Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR RESIKO resiko kehilangan pendengaran

KEHILANGAN PENDENGARAN diantaranya: asfiksia neonatus berat,


PADA NEONATUS hiperbilirubinemia, meningitis,
Abstrak riwayat penggunaan obat
Latar Belakang. Diperkirakan 6 dari aminoglikosida, dan ventilasi
1000 anak yang lahir hidup mekanis dengan analisis Chi-square.
mengalami kehilangan pendengaran Hasilnya disajikan sebagai odds rasio
yang permanen pada saat lahir atau dan interval kepercayaan 95%.
pada periode neonatal. Sekurang- Hasil. Tujuh puluh persen neonatus
kurangnya 90% kasus terjadi di dengan kehilangan pendengaran
negara berkembang. Kehilangan memiliki riwayat penggunaan obat
pendengaran harus didiagnosis sedini aminoglikosida. Analisis multivariat
mungkin agar dapat ditatalaksana mengungkapkan penggunaan obat
sebelum usia 6 bulan. aminoglikosida selama 14 hari atau
Tujuan. Untuk menentukan faktor lebih merupakan faktor resiko
resiko dari kehilangan pendengaran signifikan pada kejadian kehilangan
pada neonatus. pendengaran (OR 2,7%; 95% Cl 1,1-
Metode. Kami melakukan penelitian 6,8; P=0,040). Tidak ada hubungan
case control yang melibatkan 100 yang signifikan secara statistik antara
neonatus dengan dan tanpa kehilangan pendengaran dengan
kehilangan pendengaran yang lahir di asfiksia berat, hiperbilirubinemia,
Sanglah Hospital, Denpasar dari meningitis, atau pun penggunaan
November 2012 sampai Februari ventilasi mekanik.
2013. Subjek penelitian terdiri dari Kesimpulan. Penggunaan obat
2 kelompok, mereka dengan aminoglikosida selama 14 hari atau
kehilangan pendengaran (kelompok lebih diidentifikasi sebagai faktor
kasus 50 subjek) dan tanpa resiko kehilangan pendengaran pada
kehilangan pendengaran (kelompok neonatus.
kontrol 50 subjek). Kelompok-
kelompok tersebut dicocokkan
berdasarkan jenis kelamin dan berat
badan lahir. Kami menilai faktor
Survei Kesehatan Indonesia pertama atau 0-6 pada 10 menit
tentang hilangnya pendengaran pertama), perawatan di NICU,
(1993-1996) di 8 provinsi memiliki respiratory distress, penggunaan
prevalensi 0,4% untuk tuli, dan ventilasi mekanik 5 hari atau lebih,
16,8% untuk kehilangan hiperbilirubinemia pada tingkat yang
pendengaran. Kelompok usia balita membutuhkan transfusi tukar,
memiliki prevalensi tuli sekitar 0,4%, meningitis bakteri, dan penggunaan
lebih tinggi dari kelompok umur pra- obat-obat ototoksik. Mengingat
sekolah dan sekolah. Identifikasi ketidakpastian tersebut kami
awal dari kehilangan pendengaran bertujuan untuk mengidentifikasi
penting, dimana usia 0-6 bulan faktor resiko yang berhubungan
merupakan periode kritis untuk dengan kehilangan pendengaran pada
perkembangan bicara dan bahasa. neonatus.
Kehilangan pendengaran Metode
sensorineural dan ketulian terjadi Kami melakukan suatu
pada 2-4% neonatus yang penelitian case control untuk
mendapatkan perawatan di NICU. menentukan faktor resiko dari
Insidens kehilangan pendengaran kehilangan pendengaran pada
lebih tinggi dari pada neonatus neonatus di Sanglah Hospital,
normal, akan tetapi penyebab yang Denpasar dari November 2012
mendasari masih kontroversi. sampai Februari 2013 kelompok
Beberapa faktor resiko yang kasus terdiri dari yang masuk ke
diusulkan untuk kehilangan bangsal neonatologi dan didiagnosis
pendengaran kongenital dan didapat dengan Hearing Loss by
diantaranya riwayat keluarga Interacoustic Distortion product
kehilangan pendengaran otoacoustic emissions (DPOAE),
sensorineural permanen, anomali dimana kontrolnya adalah jenis
kraniofasial, infeksi intrauterin, kelamin dan berat badan lahir yang
anomali fisik atau sindrom yang dicocokkan dengan neonatus tanpa
berhubungan lainnya, berat badan kehilangan pendengaran yang juga
lahir <1.500 gram, Apgar skor dirawat di Rumah Sakit tersebut.
rendah (0-3 skor pada 5 menit Kriteria eksklusi adalah congenital
craniofacial abnormalities, suspek dengan bilirubin total ≥ 20 mg/dL.
gangguan neonatal yang Neonatus yang didiagnosis dengan
berhubungan dengan meningitis berdasarkan kepada
neurofibromatosis, osteoporosis, guideline Sanglah Hospital.
Usher Syndrome, Hunter Syndrome, Penggunaan obat aminoglikosida
Friedreich ataxia, Charcot-Marie- didefinisikan dengan penggunaan
Tooth syndrome, riwayat keluarga obat aminoglikosida ≥14 hari.
dengan tuli kongenital, dan suspek Penggunaan ventilasi mekanik
infeksi intrauterin seperti didefinisikan dengan penggunaan
sitomegalovirus atau sifilis ventilasi mekanik ≥ 5 hari.
kongenital. Ukuran sampel dihitung Kami secara rutin melakukan
berdasarkan aturan praktis untuk pemeriksaan DPOAE pada saat
setiap variabel independen, pasien pulang dari Rumah Sakit.
setidaknya harus ada 10 anak dengan Kami melakukan informed consent
kehilangan pendengaran. terlebih dahulu terhadap orang tua
Hasil dari penelitian ini pasien sebelum melakukan
adalah kehilangan pendengaran yang pemeriksaan. Neonatus yang
dikonfirmasi oleh “refer” hasil memenuhi kriteria tersebut tergolong
dengan pemeriksaan DPOAE, kepada kelompok kasus, sedangkan
sedangkan variabel independennya yang tidak memenuhi kriteria
adalah asfiksia neonatus berat, tergolong kepada grup kontrol. Data
hiperbilirubinemia, meningitis, dikumpulkan dari data rekam medik.
penggunaan obat aminoglikosida, Hubungan antara faktor
dan penggunaan ventilasi mekanik. resiko potensial dan kehilangan
Berat badan lahir diukur diukur 1 pendengaran awalnya dianalisis
jam setelah lahir dan subjek dengan Chi-Square dan Uji Fisher.
dikategorikan menjadi <1500 gram, Kekuatan keterhubungan dinyatakan
1.500-2.499 gram dan ≥2.500 gram. dengan Odds rasio (OR) dengan
Asfiksia neonatal berat didefinisikan interval kepercayaan 95%. Nilai p-
dengan nilai Apgar skor 0-3 pada value <0,05, sesuai dengan interval
satu menit pertama. kepercayaan 95% tidak termasuk 1,
Hiperbilirubinemia didefinisikan dianggap signifikan secara statistik.
Analisis regresi logistik tetapi, kelompok kontrol memiliki
multivariabel lebih lanjut dilakukan. lebih banyak subjek dengan
Perangkat lunak SPSS versi 16 hiperbilirubinemia. Penggunaan obat
digunakan untuk analisis statistik. aminoglikosida seperti amikasin,
Penelitian ini disetujui oleh Komite adalah faktor resiko potensial (70%)
Etik Penelitian di Fakultas dan pada semua subjek penelitian
Kedokteran Universitas Udayana dan (30%) .
Sanglah Hospital, Denpasar. Tabel 2 menunjukkan analisis
Hasil univariat, hiperbilirubinemia,
Selama penelitian, 124 pasien meningitis dan penggunaan ventilasi
memenuhi kriteria. Dua pasien mekanik tidak berhubungan
dikeluarkan karena mikrosefalus. signifikan dengan kejadian
Dari yang tersisa 122 subjek, 53 kehilangan pendengaran, begitu juga
subjek tergolong kepada kelompok dengan asfiksia berat (P=1,00). Baik
kasus dan 69 subjek tergolong pada analisis univariat maupun bivariat
kelompok kontrol. Pada analisis menunjukkan bahwa penggunaan
akhir kami memiliki 50 subjek di obat aminoglikosida secara statistik
setiap grup yag dicocokkan dengan signifikan sebagai faktor resiko
jenis kelamin dan berat badan lahir kehilangan pendengaran (crude OR
(Gambar 1). Karakteristik dasar dari 3,3;95% CI 1,3-8,2; P=0,009;
subjek penelitian dipaparkan pada adjusted OR 2,7;95% CI 1,1-6,8;
tabel 1. Nilai median usia adalah 10 P=0,040)
hari (interquartile range 6-20).
Rentang umur subjek adalah 2-90
hari. Rata-rata berat lahir adalah
2.732 (SD 7,365) gram dengan nilai
median hari perawatan 9 hari
(interquartile range 6-15). Kelompok
kasus memiliki lebih banyak subjek
dengan asfiksia berat, meningitis,
dan penggunaan ventilasi mekanik
dari pada kelompok kontrol. Akan
Tabel 1. Karakteristik subjek
Karakteristik Kelompok kasus Kelompok kontrol
(n=50) (n=50)
-Jenis kelamin laki-laki, n(%) 27 (54) 27 (54)
-Nilai median usia (IQR), hari 11 (5 - 26) 8 (6 - 15)
-Nilai median lama perawatan (IQR), hari 8 (5-18) 8 (6-12)
-Berat badan lahir, n(%)
≥2.500 gram 31 (62) 31 (62)
1.500-2.499 gram 16 (32) 16 (32)
<1.500 gram 3 (6) 3 (6)
-Usia kehamilan, n (%)
Full term 30 (60) 33 (66)
Preterm 20 (40) 17 (34)
-Asfiksia berat, n(%) 3 (6) 2 (4)
-Hiperbilirubinemia, n(%) 8(16) 14(34)
-Meningitis, n (%) 5 (1) 1 (2)
-Aminoglikosida, n (%) 21 (142) 9(18)
-Ventilasi mekanik, n% 4(8) 0 (0,0)

Neonatus yang dirawat di bangsal


neonatologi (n=248)

Kriteria inklusi
(n=124)
2 dikeluarkan dengan
mikrosefalus

Memenuhi syarat penelitian


(n=122)

DPOAE
Tidak ada
Kehilangan kehilangan
pendengaran Sesuai dengan jenis pendengaran
kelamin dan berat lahir

Kelompok kasus (n=50) Kelompok kontrol (n=50)

Gambar 1. Alur penelitian


Faktor Resiko OR Crude OR P OR Adjusted OR P value
95% CI 95% CI

Penggunaan obat 3,3 1,3-8,2 0,009* 2,7 1,1-6,8 0,040


aminoglikosida

Asfiksia berat 1,5 0,2-9,6 1,000**

Hiperbilirubinemia 0,5 0,2-1,3 0,148* 0,6 0,2-1,6 0,265

Meningitis 5,4 0,6-48,4 0,204** 1,6 0,1-18,4 0,696

Ventilasi Mekanik NA NA 0,117** NA NA 0,999

Diskusi ototoksik, tanpa menspesifikasikan


golongan obat, dosis dan durasi
Kami menemukan bahwa paparan menemukan tidak ada
penggunaan obat aminoglikosida, hubungan antara obat ototoksik
terutama amikasin, yang diberikan dengan kejadian kehilangan
selama 14 hari atau lebih pendengaran. Diagnosis kehilangan
berhubungan dengan peningkatan pendengaran pada penelitian ini
resiko kehilangan pendengaran pada dibuat pada hari yang sama dengan
neonatus 3 kali lipat. Obat hari terakhir penggunaan obat
aminoglikosida dapat menyebabkan aminoglikosida. Sebuah penelitian
kehilangan pendengaran dengan pada hewan melaporkan bahwa
merusak koklea atau sel rambut luar, kejadian kehilangan pendengaran
dikarenakan konsentrasi obat di biasanya tidak terdeteksi pada hari
dalam cairan perilymph. Penelitian terakhir penggunaan obat ototoksik,
terhadap hewan menunjukkan tapi lebih terdeteksi setelah 7 hari
konsentrasi dan durasi amikasin selesai pengobatan.
dapat menyebabkan kehilangan
pendengaran dengan cara Hiperbilirubinemia yang
peningkatan kadar amikasin di dalam membutuhkan transfusi mungkin
cairan perilymph. Durasi dan dosis juga beresiko terjadinya kehilangan
amikasin mempengaruhi kadar pendengaran. Pada penelitian ini
toksisitasnya. Penelitian sebelumnya hiperbilirubinemia ≥20 mg/dL lebih
dengan analisis univariat sering terjadi pada kelompok tanpa
menunjukkan bahwa obat kehilangan pendengaran, meskipun
aminoglikosida lebih dari 5 hari di perbedaannya tidka terlalu
NICU berhubungan dengan signifikan. Hiperbilirubinemia
kehilangan pendengaran, tapi tidak dilaporkan meningkatkan resiko
dengan analisis multivariat. terjadinya kehilangan pendengaran 4
Penelitian lainnya yang meneliti obat kali lipat pada neonatus pada unit
perawatan intensif. Patofisiologi jaringan fibrosa selama infeksi
kehilangan pendengaran yang bakteri. Pada penelitian ini, paparan
disebabkan hiperbilirubinemia adalah meningitis tidak signifikan
melalui neuropati auditori pada berhubungan dengan kejadian
sistem saraf pusat. Neuropati auditori kehilangan pendengaran, yang
memperlihatkan hasil yang normal mungkin disebabkan karena
pada pemeriksaan DPOAE. sedikitnya jumlah subjek dengan
meningitis.
Penggunaan ventilasi
mekanik ≥5 hari bukan merupakan Penelitian ini dibatasi oleh
faktor resiko signifikan terjadinya ukuran sampel yang relatif kecil
kehilangan pendengaran pada yang harus menilai penuh faktor-
penelitian ini. Akan tetapi penelitian faktor resiko tertent seperti
lain menunjukkan penggunaan penggunaan ventilasi mekanik tidak
ventilasi mekanik ≥5 hari mungkin dilakukan. Bagaimanapun
meningkatkan resiko terjadinya kami yakin bahwa bias was very
kehilangan pendengaran di NICU unlikely data about proposed risk
sekitar 2 kali lipat, sedangkan factors were taken from medical
asfiksia meningkatkan resiko 3,5 kali record without any knowledge of the
lipat. Penggunaan oksigen juga outcome (HL), yang dilakukan pada
meningkatkan resiko terjadinya saat pasien pulang.
kehilangan pendengaran sekitar 9
kali lipat. Asfiksia dapat Kesimpulannya penggunaan
menyebabkan kejadian kehilangan aminoglikosida sekurang-kurangnya
pendengaran sebagaimana hipoksia 14 hari berhubungan dengan resiko
menyebakan kerusakan pada koklea. terjadinya kehilangan pendengaran
Kami tidak dapat menilai hubungan pada neonatus 3 kali lipat.
antara penggunaan ventilasi mekanik
dengan kejadian kehilangan
pendengaran karena tidak ada dari
kelompok kontrol yang
menggunakan ventilasi mekanik.

Meningitis dan infeksi bakteri


ditemukan dapat meningkatkan
resiko terjadinya kehilangan
pendengaran sekitar 2,5 kali lipat
pada neonatus. Meningitis dapat
menyebabkan kehilangan
pendengaran dikarenakan infeksi
bakteri pada labirin di telinga dalam.
Membran labirin pada koklea dan
vestibulum dapat digantikan oleh

Anda mungkin juga menyukai