Anda di halaman 1dari 24

Pernahkah anda membeli suatu barang dalam bentuk eceran?

Atau
pernahkan anda membeli barang dalam bentuk kodi atau lusinan?
Bagaimana cara menghitung nilai keseluruhan, nilai per unit, dan nilai
sebagian dari pembelian suatu barang?

Sumber Gambar: kangmartho.wordpress.com

Misalkan Anda membeli satu lusin buku tulis yang berisi 12 buku dengan
harga Rp. 36.000,00, pasti Anda akan bertanya berapa harga satu
bukunya? Harga satu buku merupakan harga satuan atau harga per unit.
Harga satu lusin buku merupakan harga atau nilai keseluruhan buku yang
Anda beli. Bila harga satuan sudah diketahui, maka Anda dapat mencari
harga atau nilai sebagian dari buku yang Anda beli, misalkan harga 5 buah
buku.

Nilai keseluruhan, nilai per unit, dan nilai sebagian mempunyai suatu
hubungan, yaitu:
Untuk memantapkan pemahaman Anda mengenai nilai keseluruhan, nilai
per unit, dan nilai sebagian dari pembelian suatu barang silahkan pelajari
contoh soal berikut.

Contoh Soal 1
Edi membeli satu lusin buku tulis. Ia membayar dengan 3 lembar uang
sepuluh ribuan dan mendapat uang kembalian sebesar Rp3.000,00. a)
tentukan harga pembelian seluruhnya; b) tentukan harga pembelian tiap
buku; dan c) jika Edi hanya membeli 8 buah buku, berapakah ia harus
membayar?

Penyelesaian:
a) Misalkan harga pembelian = HB, maka
HB = 3 x Rp 10.000,00 – Rp 3.000,00
HB = Rp 30.000,00 – Rp 3.000,00
HB = Rp27.000,00
Jadi, harga pembelian seluruhnya adalah Rp27.000,00.

b) Harga untuk satu buku


= Rp 27.000,00./12
= Rp 2.250,00
Jadi, harga tiap buku itu adalah Rp 2.250,00.

c) Harga untuk 8 buku


= 8 x Rp 2.250,00
= Rp 18.000,00
Jadi, harga untuk 8 buku adalah Rp 18.000,00.

Contoh Soal 2
Ibu berbelanja ke pasar untuk membeli keperluan sehari-hari, yaitu: 2 kg
ikan seharga Rp. 45.000,00; 10 liter beras seharga Rp. 55.000,00; 2 liter
minyak goreng seharga Rp. 22.000,00, dan 3 kg telur ayam seharga Rp.
33.000,00. Tentukan jumlah uang yang dibayarkan ibu untuk membayar 1
kg ikan, 1 liter beras, 1 liter minyak, dan 1 kg telur ayam!

Penyelesaian:
Harga 2 kg ikan adalah Rp. 45.000,00. Maka,
harga 1 kg
= ½ x Rp. 45.000,00
= Rp. 22.500,00

Harga 10 liter beras adalah Rp. 55.000,00. Maka,


harga 1 liter
= 1/10 x Rp. 55.000,00
= Rp. 5.500,00

Harga 2 liter minyak adalah Rp. 22.000,00. Maka,


harga 1 liter
= ½ x Rp. 22.000,00
= Rp. 11.000,00

Harga 3 kg telor ayam adalah Rp. 33.000,00. Maka,


harga 1 kg
= 1/3 x Rp. 33.000,00
= Rp. 11.000,00

jumlah uang yang harus dibayar ibu untuk 1 kg ikan, 1 liter beras, 1 liter
minyak goreng, dan 1 kg telur adalah:
= Rp. 22.500,00 + Rp. 5.500,00 + Rp. 11.000,00 + Rp. 11.000,00
= Rp. 50.000,00
Jadi, jumlah uang yang harus dibayar ibu adalah Rp. 50.000,00
Harga Pembelian, Harga Penjualan, Untung, dan Rugi
ARITMATIKA SOSIAL

Dalam dunia perdagangan kita sering mendengar istilah harga penjualan,


harga pembelian, untung (laba), dan rugi. Misalnya: Pak Sirait membeli
televisi dengan harga Rp 1.250.000,00. Sebulan kemudian televisi tersebut
dijual dengan harga Rp 1.400.000,00. Dalam hal ini, Pak Sirait mengalami
untung Rp 150.000,00. Jika Pak Sirait hanya mampu menjual dengan
harga Rp 1.050.000,00, dikatakan Pak Sirait mengalami rugi Rp
200.000,00.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut. Harga beli


merupakan harga barang dari pabrik, grosir, atau tempat lainnya (nilai
uang dari suatu barang yang dibeli). Harga beli sering disebut modal. Dalam
situasi tertentu, modal bisa juga berupa harga beli ditambah dengan
ongkos atau biaya lainnya. Harga jual merupakan harga barang yang
ditetapkan oleh pedagang kepada pembeli atau nilai uang dari suatu barang
yang dijual.

Jika harga jual lebih besar daripada harga beli, dikatakan mengalami
untung (laba). Untung atau laba adalah selisih antara harga penjualan
dengan harga pembelian jika harga penjualan lebih dari harga
pembelian (Laba = harga penjualan – harga pembelian).

Sedangkan jika harga jual lebih kecil daripada harga beli, maka dikatakan
mengalami rugi. Rugi adalah selisih antara harga penjualan dengan harga
pembelian jika harga penjualan kurang dari harga pembelian (Rugi = harga
pembelian – harga penjualan).

Selain bisa mengalami untung atau rugi, pedagang bisa juga mengalami
impas. Impas adalah antara harga penjualan dengan harga pembelian
sama besarnya (harga pembelian = harga penjualan)
Menghitung Persentase Untung atau Rugi
ARITMATIKA SOSIAL

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “untung dan


rugi”. Adakalanya dalam kehidupan sehari-hari untung atau rugi itu
dinyatakan dalam bentuk persen. Biasanya persentase untung atau rugi
dihitung dari harga pembelian, kecuali ada ketentuan lain. Misalkan dalam
penjualan mobil, Samir mengalami kerugian sebesar 20% sedangkan dalam
penjualan sepeda motor ia mendapatkan keuntungan sebesar 30%. Ini
artinya Samir menderita kerugian 20% dari harga pembelian mobil dan
mendapatkan keuntungan 30% dari harga pembelian sepeda motor.
Sumber Gambar: ilmuakuntansi.web.id

Pada materi sebelumnya, mafia online sudah mengulas tentang cara


mengubah pecahan ke dalam bentuk persen. Persen ditulis dalam bentuk
p%, dengan p bilangan real. Dalam perdagangan, besar untung atau rugi
terhadap harga pembelian biasanya dinyatakan dalam bentuk persen,
dengan persamaan sebagi berikut.

Atau dengan menggunakan persamaan berikut ini:

Nah, untuk memantapkan dan menerapkan rumus di atas, silahkan simak


contoh soal di bawah ini.

Contoh Soal 1
Seorang pedagang membeli 1 kuintal beras dengan harga Rp6.000,00 per
kg. Pedagang itu menjual beras tersebut dan memperoleh uang sebanyak
Rp620.000,00. Tentukan persentase untung atau rugi pedagang itu!

Penyelesaian:
Misal harga pembelian kita misalkan dengan HB, harga penjualan HJ,
untung U, dan persentase untung %U maka:
HB = 100 x Rp6.000,00 (Ingat: 1 kuintal = 100 kg)
HB = Rp600.000,00

HJ = Rp620.000,00
Harga penjualan lebih besar dari harga pembelian maka pedagang itu
mengalami untung sebesar:
U = Rp620.000,00 – Rp600.000,00
U = Rp20.000,00

Persentase keuntungan pedagang itu adalah:


%U = (Untung/ Harga Pembelian) x 100%
%U = (20.000/ 600.000) x 100%
%U = 3,33%

Contoh Soal 2
Seorang pedagang buah membeli jeruk manis sebanyak 75 kg dengan harga
Rp. 375.000,00. Kemudian jeruk-jeruk itu dijual kembali Rp. 6.500,00 per
kg. Tentukanlah:
a) Harga penjualan
b) Keuntungan yang diperoleh
c) Persentase keuntungannya

Penyelesaian:
Misalkan harga beli HB, harga jual HJ, keuntungan U, dan persentase
keuntungan %U, maka:
a) Harga penjualan dapat dicari dengan mengalikan harga jual per kilo
dengan banyaknya jeruk dalam kilo juga.
HJ = 75 kg x Rp. 6.500,00/kg
HJ = Rp. 487.500,00

b) Keuntungan dapat dicari dengan mengurangi harga jual dengan harga


beli.
U = Rp. 487.500,00 – Rp. 375.000,00
U = Rp. 112.500,00

c) Persentase keuntungan dapat dicari dengan rumus di atas yakni:


%U = (U/HB) x 100%
%U= (112.500/ 375.000) x 100%
%U= 30%

Contoh Soal 3
Seorang pedagang membeli 1 kuintal beras seharga Rp. 500.000,00
kemudian beras tersebut ia jual seharga Rp. 5.500,00 per kg. Setelah
ditimbang ternyata berasnya menyusut menjadi 90 kg. Tentukanlah:
a) Harga penjualan
b) Kerugian
c) Persentase kerugian yang diperoleh

Penyelesaian:
Misalkan harga pembelian HB, harga jual HJ, kerugian R, dan persentase
kerugian %R.
a) Harga beli 1 kuintal (100 kg) beras adalah Rp. 500.000,00 dan
penyusutan 10 kg, maka:
HJ = 90 kg x Rp. 5.500,00
HJ = Rp. 495.000,00

b) Kerugian dapat dicari dengan rumus harga pembelian dikurangi harga


penjualan, maka:
R = HB – HJ
R = Rp. 500.000,00 – Rp. 495.000,00
R = Rp. 5.000,00

c) Persentase kerugian dapat dicari dengan rumus di atas maka:


%R = (R/HB) x 100%
%R = (5.000/500.000) x 100%
%R = 1%
Rabat (Diskon), Bruto, Tara, Dan Neto
ARITMATIKA SOSIAL

Dalam dunia perdagangan dikenal istilah-istilah, seperti diskon (rabat),


bruto, neto, dan tara. Pada bahasan berikut akan dijelaskan mengenai
istilah-istilah tersebut.

Diskon (Rabat)
Pernahkah anda berbelanja di supermarket pada saat menjelang hari raya
atau tahun baru? Pemilik supermarket pada saat menjelang hari raya atau
tahun baru akan memberikan diskon. Ada yang memberikan diskon 15%
sampai 70%. Apa artinya pemberian diskon tersebut?
Sumber Gambar: finance.detik.com

Diskon ini sama dengan potongan harga. Tujuan pemberian diskon ini
adalah untuk menarik pembeli, sehingga pembeli yang awalnya tidak
berniat membeli barang tesebut berniat membelinya karena mendapat
diskon (potongan harga). Biasanya diskon (rabat) ini diperhitungkan dalam
bentuk persen. Dalam pemakaiannya, terdapat perbedaan istilah antara
rabat dan diskon. Istilah rabat digunakan oleh produsen kepada grosir,
agen, atau pengecer, sedangkan istilah diskon digunakan oleh grosir, agen,
atau pengecer kepada konsumen.

Bagaimana cara menghitung besarnya diskon yang diberikan? Seandainya


berbelanja di supermarket dan mendapat diskon dalam bentuk persen,
berapa uang yang harus dibayarkan?

Cara menghitung besarnya diskon yang diberikan adalah dengan


menggunkan persamaan berikut ini:
Diskon = Harga Pembelian x % Diskon

Sedangkan cara menghitung uang yang harus dibayarkan jika mendapat


diskon adalah dengan menggunkan persamaan berikut:
Uang dibayarkan = Harga Pembelian – Diskon

Atau boleh juga menggunakan persamaan berikut:


Uang yang dibayarkan = Harga Pembelian – (Harga Pembelian x
% Diskon)

Agar lebih jelas berikut mafia online berikan contoh penerapannya:


Ega membeli satu lusin buku di supermarket. Dalam buku tersebut tertera
harga buku tersebut Rp. 36.000,00. Tetapi setelah membayarnya di kasir,
Ega hanya membayar Rp. 32.400,00. Berapa % Ega mendapat potongan
harga (diskon)?

Penyelesaian:
Diketahui:
Harga beli = Rp. 36.000
Uang dibayarkan = Rp. 32.400

Ditanyakan: % diskon= ..?

Jawab:
Terlebih dahulu kita cari berapa harga diskon yang diberikan oleh
supermarket:
Diskon = Harga Pembelian – Uang yang dibayarkan
Diskon = Rp. 36.000 – Rp. 32.400
Diskon = Rp. 3.600

Langkah selanjutnya adalah mencari berapa % diskon yang diberikan oleh


supermarket tersebut
% Diskon = (Diskon / Harga Pembelian) x 100%
% Diskon = (Rp. 3.600 / Rp. 36.000) x 100%
% Diskon = 0,1 x 100%
% Diskon = 10%
Jadi, Ega dalam membeli satu lusin buku tersebut mendapat diskon
sebesar 10 %

Contoh penerapan yang lain dalam permasalahan sehari-hari tentang


diskon atau potongan harga silahkan baca postingan Mafia Online yang
berjudul “Cara Menghitung Diskon Suatu Produk”

Bruto, Netto, dan Tara


Misalnya pak Iwan menerima kiriman beras dari pasar induk sebanyak 10
karung. Pada tiap karung beras tersebut tertera tulisan neto 100 kg. Setelah
dilakukan penimbangan ternyata massa beras beserta karungnya 102 kg.
Lho kok bisa bertambah massa beras tersebut? Apakah terjadi kesalahan
dalam menimbang beras tersebut?

Ternyata tidak, massa beras beserta karungnya merupakan massa kotor


atau bruto, sedangkan massa beras tanpa karungnya merupakan massa
bersih atau neto, dan massa karung itu sendiri merupakan tara. Jadi kalau
dituliskan dalam rumus:
Bruto = Netto + Tara
Cara Menghitung Harga Diskon Suatu Produk
ARITMATIKA SOSIAL

Tahukah Anda dengan toko online Lazada? Lazada merupakan top online
retailer di Indonesia. Di Lazada menyediakan berbagai produk premium
dengan sepuluh kategori yakni alat-alat elektronik, buku, telepon seluler
(HP),komputer/laptop, perlengkapan rumah tangga, mainan dan peralatan
anak- anak, kosmetik dan kesehatan, tas & koper, olahraga dan otomotif, &
musik dan instrumen. Lazada juga menawarkan harga discount atau
potongan harga hingga 75%. Wow sangat menarik bukan. Tahukah Anda
bagaimana cara menghitung harga diskon atau potongan harga seperti
yang ditawarkan di Lazada?

Misalnya pada saat Anda ingin membeli suatu produk (misalnya buku dan
tas ransel) secara online di Lazada maka akan muncul tampilan seperti di
bawah ini.

Sumber gambar: Lazada

Apa artinya dari tampilan tersebut? Arti dari tampilan tersebut adalah
bahwa sebuah buku diberikan diskon sebesar 25%, di mana harga awalnya
Rp. 499.000 setelah diberikan diskon 25% harga akhirnya menjadi Rp.
374.250. Kemudian sebuah tas ransel diberikan diskon sebesar 50%, di
mana harga awalnya Rp. 629.000 setelah diberikan diskon 50% harga
akhirnya menjadi Rp. 314.500. Bagaimana cara menghitungnya sehingga
didapatkan harga akhir seperti itu?

Cara menghitungnya sangatlah gampang, perhatikan penjelasan berikut


ini. Dari gambar diketahui bahwa harga awal buku di Lazada sebesar Rp.
499.000 kemudian diberikan diskon 25%. Hal pertama yang kita lakukan
adalah menghitung harga diskon atau potongan harga tersebut, yakni:
Harga diskon = harga awal x persentase diskon
Harga diskon = Rp. 499.000 x 25%
Harga diskon = Rp. 499.000 x 25/100
Harga diskon = Rp. 124.750

Sekarang hitung harga akhir dengan cara mengurangi harga awal dengan
harga diskon, yakni:
Harga akhir = harga awal - harga diskon
Harga akhir = Rp. 499.000 - Rp. 124.750
Harga akhir = Rp. 374.250
Jadi, harga buku setelah diberikan diskon di Lazada adalah Rp. 374.250

Sekarang hitung harga ransel dengan cara yang sama seperti menghitung
harga buku di atas. Dari gambar diketahui bahwa harga awal tas ransel
sebesar Rp. 629.000 kemudian diberikan diskon 50%. Anda hitung harga
diskon atau potongan harga terlebih dahulu, yakni:
Harga diskon = harga awal x persentase diskon
Harga diskon = Rp. 629.000 x 50%
Harga diskon = Rp. 629.000 x 50/100
Harga diskon = Rp. 314.500

Sekarang hitung harga akhir dengan cara mengurangi harga awal dengan
harga diskon, yakni:
Harga akhir = harga awal - harga diskon
Harga akhir = Rp. 629.000 - Rp. 314.500
Harga akhir = Rp. 314.500
Jadi, harga ransel setelah diberikan diskon di Lazada adalah Rp. 314.500
Cara Menghitung Bunga Tungal Tabungan atau Pinjaman
ARITMATIKA SOSIAL
Jika kita menabung di bank, maka dalam waktu tertentu kita akan
mendapatkan tambahan uang atas tabungan tersebut yang dikenal dengan
istilah bunga. Besarnya bunga yang kita dapatkan bergantung pada
besarnya bunga yang ditetapkan oleh bank yang bersangkutan. Lalu
bagaimana kalau kita meminjam uang di bank? Apakah kita juga akan
mendapatkan bunga?

Sumber Gambar: tribunnews.com


Berbeda halnya dengan menabung, kalau kita meminjam uang di bank kita
tidak akan mendapatkan bunga tetapi dikenai bunga. Dalam artian bank
dianggap menabung terhadap kita. Intinya kalau kita menabung kita akan
mendapatkan bunga dari bank, sedangkan kalau kita meminjam kita akan
memberikan (dikenai) bunga untuk bank.

Besarnya bunga tabungan atau pinjaman biasanya dinyatakan dalam


bentuk persentase (%). Ada 2 jenis bunga bank, yaitu bunga tunggal adalah
bunga yang diberikan hanya untuk sejumlah uang yang ditabungkan atau
dipinjamkan, sedangkan bunganya tidak berbunga lagi. Suku bunga
tunggal adalah suku bunga yang besarnya tetap dari waktu ke waktu. Akan
tetapi lain dengan bunga majemuk, bunga majemuk adalah bunga yang
diberikan tidak hanya pada uang yang ditabungkan atau dipinjamkan
tetapi bunganya juga berbunga lagi.
Jenis bunga tabungan yang akan kita bahas adalah bunga tunggal. Jika
bungaa% per tahun dan modal asal (M), maka besarnya bunga tunggal
adalah

Untuk lebih memahami tentang bunga tunggal, coba perhatikan contoh


soal berikut ini.

Contoh Kasus Untuk Cicilan


Pak Hermawan membeli sebuah notebook seharga Rp. 2.285.000, karena
uangnya tidak cukup maka Pak Hermawan mencicilnya setiap bulan.
Cicilan Pak Hermawan per bulan sebesar Rp.297.000 selama 10 bln.
Hitung berapa persenkah bunga cicilan Pak Hermawan!

Jawaban
Diketahui:
M = Rp. 2.285.000
Cicilan = Rp.297.000/bulan
waktu = 10 bulan

Ditanyakan: % bunga cicilan?

Penyelesaian:
Cara 1:
Cari terlebih dahulu cicilan pak Hermawan selama 10 bulan dengan cara:
Cicilan 10 bulan = cicilan perbulan x waktu
Cicilan 10 bulan = Rp.297.000/bulan x 10 bulan
Cicilan 10 bulan = Rp.2.970.000
Sekarang tentukan besarnya bunga selama 10 bulan dengan cara:
Bunga 10 bulan = Cicilan 10 bulan - M
Bunga 10 bulan = Rp.2.970.000 - Rp. 2.285.000
Bunga 10 bulan = Rp.685.000
% bunga cicilan = (Cicilan 10 bulan/M) x 100%
% bunga cicilan = (Rp.685.000/ Rp. 2.285.000) x 100%
% bunga cicilan = 30%

Cara 2:
Membagi modal dengan 10 bulan maka diperoleh:
Modal = Rp. 2.285.000/10 bulan
Modal = Rp.228.5000/bulan
kemudian cari besarnya bunga perbulan dengan cara:
Bunga = Rp.297.000 - Rp.228.500
Bunga = Rp. 68.500
besarnya % bunga cicilan perbulan adalah:
% cicilan =(Rp. 68.500/ Rp.228.500) x 100%
% cicilan = 30 %

Contoh Kasus Untuk Tabungan


Vega menyimpan uang di bank sebesar Rp2.000.000,00 dengan suku
bunga 18% setahun dengan bunga tunggal. Tentukan: a) besarnya bunga
pada akhir bulan pertama; b) besarnya bunga pada akhir bulan keenam;
dan c) besarnya uang setelah 2 tahun.

Penyelesaian:
Diketahui:
Modal = Rp2.000.000,00;
Bunga = 18% setahun.
a) Bunga akhir bulan pertama (dalam 1 tahun ada 12 bulan maka untuk
bulan pertama = 1/12 dan 18% artinya 18/100)
Bunga = (1 /12)(18/100)xRp2.000.000,00
Bunga = Rp30.000,00

b) Bunga akhir bulan keenam (dalam 1 tahun ada 12 bulan maka untuk
bulan keenam = 6/12)
Bunga = (6/12) × (18/100) ×Rp2.000.000,00
Bunga =Rp180.000,00

c) Karena bunga pertahun maka untuk menghitung bunga dalam 2 tahun


adalah sebagai berikut.
Bunga n tahun = n x a% x M
Bunga 2 tahun = 2× (18/100) × Rp2.000.000,00
Bunga 2 tahun = Rp720.000,00

Jumlah uang seluruhnya tabungan mega selama 2 tahun adalah:


Total Tabungan = Modal + Bunga
Total Tabungan = Rp2.000.000,00 + Rp720.000,00
Total Tabungan = Rp2.720.000,00
Jadi, jumlah uang setelah 2 tahun adalah Rp2.720.000,00.

Update** untuk contoh soal bentuk lain silahkan baca: contoh soal dan
pembahasan bunga tunggal tabungan atau pinjaman.
Cara Menghitung Besarnya Nilai Pajak
ARITMATIKA SOSIAL

Perhatikan setiap oang tua Anda membayar pajak listrik. Pajak tersebut
biasanya dibayarkan setiap bulan. Coba perhatikan juga pada acara kuis
yang ada di televisi, di mana pajak ditanggung pemenang yang besarnya
25%. Perhatikan pula saat Anda membeli barang, di setiap kemasannya
biasanya tertera tulisan harga ini sudah termasuk pajak. Jadi, menurut
kalian, apa sebenarnya pajak itu?

Sumber Gambar: Kompasiana

Pajak adalah suatu kewajiban yang dibebankan kepada


masyarakat untuk menyerahkan sebagian kekayaan kepada
negara menurut peraturan-peraturan yang telah ditetapkan
pemerintah. Jadi, pajak bersifat mengikat dan memaksa. Banyak sekali
jenis-jenis pajak, antara lain Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Penghasilan (PPh). Perhitungan nilai
pajak akan kita pelajari pada postingan ini.

Jika kita membeli suatu barang, biasanya dikenakan pajak. Pajak tersebut
ada yang sudah termasuk dalam label harga, ada juga yang belum. Pajak
tersebut disebut Pajak Pertambahan Nilai atau disingkat PPN yang besarnya
ditetapkan pemerintah sebesar 10%.

Selain itu, seseorang yang mendapatkan honororarium dari uang negara


biasanya juga dikenakan pajak, yang biasanya disebut Pajak Penghasilan
atau disingkat PPh, yang besarnya ditetapkan pemerintah sebesar 15%.

Sekarang perhatikan contoh berikut!


Contoh Soal Untuk PPN
Pada supermarket “Mafia Online” hampir semua label harga barang yang
dijual belum termasuk PPN sebesar 10%. Jika Pak Rudi membeli sebuah
Kulkas dengan label harga sebesar Rp1.500.000,00 berapa rupiah Pak
Rudi harus membayar?

Penyelesaian:
Pertama hitung terlebih dahulu berapa besarnya nilai PPN sebesar 10%.
PPN = %pajak x harga beli
PPN = 10% x Rp 1.500.000,00
PPN = Rp 150.000,00
Jadi Pak Rudi harus membayar TV sebesar
PPN+Harga Beli = Rp 1.500.000,00 + Rp 150.000,00
PPN+Harga Beli = Rp 1.650.000,00

Berikut Mafia Online akan berikan cara menghitung pajak penghasilan


(PPh) dalam bentuk contoh soal.

Contoh Soal Untuk PPh


Pak Ogah memperoleh gaji Rp950.000,00 sebulan dengan penghasilan
tidak kena pajak Rp380.000,00. Jika pajak penghasilan (PPh) diketahui
10%, berapakah besar gaji yang diterima Pak Ogah per bulan?

Penyelesaian:
Diketahui:
Besar gaji = Rp 950.000,00;
Penghasilan tidak kena pajak = Rp 380.000,00
PPh = 10%
Ditanyakan: Besarnya gaji yang diterima = . . . . . ?

Jawab:
Terlebih dahulu hitung besarnya nilai penghasilan kena pajak dengan cara:
Penghasilan kena pajak = Besar gaji - Penghasilan tidak kena pajak
Penghasilan kena pajak = Rp950.000,00 – Rp380.000,00
Penghasilan kena pajak = Rp570.000,00

Langkah selanjutnya adalah menghitung pajak penghasilan (PPh)sebesar


10%, dengan cara:
Besar PPh = 10% x penghasilan kena pajak
Besar pajak penghasilan =10/100 x Rp 570.000,00
Besar PPh = Rp 57.000,00

Langkah terakhir adalah menghitung besarnya gaji yang diterima oleh Pak
Ogah dengan cara sebagai berikut.
Gaji yang diterima = Besar gaji - Besar PPh
Gaji yang diterima = Rp 950.000,00 – Rp 57.000,00
Gaji yang diterima = Rp 893.000,00
Jadi, besar gaji yang diterima Pak Putu per bulan adalah Rp 893.000,00.
Rumus dan Cara Mencari Jumlah Tabungan Setelah n Tahun
ARITMATIKA SOSIAL

Rumus dan cara mencari jumlah tabungan setelah n tahun perlu Anda
ketahui karena hampir setiap UN soal-soal seperti itu sering keluar. Hanya
saja bentuk soalnya sedikit dimodifikasi dan angkanya juga diubah, tetapi
cara pengerjaannya hampir sama. Misalkan Mafia Online ambil contoh soal
UN Matematika SMP tahun 2008 dan 2011. Silahkan perhatikan contoh
soalnya berikut ini.
Soal UN SMP Matematika 2008
Pak rahmat menyimpan uangnya di bank sebesar Rp 750.000,00 dengan
bungan 18% per tahun. Besar uang Pak Rahmat setelah 4 bulan adalah . . .
A. Rp 885.050,00
B. Rp 880.000,00
C. Rp 795.000,00
D. Rp 761.250,00

Soal UN SMP Matematika 2011


Sebuah bank menerapkan suku bunga 8% per tahun. Setelah 2½ tahun,
tabungan Budi di bank tersebut Rp 3.000.000,00. Tabungan awal budi
adalah . . .
A. Rp 2.500.000,00
B. Rp 2.600.000,00
C. Rp 2.750.000,00
D. Rp 2.800.000,00
Kedua contoh soal di atas merupakan contoh soal menghitung bunga
tunggal tabungan, sehingga cara pengerjaan dan rumusnya pun sama.
Bagaimana rumsu dan cara mengerjakan soal-soal di atas?

Jika suku bunga a% per tahun, waktu n tahun, dan modal awal M, maka
besarnya bunga tunggal (BT) setelah n tahun dapat dirumuskan:
BT = a% × n × M

Sedangkan jumlah total tabungan (JT) setelah n tahun dapat dicari dengan
menjumlahkan besarnya bunga tunggal setelah n tahun dengan modal awal
M, maka:
JT = BT + M
JT = (a% × n × M) + M

Jadi, rumus untuk mencari jumlah tabungan setelah n tahun adalah:


JT = (a% × n × M) + M

Di mana:
a% = suku bungan pertahun
n = waktu menabung (dalam tahun)
M = Modal awal

Oke, sekarang kita terapkan rumus tersebut untuk mengerjakan soal-soal


UN SMP Matematika tahun 2008 dan 2011 di atas.

Pembahasan Soal UN SMP Matematika 2008


Diketahui:
M = Rp 750.000
a% = 18% = 18/100
n = 4 bulan = (4/12) tahun = (1/3) tahun

Ditanyakan:
JT = . . .?

Penyelesaian:
JT = (a% × n × M) + M
JT = ((18/100) × (1/3) × 750.000) + 750.000
JT = 6 × 7500 + 750.000
JT = 45.000 + 750.000
JT = 795.000 (Jawaban C)

Pembahasan Soal UN SMP Matematika 2011


Diketahui:
JT = Rp 3.000.000
a% = 8%
n = 2½ tahun = 5/2 tahun

Ditanyakan:
M = . . .?

Penyelesaian:
JT = (a% × n × M) + M
3.000.000 = (8% × (5/2) × M) + M
3.000.000 = 20%M + M
3.000.000 = 0,2M + M
3.000.000 = 1,2M
M = 3.000.000/1,2
M = 2.500.000 (Jawaban A)

Anda mungkin juga menyukai