Hematoma Epidural
Hematoma Epidural
Tingkat Kemampuan : 3B
BATASAN
Perdarahan terjadi diantara durameter dan tulang tengkorak. Perdarahan ini terjadi karena terjadi
akibat robeknya salah satu cabang arteria meningea media, robeknya sinus venosus
durameter atau robeknya arteria diploica. Robekan ini sering terjadi akibat adanya fraktur tulang
tengkorak.
Anamnesis
Riwayat Trauma
Lucid interval (hilangnya kesadaran pada saat terjadinya trauma dan penurunan dari status
mental yang drastis )
Mual Pusing
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik sebaiknya melaului evaluasi pada kejadian trauma dan hubungannya
dengan defisit neurologis, antara lain:
Bradikardi dengan atau tanpa hipertensi yang menunjukkan pada peningkatan tekanan
intracranial
Fraktur tulang tengkorak, hematoma, laserasi.
Otorrehea dan rhinorhea CSF yang berasal dari fratur tengkorak dengan disrupsi duramater
Hemotympani
Instabilitas dari tulang belakang
Penunrunan derajat kesadaran (GCS Score)
Anisokoria (dilatasi pupil ipsilateral karena hernisai unkal dengan kompresi dari
N.occulomotorius)
Lesi N. Fasialis
Kelemahan (hemiparesis kontralateral akibat dari kompresi pedunkulus vertebra)
Defisit neurologik fokal lainnya (afasia, kelainan lapangan pandang, mati rasa, ataksia)
tergantung pada derajat lesi yang terjadi. Temuan tersebut adalah sebagai berikut:
Kelemahan (unilateral atau bilateral). Defisit sensorik dengan parestesis radikuler
(unilateral atau bilateral), gangguan refleks, gangguan pada tonus spincter anus dan
kandung kemih
Kriteria Diagnosis
1. Adanya trauma kepala disertai dengan sakit kepala, mual dan muntah yang semakin berat
2. CT-Scan kepala : didapatkan gambaran epidural hematoma
3. Kepala : terdapat fraktur linier
4. Adanya lucid interval
5. Adanya lateralisasi atau tanda herniasi otak
Diagnosis Banding
Pemeriksaan Penunjang
CT-Scan kepala dengan kontras, bila tidak tersedia dilakukan foto polos kepala AP/Lateral. Pada
CT-Scan akan didapatkan gambaran bikonveks atau lensa cembung.
Terapi
a. Non Bedah :
1. Infus Nacl 0,9 %
2. Mannitol 5 cc/kgBB/20 menit (bila ada herniasi atau rapi deterioration)
3. Bila kejang diberi Valium 5-10 mg/iv dilanjutkan dengan phenitoin loading 15
mg/iv dalam 100cc PZ ½ jam dilanjutkan 5 mg/kgBB/hari
b. Bedah :
1. Burrhole (kraniotomi) diagnostik (bila tidak tersedia CT-Scan kepala atau kondisi
pasien sangat cepat memburuk)
2. Trepanasi bila ada CT-Scan
Prognosis
Tingkat Kemampuan : 3B
Definisi
Perdarahan terjadi di antara durameter dan arakhnoidea. Perdarahan dapat terjadi akibat robeknya
vena jembatan (bridging veins) yang menghubungkan vena di permukaan otak dan sinus
venosus di dalam durameter atau karena robeknya arachnoid.
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Papil edema
Diplopia akibat kelumpuhan n. III
Anisokor pupil
Defisit motorik
Kriteria Diagnosis
a. Adanya trauma di kepala disertai dengan sakit kepala, mual dan muntah yang semakin
berat
b. CT-Scan kepala : didapatkan gambaran subdural hematoma
c. Foto kepala : terdapat fraktur linier
d. Adanya lateralisasi atau tanda herniasi otak
Diagnosis Banding
a. EDH
b. SAH
c. Stroke-ICH
d. Tumor otak
Pemeriksaan Penunjang
Terapi
Tingkat Kemampuan : 3B
Definisi
Perdarahan tiba-tiba ke dalam rongga diantara otak dan selaput otak (rongga subaraknoid)
diantara lapisan dalam (pia mater) dan lapisan tengah (arachnoid mater) para jaringan yang
melindungan otak (meninges).
Anamnesis
Sakit kapala, yang bisa tiba-tiba tidak seperti biasanya dan berat (kadangkala disebutsakit
kepala thunderclap)
Nyeri muka atau mata
Penglihatan ganda
Kehilangan penglihatan sekelilingnya
Pemeriksaan Fisik
Fraktur tulang kepala
Tanda-tanda peningkatan TIK
Kriteria Diagnosis
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang : CT scan kepala tanpa kontras
Diagnosis Banding
SDH
EDH
SAH
Pemeriksaan Penunjang
Jumlah sel darah lengkap
Prothrombin time (PT), activated partial thromboplastin time (aPTT)
CT-scan urgensi tanpa zat kontras
Angiografi serebral
MRI
Terapi
Intubasi endotrakeal pada pasien melindungi dari aspirasi yang disebabkan oleh refleks
proteksi saluran nafas yang tertekan.
Intubasi untuk hiperventilasi pasien dengan tanda-tanda herniasi
Cegah sedasi berlebihan
Jika disangka terjadinya herniasi, dapat dilakukan intervensi dibawah ini :
Gunakan agen osmotik, seperti mannitol, yang mengurangi TIK sebesar 50%dalam 30
menit, puncaknya setelah 90 menir, dan berakhir dalam 4 jam.
Diuretik loop, seperti furosemid, juga menurunkan TIK tanpa meningkatkan
serumosmolalitas.
Monitoring
Awasi aktivitas jantung, oksimetri, tekanan darah otomatis, dan CO2 tidal-
akhir,ketika diaplikasikan.
Pengawasan CO2 tidal-akhir pada pasien yang diintubasi memungkinkan klinisi
menghindari hiperventilasi berlebihan atau tidak mencukupi. Target pCO2 adalah
30-35 mmHg untuk mengurangi peningkatan TIK
Anti hipertensi
Terapi kejang
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam/malam
Ad sanationam : dubia ad bonam/malam
Ad fumgsionam : dubia ad bonam/malam
CEDERA MEDULLA SPINALIS
Definisi
Adalah cedera di tulang belakang akibat adanya trauma dengan disertai dengan nyeri dan
atau tanpa disertai dengan adanya defisit neurologis
Kriteria Diagnosis
a) Adanya trauma di tulang belakang disertai dengan nyeri lokal di lokasi tulang belakang
dan jejas dislokasi tulang belakang
b) Foto vertebra : terdapat fraktur kompresi, dislokasi
c) Adanya defisit neurologis
Diagnosis Banding
Sindroma Guillian Barre
Stroke – ICH
Tumor otak
Pemeriksaan Penunjang
Foto polos vertebra AP/Lat
CT-Scan, bila diperlukan
MRI bila diperlukan
Terapi
Non Bedah:
o Fiksasi, imobilisasi (collar dan papan pengangkut) dan Resusitasi
o Solumendrol (harus diberikan sebelum 8 jam pertama), dengan dosis:
Awal : 30 mg/kgBB diencerkan aqua 40 cc/drip dalam 15 menit. Berikutnya
: 5,4 mg/kgBB diencerkan 100 cc/drip dalam 60 menit selama 23 jam
Kontra Indikasi Solumedrol : Hamil, DM, Herpes, TB Aktif, Ulkus
Peptikum, Umur < 13 tahun
Terapi jika terdapat spinal syok (beri vosopressor bukan cairan)
Atasi bradikardi (beri Sulfat atropin)
Cegah hipotermi
Bedah : Dekompresi/Reposisi/Fiksasi/ Stabilise indikasi
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam/malam
Ad sanationam : dubia ad bonam/malam
Ad fumgsionam : dubia ad bonam/malam
ABSES SEREBRI
NO. ICD10 : G06.0
Tingkat Kemampuan : 3B
Definisi
Abses serebri aalah proses supuratif fokal dalam parenkim otak yang disebabkan oleh infeksi
bakteri, jamur atau protozoa
Kriteria Diagnosis
Gejala klinis tergantung :
o Lokasi abses
o Besar abses
o Jumlah lesi
o Edema serebri yang menyertai
o Respons tubuh terhadap infeksi
o Virulensi kuman
o Fokus infeksi
Gejala klinis yang tersering adalah :
o Nyeri kepala
o Demam
o Defisit neurologis fokal
o Nausea, vomiting
o Kejang
o Kaku kuduk
o Papil bendung
o Penurunan kesadaran
Diagnosis Banding
Tumor otak (astrositoma)
Infark serebri
Tuberkuloma
Kista arachnoid
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Radiologis : CT-Scan, MRI
Terapi
a. Non Bedah : Pemberian antibiotik jangka panjang (± 6 minggu) dan sampai kultur negatif
2 kali berturut-turut
Cefotaxime : Dewasa 1 gram tiap 8 jam, iv bila sangat berat dapat dinaikkan 2 gram
tiap 4 jam iv. Anak : 50 mg/kg iv setiap 6 jam
Ceftriaxone : Dewasa : 2 gram iv tiap 12 jam. Anak : 75 mg/kg dosis inisial
dilanjutkan 100 mg/kg/hari di bagi setiap 12 jam
Definisi
Infeksi pada tulang belakang yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.
Anamnesis
Malaise
Demam
Proses penyakit yang berlangsung kronik
Penurunan berat badan
Keringat malam
Nyeri tulang belakang
Riwayat infeksi paru-paru akibat TB
Riwayat kontak dengan penderita TB
Pemeriksaan Fisik
Kifosis pada tulang belakang
Gibbus
Sinus pada tulang belakang
Pembesaran kelenjar getah bening regional
Defisit neurologis
Pemeriksaan Penunjang
Imaging :
o X-Ray :
o CT-scan (jika perlu)
o MRI (jika perlu)
o Bone Scan (jika perlu)
Laboratorium : darah rutin, CRP, ESR, kultur dan tes sensitifitas, tes tuberculin. Lainnya
jika diperlukan
Kriteria Diagnosis
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Terapi
Non Operatif:
o Terapi OAT
o Roborantia
o Orthosis (jika perlu)
Operatif
o Debridement
o Evakuasi abses (jika perlu)
o Stabilisasi posterior (jika perlu)
Komplikasi
Sepsis
Cedera saraf/pembuluh darah
Infeksi tidak teratasi
Kelumpuhan