Anda di halaman 1dari 11

MATA KULIAH

MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI DAN


TEKNOLOGI INFORMASI

MAKALAH
STUDI KASUS IMPLEMENTASI SKKNI
SKKNI TIK.SM01.002.01 – MENERAPKAN PROSEDUR KESEHATAN,
KESELAMATAN, DAN KEAMANAN KERJA
DI PT KALTIM PRIMA COAL

Disusun Oleh:

Fajar Kurnia Alhapidh 13114859


Damas Burnaman Wirandaru 12114484
Kevin Reynaldi Maitimu 15114833

Kelompok 1 4KA25

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI


UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN 2017/2018

i
DAFTAR ISI

Cover ........................................................................................................................ i
Daftar Isi ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................


A. Profil Instansi ......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian SKKNI ..............................................................................................
B. SKKNI TIK.SM01.002.01 – MENERAPKAN PROSEDUR KESEHATAN,
KESELAMATAN, DAN KEAMANAN KERJA ............................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. PROFIL INSTANSI
PT Kaltim Prima Coal merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri
pertambangan batubara yang memiliki area konsesi sebesar 90.938 ha dan sampai tahun
2009 baru 40% (43.927 ha) dari total keseluruhan area telah di eksplorasi. Hingga akhir
desember 2012 KPC memiliki total 21.936 karyawan dimana diantaranya 5.135 adalah
karyawan KPC, 924 labour supply termasuk 7 orang expatriat dan 15.773 adalah
karyawan kontraktor termasuk 31 orang expatriat (materi induksi,2013). Cara yang
dilakukan PT Kaltim Prima Coal dalam menambang batubara adalah dengan metode
multipit open-cut
Awal mula ditemukannya kandungan batubara di area PT Kaltim Prima Coal
adalah pada tahun 1930. Saat itu seorang ahli geologi berkebangsaan belanda sedang
melakukan survey pemetaan yang menghasilkan informasi tentang struktur geologi dan
cadangan batubara. Baru setelah tahun 1970 dilakukan percobaan produksi oleh PT. Rio
Tinto Indonesia. Pada tahun 1978 pemerintah indonesia mengundang beberapa
perusahaan asing untuk melakukan eksplorasi dan pengembangan sumber daya batubara
di area sangatta. Hasilnya BP/CRA memenangkan tender untuk area sebesar 7.900 km²
di dua blok memanjang 300 km dipesisir pantai kalimantan timur. Pada tahun 1982 PT
Kaltim Prima Coal baru mendapatkan izin untuk melakukan eksplorasi dan penambangan
berdasarkan Coal Contract of Works (CCOW) dengan area konsesi sebesar 90.706 ha dan
PT Kaltim Prima Coal harus membayar royalti sebesar 13.5% kepada PT Bukit Asam.
Masa habis perjanjian kontrak penambangan batubara ini adalah pada tahun 2021.
Pada tahun 1988 PT Kaltim Prima Coal membuat keputusan untuk melanjutkan
pengembangan sebuah tambang ekspor dengan kapasitas rancangan 7 juta ton per tahun
berdasarkan eksplorasi lebih detail dan studi kelayakan pada area tambang sangatta.
Hasilnya, studi tersebut memberikan harapan bahwa di area tersebut memiliki kuantitas
dan kualitas cadangan batubara yang tinggi dan letaknya dekat dengan garis pantai yang
mempunyai air laut dalam sehingga dapat memberikan prospek pertumbuhan pasar yang
menjanjikan. Pada tahun 1989 PT Kaltim Prima Coal melakukan pembangunan sarana-

1
prasarana dengan dana untuk proyek tersebut menghabiskan sekitar USD 570 M. Saran-
prasarana vital tersebut baru dilakukan uji kelayakan pada akhir tahun 1991 dan PT
Kaltim Prima Coal mulai melakukan penjualan batubara ke pasar ekspor tahun 1992.
Pada 16 juli 2003, PT Bumi Resources Tbk. Menandatangani perjanjian jual beli
dengan BP dan CRA untuk akuisisi PT Kaltim Prima Coal dan baru pada tanggal 10
oktober 2003 perjanjian jual beli selesai. PT Bumi Resources Tbk sendiri merupakan
perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta dan
didirikan pada tahun 1973. PT Bumi Resources Tbk telah melakukan akuisisi pada 3
peusahaan inti yaitu PT. Kaltim Prima Coal, PT Arutmin Indonesia dan Gallo Oil (Jersey)
Ltd.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SKKNI
SKKNI adalah kepanjangan dari Standard Kompetensi Kerja Nasional.
SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek Pengetahuan
(knowledge), Keterampilan dan/atau Keahlian (skills) serta Sikap kerja (attitude)
yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Beberapa model penyusunan standar kompetensi:
1. Model Occupational Skills Standard (MOSS) adalah model penyusunan standar
kompetensi berdasarkan okupasi atau jabatan. Model ini kurang sesuai apabila
diterapkan di Indonesia karena terdapat variasi pekerjaan pada jabatan yang sama.
2. Regional Model Competency Standard (RMCS) adalah model penyusunan
standar kompetensi yang diperkenalkan oleh International Labor Organization
(ILO), yang pengembangannya menggunakan pendekatan fungsi dari proses kerja
suatu kegiatan usaha/industri sejenis.
Yang digunakan dalam penyusunan SKKNI adalah RMCS, hal ini sesuai
dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 2012 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional dan
dipertegas pada Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.
217/LATTAS/XII/2012.
Penyusunan dokumen SKKNI harus mengacu pada format yang ditetapkan
oleh Kementerian Ketenagakerjaan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.
Tahapan Penyusunan SKKNI:
1. Penyusunan draft (oleh tim perumus), meliputi:
a. Peta Fungsi Kompetensi
b. Uraian unit-unit kompetensi
2. Verifikasi internal (oleh tim verifikasi)

3
3. Pra Konvensi
4. Verifikasi eksternal (oleh Kemenaker)
5. Konvensi Nasional
6. Penetapan (oleh Kemenaker)

Kegunaan SKKNI:
1. Sebagai acuan pendidikan/pelatihan berbasis kompetensi.
2. Sebagai acuan pelaksanaan uji kompetensi (sertifikasi kompetensi).
3. Sebagai acuan untuk menstrukturkan perusahaan
4. Sebagai acuan penyusunan SOP perusahaan

B. SKKNI TIK.SM01.002.01 – MENERAPKAN PROSEDUR KESEHATAN,


KESELAMATAN, DAN KEAMANAN KERJA
1. Menerapkan standar, prosedur dan kebijakan K3 di lingkungan kerja.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat penggunaan
alat alat produksi semakin komplek. Semakin kompleknya peralatan yang
digunakan, semakin besar pula potensi bahaya yang mungkin terjadi dan semakin
besar pula kecelakaan kerja yang ditimbulkan apabila tidak dilakukan penanganan
dan pengendalian sebaik mungkin. Untuk menanganai masalah – masalah
keselamatan dan kesehatan kerja, maka perlu diterapkannya standar, prosedur,
dan kebijakan K3 di lingkungan kerja.
1.1. Standar K3 ditetapkan
Tujuan KUK : - Menetapkan standar K3 yang akan digunakan di
sebuah perusahaan
PT. Kaltim : - Standar yang digunakan pada PT. Kaltim Prima
Prima Coal Coal menggunakan OHSAS 18000 yang
merupakan spesifikasi dari sistem manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja internasional
untuk membantu organisasi mengendalikan resiko
terhadap kesehatan dan keselamatan personilnya
Usulan : - Tidak ada
-

4
1.2. Prosedur K3 ditetapkan
Tujuan KUK : - Menetapkan prosedur K3 untuk memberikan rasa
aman kepada setiap pekerja dalam menyelesaikan
atau menjalankan pekerjaannya, serta menjadikan
pekerjaan menjadi lebih efisien, terarah, dan
efektif
PT Kaltim : - Mewajibkan seluruh anggota perusahaan untuk
Prima Coal mematuhi Undang - undang dan peraturan
pemerintah yang berlaku mengenai keselamtan
dan kesehatan kerja
- Menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD)
yang sesuai dengan ketentuan K3 yang memiliki
tujuan untuk memberikan perlindungan kepada
karyawan selama menjalani pekerjaannya
- Menyediakan layanan kesehatan seperti fasilitas
klinik kesehatan yang dapat digunakan bagi
karyawan dan keluarganya di sekitar wilayah
operasi perusahaan.
Usulan : - Tidak Ada
1.3. Kebijakan K3 ditetapkan
Tujuan KUK : - Manajemen puncak menetapkan dan
mengesahkan kebijakan K3 serta menjamin dalam
menetapkan ruang lingkup kebijakan
PT Kaltim : - Kebijakan K3 sesuai dengan sifat dan skala risiko
Prima Coal K3 dari organisasi
- Memberi kerangka untuk penetapan dan
peninjauan sasaran K3
- Terdokumentasi, diterapkan, dan dipelihara
- Dikomunikasikan pada seluruh personel dengan
menekankan karyawan untuk peduli dengan
kewajiban K3nya
- Tersedia bagi pihak – pihak yang berkepentingan

5
- Ditinjau secara periodik untuk memastikan bahwa
kebijakan tersebut masih relevan sesuai dengan
organisasi
Usulan : - Tidak Ada
1.4. Penerapan K3 sesuai Undang – Undang dievaluasi
Tujuan KUK : - Menerapkan K3 sesuai dengan Undang – Undang
No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
PT Kaltim : - Implementasi sitem manajemen K3 disesuaikan
Prima Coal dengan peraturan dan perundangan terkait
keselamatan dan kesehatan kerja dari kementrian
Tenaga Kerja Republik Indonesia
Usulan : - Tidak ada

2. Melakukan sosialisasi K3
2.1. Informasi mengenai K3 dikumpulkan
Tujuan KUK : - Mengumpulkan informasi mengenai K3
PT Kaltim : - Cakupan informasi meliputi
Prima Coal a. Kebijakn dan sasaran K3
b. Penjelasan tentang lingkup sistem
manajemen K3
c. Elemen elemen utama sistem manajemen
K3 dan interaksinya
Usulan : -
2.2. Dokumentasi K3 disusun.
Tujuan KUK : - Pembuatan dokumentasi K3 berdasarkan
informasi yang telah dikumpulkan
PT Kaltim : - Data yang didapatkan dari seluruh Divisi di PT
Prima Coal Kaltim Prima coal diolah untuk memastikan
sistem manajemen K3 sudah sesuai dengan
standar yang ditetapkan (OHSAS 18000)
Usulan : - Tidak ada
2.3. Dokumen K3 diajukan kepada pengawas untuk diverifikasi.

6
Tujuan KUK : - Untuk memverifikasi dokumen yang telah disusun
apakah sudah sesuai dengan standar yang
ditetapkan (OHSAS 18000)
PT Kaltim : - Menyerahkan dokumen kepada tim Audit untuk
Prima Coal memastikan apakah sistem yang dibyat sudah
sesuai.
Usulan : -
-
2.4. Dokumen K3 disosialisasikan pada semua pos kerja.
Tujuan KUK : - Melakukan sosialisi K3 kepada seluruh pos kerja
agar tercapainya budaya K3 dan memberi
wawasan kepada karyawan mengenai antisipasi
keadaan yang bisa menyebabkan kecelakaan
PT Kaltim : - Sosialisasi disampaikan menggunakan Radio
Prima Coal Gema Wana Prima (GWP) FM untuk
mengkampanyekan pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja.
Usulan : -
2.5. Dokumen K3 diperbaharui secara periodik.
Tujuan KUK : - Melakukan audit K3 untuk menunjang kelancaran
dan efektivitas pengimplementasian K3
RSUDAl Ihsan : - Audit dilakukan secara rutin sebanyak 4 kali setiap
minggu
Usulan : -

1) Menyediakan saran – saran ergonomis dasar.


3.1. Saran – saran ergonomis dasar dianalisa
Tujuan KUK : - Menganalisa saran – saran ergonomi untuk
meningkatkan kualitas kerja
PT Kaltim : - Desain kerja yang tidak sesuai dengan anatobi
Prima Coal tubuh manusia, dalam hal ini terdapat pada kursi

7
operator pada alat berat yang biasanya
dioperasikan hingga 12 jam
Usulan : - Tidak ada
3.2. Saran – saran ergonomis dasar diuji
Tujuan KUK : - Menguji saran – saran ergonomi untuk
meningkatkan kualitas kerja
PT Kaltim : -
Prima Coal
Usulan : - Tidak ada
3.3. Saran – saran ergonomis dasar diterapkan.
Tujuan KUK : - Menerapkan saran – saran ergonomi untuk
meningkatkan kualitas kerja
PT Kaltim : - Menyediakan kursi operator pada alat berat yang
Prima Coal ergonomis dan menghimbau para operator untuk
secara berkala melakukan peregangan
Usulan : -

8
DAFTAR PUSTAKA

Referensi Website:
http://www.kemenperin.go.id/kompetensi/skkni_idx.php (diakses 02-Mei-2018)
http://www.kpc.co.id/sustainabilities/safety?locale=id (diakses 02-Mei-2018)

Anda mungkin juga menyukai