Anda di halaman 1dari 6

Kesimpulan

1. Keluarga merupakan suatu institusi sosial karena keluarga menjadi penentu


utama tentang apa jenis warga masyarakat. Apabila keluarga kokoh, maka
masyarakat akan bersih dan kokoh. Namun apabila rapuh, maka rapuhlah
masyarakat. Begitu pentingnya keluarga dalam menentukan kualitas
masyarakat, sehingga dalam pembentukan sebuah keluarga harus benar-benar
mengetahui pilar-pilar membangun sebuah keluarga.

2. Mewujudkan keluarga sakinah merupakan dambaan setiap manusia. Keluarga


sakinah ialah kondisi keluarga yang sangat ideal yang terbentuk berlandaskan
Al-Quran dan sunnah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Kebendaan bukanlah sebagai ukuran untuk membentuk keluarga bahagia.
Membangun keluarga sakinah tidaklah mudah, banyak yang mengalami
kesulitan. Dasarnya, mereka harus mengetahui konsep-konsep membangun
keluarga sakinah, yaitu : memilih kriteria calon suami atau istri dengan tepat,
dalam keluarga harus ada mawaddah dan rahmah, saling mengerti antara suami-
istri, saling menerima, saling menghargai, saling mempercayai, suami-istri harus
menjalankan kewajibanya masing-masing, suami-istri harus menghindari
pertikaian, hubungan antara suami-istri harus atas dasar saling
membutuhkan,suami-istri harus menjaga aqidah yang benar.

3. Membentuk keluarga sakinah diawali dari individu-individu yang akan menikah


itu sendiri, sejauh mana pemahaman mereka terhadap agama, sejauh mana
pelaksanaan terhadap pemahaman tersebut akan menjadi indikator penting bagi
terbentuknya sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.

Berikut indikator membentuk dalam keluarga yakni sebagai berikut :

A. Memilih pasangan hidup


Memilih pasangan yang memahami dan mampu melaksanakan
ajaran agama dengan baik merupakan langkah awal untuk membangun
sebuah keluarga yang sakinah. Untuk dapat bisa memperoleh pasangan
hidup yang memiliki pemahaman agama yang baik, tentunya diawali
dengan memperbaiki diri sendiri terlebih dahulu. Mereka yang paham
dengan ilmu agama secara baik pada umumnya akan memilih pasangan-
pasangan hidup yang juga sama dengan mereka. Meskipun ada yang mau
memilih mereka yang memiliki pemahaman agama yang kurang, namun ini
jumlahnya lebih sedikit. Untuk bisa mempermudah dan mempercepat
terbentuknya keluarga yang sakinah, maka seorang laki-laki shaleh tentunya
akan lebih memilih seorang perempuan yang shaleh juga. Bila ingin
mendapatkan pasangan yang shaleh, maka shalehkan diri kita lebih dahulu.

B. Komitmen dengan Islam dan dakwahnya setelah menikah


Tidak ada keluarga yang paling bahagia selain keluarga yang
mendekatkan diri mereka pada Allah dan dakwah yang dianjurkan pada
orang-orang beriman. Keluarga yang paling bahagia di dunia ini adalah
keluarga Rasulullah SAW karena beliau adalah pengemban risalah dakwah
dan Islam sebagai agama yang mulia untuk disampaikan kepada ummat
manusia. Mereka para pendakwah yang mengikuti jejak Rasulullah untuk
mendakwahkan nilai-nilai Islam di tengah masyarakat adalah mereka yang
merasakan kebahagiaan hidup yang hakiki. Meskipun secara materi banyak
kita lihat yang mengalami kekurangan harta benda, namun rumah tangga
mereka tetap bahagia dan tentram, bahagia lahir dan batin. Itulah karunia
Allah yang diberikan kepada mereka yang melakukan banyak pahala dari
kegiatan dakwah dan ibadah mereka.

C. Mampu melahirkan generasi yang shaleh dan memperjuangkan Islam


Kebahagiaan sebuah rumah tangga akan semakin lengkap dengan
hadirnya keturunan dalam sebuah keluarga. Sebaik-baik keturunan yang
memberikan dorongan terbentuknya keluarga sakinah adalah keturunan
yang shaleh dan mampu menjalankan ajaran Islam dengan baik. Anak
shaleh tidak hanya menjadi permata hati orang tua saat di dunia, namun di
akhirat kelak, dialah yang akan menyelamatkan orang tua dari siksaan
Allah. Anak yang shaleh menjadi salah satu pondasi penting terbentuknya
keluarga sakinah.
D. Mampu bertahan dari bujuk rayu syaitan
Membangun sebuah rumah tangga sakinah yang komitmen dengan
nilai-nilai dakwah tentunya akan mendapat tantangan keras dan godaan
yang kuat dari syaitan dan iblis. Salah satu tantangan yang diberikan bisa
melalui tahta, harta dan wanita. Inilah godaan bagi manusia yang terkadang
membuat manusia terjebak. Membangun keluarga sakinah harus dilandasi
dengan kemampuan menangkal bujuk rayu syaitan melalui berbagai cara.
Semua orang bisa membangun keluarga sakinah jika ia punya keinginan.
Karena keluarga sakinah itu tidak bisa hanya diucapkan, namun harus
diupayakan semaksimal mungkin.

Keluarga yang bahagia tentunya akan memberikan dampak positif bagi


anggota keluarga di dalamnya. Kehidupan menjadi lebih tenang dan damai serta
tidak menimbulkan berbagai pertengkaran yang mana dapat berakibat perpecahan
sesama anggota keluarga. Namun terdapat beberapa kasus yang mana
memperlihatkan jika kondisi keluarga dapat menjadi tidak harmonis. Bahkan hal
ini bisa menyebabkan perceraian dan perpisahan yang nantinya menimbulkan
dampak negatif bagi seluruh anggota keluarga. Tentunya setiap orang tidak
menginginkan hal tersebut terjadi pada keluarganya. Untuk mengetahui indikator
penyebab keluarga tidak harmonis adalah sebagai berikut.

1. Faktor Ekonomi

Salah satu faktor yang seirng menjadi penyebab keluarga tidak


harmonis adalah faktor ekonomi. Setelah hidup berumah tangga, tentunya
kebutuhan dapat menjadi berkali-kali lipatnya. Pemenuhan kebutuhan yang
begitu banyak tentunya membutuhkan kondisi ekonomi yang lancar.
Namun seringkali terjadi masalah ekonomi yang kemudian menjadi
penyebab ketidakharmonisan di dalam rumah tangga dan keluarga. Kondisi
ekonomi yang kekurangan tentunya memicu pertengkaran jika tidak adanya
rasa lapang dada dan bersyukur dalam diri suami dan istri serta anak-
anaknya. Disini, Peran Ayah dalam keluarga sangat penting untuk
menyeimbangkan keharmonisan rumah tangga.
2. Kurangnya Komunikasi

Penyebab lainnya dapat dikarenakan kurangnya komunikasi


diantara anggota keluarga satu sama lainnya. Komunikasi yang baik tentu
saja akan menghasilkan hubungan yang baik pula serta meminimalisir
terjadinya kesalahpahaman. Namun jika komunikasi yang terjadi di dalam
keluarga kurang bahkan buruk, tentu saja akan menyebabkan permasalah
yang mana memicu pertengkaran di kemudian harinya. Sehingga cobalah
untuk membangun komunikasi yang baik, antara suami dan istri serta antara
orang tua dan anak.

3. Kurangnya Rasa Perhatian

Memberikan perhatian kepada seluruh anggota keluarga secara tidak


langsung akan membuat mereka lebih betah dan senang tinggal di rumah.
Namun apa jadinya jika tidak ada rasa perhatian pada setiap anggota
keluarga di dalamnya, maka tentu saja tidak akan ada rasa saling mengerti
dan memperhatikan satu sama lainnya. Baik itu antara suami dan istri
maupun orang tua terhadap anak. Unruk Hal ini, Peran ibu dalam keluarga
lah yang memainkan peran penting untuk menyeimbangkan sisi emosional
setiap keluarga. Kurangnya perhatian juga menjadi salah satu faktor
penyebab kenakalan anak yang sering terjadi yang patut diperhatikan orang
tua. Rumah tangga yang tidak memiliki perhatian di dalamnya akan
membuat sistem kekeluargaan menjadi kurang harmonis.

4. Lebih Mementingkan Pekerjaan

Hal ini biasanya seringkali dilakukan oleh para orang tua, karena
kepentingan pekerjaan yang terlalu tinggi terkadang menyebabkan
seseorang kurang begitu memperhatikan kondisi keluarga yang ada.
Pekerjaan memang adalah hal yang penting, bahkan jika sampai tidak
bekerja maka dapat menyebabkan masalah ekonomi di kemudian harinya.
namun jika anda sampai mementingkan pekerjaan dan mengabaikan
keluarga tentu saja akan menyebabkan ketidak harmonisan terjadi di dalam
keluarga.
5. Kurangnya Keterbukaan

Dalam keluarga tentunya dibutuhkan sharing dan rasa saling


keterbukaan satu sama lainnya. Dengan keterbukaantentunya setiap
masalah yang terjadi di dalam keluarga dapat terselesaikan dengan mudah.
Sehingga tidak ada salahnya untuk saling terbuka satu sama lainnya tanpa
menutupi sesuatu sehingga keharmonisan di dalam keluarga dapat tercipta.

6. Perbedaan Prinsip

Setiap orang tentunya memiliki prinsip masing-masing, baik itu


antara suami dan istri. Tentunya satu sama lainnya memiliki prinsip berbeda
yang terkadang menyebabkan hubungan di dalam keluarga menjadi kurang
harmonis. Prinsip adalah pokok pemikiran dan perbuatan yang
menyebabkan setiap orang memiliki prinsip yang berbeda satu sama
lainnya. Karena perbedaan inilah terkadnag menimbulkan resiko perdebatan
yang menyebabkan ketidakharmonisan di dalam sebuah rumah tangga.

7. Sering Membuat Keputusan Tanpa Berdiskusi

Penyebab lainnya dari ketidak harmonisan di dalam keluarga adalah


seringkali membuat keputusan tanpa melakukan diskusi terlebih dahulu.
Ketika sudah menjalin hubungan keluarga, maka segala urusan yang
berkaitan dengan keluarga harus terlebih dahulu dibicarakan. Mengambil
sebuah keputusan tanpa berdiskusi ataupun berbicara dengan pasangan dan
anggota keluarga lainnya tentunya akan mmebuat pasangan kurang
dianggap kehadirannya. Hal ini lah yang kemudian secara tidak langsung
menyebabkan ketidak harmonisan di dalam keluarga. Hal ini juga menjadi
patokan bagaimana peran keluarga dalam pendidikan anak seharusnya.

8. Muncul Rasa Bosan

Rasa bosan di dalam hubungan keluarga dapat dialami setiap orang.


Kebosanan adalah hal yang wajar, namun berbeda bagaimana cara orang
menyikapinya. Meskipun timbul rasa kebosanan dalam keluarga, namun
tetap saja masih ada rasa kasih sayang di dalamnya. Tugas bagi anggota
keluarga untuk menyikapi agar bagaimana rasa bosan tersebut tidak
mempengaruhi kebahagian di dalam rumah tangga. Sehingga nantinya
keharmonisan tetap dapat terjaga di dalam keluarga. Salah satu cara yang
mungkin bisa anda lakukan adalah dengan tetap mengalah dan selalu
membicarakan permasalahan dengan hati dan pikiran yang tenang.
Keharmonisan di dalam rumah tangga tentunya menjadi salah satu hal
penting yang perlu dijaga. Hal ini akan tetap menjaga keutuhan rumah
tangga dan keluarga hingga lama.

Anda mungkin juga menyukai