PENDAHULUAN
Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan virus
dengue yang termasuk kelompok B Artropod Borne Virus (Arboviruses) yang
sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, family Flaviviridae, dan mempunyai 4
jenis serotype, yaitu : DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4.
Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibody terhadap serotype yang
bersangkutan, sedangkan antibody yang terbentuk terhadap serotype lain sangat
kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap
serotype lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat
terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotype virus dengue
dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Di Indonesia, pengamatan virus
dengue yang dilakukan sejak tahun 1975 di beberapa rumah sakit menunjukkan
bahwa keempat serotype ditemukan dan bersirkulasi sepanjang tahun. Serotipe DEN-
3 merupakan serotype yang dominan dan diamsusikan banyak yang menunjukkan
manifestasi klinis yang berat.8
BAB II
LAPORAN KASUS
Pekerjaan : Mahasiswa
No. RM : 306754
Primary Survey
1. Airway
Tidak ada hambatan jalan nafas
Pasien tidak menggunakan otot bantu pernafasan
Pasien tidak terlihat cyanosis
2. Breathing
Pasien terlihat bernafas dengan kecepatan normal
3. Circulation
Tekanan darah pasien 120/70 mmHg
Temperatur pasien 37,8
4. Disability
GCS 15 ( E4 M6 V5)
5. Exposure
Pasien menggunakan pakaian seminimal mungkin dan tidak ketat
II. ANAMNESIS UMUM
Riwayat anggota keluarga di rumah dan tetangga dekat rumah yang mengalami
keluhan yang sama disangkal. Pasien merupakan mahasiswa yang berasal dari Toraja,
Sulawesi Selatan yang baru saja tiba dan akan melaksanakan praktek di RSAU dr. M.
Salamun.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
- Malaria (-)
- Hipertensi (-)
- Dm (-)
- Penyakit jantung (-)
- Penyakit paru (-)
- Penyakit ginjal (-)
- Alergi (-)
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
- Keluhan serupa pada keluarga dan teman disangkal
- Hipertensi (-)
- Dm (-)
- Penyakit jantung (-)
- Penyakit paru (-)
- Penyakit ginjal (-)
- Alergi (-)
III. PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda vital:
Status Generalis
Kepala
Bentuk : normochepali
Deformitas : tidak terdapat deformitas
Mata
Leher
Pulmo
o Inspeksi : simetris tidak ada hemithorax yang tertinggal
o Palpasi : gerak simetris pada kedua hemithorax vocal fremitus +/+ suara kuat
o Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
o Auskultasi : suara nafas vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung
o Inspeksi : tidak tampak pulsasi ictus cordis
o Palpasi : teraba pulsasi ictus cordis pada ICS V linea midclavicularis
sinistra
o Perkusi : batas jantung kanan pada intercostal V parasternal kanan,
jantung kiri pada intercostal V midclavicula kiri, pinggang jantung pada intercosta III
parasternal kiri
o Auskultasi : BJ I - II reguler, murmur(-), gallop(-)
Abdomen
V. DIAGNOSA KERJA
Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Bonam
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
I. PEMBAHASAN DIAGNOSIS
Hasil Laboratorium
- Dari data di atas diagnosa DHF derajat 1 dapat ditegakkan sesuai dengan
kriteria WHO (tahun 2009).
- Pasien ini harusnya dilakukan pemeriksaaan serologis virus dengue sebagai
bukti diagnosa pasti adanya infeksi virus dengue dan dapat membedakan apakah ini
infeksi primer atau sekunder.
1. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari biasanya bifasik.
2. Terdapat minimal 1 manifestasi perdarahan berikut: uji bendung positif; petekie,
ekimosis, atau purpura; perdarahan mukosa; hematemesis, dan melena.
3. Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ ml).
4. Terdapat minimal 1 tanda kebocoran plasma sebagai berikut:
Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar.
Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan dibandingkan
dengan nilai hematokrit sebelumnya.
Tanda kebocoran plasma seperti: efusi pleura, asites, hipoproteinemia, dan
hiponatremia.
Perjalanan Penyakit
Setelah masa inkubasi, penyakit ini diikuti oleh tiga fase, yaitu febris, kritis, dan
recovery (penyembuhan) (gambar-1).5
Gambar-1. Perjalanan Penyakit DBD.5
Dari hasil pemeriksaan klinis dan laboratorium diatas sangat mungkin pasien ini
menderita DHF derajat 1.
II. PEMBAHASAN TATALAKSANA
1. IVFD RL
2. Paracetamol 3 x 500 mg
Kelompok-A5
Pasien yang termasuk dalam kelompok ini adalah yang dapat dimotivasi untuk
minum secara adekuat, masih dapat berkemih setidaknya sekali tiap enam jam, dan
tidak mempunyai warning signs, khususnya saat demam mereda.
Pasien rawat jalan harus diobservasi setiap hari untuk mencegah progresi hingga
melewati periode kritis. Pasien dengan Ht stabil dapat dipulangkan setelah dirawat
dan diberikan edukasi untuk segera kembali ke rumah sakit apabila warning signs
muncul. Apabila warning signs muncul maka tindakan selanjutnya adalah:
Memotivasi minum oral rehydration solution (ORS), jus buah, dan cairan lain
yang mengandung elektrolit dan gula untuk mengganti cairan yang hilang akibat
demam.
Memberikan parasetamol bila pasien merasa tidak nyaman akibat demam.
Interval pemberian parasetamol sebaiknya tidak kurang dari enam jam.
Petugas kesehatan harus setiap hari memantau temperatur, asupan dan
keluaran cairan, urin output (volume dan frekuensi), warning signs, tanda
perembesan plasma atau perdarahan, hematokrit, jumlah leukosit, dan trombosit
(kelompok-B).
Kelompok-B5
Pasien harus dirawat inap untuk observasi ketat, khususnya pada fase kritis.
Kriteria rawat pasien DBD adalah:5
Motivasi minum. Jika tidak bisa, mulai infus intravena dengan NS 0,9% atau
RL dengan atau tanpa dekstrosa dengan dosis pemeliharaan. Untuk pasien obese atau
overweight digunakan dosis sesuai berat ideal. Berikan volume minimum untuk
memelihara perfusi dan urine output selama 24-48 jam.
Pasien harus dimonitor: temperatur, asupan dan keluaran cairan, urin output
(volume dan frekuensi), warning signs, hematokrit, leukosit, dan trombosit.
Pemeriksaan laboratorium lain dapat dilakukan sesuai indikasi.
Kelompok-C5