Anda di halaman 1dari 9

KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN ANEMIA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata Dokumentasi Keperawatan

Desen : Ns.Ratih Dianingrum.S.Kep

1-A

Anggota Kelompok :

Abdul Majid
Aldi M Ilham
Aldi Rivaldy
Ari M Tanwirul Q
Bagas Deswanggandara
Derra Farhan F
Farhla Ramadhan

PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR


AKADEMI KEPERAWATAN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
Jl.Pasir Gede Raya No. 19 Telp. (0623) 267206 Fax. 270953
2017
PEMBAHASAN

A. Definisi Anemia
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah,
kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah
Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan
perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang
seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.
Anemia dalam bahasa yunani tanpa darah adalah penyakit kurang darah yang
ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah
dibandingkan normal.Jika kadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan eritrosit kurang
dari 41% pada pria , maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita
, wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari
37% , maka wanita itu dikatakan anemia.Berikut ini katagori tingkat keparahan pada
anemia.
• Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut anemia ringan.
• Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut anemia saedang.
• Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.
Karena hemoglobin terdapat dalam sel darah merah , setiap ganguan
pembentukan sel darah merah , baik ukuran maupun jumlahnya , dapat
menyebabkan terjadinya anemia.ganguan tersebut dapat terjadi ‘’pabrik’’
pembentukan sel (sumsum tulang)maupun ganguan karena kekurangan
komponen penting seperti zat besi , asam folat maupun vitamin B 12. (Soebroto
Ikhsan,Cara Mudah Mengatasi Problem Anemia,Cetakan 1, Yogyakarta 2009)

B. Penyebab Anemia
Anemia umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Gizi yang buruk atau
gangguan penyerapan nutrisi oleh usus. Juga dapat menyebabkan seseorang
mengal;ami kekurangan darah. Demikian juga pada wanita hamil atau menyusui, jika
asupan zat besi berkurang, besar kemungkinan akan terjadi anemia. Pendarahan saluran
pencernaan, kebocoran pada saringan darah di ginjal, menstruasi yang berlerbihan,
serta para pendonor darah yang tidak diimbangi dengan gizi yang baik dapat mjemiliki
resiko anemia.
Perdarahan akut juga dapat menyebabkan kekurangan darah. Pada saat terjadi
pendarahan yang hebat, mungkin gejala anemia belum tampak transfusi darah
merupakan tindakan penanganan terutama jika terjadi pendarahan akut. Pendarahan
teresebut biasanya tidak kita sadari. Pengeluaran darah biasanya berlangsung sedikit
demi sedikit dan dalam waktu yang lama.Berikut ini tiga kemungkinan dasar penyebab
anemia :

1. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan.


Bisa disebut anemia hemolitik ,muncul saat sel darah merah
dihancurkan lebih cepat dari normal (umur sel darah merah normalnya
120 hari).Sumsum tulang penghasil sel darah merah tidak dapat
memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.
2. Kehilangan darah.
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan
berlebihan,pembedahan atau permasalahan dengan pembekuan
darah.Kehilangan darah yang banyak karena menstruasi pada remaja
atau perempuan juga dapat menyebabkan anemia.Semua faktor ini akan
meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat besi ,karena zat besi
dibutuhkan untuk membuat sel darah merah baru.
3. Produksi sel darah merah yang tidak optimal.
Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darh merah
dalam jumpah cukup.ini diakibatkan infeksi virus,paparan terhadap
kimia beracun atau obat-obatan(antibiotic, antikejang atau obat kanker).

C. Gejala Anemia
Gejala yang sering kali muncul pada penderita anemia di antaranya:
 Lemah ,letih,lesu ,mudah lelah dan lunglai.
 Wajah tampak pucat.
 Mata berkunang-kunang.
 Sulit berkosentrasi dan mudah lupa.
 Sering sakit.
 Pada bayi dan batita biasanya terdapat gejala seperti kulit pucat atau
berkurangnya warna merah muda pada bibir dan bawah kuku.Perubahan
ini dapat terjadi perlahan-lahan sehingga sulit disadari.
 Jika anemia disebabkan penghancuran berlebihan dari sel darah merah
,makaterdapat gejala lain seperyi jaundice,warna kuning pada bagian
putih mata ,pembesaran limpa dan warna urin seperti teh.

D. Jenis-jenis Anemia
a) Anemia Defisiensi zat besi
Anemia yang paling banyak terjadi adalah anemia akibat kurangnya zat besi .
Zat besi merupakan bagian dari molekul hemoglobin.Oleh sebab itu , ketika tubuh
kekurangan zat besi , produksi hemoglobin akan menurun. Meskipun demikian ,
penurunan hemoglobin sebetulnya baru akan terjadi jika cadangan zat besi (Fe)
dsala tubuh sudah benar-benar habis .Kurangnya zat besi dalam tubuh bisa
disebabkan banyak hal .Kekurangan zat besi pada bayi mungkin disebabkan
prematuritas, atau bayi tersebut lahir dari seorang ibu yang menderita kekurangan
zat besi.Pada anak-anak mungkin disebabkan oleh asupan makanan yang kurang
mengandung zat besi . Sedabgkan pada orang dewasa , kurangnya zat besi pada
prinsipnya hampir selalu disebabkan oleh pendaraah menahun atau berulang-ulang
yang bisa berasal dari semua bagian tubuh.
Faktor resiko terjadinya anemia memang lebih besar pada perempuan di
bandingkan kaum pria .cadangan besi dalam tubuh perempuan lebih sedikit
daripada pria ,sedangkan kebutuhan perharinya justru lebih tinggin .setiap harinya
seorang wanita akan kehilangan sekitar 1-2 mg zat besi melalui ekskresi secara
normal .pada saat mentruasi ,kehilangan zat besi bisa bartambah hingga 1 mg lagi.
Kebutuhan zat besi pada wanita juga meningkat pada saat hamil dan melahirkan
ketika hamil seorang ibu di tuntut untuk memenuhi kebutuhan zat besi untuk
dirinya,tetapi juga harus memenuhi kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan
janinya.selain itu ,pendarahan saat melahirkan juga dapat menyebabkan seorang ibu
kehilangan banyak zat besi.
b) Anemia Defisiensi Vitamin C
Anemia karena kekurangan vitamin c adalah sejenis anemia yang jarang
terjadi,yang disebabkan oleh kekurangan vitamin c yang berat dalam jangka waktu
lama. Penyebab kekurangan vitamin c biasanya adalah kurangnya asupan vitamin c
dalam makanan sehari hari.
Salah satu fungsi vitamin c adalah membantu menyeret zat besi,sehingga jika
terjadi kekurangan vitamin c ,maka jumlah zat besi yang diserap akan berkurang
dan bisa terjadi anemia. Untuk mendiagnosa penyakit ini dilakukan pengukuran
kadar vitamin c dalam darah. Pada anemia jenis ini sum-sum tulang menghasilkan
sel darah merah berukuran kecil.
c) Anemia Makrositik
Jenis anemia ini disebabkan karena tubuh kekurangan vitamin B12 atau asam
folat. Anemia ini memiliki ciri sel-sel darah abnormal dan berukuran besar
(Makrositer) dengan kadar hemoglobin per eritrosit yang normal atau lebih tinggi
(hiperkrom) dan MCV tinggi. MCV atau Mean Corpuscular Volume merupakan
salah satu karakteristik sel darah merah. Sekitar 90% anemia makrositik yang
terjadi adalah anemia pernisiosa.
Selain menggangu proses pembentukan sel darah merah kekurangan vitamin
b12 juga mempengaruhi sistem saraf,sehingga penderita anemia ini akan merasakan
kesemutan ditangan dan kaki ,tungkai dan kaki,dan tangan seolah mati rasa,serta
kaki dalam bergerak.gejala lain yang dapat terlihat diantaranya adalah buta warna
tertentu,termasuk warna kuning dan biru,luka terbuka dilidah atau lidah seperti
terbakar,penurunan berat badan,warna kulit menjadi lebih
gelap,linglung,depresi,penurunan fungsi intelektual.
Biasanya kekurangan vitamiin b12 terdiagnosis pada pemeriksaan darah rutin
untuk anemia.pada contoh darah yang diperiksadibawah mikroskop ,tampak selah
merah berukuran besar .juga dapat dilihat perubahan sel darah putih dan
trombosit,terutama jika penderita anemia dalam jangka waktu yang lama.jiika
diduga terjadi kekurangan ,maka dilakukan pengukuran kadar vitamin b12 dalam
darah.
d) Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi bila sel darah merah dihancurkan jauh lebih cepatdari
normal.umur sel darah merah normalnya 120 hari .pada anemia hemolitik,umur sel
darah merah lebih pendek sehingga sumsum tulang penghasil sel darah merah tidak
dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.
e) Anemia Sel Sabit
Anemia sel sabit (sickle cell anemia) adalah suatu penyakit keturunan yang
ditandai dengan sel darah merah yang berbentuk sabit ,kaku ,dan anemia hemolitik
kronik.pada penyakit sel sabit,sel darah merah memiliki hemoglobin(protein
pengangkut oksigen) yang bentuknya abnormal,sehingga mengurangi jumlah
oksigen dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi seperti sabit.sel yang
berbentuk sabit akan menyumbat dan merusak pembuluh darah terkecil dalam
limpa ,ginjal,otak,tulang,dan organ lainnya ,dan menyebabkan kurangnya pasokan
oksigen ke organ tersebut.sel sabit ini rapuh dan akan pecah pada saat melewati
pembuluh darah,kerusakan organ ,bahkan sampai pada kematian.

f) Anemia Aplastik
Merupakan jenis anemia yang berbahaya, karena dapat mengancam jiwa.
Anemia aplastik terjadi bila” pabrik”(sumsum tulang )pembuatan darah merah
terganggu .Pada anemia aplastik ,terjadi penurunan produksi sel darah (eritrosit,
leukosit dan trombosit).Anemia aplastik disebabkan oleh bahan kimia ,obat-obatan
,virus dan terkait dengan penyakit-penyakit yang lain.

E. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


a) Zat besi yang dibutuhkan, Angka kecukupan gizi (AKG) zat besi Anda
ditentukan oleh beberapa faktor, yang meliputi usia dan jenis kelamin.Zat besi
berlebihan dapat menimbulkan keracunan, jadi Anda sebaiknya tetap
mempertimbangkan AKG saat beralih menjalani pola makan kaya zat besi.

i) Pria dan wanita antara 9-13 tahun: 8 mg


ii) Pria 14-18 tahun: 11 mg
iii) Wanita 14-18 tahun: 15 mg
iv) Pria 19-50 tahun: 8 mg
v) Wanita 19-50 tahun: 18 mg
vi) Pria dan wanita 51 tahun lebih: 8 mg
vii) Wanita hamil antara 14-50 tahun: 27 mg
b) Daging
Daging adalah sumber zat besi heme (zat besi yang berasal dari hemoglobin
bahan makanan hewani) yang bagus.Walaupun zat besi nonheme (nabati) lebih
lazim terkandung dalam makanan sehari-hari, tubuh kita lebih mudah menyerap
zat besi dari sumber heme. Daging sapi dan unggas merupakan sumber zat besi
heme yang bagus.
a. Daging sirloin seberat 170 gram akan mengandung sekitar 3,2 mg zat besi
b. Hati sapi atau ayam juga merupakan sumber yang bagus, dan mengandung
sekitar 5-9 mg zat besi dalam sajian seberat 85 gram.
c. Di antara kelompok daging unggas, daging bebek adalah sumber terbaik
dengan kandungan 2,3 mg zat besi dalam sajian seberat 85 gram, dan
daging kalkun di peringkat kedua dengan kandungan kira-kira 2,1 mg zat
besi dalam sajian seberat 85 mg.
c) Hidangan laut ,juga sangat kaya akan zat besi heme. Pilihan ini juga memiliki
manfaat lainnya karena kaya protein dan rendah lemak. [10] Hidangan laut adalah
sumber protein yang bagus bagi vegetarian yang mau mengonsumsi ikan.

d) Sayuran, Kandungan zat besi dalam sayuran seperti ini sangat tinggi. Bayam,
kale, dan kubis adalah beberapa pilihan sumber zat besi nonheme terbaik. Bayam
misalnya, mengandung sekitar 3,2 mg zat besi dalam 1/2 cangkir.Sayuran berdaun
hijau juga dapat disajikan dalam berbagai cara, dari salad hingga dicampurkan ke
dalam smoothies.
e) Biji dan polong yang berkecambah lebih bagus, Misalnya, dalam 28 gram biji
labu, wijen, ataupun waluh bisa terkandung zat besi nonheme sebanyak 4,2 mg.
Jika suka biji bunga matahari, walaupun kandungan zat besinya tidak sebanyak
biji-bijian di atas, masih bisa mendapatkan 0,7 mg zat besi dalam setiap 28 gram
sajiannya.
f) Sereal, Banyak sereal sarapan dan produk sekam dan oat yang difortikasi dengan
zat besi sehingga sangat bagus untuk meningkatkan zat besi dalam pola makan
yang kekurangan nutrisi ini.Bacalah label dalam kemasan produk untuk
mengetahui kandungan zat besi dalam setiap sajiannya.
g) Minumlah suplemen zat besi,Suplemen zat besi juga tersedia untuk melengkapi
pola makan kaya zat besi. Hanya saja, selalu konsultasikan dengan dokter untuk
memastikan Anda tidak menyerap zat besi terlalu banyak karena nilai AKG Anda
merupakan gabungan antara kandungan zat besi yang terkandung dalam suplemen
dan makanan yang Anda makan.
h) Pertimbangkan suplemen vitamin, Beberapa vitamin dan mineral tidak akan
diserap dengan baik tanpa pasangannya. Misalnya, penyerapan zat besi akan lebih
efisien bersama vitamin C, dan sebaliknya, penyerapan zat besi akan dihambat
oleh konsumsi kalsium. Asupan vitamin B12 diperlukan pada vegetarian karena
nutrisi ini dibutuhkan dalam penyerapan zat besi. Pola makan vegetarian tidak
memberikan jumlah vitamin B12 yang cukup. Suplemen zat besi dapat
menyebabkan gangguan lambung. Jadi, minumlah suplemen ini bersama makanan
atau di malam hari sebelum tidur.
i) Hindari makanan dan minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi, Teh
dan kopi mengandung senyawa polifenol yang dapat menghambat penyerapan zat
besi.Bahan makanan lain yang dapat menghambat penyerapan zat besi antara lain
produk kaya kalsium seperti produk olahan susu. Anda tidak harus berhenti
mengonsumsi semua bahan makanan ini sama sekali. hanya cukup menghindari
konsumsinya di waktu bersamaan dengan suplemen zat besi.

J) Makanlah buah jeruk atau minumlah sari buah jeruk saat meminum tablet zat
besi (ferro sulfat, ferro glukonat, dll.), Vitamin C yang terkandung di dalamnya
dapat membantu penyerapan zat besi.Hal ini sangat penting terutama bagi mereka
yang mengandalkan sumber zat besi nonheme karena vitamin C akan
mempermudah tubuh menyerapnya.
DAFTAR PUSTAKA

 Proverawati Atikah.2011.Anemia dan Anemia Kehamilan.Yogyakarta:Nuha medika


 Sediaoetama Ahmad Djaeni. 1993 . Ilmu Gizi . Jakarta : Dian Rakyat

Anda mungkin juga menyukai