PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit tidak menular saat ini menjadi perhatian yang sangat penting
pada sektor kesehatan masyarakat, karena memiliki predikat sebagai penyebab
tingginya angka kesakitan dan kematian. Berdasarkan Global Status Report on
Non-communicable Disease (WHO, 2011), sebanyak 63% kematian di dunia
disebabkan oleh penyakit tidak menular, seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes,
kanker, dan penyakit pernafasan, dan 80%-nya terjadi di negara berpendapatan
menengah ke bawah (lower-middle income). Perbandingan kasus kematian akibat
penyakit tidak menular di negara-negara berdasarkan pendapatannya dapat dilihat
pada Gambar 1.
1
2
penyakit tidak menular akan meningkat sebanyak 15% dalam kurun waktu 1
dekade (2010 – 2020). Peningkatan kasus kematian tertinggi berada di wilayah
Afrika, Asia Tenggara, dan Mediterania Timur dengan persentase lebih dari 20%.
Penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian utama di dunia
adalah penyakit kardiovaskuler (17 juta kematian atau 48% dari kematian akibat
penyakit tidak menular), kanker (7,6 juta kematian atau 21% dari kematian akibat
penyakit tidak menular), penyakit pernafasan, termasuk asma dan PPOK (4,2 juta
kematian), dan diabetes (1,3 juta kematian). Lebih dari 80% kematian akibat
penyakit kardiovaskuler dan diabetes terjadi di negara berpendapatan menengah
ke bawah. Proporsi penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian dunia
dapat dilihat pada Gambar 2.
Cancers Diabetes
Cardiovascular disease Digestive disease
Chronic respiratory Other noncommunicable
disease disease
Hipertensi
Konsumsi rokok
Diabetes
Kurang olahraga
Obesitas
0 2 4 6 8 10 12 14
Persentase
didefinisikan sebagai hasil interaksi antara negative affectivity (NA) dan social
inhibition (SI). Orang dengan tipe ini ditandai dengan perasaan murung, cemas,
dan takut untuk bersosialisasi dengan orang lain. Selain itu, ciri khas tipe ini
adalah memiliki hubungan pribadi lebih sedikit dengan orang lain dan cenderung
merasa kurang nyaman dengan orang asing.
NA didefinisikan sebagai kecenderungan seseorang untuk mengalami
emosi yang negatif, seperti perasaan depresi, kecemasan, kemarahan, dan
perasaan bermusuhan. Sementara itu, SI diartikan sebagai upaya menghindari
untuk terlibat dalam interaksi sosial, seperti perasaan tegang, tidak nyaman, dan
tidak aman ketika bertemu orang lain (Denollet, 2005). Berdasarkan penelitian
Denollet et al. (1996) yang disitasi oleh Sher (2005), kematian akibat penyakit
jantung meningkat 4 kali lipat pada pasien yang memiliki tipe kepribadian D. Tipe
D merupakan prediktor independen hipertensi, kematian jantung, dan infark
miokard.
Berdasarkan data WHO (2011), kasus kematian akibat penyakit tidak
menular tertinggi, salah satunya berada di kawasan Asia Tenggara. Selain
dibebani dengan tingginya angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit tidak
menular, negara-negara tersebut juga masih dibebani dengan kasus penyakit
menular. Salah satu negara yang mengalami beban ganda tersebut adalah
Indonesia. Hipertensi merupakan penyebab kematian utama ketiga di Indonesia
untuk semua umur (6,8%), setelah stroke (15,4%) dan tuberkulosis (7,5%)
(Depkes RI, 2008). Selain itu, hipertensi menduduki peringkat kedua penyakit
tidak menular yang banyak diderita di Indonesia (Depkes RI, 2008).
Hasil dari berbagai penelitian epidemiologis yang dilakukan di Indonesia
menunjukkan 1,8 – 28,6% penduduk yang berusia di atas 20 tahun adalah
penderita hipertensi (Arief, 2008). Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah,
prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas di Indonesia sebesar
31,7% (Depkes RI, 2008). Cakupan diagnosis hipertensi oleh tenaga kesehatan
hanya mencapai 24%, atau dengan kata lain sebanyak 76% kejadian hipertensi
dalam masyarakat belum terdiagnosis.
7
2500
Prevalnsi (per 100000
2167
2000
penduduk)
1536 1639
1500 1497
1000
500
0
2009 2010 2011 2012
Tahun
1600
1400
1200
Jumlah Kasus Baru
1000
800
600
Tahun 2011
400 Tahun 2012
200
0
Seyegan
Kalasan
Moyudan
Depok 1
Depok 2
Depok 3
Gamping 1
Gamping 2
Godean 1
Godean 2
Minggir
Berbah
Ngemplak 1
Ngemplak 2
Sleman
Turi
Pakem
Cangkringan
Mlati 1
Mlati 2
Prambanan
Ngaglik 1
Ngaglik 2
Tempel 1
Tempel 2
Puskesmas
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut : Apakah terdapat hubungan antara kepribadian tipe D dengan
kejadian hipertensi esensial di wilayah kerja Puskesmas Godean I, Kabupaten
Sleman?
9
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
kepribadian tipe D dengan kejadian hipertensi esensial di wilayah kerja
Puskesmas Godean I, Kabupaten Sleman.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pasien
Penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran untuk
dapat mengelola sifat negative affectivity (NA) dan social inhibition (SI),
sehingga dapat meminimalkan risiko penyakit penyerta yang dapat
memperparah kondisi pasien.
2. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang
faktor risiko hipertensi, terutama tentang manajemen stres (negative
affectivity, social inhibition, dan kepribadian tipe D), sehingga dapat
diterapkan dalam kehidupan dalam rangka untuk mencegah terkena penyakit
hipertensi.
3. Bagi Puskesmas Godean I
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
faktor risiko hipertensi yang terkait dengan kepribadian tipe D di Kecamatan
Godean, sehingga bisa melakukan upaya preventif secara langsung.
4. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam
menetapkan kebijakan-kebijakan, termasuk sistem kewaspadaan dini yang
berkaitan dengan program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak
menular pada usia dewasa, khususnya hipertensi.
E. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel 1.
10