Anda di halaman 1dari 33

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah


Coran dibuat dari logam yang dicairkan, dituang ke dalam cetakan,kemudian di biarkan
mendingin dan membeku. Oleh karena itu sejarah pengecoran dimulai ketika orang mengetahui
bagaimana mencairkan logam dan bagaimana membuat cetakan.Hal itu terjadi kira-kira tahun 4.000 SM,
sedangkan tahun yang lebih tepat tidak diketahui orang. Awal penggunaan logam oleh orang ialah ketika
orang membuat perhiasan dari emas atau perak tempaan, dan kemudian membuat senjata atau matabajak
dengan menempa tembaga, hal itu di mungkinkan karena logam-logam ini terdapat di alam dalam
keadaan murni, sehingga dengan mudah orang dapat menempanya.
Kemudian secara kebetulan orang menemukan tembaga mencair, selanjutnya mengetahui cara
untuk menuang logam cair ke dalam cetakan, dengan demikian untuk pertama kalinya orang dapat
membuat coran yang berbentuk rumit, umpamanya perabot rumah, perhiasan atau hiasan makan. Coran
tersebut dibuat dari perunggu yaitu suatu paduan tembaga, timah dan timbal yang titik cairnya lebih
rendah dari titik cair tembaga.
Pengecoran perunggu dilakukan pertama di Mesopotamia kira-kira 3.000 tahun SM,teknik ini di
teruskan ke Asia Tengah, India, China. Penerusan ke China kira-kira 2.000 tahun SM, dan dalam zaman
China kuno semasa Yin, yaitu kira-kira 1.500-1.000 tahun SM. Pada masa itu tangki-tangki besar yang
halus buatannya dibuat dengan jalan pengecoran.Sementara itu teknik pengecoran Mesopotamia di
teruskan juga ke Eropa, dan dalam tahun 1.500-1.400 SM, barang-barang seperti mata bajak, pedang,
mata tombak, perhiasan, tangki, dan perhiasan makan di buat di Spanyol, Swiss, Jerman, Ustria,
Norwegia, Denmark, Swedia, Inggris dan Perancis.
Teknik pengecoran perunggu di India dan China diteruskan ke Jepang dan Asia Tenggara, sehingga
di Jepang banyak arca-arca Budha dibuat antara tahun 600 dan 800.Penggunaan besi di mulai dengan
penempaan, sama halnya dengan tembaga. Orang-orang Asiria dan Mesir mempergunakan perkakas besi
dalam tahun 2.800-2.700 tahun SM. Kemudian di China dalam tahun 800-700 SM, ditemukan cara
membuat corandari besi kasar yang mempunyai titik cair rendah dan mengandung fosfor tinggi dengan
mempergunakan tanur beralas datar.
Teknik produksi ini kemudian diteruskan ke negara-negara disekitar Laut Tengah, di Yunani, 600
tahun SM, arca-arca raksasa Epaminondas atau Hercules, berbagai senjata, dan perkakas dibuat dengan
jalan pengecoran. Di India di zaman itu, pengecoran besi kasar dilakukan dan di eksporke Mesir dan

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 1


Eropa. Walaupun demikian baru pada abad ke 14 saja pengecoran besi kasar di lakukan secara besar-
besaran yaitu ketika Jerman dan Italia meningkatkan tanur beralas datar yang primitip itu menjadi tanur tiup
berbentuk silinder, di manapencairan dilakukan dengan jalan meletakkan bijih besi dan arang batu berselang-
seling. Produk-produk yang dihasilkan pada waktu itu ialah : meriam, peluru meriam, tungku, pipa dan lain-
lain. Cara pengecoran pada zaman itu ialah menuangkan secara langsung logam cair yang didapat dari
bijih besi, ke dalam cetakan, jadi tidak dengan jalan mencairkan kembali besi kasar seperti cara kita
sekarang.
B.Rumusan Masalah
1. Pembekuan paduan – paduan logam
2. Faktor yang memengaruhi fluiditas dan kualitas leburan
3. kelas – kelas utama coran
4. pengecoran bentuk – bentuk sederhana untuk pemrosesan lanjutan dengan deformasi plastis
5. Proses pengecoran bentuk kedalam cetakan sekali pakai dan cetakan pakai ulang
6. Metode peningkatan sifat – sifat produk coran
7. Pemilihan proses pengecoran dan perancangan komponen untuk kemudahan pengecoran.
C.Tujuan
1. Dapat memahami apa itu pengecoran logam.
2. Dapat memahami bentuk atau pola – pola dalam pengecoran logam.
3. Mengetahui kualitas dari produk coran logam
4. Memanfaatkan semaksimal mungkin limbah atau cacatan dari coran logam.
5. Metode peningkatan sifat – sifat produk.

D.Manfaat
Manfaat yang didapat dari makalah ini sangat banyak antara lain;
1. Menambah ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas.
2. Mengenal bahan – bahan coran.
3. Mengetahui cara pemilihan proses pengecoran dan perancangan komponen untuk kemudahan
pengecoran.

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 2


BAB II
PRINSIP DASAR PENGECORAN LOGAM
Prinsip Dasar
prinsip dasar pengocoran logam adalah dengan penuangan cairan logam ke dalam cetakan secepat
mungkin. Tetapi hal ini sangat bertentangan dengan prinsip pencegahan terjadinya erosi, dimana cairan
yang melintasi setiap rongga cetak harus setenang mungkin. Oleh karena itu, setiap perancangan yang
dilakukan secara umum akan mempertimbangkan aspek yang lebih utama dan penting diantara konflik
yang terjadi tersebut.

Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan cirri dari proses pengecoran, yaitu :

1. Adanya aliran logam cair kedalam rongga cetak


2. Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3. Pengaruh material cetakan
4. Pembekuan logam dari kondisi cair

1. Pengecoran
Pengecoran Logam adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan
untuk menghasilkan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. Logam cair akan
dituangkan atau ditekan ke dalam cetakan yang memiliki rongga cetak (cavity) sesuai dengan bentuk atau
desain yang diinginkan. Setelah logam cair memenuhi rongga cetak dan tersolidifikasi, selanjutnya
cetakan disingkirkan dan hasil cor dapat digunakan untuk proses sekunder.

Untuk menghasilkan hasil cor yang berkualitas maka diperlukan pola yang berkualitas tinggi, baik
dari segi konstruksi, dimensi, material pola, dan kelengkapan lainnya. Pola digunakan untuk
memproduksi cetakan. Pada umumnya, dalam proses pembuatan cetakan, pasir cetak diletakkan di sekitar
pola yang dibatasi rangka cetak kemudian pasir dipadatkan dengan cara ditumbuk sampai kepadatan
tertentu. Pada lain kasus terdapat pula cetakan yang mengeras/menjadi padat sendiri karena reaksi kimia
dari perekat pasir tersebut. Pada umumnya cetakan dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian atas (cup) dan
bagian bawah (drag) sehingga setelah pembuatan cetakan selesai pola akan dapat dicabut dengan mudah
dari cetakan.

Inti dibuat secara terpisah dari cetakan, dalam kasus ini inti dibuat dari pasir kuarsa yang
dicampur dengan Airkaca (Water Glass / Natrium Silikat), dari campuran pasir tersebut dimasukan
kedalam kotak inti, kemudian direaksikan dengan gas CO2 sehingga menjadi padat dan keras. Inti
diseting pada cetakan. Kemudian cetakan diasembling dan diklem.

Sembari cetakan dibuat dan diasembling, bahan-bahan logam seperti ingot, scrap, dan bahan
paduan, dilebur di bagian peleburan. Setelah logam cair dan homogen maka logam cair tersebut dituang
ke dalam cetakan. Setelah itu ditunggu hingga cairan logam tersebut membeku karena proses
pendinginan. Setelah cairan membeku, cetakan dibongkar. Pasir cetak, inti, dan benda tuang dipisahkan.

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 3


Pasir cetak bekas masuk ke instalasi daur ulang, inti bekas dibuang, dan benda tuang diberikan ke bagian
fethling untuk dibersihkan dari kotoran dan dilakukan pemotongan terhadap sistem saluran pada benda
tersebut. Setelah fethling selesai apabila benda perlu perlakuan panas maka diproses di bagian perlakuan
panas.

Secara umum proses pengecoran sendiri dibedakan menjadi dua macam, yaitu traditional
casting dan non-traditional atau comtenporary casting. Perbedaan secara mendasar di antara keduanya
adalah bahwa contemporary casting tidak bergantung pada pasir dalam pembuatan cetakannya dan
biasanya digunakan untuk menghasilkan produk dengan geometri yang kecil dibandingkan bila
menggunakan traditional casting. Hasil coran non-traditional casting juga tidak memerlukan proses
tambahan untuk penyelesaian permukaan. Jenis logam yang kebanyakan digunakan di dalam proses
pengecoran adalah logam besi bersama-sama dengan aluminium, kuningan, perak, dan beberapa material
non logam lainnya.

Gambar 1.1: Produk hasil proses pengecoran

Contoh traditional casting dan non-traditional/contemporary casting.

Teknik traditional terdiri atas :

1. Sand-Mold Casting

2. Dry-Sand Casting

3. Shell-Mold Casting

4. Full-Mold Casting

5. Cement-Mold Casting

6. Vacuum-Mold Casting

Sedangkan teknik non-traditional terbagi atas :

1. High-Pressure Die Casting

2. Permanent-Mold Casting

3. Centrifugal Casting

4. Plaster-Mold Casting

5. Investment Casting

6. Solid-Ceramic Casting

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 4


Perbedaan secara mendasar di antara keduanya adalah bahwa contemporary casting tidak
bergantung pada pasir dalam pembuatan cetakannya. Perbedaan lainnya adalah bahwa contemporary
casting biasanya digunakan untuk menghasilkan produk dengan geometri yang kecil relatif dibandingkan
bila menggunakan traditional casting. Hasil coran non-traditional casting juga tidak memerlukan proses
tambahan untuk penyelesaian permukaan.

Jenis logam yang kebanyakan digunakan di dalam proses pengecoran adalah logam besi bersama-
sama dengan aluminium, kuningan, perak, dan beberapa material non logam lainnya.

2. Tahapan Proses Pengecoran (Casting)


Untuk membuat coran, maka langkah yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut :

1. Pencairan logam
2. Pembuatan cetakan
3. Penuangan cairan logam
4. Pembongkaran cetakan
5. Pembersihan coran

1. Langkah pertama adalah mencairkan logam. Logam yang ingin dijadikan sebagai material bahan
baku produk yang ingin dibuat dicairkan terlebih dahulu. Untuk mencairkan logam, tanur atau
tungku yang digunakan bermacam-macam. Umumnya, tanur induksi frekuensi rendah digunakan
untuk besi cor, tanur busur listrik atau tanur induksi frekuensi tinggi digunakan untuk baja tuang,
dan tanur krus untuk paduan tembaga atau coran paduan ringan.

Gambar 1.2. logam yang dicairkan

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 5


2. Proses selanjutnya adalah pembuatan cetakan. Cetakan biasanya dibuat dengan cara meemadatkan
pasir. Pasir yang digunakan terkadang pasir alam atau pasir buatan yang mengandung tanah
lempung. Terkadang juga dicampurkan pengikat khusus seperti semen, resin furan, resin fenol,
atau minyak pengering. Pengikat khusus tersebut dapat memperkuat cetakan atau mempermudah
operasi pembuatan cetakan.

Selain cetakan pasir, ada juga cetakan logam. Ketika proses penuangan, logam cair akan masuk
melalui pintu cetakan (saluran masuk) sehingga pintu cetakan harus dibuat sedemikian rupa supaya aliran
logam cair tidak terganggu.

Gambar 1.3 contoh cetakan

3. Setelah cetakan dan logam cairnya sudah oke, selanjutnya menuangkan logam cair tersebut ke
dalam cetakan. Pada umumnya, logam cair dituangkan dengan pengaruh gaya berat (dituang
biasa). Tapi terkadang, digunakan tekanan pada logam cair selama atau setelah penuangan.

Gambar 1.4 penuangan logam cair ke cetakan

4. Setelah dituang dan logam telah mendingin dan mengeras, coran dikeluarkan dari cetakan dan
dibersihkan atau diproses lebih lanjut lagi. Kemudian coran dibersihkan dengan disemprot mimis
atau semacamnya agar hasilnya terlihat bagus. Lalu dilakukan pemeriksaan visual untuk melihat
kerusakan serta pemeriksaan dimensi untuk melihat apakah ukuran sudah sesuai desain atau
belum. Selain itu, bisa juga dilakukan pemeriksaan metalurgi untuk mencari kerusakan dalam,

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 6


semisal dengan pengujian supersonik atau pemeriksaan radiografi. Bisa juga dilakukan uji
kekuatan, struktur mikro, dan komposisi kimia pada hasil coran.

Proses pengecoran meliputi: pembuatan cetakan, persiapan dan peleburan logam, penuangan
logam cair ke dalam cetakan, pembersihan coran dan proses daur ulang pasir cetakan. Produk pengecoran
disebut coran atau benda cor. Berat coran itu sendiri berbeda, mulai dari beberapa ratus gram sampai
beberapa ton dengan komposisi yang berbeda, mulai dari beberapa ratus gram sampai beberapa ton
dengan komposisi yang berbeda dan hamper semua logam atau paduan dapat dilebur dan dicor.
Proses pengecoran secara garis besar dapat dibedakan dalam proses pengecoran dan proses
percetakan. Pada proses pengeceron tidak digunakan tekanan sewaktu mengisi rongga cetakan, sedang
pada proses pencetakan logam cair ditekan agar mengisi rongga cetakan. Karena pengisian logam
berbeda, cetakan pun berbeda, sehingga pada proses percetakan cetakan umumnya dibuat dari logam.
Pada proses pengecoran cetakan biasanya dibuat dari pasir meskipun ada kalanya digunakan pula plaster,
lempung, keramik atau bahan tahan api lainnya.
PASIR
Ada dua cara pengecoran dengan menggunakan cetakan pasir. Pembagian dilakukan berdasarkan jenis
pola yang digunakan:
1) Pola yang dapat digunakan berulang-ulang dan
2) Pola sekali pakai
Urutan pembahasan proses pengecoran adalah sebagai berikut:
1. Prosedur pembuatan cetakan
2. Pembuatan pola
3. Pasir
4. Inti
5. Peralatan (mekanik)
6. Logam
7. Penuangan dan pembersihan benda cor.

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 7


1.1 PROSEDUR PEMBUATAN CETAKAN

Cetakan diklasifikasikan berdasarkan bahan yang digunakan:


1. Cetakan pasir basah (green-sand molds)
2. Cetakan dibuat dari pasir cetak basah.Prosedur
1. Cetakan kulit kering (Skin dried mold)
2. Cetakan pasir kering (Dry-sand molds)
Cetakan dibuat dari pasir yang kasar dengan bahan pengikat
1. Cetakan lempung (Loan molds)
2. Cetakan furan (Furan molds)
3. Cetakan CO2
4. Cetakan logam Cetakan logam terutama digunakan pada proses cetak-tekan (die casting) logam
dengan suhu cair rendah.
5. Cetakan khusus Cetakan khusus dapat dibuat dari plastic, kertas, kayu semen, plaster, atau karet.
Proses pembuatan cetakan yang dilakukan di pabrik-pabrik pengecoran dapat di kelompokkan sebagai
berikut:
1. Pembuatan cetakan di meja (Bench molding)
Dilakukan untuk benda cor yang kecil.
2. Pembuatan cetakan di lantai (Floor molding)
Dilakukan untuk benda cor berukuran sedang atau besar
3. Pembuatan cetakan sumuran (pit molding)
4. Pembuatan cetakan dengan mesin (machine molding)

1.2 Pembuatan Cetakan


Sebagai contoh akan diuraikan pembuatan roda gigi seperti pada Gambar di bawah ini. Cetakan
dibuat dalam rangka cetak (flak) yang terdiri dari dua bagian, bagian atas disebut kup dan bagian bawah
disebut drag.Pak kotak cetak yang terdiri dari tiga bagian, bagian tengahnya disebut cheek. Kedua bagian
kotak cetakan disatukan pada tempat tertentu dengan lubang dan pin.

Teknik Pengecoran Logam


B. Definisi Pengecoran (CASTING)
Pengecoran (CASTING) adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan
dalam tungku peleburan kemudian di tuangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli
dari produk cor yang akan dibuat

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 8


Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran, yaitu :
1. Adanya aliran logam cair kedalam rongga cetak
2. Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3. Pengaruh material cetakan
4. Pembekuan logam dari kondisi cair

Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan, ada pengecoran dengan sekali pakai
(expendable Mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent Mold).Cetakan pasir
termasuk dalam expendable mold. Karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran saja, setelah itu
cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran. Dalam pembuatan cetakan, jenis-jenis pasir yang
digunakan adalah pasir silika, pasir zircon atau pasir hijau.Sedangkan perekat antar butir-butir pasir dapat
digunakan, bentonit, resin, furan atau air gelas.

2.1. Terminologi Pengecoran dengan Cetakan Pasir

Secara umum cetakan harus memiliki bagian-bagian utama sebagai berikut :


Cavity (rongga cetakan), merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam cetakan.
Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor. Rongga cetakan dibuat dengan
menggunakan pola.

Core (inti), fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran. Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan. Bahan inti harus tahan menahan temperatur cair
logam paling kurang bahannya dari pasir.

Gating sistem (sistem saluran masuk), merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran
turun. Gating sistem suatu cetakan dapat lebih dari satu, tergantung dengan ukuran rongga cetakan yang
akan diisi oleh logam cair.

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 9


Sprue (Saluran turun), merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal.Saluran ini juga
dapat lebih dari satu, tergantung kecepatan penuangan yang diinginkan.

Pouring basin, merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya adalah untuk mengurangi
kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle ke sprue.Kecepatan aliran logam yang tinggi dapat
terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair yang berasal dari tungku kerongga
cetakan.

Raiser (penambah), merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali rongga
cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi.

2.2. Pengecoran Cetakan Pasir


Pengecoran dengan cetakan pasir melibatkan aktivitas-aktivitas seperti menempatkan pola dalam
kumpulan pasir untuk membentuk rongga cetak, membuat sistem saluran, mengisi rongga cetak dengan
logam cair, membiarkan logam cair membeku, membongkar cetakan yang berisi produk cord an
membersihkan produk cor. Hingga sekarang, proses pengecoran dengan cetakan pasir masih menjadi
andalan industri pengecoran terutam industri-industri kecil. Tahapan yang lebih umum tentang
pengecoran cetakan pasir.

A. Pasir
Kebanyakan pasir yang digunakan dalam pengecoran adalah pasir silika (SiO2).Pasir merupakan
produk dari hancurnya batu-batuan dalam jangka waktu lama.Alasan pemakaian pasir sebagai bahan
cetakan adalah karena murah dan ketahanannya terhadap temperature tinggi. Ada dua jenis pasir yang
umum digunakan yaitu naturally bonded(banks sands) dan synthetic (lake sands).Karena komposisinya
mudah diatur, pasir sinetik lebih disukai oleh banyak industri pengecoran.

Pemilihan jenis pasir untuk cetakan melibatkan bebrapa faktor penting seperti bentuk dan ukuran
pasir. Sebagai contoh , pasir halus dan bulat akan menghasilkan permukaan produk yang mulus/halus.
Untuk membuat pasir cetak selain dibutuhkan pasir juga pengikat (bentonit atau clay/lempung) dan
air.Ketiga Bahan tersebut diaduk dengan komposisi tertentu dan siap dipakai sebagi bahan pembuat
cetakan.

B. Jenis Cetakan Pasir


Ada tiga jenis cetakan pasir yaitu green sand, cold-box dan no-bake mold. Cetakan yang banyak
digunakan dan paling murah adalah jenis green sand mold (cetakan pasir basah). Kata “basah” dalam

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 10


cetakan pasir basah berati pasir cetak itu masih cukup mengandung air atau lembab ketika logam cair
dituangkan ke cetakan itu. Istilah lain dalam cetakan pasir adalah skin dried. Cetakan ini sebelum
dituangkan logam cair terlebih dahulu permukaan dalam cetakan dipanaskan atau dikeringkan.Karena itu
kekuatan cetakan ini meningkat dan mampu untuk diterapkan pada pengecoran produk-produk yang
besar.

Dalam cetakan kotak dingin (box-cold-mold), pasir dicampur dengan pengikat yang terbuat dari
bahan organik dan in-organik dengan tujuan lebih meningkatkan kekuatan cetakan.Akurasi dimensi lebih
baik dari cetakan pasir basah dan sebagai konsekuensinya jenis cetakan ini lebih mahal.

Dalam cetakan yang tidak dikeringkan (no-bake mold), resin sintetik cair dicampurkan dengan
pasir dan campuran itu akan mengeras pada temperatur kamar. Karena ikatan antar pasir terjadi tanpa
adanya pemanasan maka seringkali cetakan ini disebut juga cold-setting processes. Selain diperlukan
cetakan yang tinggi, beberapa sifat lain cetakan pasir yang perlu diperhatikan adalah permeabilitas
cetakan (kemampuan untuk melakukan udara/gas).

C. Pola
Pola merupakan gambaran dari bentuk produk yang akan dibuat. Pola dapat dibuat dari kayu,
plastic/polimer atau logam. Pemilihan material pola tergantung pada bentuk dan ukuran produk cor,
akurasi dimensi, jumlah produk cor dan jenis proses pengecoran yang digunakan.

Jenis-jenis pola :
1. Pola tunggal (one pice pattern / solid pattern)
Biasanya digunakan untuk bentuk produk yang sederhana dan jumlah produk sedikit.Pola ini dibuat dari
kayu dan tentunya tidak mahal.
2. Pola terpisah (spilt pattern)
Terdiri dari dua buah pola yang terpisah sehingga akan diperoleh rongga cetak dari masing-masing pola.
Dengan pola ini, bentukproduk yang dapat dihasilkan rumit dari pola tunggal.
3. Match-piate pattern
Jenis ini popular yang digunakan di industri.Pola “terpasang jadi satu” dengan suatu bidang datar dimana
dua buah pola atas dan bawah dipasang berlawanan arah pada suatu pelat datar.Jenis pola ini sering
digunakan bersama-sama dengan mesin pembuatan cetakan dan dapat menghasilkan laju produksi yang
tinggi untuk produk-produk kecil.

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 11


D. Inti
Untuk produk cor yang memiliki lubang/rongga seperti pada blok mesin kendaraan atau katup-
katup biasanya diperlukan inti. Inti ditempatkan dalam rongga cetak sebelum penuangan untuk
membentuk permukaan bagian dalam produk dan akan dibongkar setelah cetakan membeku dan dingin.
Seperti cetakan, inti harus kuat, permeabilitas baik, tahan panas dan tidak mudah hancur (tidak rapuh).

Agar inti tidak mudah bergeser pada saat penuangan logam cair, diperlukan dudukan inti (core
prints).Dudukan inti biasanya dibuatkan pada cetakan seperti pada gambar.pembuatan inti serupa dengan
pembuatan cetakan pasir yaitu menggunakan no-bake, cold-box dan shell. Untuk membuat cetakan
diperlukan pola sedangkan untuk membuat inti dibutuhkan kotak inti.

E. Operasi Pengecoran
Operasi pengecoran dengan cetakan pasir melibatkan tahapan proses perancangan produk cor,
pembuatan pola dan inti, pembuatan cetakan, penuangan logam cair dan pembongkaran produk cor.
Tahapan lebih rinci terlihat pada gambar Dibawah ini :

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 12


Setelah proses perancangan produk cor yang menghasilkan gambar teknik produk (a) dilanjutkan
dengan tahapan-tahapan berikutnya :

a. Menyiapkan bidang dasar datar atau pelat datar dan meletakan pola atas (cope) yang sudah ada
dudukan inti dipermukaan pelat datar tadi.
b. Seperti pada langkah c, untuk cetakan bagian bawah (drag) beserta sistem saluran.
c. Menyiapkan koak inti (untuk pembuatan inti)
d. Inti yang telah jadi disatukan (inti yang dibuat berupa inti setengah atau paroan inti)
e. Pola atas yang ada dipermukaan pelat datar ditutupi oleh rangka cetak atas (cope) dan ditambahkan
system saluran seperti saluran masuk dan saluran tambahan (riser). Selanjutnya diisi dengan pasir cetak.
f. Setelah diisi pasir cetak dan dipadatkan, pola dan system saluran dilepaskan dari cetakan
g. Giliran drag diisi pasir cetak setelah menempatkan rangka cetak diatas pola dan pelat datar.
h. Setelah disi pasir cetak dan dipadatkan, pola dilepaskan dari cetakan
i. Inti ditempatkan pada dudukan inti yang ada pada drag.
j. Cope dipasangkan pada drag dan dikunci kemudian dituangkan logam cair.
k. Setelah membeku dan dingin, cetakan dibongkar dan produk cor dibersihkan dari sisa-sisa pasir
cetakan.
l. Sistem saluran dihilangkan dari produk cor dengan berbagai metoda dan produk cor siap untuk
diperlakukan lebih lanjut.

Dalam teknik pengecoran logam fluiditas tidak diartikan sebagai kebalikan dari viskositas, akan
tetapi berarti kemampuan logam cair untuk mengisi ruang-ruang dalam rongga cetak. Fluiditas tidak
dapat dikaitkan secara langsung dengan sifat-sifat fisik secara individu, karena besaran ini diperoleh dari
pengujian yang merupakan karakteristik rata-rata dari bebrapa sifat-sifat fisik dari logam cair.

Ada dua faktor yang mempengaruhi fluiditas logam cair, yaitu temperatur dan komposisi unsur.
Temperatur penuangan secara teoritis harus sama atau diatas garis liquidus. Jika temperatur penuangan
lebih rendah, kemungkinan besar terjadi solidifikasi didalam gating sistem dan rongga cetakan tidak terisi
penuh. Cacat ini disebut juga dengan nama misrun. Cacat lain yang bisa terjadi jika temperatur penuangan
terlalu rendah adalah laps dan seams. Yaitu benda cor yang dihasilkan seakan-akan membentuk alur-alur
aliran kontinu logam yang masuk kedalam rongga cetak, dimana alur satu dengan alur lain berdampingan
daya ikatannya tidak begitu baik.Jika temperatur penuangan terlalu tinggi pasir yang terdapat pada
dinding gating sistem dan rongga cetakan mudah lepas sewaktu bersentuhan dengan logam cair dan
permukaanya menjadi kasar.Terjadi reaksi yang cepat antara logam tuang, dengan zat padat, cair dan gas

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 13


diadalam rongga cetakan.Dari pengujian ini dapat dicari daerah temperatur penuangan yang
menghasilkan produk dengan cacat yang seminim mungkin.

Faktor utama yang lain yang mempengaruhi besaran fluiditas adalah komposisi paduan. Logam
cair yang memiliki fluiditas yang tinggi adalah logam murni dan alloys komposisi eutectic. Alloys yang
dibentuk dari larutan padat, dan memiliki range pembekuan yang besar memiliki fluiditas yang jelek.

Contoh Pola spiral hasil pengujian Fluiditas


Ada beberapa metoda dalam mengukur fluiditas.Metoda ini dibedakan berdasarkan bentuk rongga
cetak yang digunakan untuk mengetahui mampu alir logam cair.Ada rongga cetak yanmg berbentuk spiral
dan ada juga rongga cetak yang berbentuk lorong yang memanjang. Pemilihan metoda ini sangat
tergantung

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 14


Beberapa bentuk cetakan untuk pengukuran Fluiditas
Dari bentuk benda kerja dan bahan cetakan yang akan digunakan. Dalam melakukan pengukuran
mampu alir dipraktikum ini digunakan metode dengan rongga cetak yang berbentuk spiral.Meskipun hasil
pengukuran dengan metoda diatas dipengaruhi oleh sifat-sifat cetakan, namun pengukuran tersebut sangat
praktis, karena langsung menggambarkan bagaimana mampu alir logam cair dalam rongga cetak dengan
bahan cetakan sebenarnya.Harga fluiditasnya dinyatakan dengan panjang (dalam mm) spiral yang terisi
logam.Atas dasar hal ini, fluiditas juga dikenal dengan istilah Fluid life.

2.3. Logam-logam dalam pengecoran


Besi cor
* Paduan besi yang mengandung C >: 1,7 % dan 1-3 %Si. Unsur lain dapat ditambahkan dengan maksud
untuk meningkatkan sifat-sifat seperti kekuatan, kekerasan atau ketahanan korosi. Unsur yang umumnya
ditambahkan yaitu Cr, Cu, Mo dan Ni.
* Besi cor memiliki selang temperature cair yang relaitf lebih rendah daripada baja dan relatif lebih
“encer” ketika cair.
* Sifat mekanik besi cor tergantung pada jenis struktur mikronya yaitu bentuk dna distribusi elemen-
elemen penyusunnya. Salah satu elemen yang memiliki pengaruh yang berarti adalah grafit.Jumlah
,ukuran dan bentuk grafit mempengaruhi kekuatan dan keuletan besi cor. Selain grafit, matriks juga ikut
mempengaruhi sifat mekaniknya. Matris besi cor sama dengan yang terdapat pada baja, yaitu feritik,
perlitik, feritik+perlitik dan martensitik. Matriks yang terjadi tergantung pada :

- Komposisi kimia
- Laju pendinginan, dan
- Proses perlakuan panas
- Ada lima jenis besi cor :
- Besi cor kelabu (grey cast iron)
- Besi cor malleable (malleable cast iron)
- Besi cor putih (white cast iron)

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 15


- Besi cor nodular (nodular/ductile cast iron)
- Compacted graphite cast iron (memiliki struktur mikro antara besi cor, Kelabu dan besi cor nodular).

Sifat mekanik :
45 -75 ksi (kekuatan tarik)
35 – 60 ksi (kekuatan luluh)
1 – 6% (perpanjangan)

Sifat matriks dan karakter grafit diperoleh dari kesetimbangan :


- Komposisi kimia
- Derajat inokulasi
- Laju pembekuan
- Pengaturan laju pendinginan

Untuk mendapatkan sifat yang diinginkan, biasanya pada besi cor diterapkan perlakuan panas
karena dari kondisi hasil pengecoran (as-cast) tidak diperoleh sifat yang diinginkan. Proses perlakuan
panas yang umum diterapkan :
- Annealing
- Austenitizing dan Quenching
- Tempering
- Besi Cor Putih

Besi cor putih terbentuk ketika unsur karbon (C) tidak mengendap sebagai grafit selama proses
pembekuan, akan tetapi tetap berkaitan dengan unsur besi (Fe), krom (Cr) atau molibden (Mo)
membentuk karbida.

Besi cor putih bersifat keras dan getas dan memiliki tampilan patahn seperti kristal berwarna
putih.

Besi Cor Kelabu

Besi cor kelabu merupakan paduan dari unsur-unsur besi (Fe), karbon © dansilicon (Si) yang
mengandung “karbon tak berkaitan” dalam bentuk grafit.Nama besi cor kelabu didapat dari tampilan
patahan berwarna kelabu.

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 16


Besi cor kelabu untuk keperluan otomotif dan konstruksi umum lainnya dibagi menjadi 10
kelas/garde yang didasarkan pada kekuatan tarik minimumnya.

Kekuatan, kekerasan dan struktur mikro dari besi cor kelabu dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti komposisi kimia, desain, cetakan, karakteristik cetakan dan laju pendinginan selama dan setelah
pembekuan.

Unsur Cu, Cr, Mo dan Ni seringkali ditambahkan untuk mengatur struktur mikro matriks dan
pembentukan grafit. Selain itu bertujuan untuk meningkatkan ketahanan korosi besi cor kelabu pada
beberapa media.

Besi cor kelabu dapat dikeraskan dengan proses quenching dan temperature sekitar 1600˚F
(menjadi getas). Kombinasi dengan proses temper akan meningkatakan ketangguhan dan menurunkan
kekerasannya.

Besi Cor Malleable


- Besi cor ini dihasilkan dari proses perlakuan panas besi cor putih yang memiliki komposisi tertentu.
- Proses terbentuknya beis cor putih akibat :
- Rendahnya kandungan karbon dan silikon
- Adanya unsur-unsur pembentuk karbida seperti Cr, Mo dan V
- Laju pendinginan dan pembekuan yang tinggi

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 17


Pada proses pembuatan besi cor malleable, besi cor putih dipanaskan hingga temperatur diatas
temperatur eutectoid (1700oF) kemudian ditahan hingga beberapa jam dan didinginkan dalam tungku.
Proses tersebut menyebabkan unsure karbon terlarut dalam austenit, mengendap dan membentuk grafit
bulat tak beraturan (irregular nodules of graphite) yang disebut korbon temper. Proses ini akan
menghasilkan besi cor malleable dengan matriks ferit.

Besi Cor Nodular


- Besi cor nodular memiliki komposisi unsure yang sama dengan besi cor kelabu. Unsur tersebut yaitu
karbon dan silikon.
- Perbedaan besi cor nodular dan kelabu terletak pada bentuk grafit (untuk menghasilkan bentuk grafit
yang berbeda, digunakan proses yang berbeda pula)
- Pembulatan grafit dicapai karena ditambahkan unsur Magnesium (Mg) dan Cerium (Ce).

Baja (Baja Cor)


Salah satu jenis baja adalah baja karbon yaitu paduan besi-karbon yang mengandung unsur karbon
kurang dari 1,7 % (beberapa literature menyebutkan kandungan karbon maksimum 2.0 %). Sebagai
tambahan selain karbon, baja cor mengandung :
- Silikon (Si) : 0.20 – 0,70 %
- Mangan (Mn) : 0,50 – 1,00 %
- Fosfor (P) :<>
- Sulfur (S) :<>

Struktur mikro baja cor yang memiliki kandungan karbon kurang dari 0,8 % (baja hypoeutektoid)
terdiri dari FERIT dan PERLIT. Kadar karbon yang lebih tinggi menambah jumlah perlit.
Struktur mikro baja cor yang memiliki kandungan karbon lebih dari 0,8 % (baja hipereutektoid)
terdiri dari SEMENTIT (Fe3C) dan PERLIT. Kadar karbon yang lebih tinggi menambah jumlah sementit.

Baja cor dengan kadar C=0,20 % diatas diperoleh dari pendinginan didalam tungku dari
temperatur 950oC setelah pengecoran. Bagian yang hitam adalah PERLIT dan yang putih adalah FERIT.

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 18


Sedangkan baja cor dengan kadar C=0,8 % didinginkan dalam tungku 900oC struktur yang terlihat jelas
yaitu PERLIT.

2.4.. Proses Peleburan Logam


Peleburan logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi pengecoran karena
berpengaruh langsung pada kualitas produk cor. Pada proses peleburan, mula-mula muatan yang terdiri
dari logam, unsur-unsur paduan dan material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak dimasukkan
kedalam tungku. Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat “membersihkan” logam cair dengan
menghilangkan gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor (impurities).Fluks memiliki
beberpa kegunaan yang tergantung pada logam yang dicairkan, seperti pada paduan alumunium terdapat
cover fluxes (yang menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair),.Cleaning fluxes, drossing fluxes,
refining fluxes, dan wall cleaning fluxes.

Tungku-tungku peleburan yang biasa digunakan dalam industri pengecoran logam adalah tungku
busur listrik, tungku induksi, tungku krusibel, dan tungku kupola. Karakteristik masing-masing tungku
peleburan adalah :

1. Tungku busur listrik


* laju peleburan tinggi laju produksi tinggi
* polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku lain
* memiliki kemampuan menahan logam cair pada temperatur tertentu untuk jangka waktu lama untuk
tujuan pemaduan

2. Tungku induksi
1. Khususnya digunakan pada industri pengecoran kecil
2. Mampu mengatur komposisi kimia pada skala peleburan kecil
3. Terdapat dua jenis tungku yaitu Coreless (frekuensi tinggi) dan core atau channel (frekuensi rendah,
sekitar 60 Hz)

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 19


4. Biasanya digunakan pada industri pengecoran logam-logam non-ferro
5. Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan superheating (memanaskan logam cair diatas
temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu alir), penahanan temperatur (menjaga logam cair pada
temperatur konstan untuk jangka waktu lama, sehingga sangat cocok untuk aplikasi proses die-casting),
dan duplexing/tungku parallel (menggunakan dua tungku seperti pada operasi pencairan logam dalam satu
tungku dan memindahkannya ke tungku lain)

3. Tungku krusibel
a. Telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam. Proses pemanasan dibantu oleh
pemakaian berbagai jenis bahan bakar.
b. Tungku ini bias dalam keadaan diam, dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan
c. Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro

4. Tungku kupola
1. Tungku ini terdiri dari suatu saluran/bejana baja vertical yang didalamnya terdapat susunan bata tahan
api
aMuatan terdiri dari susunan atau lapisan logam, kokas dan fluks
b Kupola dapat beroperasi secara kontinu, menghasilkan logam cair dalam jumlah besar dan laju
peleburan tinggi

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 20


Muatan Kupola
1. Besi kasar (20 % - 30 %)
2. Skrap baja (30 % - 40 %)
Kadar karbon dan siliko yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat coran dengan
prosentase Carbon dan Si yang terbatas. Untuk besi cor kekuatan tinggi ditambahkan dalam jumlah yang
banyak.

3. Skrap balik
Yang dimaksud skrap balik adalah coran yang cacat, bekas penambah, saluran turun, saluran
masuk atau skrap balik yang dibeli dari pabrik pengecoran.

4. Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si, Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi.Prosentase karbon
berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh reaksi
antar logam cair dengan kokas.Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi kasar dan skrap
baja.Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk mengimbangi kehilangan pada saat
peleburan. Penambahan dimasukkan 10 sampai 20 % untuk Si dan 15 sampai 30 % untuk Mn.

Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas. Peningkatan kadar belerang (steel) yang
diperbolehkan biasanya 0,1 %

2.5. Metalurgi Proses Pengecoran


Pembekuan ingot dan Coran

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 21


Dari Pembekuan ingot dihasilkan 3 daerah dengan karakteristik yang berbeda. Daerah-daerah tersebut
adalah :
1. Chill Zone
Selama proses penuangan logam cair kedalam cetakan, logam cair yang berkontak langsung
dengan dinding cetakan akan mengalami pendinginan yang cepat dibawah temperatur likuidusnya.
Akibatnya pada dinding cetakan tersebut timbul banyak inti padat dan selanjutnya tumbuh kearah cairan
logam. Bila temperatur penuangannya rendah, seluruh bagian logam cair akan membeku secara cepat
dibawah temperatur likuidus. Disisi lain bila temperatur penuangan tinggi, cairan logam yang berada
ditengah-tengah ingot akan tetap berada diatas temperatur likuidus untuk jangka waktu lama.

2. Columnar zone
Sesaat setelah penuangan, gradien temperatur pada dinding cetakan menurun dan kristal pada
daerah chill tumbuh memanjang dalam arah kristal tertentu. Kristal-kristal tersebut tumbuh memanjang
berlawanan dengan arah perpindahan panas (panas bergerak dari cairan logam kea rah dinding cetakan
yang bertemperatur lebih rendah) yang disebut dengan dendrit. Setiap kristal dendrit mengandung banyak
lengan-lengan dendrit (primary dendrit). Jika Fraksi volum padatan (dendrite) meningkat dengan
meningkatnya panjang dendrit dan jika struktur yang terbentuk berfasa tunggal, maka lengan-lenagn
dendrti sekunder dan tertier akan timbul dari lengan dendrit primer. Daerah yang terbentuk antara ujung
dendrit dan ttitik dimana sisa cairan terakhir akan membeku disebut sebagai mushy zone atau pasty zone.

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 22


3. Equiaxed zone
Daerah ini terdiri dari butir-butir equiaxial yang tumbuh secara acak ditengah-tengah ingot.Pada
daerah ini perbedaan temperatur yang ada tidak menyebabkan terjadinya pertumbuhan butir memanjang.

Pengaruh Penyusutan
Kebanyakan logam akan menyusut selama proses pembekuan dan ini mengakibatkan perubahan
struktur ingot. Paduan-paduan dengan selang pembekuan (daerah antara temperatur liquidus dan solidus )
yang sempit menghasilkan mushy zone yang sempit pula dan pada bagian permukaan atas ingot terdapat
sisa cairan logam yang lama kelamaan akan berkurang hingga pembekuan berakhir dan pada ingot
mengandung rongga cukup dalam pada bagian tengah atau disebut pipe.

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 23


Pada paduan-paduan dengan selang temperatur pembekuan lebar, mushy zone dapat menempati
seluruh bagian ingot sehingga tidak terbentuk pipe.

Segregasi pada Ingot dan Coran


Pada struktur pembekuan terdapat dua jenis segregasi yaitu segregasi makro (perubahan
komposisi pada tiap bagian spesimen) dan segregasi mikro (seperti yang terjadi antara lengan dendrit
sekunder). Ada empat faktor yang menyebabkan timbulnya segregasi makro, yaitu :

1. Penyusutan karena pembekuan dan kontraksi panas


2. Perbedaan kerapatan antardendritik cairan logam
3. Perbedaan kerapatan antara padatan dan cairan
4. Temperatur yang menyebabkan perbedaan kerapatan dalam cairan

Segregasi dalam pembekuan logam tidak diinginkan karena memberikan pengaruh buruk pada
sifat mekanik. Untuk segregasi mikro, pengaruhnya dapat dikurangi dengan proses perlakuan panas
(homogenisasi).

Pemeriksaan Produk Cor


Tujuan :
1. Pemeriksaan rupa
a. Pemeriksaan rupa/fisik
b. Pemeriksaan dimensi (menggunakan jangka sorong, micrometer, jig pemeriksa dan alat ukur lainnya)

2. Pemeriksaan cacat dalam (pemeriksaan tidak merusak, NDT)


a. Pemeriksaan ketukan
b. Pemeriksaan penetrasi (dye-penetrant)
c. Pemeriksaan magnafluks (magnetic-particle)
d. Pemeriksaan supersonic (ultrasonic)
e. Pemeriksaan radiografi (radiografi)

3. Pemeriksaan material
a. Pengujian kekerasan (menggunakan metoda Brinell, Rockwell, Vickers dan Shore)
b. Pengujian tarik
c. Pengujian analisa kimia (spektrometri,EDS)

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 24


d. Pengujian struktur mikrodan struktur makro
e. Pemeriksaan dengan merusak

Cacat-cacat pada Coran


Komisi pengecoran international telah membuat penggolongan cacat-cacat coran dan dibagi
menjadi 9 kelas, yaitu :
1. Ekor tikus tak menentukan atau kekerasan yang meluas
2. Lubang-lubang
3. Retakan
4. Permukaan kasar
5. Salah alir
6. Kesalahan ukuran
7. Inklusi dan struktur tak seragam
8. Deformasi
9. Cacat-cacat tak nampak

Ayat Tentang Besi


"…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi
manusia ...." (Al Qur'an, 57:25)

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 25


Kata "anzalnaa" yang berarti "kami turunkan" khusus digunakan untuk besi dalam ayat ini, dapat
diartikan secara kiasan untuk menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia.
Tapi ketika kita mempertimbangkan makna harfiah kata ini, yakni "secara bendawi diturunkan dari
langit", kita akan menyadari bahwa ayat ini memiliki keajaiban ilmiah yang sangat penting.
Ini dikarenakan penemuan astronomi modern telah mengungkap bahwa logam besi yang ditemukan di
bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar.
Logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang raksasa.Akan tetapi sistem
tata surya kita tidak memiliki struktur yang cocok untuk menghasilkan besi secara mandiri.Besi hanya
dapat dibuat dan dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh lebih besar dari matahari, yang suhunya
mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah
bintang, bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui peristiwa
yang disebut "nova" atau "supernova". Akibat dari ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi
bertaburan di seluruh penjuru alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami
tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa.
Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan kiriman dari bintang-
bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteor-meteor dan "diturunkan ke bumi", persis seperti
dinyatakan dalam ayat tersebut: Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara ilmiah pada abad ke-
7 ketika Al Qur'an diturunkan.

Proses Pembuatan Besi Kasar


Pada umumnya logam-logam yang dihasilkan dari dalam tambang masih dalam bentuk batu-
batuan dan biasanya terdapat dalam keadaan terikat dengan unsur-unsur lain. Untuk dapat digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan barang-barang jadi atau setengah jadi maka terlebih dahulu logam-logam
tersebut mendapat beberapa pengerjaan.

Tanur tinggi
Tanur tinggi digunakan untuk mengolah logam-logam tambang (bijih besi), kokas, batu kapur
untuk dijadikan besi kasar. Besi kasar yang dihasilkan ini nantinya masih perlu diolah kembali didalam
tungku-tungku baja untuk dijadikan baja atau besi cor.Tanur tinggi mempunyai tinggi ± 30 m dan
diameter terbesar ± 9 m. bagian luar terbuat dari pelat-pelat baja dan bagian dalamnya dilapisi bata tahan
api.

Tungku ini dibagi menjadi bagian utama yaitu :


a. Bagian atas (puncak)

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 26


Bahan-bahan seperti kokas, bijih besi dan bahan tambahan (kapur) dimasukkan melalui bagian
ini.Pada bagian ini juga dilengkapi dengan lubang-lubang untuk melakukan udara.

b. Bagian tengah
Bagian tengah ini memiliki bangun berbentuk kerucut yang makin kebawah makin besar.
Fungsinya dibuat demikian adalah :
- Bahan-bahan mudah bergeser kebawah
- Gas CO dapat mencapai setiap tempat dekat dinding bagian dalam tungku dilapisi dengan bata tahan
api.

c. Bagian bawah
Bagian ini mempunyai bangun berbentuk kerucut yang makin kebawah semakin mengecil dan
gunanya dibuat demikian adalah :
- Cairan mudah dikumpulkan pada tungku
- Isi tungku makin lama makin mengecil

Bagian dalamnya terbuat dari bata tahan api kualitas tinggi karena dinding bagian ini harus tahan
terhadap temperatur tinggi (± 3000 oF) dan tahan terhadap reaksi kimia seperti tahan terhadap asam-
asam, terutama bila bijih besinya mengandung fosfor.

d. Bagian Tungku
Bagian ini berbentuk silinder yang merupakan tabung persegi empat. Pada bagian dalamnnya
dipasang bata tahan api kualitas tinggi dan memiliki ketebalan ± 1m. Dibuat tebal dan menggunakan bata
tahan api karena :
- Dapat tahan terhadap proses kimia
- Dapat tahan terhadap tekanan logam cair dan terak cair
- Dapat tahan terhadap temperatur tinggi

Diantara pasangan-pasangan bata tahan api, dipasang pipa-pipa saluran yang dialiri air pendingin
dan pada bagian atas tabung dipasang pipa-pipa yang digunakan untuk menyalurkan udara panas. Pada
bagian dinding tungku dipasangi lubang laluan logam cair dan terak cair.

Bahan-bahan dalam Proses Tanur Tinggi


1. Biji besi

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 27


Besi didapat dengan mengambil dari biji besi yang umumnya berbentuk oksida dari alam dan besi
murni hanya didapat dalam jumlah yang kecil. Pemisahan unsur besi dari biji besi dilakukan dalam
sebuah tungku yang dinamai dengan SMELTING (proses reduksi). Adapun biji besi tersebut ditemukan
dalam bentuk sebagai berikut :

a. Berbentuk batu
Hematit (Fe2O3, batu besi merah) mengandung unsur besi antara 45 %-65 % dan sedikit mengandung
fosfor.

Magenetit (Fe3O4) mengandung unsur besi antara 40 % - 70 % dan hampir tidak mengandung fosfor,
berwarna hijau tua mendekati warna hitam dan mempunyai sifat magnet yang kuat.

Fe2O3H2O, mengandung unsur besi 25 % - 50 % air dan fosfor

b. Berbentuk pasir
Pasir besi (TiO2) mengandung oksida besi = 70 % yang bercampur dengan oksida titan (Ti2O2) antara 9
% - 11 %

c. Berbutir halus
Sperosiderit mengandung unsur besi ±40 % bercampur dengan tanah liat.

2. Batu Kapur
Biji besi hasli proses reduksi belum dapat diaktakan bersih secara keseluruhan dan masih terdapat
kotoran-kotoran. Untuk menghilangkan kotoran-kotoran tersebut maka pada saat diproses dalam tanur
tinggi ditambahkan batu kapur (CaO atau dolomite, CaCO3) sehingga akan membentuk terak

3. Bahan Bakar
Bahan bakar yang digunakan dalam proses tanur tinggi adalah kokas dan arang kayu

a. Arang kayu
Keuntungan mengunakan arang kayu adalah karena bersih, tidak mengandung P dan S. Sedangkan
kerugiannya adalah :

· Nilai kalornya rendah kira-kira 400 Cal/Kg


· Tidak keras, mudah pecah dan berpori-pori

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 28


· Jumlahnya terbatas
· Hanya dapat digunakan untuk tanur tinggi yang memiliki tinggi 17-20m
b. Kokas
Didapat dari pembakaran tidak sempurna batu bara. Keuntungan menggunakan kokas sebagai
bahan bakar adalah :

· Nilai kalornya tinggi sekitar 8000 Cal/Kg


· Keras, besar-besar dan berpori-pori
· Mempunyai kadar karbon yang tinggi
· Sewaktu pembuatan kokas terdapat hasil tambahan seperti gas, ter, dll.

Kekurangan bahan bakar kokas yaitu mengandung belerang (S) dan ini sangat buruk pengaruhnya
terhadap pembuatan baja atau besi cor.

c. Anthrosit
Keuntungan menggunakan bahan bakar jenis ini adalah :
· Nilai karbonnya tinggi sekitar 8000 Cal/Kg
· Cukup keras dan besar-besar
· Tidak mengandung gas
Kekurangan bahan bakar anthrosit adalah tidak berpori dan hanya sedikit terdapat di dunia

4. Udara panas
Udara panas digunakan untuk membantu pembakaran (CO2) dan pembentukan gas CO sebagai
gas untuk reduksi biji besi. Untuk mereduksi bijih besi diperlukan udara panas yang banyak dan udara
panas yang digunakan mempunyai temperatur ±900OC. Untuk mendapat udara panas dengan temperatur
yang tinggi adalah dengan memanaskan udara dingin di tungku pemanas yang dinamakan tungku
COWPER.Udara dingin yang dimasukkan didatangkan dari kompresor torak.

Keuntungan menggunakan udara panas dalam proses tanur tinggi adalah untuk menghemat bahan
bakar untuk mempercepat proses reduksi atau pencairan biji besi.
Diposkan oleh Putra_Lamong di 10:36 PM

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 29


C. PROSPEK INDUSTRI PENGECORAN LOGAM

Industri pengecoran logam yang terdapat di kecamatan Ceper Kabupaten Klaten ini telah ada sejak
dahulu kala, yakni terhitung sejak zaman penjajahan Belanda. An sampai sekarang industri tersebut masih
tetap eksis keberadaannya mengingat keberadaan produk yang dihasilkan banyak dibutuhkan oleh
beberapa instansi dengan skala besar seperti PJKA, PELNI, selain itu beberapa produk yang dihasilkan
merupakan pesanan dari luar negri.dapat dikatakan bahwa industri pengecoran logam di Kecamatan
Ceper ini sudah go public dan internasional.
Keberadaan industri baik yang berskala kecil, menengah, dan besar ini bisa dijumpai hampir
diseluruh wilayah kecamatan Ceper.Keberadaan Industri Pengecoran Logam di Ceper tak lepas dari jasa
seorang ahli bijih besi yang berasal dari Serang Banten, bernama Ki Serang Kusuma. Dari awal
dirintisnya industri ini hingga sekarang telah mengalami banyak proses dan perkembangan. Industri
pengecoran logam ini telah ada sejak abad ke-19. Bermula dari alat-alat pertanian tradisinonal (mata
bajak), alat-alat rumah tangga, hingga kini beralih ke produk lain (mesin pelumat tanah liat (mollen), alat
press genteng, sambungan pipa, pompa air, dan lain-lain) dan barang antik (hiasan dinding, lampu
robyong, lampu jalan, lampu taman, meja kursi, pagar atau tralis, dan lain-lain), kemudian juga produk
komponen mesin (komponen mesin tenun, komponen mesin bermotor (sparepart), komponen kereta api
(blok rem), komponen mesin diesel, komponen alat listrik dan produk sejenis lainnya). Untuk menilai
kualitas produk yang dihasilkan telah didirikan Laboratorium Pengecoran Logam Ceper yang melayani
uji pasir cetak, kekerasan, kekuatan tarik, struktur mikro dan analisa komposisi kimia logam.
Industri pengecoran logam di Kecamatan Ceper membentuk suatu klaster yang terdiri 237 unit
industri.Kapasitas yang terpasang sebesar 150.000 per tahun (4% kapasitas nasional) dan kapasitas
produksi tahunan sebesar 30.000 (20% dari kapasitas nasional), sehingga dapat membuka lapangan
pekerjaan dan menampung tenaga kerja sebanyak 4000 orang dengan sebagian besar usaha adalah IKM
(Industri Kecil dan Menengah).

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 30


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Hasil – hasil pengecoran yang sempurna hanya dapat diperoleh jika batasan – batasan pada proses
pembekuan diketahui sewaktu perancangan pengecoran dan perancangan proses:
1. Selama pembekuan terjadi, cetakan harus lebih dingin dibanding logam. Masalah aliran fluida dan
perpindahan kalor akan membatasi ketebalan dinding minimum yang dapat dicapai. Terutama jika suatu
paduan membeku dengan pertumbuhan dendrit – dendrit yang akan menghambat aliran fluida.
2. Teknik – teknik pembuatan saluran masuk dan penambah harus menjamin berlangsungnya pengisian
yang halus dan sempurna ke rongga cetakan yang diikuti dengan pembekuan yang berkelanjutan, dengan
pasokan cairan logam yang cukup untuk mengisi corong – corong bentukan yang muncul.
3. Perpindahan kalor harus dikontrol secara lokal untuk mencegah kekurangan pada bagian coran yang
membeku terakhir dan meminimalkan porositas.
4. Control ukuran-butir merupakan salah satu cara paling berdaya guna untuk meningkatkan sifat – sifat
mekanis.
5. Sifat – sifat dapat diperbaiki dengan pemberian tekanan dalam kisaran suhu yang menyebabkan bahan
menjadi lunak atau dengan penekanan isostatik panas terhadap coran yang telah membeku.
6. Bahaya – bahaya dalam penanganan logam yang mencair, radiasi sinar dan termal dari larutan bersuhu
tinggi, serta pengoperasian mesin pengecoran memerlukan perhatian khusus, alat perlindungan diri, dan
ukuran – ukuran keamanan yang keras. Uap – uap dan gas – gas beracun harus tertampung atau dengan
perlakuan khusus agar para pekerja dan lingkungan dapat terlindungi.

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 31


SARAN

Dalam pengecoran logam kita harus mengetahui dan mengikuti langkah – langkah yang benar
sesuai dengan prosedur.Dalam tahap pemrosesan kita pun sebagai pekerja wajib memakai pengaman, alat
alat perlindungan diri, dan pelatihan khusus.
Cetakannya pun harus sempurna.Benda cor itu sendiri tidak mungkin lebih baik dari dari cetakannya.

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 32


DAFTAR PUSTAKA

http://libratama.com/proses-pengecoran-logam-metal-casting-process/
http://yefrichan.wordpress.com/2010/07/22/proses-manufaktur-pengecoran/
http://putra-lamong.blogspot.com/2010/10/teknik-pengecoran-logam.html
http://www.sarjanaku.com/2011/05/contoh-kata-pengantar-yang-baik.html
http://www.scribd.com/doc/52804918/MAKALAH-Teknik-Pengecoran-Logam
http://teknikmesin2011unila.blogspot.com/2012/06/proses-pengecoran-
logam.html#1wzB2ZLfY4v7Tq15.99
http://akhmadmualiminxiitpc22.blogspot.com/2012/03/prospek-industri-logam-cor.html
http://sabatmuh.files.wordpress.com/2012/06/industri-pengolahan-logam-powerpoint.pdf
schey,A.John.:Proses Manufaktur.Departmen of Mechanical Engineering University of Waterloo,
Ontario, 1999.
http://ichsan-m.blogspot.com/2012/06/rahasia-besi.html
Khazanah Trans7 18=04=2013.05:30 .

Manufaktur - Prinsip dasar pengecoran logam | Universitas 17 Agustus 1945 33

Anda mungkin juga menyukai