Anda di halaman 1dari 4

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUTAI TIMUR

UPT.PUSKESMAS MUARA WAHAU I


KECAMATAN MUARA WAHAU
Jl. Raden Kusuma RT 01 N0.23 Desa Muara Wahau Kutai Timur
Email : pusk.muarawahau@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS MUARA WAHAU 1
NO.445/ 2018

TENTANG
PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN OBAT DAN ATAU CAIRAN INTRAVENA
KEPALA PUSKESMAS MUARA WAHAU 1

MENIMBANG : a. Bahwa pelayanan klinis puskesmas dilaksanakan berdasarkan


kebutuhan pelanggan;
b. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu dan keselamatan pelanggan
perlu di tetapkan tentang penggunaan dan pemberian obat dan atau
cairan intravena;
c. Bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut poind b, perlu
ditetapkan keputusan kepala puskesmas muara wahau 1.
MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan;
2. Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 75 tahun
2014 tentang puskesmas;
3. Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 46 tahun
2015 tentang akreditasi fasilitas kesehatantingkat pertama;
4. Keputusan menteri kesehatan republic Indonesia nomor
1457/menkes/sk/10/3003 tentangstandar pelayanan
5. SK kepala dinas kesehatan kabupaten kutim tentang penetapan
puskesmas yang akan di akreditasi tahun 2015.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
: KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG PENGGUNAAN DAN
PEMBERIAN OBAT DAN ATAU CAIRAN INTRVENA
KESATU : Puskesmas muara wahau 1 memberikan pelayanan penggunaan dan
pemberian cairan intravena yang dating di instalasi gawat darurat.
KEDUA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan
perubahan sebagaimana mestinya.

DITETAPKAN DI : MUARA WAHAU 1


PADA TANGGAl : 2018

Kepala Puskesmas Muara Wahau 1

Adianto
Lampiran 1
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MUARA WAHAU 1
NO. / / / /2018
TENTANG KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS
DAN KESELAMATAN PASIEN

KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN


PASIEN PUSKESMAS MUARA WAHAU 1

1. Menentukan indikator mutu layanan klinis dan keselamatan pasien.


2. Menentukan indikator perilaku pemberi layanan klinis.
3. Menyusun standar dan SOP layanan klinis yang sesuai dengan acuan yang jelas dan
dapat dipertanggung jawabkan.
4. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar dan SOP Layanan Klinis yang
telah disusun bersama.
5. Menerapkan manajemen risiko klinis di semua unit pelayanan untuk mencegah timbulnya
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), dan Kejadian
Potensial Cedera (KPC).
6. Berperan aktif dalam melakukan identifikasi pemasalahan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien.
7. Berperan aktif dalam melakukan analisis terhadap permasalahan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien.
8. Berperan aktif dalam menyusun rencana peningkatan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien. Perencanaan mutu harus ditetapkan berdasarkan prioritas fungsi
dan proses pelayanan Puskesmas Muara Wahau 1.
9. Berperan aktif dalam melaksanakan program perbaikan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien yang sudah direncanakan.
10. Berperan aktif dalam menindaklanjuti hasil pelaksanaan perbaikan mutu layanan klinis
dan keselamatan pasien.
11. Kepala Puskesmas, penanggung jawab UKP dan penanggung jawab UKM wajib
berpartisipasi dalam program peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
12. Seluruh tenaga medis wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan program
peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien yang diselenggarakan di seluruh
jajaran Puskesmas Muara Wahau 1.
13. Perencanaan peningkatan mutu klinis disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas
Lampasi dengan pendekatan multi disiplin, dan dikoordinasikan oleh Wakil
Manajemen Mutu.
14. Perencanaan mutu berisi paling tidak:
a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring
dan evaluasi indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan
mempertimbangan kekritisan, risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya masalah.
b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien
c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan
pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan.
d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan
indikator, pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak
lanjuti dalam upaya peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien.
e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM, dan indikator
klinis, yang meliputi indikator struktur, proses, dan outcome.
f. Upaya-upaya peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien melalui
standarisasi, perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk peningkatan mutu
dan keselamatan pasien.
g. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan klinis
maupun penyelenggaraan UKM.
h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel,
kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan keadaan potensial
cedera.
i. Program dan kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan
keselamatan pasien, termasuk di dalamnya program peningkatan mutu
laboratorium dan program peningkatan mutu pelayanan obat.
j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu klinis dan
keselamatan pasien. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi
untuk menyampaikan permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan tindak
lanjut yang dilakukan.
k. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien.

15. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di bawah ini:


a) Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai, dan perencanaan Puskesmas
Muara Wahau 1.
b) Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf,
c) Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik klinis,
standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari
profesi maupun panduan dari Kementerian Kesehatan,
d) Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,
e) Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,
f) Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di
Puskesmas,
g) Dibangun berbasis praktik klinis yang baik,
h) Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait,
i) Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan sistem
pelayanan.
16. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus
didokumentasikan.
17. Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien kepada Kepala Puskesmas tiap triwulan.
18. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf, serta
mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi, dan potensial bermasalah, maka
area prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan mutu dan
keselamatan pasien adalah:
19. Pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien.
a) Pelayanan rawat jalan/Pelayanan Rawat Inap (Puskesmas Rawatan)
b) Pelayanan farmasi
c) Pelayanan gawat darurat

Anda mungkin juga menyukai