14 B11C708
Dosen
Andi Yusdy Dwiasta, ST., M.T.
Raeny Tenriola, ST., M.Si.
Disusun Oleh:
Fahri Sandy
1421041005
Pendidikan Teknik Bangunan – S.1
A. Pendahuluan
Kota merupakan salah satu tempat kehidupan manusia yang dapat dikatakan
paling konrpleks, karena perkembangannya dipengaruhi oleh aktivitas pengguna
perkotaan yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan tuntutan hidup. Kota,
sebagai suatu proses yang dapat dilihat hasilnya dan perkernbangannya lebih menonjol
dibandingkan dengan kawasan luar kota, serta cenderung lebih menekankan pada segi
ekonomi, dianggap sebagai hasil rekayasa manusia untuk rnemenuhi kehidupan ekonomi
penggunanya.
B. Pengertian Urbanisasi
Pengertian lain dari urbanisasi, dikemukakan oleh Dr. PJM Nas (2010),
pengertian pertama diutarakan bahwa urbanisasi merupakan suatu proses pembentukan
kota, suatu proses yang digerakkan oleh perubahan struktural dalam masyarakat sehingga
daerah-daerah yang dulu merupakan daerah pedesaan dengan struktur mata pencaharian
yang agraris maupun sifat kehidupan masyarakatnya lambat laun atau melalui proses
yang mendadak memperoleh sifat kehidupan kota. Pengertian kedua dari urbanisasi
adalah, bahwa urbanisasi menyangkut adanya gejala perluasan pengaruh kota ke
pedesaan yang dilihat dari sudut morfologi, ekonomi, sosial dan psikologi.
Dari beberapa pengertian mengenai urbanisasi yang diuraikan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pengertian urbanisasi adalah merupakan suatu proses perubahan
Morfologi terdiri dari dua suku kata, yaitu morf yang berarti bentuk dan logos
yang berarti ilmu. Sedangkan kota, menurut Gallion dan Eisner (1992) mendefinisikan
kota sebagai suatu laboratorium tempat pencarian kebebasan dilaksanakan percobaan uji
bentukan-bentukan fisik. Bentukan fisik kota terjalin dalam aturan yang mengemukakan
lambang-lambang pola-pola ekonomi, sosial, politik, dan spiritual serta peradaban
masyarakat.
Secara sederhana morfologi kota berarti ilmu yang mempelajari produk bentuk-
bentuk fisik kota secara logis. Sedangkan arti luasnya adalah morfologi kota merupakan
ilmu terapan yang mempelajari tentang sejarah terbentuknya pola ruang suatu kota dan
mempelajari tentang perkembangan suatu kota mulai awal terbentuknya kota tersebut
hingga munculnya daerah-daerah hasil ekspansi kota tersebut. Bentuk morfologi suatu
kawasan tercermin pada pola tata ruang, bentuk arsitektur bangunan, dan elemen-elemen
fisik kota lainnya pada keseluruhan konteks perkembangan kota. Pada tahap selanjutnya,
terjadilah aktivitas sosial, ekonomi, budaya dalam masyarakatnya sehingga membawa
implikasi perubahan pada karakter dan bentuk morfologi kawasan pusat kota. Sebuah
kota selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan ini
menyangkut aspek-aspek politik, sosial, budaya, teknologi, ekonomi, dan fisik. Khusus
aspek yang berhubungan langsung dengan penggunaan lahan perkotaam maupun
penggunaan lahan pedesaan adalah perkembangan fisik, khususnya perubahan arealnya.
Oleh karena itu, eksistensi kota dapat ditinjau dari berbagai aspek. (Yunus, 1982 : 107)
Pendekatan Morfologi kota adalah suatu kajian ekspresi bentuk keruangan kota.
Tidak hanya mencakup aspek fisik tetapi juga aspek-aspek non-fisik (sejarah,
kebudayaan, sosial, dan ekonomi) penduduk yang dapat mempengaruhi perubahan
bentuk ruang kota. Melalui pemahaman terhadap morfologi kota, akan didapatkan
gambaran fisik arsitektural yang berkaitan dengan sejarah pembentukan dan
perkembangan suatu kawasan mulai dari awal terbentuk hingga saat ini dan juga akan
diperoleh pemahaman tentang kondisi masyarakatnya. Pendekatan Morfologi kota dapat
1. Proses, dalam konteks ini dijelaskan bahwa munculnya suatu kota tidak terjadi
secara langsung, namun membutuhkan suatu proses yang memiliki kurun waktu
tertentu. Terdapat suatu perkembangan sejarah yang melatarbelakanginya hingga
dapat muncul seperti saat ini.
2. Produk, dalam hal ini kota yang ada ada tidak terjadi secara abstrak, namun
merupakan hasil dari produk desain massa dan ruang yang berwujud 3 dimensi.
3. Behavior, dalam konteks ini keberadaan suatu ruang dipengaruhi oleh perilaku
masyarakat yang menghuninya. Bentuk kota yang ada merupakan hasil perpaduan
budaya, aktivitas sosial dan ekonomi masyarakatnya sehingga menciptakan ruang.
Perubahan ruang kota juga dapat terjadi yaitu karena dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi yang akan berdampak pula bagi perubahan kehidupan dan
perilaku penghuni kota.
- The Rectangular Cities (4 Peresegi Panjang), bentuk ini mempunyai space atau
lahan kosong yang cukup besar dan luas guna pengembangan wilayah. Biasanya
daerah yang menggunakan bentuk ini adalah daerah yang bertopografi perairan,
hutan, gurun pasir, dan berlereng.
- Fan Shapes Cities (Kipas), bentuk ini biasanya digunakan untuk bemtuk lahan
aluvial atau pesisir. Pada perkembangannya dominasi kota pelabuhan atau
coastal menggunakan bentuk ini karena cukup baik untuk perkembangan
perdagangan. Kendala yang dihadapi yaitu berasal dari perairan, berada pada
delta sungai yang besar.
- Rounded Cities (Bulat), bentuk ini adalah bentuk yang paling ideal untuk kota,
karena mempunyai kelebihan yaitu perkembangannya kesegala penjuru arah dan
juga seimbang.
- Ribbon Shapes Cities (Pita), bentuk ini sangat dipengaruhi oleh jalur transportasi
dan terhambatnya perluasan areal ke samping.
- Octopus/ Star Cities (Gurita/ Bintang), pada bentuk ini terdapat beberapa jalur
transportasi yang dominan, terdapat juga daerah hinterland, selain itu pada tepi
pinggirannya tidak ada kendala fisik yang berarti. Hinterland adalah tanah atau
kabupaten di belakang batas-batas suatu pantai atau sungai. Secara khusus,
dengan doktrin pedalaman, kata tersebut diterapkan pada daerah pedalaman
berbaring di belakang port, diklaim oleh negara yang memiliki pantai. Daerah
dari produk mana yang dikirim ke pelabuhan untuk pengiriman di tempat lain
adalah pedalaman yang pelabuhan.
- Split Cities (Terbelah), bentuk ini menggambarkan bentuk kota yang kompak
namun sektor terbelah oleh perairan yang lebar. Pada perpotongan ini biasanya
dihubingkan oleh kapal/jembatan. Contoh kota yang menerapkan bentuk ini
adalah kota Buda (barat) dan Pest (timur) di sungai Danube, sehingga dikenal
sebagai kota Budapest.
- Stellar Cities (satelit), bentuk kota ini biasanya didukung oleh teknologi
transportasi yang maju dan juga komunikasi yang maju. Karena modernisasi
maka terciptalah megapolitan kota besar, yang dikelilingi oleh kota satelit.
E. Kesimpulan
1. Urbanisasi adalah suatu proses perubahan dari desa ke kota yang meliputi
wilayah/daerah beserta masyarakat di dalamnya dan dipengaruhi oleh aspek- aspek
fisik atau morfologi, sosial, ekonomi, budaya, dan psikologi masyarakatnya.
2. Morfologi Kota merupakan kesatuan organik elemen-elemen pembentuk kota.
Morfologi kota terbentuk melalui proses yang panjang, setiap perubahan bentuk
kawasan secara morfologis dapat memberikan arti serta manfaat yang sangat
berharga bagi penanganan perkembangan suatu kawasan kota.
3. Keterkaitan urbanisasi dengan morfologi kota adalah adanya hubungan sebab akibat
antara keduanya. Lengkapnya ketersediaan infrastruktur perkotaan, menjadi daya
F. Referensi
1. Abbas, Ardi. 2002. Diktat Untuk Kalangan Sendiri : Sosiologi Perkotaan, Padang :
Jurusan Sosiologi Universitas Andalas.
2. Harahap, F. R., Sos, S., & Si, M. 2014. Dampak Urbanisasi Bagi Perkembangan Kota
di Indonesia. Sosiologi, 1(1).
3. Mulyandari, H. 2011. Pengantar Arsitektur Kota. Andi : Yogyakarta.
4. Tjiptoherijanto, Prijono,. Urbanisasi, Mobilitas dan Perkembangan Perkotaan di
Indonesia, 2007,