Anda di halaman 1dari 7

BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO

Pada hari ini tanggal..............................................telah dipresentasikan portofolio oleh:


Nama Peserta : Duratul Fahlia
Dengan judul/topik : Pneumotoraks
Nama Pendamping : dr. Reineer Tirajoh
Nama Wahana : RSUD Bitung

No. Nama Peserta Presentasi No. Tanda Tangan


1 1
2 2
3 3
4 4
5 5

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesunguhnya.
Pendamping

dr. Reineer Tirajoh

Catatan: Halaman protofolio ini sebaiknya disalin~sinar (fotokopi) karena anda akan membuat sejumlah laporan yang sekaligus merupakan
catatan untuk bekal dan berpraktik nantinya.

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 1


Borang Portofolio

Nama Peserta: dr. Duratul Fahlia

Nama Wahana: RSUD Bitung

Topik: Pneumotoraks

Tanggal (kasus): 12 Januari 2014


Nama Pasien: Tn. SM

Tanggal Presentasi: Nama Pendamping: dr. Reineer Tirajoh

Tempat Presentasi:

Obyektif Presentasi:

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi: Laki-laki, 16 tahun datang dengan keluhan sesak nafas setelah ditusuk dan dipukul dari belakang

oleh orang yang tidak dikenal.

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 2


Tujuan: Diagnosis dan penanganan pneumotoraks.

Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Audit

Kasus
Cara membahas: Diskusi Presentasi dan Email Pos

Data pasien: Nama: Tn. SM diskusi

Nama klinik: Telp: Terdaftar sejak:

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis/Gambaran Klinis: Pneumotoraks

2. Riwayat Pengobatan: IVFD RL, tetagram, ceftriaxon, ranitidin, ketorolac, pemasangan wsd.

1. Riwayat kesehatan/Penyakit: hipertensi (-), DM(-), Penyakit Jantung (-)

4. Riwayat keluarga: hipertensi (-), DM(-), Penyakit Jantung (-)

5. Riwayat pekerjaan: pelajar SMA kelas XI

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 3


6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN, SEKOLAH)

7. Riwayat imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus):

8. Lain-lain: Laboratorium: Leukosit 14000; Hb 9; Hct 40,5; Trombosit 247000. Rontgen : tampak bayangan udara dalam rongga

pleura
Daftar memberikan
Pustaka: (diberibayangan radiolusen SISTEM
contoh, MEMAKAI yang tanpa struktur jaringan paru (avascular
HARVARD,VANCOUVER, atau MEDIA pattern) dengan batas paru berupa
ELEKTRONIK)

garis radioopak tipis yang berasal dari pleura visceral


1. Purwadianto A. Kedaruratan Medik Sistim Pernapasan. 2013. Hal. 21-48.

9.
2. A mini Note Emergency. Hal. 23.

3. Hardjolukito W. Vulnus. Devisi Bedah Umum FK UMJ. Bahan ajar.

Hasil Pembelajaran:

1. Definisi pneumotoraks

2. Klasifikasi pneumotoraks

3. Penanganan awal dan penanganan lanjutan di Rumah Sakit untuk kasus pneumotoraks

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 4


4. Penilaian diagnosis pneumotoraks

5. Mengenal komplikasi pneumotoraks yang mungkin timbul

1. Subyektif: Pasien datang dengan keluhan sesak nafas setelah ditusuk dan dipukul dari belakang oleh orang

yang tidak dikenal ketika hendak pergi membeli martabak pada jam 01:00 WITA.

2. Objektif: Diagnosis kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dimana pada

anamnesis didapatkan keluhan utama sesak nafas setelah ditusuk dan dipukul dari belakang oleh orang

yang tidak dikenal. Pada pemeriksaan pasien dibawa polisi patroli jalan raya karena tergeletak di pinggir

jalan raya bitung, pasar lama, karena perdarahan banyak, sesak dan kesadaran apatis. Menurut polisi yang

membawa pasien terlihat tergeletak di pinggir jalan dan sepertinya dikroyok 2 orang karena orang tersebut

sewaktu polisi datang sudah melarikan diri. Status generalis Keadaan umum pasien apatis, sesak nafas dan

nafas cuping hidung 20 x/menit. Dada kanan lebih besar dan tertinggal pada gerakan inspirasi dan

ekspirasi. Status lokalis: dada kanan belakang terdapat luka tusuk setinggi angulus inferior scapulae lebar 4

cm.

3. Assessment:
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 5
Pada penanganan pneumotoraks yang pertama dilakukan adalah penanganan primary survey, yaitu :

A(airway):Sesak  beri kanul O2. B(brathing):Pneumotoraks  Torakosentesis pada ICS II linea

midclavikularis dekstra, kemudian dievaluasi dengan menghitung Respiration Rate. C(circulation) :Periksa

tanda-tanda vital. Bila pasien dalam keadaan preshock, maka diberikan infus 2 line / double IV line RL.

D(disability):Pasang kateter dan pasang NGT jika pasien tidak sadar. Kemudian mencari dan menentukan

status lokalis. Jika terjadi pneumotoraks terbuka, maka Langkah awal adalah menutup luka dengan kasa

steril yang diplester hanya pada 3 sisinya saja. Dengan penutupan seperti ini diharapkan akan terjadi efek

flutter Type Valve dimana saat inspirasi kasa pnutup akan menutup luka, mencegah kebocoran udara dari

dalam. Saat ekspirasi kasa penutup terbuka untuk menyingkirkan udara keluar. Selanjutnya secondary

survey (CT-Scan/&Rontgen) dilakukan setelah penanganan primary survey (tindakan kegawatdaruratan)

selesai dikerjakan. Pada gambaran radiologis pasien didapatkan Bayangan udara dalam rongga pleura

memberikan bayangan radiolusen yang tanpa struktur jaringan paru (avascular pattern) dengan batas paru

berupa garis radioopak tipis yang berasal dari pleura visceral, kesan pneumotoraks. Maka tindakan

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 6


selanjutnya Dilakukan pemasangan WSD (Water Seal Drainage). Kemudian dievaluasi mengenai : Udara,

cairan, darah, Yang keluar dari selang WSD.

4. “Plan”

Diagnosis : ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik dan penunjang. Upaya diagnosis sudah

optimal.

Pengobatan: Resusitasi cairan pada fase akut, pemberian analgetik kuat untuk mengatasi nyeri, serta

tindakan pemasangan WSD dan pemberian antibiotik profilaksis untu pencegahan infeksi.

Edukasi: dilakukan kepada pasien dan keluarganya untuk membantu proses penyembuhan dan pemulihan, untuk

itu pada tahap awal pasien dan keluarganya diminta datang untuk kontrol secara bertahap. Hal ini dilakukan

setelah fase akut teratasi.

Konsultasi: secara rasional perlunya konsultasi dengan spesialis Bedah. Konsultasi ini merupakan upaya untuk

mengontrol pertumbuhan scar/kontraktur luka, mempertahankan fungsi pernafasan daerah lesi, mengembalikan

keterbatasn fisik, mengembalikan tingkat aktifitas, serta penerimaan dampak psikologis.

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 7

Anda mungkin juga menyukai