Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pendahuluan.
1
.H. Parper, 2002, Filsafat Politik: Plato, Aristoteles, Augustinus, Machiaveli, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal:
59
2
pengelolaan anggaran dan akuntansi yang merupakan dua produk utama Good
Governance. Akan letapi, Hal tersebut tidak berarti Good Governance gagal diterapkan,
banyak upaya yang dilakukan pemerintah guna menciptakan iklim Good Governance
yang baik, diantaranya ialah mulai diupayakannya transparansi informasi terhadap publik
mengenai APBN sehingga memudahkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam
menciptakan kebijakan dan dalam proses pengawasan pengelolaan APBN dan BUMN.
Hal tersebut dapat rnenjadi acuan terhadap akuntabilitas rnanajerial darl sektor publik
tersebut agar kelak lebih baik dan kredibel kedepannya.
Pembahasan.
pemerintahan yang baik yaitu masih banyaknya perilaku yang bertentangan dengan
kaidah good governace sebagaimana cita-cita reformasi2.
Konsep Good Governance tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja, namun
melibatkan semua aktor dalam kepemerintahan. Aktor dalam kepemerintahan itu adalah
negara atau pemerintah sendiri, Swasta, dan Masyarakat madani (civil society). Banyak
pihak yang masih menganggap jika tata kelola pemerintahan yang baik hanya dilakukan
oleh pemerintah saja. Tata pemerintahan bukan hanya dalam pengertian struktur dan
manajemen lembaga atau eksekutif saja, namun pemerintah hanyalah bagian dari ketiga
sektor tadi. Aktor lain adalah sektor swasta dan civil society (masyarakat madani). Sektor
swasta mencakup perusahaan swasta yang aktif dalam interaksi dalam sistem pasar,
industri manufaktur, perdagangan, perbankan dan sektor informal lainnya yang bersifat
penyerapan tenaga kerja, peningkatan produksi, investasi, dan pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan masyarakat madani merupakan kelompok masyarakat dalam konteks
kenegaraan berada diantara pemerintah dan perseorangan, baik perseorangan maupun
kelompok tersebut berinteraksi secara sosial, politik, dan ekonomi. Kelembagaan
masyarakat sipil dirasakan oleh masyarakat melalui fasilitas partisipasi masyarakat
dengan mobilisasi. Oleh karenanya memahami tata kelola pemerintahan yang baik
adalah memahami bagaimana integrasi peran antara pemerintah (birokrasi), sektor
swasta, dan civil society dalam suatu aturan main yang disepakati bersama. Lembaga
pemerintah harus mampu menciptakan kondisi dimana ekonomi, politik, sosial budaya,
hukum, dan keamanan yang kondusif. Di samping itu, sektor swasta berperan aktif dalam
menumbuhkan kegiatan perekonomian yang akan meluaskan lapangan kerja dan
pendapatan masyarakat. Sedangkan, civil society harus mampu berperan aktif dengan
berbagai macam aktivitas perekonomian, sosial, dan politik serta menjadi pengamat dan
kontrol terhadap jalannya aktivitas-aktivitas tersebut
2
Tata Pola Pemerintahan Yang Baik. Dikutip dari : http://blog-kuelvisusanti1992.blogspot.com/2014/06/tata-pola-
pemerintahan-yang-baik-dan.html, diakses pada 13 Juni 2018
4
Dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik tersebut harus dilakukan
dengan sinergi bersama antar ketiga segmen tersebut dalam mengelola sumber daya
alam, sumber daya manusia, lingkungan, perekonomian, dan stabilitas nasional. Terkait
dengan hal tersebut, maka syarat terciptanya good governance, meliputi partisipatoris,
rule of law (penegakan hukum), transparansi, responsiveness (daya tanggap),
konsensus, persamaan hak, efektivitas, dan akuntabilitas. Partisipatoris maknanya yaitu
setiap pembuatan kebijakan selalu melibatkan unsur masyarakat. Saat ini pemerintah
mulai memandang jika pembangunan Indonesia tidak dilakukan oleh satu sisi pemerintah
saja, namun masyarakat mulai diberi kewanangan dalam membangun masyarakat dan
daerahnya sendiri. Melalui UU No. 6 tahun 2014 tentang UU Desa, pemerintah percaya
jika aparatur desa dan masyarakatnya sanggup untuk membangun dan mengelola
daerahnya sendiri. Dengan adanya peraturan tersebut, berimbas kepada penggelontoran
dana desa yang jumlahnnya terbilang tidak sedikit bagi 76 ribu desa di seluruh penjuru
negeri. Salah satu kelebihan bangsa Indonesia adalah mengenai sifat gotong royong dan
musyawarah.Untuk menciptakan good governance yaitu penyelesaian permasalahan
dengan mengutamakan dialog/musyawarah untuk menjadi konsensus. Selain itu,
perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik harus didukung dengan perangkat hukum
yang kuat. Artinya penegakan hukum dengan menidak pelanggar, menjamin
perlindungan hak asasi manusia, tidak memihak, dan tidak pandang bulu. Kemudian,
dengan transparansi atau ruang kebebasan untuk memperoleh informasi publik bagi
warga negara. Transparansi mengenai APBN, APBD, dan anggaran belanja lainnya
harus menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk dilaksanakan. Harus ada ketegasan
antara yang menjad rahasia negara dan informasi yang terbuka untuk publik. Selain itu
lembaga publik harus mampu merespon kebutuhan masyarakat terutama yang berkaitan
dengan HAM. Pemerintah harus menjamin bahwa semua pihak tanpa terkecuali berhak
untuk terlibat dalam proses politik, tanpa ada satupun yang dikesampingkan. Disamping
itu, akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban dari suatu instansi pemerintahan
untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan tehadap misi-misinya.
Secara garis besar, kebijakan publik yang dikeluarkan pemerintah harus transparan,
efektif, efisien dan mampu menjawab ketentuan dasar keadilan.
Adapun perubahan paradigma mengenai tata kelola pemerintahan yang baik dari
yang sebelumnya seolah rakyat dan pemerintah merupakan sisi lain yan terpisah
sehingga rakyat yang harus mengikuti keinginan pemerintah melalui aturan dan kebijakan
yang diambil. Pemerintah dalam keberadaannya sebagai pelayan masyarakat di banyak
5
Konsep tata kelola pemerintahan yang baik dapat diartikan menjadi acuan untuk
menuju kesana. Artinya konsep good governance merupakan idealisme nilai dalam
proses menuju kesana. Membangun tata kelola pemerintahan yang baik adalah
mengubah cara kerja pemerintahan menjadi lebih akuntabel dan membangun pelaku-
pelaku di luar pemerintahan untuk berperan serta dalam membuat sistem baru yang
berpihak pada kepentingan umum. Dalam konteks ini, tidak ada satu tujuan
pembangunan yang dapat diwujudkan dengan mengubah karakteristik dan cara kerja
institusi negara atau pemerintah. Adapun faktor yang menjadi penghambat terhadap
upaya membangun good governance adalah human interest. Faktor kepentingan
merupakan faktor terkuat yang saat ini mempengaruhi baik buruknya dan tercapai atau
tidaknya sebuah negara serta pemerintahan yang baik. Sebab, memang menjadi sebuah
keniscayaan bahwa setiap manusia memiliki kepentingan. Baik kepentingan individu,
kelompok, maupun kepentingan masyarakat nasional atau bahkan internasional. Dalam
rangka mewujudkan kepentingan-kepentingan tersebut akan terjadi benturan. Dan dalam
usaha mewujudkan good governance juga akan terjadi benturan antar kepentingan.
Kepentingan-kepentingan antar individu, kelompok, golongan tersebut akan melahirkan
jarak dan sekat yang membatasi terwujudnya konsensus atau kepentingan bersama.
Sebuah tata kelola pemerintahan yang baik adalah merupakan hasil keputusan bersama
yang menjadi mufakat. Dalam konsep good governance, tata kelola pemerintahan yang
baik adalah kesepakatan bersama antara pemerintah (negara), pelaku ekonomi (swasta),
dan warga negara (civil society). Sehingga konsensus mengenai kebijakan yang baik
adalah produk dari hasil keputusan yang menjadi pertanggungjawaban bersama.
6
Penutup.
DaftarPustaka :
Kerangka Pemilkiran :
(A)
(X) (Y)
a b
Keterangan:
Variabel Pemula
A : Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik
X : Upaya Membangun Kepemimpinan Nasional Yang Berwibawa
Y : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintah Yang Bersih dan Terpercaya
Variabel Antara
a Konsep Good Governace Yang Terarah
b. Penerapan Prinsip-prinsip Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik
..............................
Nomor Perserta : .......