Anda di halaman 1dari 20

Analisis Masalah Kesehatan di Wilayah cikancung kab.

bandung

DOSEN : Fitriani P. Gurning, SKM, M.Kes

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 3

KELAS : IKM-IV /IV

 Ratna dewi : 0801163118


 Nila sari : 0801163120
 Annisa kasturi : 0801163150
 Mardiah : 0801163135
 Sondi martua hasibuan : 0801163151

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A 2017/2018

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan perempuan. Menurut dataWHO, terdapat 289.000 ibu meninggal saat hamil
atau bersalin di seluruh dunia pada tahun 2013 dimana 99% nya berasal dari negara
berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan
tingkattertinggi dengan 230 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup (WHO,
2014).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar
390 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2014).
Angka Kematian Ibu di Kabupaten Bandung sebesar 48 kasus dari 57.114
kelahiran hidup pada tahun 2014, sedangkan pada tahun 2013 terdapat sebanyak 47 kasus
dari 57.767 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten
Bandung pada tahun 2013 adalah 34,01/1000 kelahiran hidup dantahun 2014 adalah
33,9/1000 kelahiran hidup (Dinkes Kab.Bandung, 2014).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan?
2. Mengapa perencanaan di perlukan?
3. Apa saja macam-macam perencanaan?
4. Bagaimana menentukan prioritas masalah?
5. Permasalahan apa saja yang terdapat di wilayah cikancung kab. Bandung?
6. Bagaimana analisis permasalahan tersebut dengan menggunakan diagram fishbone
dan project planing matriks?

2
C. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah agar pembaca dapat mengerti definisi,
manfaat, jenis-jenis, dan langkah-langkah dalam perencanaan kesehatan. Serta pembaca
dapat memahami bagaimana metode menentukan prioritas masalah di suatu wilayah agar
dapat membuat perencanaan yang sesuai dan tepat untuk tujuan yang telah di tentukan.

3
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses penyusunan secara sistematis mengenai
kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan, untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Depkes, 1996). Sedangkan menurut
Siagian (1996), perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara
matang pada hal-hal yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan.
Menurut Azwar (1996), pengertian perencanaan mempunyai banyak macamnya,
akan tetapi yang menurutnya dianggap penting antara lain dikemukakan oleh:
a. Billy E. Goetz, yang mengemukakan bahwa Perencanaan adalah
kemampuan untuk memilih dari berbagai kemungkinan yang tersedia dan
yang dipandang paling tepat untuk mencapai tujuan.
b. Drucker, mengemukakan bahwa Perencanaan adalah suatu proses kerja
yang terus menerus yang meliputi pengambilan keputusan yang bersifat
pokok dan penting dan yang akan dilaksanakan secara sistematik,
melakukan perkiraan-perkiraan dengan mempergunakan segala
pengetahuan yang ada tentang masa depan, mengorganisir secara
sistematik segala upaya yang dipandang perlu untuk melaksanakan segala
keputusan yang telah ditetapkan, serta mengukur keberhasilan dari
pelaksanaan keputusan tersebut dengan membandingkan hasil yang
dicapai terhadap target yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan umpan
balik yang diterima dan yang telah disusun secara teratur dan baik.
c. Sedangkan menurut Levey dan Loomba, Perencanaan adalah suatu proses
menganalisis dan memahami sistem yang dianut, merumuskan tujuan
umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai, memperkirakan segala
kemampuan yang dimiliki, menguraikan segala kemungkinan yang dapat
dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, menganalisis
efektivitas dari berbagai kemungkinan tersebut, menyusun perincian

4
selengkapnya dari kemungkinan yang terpilih, serta mengikatnya dalam
suatu sistem pengawasan yang terus menerus sehingga dapat dicapai
hubungan yang optimal antara rencana yang dihasilkan dengan sistem
yang dianut.

Dari batasan ini dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan antara lain:


a. Perencanaan harus didasarkan kepada analisis dan pemahaman sistem dengan baik.
b. Perencanaan pada hakekatnya menyusun konsep dan kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan misi organisasi.
c. Perencanaan secara implisit mengemban misi organisasi untuk mencapai hari depan
yang lebih baik.

Secara sederhana dan awam dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah suatu
proses yang menghasilkan suatu uraian yang terinci dan lengkap tentang suatu program
atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Oleh sebab itu, hasil proses perencanaan adalah
"rencana" (plan).
Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-
masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber
daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun
langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan akan menjadi efektif jika perumusan masalah sudah dilakukan
berdasarkan fakta-fakta dan bukan berdasarkan emosi atau angan-angan saja. Fakta-fakta
diungkap dengan menggunakan data untuk menunjang perumusan masalah. Perencanaan
juga merupakan proses pemilihan alternative tindakan yang terbaik untuk mencapai
tujuan.

Mengapa perencanaan di perlukan?


a. Agar sumber daya yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien.
b. Untuk membatasi tentang ketidakpastian yang akan terjadi di masa yang akan datang?
c. Untuk menentukan alat ukur/standar pengawasan dan evaluasi
d. Untuk menentukan efektivitas kepemimpinan.

5
B. Macam –macam Perencanaan
1. Di tinjau dari jangka waktunya
 Long range planing, yang berlaku untuk 12 – 20 tahun
 Medium range planing, yang berlaku untuk 5-7 tahun.
 Short range planing, yang berlaku untuk jangka waktu 3 tahun
 Anual range planing, umumnya berlaku hanya untuk 1 tahun

2. Di tinjau dari frekuensi penggunaan


 Single use planing
Perencanaan yang di gunakan hanya sekali.
 Repeat use planing
Perencanaan yang di gunakan berulang

3. Berdasarkan ruang lingkup


 Strategic planing
Perencanaan strategi adalah menentukan tujuan jangka panjang suatu
organisasi/perusahaan serta strategi dan tindakan yang di lakukan untuk
mencapai tujuan organisasi.

 Tactical planing
Perencanaan yang membuat taktik-taktik para manager untuk mencapai tujuan
dan sasaran yang telah di rencanakan oleh top manager, perencanaan tactis
merencanakan pengalokasian sumber daya dan tugas-tugas dari masing
masing departemen.
 Operational planing
Perencanaan yang berjangka waktu pendek, lebih menitikberatkan pada
pedoman atau petunjuk dalam melaksanakan suatu program.

6
C. Proses Perencanaan
Perencanaan dalam suatu organisasi adalah suatu proses, dimulai dari identifikasi
masalah, penentuan prioritas masalah, perencanaan pemecahan masalah, implementasi
(pelaksanaan pemecahan masalah) dan evaluasi. Dari hasil evaluasi tersebut akan muncul
masalah-masalah baru kemudian dari masalah-masalah tersebut dipilih prioritas masalah
dan selanjutnya kembali ke siklus semula.
Di bidang kesehatan khususnya, proses perencanaan ini pada umumnya
menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving). Secara terinci,
langkah-langkah perencanaan kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Masalah/analisis situasi
Perencanaan pada hakekatnya adalah suatu bentuk rancangan pemecahan
masalah. Oleh sebab itu, langkah awal dalam perencanaan kesehatan adalah
mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan masyarakat di lingkungan unit
organisasi yang bersangkutan. Sumber masalah kesehatan masyarakat dapat diperoleh
dari berbagai cara antara lain :
a. Laporan-laporan kegiatan dari program-program kesehatan yang ada.
b. Survailance epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit.
c. Survei kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan perencanaan
kesehatan.
d. Hasil kunjungan lapangan supervisi, dan sebagainya.

Adapun data yang diperlukan untuk menyusun perncanaan dalam analisis situasi,
ialah:

1. Data penyakit dan gangguan kesehatan yang ada di masyarakat, data di peroleh
dari hasil observasi atau pengawasan rutin dan laporan dari suatu institusi, data
penyakit hasil dari surveilans di sajikan menggunakan statistic. Dengan
pendekatan epidemilogi dan statistic diketahui distribusi penyakit berdasarkan
wilayah (where), waktu kejadian (when), dan bagaimana masalah kesehatan yang
berkembang (how)

7
2. Data kependudukan, termasuk jumlah dan distribusi penduduk, jenis kelamin,
kelompok umur, tingkat kepadatan penduduk, data statistic kelahiran dan
kematian, perpindahan penduduk sebagai sumber penularan penyakit.
3. Data potensi pelayanan kesehatan, data ini akan memberikan informasi tentang
sumber daya pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, puskesmas, klinik swasta,
balai pengobatan, dan praktik dokter yang tersedia di suatu wilayah yang sedang
di amati.
4. Keadaan lingkungan, data lingkungan desa dan tempat. Tempat umum di wilayah
yang sedang diamati seperti sekolah, pasar, tempat ibadah, sumber air, kuaitas air
yang di gunakan, sistem pembuangan air limbah/sampah, jamban keluarga, dll.
5. Sarana dan prasarana, informasi tentang sarana transportasi dan komunikasi yang
yang tersedia di suatu wilayah. Data ini dibutuhkan untuk melihat informasi
tentang mobilitas penduduk, pengiriman data dan logistic, dan kemudahan
rujukan pasien.

2. Menentukan Prioritas Masalah


Kegiatan identifikasi masalah menghasilkan segudang masalah kesehatan yang
menunggu untuk ditangani. Oleh karena keterbatasan sumber daya baik biaya, tenaga
dan teknologi maka tidak semua masalah tersebut dapat dipecahkan sekaligus
(direncanakan pemecahannya). Untuk itu harus dipilih masalah mana yang "feasible"
untuk dipecahkan. Proses memilih masalah ini disebut memilih atau menetapkan
prioritas masalah. Pemilihan prioritas dapat dilakukan melalui 2 cara, yakni :

A. Scoring technique
Pemilihan prioritas masalah dilakukan dengan memberikan nilai (scor)
terhadap masalah tersebut dengan menggunakan parameter tertentu yang telah di
tetapkan.

8
1. Cara Bryant
 Prevalensi (jumlah penduduk yang terserang penyakit)
 Seriousness (dampak yang di timbulkan)
 Comunity concern (tanggapan masyarakat dalam menghadapi masalah
tersebut)
 Managebility (
2. Cara Ekonometrik
 Magnitude (menunjukkan besarnya masalah)
 Importance (seberapa penting masalah tersebut)
 Vulnerability (ada tidaknya cara/metode dalam melakukan
penanggulangan yang efektif)
 Cost (biaya)
3. Metode Hanlon
 Besarnya masalah
 Tingkat kegawatan masalah
 Penanggulangan masalah

B. Non Scoring Technique


Dengan menggunakan teknik ini masalah dinilai melalui diskusi kelompok,
yang biasanya berupa pernyataan dari tokoh-tokoh masyarakat atau perangkat
desa.

9
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Situasi/Keadaan
Data yang di perlukan untuk menyusun perencanaan dalam analisis situasi adalah:
1. Data penyakit dan gangguan kesehatan

Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan kinerja instansi pemerintahan dinas
kesehatan tahun 2016 di kabupaten Bandung Memperhatikan perkembangan dan
tantangan dewasa ini, maka isu strategis yang masih dihadapi oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Bandung berdasarkan tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan
pelayanan kesehatan dan derajat kesehatan masyarakat adalah :
1. Belum optimalnya ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan.
2. Kurangnya kuantitas dan kualitas sumber daya manusia tenaga kesehatan.
3. Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan Prevalensi balita.
4. Gizi buruk dan kurang yang masih tinggi.
5. Perilaku hidup sehat masyarakat yang masih rendah.
6. Angka kesakitan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular masih
tinggi.
7. Belum optimalnya tata kelola dan manajemen pelayanan kesehatan

2. Data kependudukan
Berdasarkan data dari badan pusat statistic kabupaten bandung dapat diketahui
jumlah dan distribusi penduduk, jenis kelamin, kelompok umur, tingkat kepadatan
penduduk dan statistic kelahiran dan kematian,perpindahan penduduk sebagai sumber
penularan penyakit .

10
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Menurut Desa di Kecamatan Cikancung Tahun 2016

Penduduk

Kode Desa/Kelurahan Total

Laki-laki Perempuan

(1) (2) (3) (4) (5)

001 SRIRAHAYU 5.464 5.379 10.843

002 CILULUK 5.997 5.829 11.826

003 MEKARLAKSANA 3.320 3.154 6.474

004 CIHANYIR 3.764 3.635 7.399

005 CIKANCUNG 4.417 4.019 8.436

006 MANDALASARI 4.666 4.479 9.145

007 HEGARMANAH 6.281 6.007 12.288

008 CIKASUNGKA 6.663 6.518 13.181

009 TANJUNGLAYA 6.501 6.428 12.929

Jumlah 47.073 45.448 92.521

Persebaran dan tingkat kepadatan penduduk kabupaten bandung

Secara demografi, persebaran penduduk di Kabupaten Bandung cenderung


terkonsentrasi di bagian utara dengan kepadatan penduduk tinggi dan menegah.
Kepadatan penduduk di wilayah Kabupaten Bandung dibagi ke dalam 5 kategori, yaitu
kepadatan penduduk 0-2499 jiwa/km2, 2500-4999 jiwa/km2, 5000-7499 jiwa/km2, 7500-
9999 jiwa/km2, dan >10000 jiwa/km2.

11
Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Margahayu dan Kecamatan
Dayeuhkolot dengan kepadatan penduduk lebih dari 10.000 jiwa/km2.Sementara
sebagian besar kecamatan lainnya berada pada kategori kepadatan penduduk rendah
dengan kepadatan penduduk 0-2499 jiwa/km2.Peta persebaran penduduk Kabupaten
Bandung dapat dilihat lebih rinci pada Gambar 2.12. Berdasarkan jenis kelamin,
diperoleh jumlah penduduk Kabupaten Bandung pada tahun 2015 sebanyak 3.534.111
jiwa (RPJMD Kab, Bandung Tahun 2016-2021). Jumlah ini terdiri dari laki-laki
sebanyak 1.792.864 jiwa (50,73%) dan perempuan sebanyak 1.741.248 jiwa (49,27%).
Jumlah ini meningkat 1,8% dibandingkan tahun 2014.

Jumlah Penduduk dan Rumahtangga


Menurut Desa di Kecamatan Cikancung Tahun 2016

Kode Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk Jumlah Rumahtangga

(1) (2) (3) (4)

001 SRIRAHAYU 10.843 2.815

002 CILULUK 11.826 2.784

003 MEKARLAKSANA 6.474 1.743

004 CIHANYIR 7.399 1.827

005 CIKANCUNG 8.436 2.178

006 MANDALASARI 9.145 2.416

007 HEGARMANAH 12.288 3.117

008 CIKASUNGKA 13.181 3.463

009 TANJUNGLAYA 12.929 3.323

Jumlah 92.521 23.666

12
3. Potensi pelayanan kesehatan
Sumber daya pelayanan kesehatan seperti puskesmas, klinik, rumah sakit, dll di
wilayah cikancung masih sangat minim. Ibu yang ingin melahirkan harus menempuh
perjalanan yang cukup jauh untuk sampai di pusat pelayanan kesehatan. Tentu saja
hal ini menjadi salah satu faktor meningkatnya angka kematian ibu melahirkan

4. Lingkungan
Keadaan lingkungan di daerak cikancung sangat memprihatinkan.Wilayah yang
terletang jauh dari perkotaan ini tidak mendapatkan perhatian pemerintah setempat.
Seperti pembangunan jalan, jalan yang masyarakat di kecamatan cikancung belum
disemen atau dibangun jalan yang mereka harus lalui menuju puskesmas berupa tanah
kuning apabila musim hujan dating jalan tersebut akan licin dan berbahaya bagi
keselamatan di pengguna jalan, tidak hanya lini jalan yang mereka tempuh juga
berbukit atau tidak merata. sanitasi lingkungan yang kurang baik seperti air bersih
juga menjadi masalah kesehatan yang hrus dihadapi oleh masyarakat setempat. dan
beberapa masalah lingkungkan yang kurang baik lainnya.

5. Sarana dan prasarana


Sarana dan prasarana yang kurang memadai juga menjadi salah satu faktor
kematian ibu melahirkan yang terus meningkat, terbukti di wilayah cikancung kab.
Bandung dimana ketika hendak di bawa ke pelayanan kesehatan yang jaraknya cukup
jauh hanya menggunakan mobil pick up karena kurangnya sarana transportasi dan
akses jalan yang tidak bagus.

13
B. Perumusan masalah secara Spesifik
Dari video yang telah diamati, maka dapat di rumuskan beberapa masalah yang ada di
lembah cikancung wilayah pedesaan kabupaten Bandung sebagai berikut:
1. Kematian ibu melahirkan
2. Kematian bayi baru lahir
3. Kurangnya pelayanan kesehatan di wilayah tersebut
4. Akses menuju pelayanan kesehatan jauh dan sarana transportasi yang kurang
memadai
5. Perekonomian masyarakat yang rendah
6. Pendidikan rendah

C. Penentuan Prioritas Masalah


Penentuan prioritas masala menjadi bagian penting dari perencanaan, karena tidak
semua masalah yang terjadi di suatu daerah dapat di selesaikan sekaligus. Untuk
menentukan prioritas masalah dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu menggunakan
teknik scoring maupun non scoring.
Dalam hal ini, kami menggunakan teknik scoring untuk menentukan prioritas
masalah, Yang dimana masing-masing dari anggota kelompok kami memberikan
penilaian terhadap permasalahan yang ada di wilayah cikancung.

a. Ratna dewi
No Masalah P S C M Jumlah

1 Kematian ibu melahirkan 5 3 4 5 17

2 Kematian bayi baru lahir 4 3 3 4 14

3 Kurangnya pelayanan kesehatan 3 4 3 5 15

4 Akses menuju pelayanan kesehatan jauh 4 4 3 3 14

5 Perekonomian rendah 4 3 2 4 13

6 Pendidikan rendah 4 4 2 3 13

14
b. Nila sari
No Masalah P S C M Jumlah

1 Kematian ibu melahirkan 5 4 4 5 18

2 Kematian bayi baru lahir 4 3 3 3 13

3 Kurangnya pelayanan kesehatan 3 4 3 5 15

4 Akses menuju pelayanan kesehatan jauh 4 4 3 5 16

5 Perekonomian rendah 4 3 2 4 13

6 Pendidikan rendah 4 4 2 3 13

c. Mardiah
No Masalah P S C M Jumlah

1 Kematian ibu melahirkan 4 4 3 4 15

2 Kematian bayi baru lahir 4 3 3 4 14

3 Kurangnya pelayanan kesehatan 3 3 3 4 13

4 Akses menuju pelayanan kesehatan jauh 4 4 4 5 17

5 Perekonomian rendah 4 3 2 4 13

6 Pendidikan rendah 4 4 2 3 13

d. Sondy martua hasibuan


No Masalah P S C M Jumlah
1 Kematian ibu melahirkan 5 4 4 4 17
2 Kematian bayi baru lahir 4 3 3 4 14
3 Kurangnya pelayanan kesehatan 4 3 3 4 14
4 Akses menuju pelayanan kesehatan jauh 4 3 3 5 15
5 Perekonomian rendah 4 3 2 4 13
6 Pendidikan rendah 4 4 2 3 13

15
e. Annisa kasturi
No Masalah P S C M Jumlah

1 Kematian ibu melahirkan 4 4 4 4 16

2 Kematian bayi baru lahir 4 3 3 4 14

3 Kurangnya pelayanan kesehatan 3 3 3 4 13

4 Akses menuju pelayanan kesehatan jauh 4 4 3 4 15

5 Perekonomian rendah 4 3 2 4 13

6 Pendidikan rendah 4 4 2 3 13

Dari jumlah penilaian yang di berikan setiap anggota kelompok maka dapat di
rata-rata kan sebagai berikut

Jumlah rata-rata

No Masalah Rata-rata prioritas

1 Kematian ibu melahirkan 16.6 1

2 Kematian bayi baru lahir 13.8 4

3 Kurangnya pelayanan kesehatan 14 3

4 Akses menuju pelayanan kesehatan jauh 15.4 2

Dari jumlah rata-rata tersebut dapat dilihat masalah yang menjadi prioritas adalah
Kematian Ibu Melahirkan

16
D. Analisis Fishbone
Setelah prioritas masalah di tetapkan dengan metode scoring, masalah tersebut
dapat di analisa menggunakan diagram fishbone. Diagram fishbone adalalah salah satu
cara yang dapat kita lakukan untuk menganalisa sebab akibat dari suatu masalah tersebut.
Diagram fishbone untuk masalah kematian ibu melahirkan dapat dilihat seperti
dibawah ini.

Lingkungan metode

Data ibu hamil


Lingkungan tidakakurat
Meningkatkan yang tidak sehat Kurang
program KB yang Akses menuju penyuluhan
tentang Kerja sama
dapat pelayanan
kesehatanyang Ekonomi program KB dukun bidan
meminimalisir rendah kurang
kurang memadai
angka kematian Kematian ibu
ibu melahirkan dan melahirkan
Tidak adanya
meningkatkan Kurangnya
pusat
sarana dan pelayaanan empati
Transportasi yang masyarakat Kurangnya tenaga
prasana pelayanan kesehatan di
tidak memadai sekitar kesehatan
kesehatan. wiilayah
tersebut
Pusat pelayanan Bidan tidak ada
kesehatan yang ditempat
jauh
Sarana manusia

E. Project Planing Matriks

17
Sebuah masalah tidak akan terselesaikan dengan baik dan lancer apabila tidak
direncanakan terlebih dahulu. Karena keberhasilan suatu kegiatan tergantung bagaimana
awal kegiatan tersebut dirancang dan disusun secara sistematis serta menentukan hal-hal
apa saja yang diperlukan untuk merealisasikan kegiatan yang menjadi solusi dari
prioritas masalah yang ada disuatu wilayah tersebut. Maka kami telah merancang sebuah
kegiatan atau perencanaan untuk masalah akses kematian ibu melahirkan di kecamatan
cikancung yang jauh dari pusat pelayanan kesehatan.Berikut adalah project planning
matriks untuk masalah tersebut.

Masalah Tujuan Kegiatan Tenaga Metode Waktu Media Biaya Indikato Penang
r gung
1 2 3 4 5 keberha Jawab
silan

Tingginya Agar Penyuluhan 1 Petugas Ceramah  Lcd, Flash Rp8.00 85 % Kepala


angka menambah kepada ibu penyuluh dan Disk, brosur 0.000 ibu-ibu Puskes
kematian wawasan ibu hamil ataupun kesehatan, tanya * mikropon, datang mas.
hamil kepada seluruh dan 2 jawab dan speaker ke
ibu
mengenai masyarakat Kader penyuluh
melahirkan pentingnya mengenai kesehatan an.
. perawatan pentingnya
kehamilan masa-masa
sebelum dan
sesudah
kehamilan.

Keppala
Agar Petugas Ceramah Brosur atau Rp9.00 80 % Puskes
masyarakat Penyuluhan penyuluh ibu-ibu
dan  leaflet. 0.000 mas.
memanfaatka tentang program kesehatan tanya menyetuj
n program KB. dan kader jawab ui untuk
KB ntuk kesehatan memakai
mengatur KB.
kehamilan
supayadapat
memperkecil
angka
kematian ibu
dan bayi

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

18
Perencanaan adalah suatu proses penyusunan secara sistematis mengenai
kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan, untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Untuk melakukan perencanaan hal pertama yang dapat kita lakukan adalah
menganalisis masalah tersebut sehingga kita dapat merumuskan masalah apa saja yang
terjadi di suatu wilayah tersebut. Tidak semua masalah dapat di selesaikan sekaligus
dalam satu waktu. Oleh karena itu menentukan prioritas masalah sangat di perlukan
dalam proses perencanaan. Penetuan prioritas masalah dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu scoring technique dan non-scoring technique.
Setelah prioritas masalah di tentukan kita bisa menganalisis kembali sebab akibat
atau faktor-faktor masalah tersebut menggunakan diagram fishbone dan dapat
menyimpulkan program kerja seperti apa yang akan di lakukan dengan menggunakan
project planing matriks.

B. Saran
Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan wilayah atau daerah daerah yang
masih jauh dari pelayanan kesehatan dan membangun pusat pelayanan kesehatan di
daerah tersebut untuk mengurangi meningkatnya angka masalah kesehatan seperti
kematian ibu melahirkan, kematian bayi dan balita yang di sebabkan oleh tidak adanya
pusat pelayanan kesehatan di daerah tersebut dan jauhnya akses menuju pelayanan
kesehatan.

Daftar Pustaka

Dinkes Kabupaten Bandung. 2017. Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan Dinas


Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun 2016

19
Badan Pusat Statistik kabupaten Bandung.2017. Kecamatan Cikacung Dalam Angka.
BPS Kabupaten Bandung

Siddiq, Muhammad. 2011. Perancangan Sistem Informasi Pengobatan Pasien Rawat


Jalan di UPTD Yankes Puskesmas Cikancung. Bandung : UKI

RTRW Kabuparen Bandung Tahun 2001-2027, BAPEDA

http://www.bandungkab.go.id/arsip/aspek-demografi

20

Anda mungkin juga menyukai