Referat
Referat
GANGGUAN MENSTRUASI
Disusun Oleh :
Pembimbing :
dr. Heryuristianto, Sp. OG
KEPANITERAAN KLINIK
2017
LEMBAR PENGESAHAN
REFERAT
GANGGUAN MENSTRUASI
Diajukan oleh :
Septi Nurhidayati J500110006
Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari , Agustus 2017
Pembimbing:
dr. Heryuristianto, Sp. OG ( )
Dipresentasikan dihadapan:
dr. Heryuristianto, Sp. OG ( )
11
BAB 1
PENDAHULUAN
Menstruasi sebagai proses alamiah yang akan terjadi pada setiap remaja, dimana
terjadinya proses pengeluaran darah yang menandakan bahwa organ kandungan telah
berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge
fisiologik darah dan jaringan mukosa melalui vagina dari uterus yang tidak hamil
dibawah kendali hormonal dan berulang tanpa adanya kehamilan selama periode
reproduktif (Dorland, 2000). Menstruasi biasanya berlangsung selama lima sampai tujuh
hari dan rata-rata darah yang keluar saat menstruasi adalah 35-50 ml tanpa bekuan darah
(Wiknjosastro, 2012).
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki
siklus 25-35 hari dan hanya 10% yang memiliki siklus 28 hari. Perhitungan dalam satu
siklus adalah pendarahan dimulai dari hari pertama yang kemudian dihitung sampai
dengan hari terakhir yaitu satu hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya
dimulai. Pada beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa
menjadi indikasi adanya masalah kesuburan panjang siklus menstruasi dihitung dari hari
pertama periode menstruasi (Saryono, 2009). Gangguan menstruasi sering merupakan
sumber kecemasan bagi wanita. Gangguan menstruasi yang umum terjadi adalah
amenorrhea, perdarahan uterus abnormal, dismenore, dan sindrom premenstrual (Owen,
2005).
Cakir et al. (2007) dalam penelitiaannya menemukan bahwa dismenore merupakan
gangguan menstruasi dengan prevalensi terbesar (89,5%), diikuti ketidakteraturan
menstruasi (31,2%), serta pemanjangan durasi menstruasi (5,3%). Bieniasz et al. (2006)
mendapatkan prevalensi amenorea primer sebanyak 5,3%, amenorea skunder 18,4%,
oligomenorea 50%, polimenorea 10,5%, dan gangguan campuran sebanyak 15,8%.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anamika et al. (2008) terhadap mahasiswa
didapatkan bahwa sindrom pramenstruasi dan dismenorea merupakan keluhan yang
dirasakan paling mengganggu. Efek gangguan menstruasi yang dilaporkan antara lain
waktu istirahat memanjang dan menurunnya kemampuan belajar.
Penyebab gangguan menstruasi dapat karena kelainan biologik (organik atau
disfungsional) atau dapat pula karena psikologik seperti keadaaan-keadaan stress dan
gangguan emosi atau gabungan biologik dan psikologik. Faktor- faktor yang berperan
yaitu (1) faktor psikologis, seperti tekanan hidup, stres, kecemasan, kelelahan fisik
maupun psikis. (2) Gangguan yang bersifat hormonal yaitu ketidakseimbangan hormon
estrogen maupun hormon progesteron dan prostaglandin. (3) Hormon prolaktin berlebih,
meningkatnya hormon prolaktin secara otomatis akan menurunkan hormon estrogen dan
progesteron. (4) Kenaikan atau berkurangnya berat badan secara signifikan. (5) Status
gizi (underweight jika IMT <17,0 dan obesitas jika IMT > 27,0) akan mempengaruhi
kerja berupa peningkatan, keseimbangan, ataupun penurunan hormon. (6) Kelainan
organik seperti radang, tumor, trauma dan sebagainya (Sarwono, 2008; Wiknjosastro,
2005).
Pada wanita yang kekurangan gizi kadar hormon steroid mengalami perubahan.
Kolesterol sebagai prekusor steroid disimpan dalam jumlah yang banyak di sel-sel teka.
Pematangan folikel yang mengakibatkan meningkatnya biosintesa steroid dalam folikel
diatur oleh hormon gonadotropin. Kadar gonadotropin dalam serum dan urin akan
menurun. Penurunan pola sekresinya dan kejadian tersebut berhubungan dengan
gangguan fungsi hipotalamus. Apabila kadar gonadotropin menurun maka sekresi FSH
serta hormon estrogen dan progesteron juga mengalami penurunan, sehingga tidak
menghasilkan sel telur yang matang yang akan berdampak pada gangguan siklus
menstruasi yang terlalu lama (Paath, 2005; Manuaba, 2009).
Penyebab lain gangguan menstruasi adalah stres. Stres yang terjadi karena situasi
lingkungan misalnya bahaya, ancaman, atau tantangan dengan melakukan suatu
perubahan fisiologis, emosi, kognitif dan behavioral (Taylor, 2009).
1.4. Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 MENSTRUASI
2.1.1 Pengertian
interaksi kompleks yang melibatkan sistem hormon dengan organ tubuh, yaitu
hipotalamus, hipofise, ovarium, dan uterus serta faktor lain di luar organ reproduksi.
Pada awal masa pubertas, kadar hormone luteinizing hormone (LH) dan
sekunder, misalnya tumbuh rambut kemaluan dan rambut ketiak. Usia pubertas
dipengaruhi oleh faktor kesehatan dan gizi, juga faktor sosialekonomi dan
terjadinya menopause.
dan berfungsi mengkontrol siklus ovari dan uterus. GnRH menstimulasi pelepasan
folikel distimulasi oleh LH. Kedua-dua hormone FSH dan LH menstimulasi folikel
15
ovari untuk mensekresi estrogen. Androgen dihasilkan dari sel theca pada folikel
digunakan oleh sel granulosa pada folikel dan dikonversikan menjadi estrogen.
luteum untuk mensekresi estrogen, progesteron, relaksin dan inhibin (Tortora &
Derrickson, 2009).
termasuklah distribusi tisu adiposa pada payudara, abdomen, mons pubis dan
dan tubuh.
estrogen dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Ini dapat dilihat pada
wanita yang berusia di bawah 50 tahun adalah kurang berisiko mendapat penyakit
arteri koroner dibandingkan dengan laki-laki yang sama usia. Kadar estrogen yang
moderat juga dapat menginhibisi pelepasan GnRH dari hipotalamus dan sekresi LH
mamae untuk mensekresi air susu juga dibantu oleh kedua hormon ini. Kadar
progesteron yang tinggi juga akan menginhibisi sekresi GnRH dan LH.
Pada Korpus luteum menghasilkan relaksin dalam jumlah yang sedikit
saat setiap siklus bulanan. Relaksin akan menginhibisi kontraksi miometrium dan
menghasilkan efek relaksasi pada uterus. Inhibin pula disekresi oleh sel granulosa
dari folikel yang berkembang selepas ovulasi.Inhibin menginhibisi sekresi FSH dan
LH (Tortora&Derrickson,2009).
dinamakan hari pertama siklus. Umumnya, jarak siklus menstruasi berkisar dari
15-45 hari dengan rata-rata 28 hari. Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari, dengan
rata-rata 4-6 hari (Price & Wilson, 2006:1281). Panjang daur menstruasi dapat
bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan
bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik,
emosi, dan nutrisi wanita tersebut (Wiknjosastro, 2005). Darah menstruasi biasanya
tidak membeku. Jumlah kehilangan darah tiap siklus berkisar 60-80 ml. Kira-kira
tiga per empat darah ini hilang dalam dua hari pertama. Wanita berusia <35 tahun
cenderung kehilangan lebih banyak darah dibanding mereka yang berusia >35 tahun
(Benson, 2009).
Price & Wilson (2006:1281) membagi siklus menstruasi menjadi dua yaitu
mempengaruhi.
a. Siklus Ovarium
1) Fase Folikular
Umumnya hanya satu terus berkembang dan menjadi folikel deGraaf dan yang
17
lainnya berdegenerasi. Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang
yang disekresi ke dalam cairan folikular selama paruh pertama siklus menstruasi,
dan bekerja sebagai prekusor dalam sintesis estrogen oleh lapisan sel teka interna
yang mengelilinginya.
Estrogen disintesis dalam sel-sel lutein pada teka interna. Jalur biosintesis
Pada waktu yang sama, folikel yang sedang berkembang menyekresi estrogen
lebih banyak ke dalam sistem ini. Kadar estrogen yang meningkat menyebabkan
2) Fase Luteal
yang tinggi kini menghambat produksi FSH. Kemudian kadar estrogen mulai
menurun. Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf, lapisan granulosa menjadi
korpus luteum yang berwarna kuning pada ovarium. Korpus luteum terus
mensekresi sejumlah kecil estrogen dan progesteron yang semakin lama semakin
meningkat.
b. Siklus Endometrium
1) Fase Proliferasi
estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan merangsang stroma
bertambah panjang tetapi tetap lurus dan berbentuk tubulus. Epitel kelenjar
tengah. Stroma cukup padat pada lapisan basal tetapi makin ke permukaan
semakin longgar. Pembuluh darah akan mulai berbentuk spiral dan lebih kecil.
Lamanya fase proliferasi sangat berbeda-beda pada setiap orang dan berakhir
2) Fase Sekresi
seperti beludru. Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-kelok, dan epitel
gergaji”. Inti sel bergerak ke bawah, dan permukaan epitel tampak kusut. Stroma
menjadi edematosa. Terjadi pula infiltrasi leukosit yang banyak dan pembuluh
darah menjadi makin berbentuk spiral dan melebar. Lamanya fase sekresi pada
3) Fase Menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai kira-kira hari ke-23 atau 24 pada siklus
menstruasi.
Gangguan menstruasi adalah masalah yang umum terjadi pada masa remaja.
Gangguan ini dapat menyebabkan rasa cemas yang signifikan pada pasien maupun
keluarganya. Faktor fisik dan psikologis berperan pada masalah ini (Chandran,
Pada polimenore siklus menstruasi lebih pendek dari biasanya yaitu terjadi
dengan interval kurang dari 21 hari (Jones, 2002). Perdarahan kurang lebih
sama atau lebih banyak dari biasa. Polimenore dapat disebabkan oleh
Siklus menstruasi lebih panjang dari normal yaitu lebih dari 35 hari (Jones,
3. Amenore
ini dapat disebabkan oleh kelainan duktus Muller, seperti tidak ada uterus,
agenesis vagina, septum vagina transversal, atau himen imperforata. Pada tiga
dapat keluar dari traktus genitalis. Keadaan ini disebut kriptomenore, bukan
1. Hipomenore
Perdarahan haid yang lebih pendek dan atau kurang dari biasa dengan
Perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal
(lebih dari 8 hari). Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus,
kondisi organik uterus, atau mungkin terjadi tanpa ada kelainan yang nyata
pada uterus. Hal ini disebut perdarahan uterus disfungsional, dengan kata
pada siklus dan jumlah darah menstruasi yaitu metroragia. Pada keadaan ini,
perdarahan terjadi dengan interval yang tidak teratur, dan jumlah darah
atau organ genitalia interna. Perlu bagi dokter untuk mengadakan investigasi
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan siklus menstruasi pada wanita
usia reproduktif menjadi ireguler termasuk kehamilan, penyakit endokrin dan juga
kondisi medik. Semua faktor ini berhubungan dengan pengaturan fungsi endokrin
Pediatrics, 2006).
(GnRH), penurunan berat badan yang nyata, aktivitas yang berlebihan, perubahan
pada pemakanan dan waktu tidur, dan tingkat stres yang berlebihan. Gangguan
pada siklus menstruasi juga dapat terjadi pada penyakit kronik seperti Diabetes
Mellitus yang tidak terkontrol, kondisi genetik atau kongenital seperti Turner
badan yang rendah bisa menyebabkan interval antara dua siklus menstruasi
menjadi lebih lama. Berat badan yang berlebihan pula bisa menyebabkan
perdarahan abnormal. Perubahan yang tiba-tiba pada aktivitas atau berat badan
Gangguan emosi atau stress dan keadaan fisik yang tidak sehat secara optimal juga
siklus menstruasi yang dialami tidak hanya pada saat wanita mengalami stres.
Dari penelitian yang mengatakan bahwa stres sangat berperan dalam regulasi
hormonal di mana akan turut berpengaruh pada menstruasi. Penelitian ini turut
memberi contoh efek dari stres terhadap sistem reproduksi wanita dikenal sebagai
Selain itu, didapatkan prevalensi amenorhea sekunder pada wanita muda adalah
sekitar 2% dan presentase ini meningkat pada stres yang kronik. Pada stres yang
2.2 DISMENORE
2.2.1 Pengertian
Dismenore adalah nyeri kram atau tegang di daerah perut, mulai terjadi pada
24 jam sebelum terjadinya pendarahan menstruasi dan dapat bertahan 24-36 jam
dirasakan di daerah perut bagian bawah dan dapat menjalar ke punggung atau
saat ini. Dahulu disebutkan faktor keturunan, psikis, dan lingkungan dapat
zat kimia dalam tubuh yang disebut prostaglandin. Dimana telah dibuktikan bahwa
aktivitas usus, perubahan diameter pembuluh darah, dan kontraksi uterus. Para ahli
maka kontraksi uterus akan bertambah. Hal tersebut yang menyebabkan terjadinya
nyeri yang disebut dismenore. Jadi prostaglandin yang berlebih dapat menimbulkan
gejala nyeri kepala, pusing, rasa panas, dan dingin pada muka, diare serta mual yang
adalah:
a. Menarche dini
Menarche pada usia lebih awal yaitu sebelum umur 12 tahun menyebabkan alat-alat
reproduksi belum berfungsi secara optimal dan belum siap mengalami perubahan-
Perempuan yang hamil biasanya terjadi alergi yang berhubungan dengan saraf
Lama menstruasi lebih dari normal yaitu lebih dari 7 hari dapat menimbulkan
adanya kontraksi uterus yang terjadi lebih lama mengakibatkan uterus lebih sering
yang terus menerus menyebabkan suplai darah ke uterus terhenti dan terjadi
dismenore.
25
d. Umur
Perempuan semakin tua, lebih sering mengalami menstruasi maka leher rahim
bertambah lebar, sehingga pada usia tua kejadian dismenore jarang ditemukan.
e. Mengkonsumsi alkohol
Alkohol merupakan racun bagi tubuh kita, dan hati bertanggungjawab terhadap
penghancur estrogen untuk disekresi oleh tubuh. Fungsi hati terganggu karena
adanya konsumsi alkohol yang terus menerus, maka estrogen tidak bisa disekresi
dari tubuh, akibatnya estrogen dalam tubuh meningkat dan dapat menimbulkan
f. Perokok
dismenore.
menstruasi dan kurangnya olah raga, hal ini dapat menyebabkan sirkulasi darah
dan oksigen menurun. Dampak pada uterus adalah aliran darah dan sirkulasi
h. Stres
2.2.3 Klasifikasi
a. Dismenore Primer
Dismenore primer adalah nyeri haid tanpa ditemukan keadaan patologi pada
dismenore. Peningkatan kadar prostaglandin tertinggi saat haid terjadi pada 48 jam
pertama. Hal ini sejalan dengan awal muncul dan besarnya intensitas keluhan nyeri
haid. Keluhan mual, muntah, nyeri kepala, atau diare sering menyertai dismenore
b. Dismenore Sekunder
uteri, stenosis serviks, penyakit radang panggul, perlekatan panggul, atau irritable
bowel syndrome.
27
2.2.4 Patofisiologi
Dismenore terjadi pada saat fase pramenstruasi (sekresi). Pada fase ini
terjadi peningkatan hormon prolaktin dan hormon estrogen. Sesuai dengan sifatnya,
prolaktin dapat meningkatkan kontraksi uterus. Hormon yang juga terlibat dalam
yang menstimulasi hormon oksitosin. Dan hormon oksitosin ini juga mempunyai
2.2.5 Gejala
c. Terkadang nyerinya hilang setelah satu atau dua hari, namun ada juga wanita
yang masih merasakan nyeri perut meskipun sudah dua hari haid.
d. Nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah
dan tungkai.
e. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang timbul atau sebagai nyeri tumpul yang
terus menerus.
a. Dismenore ringan
Dismenore ringan adalah rasa nyeri yang dirasakan waktu menstruasi yang
berlangsung sesaat, dapat hilang tanpa pengobatan, sembuh hanya dengan cukup
istirahat sejenak, tidak mengganggu aktivitas harian, rasa nyeri tidak menyebar
b. Dismenore sedang
Dismenore yang bersifat sedang jika perempuan tersebut merasakan nyeri saat
menstruasi yang bisa berlangsung 1-2 hari, menyebar di bagian perut bawah,
memerlukan istirahat dan memerlukan obat penangkal nyeri, dan hilang setelah
sehari-hari.
c. Dismenore berat
Dismenore berat adalah rasa nyeri pada perut bagian bawah pada saat
menstruasi dan menyebar ke pinggang atau bagian tubuh lain juga disertai pusing,
sakit kepala bahkan muntah dan diare. Dismenore berat memerlukan istirahat
sedemikian lama yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari selama 1 hari atau
2.2.7 Diagnosis
pelvik anterior bagian bawah yang dimulai pada masa remaja dan berhubungan
secara spesifik dengan periode menstruasi. Riwayat yang inkonsisten dan atau
adanya penemuan massa di pelvik pada pemeriksaan fisik, keluarnya cairan vagina
yang abnormal, atau kaku pelvik yang tidak terbatas pada periode menstruasi
sekunder dipikirkan bila pada anamnesis dan pemeriksaan curiga ada patologi
panggul atau kelainan bawaan atau tidak respon dengan obat. Pemeriksaan lanjutan
yang dapat dilakukan seperti USG, infus salin sonografi atau laparoskopi dapat
(Prawirohardjo, 2011:182).
2.2.8 Penatalaksanaan
NSAID adalah terapi awal yang sering digunakan untuk dismenore. NSAID
prostaglandin dan menekan jumlah darah haid yang keluar. Seperti diketahui
berbeda, yaitu COX-1 dan COX-2. Sebagian besar NSAID bekerja menghambat
serta kram uterus. Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi sangat efektif untuk
mengatasi dismenore dan sekaligus akan membuat siklus haid menjadi teratur.
progesteron asetat (MPA) 5 mg atau didrogesteron 2x10 mg mulai haid hari ke-5
sampai 25. Bila penggunaan obat tersebut gagal mengatasi nyeri haid sebaiknya
kompres hangat di dearah yang sakit atau kram, istirahat, olahraga, minum air putih,
pengobatan sendiri atau non farmakologi untuk menghindari hal-hal yang lebih
berat. Dismenore tidak hanya menyebabkan gangguan aktivitas tetapi juga memberi
dampak dari segi fisik, psikologis, sosial, dan ekonomi terhadap wanita di seluruh
dunia misalnya cepat letih, dan sering marah. Dampak psikologisnya dapat berupa
31
perasaan yang tidak nyaman dan asing, yang nantinya akan mempengaruhi
berarti luas, baik kecakapan personal (personal skill) yang mencakup: kecakapan
mengenali diri sendiri (self awareness) dan kecakapan berpikir rasional (thinking
wanita tidak bisa beraktivitas secara normal dan memerlukan resep obat. Keadaan
BAB III
KESIMPULAN
remaja. Gangguan ini dapat menyebabkan rasa cemas yang signifikan pada
DAFTAR PUSTAKA
Bare, B.G. & Smeltzer, S.C. 2002. Buku Keperawatan Medical Bedah Brunner and
Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC.
Perry, G.A & Potter, P.A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep,
Proses danPraktik, edisi 4, volume 2. Jakarta : EGC.
Anurogo, D. 2002. Segala Sesuatu Tentang Nyeri Haid. Retrieved January 3 , 2009,
from http://www.kabarindonesia.com.