1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
a. Pembersihan Lokasi Pekerjaan
Hal pertama yang dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah membersihkan
areal pekerjaan sesuai dengan volume yang ada dengan cara membersihkan tanaman semak
belukar yang ada disekitar lokasi agar dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya tidak ada
kendala.
2. PEKERJAAN TIMBUNAN
a. Galian Tanah
Pekerjaan ini mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah,
dalam pekerjaan sub struktur bangunan guna memudahkan pelaksanaan pekerjaan.
b. Urugan Tanah
Pekerjaan ini Meliputi penimbunan kembali dengan menggunakan Tanah timbunan.
Menyiapkan area urugan (keadaan lapangan).
Membersihkan lokasi yang akan diurug dari kayu, semak-semak, sampah, dll.
Menyediakan tanah timbunan dengan kualitas yang baik.
Lokasi yang akan diurug/ditinggikan dipersiapkan terlebih dulu supaya terdapat
hubungan yang baik antara tanah dasar dengan urugan.
Untuk pemadatan menggunakan alat sesuai dengan keperluannya (stamper, baby roller
atau alat pemadatan).
Dilakukan test kepadatan tanah di lapangan sesuai spesifikasi (bila diperlukan).
Kekuatan penahan tanah di sekeliling urugan harus selalu diperiksa.
3. PEKERJAAN PAVING BLOCK
a. Lapisan Subgrade
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar diratakan terlebih dahulu, sehingga mempunyai
profil dengan kemiringan sama dengan yang diperlukan untuk kemiringan Drainage
(Water run off) yaitu minimal 1,5 %.
Subgrade atau lapisan tanah dasar dipadatkan dengan kepadatan minimal 90 % MDD
(Modified Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan sesuai dengan
spesifikasi teknis yang kita butuhkan.
Ini sangat penting untuk kekuatan landasan area paving nantinya.
b. Lapisan Subbase
Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis yang
dibutuhkan.
Profil lapisan permukaan dario subbase juga harus mempunyai minimal kemiringan 2 %,
dua arah melintang kekiri dan kekanan.
Kemiringan ini sangat penting untuk jangka panjang kestabilan paving.
c. Kanstin/Penguat Tepi
Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb dipasang sebelum pemasangan paving dilakukan.
d. Drainase/Saluran Air
Drainase atau Saluran air harus sudah dipasang sebelum pemasangan paving dilakukan.
e. Pemasangan Paving
Abu batu/pasir alas seperti yang dipersyaratkan segera digelar diatas lapisan base.
Kemudian diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai kerataan yang seragam dan
harus mengikuti kemiringan yang sudah dibentuk sebelumnya pada lapisan base.
Penggelaran abu batu/pasir alas tidak melebihi jarak 1 meter didepan paving terpasang
dengan tebal screeding.
Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titik/garis (starting point) diatas lapisan abu
batu/pasir alas (laying course).
Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik tegang dan kita
arahkan melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang sebagai garis B, kemudian
kita buat pasangan kepala masing-masing diujung benang tersebut.
Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelah penggelaran abu batu/pasir alas.
Hindari terjadinya kontak langsung antar block dengan membuat jarak celah/naat
dengaan spasi 2-3 mm untuk pengisian joint filler.
Memasang paving harus maju, dengan posisi sipekerja diatas block yang sudah
terpasang.
Apabila tidak disebutkan dalam spesifikasi teknis, maka profil melintang permukaan
paving minimal mencapai 2 % dan maksimal 4 % denga toleransi cross fall 10 mm untuk
setiap jarak 3 meter dan 20 mm utnuk jarak 10 meter garis lurus. Pembedaan maksimum
kerataaan antaar block tidak boleh melebihi 3 mm.
Pengisian joint filler harus segera kita lakukan setelah pamasangan paving dan seera
dilanjutkan dengan pemadatan paving.
Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat plat compactor.
Pemadatan hendaknya dilakukan secara simultan bersamaan dengan pemasangan paving
dengan minimal akhir pemadatan meter dibelakang akhir pasangan. Jangan meninggalkan
pasangan paving tanpa adanya pemadatan, karena hal tersebut dapat memudahkan
terjadinya deformasi dan pergeseran garis joint akibat adanya sesuatu yang melintas
melewati pasangan paving tersebut.
Pemadatan sebaiknya dilakukan dua putaran, putaran yang pertama ditujukan untuk
memadatkan abu batu/pasir alas dengan penurunan 5 – 15 mm (tergantung abu batu/pasir
yang dipakai).
Pemadatan putaran kedua, disertai dengan menyapu abu batu/pasir pengisi celah/naat
block, dan masing-masing putaran dilakukan paling sedikit 2 lintasan.
a. Galian Tanah
Gali tanah sesuai lebar pondasi bagian bawah dan kedalaman rencana
Gali sisi-sisi miringnya sehinga dicapai sudut kemiringan yang tepat
Tanah hasil galian diletakkan di pinggir galian diluar bouwplank, yang
nantinya untuk pekerjaan pengurugan kembali.
Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya, sesuai dengan rencana
b. Urugan Pasir
Pengurugan bekas galian , atau yang lainnya yang akan ditimbun tidak boleh
dilaksanakan sebelum diperiksa / disetujui Direksi pekerjaan.
Semua pekerjaan urugan yang tidak memakai pasir urug, harus diapaki tanah yang
bersih, bebas dari segala kotoran yang akan merugikan konstruksi.
Ketebalan urugan sesuai dengan yang tertera pada gambar kerja.
e. Plesteran
Menyiapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau strategis
dari bagian yang akan di plester.
Menyiram permukaan bagian yang akan diplester dengan air sampai basah
secara merata (curing).
Membuat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu
(misalkan 1pc : 2 ps).
Melakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuring dengan jarak lemparan ±
50cm dari permukaan yang dikamprot dengan ketebalan 15~ 20 mm.Setelah
bidang yang dikamprot kering, lakukan penyiraman (curing) sel ama 3 hari; pagi,
siang & sore.
Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 pc : 3 ps.
Membuat kepalaan dengan ketebalan 15 mm.
Melanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mongering
Memastikan bidang yang akan diplester telah dicuring.
Membuat adukan 1 pc : 3 ps, gunakan pasir yang diayak ( halus ).
Memasangplesteran pada bidang yang telah ada kepalannya sampai selesai seluruh
permukaan pada setiap bagian dengan cara dilempar dari jarak ± 50 cm
Mengunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan.
Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk mengosok permukaan dinding
sampai halus & rata.
Dilanjutkan dengan curing selama 7 hari sampai permukaan plesteran benar – benar
basah seluruhnya.
Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari.
Haluskan permukaan bidang dengan amplas halus.
f. Rabat Beton
Sebelum pengerjaan pekerjaan saluran, terlebih dahulu dibuat lantai rabat untuk
dudukan pasangan batu dengan spesifikasi campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr.
Campuran dicampur rata dan dihamparkan ke area rencana lantai kerja dan
diratakan. Dimensi lantai rabat mengacu pada gambar kerja.
5. PEKERJAAN PLAT DUIKER
a. Plat Duiker
Campuran dan Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah K-225.
Besi Tulangan
Besi tulangan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah ɸ12.
Besi tulangan yang digunakan harus bebas dari karat.
Jarak antar tulangan disesuaikan berdasarkan gambar rencana.
Cara pengadukan
Cara pengadukan menggunakan beton molen, atau dengan manual.
Takaran untuk semen Portland, pasir dank oral / kerikil terlebih dahulu
minta persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas. Beton harus dilindungi
dari sinar matahari langsung, hingga terjadi penguapan terlalu cepat. Persiapan
perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.
Pengecoran Beton
Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan
persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan, dan penempatan
penahan jarak. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi /
Konsultan Pengawas. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada
hari berikutnya, maka tempat penghentian tersebut dikonsultasikan dengan Direksi /
Konsultan Pengawas. Penyambungan beton lama dengan beton baru harus memakai
adukan perekat CALBOND. Permukaan beton lama yang akan diteruskan
pengecorannya terlebih dahulu dikasarkan, dilapis dengan adukan perekat CALBOND
yang pembuatannya sesuai dengan persyaratan pabrik pembuat, selanjutnya langsung
dilakukan pengecoran baru.
6. PEKERJAAN AKHIR
Tahap Akhir yang dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah membersihkan
areal pekerjaan sesuai dengan volume yang ada dengan cara membersihkan sisa-sisa
material, dan sisa bongkaran material.
ALEXANDER
Direktur