Disusun oleh :
KELOMPOK 5
SEPTIKO BAYU PROMONO
IRNA FITRIANA
RENI AMALIANI N
RAHMAD APRIANTO
RAHMI YUMAINAR
HARYATI
A. Latar Belakang
Obat-obat LASA (Look alike sound alike) merupakan obat-obatan yang
memiliki tampilan visual serta nama yang memiliki ejaan yang hampir sama
dengan obat lain. Obat-obat golongan ini sangat sering menyebabkan kesalahan
saat pengambilan karena memiliki tampilan visual maupun kedengaran yang
mirip. Obat-obatan yang beredar banyak sekali yang tergolong LASA, oleh karena
itu obat-obatan yang masuk kategori ini harus dikelola dengan baik sehingga
dapat mencegah terjadinya kesalahan dalam pengambilan obat.
Kesalahan akibat obat-obat golongan LASA telah banyak dilaporkan.
Sejak tahun 2000 FDA (Food and Drugs Administration) telah menerima lebih
dari 95.000 laporan tentang kesalahan dalam pengobatan dan 25% diantaranya
disebabkan karena miripnya nama maupun kedengaran dari suatu obat (ISMP,
2000). Selain itu juga dilaporkan berdasarkan penelitian retrospektif yang dimuat
di American Journal of Health-System Pharmacy disebutkan bahwa kematian
akibat medication error banyak yang disebabkan karena kemiripan dalam nama
obat. penelitian tersebut menyebutkan bahwa dari 5.366 medication error yang
diidentifikasi antara tahun 1993 hingga 1998, 16% disebabkan karena kesalahan
dalam pengambilan obat dan 10% disebabkan karena kesalahan dalam rute obat.
kedua hal tersebut diasosiasikan dengan kesalahan akibat obat-obat golongan
LASA (Rahman dan Parvin, 2015).
Berdasarkan standar akreditasi rumah sakit tahun 2012 disebutkan bahwa
dalam sasaran keselamatan pasien rumah sakit terdapat hal yang perlu
diperhatikan terkait dengan peningkatan keamanan obat-obat yang perlu
diwaspadai. Obat-obat yang perlu diwaspadai tersebut salah satunya adalah obat
golongan LASA. Dalam hal ini maka organisasi kesehatan seperti rumah sakit
harus mengembangkan strategi manajemen resiko yang diperlukan sehingga dapat
mencegah hal yang tidak diinginkan terkait dengan obat-obat golongan LASA.
Cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan akibat obat-
obatan golongan LASA adalah dengan diberlakukannya SPO tentang pengelolaan
LASA di rumah sakit. SPO tersebut harus mencakup cara pengadaan, peresepan,
penyiapan, penyimpanan, dll.
Pengelolaan dalam penyimpanan merupakan hal yang sangat penting
untuk meminimalkan terjadinya kesalahan akibat obat-obatan golongan LASA.
Berdasarkan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit disebutkan bahwa
penyimpanan obat-obatan LASA harus diberikan penanganan khusus. Hal ini
dilakukan bertujuan untuk melindungi pasien dan masyarakat dari pemberian obat
yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).
B. Tujuan
Tujuan dilakukannya evaluasi terhadap penyimpanan obat-obatan
golongan LASA adalah untuk melakukan pengamatan serta penilaian terhadap
penyimpanan obat-obatan golongan LASA di Instalasi farmasi rawat jalan, rawat
inap, serta instalasi gawat darurat paviliun Abiyasa terhadap SPO yang berlaku di
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
untuk melindungi obat-obat yang disimpan dan untuk mengatur aliran barang dari
tempat penyimpanan ke pengguna melalui suatu sistem yang terjangkau (Siregar,
2004). Berdasarkan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit,
penyimpanan obat-obat golongan LASA tidak boleh ditempatkan berdekatan dan
harus diberikan penandaan khusus untuk mencegah terjdinya kesalahan dalam
pengambilan obat. Penandaan yang dapat diberikan adalah berupa stiker dengan
warna dasar putih dengan tulisan berwarna merah seperti gambar berikut :
Gambar 1. Penandaan Obat Kategori LASA
LASA
2. Penyimpanan Obat LASA
a. Obat LASA disimpan secara terpisah dengan obat LASA lainnya yang
sama jenisnya, dan disesuaikan dengan stabilitas penyimpanan
b. Terdapat tanda LASA di tempat penyimpanan
c. Tanda LASA pada kotak kemasan luar harus berada di sisi sebelah
luar sehingga mudah terlihat
d. Bila perlu disimpan dalam lemari pendingin, maka usahakan
dimasukkan dalam lemari pendingin yang terpisah
e. Obat LASA yang berada di bangsal perawatan disimpan sesuai
dengan stabilitas obat dalam tempat terpisah dengan obat yang lain
dan diberi tanda LASA
f. Petugas farmasi melakukan pengecekan dan pendokumentasian
pengecekan obat LASA yang terdapat di bangsal perawatan setiap 1
bulan sekali.
3. Peresepan Obat LASA
Resep obat ditulis oleh dokter harus tertulis menggunakan huruf
capital (tegak berdiri), bila perlu disertai nama generiknya. Dalam keadaan
mendesak, permintaan obat melalui telepon dengan pelafalan dan ejaan yang
jelas.
4. Persiapan dan Dispensing di Satelit Farmasi
a. Apoteker menerima resep obat LASA dan melakukan skrining resep
meliputi pengecekan kesesuaian dosis obat dengan umur, tinggi
badan, berat badan, diagnosa penyakit, dan hasil pemeriksaan
penunjang terkait.
b. Apoteker memberikan etiket dengan jelas dan lengkap dengan tata
laksana dan pesan-pesan khusus.
c. Petugas farmasi mengambil obat-obat LASA dengan hati-hati dan
melakukan verifikasi ulang terhadap obat-obat LASA yang akan
diserahkan kepada perawat/pasien/keluarga.
d. Petugas farmasi melakukan double checking sebelum obat diserahkan
kepada perawat/pasien/keluarga.
5. Pengelolaan Obat Lasa di Bangsal Perawatan
a. Perawat melakukan pengecekan obat yang diterima dari satelit farmasi
b. Perawat melakukan check ulang obat sebelum memasukkan obat ke
dalam tubuh pasien sesuai dengan instruksi dokter.
c. Perawat melakukan monitoring sediaan.
d. Perawat melaporkan kepada instalasi farmasi apabila terdapat
kesalahan dalam pemberian obat
Selain dengan adanya SPO tersebut, maka RSUD. Prof. Dr. Margono
Soekarjo juga membuat daftar obat-obat yang tergolong LASA. Tentunya daftar
obat-obatan ini merupakan obat-obat LASA yang tersedia di rumah sakit ini.
Dengan adanya daftar ini maka dapat memudahkan pihak farmasi dalam
melakukan pengelolaan terhadap obat-obat golongan LASA di Instalasi-Instalasi
farmasi.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Instalasi Farmasi Rawat Jalan
Penyimpanan obat-obat kategori LASA di Instalasi Farmasi Rawat Jalan
Paviliun Abiyasa hampir semua obat yang termasuk kategori LASA sudah
diberikan tanda berupa stiker LASA dengan warna dasar putih dan tulisan merah,
namun dari hasil pengamatan yang telah dilakukan masih ada beberapa obat yang
kurang sesuai dengan SPO, hasil evaluasi daftar obat golongan LASA baik
kategori look alike maupun sound alike yang tersedia :
Alprazolam Alprazolam √ √
-
0,5mg 1mg
Irbesartan Irbesartan - √ √
100 mg 300 mg
Propanolol Propanolol √ √
10 mg 40 mg
Salbutamol Salbutamol √ √
2mg 4mg
Simvastatin Simvastatin √ √
10 mg 20 mg
Spironolacto Spironolacto √ √
ne 25 mg ne 25 mg
2FDC 4FDC √ √
Vitamin B1 Vitamin B1 √ √
50 mg 100 mg
Deculin 15 Deculin 30 √ √
mg mg
Haloperidol Haloperidol 5 √ √
0,5 mg mg
Amlodipin 5 mg Amlodipin 10 mg √ √
Candesartan 8 mg Candesartan 16 mg √ √
Lisinopril 5 mg Lisinopril 10 mg √ √
Salbutamol 2 mg Salbutamol 4 mg √ √
Simvastatin 10 mg Simvastatin 20 mg √ √
PENANDAAN
PENYIMPANAN
Sediaa LASA
Pasangan obat LASA
n Tidak Tidak
Sesuai Ada
Sesuai ada
Asam Asam √ √
Traneksanat 250 Traneksanat
mg 500
Ketorolak 1% Ketorolac 3% √ √
Lopamio Lopamio √ √
300mg/100mg 370mg/100ml Inj
Novomix Novorapid √ √
Meropenem Meropenem 1g √ √
125mg
Citicolin 500 √ √
Dari table diatas, dapat dikatakan bahwa hanya sebgaian kecil obat yang
masih belum sesuai sehingga membutuhkan sedikit pembenahan untuk dapat
menyempurnakan penyimpanan obat LASA.
Tabel V. Sediaan selain oral Generik sound A like di IFRI
PENANDAAN
PENYIMPANAN
LASA
Pasangan obat LASA Sediaan
Tidak Tidak
Sesuai Ada
Sesuai ada
AmIKASIN 300mg √ √
AmINOPHYLIN √ √
CefAZOLIN 1g √ √
CefOTAXIME 1g √ √
CeftIZOXIME 1g inj √ √
ceftAZIDIME √ √
PirACETAM 3g √ √
PirIDOXIN √ √
Ranitidin √ √
HIviral Oral √ √
STEviral √ √
NEviral √ √
Efavirenz √ √
Isotic Adretor √ √
TarIVID otic √ √
Look A Like
Amlodipin 5 mg Amlodipin 10 mg √ √
Codein 10 mg Codein 20 mg √ √
Candesartan 8 mg Candesartan 16 mg √ √
2FDC 4FDC √ √
Glimepirid 1 mg Glimepirid 2 mg √ √
Ketorolac 3% Ketorolac 1% √ √
Propanolol 10 mg Propanolol 40 mg √ √
Simvastatin 10 mg Simvastatin 20 mg √ √
Sound A Like
Azytromicin Erytromicin √ √
Dopamin Dobutamin √ √
Epinephrine Norepinephrine √ √
Flunarizine HCl Fluconazole √ √
Glibenclamid Gliquidon, √ √
Glimepiride
ketokonazole Ketorolac, √ √
Ketoprofen
Pada gambar tersebut terlihat banyak sekali obat yang berdekatan bahkan
hingga bertumpuk antara keranjang obat satu dengan yang lain, baik untuk obat
LASA maupun obat secara umumnya. Keadaan seperti ini sudah seharusnya
menjadi evaluasi pihak instalasi farmasi di Paviliun abiyasa khususnya di Apotek
IGD yang merupakan instalasi penanganan keadaan gawat darurat yang setiap
kegiatannya harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Dengan tersusun rapihnya
obat LASA, diharapkan dapat mencegah adanya kejadian medication error
khususnya di IGD.
Presentase Penyimpanan dan
penandaan obat Lasa di IFRJ
A. Kesimpulan
1. Penyimpanan obat-obat kategori LASA harus diperlakukan secara khusus
dimana obat-obat tersebut harus diberikan penandaan khusus dan
dilakukan pemisahan antar obat-obat kategori LASA sehingga dapat
meminimalkan atau bahkan mencegah terjadinya medication error.
2. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya
kesalahan akibat LASA yaitu dengan metode tall-man lettering yaitu
menggunakan penebalan, atau warna huruf dengan ukuran berbeda pada
pelabelan nama obat.
B. Saran
1. Perlu dilakukan peninjauan kembali tentang tata letak obat di rak-rak
Instalasi farmasi rawat jalan, Instalasi farmasi rawat inap, dan IGD
Pavilliun Abiyasa RSUD Prof. Margono Soekarjo terutama melakukan
pemisahan obat-obat kategori LASA untuk menghindari terjadinya
kesalahan dalam pengambilan obat.
2. Penandaan obat-obat LASA perlu dilakukan terhadap keseluruhan obat
yang tersedia dan termasuk kategori LASA.