Anda di halaman 1dari 23

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN

PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
PRODUKSI PERTANIAN
TEKNIK PRODUKSI BENIH
LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH

PRODUKSI BIBIT KOPI SEEDLING

Kelompok/Gol : 1/A
Nama kelompok
1M.Nizar Maulana A NIM : A41150107
2Ardiyanti Anin Hanani NIM : A41150164
3Fithrotul Ramadhanul R NIM : A41150179
4Prenitha Rossadi NIM : A41150249
5Reshita Dwi Agustin NIM : A41150257
6Adityan Gutsa Marwaka NIM : A41150042
7Senopati Jihad NIM : A41150290

Tempat : Laboratorium Teknologi Benih

LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH


2018
Telah diperiksa dan dinilai
4.2 Pembahasan

Kopi merupakan komoditas perkebunan yang memegang peranan penting


dalam perekonomian Indonesia. Komoditas ini diperkirakan menjadi sumber
pendapatan utama tidak kurang dari 1,84 juta keluarga yang sebagian besar
mendiami kawasan pedesaan di wilayah-wilayah terpencil. Selain itu, lebih
kurang 1 juta keluarga mengandalkan pendapatannya dari industri hilir dan
perdagangan kopi. Kopi merupakan komoditas ekspor penting bagi Indonesia
yang mampu menyumbang devisa yang cukup besar.Total luas areal kopi Arabika
di Indonesia mencapai 101,313 ha (8%). Areal kopi Arabika terbesar yaitu di
Sumatera (Aceh dan Sumatera Utara), dengan tingkat produktivitas rata-rata 595
kg/ha pada tahun 2005.
Pada era globalisasi ini, pelaksanaan pembangunan perkebunan di
Indonesia seharusnya tidak hanya menitikberatkan pada aspek ekonomi, akan
tetapi juga memperhatikan aspek-aspek kelestarian lingkungan hidup dan
pemberdayaan masyarakat sehingga tidak akan mengakibatkan terjadinya
kerusakan lingkungan hidup maupun permasalahan sosial. Pada dasarnya program
pembangunan pertanian berkelanjutan (berwawasan ekonomi, lingkungan, dan
sosial) berawal dari permasalahan pokok tentang bagaimana mengelola
sumberdaya alam secara bijaksana sehingga bisa menopang kehidupan yang
berkelanjutan, bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat dari generasi ke
generasi. Bentuk pendekatan dan implementasinya harus bersifat multi sektoral
dan holistik yang berorientasi pada hasil nyata yakni : (1) adanya peningkatan
ekonomi masyarakat; (2) pemanfaatan sumberdaya lokal untuk pelestarian
lingkungan; (3) penerapan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan; serta (4)
pemerataan akses dan keadilan bagi masyarakat dari generasi ke generasi.
Berdasarkan pertimbangan hal-hal tersebut di atas, maka perlu menyusun
Pedoman Teknis Budidaya Kopi yang Baik (Good Agriculture Practices/GAP on
Coffee).
Konsepsi Pedoman Teknis Budidaya Kopi yang Baik (Good Agriculture
Practices/GAP on Coffee) tentunya harus mengacu pada konsepsi pertanian
berkelanjutan (sustainable agriculture) yang mulai gencar disosialisasikan dalam
beberapa dasawarsa terakhir ini. Pertanian berkelanjutan yaitu pengelolaan
sumberdaya yang berhasil untuk usaha pertanian dalam memenuhi kebutuhan
manusia yang terus berubah dan sekaligus mempertahankan atau meningkatkan
kualitas lingkungan dan melestarikan sumberdaya alam.
Ciri-ciri pertanian berkelanjutan yaitu:
1. Mantap secara ekologis
Kualitas sumberdaya alam dipertahankan/ditingkatkan dan kemampuan
agro-ekosistem secara keseluruhan (manusia, tanaman, hewan dan
organisme tanah) ditingkatkan.
2. Bisa berlanjut secara ekonomis
Petani dapat memperoleh pendapatan yang cukup bagi kebutuhan sendiri.
3. Adil
Distribusi sumberdaya dan kekuasaan sedemikian rupa sehingga semua
anggota masyarakat terpenuhi kebutuhan dasarnya.
4. Manusiawi
Semua bentuk kehidupan (manusia, hewan dan tanaman) dihargai.
5. Luwes
Masyarakat mampu menyesuaikan dengan perubahan kondisi usaha tani
yang berlangsung terus.

 Sertifikasi
perdagangan kopi melalui sertifikasi : Fairtrade, Utz Certified, Organic
Coffee, Common Code for Coffee Community (4C), Rainforest Alliance, Coffee
And Farmer Equity (CAFE) Practices (Starbucks), dan Bird Friendly.
Sertifikasi diberikan setelah dilakukan inspeksi oleh suatu Lembaga
Sertifikasi yang telah diakreditasi. Inspeksi dan sertifikasi dilakukan berdasarkan
standar tertentu sesuai dengan permintaan Negara tujuan ekspor. Sebagai contoh
untuk ekspor ke Negara-negara Uni Eropa pada umumnya diinspeksi dan
sertifikasi menurut standar EuroGAP. Dengan adanya sertifikasi tertentu oleh
lembaga kompeten, maka diharapkan mempermudah pemasaran produk dan
berpeluang untuk memperoleh harga premium.
BUDIDAYA KOPI YANG BAIK
A. Pemilihan Lahan
Persyaratan tumbuh tanaman kopi jenis Arabika, Robusta, maupun Liberika
berbeda satu dengan yang lainnya terutama dalam hal ketinggian tempat, jenis
tanah, dan lama bulan kering. Adapun persyaratan tumbuh lainnya relatif hampir
sama.
1. Persyaratan tumbuh tanaman kopi Arabika
a. Iklim
1) Tinggi tempat 1.000 s/d. 2.000 m d.p.l.
2) Curah hujan 1.250 s/d. 2.500 mm/th.
3) Bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) 1-3 bulan.
4) Suhu udara rata-rata 15-25 0C.
b. Tanah
1) Kemiringan tanah kurang dari 30 %.
2) Kedalaman tanah efektif lebih dari 100 cm.
3) Tekstur tanah berlempung (loamy) dengan struktur tanah lapisan atas
remah.
4) Sifat kimia tanah (terutama pada lapisan 0 – 30 cm) :
a) Kadar bahan organik > 3,5 % atau kadar C > 2 %.
b) Nisbah C/N antara 10 – 12.
c) Kapasitas Pertukaran Kation (KPK)>15 me/100 g tanah.
d) Kejenuhan basa > 35 %.
e) pH tanah 5,5 – 6,5.
f) Kadar unsur hara N, P, K, Ca, Mg cukup sampai tinggi.
2. Persyaratan tumbuh tanaman kopi Robusta
a. Iklim
1) Tinggi tempat 100 s/d. 600 m d.p.l.
2) Curah hujan 1.250 s/d. 2.500 mm/th.
3) Bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) + 3 bulan.
4) Suhu udara 21 – 24 0C.
b. Tanah
1) Kemiringan tanah kurang dari 30 %.
2) Kedalaman tanah efektif lebih dari 100 cm.
3) Tekstur tanah berlempung (loamy) dengan struktur tanah lapisan atas
remah.
4) Sifat kimia tanah (terutama pada lapisan 0 – 30 cm) :
a) Kadar bahan organik > 3,5 % atau kadar C > 2 %.
b) Nisbah C/N antara 10 – 12.
c) Kapasitas Pertukaran Kation (KPK) > 15 me/100 g tanah.
d) Kejenuhan basa > 35 %.
e) pH tanah 5,5 – 6,5.
f) Kadar unsur hara N, P, K, Ca, Mg cukup sampai tinggi.
3. Persyaratan tumbuh tanaman kopi Liberika (Liberoid)
a. Iklim
1) Tinggi tempat 0 s/d. 900 m d.p.l.
2) Curah hujan 1.250 s/d. 3.500 mm/th.
3) Bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan) + 3 bulan.
4) Suhu udara 21 – 30 0C.
b. Tanah
1) Kemiringan tanah kurang dari 30 %.
2) Kedalaman tanah efektif lebih dari 100 cm.
3) Tekstur tanah berlempung (loamy) dengan struktur tanah lapisan atas
remah.
4) Sifat kimia tanah (terutama pada lapisan 0 – 30 cm):
a) Kadar bahan organik > 3,5 % atau kadar C > 2 %.
b) Nisbah C/N antara 10 – 12.
c) Kapasitas Pertukaran Kation (KPK) > 15 me/100 g tanah.
d) Kejenuhan basa > 35 %.
e) pH tanah 4,5 – 6,5.
f) Kadar unsur hara N, P, K, Ca, Mg cukup sampai tinggi.
PERENCANAAN PERBANYAKAN TANAMAN KOPI SECARA GENERATIF
(SEEDLING)

1. PERSIAPAN BENIH KOPI.


a. Benih diperoleh dari produsen yang sudah mendapat SK Menteri Pertanian
sebagai produsen.
b. Benih yang sudah diterima harus segera dikecambahkan.
c. Kebutuhan benih untuk 1 ha (ditambah 20% seleksi dan sulaman):
Jarak tanam: 2,0 m x 2,0 m = 4.375 benih
2,0 m x 2,5 m = 3.500 benih
2,5 m x 2,5 m = 3.000 benih
d. Kebutuhan benih untuk 1 ha yaitu:
1) Kopi Arabika agak katai (AS 1 dan Sigarar Utang)
Jarak tanam 2,0 m x 2,0 m = 2.500 benih
3,0 m x 1,5 m = 2.200 benih
2) Kopi Arabika tipe jagur (AB 3, USDA 762, S 795, Gayo 1, dan Gayo 2)
Jarak tanam 2,5 m x 2,5 m = 1.600 benih
e. Benih kemudian di ekstraksi untuk menghilangkan pulp yang ada sebagai
inhibitor benih untuk berkecambah,proses ekstraksi benih dapat dilakukkan
dengan beberapa cara yaitu dengan cara manual dan cara bantuan mesin
1) Manual
Buah di masukan ke dalam karung yang kemudian di injak-injak
secara perlahan hingga pulp terlepas dr biji nya kemudian dapat di
tiriskan dengan bantuan air yang mengalir
2) Mesin
Buah di masukan ke dalam mesin yang telah ditambahkan air agar
putaran mesin tidak merusak biji/embrio benih dan pulp dapat
terlepas dengan mudah, setelah itu benih di tiriskan.
2. PERLAKUAN BENIH
Setelah benih tersedia, kemudian benih direndam dengan larutan
fungisida yang bertujuan untuk menghindarkan benih terserang cendawan
saat benih disemaikan. Kemudian benih di tiriskan dan dilakukan penjemuran
dengan cara di anginkan hingga kadar air sesuai dengan syarat kadar air benih
kopi. Pengeringan juga dapat dilakukan dengan bantuan mesin/ oven
sehingga factor lingkungan tidak akan mempengaruhi kualitas benih kopi
selama proses pengeringan dan benih mendapatkan kualitas yang terkontrol.

3. PERSEMAIAN BENIH
 Pembuatan Bedengan Semai, pembuatan bedengan semai ini dilakukan
sebelum dilakukan persemaian. Bedengan sebaiknya berada didaerah
sekitar daerah penanaman, dengan ukuran 80cm x 120cm menghadap ke
utara-selatan berdrainase baik dan bebas dari nematoda. Panjang ukuran
bedengan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan populasi tanam.
Bendengan kemudian di beri naungan berupa daun kelapa atau sejenisnya
agar bedengan tidak terkena cahaya langsung.
Syarat Pembuatan bedengan pembenihan
 Bedengan dekat lokasi penanaman.

 Media tumbuh berupa campuran tanah atas, pasir, pupuk kandang dengan
perbandingan 3 : 2 : 1.

 Untuk tanah atas yang gembur, cukup tanah dan pupuk kandang dengan
perbandingan 3 : 1.

 Dapat dipakai tanah hutan lapisan atas (0-20 cm) tanpa campuran pasir dan
pupuk kandang.

 Bedengan dapat menggunakan naungan alami lamtoro atau pohon lain


yang dapat meneruskan cahaya diffus.

 Benih ditanam dengan jarak 20 cm x 25 cm.

 Lapisan pada media persemaian dapat diberi beberapa macam lapis untuk
memberikan sirkulasi udara/ oksigen yang baik untuk peraakaran tanaman
yaitu dengan lapisan pertama di beri pupuk organic yang kemudian dapat
di beri pasir. Tujuan dari pelasian ini adalah harapannya agar akar tanaman
dapat mendapatkan unsur hara dari pupuk organic dan air tidak
menggenang karena porositas yang baik dari sifat media pasir sehingga air
tidak menggenang di bedengan dan tanaman jauh dari serangan bakteri,
jamur dan penyakit. Tinggi bedengan dan lapisan media dapat disesuaikan
dengan tinggi dan panjang perakaran bibit kopi itu sendiri mulai 5-15cm.
 Persemaian di lakukan dengan membenamkan benih kedalam lahan
persemaian dengan kedalaman lebih dari 0,5 cm. Sebelum benih
dibenamkan, lahan persemaian disiram hingga titik jenuh lapang tanah.
Setelah benih tertata dalam lubang tanam kemudian di tutupi dengan
jerami kering, untuk menghindarkan benih dari terik matahari langsung
dan siraman atau percikan air secara langsung.
4. PEMELIHARAAN PERSEMAIAN
 Setiap hari (kecuali ada hujan) bedengan disiram air dengan menggunakan
gembor dan dijaga jangan sampai ada genangan air, rumput yang tumbuh
dibersihkan.
 Sebaiknya dipakai air penyiram yang bersih.
 Pemberian fungisida dapat dilakukan untuk menghindari benih terserang
jamur.
 Sesudah sepasang daun membuka (stadium kepelan), benih segera
dipindah ke media kantong plastik (polibeg) atau bedengan pembenihan.
5. BENIH KOPI SUDAH MULAI BERKECAMBAH
 Benih kopi akan berkecambah pada umur 3-4 minggu pada fase serdadu
dengan dicirikan kecambah dengan kepala seperti biji bulat. Pada fase ini
kecambah seperti berhenti tumbuh selama satu bulan sebelum keping daun
keluar. Dimana hipokotil sudah tegak lurus (panjang kurang lebih 8 cm).
 Kecambah baru bisa dipindahkan apabila sudah mencapai fase kepelan
cirinya telah keluar dua keping daun. Biasanya kepelan akan keluar pada
umur kecambah 2-3 bulan.

6. PEMBIBITAN DI POLIBAG
 Siapkan tempat pembibitan, buat naungan beratapkan paranet 1 lapis untuk
mencegah terik matahari dan air hujan secara langsung.
 Kemudian siapkan polibag isi dengan media tanam terdiri dari pasir,
kompos dan tanah dengan perbandingan 1:2:1.
 Letakkan polybag dalam tempat pembibitan, pindahkan kecambah yang
sudah pada tahap kepelan kedalam polibag. Sesudah 6 bulan pembibitan
bibit siap ditanam dilapang.
 Cara memindahkan kecambah adalah dengan mencukil dengan beserta
tanahnya bukan mencabut akarnya. Pencabutan dikhawatirkan akan
merusak perakaran tanaman kopi yang baru tumbuh. Pada tahap ini bisa
dilakukan sortasi benih, pilih kecambah yang berakar lurus. Kecambah
yang terlihat kerdil dan tidak lurus sebaiknya dibuang.
 Penambahan fungisida dapat dilakukan untuk kesehatan bibit.
7. PEMELIHARAAN
1) Intensitas cahaya di pembenihan + 25%. Secara bertahap intensitas
cahaya dinaikkan dengan membuka naungan sedikit demi sedikit.
2) Penyiraman disesuaikan dengan kondisi kelembaban lingkungan.
3) Media digemburkan setiap dua bulan sekali.
4) Pemupukan sesuai umur benih, pupuk dibenamkan atau dilarutkan dalam
air. Dosisnya, umur 1-3 bulan = 1 g Urea + 2 g TSP + 2 g KCl, umur 3-8
bulan = 2 g Urea. Urea diberikan 2 minggu sekali, apabila berupa larutan
diberikan dengan konsentrasi 0.2% sebanyak 50-100 ml/benih/2-minggu.
5) Pengendalian hama penyakit dan gulma dilakukan secara manual atau
kimiawi. Hama yang sering menyerang Benih kopi yaitu ulat kilan,
belalang dan bekicot. Penyakit yang sering dijumpai yaitu penyakit rebah
batang (Rizoctonia solani).
6) Benih siap tanam umur 10-12 bulan dari penyemaian.
8. HAMA DAN PENYAKIT
A. Penyakit

a. Penyakit Akar
Ada 2 macam : 1. Penyakit akar hitam
2. Penyakit akar cokelat
Gejala umum serangan :
- Pertumbuhan daun kurang segar
- Warna daun menguning, layu menggantung, yang diakhiri dengan rontoknya
daun.
1. Penyakit akar hitam (Rosellina bunodes)
Penyebabnya :
- Cendawan Rostellinia bunodes
- Cendawan Rosellinia arcuata
 Serangan Rosellinia bunodes
Gejala/tanda :
- Batang kopi mati secara mendadak
- Dekat leher akan dan akar-akar yang besar terdapat benang-benang
cendawan yang berwarna hitam
- Kulit yang terserang membusuk, pada pangkal leher akar terbentuk
collus
- Bila bibit yang terkena serangan dikupas, akan terdapat bintik-bintik
hitam dan kalau dibelah, terdapat garis-garis hitam.
 Serangan Kosellinia arrcuata
Gejala/tanda-tanda :
- Hampir sama, kecuali benang-benang cendawan yang berwarna putih

2. Penyakit Akar Cokelat (Formes arcuata)


Penyebab : cendawan Formes noxius atau Phellinus lamaensis
Tanda-tanda : akar yang diserang terutama akar tunggang.
Akar ini tertutup butir – butir tanah yang mengandung cendawan-cendawan
berwarna cokelat, yang melekat sangat kuatnya pada akar tanaman kopi tersebut.
- Bagian yang diserang akan membusuk kering dan lunak, dengan garis-garis
cokelat.
Pemberantasan :
Penyakit-penyakit tersebut diatas pemberantasannya sama yaitu :
- Pohon-pohon yang sakit dibongkar sampai akarnya, dibakar
- Membuat parit-parit disekitar tanaman yang sakit sedalam 1 meter (isolasi)
- Mengatur diamase
- Lobang bekas bongkaran diberi tepung belerang 200 gr/lubang

b. Penyakit pada batang dan ranting-ranting tanaman

1. Penyakit pada batang


Penyebab :
Jamur upas (Corticium salmonicolor)
Gejala :
- Daerah serangan adalah cabang, yang sebelum masuk kebagian kulit, merupakan
selaput merah jambu, yang terdiri, dan sekumpulan spora-spora.
- Kalau selaput sudah putih, biasanya kulit sudah mati, dan cendawan masuk ke
bagian kayu dan cabang-cabang serta ranting-ranting akhirnya mati.

Serangan dapat berlanjut melalui tangkai daun ke bunga dan buah.


Hebat, becak-becak ini menyatu
- Pusat becak berubah menjadi cokelat
- Daun-daun dapat gugur sebelum waktunya pada serangan yang hebat pohon
menjadi gundul, dan akhirnya tanaman mati.

Pemberantasan
- Pemeliharaan yang baik sehingga tanaman sehat dan kuat
- Pemangkasan dilakukan dengan baik
- Diberantas dengan fungisida, misalnya Bubur Bordo 1% dengan dosis 2000 1/ha
setiap 2 – 3 minggu sekali.

2. Penyakit daun Cercospora coffeicola


Serangan mula-mula pada daun dan dapat terus menyerang buah
Penyebab : Cendawan Cercospora coffeicola
Gejala-gejala :
- terdapat becak bulat, berwarna cokelat/cokelat tua pada daun, terutama pada
bagian atas daun
- Pada becak yang tua terdapat warna putih ataub kelabu, seperti ditaburi debu
hitam.
- Diameter becak ± 0,5 cm
- Serangan yang hebat dapat menyebabkan daun gugur
- Serangan terutama pada persemaian, dan serangan pada buah terutama pada sisi
yang banyak mendapat cahaya.
Pemberantasan :
- Disemprot dengan bubur bordoux (BB)
- Mengurangi kelembaban
- Memperbaiki drainase
- Memotong bagian daun yang sakit

3. Penyakit Hangus
Penyebab : cendawan Root–dauw yaitu cendawan sekunder yang tumbuh karena
kotoran serangga.
Gejala :
- terdapat lapisan hitam pada permukaan daun
- Pada daun-daun itu umumnya terdapat banyak semut
- Pada musim kering dapat menyebabkan daun-daun menjadi layu
Pemberantasan : penyemprotan serangga dengan insektisida dan membersihkan
lapisan hitam.

B. Hama
Hana-hama yang cukup menimbulkan kerugian terdapat/menyerang akar, batang,
daun/tunas ataupun buah.
1. Hama yang menyerang akar

Yang terpenting adalah Nematoda dan jenis :


a. Tylencehus seninsis dan T. ioffen

b. Haterodera marioni
Kedua jenis nematoda ini menyerang akar, terutama tanaman muda.
Gejala-gejala :
- Daun menguning dan gugur sebelum waktunya
- Kulit akarnya mengelupas
- Karena perakaran rusak, keadaan pohon mudah rebah

Pemberantasan :
- Pengolahan tanah yang baik
- Mematikan cacing dengan memberakan tanah 2-3 tahun
- Melakukan penutupan tanah dengan tanaman penutup tanah seperti lamtoro
ciatalana, salvania dan sebagainya.
- Memberantas dengan BHC
2. Hama yang menyerang batang/dahan
Biasa disebut bubuk buah.
Yang terpenting :
a. Penggerek merah (Zeuzera caffea)

b. Penggerek ranting (buluh)

c. Xylosandrus morstati

d. Xylosandrus morigerus

3. Hama yang menyerang buah


(Stephano derishampei) – buluh buah
Hama ini cukup merugikan dan kerugian dapat mencapai 80% akibat pembusukan
dan keguguran.
Gejala :
- Tanaman jenis yang tahan seperti Arabica exeelsa dan Luberica
- Hindari keadaan kebun yang gelap dan lembab
- Memusnahkan buah-buah yang diserang
- Disemprot dengan BHC, Perothion dan sebagainya

4. Hama yang menyerang daun, tunas , bunga dan buah


Beberapa kutu yang terpenting antara lain :
a. Pseudocaccus citri

b. Coceus viridis

c. Ferressia virgata
SKEMA PERENCANAAN PEMBIBITAN KOPI SECARA
SEEDLING

PERSIAPAN BENIH KOPI

PERLAKUAN BENIH PERENDAMAN BENIH

PERSEMAIAN BENIH

PERLAKUAN BENIH PEMBUATAN


BEDENGAN SEMAI

PENYIRAMAN SETIAP PEMELIHARAAN KEDALAMAN BENIH 0,5


HARI (KECUALI HUJAN) PERSEMAIAN CM

DILAKUKAN DENGAN BENIH BERKECAMBAH BERKECAMBAH (FASE


AIR BERSIH (TIDAK SERDADU)
TERCEMAR)

PEMELIHARAAN MENYIAPKAN TEMPAT


BENIH SETADIUM PEMBIBITAN
KEPELAN PINDAH KE
POLIBEG

MENYIAPKAN POLIBAG

MEMINDAHKAN
KECAMBAH KE POLIBAG
JADWAL PEMBIBITAN KOPI SECARA SEEDLING
No. Kegiatan Keterangan
1. Persiapan Benih (H-7) - Mempersiapkan benih yang sudah
mendapat SK Menteri Pertanian
sebagai produsen benih kopi
bersertifikat.
- Ekstraksi benih untuk
menghilangkan pulp.
2. Pembuatan Bedengan Semai - Pembuatan bedengan berdekatan
(H-3) dengan penanaman
- Mencangkul tanah sedalam 30 cm.
Lebar bedengan 80cm x 120cm
menghadap ke utara-selatan
berdrainase baik dan bebas dari
nematoda. Dengan panjang
maksimum 10 m.
- Pembuatan naungan untuk
bedengan semai.
3. Perlakuan Benih (H-1) - Dilakukan perendaman benih kopi
dengan fungisida selama 8-12 jam.
4. Persemaian Benih (H 0) - membenamkan benih kedalam
lahan persemaian dengan
kedalaman lebih dari 0,5 cm.
- lahan persemaian disiram hingga
titik jenuh lapang tanah
- benih tertata dalam lubang tanam
kemudian di tutupi dengan jerami
kering

5. Pemeliharaan (H+7) - membuka setiap pagi


- penyiraman
- penyiangan gulma
6. Transplanting - pemindahan benih dari media
semai ke dalam polibag pada fase
kepelan (H+60)
- pemindahan benih dari polibag ke
lubang tanam setelah benih
berumur 6 bulan (H+180)
DAFTAR PUSTAKA

Ditjenbun. 2014. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA KOPI YANG BAIK.


http://ditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/GAP%20KOPI.pdf
(diakses pada tgl 20-6-2018)

Anda mungkin juga menyukai