Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan perkembangan dan kemajuan teknologi modern pada saat ini
yang begitu pesat, membuat semua orang selalu ingin mencari tahu, mempelajari
serta membuat alat-alat yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan
bermanfaat bagi orang banyak, bahkan tak sedikit orang yang mengembangkan
alat yang sudah ada menjadi lebih canggih lagi. Hal ini turut berpengaruh pada
dunia pendidikan. Khususnya di Politeknik Negeri Sriwijaya Jurusan Teknik
Elektro Program Studi Teknik Telkomunikasi. Mahasiswa/i dituntut untuk dapat
mengembangkan teknologi-teknologi pada masa yang akan datang.

Pemeriksaan suhu digunakan untuk mengetahui keadaan kesehatan kondisi


tubuh manusia. Untuk mengetahui suhu tubuh tersebut diperlukan suatu alat
yang dapat memberikan informasi mengenai berapa suhu tubuh. Alat tersebut
dinamakan thermometer namun Bagi orang yang mempunyai keterbatasan
pengelihatan seperti rabun atau tunanetra juga membutuhkan pengukur suhu
tubuh yang dapat memberikan informasi suhu tubuhnya melalui suara.
Berdasarkan hal itu maka penulis bermaksud membuat alat pengukur suhu tubuh
yang bisa membantu seseorang yang mempunyai keterbatasan penglihatan yang
diharapkan alat ini dapat memberikan informasi suhu tubuhnya melalui suara
yang akan terdengar dan akan memberikan peringatan getaran jika suhu nya
dalam keadaan tinggi hal ini diharapkan dapat membatu orang-orang yang
mempunyai keterbatasan penglihatan tersebut dalam mengetahui kondisi
tubuhnya. Oleh sebab itu, penulis akan membuat tugas akhir berupa alat yang
berjudul “ RANCANG BANGUN TERMOMETER SUHU TUBUH
DENGAN TAMPILAN DIGITAL,INDIKATOR GETARAN DAN OUTPUT
SUARA “.Yang diharapkan alat ini akan bermanfaat dan dapat memberikan
kemudahan bagi mereka yang memiliki keterbatasan penglihatan.

1
1.2 Perumusan Masalah
Pada proyek akhir ini, penulis akan membahas mengenai bagaimana
prinsip kerja dari rangkaian Rancang bangun Alat Pengukur suhu tubuh dengan
tampilan digital,Indikator Getaran dan Output suara.

1.3 Pembatasan Masalah


Agar pembahasan tidak menyimpang dari pokok perumusan masalah
yang ada maka penulis membatasi permasalahan hanya pada prinsip kerja prinsip
kerja dari rangkaian Rancang bangun Alat Pengukur suhu tubuh dengan tampilan
digital,indikator getaran dan output suara.

1.4 Tujuan dan Manfaat


1.4.1 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan alat dan laporan akhir ini adalah:
1. Dapat menerapkan dan mengembangkan teori maupun praktek yang
didapat selama mengikuti perkuliahan di Politeknik Negeri Sriwijaya.
2. Merancang Alat Pengukur suhu tubuh dengan tampilan digital,indikator
getaran dan output suara. Sehingga dapat bermanfaat bagi mahasiswa/i
Politeknik Negeri Sriwijaya khususnya untuk Jurusan Teknik Elektro
Program Studi Teknik Telekomunikasi.
3. Dapat mengetahui dan memahami prinsip kerja dari Rancang bangun Alat
Pengukur suhu tubuh dengan tampilan digital,indikator getaran dan output
suara .

1.4.2 Manfaat
Manfaat dari pembuatan alat dan laporan akhir ini untuk berbagai pihak
seperti penulis, pembaca, dan Politeknik Negeri Sriwijaya adalah :
1. Bagi penulis, dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu yang didapat
selama mengikuti perkuliahan di Politeknik Negeri Sriwijaya.
2. Bagi pembaca, dapat menambah pengetahuan serta informasi sehingga
pembaca dapat mengembangkan alat ini lebih baik lagi.

2
3. Bagi Politeknik Negeri Sriwijaya terkhususkan Jurusan Teknik Elektro
Program Studi Teknik Telekomunikasi, diharapkan alat ini dapat
membantu mahasiswa maupun dosen yang mempunyai gangguan
terhadap pengelihatan (rabun pada mata).

1.5 Metodelogi Penulisan


Adapun metode yang dilaksanakan dalam pembuatan alat dan penulisan
laporan akhir sebagai berikut :
1. Metode Observasi
Metode observasi merupakan metode dengan cara melakukan pengamatan
terhadap alat yang akan dibuat dengan melakukan percobaan-percobaan
baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Metode Literature / Dokumentasi
Metode literature / dokumentasi merupakan metode dengan cara mencari
dan mengumpulkan informasi dari buku, artikel serta browsing dari
internet yang berhubungkan dengan sensor suhu, Arduino,rangkaian
penguat (Amplifier).
3. Metode Wawancara/ Interview
Setelah melalui metode observasi dan dokumentasi maka selanjutnya
melakukan komunikasi dan tanya jawab dengan dosen pembimbing atau
orang yang berpengalaman dibidangnya.
4. Metode Eksperimen
Metode eksperimen dilakukan dengan cara merancang, membuat dan
menguji alat di Bengkel dan Laboratorium Teknik Elektro Program Studi
Teknik Telekomunikasi Politeknik Negeri Sriwijaya sehingga pengukur
suhu tubuh dengan output suara ini dapat digunakan .

3
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam penulisan dan penyusunan Laporan Akhir,
maka penulis membaginya dalam beberapa bab pembahasan dengan urutan
sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis mengemukakan latar belakang pemilihan
judul,rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat
penulisan, metodelogi, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang berhubungan
dengan alat yang akan dibuat.

BAB III RANCANG BANGUN PERALATAN


Bab ini menjelaskan tentang perancangan alat yang dimulai dari
diagram blok, rangkaian lengkap, komponen atau bahan yang
diperlukan dalam pembuatan alat, cara kerja rangkaian serta analisa
kerja alat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab ini akan membahas pengujian dan pengukuran yang
berhubungan dengan alat yang dirancang dalam laporan.

BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil pembahasan topik
perancangan yang telah dilakukan pada proses pengujian serta
saran kepada pembaca mengenai alat yang dibuat.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar

Suhu adalah suatu besaran yang menunjukan derajat panas dari suatu benda.
Benda yang memiliki panas akan menunjukan suhu yang tinggi daripada benda
dingin. Sering kita menyebutkan suatu benda panas atau dingin dengan cara
menyentuh benda tersebut dengan alat indra kita, walau kita tidak dapat
menyimpulkan berapa derajat panas dari benda tersebut, untuk mengetahui
seberapa besar suhu benda tersebut maka digunakanlah termometer. Termometer
adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu atau alat yang digunakan untuk
menyatakan derajat panas atau dingin suatu benda. Termometer memanfaatkan
sifat termometrik dari suatu zat, yaitu perubahan dari sifat-sifat zat disebabkan
perubahan suhu dari zat tersebut. Adapun jenis zat cair yang digunakan pada
termometer diantaranya sepeti:

1. Termometer raksa

Termometer yang biasanya digunakan saaat ini adalah termometer air


raksa. Fungi dari air raksa sebagai penunjuk suhu suatu benda yang diukur,
berikut ini beberapa keunggulan dari air raksa diantaranya seperti:

1. Sangat peka terhadap perubahan dari suhu.


2. Dapat dipakai untuk mengukur suhu yang tinggi maupun yang rendah.
3. Mengkilap seperti perak sehingga mudah sekali untukdilihat.
4. Tidak akan membasahi dinding kaca.
5. Mengembang dan memuai secara teratur.

5
Raksa juga mempunyai kelemahan:

1. Harganya mahal dan susah diperoleh


2. Raksa tidak bisa mengukur suhu yang sangat rendah.
3. Raksa termasuk kedalam zat beracun sehingga berbahaya apabila
tabungnya bocor atau pecah.

2. Termometer Alkohol

Selain cairan raksa, alkohol juga bisa digunakan untuk mengisi pipa
termometer. Tapi penggunaan alkohol pada termometer tidak sebanyak
penggunaan air raksa. Alkohol dapat digunakan sebagai pengisi pipa termometer
sebab alkohol mempunyai beberapa keunggulan diantaranya seperti:

1. Mempunyai titik beku yang rendah


2. Harga yang relatif murah.
3. Dan mudah memuai.

Alkohol juga mempunyai beberapa kelemahan:

1. Alkohol dapat membasahi dinding kaca dari termometer.


2. Alkohol tidak bisa digunakan untuk mengukur suhu yang tinggi.
3. Dan alkohol tidak berwarna, sehingga perlu diberi warna supaya mudah
untuk terlihat.

2.2 Pengertian Sensor Suhu LM35

Sensor Suhu LM35 adalah salah satu jenis sensor yang merubah besaran
suhu ke besaran listrik dalam bentuk tegangan. LM35 memiliki 3 buah pin kaki,
pin1 untuk INPUT tegangan positif (+), pin2 OUTPUT, pin3 INPUT tegangan
negatif/GND (-).

6
Pin Sensor LM35

Dapat beroperasi pada tegangan 4 volt sampai 30 volt. Setiap suhu 1 derajat
Celcius akan menunjukan tegangan 10 mV.

Persamaan:

Vout = 10 mV/1ºC

Artinya, jika terbaca tegangan Vout = 500 mV, maka temperaturnya =


500mV/10mV= 50ºC.

Berikut ini adalah karakteristik dari sensor LM35:

1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan
suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC.
3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari
0,1 ºC pada udara diam.
7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.

Gambar rangkaian sensor LM35

7
Skema Sensor Suhu LM35

2.3 Pengertian Arduino

Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-


sourcediturunkan dari Wiring platform dirancang untuk memudahkan penggunaan
elektronik dalam berbagai bidang. Hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR
dan softwarenya memiliki bahasa pemrograman sendiri.Arduino juga merupakan
platform hardware terbuka yang ditujukan kepada siapa saja yang ingin membuat
purwarupa peralatan elektronik interaktif berdasarkan hardware dan software yang
fleksibel dan mudah digunakan. Mikrokontroler diprogram menggunakan bahasa
pemrograman arduino yang memiliki kemiripan syntax dengan bahasa
pemrograman C. Karena sifatnya yang terbuka maka siapa saja dapat mengunduh
skema hardware arduino dan membangunnya.Arduino menggunakan keluarga
mikrokontroler ATMega yang dirilis oleh Atmel sebagai basis, namun ada
individu/perusahaan yang membuat clone arduino dengan menggunakan
mikrokontroler lain dan tetap kompatibel dengan arduino pada level hardware.
Untuk fleksibilitas, program dimasukkan melalui bootloader meskipun ada opsi
untuk membypass bootloader dan menggunakan downloader untuk memprogram
mikrokontroler secara langsung melalui port ISP.

8
2.4 Pengertian LCD

LCD adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca bening
dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment
dan lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan
medan listrik (tegangan), molekul organik yang panjang dan silindris
menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen. Lapisan sandwich memiliki
polarizer cahaya vertikal depan dan polarizer cahaya horisontal belakang yang
diikuti dengan lapisan reflektor. Cahaya yang dipantulkan tidak dapat melewati
molekul-molekul yang telah menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan
terlihat menjadi gelap dan membentuk karakter data yang ingin ditampilkan.

Contoh Bentuk LCD (Liquid Cristal Display)

Dalam modul LCD (Liquid Cristal Display) terdapat microcontroller yang


berfungsi sebagai pengendali tampilan karakter LCD (Liquid Cristal Display).
Microntroller pada suatu LCD (Liquid Cristal Display) dilengkapi dengan memori
dan register. Memori yang digunakan microcontroler internal LCD adalah :

1. DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori


tempat karakter yang akan ditampilkan berada.
2. CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan
memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari
karakter dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan.
3. CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan memori
untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut
merupakan karakter dasar yang sudah ditentukan secara permanen oleh

9
pabrikan pembuat LCD (Liquid Cristal Display) tersebut sehingga
pengguna tinggal mangambilnya sesuai alamat memorinya dan tidak dapat
merubah karakter dasar yang ada dalam CGROM.

2.4 Amplifier
Penguat /Amplifier adalah rangkaian komponen elektronika yang dipakai
untuk menguatkan daya (atau tenaga secara umum). Dalam bidang audio,
amplifier akan menguatkan signal suara berbentuk analog dari sumber suara yaitu
memperkuat signal/gain arus (I) dan tegangan (V) listrik berbentuk sinyal AC dari
inputnya menjadi arus listrik AC dan tegangan yang lebih besar, juga dayanya
akan menjadi lebih besar di bagian outputnya. Besarnya penguatan ini sering
dikenal dengan istilah gain. Nilai dari gain yang dinyatakan sebagai fungsi
penguat frekuensi audio, gain power amplifier antara 20 kali sampai 100 kali dari
signal input.Sebuah penguat suara elektronik Jadi gain merupakan hasil bagi dari
daya di bagian output (Pout) dengan daya di bagian inputnya (Pin) dalam bentuk
bentuk frekuensi listrik AC. Ukuran dari gain (G) ini satuannya adalah decibel
(dB). Dalam bentuk rumus dinyatakan sebagai berikut:

G(dB)=10log(Pout/Pin)).

Pout adalah Power atau daya pada bagian output, dan Pin adalah daya pada
bagian inputnya.Sebelum dayanya dikuatkan pada Power Amplifier ada bagian
pengatur suara yaitu biasanya terdiri dari Volume, Bass, Trible, balance, loudness.
Dalam bagian rangkaian Power Amplifier pada proses penguatan audio ini terbagi
menjadi dua kelompok bagian penting yaitu bagian penguat signal tegangan (V)
disebut driver kebanyakan menggunakan susunan transistor darlington, dan bagian
penguat arus atau penguat daya susunannya transistor paralel, masing-masing
transisistor berdaya besar dan menggunakan sirip pendingin untuk membuang
panas ke udara, sekarang ini banyak yang menggunakan transistor simetris
komplementer.

10
BAB III
RANCANG BANGUN ALAT

3.1 Perancangan dan Tahap-tahap Perancangan


Perancangan adalah tahap terpenting dari seluruh proses pembuatan alat.
Tahap pertama yang paling penting dalam pembuatan alat adalah membuat
diagram blok rangkaian, kemudian memilih komponen dengan karakteristik yang
sesuai dengan kebutuhan. Untuk pemlihan komponen ini diperlukan data book
serta petunjuk lain yang dapat membantu dalam mengetahui spesifikasi dari
komponen tersebut sehingga komponen yang didapa merupakan pilihan yang
tepat bagi alat yang akan dibuat.
Tahap perancangan ini dimulai dari pembuatan diagram blok rangkaian,
pemilihan komponen, pengaturan tata letak komponen (pembuatan layout),
pemasangan komponen sampai dengan finishing.
Perancangan alat ini mempunyai tujuan untuk mendapatkan hasil akhir
yang baik seperti yang diharapkan, dengan memperhatikan penggunaan
komponen yang murah serta mudah didapatkan di pasaran. Selain itu, dengan
adanya perancangan tersebut akan mempermudah kita mencari dan memperbaiki
kerusakan peralatan atau rangkaian tersebut. Dengan adanya perancangan yang
baik, maka didapatkan suatu alat yang sesuai dengan keinginan dari perancangan
alat itu sendiri.
Dalam pembuatan alat ini terdapat beberapa langkah perencanaan dan
perancangan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Secara garis besar,
langkah-langkah perancanaan dan perancangan terdiri atas dua bagian yaitu
perancangan elektronik dan perancangan mekanik. Pada tahan elektronik adalah
merancang penyusunan rangkaian-rangkaian yang akan dibutuhkan. Sedangkan
perancangan mekaniknya adalah merancang bentuk luar atau mendesainbox
seindah mungkin dengan ukuran-ukuran yang sesuai agar tidak mengganggu kerja
rangkaian.

11
3.2 Blok Diagram

LCD

SENSOR SUHU Arduino DRIVER MP3 RANGKAI SPEAKER


AN
DRIVER MP3 PENGUAT

Power Supply
DRIVER MP3

VIBRATOR
V

Gambar 3.1 Diagram Blok

12
3.3 Prinsip Kerja Rancang Bangun Alat Pengukur Suhu Tubuh Dengan
Indikator Getaran Dan Output Suara.

Alat ini dilengkapi dengan sensor Suhu LM35 yang berfungsi sebagai
pendeteksi temperatur suhu tubuh atau sebagai input data. Hasil input data ini
akan diproses didalam arduino, yang mana di dalam arduino telah disetting jika
suhu badan tubuh 10℃-33 ℃ ,speaker pada alat ini akan melafalkan kata suhu
rendah dan led kuning akan menyala dan jika suhu tubuh mencapai 34 ℃-38 ℃
akan menghidupkan led biru dan speaker pada alat ini akan melafalkan kata suhu
normal dan jika suhu tubuh mencapai 39 ℃-45℃, speaker pada alat ini akan
melafalkan kata suhu tinggi dan led bewarna merah akan menyala .selain itu hasil
suhu yang terukur juga akan tampak pada layar LCD dan jika suhu mencapai suhu
tinggi maka secara akan otomatis ,mendapat getaran pada tubuh.

13
3.3 Daftar Komponen dan Anggaran Biaya
Adapun Daftar komponen, jumlah, serta harga yang akan digunakan pada
rangkaian dapat dilihat pada table

Tabel 1. Daftar Komponen dan Rincian Biaya

No Nama Komponen Spesifikasi Jumlah Harga Harga Total


Satuan
1. Sismin 1 Rp 250.000 Rp 250.000
Mikrokontroller
Atmega 16
2. Flash disk 3 Rp 30.000 Rp 90.000
3. LCD 19 x 16 cm 1 Rp 150.000 Rp 150.000
4. Speaker 1 Rp 30.000 Rp 30.000
5. Termometer Digital 1 Rp 50.000 Rp 50.000
6. Sensor Suhu lm35 1 Rp 35.000 Rp 35.000
7. Vibrator 1 Rp 75.000 Rp 75.000
8. Papan PCB 20 x 10 cm 20 Rp 8.000 Rp 160.000
9. FeCl3 - ½ KG Rp. 20.000 Rp. 20.000
10. Timah - 1 Roll Rp. 60.000 Rp. 60.000
11. Lotfet 3 Rp. 5000 Rp.15.000
12. Rugos 15 Rp. 3000 Rp.45.000
13. Spidol 5 Rp. 7000 Rp. 35.000
14. Kabel Pelangi 10 lead 6m Rp. 9000 Rp. 54.000
15. Switch 5 Rp. 3000 Rp. 15.000
16. Baut Mur 2 MM 100 Rp. 1000 Rp.100.000
17. Travo CT 2A 4 Rp. 33.000 Rp. 132.000
18. Dioda Bridge 2 Rp. 2000 Rp. 4000
19. IC 7815 2 Rp. 2500 Rp. 5.000
20. IC 7812 2 Rp. 2500 Rp. 5.000
21. IC 7809 2 Rp. 2500 Rp. 5.000

14
22. IC 7915 2 Rp. 3000 Rp. 6.000
23. IC 7912 2 Rp. 3000 Rp. 6.000
24. IC 7909 2 Rp. 3000 Rp. 6.000
25. Kapasitor 2200𝜇𝐹35 v 6 Rp. 3000 Rp. 18.000
26. Kapasitor 1000𝜇𝐹 35 v 6 Rp. 2000 Rp. 12.000
27. Kapasitor 470𝜇𝐹 25 v 6 Rp.1000 Rp.6.000
28. Kapasitor 18 Nf 25 v 6 Rp.1500 Rp. 9.000
29. Kapasitor 1 𝜇𝐹 35 v 6 Rp. 500 Rp. 3.000
30. Kapasitor 180 Nf 25 v 6 Rp.1500 Rp. 9000
31. Kapasitor 220 nf 25 v 6 Rp.1500 Rp. 9000
32. Kapasitor 300 µf 3 Rp. 1500 Rp. 4500
33. IC Op-Amp 741 2 Rp. 5000 Rp.10.000
34. IC LM358 2 Rp. 6.000 Rp. 12.000
35. Kabel Tembaga 0.3 mm 1 ons Rp.10.000 Rp. 10.000
36. Resistor 22Ω 10 Rp. 500 Rp.5.000
37. Resistor 1.2 KΩ 10 Rp. 500 Rp. 5.000
38. Resistor 20 KΩ 10 Rp. 500 Rp. 5.000
39. Resistor 10 KΩ 10 Rp. 500 Rp. 5.000
40. Resistor 1.8KΩ 10 Rp. 500 Rp.5.000
41. Resistor 57 KΩ 10 Rp. 500 Rp. 5.500
42. Resistor 2.7 KΩ 10 Rp. 500 Rp. 5.000
43. Resistor 3.3 KΩ 10 Rp. 500 Rp. 5.000
44. Resistor 100 KΩ 5 Rp. 500 Rp. 2.500
45. Resistor 100Ω 10 Rp. 500 Rp. 5.000
46. Resistor Variabel 10 KΩ 2 Rp. 1000 Rp. 2.000
47. Resistor Variabel 150 KΩ 2 Rp. 1000 Rp. 2.000
48. Led Merah/Biru/Kuni 6 Rp. 500 Rp. 3.000
ng
BIAYA TAK TERDUGA Rp. 500.000,-
JUMLAH Rp. 1.945.500 ,

15
3.4 Rencana dan Jadwal Kerja

Hal yang akan direncanakan dan dijadwalkan oleh penulis yaitu:

1. Membaca referensi
2. Penulisan Proposal
2.1 Latar Belakang
2.2 Perumusan Masalah
2.3 Tujuan
2.4 Manfaat
2.5 Metode
2.6 Tinjauan Pustaka
2.7 Rencana dan Jadwal Kerja
2.8 Rencana Anggaran Belanja
2.9 Referensi
3. Penulisan Bab I
3.1 Latar Belakang
3.2 Perumusan Masalah
3.3 Tujuan
3.4 Manfaat
3.5 Metode
4. Penulisan Bab II (Tinjauan Pustaka)
5. Penulisan Bab III (Rancangan Bangun Alat)
6. Penulisan Bab IV (Hasil dan Percobaan)
7. Penulisan Bab V (Kesimpulan dan Saran)
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

16
Rencana Kerja dan Jadwal Kerja

No Keterangan Bulan ke/ Minggu ke


1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Membaca
Referensi
2 Penulisa
Proposal
3 Penulisan
Bab I
4 Penulisan
Bab II
5 Perancangan
Alat
6 Penulisan
Bab III
7 Penulisan
Bab IV

17
DAFTAR PUSTAKA

http://baskarapunya.blogspot.com/2012/09/dasar-teori-
atmega16.html#ixzz3vWvbcdkb

http://elektronika-dasar.web.id/lcd-liquid-cristal-display/
Copyright © Elektronika Dasar

Ardizha, Gizha. 2010. Prinsip Kerja Transformator. http://zhagitoloh.


blogspot.com /2010/01/jenis-jenis-dan-prinsip-kerja.html. Diakses tanggal
15 November 2015.

Barmawi, Malvino. 1985. Prinsip-prinsip Elektronika Jilid 2, edisi ketiga. Jakarta


: Erlangga

Bishop, Owen. 2004. Dasar-dasar Elektronika. Jakarta: Erlangga

Eldas. 2012. Operasional Amplifier (Op-Amp). http://elektronika-


dasar.com/komponen/operasional-amplifier-(op-amp)-ic-lm741/. Diakses
tanggal 15 November 2015

Hutabarat, Mervin T. 2013. Petunjuk Praktikum Elektronika II. Bandung : Institut


Teknologi Bandung

Rizqidiaz. 2012. Osilator. http://rizqidiaz.blogspot.com/2012/05/osilator.html.


Diakses tanggal 13 November 2015

Tooley, Mike. 2003. Rangkaian Elektronika Prinsip dan Aplikasi. Jakarta:


Erlangga

Wasito S. 2004. Vandekum Elektronika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum

18
Yulianti, Elviana. 1997. Desain Modul Osilator Untuk Laboratorium Elektronika
dan Telekomunikasi. Palembang : Universitas Politeknik Negeri Sriwijaya

19

Anda mungkin juga menyukai