Binder5 PDF
Binder5 PDF
id
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Dikerjakan oleh :
SULARNO
NIM : I 8708011
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LEMBAR PERSETUJUAN
TUGAS AKHIR
Dikerjakan Oleh:
SULARNO
NIM : I 8707011
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
Dikerjakan Oleh:
SULARNO
NIM : I 8707011
Mengetahui, Disahkan,
Ketua Jurusan Teknik Sipil Ketua Program D-III Teknik
Fakultas Teknik UNS Jurusan Teknik Sipil FT UNS
Mengetahui,
a.n. Dekan
Pembantu Dekan I
Fakultas Teknik UNS
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
““Sedikit pengetahuan disertai tindakan adalah lebih berharga daripada banyak
pengetahuan namun tak ada tindakan apapun……..”
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir dipersembahkan kepada :
…..
^_^
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir
ini dengan judul “TINJAUAN ANALISIS STABILITAS BENDUNG TETAP(STUDI
KASUS BENDUNG NJAEN PADA SUNGAI BRAMBANGAN SUKOHARJO)”
dengan baik. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penyusun banyak menerima
bimbingan, bantuan dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak
terhingga kepada :
1. Segenap pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta stafnya.
2. Segenap pimpinan Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta
stafnya.
3. Segenap pimpinan Program D-III Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta
stafnya.
4. Ir. JB. Sunardi Widjojo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir atas arahan dan
bimbingannya selama dalam penyusunan tugas ini.
5. Ir. Koosdaryani, MT., selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan
bimbingannya.
6. Rekan – rekan dari Teknik sipil semua angkatan dan semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran maupun masukan yang membawa ke arah perbaikan dan
bersifat membangun sangat penyusun harapkan. Semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan
manfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penyusun
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Bendung Njaen merupakan bendung tetap yang berdiri sejak tahun 1950 yang terletak di
Desa Kagokan kecamatan Gatak Sukoharjo. Bendung ini dibangun dengan tujuan
meninggikan elevasi muka air sungai Brambangan pada saat musim kemarau, sehingga
dapat dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanaian bagi warga setempat. Tapi kini
pada tubuh bangunan hilir bendung terjadi kerusakan berupa penggerusan yang
dikhawatirkan akan mempengaruhi stabilitas kemanaan bangunan bendung tersebut.
Perhitungan Analisis Stabilitas Bendung Nilai Stabilitas pada Kondisi air Normal;
Stabilitas terhadap guling (Sf = 2.28 ≥ 1.5); Stabilitas terhadap geser (Sf = 1.96 ≥ 1.5);
eksentrisitas pembebanan yang terjadi (e = 0.37 ≤ 1.37); Daya dukung tanah atau
Tegangan tanah yang terjadi (σmin = 3.95 t/m2 < 20 t/m2); (σmaks = 6.89 t/m2 <20
t/m2), stabilitas terhadap erosi bawah tanah (piping )(C= 4.49 ≥ 4.0). Nilai Stabilitas
pada Kondisi air Banjir ;Stabilitas terhadap guling (Sf = 1.83 ≥ 1.25); Stabilitas
terhadap geser (Sf = 2.46 ≥ 1.25); eksentrisitas pembebanan yang terjadi (e = 0.814 ≤
1.37); Daya dukung tanah atauTegangan tanah yang terjadi (σmin = 2.31 t/m2 < 20
t/m2); (σmaks = 8.99 t/m2 < 20 t/m2), stabilitas terhadap erosi bawah tanah (piping) (C =
5.2 ≥ 4.0). Dari hasil perhitungan Kontrol Stabilitas masih memenuhi syarat dan aman.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Sularno, 2011. "Review of Stability Analysis of Fixed weir (dam Njaen Case Study
on River Brambangan Sukoharjo)"
Final Project, Department of Civil, Faculty of Engineering, University of Surakarta
Eleven March Mentors; Ir. JB. Sunardi, M.Sc.
Njaen weir is a weir fixed builti since 1950 located in the Village Kagokan Gatak
Sukoharjo district. Weir was built with the goal of elevating elevation Brambangan river
water during the dry season, so it can be used to irrigate pertanaian for local residents.
But now the body of the weir downstream building damage in the form of grinding
which is feared to affect the stability of the dam building security.
Calculation of Stability Analysis The stability of the dam Value Normal Water
Conditions: The stability of the bolsters (Sf = 2.28 ≥ 1.5); Stability against sliding (Sf =
1.96 ≥ 1.5); eccentricity of loading occurs (e = 0.37 ≤ 1:37); Carrying capacity of land
or Voltage soil occurred (σmin = 3.95 t/m2 <20 t/m2); (σmaks = 6.89 t/m2 <20 t/m2),
the stability of underground erosion (piping) (C = 4.49 ≥ 4.0). Stability in the value of
flood water conditions; stability against rolling (Sf = 1.83 ≥ 1.25); Stability against
sliding (Sf = 2.46 ≥ 1.25); eccentricity of loading occurs (e = 0814 ≤ 1:37); Carrying
capacity of land occurring soil atauTegangan (σmin = 2.31 t/m2 <20 t/m2); (σmaks =
8.99 t/m2 <20 t/m2), the stability of underground erosion (piping) (C = 5.2 ≥ 4.0). From
the calculation Stability Control is still eligible and safe.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ .iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv
KATA PENGANTAR. ...........................................................................................v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
DAFTAR ISI. ...................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Gaya angkat untuk bangunan yang dibangun pada pondasi
buatan.. ........................................................................................... II-2
Gambar 2.2 Kontruksi jaringan aliran menggunakan analog listrik.......... ...... ..II-4
Gambar 2.3 Contoh jaringan aliran dibawah dam pasangan batu
pada pasir ....................................................................................... II-4
Gambar 2.4 Gaya angkat pada pondasi bendung. .............................................. II-5
Gambar 2.5 Unsur-unsur persamaan distribusi tekanan pada pondasi. ............. II-9
Gambar 2.6 Tebal lantai kolam olak ................................................................ II-13
Gambar 2.7 Metode angka rembesan lane. ...................................................... II-15
Gambar 2.8 Ujung hilir bangunan; sketsa parameter-parameter stabilitas ...... II-17
Gambar 2.9 Dinding penahan gravitasi penahan batu. .................................... II-18
Gambar 2.10 Perlindungan terhadap rembesan melibat pangkal bendung. ....... II-19
Gambar 2.11 Lantai hulu.................................................................................... II-21
Gambar 2.12 Dinding- inding halang di bawah lantai hulu atau tubuh
bendung. ....................................................................................... II-22
Gambar 2.13 Alur pembuang filter di bawah kolam olak.................................. II-23
Gambar 3.1 Denah lokasi studi penelitian. ........................................................ III-1
Gambar 3.2 Tubuh bendung. .............................................................................. III-2
Gambar 3.3 Diagram alir penelitian ................................................................... III-5
Gambar 4.1 Gaya akibat berat sendiri yang bekerja pada bendung. .................. IV-3
Gambar 4.2 Gaya akibat gempa yang bekerja pada bendung. ........................... IV-6
Gambar 4.3 Gaya hidrostatis yang bekerja pada bendung pada kondisi
air normal ....................................................................................... IV-7
Gambar 4.4 Gaya hidrostatis yang bekerja pada bendung pada kondisi
air banjir. ......................................................................................... IV-8
Gambar 4.5 Gaya uplift pressure yang bekerja pada bendung pada
kondisi air normal.......................................................................... IV-11
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 4.6 Gaya uplift pressure yang bekerja pada bendung pada
kondisi air banjir............................................................................ IV-13
Gambar 4.7 Gaya tekan lumpur yang bekerja pada bendung. .......................... IV-15
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Harga-harga ξ ..................................................................................... II-3
Tabel 2.2 Koefisien jenis tanah .......................................................................... II-7
Tabel 2.3 Periode ulang dan percepatan dasar gempa, ac .................................. II-8
Tabel 2.4 Harga-harga perkiraan untuk koefisien gesekan ............................ II-11
Tabel 2.5 Harga-harga minimum angka rembesan Lane (CL ) ......................... II-16
Tabel 4.1 Hasil perhitungan Momen akibat Gaya berat sendiri........................ IV-3
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Momen akibat Gaya Gempa ................................ IV-5
Tabel 4.3 Hasil perhitungan Momen akibat Gaya Hidrostatis pada saat
kondisi air normal .............................................................................. IV-7
Tabel 4.4 Hasil perhitungan Momen akibat Gaya Hidrostatis pada saat
kondisi air banjir ................................................................................ IV-7
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Rembesan dan Tekanan Air pada saat
kondisi air normal .............................................................................. IV-9
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Momen akibat Gaya uplift pressure pada saat kondisi
air normal ....................................................................................... IV-10
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Rembesan dan Tekanan Air pada saat
kondisi air banjir .............................................................................. IV-11
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Momen akibat Gaya uplift pressure pada saat kondisi
air banjir ......................................................................................... IV-12
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Momen akibat Gaya Tekanan lumpur ............... IV-14
Tabel 4.10 Resume Hasil Perhitungan Gaya-gaya yang bekerja pada
Bendung ........................................................................................... IV-15
Tabel 5.1 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Galian Tanah. ................................ V-2
Tabel 5.2 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Timbunan Tanah
dipadatkan........................................................................................... V-2
Tabel 5.3 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Beton Sicloop ................................ V-3
Tabel 5.4 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Cetakan Beton ............................... V-3
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 5.5 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pasangan Batu Kali ....................... V-4
Tabel 5.6 Perhitungan anggaran biaya pembuatan bendung .............................. V-5
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1 Peta zona koefisien gempa
Lampiran 2 Gambar - Gambar
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
Bendung Njaen merupakan bendung tetap yang beriri sejak tahun 1950 yang terletak
di Desa Kagokan kecamatan Gatak Sukoharjo. Bendung ini dibangun dengan tujuan
meninggikan elevasi muka air sungai Brambangan pada saat musim kemarau,
sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanaian bagi warga setempat.
Tapi kini pada tubuh bangunan hilir bendung terjadi kerusakan berupa penggerusan
yang dikhawatirkan akan mempengaruhi stabilitas kemanaan bangunan bendung
tersebut.
Salah satu persyaratan keamanan suatu bangunan bendung yaitu harus stabil terhadap
geser (sliding), guling (overtuning), dan erosi bawah tanah (piping). Untuk itu harus
di hitung gaya dihitung gaya-gaya yang bekerja pada bangunan bendung , kemudian
gaya-gaya yang bekerja pada bangunan itu dianalisis dan dikontrol stabilitasnya
terhaap faktor-faktor keamanannya. Dalam Tugas Akhir ini dan saya sebagai
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Bendung adalah suatu bangunan air dengan kelengkapannya yang dibangun
melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat untuk meninggikan elevasi muka
air, sehingga air dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi suatu lahan pertanian
untuk mengembangkan dan memanfaatkan potensi lahan dan sumber air hujan yang
ada di daerah tersebut.
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tekan ke atas, yakni istilah umum untuk tekanan air dalam, menyebabkan
berkurangnya berat efektif bangunan diatasnya.
Rumus gaya tekan ke atas untuk bangunan yang didirikan pada pondasi batuan adalah
(lihat Gambar 6.4):
γw ……….….…….………………………….(2.1)
di mana:
c = proposi luas di mana tekanan hidrostatik bekerja (c = 1, untuk semua tipe
pondasi)
γw = berat jenis air, kN/m3
h2 = kedalaman air hilir, m
ξ = proposi tekanan (proportion of net head)
h1 = kedalaman air hulu, m
A = luas dasar, m2
Wu = gaya tekan ke atas resultante, kN
h1
h2
γw
γw
Gambar 2.1 Gaya angkat untuk bangunan yang dibangun pada pondasi buatan
Sumber : Standar Perencanaan Irigasi KP-02
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gaya tekan ke atas untuk bangunan pada permukaan tanah dasar (subgrade) lebih
rumit. Gaya angkat pada pondasi itu dapat ditemukan dengan membuat jaringan
aliran (flownet), atau dengan asumsi-asumsi yang digunakan oleh Lane untuk teori
angka rembesan (weighted creep theory).
Gaya tekan ke atas untuk bangunan pada permukaan tanah dasar (subgrade) lebih
rumit. Gaya angkat pada pondasi itu dapat ditemukan dengan membuat jaringan
aliran (flownet). Dalam hal ditemui kesulitan berupa keterbatasan waktu pengerjaan
dan tidak tersedianya perangkat lunak untuk menganalisa jaringan aliran, maka
perhitungan dengan asumsi-asumsi yang digunakan oleh Lane untuk teori angka
rembesan (weighted creep theory) bisa
diterapkan.
Jaringan aliran dapat dibuat dengan:
(1) plot dengan tangan
(2) analog listrik atau
(3) menggunakan metode numeris (numerical method) pada komputer.
Dalam metode analog listrik, aliran air melalui pondasi dibandingkan dengan aliran
listrik melalui medan listrik daya-antar konstan. Besarnya voltase sesuai dengan
tinggi iezometrik, daya-antar dengan kelulusan tanah dan aliran listrik dengan
kecepatan air (lihat Gambar 2.2) Untuk pembuatan jaringan aliran bagi bangunan
utama yang dijelaskan disini, biasanya cukup diplot dengan tangan saja.
Contoh jaringan aliran di bawah bendung pelimpah diberikan pada Gambar 2.3.
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 2.3 Contoh jaringan aliran dibawah dam pasangan batu pada pasir
Sumber : Standar Perencanaan Irigasi KP-02
Dalam teori angka rembesan Lane, diandaikan bahwa bidang horisontal memiliki
daya tahan terhadap aliran (rembesan) 3 kali lebih lemah dibandingkan dengan
bidang vertikal. Ini dapat dipakai untuk menghitung gaya tekan ke atas di bawah
bendung dengan cara membagi beda tinggi energi pada bendung sesuai dengan
panjang relatif di sepanjang pondasi.
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dalam bentuk rumus, ini berarti bahwa gaya angkat pada titik x di sepanjang dasar
bendung dapat dirumuskan sebagai berikut:
……….….…….………………………….(2.2)
di mana:
Px = gaya angkat pada x, kg/m2
L = pnjang total bidang kontak bendung dan tanah bawah, m
Lx = jarak sepanjang bidang kontak dari hulu sampai x, m
ΔH = beda tinggi energi, m
Hx = tinggi energi di x, m
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dan di mana L dan Lx adalah jarak relatif yang dihitung menurut cara Lane,
bergantung kepada arah bidang tersebut. Bidang yang membentuk sudut 450 atau
lebih terhadap bidang horisontal, dianggap vertikal.
di mana:
Ps : gaya yang terletak pada 2/3 kedalaman adri atas lumpur yang bekerja secara
horisontal
γs : berat lumpur, kN
h : dalamnya lumpur, m
Φ : sudut gesekan dalam, derajat.
γs ……….….…….………………………….(2.4)
di mana:
γs ’ = berat volume kering tanah ≈ 16 kN/m (≈ 1.600 kgf/m )
λ = berat volume butir = 2,65
menghasilkan γs = 10 kN/m3 (≈ 1.000 kgf/m3)
Sudut gesekan dalam, yang bisa diandaikan 300 untuk kebanyakan hal, menghasilkan:
Ps = 1,67 h2
……….….…….………………………….(2.5)
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
m
ad = n (ac * z) , ……….….…….………………………….(2.6)
ad
E = ----- ……….….…….………………………….(2.7)
g
di mana :
ad = percepatan gempa rencana, cm/dt2
n, m = koefisien untuk jenis tanah (lihat Tabel 2.2)
ac = percepatan kejut dasar, cm/dt2 (untuk harga per periode ulang lihat Tabel-
2.3).
E = koefisien gempa
g = percepatan gravitasi, cm/dt2 ( 980)
z = faktor yang bergantung kepada letak geografis (Koefisien Zona lihat
Lampiran 1).
Jenis n m
Batu 2,76 0,71
Diluvium 0,87 1,05
Aluvium 1,56 0,89
Aluvium lunak 0,29 1,32
Berat volume beton tumbuk bergantung kepada berat volume agregat serta ukuran
maksimum kerikil yang digunakan. Untuk ukuran maksimum agregat 150 mm
dengan berat volume 2,65, berat volumenya lebih dari 24 kN/m3 (≈ 2.400 kgf/m3).
commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
……….….…….………………………….(2.8)
dimana:
∑(W) = keseluruhan gaya vertikal, termasuk tekanan ke atas
A = luas dasar, m2
e = eksentrisitas pembebanan, atau jarak dari pusat gravitasi dasar (base) sampai
I = momen kelembaban (moment of inertia) dasar di sekitar pusat gravitasi
m = jarak dari titik pusat luas dasar sampai ke titik di mana tekanan dikehendaki
Untuk dasar segi empat dengan panjang ℓ dan lebar 1,0 m, I = 1/12 ℓ3 dan A = 1,
rumus tadi menjadi:
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
……….….…….………………………….(2.9)
sedangkan tekanan vertikal pondasi pada ujung bangunan ditentukan dengan rumus:
……….….…….……………………….(2.10))
dengan m’ = m” = ½ ℓ
……….….…….………………………..(2.11)
Bila harga e dari Gambar 2.5 dan persamaan (2.12) lebih besar dari 1/6, maka akan
dihasilkan tekanan negatif pada ujung bangunan. Tekanan Tarik pada tanah pondasi
tidak diizinkan, irisan yang mempunyai dasar segi empat sehingga resultante gayanya
untuk semua sehingga kondisi pembebanan jatuh pada daerah inti.
commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
……….….…….………………………. (2.12)
di mana:
∑ (H) : keseluruhan gaya horizontal yang bekerja pada bangunan, kN
∑ (V-U) : keseluruhan gaya vertikal (V), dikurangi gaya tekan ke atas yang bekerja
pada bangunan, kN
θ : sudut resultante semua gaya, terhadap garis vertikal, derajat
f : koefisien gesekan
S : faktor keamanan
Harga-harga perkiraan untuk koefisien gesekan f diberikan pada Tabel 2.4
Tabel 2.4 Harga-harga perkiraan untuk koefisien gesekan
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
……….….…….………………………..(2.13)
di mana:
c = satuan kekuatan geser bahan, kN/m2
A = luas dasar yang dipertimbangkan, m2
arti simbol-simbol lain seperti pada persamaan 2.16.
Harga-harga faktor keamanan jika geser juga dicakup, sama dengan harga-harga yang
hanya mencakup gesekan saja, yakni 2,0 untuk kondisi normal dan 1,25 untuk
kondisi ekstrem.
Untuk beton, c (satuan kekuatan geser) boleh diambil 1.100 kN/m2 ( = 110 Tf/m2)
Persamaan 2.17 mungkin hanya digunakan untuk bangunan itu sendiri. Kalau rumus
untuk pondasi tersebut akan digunakan, perencana harus yakin bahwa itu kuat dan
berkualitas baik berdasarkan hasil pengujian. Untuk bahan pondasi nonkohesif, harus
digunakan rumus yang hanya mencakup gesekan saja (persamaan 2.16).
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Besarnya tegangan dalam bangunan dan pondasi harus tetap dipertahankan pada
harga-harga maksimal yang dianjurkan. Harga-harga untuk beton adalah sekitar 4,0
N/mm2 atau 40 kgf/cm2, pasangan batu sebaiknya mempunyai kekuatan minimum 1,5
sampai 3,0 N/mm2 atau 15 sampai 30 kgf/cm2.
Tiap bagian bangunan diandaikan berdiri sendiri dan tidak mungkin ada distribusi
gaya-gaya melalui momen lentur (bending moment). Oleh sebab itu, tebal lantai
kolam olak dihitung sebagai berikut (lihat Gambar 2.6):
……….….…….………………………..(2.14)
γ
di mana:
dx = tebal lantai pada titikx, m
Px = gaya angkat pada titik x, kg/m2
Wx = kedalaman air pada titik x, m
γ = berat jenis bahan, kg/m3
S = faktor keamanan (= 1,5 untuk kondisi normal, 1,25 untuk kondisi ekstrem)
commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bahaya terjadinya erosi bawah tanah dapat dianjurkan dicek dengan jalan membuat
jaringan aliran/flownet (lihat pasal 2.4.2). Dalam hal ditemui kesulitan berupa
keterbatasan waktu pengerjaan dan tidak tersedianya perangkat lunak untuk
menganalisa jaringan aliran, maka perhitungan dengan beberapa metode empiris
dapat diterapkan, seperti:
- Metode Bligh
- Metode Lane
- Metode Koshia
Metode Lane, disebut metode angka rembesan Lane (weighted creep ratio method),
adalah yang dianjurkan untuk mencek bangunan-bangunan utama untuk mengetahui
adanya erosi bawah tanah. Metode ini memberikan hasil yang aman dan mudah
dipakai. Untuk bangunan-bangunan yang relatif kecil, metode-metode lain mungkin
dapat memberikan hasil-hasil yang lebih baik, tetapi penggunaannya lebih sulit.
Metode Lane diilustrasikan pada Gambar 2.10 dan memanfaatkan Tabel 2.5. Metode
ini membandingkan panjang jalur rembesan di bawah bangunan di sepanjang bidang
kontak bangunan/pondasi dengan beda tinggi muka air antara kedua sisi bangunan.
Di sepanjang jalur perkolasi ini, kemiringan yang lebih curam dari 450 dianggap
vertikal dan yang kurang dari 450 dianggap horisontal. Jalur vertikal dianggap
memiliki daya tahan terhadap aliran 3 kali lebih kuat daripada jalur horisontal.
Oleh karena itu, rumusnya adalah:
……….….…….…………………………(2.15)
di mana:
CL : Angka rembesan Lane (lihat Tabel 2.7)
Lv : jumlah panjang vertikal, m
LH : jumlah panjang horisontal, m
H : beda tinggi muka air, m
.
commit to user
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
……….….…….………………………..(2.17)
di mana:
commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
S = faktor keamanan
s = kedalaman tanah, m
a = tebal lapisan pelindung, m
hs = tekanan air pada kedalaman s, kg/m2
Gambar 2.8 memberikan penjelasan simbol-simbol yang digunakan. Tekanan air pada
titik C dapat ditemukan dari jaringan aliran atau garis angka rembesan Lane.
Rumus di atas mengandaikan bahwa volume tanah di bawah air dapat diambil 1 (γw =
γs = 1). Berat volume bahan lindung di bawah air adalah 1. Harga keamanan S
sekurang-kurangnya 2.
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B = 0,460 h.
commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dinding penahan yang lebih tinggi dan dinding penahan yang mampu menahan
momen lentur (beton bertulang atau pelat pancang baja) harus direncana berdasarkan
hasil-hasil perhitungan stabilitas. Perhitungan pembebanan tanah dan stabilitas di
belakang dinding penahan dijelaskan dalam KP-06 Parameter Bangunan.
Karena dinding penahan di sebelah hulu bangunan utama mungkin tidak dilengkapi
dengan sarana-sarana pembuang akibat adanya bahaya rembesan, maka dalam
melakukan perhitungan kita hendaknya mengandaikan tekanan air penuh di belakang
dinding. Kebutuhan stabilitas untuk bangunan-bangunan ini dapat dijelaskan seperti
dalam pasal 2.4.2.
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Untuk melindungi bangunan dari bahaya erosi bawah tanah, ada beberapa cara yang
bisa ditempuh. Kebanyakan bangunan hendaknya menggunakan kombinasi beberapa
konstruksi lindung.
Pertimbangan utama dalam membuat lindungan terhadap erosi bawah tanah adalah
mengurangi kehilangan beda tinggi energi per satuan panjang pada jalur rembesan
serta ketidakterusan (discontinuities) pada garis ini.
Dalam perencanaan bangunan, pemilihan konstruksi-konstruksi lindung berikut dapat
dipakai sendiri-sendiri atau dikombinasi dengan:
- lantai hulu
- dinding halang
- filter pembuang
- konstruksi pelengkap.
Penting disadari bahwa erosi bawah tanah adalah masalah tiga dimensi dan bahwa
semua konstruksi lindung harus bekerja ke semua arah dan oleh sebab itu termasuk
pangkal bendung (abutment) dan bangunan pengambilan (lihat Gambar 2.10).
commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Salah satu penyebab utama runtuhnya konstruksi ini adalah bahaya penurunan tidak
merata (diferensial) antara lantai dan tubuh bendung.
Oleh sebab itu, sambungan harus direncana dan dilaksanakan dengan amat hati-hati.
Lantai itu sendiri dapat dibuat dari beton bertulang dengan tebal 0,10 m, atau
pasangan batu setebal 0,20 – 0,25 cm. Adalah penting untuk menggunakan sekat air
dari karet yang tidak akan rusak akibat adanya penurunan tidak merata.
Keuntungan dari pembuatan lantai hulu adalah bahwa biayanya lebih murah
dibanding dinding halang vertikal yang dalam, karena yang disebut terakhir ini
memerlukan engeringan dan penggalian. Tapi, sebagaimana dikemukakan oleh Lane
dalam teorinya, panjang horisontal rembesan adalah 3 kali kurang efektif dibanding
panjang vertikal dengan panjang yang sama.
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Metode yang dianjurkan untuk membuat dinding halang adalah dengan beton
bertulang atau pasangan batu.
Agar gaya tekan ke atas pada bangunan dapat sebanyak mungkin dikurangi, maka
tempat terbaik untuk dinding halang adalah di ujung hulu bangunan, yaitu di pangkal
(awal) lantai hulu atau di bawah bagian depan tubuh bendung. (lihat Gambar 2.12).
Gambar 2.12 Dinding-dining halang di bawah lantai hulu atau tubuh bendung
Sumber : Standar Perencanaan Irigasi KP-02
commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Selama pelaksanaan perlu selalu diingat untuk membuat sambungan yang bagus
antara bangunan dan tanah bawah. Jika tanah bawah menjadi jenuh air akibat hujan,
maka lapisan atas ini harus ditangani sedemikian sehingga mencegah kemungkinan
terjadinya erosi awah tanah atau jalur gelincir (sliding path).
commit to user
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan
BAB III Rencana Anggaran Biaya (RAB)
BAB III
METODE PENELITIAN
Bendung Njaen bediri sejak tahun 1950 Bendung ini dibangun dengan tujuan
meninggikan elevasi muka air sungai Brambangan pada saat musim kemarau,
sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanaian bagi warga setempat.
Tapi kini pada tubuh bangunan hilir bendung terjadi kerusakan berupa penggerusan
commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Observasi Lapangan
Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui dimana lokasi atau tempat
dilakukan nya pengumpulan data yang diperlukan dalam penyusunan penelitian.
commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Mulai
Analisis Stabilitas
Bangunan Tubuh
Bendung
Tidak Aman
Aman
Rencana Anggaran
Biaya (RAB)
Selesai
commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
PERHITUNGAN DAN ANALISIS
Untuk menghitung stabilitas bendung harus di tinjau pada saat kondisi normal dan
ekstrem seperti kondisi saat banjir. Ada beberapa gaya yang harus di hitung untuk
mengetahui stabilitas bendung, antara lain :
a. Gaya Berat sendiri Bendung
b. Gaya Gempa
c. Gaya Hirostatis
d. Gaya Tekan ke atas (Uplift Pressure)
e. Gaya Tekan Lumpur
Pada saat banjir gaya-gaya bekerja ada yang mengalami perubahan seperti gaya
Tekan ke atas (Uplift Pressure) dan Hidrostatis. Sementara gaya-gaya yang tetap
aalah : Gaya akibat beban sendiri, Gaya Gempa, dan Gaya Tekanan Lumpur.
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Momen
Berat Gaya Lengan
No Luas Tahan
jenis Vertikal thd. M
Gaya thd.M
m2 ton/m3 ton m t.m
G1 4.66 2.4 -11.18 7.77 -86.90
G2 1.98 2.4 -4.75 6.61 -31.41
G3 2.20 2.4 -5.28 6.77 -35.75
G4 2.90 2.4 -6.96 5.77 -40.16
G5 4.09 2.4 -9.81 4.52 -44.32
G6 2.70 2.4 -6.48 4.77 -30.91
G7 3.30 2.4 -7.92 3.64 -28.81
G8 1.43 2.4 -3.42 2.00 -6.84
G9 4.50 2.4 -10.80 1.50 -16.20
Total -66.61 -321.30
G2
G1
A
G3
G4
2.30
D G5
E
B G9
C F G G6
G7 G8 M
H I L
J K
Gambar 4.1 Gaya akibat berat sendiri yang bekerja pada bendung
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
maka:
ad = n (ac x z)m
= 0.87(113x0.56)1.05
=67.741 cm/det
E = ad / g
= 67.41/980
= 0.0691
Contoh perhitungan:
γ pas beton = 2.4 ton/m3
commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
K2
K1
A
K3
K4 K5
2.30
D E
B K9
C F G K6
K7 K8 M
H I L
J K
commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
W2
2.15
W1
2.30
D E
B
C F G
H I L
J K
Gambar 4.3 Gaya Hidrostatis yang bekerja pada bendung pada kondisi air normal
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
0.58
4.69
1.13 W4
W5 0.57
W2
W3 W6
2.15
W1
4.92
A W7
2.30
D E
B
C F G
H I L
J K
Gambar 4.4 Gaya Hidrostatis yang bekerja pada bendung pada kondisi air banjir
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Rembesan dan Tekanan Air pada saat kondisi air normal
Hx Lx ∆H ∑L Px
Titik Garis
m m m m m
commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Momen akibat Gaya uplift pressure pada saat kondisi air
normal
Titik x
Berat Gaya
No Luas Momen
jenis Lengan
Gaya H V Guling
2 3
m ton/m t t m tm
U1 7.54 1 7.54 1.71 12.90
U2 3.97 1 3.97 7.77 30.83
U3 3.19 1 -3.19 1.1 -3.51
U4 2.41 1 2.41 6.77 16.31
U5 2.63 1 2.63 1.1 2.89
U6 2.85 1 2.85 5.77 16.45
U7 3.07 1 3.07 0.1 0.31
U8 3.29 1 3.29 4.77 15.70
U9 3.51 1 3.51 -0.9 -3.16
U10 4.69 1 4.69 3.63 17.03
U11 2.88 1 -2.88 -0.9 2.59
U12 4.86 1 4.86 1.5 7.29
Jumlah 10.69 22.07 115.62
1.44
D E
B
F G
0.63
M
H I L
0.63
J K
0.63 0.63 0.63 0.63 0.79 1.87 0.47
A B C D E F G H I J K L M
U12
U4 1.0
U3 U5 U6 U7 U11
U8 U9 U10
2.45 U1 U2 2.27 2.24
2.55 2.71
2.29 3.15
3.43
3.83 3.87 3.52
4.11
Gambar 4.5 Gaya uplift pressure yang bekerja pada bendung pada kondisi air
normal
commit to user
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Hx Lx ∆H ∑L Px
Titik Garis
m m m m m
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Momen akibat Gaya uplift pressure pada saat kondisi air
banjir
No Luas Berat Gaya Titik x
commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1.44
D E
B
C F G
0.63
M
H I L
0.63
J K
0.63 0.63 0.63 0.63 0.79 1.87 0.47
A B C D E F G H I J K L M
U12
U4 U5 U6 U11
U3 U7 U8 U10
U9
U1 U2
2.74
3.58 3.61
3.85 4.13 3.86
4.37
5.33 5.09 4.89 4.65 5.10
5.41
Gambar 4.6 Gaya uplift pressure yang bekerja pada bendung pada kondisi air
banjir
4.2.1.4 Gaya Tekanan Lumpur
Berdasarkan data dari penyelidikan tanah di hasilkan parameter tanah berupa :
data sebagai berikut :
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Contoh perhitungan:
Luas=1/2 x lebar x tinggi
=1/2 x 2.15 x 2.15
= 2.31 m2
Gaya = Luas x lumpur x Ka
= 2.31 x 0.8 x 1
= 1.85 ton
Momen = Gaya x jarak
= 1.85 x 5.33
= 9.86 t.m
commit to user
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Ps2
Ps1
2.30
D E
B
C F G
H I L
J K
1.00 1.00 1.00 1.00 1.27
Tabel 4.10 Resume Hasil Perhitungan Gaya-gaya yang bekerja pada Bendung
a. Gaya-gaya yang bekerja pada saat kondisis air normal
Besar Gaya
MG MT
Gaya V H
ton ton t.m t.m
commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
…………………….(Aman)
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
……………………(Aman)
4.2.2.2 Geser
a. Kondisi air normal:
∑RV = -44.87 t.
∑RH= 19.45 t.
……………………..(Aman)
……………………(Aman)
commit to user
46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4.2.2.3 Eksentrisitas
a. Kondisi air normal
∑Mt= -300.82 t.m
∑Mg= 132.01t.m
∑RV = -44.87 t
B= 8.27 m
………………….(Aman)
commit to user
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
………………….(Aman).
……………….(Aman)
…………….(Aman)
commit to user
48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
…………....(Aman)
……………(Aman)
commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
= 3.75 m
Lv = 11.8 m
Lh = 23.27 m
C = 4.0 (kerikil halus)
commit to user
50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan
BAB V Rencana Anggaran Biaya (RAB)
BAB V
RENCANA ANGGARAN BIAYA
(RAB)
commit to user
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1 2 3 4 5 6
I a. Galian tanah
UPAH.
1 Pekerja Org/hr 0,9830 35.000,00 34.405,00
2 Mandor Org/hr 0,0980 45.000,00 4.410,00
=Rp. 38.815,00
b. Pembuangan tanah
K= a/ 275 (L+ 75)
K= biaya yang dicari per m3
a= Upah pekerja
L= jauh jarak angkut
K= Rp. 35.000,00/275 (150 +75) =Rp. 28.636,36
TOTAL =Rp. 67.451,36
1 2 3 4 5 6
I UPAH URUGAN.
Pekerja Org/hr 0,2500 35.000,00 8.750,00
1
Mandor Org/hr 0,0083 45.000,00 373,50
2
UPAH
II
PEMADATAN.
Pekerja Org/hr 0,5000 35.000,00 17.500,00
1
Mandor Org/hr 0,0500 45.000,00 2.250,00
2
commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1 2 3 4 5 6
I UPAH.
Pekerja Org/hr 3,4000 119.000,00
1 35.000,00
Mandor Org/hr 0,1700 7.650,00
2 45.000,00
Tukang Org/hr 0,8500 42.500,00
3 50.000,00
Kepala Tukang Org/hr 0,0850 4.675,00
4 55.000,00
II BAHAN.
Batu belah m3 0,5720 71.500,00
1 125.000,00
PC kg 194,0000 213.400,00
2 1.100,00
Pasir beton m3 0,3120 40.560,00
3 130.000,00
Krikil m3 0,4680 63.180,00
4 135.000,00
1 2 3 4 5 6
I UPAH.
Pekerja Org/hr 0,5200 18.200,00
1 35.000,00
Mandor Org/hr 0,0260 1.170,00
2 45.000,00
Tukang Org/hr 0,2600 50.000,00 13.000,00
commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II BAHAN.
Kayu tahun m3 0,0400 42.000,00
1 1.050.000,00
Paku kg 0,3000 4.500,00
2 15.000,00
1 2 3 4 5 6
I UPAH.
Pekerja Org/hr 1,5000 35.000,00 52.500,00
1
Mandor Org/hr 0,0750 45.000,00 3.375,00
2
Tukang Org/hr 0,6000 50.000,00 30.000,00
3
Kepala Tukang Org/hr 0,0600 55.000,00 3.300,00
4
II BAHAN.
Batu belah 15/20cm m3 1,1000 125.000,00 137.500,00
1
Semen portland kg 136,0000 1.100,00 149.600,00
2
Pasir pasang m3 0,5440 115.000,00 62.560,00
3
commit to user
54
Tugas Akhir
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan
BAB V Rencana Anggaran Biaya (RAB)
1 Galian tanah biasa + pembuangan tanah m3 SNI 2835 : 2008 ( 6 . 4 ) 3644.88 505,851,854.30
138,784.23
SNI 2835 : 2008 ( 6 . 9 )
2 Timbunan tanah dipadatkan m3 337.16 10,708,488.19
+ ( 6.10 ) 31,760.85
3 Pasangan beton sicloop m3 SNI 2836 : 2008 ( 6 . 10 ) 1,240,881,013.02
1,367.13 907,654.00
4 Begisting/cetakan beton m2 SNI 7394 : 2008 ( 6 .20 ) 17,630,264.74
206.62 85,327.00
Pasangan batu kali untuk dinding sayap
5 m3 SNI 2837 : 2008 ( 6 .4 ) 705,695,999.25
bendung 1,029.25 685,641.00
6 Pengadaan dan pemasangan 1 set pintu bh 30,000,000.00
1.00 30,000,000.00
pembilas b=1,50 m , t=3m.
Jumlah
2,510,767,619.50
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tugas Akhir
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan
BAB VI Rencana Anggaran Biaya (RAB)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis dan perhitungan stabilitas yang telah dilakukan diperoleh sebagai
berikut :
a. Nilai keamanan stabilitas bendung, sebagai berikut:
Nilai Stabilitas pada Kondisi air Normal; Stabilitas terhadap guling (Sf = 2.28
≥ 1.5); Stabilitas terhadap geser (Sf = 1.96 ≥ 1.5); eksentrisitas pembebanan
yang terjadi (e = 0.37 ≤ 1.37); Daya dukung tanah atau Tegangan tanah yang
terjadi (σmin = 3.95 t/m2 < 20 t/m2); (σmaks = 6.89 t/m2 <20 t/m2), stabilitas
terhadap erosi bawah tanah (piping )(C= 4.49 ≥ 4.0)
Nilai Stabilitas pada Kondisi air Banjir ;Stabilitas terhadap guling (Sf = 1.83 ≥
1.25); Stabilitas terhadap geser (Sf = 2.46 ≥ 1.25); eksentrisitas pembebanan
yang terjadi (e = 0.814 ≤ 1.37); Daya dukung tanah atauTegangan tanah yang
terjadi (σmin = 2.31 t/m2 < 20 t/m2); (σmaks = 8.99 t/m2 < 20 t/m2), stabilitas
terhadap erosi bawah tanah (piping) (C = 5.2 ≥ 4.0).
Berdasarkan nilai keamanaan yang diperoleh maka dapat dinyatakan bahwa
Kontrol Stabilitas bangunan bendung tersebut memenuhi syarat dan aman.
b. Hasil perhitungan anggaran biaya untuk pembuatan bangunan bendung ersebut
adalah sebesar Rp. 3,038,029,000.00.
6.2 Saran
Dalam melakukanan analisis stabilitas suatu bangunan bendung sebaiknya digunakan
data yang ada pada kondisi lapangan yang digunakan sebagai referensi, seperti daya
dukung tanah, karena dalam perhitungan analisis stabiiltas daya dukung tanah yang
digunakan adalah 20 t/m2 , angka tersebut merupakan data asumsi yang seharusnya
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perlu diuji. Selain itu Debit banjir rencana sebesar 215,10 m3/dt, merupakan asumsi
yang seharusnya diperoleh dari perhitungan data hidrologi untuk daerah lokasi
bendung tersebut. sehingga dapat dibandingkan hasil nilai angka keamanan yang baru
dengan nilai angka keamanan yang sesuai dengan data di lapangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENUTUP
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
Tugas Akhir ini dengan baik, lancar dan tepat pada waktunya.
Tugas akhir ini dibuat berdasarkan atas teori-teori yang telah didapatkan dalam
bangku perkuliahan maupun peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia. Tugas
Akhir ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu bagi penyusun yang nantinya
menjadi bekal yang berguna dan diharapkan dapat diterapkan dilapangan pekerjaan
yang sesuai dengan bidang yang berhubungan di bangku perkuliahan.
Penyusun sadar sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh
dari kesempurnaan. Akan tetapi kekurangan tersebut dapat dijadikan pelajaran yang
berharga dalam penyusunan Tugas Akhir selanjutnya. Untuk itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya konstruktif dari pembaca.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
commit to user