Anda di halaman 1dari 20

TUGAS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

“EVALUASI PENYIMPANAN OBAT LASA DI SATELIT FARMASI


RAWAT INAP, RAWAT JALAN DAN IGD”
DI PAVILLIUN ABIYASA RSUD MARGONO

Disusun oleh :
KELOMPOK 5
SEPTIKO BAYU PROMONO
IRNA FITRIANA
RENI AMALIANI N
RAHMAD APRIANTO
RAHMI YUMAINAR
HARYATI

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER


RSUD. Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obat-obat LASA (Look alike sound alike) merupakan obat-obatan yang
memiliki tampilan visual serta nama yang memiliki ejaan yang hampir sama
dengan obat lain. Obat-obat golongan ini sangat sering menyebabkan kesalahan
saat pengambilan karena memiliki tampilan visual maupun kedengaran yang
mirip. Obat-obatan yang beredar banyak sekali yang tergolong LASA, oleh karena
itu obat-obatan yang masuk kategori ini harus dikelola dengan baik sehingga
dapat mencegah terjadinya kesalahan dalam pengambilan obat.
Kesalahan akibat obat-obat golongan LASA telah banyak dilaporkan.
Sejak tahun 2000 FDA (Food and Drugs Administration) telah menerima lebih
dari 95.000 laporan tentang kesalahan dalam pengobatan dan 25% diantaranya
disebabkan karena miripnya nama maupun kedengaran dari suatu obat (ISMP,
2000). Selain itu juga dilaporkan berdasarkan penelitian retrospektif yang dimuat
di American Journal of Health-System Pharmacy disebutkan bahwa kematian
akibat medication error banyak yang disebabkan karena kemiripan dalam nama
obat. penelitian tersebut menyebutkan bahwa dari 5.366 medication error yang
diidentifikasi antara tahun 1993 hingga 1998, 16% disebabkan karena kesalahan
dalam pengambilan obat dan 10% disebabkan karena kesalahan dalam rute obat.
kedua hal tersebut diasosiasikan dengan kesalahan akibat obat-obat golongan
LASA (Rahman dan Parvin, 2015).
Berdasarkan standar akreditasi rumah sakit tahun 2012 disebutkan bahwa
dalam sasaran keselamatan pasien rumah sakit terdapat hal yang perlu
diperhatikan terkait dengan peningkatan keamanan obat-obat yang perlu
diwaspadai. Obat-obat yang perlu diwaspadai tersebut salah satunya adalah obat
golongan LASA. Dalam hal ini maka organisasi kesehatan seperti rumah sakit
harus mengembangkan strategi manajemen resiko yang diperlukan sehingga dapat
mencegah hal yang tidak diinginkan terkait dengan obat-obat golongan LASA.
Cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan akibat obat-
obatan golongan LASA adalah dengan diberlakukannya SPO tentang pengelolaan
LASA di rumah sakit. SPO tersebut harus mencakup cara pengadaan, peresepan,
penyiapan, penyimpanan, dll.
Pengelolaan dalam penyimpanan merupakan hal yang sangat penting
untuk meminimalkan terjadinya kesalahan akibat obat-obatan golongan LASA.
Berdasarkan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit disebutkan bahwa
penyimpanan obat-obatan LASA harus diberikan penanganan khusus. Hal ini
dilakukan bertujuan untuk melindungi pasien dan masyarakat dari pemberian obat
yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).
B. Tujuan
Tujuan dilakukannya evaluasi terhadap penyimpanan obat-obatan
golongan LASA adalah untuk melakukan pengamatan serta penilaian terhadap
penyimpanan obat-obatan golongan LASA di Instalasi farmasi rawat jalan, rawat
inap, serta instalasi gawat darurat paviliun Abiyasa terhadap SPO yang berlaku di
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo .

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan bagian yang tidak


terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi pada
pasien. Orientasi pada pasien ini diwujudkan dengan cara pelayanan maksimal
terkait dengan pelayanan farmasi berfokus pada pasien serta penyediaan obat, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang bermutu dan terjangkau bagi seluruh
lapisan masyarakat. Dalam pelayanan kefarmasian yang baik maka harus
diwujudkan dengan pemenuhan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit ini diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 58 tahun 2014. Pelaksanaan terhadap standar ini bertujuan salah
satunya adalah untuk meningkatkan pelayanan serta keselamatan pasien.
Berdasarkan peraturan tersebut maka dibedakan menjadi 2 ruang lingkup
yang terdiri dari ruang lingkup pelayanan farmasi klinik dan pengelolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan keselamatan pasien adalah dengan meningkatkan
kegiatan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai terutama adalah penyimpanan obat-obat yang memiliki tampilan visual
(look alike) serta kedengaran yang mirip (sound alike) atau yang biasa disebut
dengan LASA (Look Alike Sound Alike).
Obat-obatan LASA (look alike sound alike) merupakan obat-obatan yang
memiliki kemiripan dalam hal penampilan fisik atau kemasan dan nama obat yang
memiliki kemiripan dalam hal penulisan maupun kedengaran (Ministry of Health
Malaysia, 2012). Banyak obat-obatan yang didistribusikan oleh banyak industri
farmasi yang memiliki kategori LASA. Obat-obat dengan kategori ini dapat
membahayakan sehingga dapat berpotensi terjadinya medication error. Untuk
meminimalkan terjadinya kesalahan terkait dengan obat-obatan golongan LASA
maka perlu dilakukan pengelolaan terhadap obat-obatan golongan ini. Salah satu
yang dapat dilakukan yaitu dengan manajemen penyimpanan.
Penyimpanan merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut
persyaratan yang telah ditetapkan disertai dengan sistem informasi yang selalu
menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai dengan kebutuhan (Menteri
Kesehatan RI, 2004). Tujuan dilakukannya pengelolaan penyimpanan obat adalah

untuk melindungi obat-obat yang disimpan dan untuk mengatur aliran barang dari
tempat penyimpanan ke pengguna melalui suatu sistem yang terjangkau (Siregar,
2004). Berdasarkan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit,
penyimpanan obat-obat golongan LASA tidak boleh ditempatkan berdekatan dan
harus diberikan penandaan khusus untuk mencegah terjdinya kesalahan dalam
pengambilan obat. Penandaan yang dapat diberikan adalah berupa stiker dengan
warna dasar putih dengan tulisan berwarna merah seperti gambar berikut :
Gambar 1. Penandaan Obat Kategori LASA

Penandaan ini dilakukan dengan menempelkan tanda LASA ini pada


kemasan obat dan pada lokasi yang mudah terlihat. Dalam penataan obat juga
harus dibedakan. Terutama adalah untuk satu jenis obat yang memiliki kekuatan
dosis yang bervariasi. Selain itu juga dapat merubah penulisan pada nama obat
yang dilakukan secara Tall-man Lettering. Penulisan dengan cara Tall-man
Lettering merupakan penulisan nama obat yang memiliki kemiripan dalam ejaaan
dimana huruf yang membedakan antara suatu obat dibuat menjadi huruf kapital
sehingga akan memberikan kewaspadaan bagi yang akan mengambil suatu obat
tersebut. Cara ini khususnya dilakukan untuk obat-obat yang memiliki kemiripan
dalam nama ejaan. Sebagai contoh penulisan dengan cara ini adalah penulisan
antara asam MEFEnamat dan asam TRANEXamat. Dengan dilakukannya
pemisahan, penandaan, serta penulisan ini diharapkan dapat mencegah maupun
maminimalkan kesalahan dalam pengambilan obat.
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo dalam melaksanakan pengelolaan
terhadap obat-obat golongan LASA maka membentuk suatu SPO tentang
pengelolaan obat-obatan golongan LASA. Tujuan disusunnya SPO ini adalah agar
dalam penggunaan obat LASA dapat lebih terjamin keamanannya dan mencegah
terjadinya medication error agar tercapai patient safety. Dalam kegiatan
pengelolaan terhadap obat-obat golongan LASA ini maka RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo membuat beberapa kegiatan dalam pengelolaan LASA yang
terdiri dari kegiatan penandaan, penyimpanan, peresepan, persiapan dan
dispensing di satelit farmasi, dan pengelolaan obat di bangsal perawatan. Berikut
merupakan SPO tentang pengelolaan obat-obat LASA di RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo :
1. Penandaan Obat LASA
a. Obat LASA tergolog obat yang rentan terhadap medication error
sehingga perlu penanganan dan penandaan khusus
b. Setiap obat LASA yang masuk dan diterima di gudang farmasi sentral
rumah sakit diberi tanda “Obat LASA” pada kotak pembungkus (Box
Obat). sedangkan penandaan pada tiap sediaan obat (ampul, vial, atau
obat oral) dilakukan di masing-masing satelit farmasi sebelum obat
diberikan kepada pasien.
c. Tanda obat LASA adalah sebagai berikut :

LASA
2. Penyimpanan Obat LASA
a. Obat LASA disimpan secara terpisah dengan obat LASA lainnya yang
sama jenisnya, dan disesuaikan dengan stabilitas penyimpanan
b. Terdapat tanda LASA di tempat penyimpanan
c. Tanda LASA pada kotak kemasan luar harus berada di sisi sebelah
luar sehingga mudah terlihat
d. Bila perlu disimpan dalam lemari pendingin, maka usahakan
dimasukkan dalam lemari pendingin yang terpisah
e. Obat LASA yang berada di bangsal perawatan disimpan sesuai
dengan stabilitas obat dalam tempat terpisah dengan obat yang lain
dan diberi tanda LASA
f. Petugas farmasi melakukan pengecekan dan pendokumentasian
pengecekan obat LASA yang terdapat di bangsal perawatan setiap 1
bulan sekali.
3. Peresepan Obat LASA
Resep obat ditulis oleh dokter harus tertulis menggunakan huruf
capital (tegak berdiri), bila perlu disertai nama generiknya. Dalam keadaan
mendesak, permintaan obat melalui telepon dengan pelafalan dan ejaan yang
jelas.
4. Persiapan dan Dispensing di Satelit Farmasi
a. Apoteker menerima resep obat LASA dan melakukan skrining resep
meliputi pengecekan kesesuaian dosis obat dengan umur, tinggi
badan, berat badan, diagnosa penyakit, dan hasil pemeriksaan
penunjang terkait.
b. Apoteker memberikan etiket dengan jelas dan lengkap dengan tata
laksana dan pesan-pesan khusus.
c. Petugas farmasi mengambil obat-obat LASA dengan hati-hati dan
melakukan verifikasi ulang terhadap obat-obat LASA yang akan
diserahkan kepada perawat/pasien/keluarga.
d. Petugas farmasi melakukan double checking sebelum obat diserahkan
kepada perawat/pasien/keluarga.
5. Pengelolaan Obat Lasa di Bangsal Perawatan
a. Perawat melakukan pengecekan obat yang diterima dari satelit farmasi
b. Perawat melakukan check ulang obat sebelum memasukkan obat ke
dalam tubuh pasien sesuai dengan instruksi dokter.
c. Perawat melakukan monitoring sediaan.
d. Perawat melaporkan kepada instalasi farmasi apabila terdapat
kesalahan dalam pemberian obat
Selain dengan adanya SPO tersebut, maka RSUD. Prof. Dr. Margono
Soekarjo juga membuat daftar obat-obat yang tergolong LASA. Tentunya daftar
obat-obatan ini merupakan obat-obat LASA yang tersedia di rumah sakit ini.
Dengan adanya daftar ini maka dapat memudahkan pihak farmasi dalam
melakukan pengelolaan terhadap obat-obat golongan LASA di Instalasi-Instalasi
farmasi.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Instalasi Farmasi Rawat Jalan
Penyimpanan obat-obat kategori LASA di Instalasi Farmasi Rawat Jalan
Paviliun Abiyasa hampir semua obat yang termasuk kategori LASA sudah
diberikan tanda berupa stiker LASA dengan warna dasar putih dan tulisan merah,
namun dari hasil pengamatan yang telah dilakukan masih ada beberapa obat yang
kurang sesuai dengan SPO, hasil evaluasi daftar obat golongan LASA baik
kategori look alike maupun sound alike yang tersedia :

a. Evaluasi Penandaan Obat golongan LASA kategori look alike


Tabel I. Sediaan Look Alike di IFRJ
PENYIMPANAN PENANDAAN
PASANGAN OBAT LASA Tidak Tidak
Sesuai Ada
Sesuai Ada
Allopurinol Allopurinol √ √
-
100 mg 300 mg

Alprazolam Alprazolam √ √
-
0,5mg 1mg

Acarbose 50 Acarbose 100 √ √


-
mg mg
Amlodipine Amlodipine - √ √
5mg 10 mg

Irbesartan Irbesartan - √ √
100 mg 300 mg

Metilprednis Metilprednis Metilprednisol √ √


olon 4 mg olon 8 mg on 16 mg

Propanolol Propanolol √ √
10 mg 40 mg

Ramipril 2,5 Ramipril √ √


mg 5mg

Rimfampicin Rimfampicin Rimfampicin √ √


300 450 600

Salbutamol Salbutamol √ √
2mg 4mg

Simvastatin Simvastatin √ √
10 mg 20 mg

Spironolacto Spironolacto √ √
ne 25 mg ne 25 mg

2FDC 4FDC √ √

INH 100 INH 300 √ √

Glimepiride Glimepiride Glimepiride 3 √ √


1 2

Vitamin B1 Vitamin B1 √ √
50 mg 100 mg

Deculin 15 Deculin 30 √ √
mg mg

Diovan 80 Diovan 160 √ √


mg mg

Depacote 250 Depacote 500 √ √


mg mg

Codein 10mg Codein 20mg √ √

Erisanbe 200 Erisanbe 600 √ √


mg mg

Haloperidol Haloperidol 5 √ √
0,5 mg mg

Harnal D 0,2 Harnal Ocas √ √


0,4

Tanapres 50 Tanapres 100 √ √


mg mg

b. Evaluasi Penandaan Obat golongan LASA kategori sound alike


Tabel II. Sediaan Sound Alike di IFRJ
Penyimpanan Penandaan
Nama persamaan
Nama Obat Sesuai Tidak Ada Tidak
obat
sesuai ada
Asam TRANEXamat Asam MEFENamat √ √
ANTASIDA ANTALGIN √ √
CefIXIME CefADROXYL √ √
ChlorAMPHENICOL ChlorPHENIRAMIN √ √
GLImepirid GLIbenclamid √ √
KETOrolac KETOprofen √ √
METformin 500 mg METronidazol 500 √ √
mg
niCARDIPIN NiFEDIPIN √ √
NOVOrapid NOVOmix √ √
Simarc Semax √ √

Sistem penyimpanan obat-obatan yang diterapkan di Instalasi Farmasi


Rawat Jalan, Instalasi Farmasi Rawat Inap, dan Instalasi Farmasi Gawat Darurat
Paviliun Abiyasa RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo berdasarkan alfabetis,
bentuk sediaan dan kategori umum/askes, suhu penyimpanan, FEFO/FIFO.
Penyusunan obat berdasarkan alfabetis sangat berpotensi untuk terjadi kesalahan
pemberian obat LASA karena obat-obatan yang mirip secara penglihatan maupun
ejaan akan banyak ditemui. Sehingga dalam dispensing obat dan perbekalan
farmasi yang lain,petugas farrmasi harus jeli untuk menghindari terjadinya
kesalahan tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama kegiatan praktek,
penyimpanan Obat LASA di Instalasi Farmasi Rawat Jalan (IFRJ) di Pusat
Geriatri sebagian besar telah dilakukan sesuai SOP, namun masih ada beberapa
obat yang belum di beri penandaan LASA hal ini dikhawatirkan akan terjadi
kekeliruan dan kesalahan pada saat pengambilaan obat.
2. Instalasi Farmasi Rawat Inap
Sistem penyimpanan obat di instalasi rawat inap disusun berdasarkan
kategori jenis sediaan, suhu penyimpanan dan diurutkan berdasarkan alfabetis.
Dengan demikian obat yang disusun terlihat sangat tertata rapih. Berdasarkan
pengamatan kami, instalasi farmasi rawat inap di paviliun Abiyasa memiliki
sistem penyimpanan dan penandaan obat LASA yang baik. Hal ini dapat dilihat
dari adanya penandaan label khusus bertuliskan LASA di bagian keranjang obat
yang mudah terlihat dan penyimpanan diberikan jarak selisih satu rak antara obat
LASA satu dengan lawan LASA-nya. Dari data yang didapatkan, sebagian besar
sudah memiliki kesesuaian dalam penandaan dan penyimpanan LASA dan hanya
beberapa sediaan yang belum meiliki penandaan LASA. Berikut adalah tablel
obat LASA yang ada di instalasi farmasi rawat inap di paviliun abiyasa beserta
kesesuaian penyimpanan dan penandaannya.

Tebel III. LASA Sediaan Oral Generik di IFRI


NAMA OBAT LASA PENYIMPANAN PENANDAAN
Sesuai Tidak Sesuai Tidak
Sesuai Sesuai

Acarbose 500 mg Acarbose 100 mg √ √

Alopurinol 100 mg Alopurinol 500 mg √ √

Amlodipin 5 mg Amlodipin 10 mg √ √
Candesartan 8 mg Candesartan 16 mg √ √

Captopril 12,5 mg Captopril 25 mg √ √

Cefadroxil 250 mg Cefadroxil 500 mg √ √

Clindamisin 150 mg Clindamisin 300 mg √ √

INH 100 mg INH 300 mg √ √

Lisinopril 5 mg Lisinopril 10 mg √ √

Meloxicam 15 mg Meloxicam 7,5 √ √

Metilprednisolon 4 Metilpredni Metil √ √


mg solon 8 mg predn
isolon
16
mg
Propranolol 10 mg Propranolol 40 mg √ √

Ramipril 2,5 mg Ramipril 5 mg √ √

Rifampisin 300 mg Rifampisin Rifam √ √


450 mg pisin
600
mg

Salbutamol 2 mg Salbutamol 4 mg √ √
Simvastatin 10 mg Simvastatin 20 mg √ √

Spironolacton 25 mg Spironolacton 100 √ √


mg

Valsartan 80 mg Valsartan 160 mg √ √

Vitamin C 100 mg Vitamin C 200 mg √ √

Tabel IV. Sediaan selain oral Generik look A like di IFRI

PENANDAAN
PENYIMPANAN
Sediaa LASA
Pasangan obat LASA
n Tidak Tidak
Sesuai Ada
Sesuai ada

Asam Asam √ √
Traneksanat 250 Traneksanat
mg 500

Ketorolak 1% Ketorolac 3% √ √

Lopamio Lopamio √ √
300mg/100mg 370mg/100ml Inj

Novomix Novorapid √ √

Meropenem Meropenem 1g √ √
125mg

Citicolin 500 √ √

Amoxicillin forte Amoxicillin √ √


250mg/5ml syr 125mg/5ml
syr
Parasetamol Parasetamol √ √
Drop
120mg/5ml 100mg/ml

4FDC 2FDC oral √ √

Berotec sol. Berotec √ √


Inhaler Aerosol/sempr
ot inhaler
Seretide disc Seretide disc √ √
100mcg 250mg

Erlamycetin Ear Erlamycetin √ √


Drop salep mata

Dari table diatas, dapat dikatakan bahwa hanya sebgaian kecil obat yang
masih belum sesuai sehingga membutuhkan sedikit pembenahan untuk dapat
menyempurnakan penyimpanan obat LASA.
Tabel V. Sediaan selain oral Generik sound A like di IFRI

PENANDAAN
PENYIMPANAN
LASA
Pasangan obat LASA Sediaan
Tidak Tidak
Sesuai Ada
Sesuai ada

AmIKASIN 300mg √ √

AmINOPHYLIN √ √

CefAZOLIN 1g √ √

CefOTAXIME 1g √ √

CeftIZOXIME 1g inj √ √

ceftAZIDIME √ √

PirACETAM 3g √ √

PirIDOXIN √ √

Ranitidin √ √

HIviral Oral √ √
STEviral √ √

NEviral √ √

Efavirenz √ √

Isotic Adretor √ √

TarAVID 5ml Tetes mata √ √

TarIVID otic √ √

3. Instalasi Farmasi IGD


Penandaan LASA di IGD abiyasa terbilang sudah cukup baik karena
sebagian besar obat-obat lasa sudah diberikan penandaan bahwa obat tersebut
perlu diwaspadai ketika akan disiapkan untuk diberikan kepada pasien. Kesesuai
ini dapat dilihat dari angka yang kami dapatkan sesuai dengan pengamatan kami
yaitu sebanyak 31 dari 38 macam obat sudah diberikan penandaan yang sesuai.
Namun demikian, hendaknya kekurangan yang ada sebaiknya disempurnakan
dengan memberikan penandaan untuk obat-obat LASA yang belum diberikan
penandaan.

Tabel V. Sediaan LASA di IGD


Pasangan obat LASA PENYIMPANAN PENANDAAN
LASA
Sesuai Tidak Ada Tidak
Sesuai ada

Look A Like

Amlodipin 5 mg Amlodipin 10 mg √ √

Allopurinol 100 mg Allopurinol 300 mg √ √

Codein 10 mg Codein 20 mg √ √

Cefadroxil 250 mg Cefadroxil 500 mg √ √

Candesartan 8 mg Candesartan 16 mg √ √

Captopril 12,5 mg Captopril 25 mg √ √

Clindamycin 150 mg Clindamycin 300 √ √


mg
Deculin 15 mg Deculin 30 mg √ √

2FDC 4FDC √ √

Glimepirid 1 mg Glimepirid 2 mg √ √

Haloperidol 0,5 mg Haloperidol 1,5 mg √ √


dan 5 mg

Harnal D 0,2 mg Harnal ocas 0,4 mg √ √

Humalog Humalog mix 25 √ √

Irbesartan 150 mg Irbesartan 300 mg √ √

Ketorolac 3% Ketorolac 1% √ √

Lopamiro 30 mL Lopamiro 50 mL & √ √


100 mL

Methyl Prednisolon 4 Methyl prednisolon √ √


mg 8 mg

Propanolol 10 mg Propanolol 40 mg √ √

Propyretic 160 mg Propyretic 240 mg √ √

Rifampicin 300 mg Rifampicin 450 √ √


mg, 600 mg

Simvastatin 10 mg Simvastatin 20 mg √ √

Spironolakton 25 mg Spironolakton 100 √ √


mg

Valsartan 80 mg Valsartan 160 mg √ √

Sound A Like

Asam mefenamat Asam tranexamat √ √

Azytromicin Erytromicin √ √

Cefriaxon amp Ceftazidime amp, √ √


cefotaxime amp

Dopamin Dobutamin √ √

Epinephrine Norepinephrine √ √
Flunarizine HCl Fluconazole √ √

Glibenclamid Gliquidon, √ √
Glimepiride

ketokonazole Ketorolac, √ √
Ketoprofen

Kalium diklofenak Natrium diklofenak √ √

Penandaan yang cukup baik tersebut tidak disertai dengan penempatan


yang sesuai dengan kaidah penyimpanan obat LASA. Apotek di IGD memiliki
penyusunan obat yang tidak dapat dikatakan baik dimana sudah semestinya
penempatan obat LASA harus diberikan jarak dalam penyimpanaanya. Hal ini
dapat dilihat dan dijelaskan dari foto berikut.

Gambar 2. Penyimpanan obat di IGD

Pada gambar tersebut terlihat banyak sekali obat yang berdekatan bahkan
hingga bertumpuk antara keranjang obat satu dengan yang lain, baik untuk obat
LASA maupun obat secara umumnya. Keadaan seperti ini sudah seharusnya
menjadi evaluasi pihak instalasi farmasi di Paviliun abiyasa khususnya di Apotek
IGD yang merupakan instalasi penanganan keadaan gawat darurat yang setiap
kegiatannya harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Dengan tersusun rapihnya
obat LASA, diharapkan dapat mencegah adanya kejadian medication error
khususnya di IGD.
Presentase Penyimpanan dan
penandaan obat Lasa di IFRJ

Sesuai penyimpanan (82,35%)

Belum sesuai penyimpanan


(17,64%)
Ada penandaan LASA (61,76% )

Tidak ada penandaan LASA


(38,23%)

Gambar 3. Grafik kesesuaian penyimpanan & penandaan obat LASA IFRJ

Presentase Penyimpanan dan


penandaan obat Lasa di IFRI

Sesuai penyimpanan (85,10%)

Belum sesuai penyimpanan


(14,89%)
Ada penandaan LASA (89,36%
)
Tidak ada penandaan LASA
(10,63%)

Gambar 4. Grafik kesesuaian penyimpanan & penandaan obat LASA IFRI


Presentase Penyimpanan dan
penandaan obat Lasa di IGD

Sesuai penyimpanan (51,61%)

Belum sesuai penyimpanan


(48,38%)
Ada penandaan LASA (78,12% )

Tidak ada penandaan LASA


(21,87%)

Gambar 5. Grafik kesesuaian penyimpanan & penandaan obat LASA IFRI


Dari ketiga grafik tersebut dapat dilihat bahwa masih ada beberapa obat yang
belum sesuai dengan SOP yang ada. Ada beberapa obat yang belum sesuai dengan
penyimpanan dan ada beberapa obat yang belum sesuai dengan penandaan yang ada di
satelit farmasi rawat jalan, satelit farmasi rawat inap dan IGD.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Penyimpanan obat-obat kategori LASA harus diperlakukan secara khusus
dimana obat-obat tersebut harus diberikan penandaan khusus dan
dilakukan pemisahan antar obat-obat kategori LASA sehingga dapat
meminimalkan atau bahkan mencegah terjadinya medication error.
2. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya
kesalahan akibat LASA yaitu dengan metode tall-man lettering yaitu
menggunakan penebalan, atau warna huruf dengan ukuran berbeda pada
pelabelan nama obat.

B. Saran
1. Perlu dilakukan peninjauan kembali tentang tata letak obat di rak-rak
Instalasi farmasi rawat jalan, Instalasi farmasi rawat inap, dan IGD
Pavilliun Abiyasa RSUD Prof. Margono Soekarjo terutama melakukan
pemisahan obat-obat kategori LASA untuk menghindari terjadinya
kesalahan dalam pengambilan obat.
2. Penandaan obat-obat LASA perlu dilakukan terhadap keseluruhan obat
yang tersedia dan termasuk kategori LASA.

Anda mungkin juga menyukai