anak didiknya
Kegiatan yang dilakukan di TPA Harapan Bunda yaitu pembiasaan, latihan, keteladanan dan
penanaman moral dan nilai – nilai agama melalui bermain akan merangsang kemampuan
anak untuk mandiri, perilaku sehat dan berahlak mulia sesuai dengan pendapat Menik Siti
Arifah ( 2004 ) bahwa pelatihan ( training ) di bawah bimbingan dan pengawasan akan
meransang untuk beraksi, dan membangkitkan emosi yang menyenangkan.
Penataan lingkungan bermain baik didalam maupun diluar benar – benar membuat anak
tenggelam dalam suasana pembelajaran perilaku menyenangkan. Karena hal itu dilakukan
setiap hari, maka dengan tidak terasa penanaman moral dan nilai – nilai agama ini telah
tertanam pada anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Brian Cambourne ( 1998 ) mengenai
ketenggelaman ( immersion ) yaitu anak tenggelam dalam satu keadaan, lingkungan dan
kondisi yang dipenuhi oleh kegiatan pembiasaan perilaku dan budi pekerti luhur sesuai
norma –norma agama. Baik secara umum maupun secra khusus , TPA Harapan Bunda
mempunyai kegiatan yang baik dan terarah yang telah disusun sejalan dengan teori – teori
bidang pengembangan moral dan nilai – nilai agama sehingga dapat mencapai tujuan yang
diinginkan.
V. Keseimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut :
1. TPA Harapan Bunda telah mempunyai program pengembangan moral dan nilai –
nilai agama yang meletakan dasar – dasar kuat bagi kemampuan perilaku mandiri
dan budi pekerti luhur. Alasan dari pengembangan kegiatan tersebut adalah
memfasilitasi anak baik berupa sarana maupun prasarana di TPA dalam meletakkan
dasar – dasar kepribadian,kecerdasan, lingkungan sosial dan menjaga kesehatan,
serta rasa aman,membekali norma – norma yang terkandung dalam moral dan nilai –
nilai agama untuk menjadi manusia yang berbudi luhur dengan berahlak mulia.
2. Lingkungan TPA yang kondusif memakai dan dengan alat permainan yang cukup
sangat mendukung pencapaian tujuan pengembangan tersebut
3. Kerjasama yang baik merupakan hal yang sangat mendukung kelancaran program
pengembangan di TPA Harapan Bunda

B. Saran – saran
1. Dalam mengembangkan pengembangan moral dan nilai – nilai agama perlu
diseibangkan dengan pengembangan kemampuan dasar yang lain agar hasil
lebih optimal
2. Pengasuh selalu menambah bekal pengetahuan pengembangan kemampuan
dasar anak, sehingga TPA Harapan Bunda bukan sekedar lembaga pengasuhan
tetapi juga merupakan Taman Pendidikan Anak Usia Dini yang
mengembangkan semua potensi dasar anak secara optimal
DAFTAR PUSTAKA

Syah, Siti. 2007 Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini
Jakarta : Universitas Terbuka

Asnawati,Luluk. 2008. Pengelolaan kegiatan pengembangan Anak Usia Dini


Jakarta : Universitas Terbuka

Depdiknas, 2004. Kurikulum TK dan RA Standart Kompetensi


Jakarta : Balitabang

Gunarti, Winda.2008 Metode Pengembangan Perilaku dan kemampuan dasar Anak Usia
Dini Jakarta : Universitas Terbuka

Wijaya D Winarni. 2008 Kurikulum Pendidikan Anak usia Dini


Jakarta : Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai