ABSTRAK
Lansia merupakan suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia
yang panjang. Kualitas tidur merupakan kepuasan seseorng terhadap tidur,sehingga seseorang
tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah,sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk.
Sementara itu insomnia adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan untuk tidur,
terutama dimalam hari. pengobatan insomnia terbagi dua yaitu farmakologi dan non farmakologi,
pengobatan non farmakologi salah satunya adalah terapi musik. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui apakah ada pengaruh terapi modalitas: terapi musik terhadap kualitas tidur lansia
yang mengalami insomnia di Panti Tresna Werdha Teratai Palembang. Penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan desain penelitian pre eksperimental dengan pendekaktan “one group
pretest postest” “Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian lansia yang berada di panti sosial
tresna werdha teratai palembang, tekhnik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik “non
probability Sampling” dengan menggunakan metode purposive sampling sehingga jumlah
responden dalam penelitian ini berjumlah 37 jiwa. lansia yang bersedia menjadi responden mengisi
lembar Informed consent terlebih dahulu. Hasil uji statistik Shapiro Wilk diperoleh nilai P = 0,000,
ada pengaruh terapi musik terhadap kualitas tidur yaitu rata-rata skor kualitas tidur sebelum
diberikan terapi musik adalah 6,64 dan rata-rata skor kualitas tidur sesudah diberikan terapi musik
adalah 5,27. Hasil penelitian ini hendaknya dapat memberikan gambaran kepada panti sosial
tresna werdha teratai tentang adanya pengaruh terapi musik terhadap kualitas tidur Sehingga
petugas panti diharapkan dapat memberikan promosi kesehatan pada masyarakat tentang
pentingnya kebutuhan istirahat dan tidur dengan memberikan terapi musik.
36
Volume 1, edisi 2, November 2013
37
Volume 1, edisi 2, November 2013
38
Volume 1, edisi 2, November 2013
kualitas tidur lansia sebelum dan kualitas tidur yang kurang baik
sesudah diberikan terapi musik karena belum adanya pemberian
terapi musik dan belum mengetahui
PEMBAHASAN cara pencegahan terhadap insomnia
Analisis Deskriftif Pretest kualitas itu sendiri. Penilaian pada kualitas
tidur tidur ini terdapat pada 7 komponen
Berdasarkan hasil penelitian maka skor yang diberikan nilai
analisis univariat mengenai kualitas :kualitas tidur baik jika skor ≤ 5, dan
tidur lansia sebelum diberikan terapi kualitas tidur buruk jika skor ≥ 5.
musik pada lansia di Panti Sosial Maka dapat disimpulkan bahwa
Tresna Werdha Teratai Palembang semangkin kecil skor mengidentifikasi
distribusi frekuensi dari jumlah kualitas tidur yang lebih baik.
responden yaitu 37 lansia yang Kondisi lingkungan memang
mengalami insomnia, analisis berperan besar terhadap terjadinya
deskriftif diperoleh pretest kualitas insomnia. Lingkungan yang ramai,
tidur responden skor rata-rata 6,64 bising dan jauh dari ketengan dan
(95% CI: 5,83 – 7,46), median 7,00 ketentraman, kebersihan kamar, bau,
dengan standar deviasi 2,45. Skor kotor serta banyak barang-barang
terendah 1 dan skor tertinggi 11,00, yang berantakan didalam kamar dan
Dari hasil estimasi intereval dapat ditempat tidur dapat mempengaruhi
dikatakan bahwa 95% skor tingkat insomnia seseorang.
responden adalah diantara 5,83%- Usaha-usaha panti untuk
7,26%. menurunkan angka kejadian
Berdasarkan hasil penelitian insomnia dengan cara memberikan
analisis univariat mengenai kualitas lingkungan yang nyaman, tenang,
tidur lansia sebelum diberikan terapi bersih dan diberikan wewangian yang
musik pada lansia di panti tresna segar dan pengharum di setiap
werdha teratai palembang dapat ruangan serta memperhatikan lansia
dilihat bahwa skornya masih tinggi yang mengalami perawatan tirah
dengan skor 5,83%-7,26% dan skor baring hendaknya di mandikan dan
terendah 1,00 dan skor tertinggi diganti pakaiannya terta tempat
11,00. Hal ini menunjukkan bahwa tidurnya sehingga kamar tersebut
sebagian besar responden memiliki menjadi nyaman dan bersih. Berikan
39
Volume 1, edisi 2, November 2013
terapi musik secara berkala kepada tidur, lama tidur, efisiensi tidur,
lansia yang mengalami insomnia gangguan pola tidur, penggunaan
maupun lansia yang tidak mengalami obat-obatan serta aktivitas siang hari
insomnia, memperhatikan semua yang mengganggu tidur serta
lansia yang berada di panti jangan aktivitas sehari-hari terkait dengan
sampai lansia mengalami insomnia, tidur
berikan pertanyaan kepada lansia
tentang mengapa lansia tidak bisa
tidur, apakah ada pikiran yang Analisis Deskriftif Postest kualitas
mengganggu lansia itu sendiri yang tidur
menyebabkan lansia tidak bisa tidur. Berdasarkan hasil penelitian
Menurut Potter dan Perry (2006), analisis univariat mengenai kualitas
terapi musik adalah keahlian tidur lansia setelah diberikan terapi
menggunakan musik atau elemen musik pada lansia di panti tresna
musik oleh seseorang terapis untuk werdha teratai palembang, distribusi
meningkatkan, mempertahankan dan frekuensi dari jumlah responden yaitu
mengembalikan kesehatan mental, 37 lansia, analisis deskriftif diperoleh
fisik, emosional dan spiritual. Terapi postest kualitas tidur responden skor
musik juga dapat digunakan untuk rata-rata 5, 27 (95% CI: 4,48 – 5,69),
penyembuhan suatu penyakit dengan median 5,00 dengan standar deviasi
menggunakan bunyi irama tertentu 1,28. Skor terendah 3 dan skor
dan salah satunya yaitu musik klasik. tertinggi 8. Dari hasil estimasi interval
Menurut Bussy, (1989) Pengukuran dapat dikatakan 95% skor responden
kualitas tidur dengan menggunakan adalah diantara 4,48%-5,69%.
kuesioner PSQI (Pittsbrugh Sleep Berdasarkan hasil penelitian analisis
Quality Indeks) adalah suatu alat univariat mengenai kualitas tidur
yang efektif digunakan untuk lansia setelah diberikan terapi musik
mengukur kualitas tidur dan pola ukur pada lansia di panti tresna werdha
pada lanjut usia. Dengan adanya alat teratai palembang, dapat dilihat
ukur ini memudahkan peneliti untuk bahwa skornya turun yaitu dengan
mengukur kuaalitas tidur lansia skor 4,48%-5,69% dan skor terendah
dengan komponen : kualitas tidur 3,00 dan skor tertinggi 8,00. Penilaian
secara subjektif, waktu mulainya pada kualitas tidur ini terdapat pada 7
40
Volume 1, edisi 2, November 2013
komponen maka skor yang diberikan atau irama tertentu. Terapi musik
nilai : kualitas tidur baik jika skor ≤ 5, adalah sebuah terapi kesehatan yang
dan kualitas tidur buruk jika skor ≥ 5. menggunakan musik di mana
Maka dapat disimpulkan bahwa tujuannya adalah untuk
semangkin kecil skor mengidentifikasi meningkatkan atau memperbaiki
kualitas tidur yang lebih baik. Hal ini kondisi fisik, emosi, kognitif, sosial
menunjukkan bahwa sebagian besar bagi individu dari berbagai kalangan
responden memiliki kualitas tidur usia.
yang baik karena adanya pemberian Hasil penelitian ini sejalan
terapi musik dan lansia telah dengan hasil penelitian Sutrisno
mengetahui cara pencegahan (2007), efektifitas terapi musik
terhadap insomnia itu sendri. terhadap peningkatan kualitas tidur
Dari berbagai penelitian penderita insomnia pada lansia di
menunjukkan bahwa terapi musik panti werdha pacung gading
terbukti efektif dalam membantu semarang. Penelitan ini bersifat
rehabilitasi gangguan fisik, kuantatif dengan Metode penelitian
peningkatan motivasi dalam yang dipakai adalah kuasi experiment
menjalankan perawatan, memberikan dengan one group pre-test dan post
dorongan emosional untuk klien dan test tanpa kelompok control. Data
keluarga, mengekspresikan perasaan dianalisis dengan uji korelasi
dan dalam berbagai proses spearman. Berdasarkan hasil dari
psikoterapi. Karena itu terapi musik penelitian, 74 % responden
terus berkembang, baik di rumah mengalami peningkatan dalam
sakit, klinik, lembaga kesehatan, kualitas tidurnya. Nilai signifikansi
sekolah-sekolah, pusat kesehatan yang dihasilkan dari uji korelasi
mental dan lembaga rehabilitasi spearman menunjukan bahwa 0,001
ketergantungan obat, serta tempat- < α/2 dengan (α) 0,01 atau
tempat perawatan lainnya (Djohan, signifikansi 99 % Sehingga hipotesis
2006). H0 ditolak dan H1 diterima.
Erfandi (2009) mendefinisikan Hal ini sejalan dengan penelitian
terapi musik sebagai teknik yang yang di lakukan oleh Rachman
digunakan untuk penyembuhan suatu Yusron Alkatri (2011), pengaruh
penyakit dengan menggunakan bunyi terapi musik terhadap respon perilaku
41
Volume 1, edisi 2, November 2013
42
Volume 1, edisi 2, November 2013
terapi musik terhadap lansia yang lingkungan dari tempat penelitian itu
mengalami insomnia sangat sendiri.
mempengaruhi kualitas tidur lansia. Adanya perbedaan skor kualitas
Hal ini membuktikan bahwa tidur lansia di panti tresna werdha
pemberian terapi musik dapat teratai palembang sebelum dan
meningkatkan kualitas tidur lansia di sesudah diberikan terapi musik, hal
panti Sosial Tresna Werdha Teratai Ini membuktikan bahwa tenaga
Palembang. Berdasarkan hasil kesehatan khususnya perawat
penelitian serta teori yang ada, maka mampu meningkatkan kualitas tidur
peneliti berpendapat bahwa terapi responden dengan diberikannya
musik dapat meningkatkan kualitas terapi musik, terlihat dari nilai rata-
tidur lansia. rata kemampuan responden dalam
Dari hasil penelitian yang mendengerkan dan menghayati
dilakukan di Panti Sosial Tresna terapi musik yang diberikan.
Werdha Teratai Palembang dalam
memberikan terapi musik terhadap SIMPULAN
kualitas tidur lansia pada sekelompok 1. Kualitas tidur lansia sebelum
lansia ini menunjukkan hasil yang diberikan intervensi terapi musik
positif dan negatif dengan memiliki skor diantara 5,83-7,46.
karakteristik panti tersebut sangat Jadi dapat dikatakan sebagian
menunjang program pendidikan besar responden memiliki kualitas
kesehatan. Faktor positif yang dimiliki tidur yang kurang baik.
oleh responden lansia di Panti Sosial 2. Kualitas tidur lansia sesudah
Tresna Werdha Teratai Palembang diberikan intervensi terapi musik
adalah sangat menghargai dan memiliki skor diantara 4,48-5,69.
memperhatikan apa yang telah Jadi dapat dikatakan sebagian
disampaikan, diterangkan dan besar responden memiliki kualitas
diberikan terapi musik oleh peneliti tidur yang baik.
dan menerima peneliti dengan baik 3. Kualitas tidur lansia sesudah
didalam lingkungan, Faktor negatif diberikan intervensi terapi musik
atau kendala dalam penelitian adalah menunjukan adanya peningkatan
lebih terlihat dari fasilitas dan kualitas tidur. Jadi dapat
keadaan rungan serta faktor dikatakan ada pengaruh terapi
43
Volume 1, edisi 2, November 2013
44
Volume 1, edisi 2, November 2013
45