Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DI SUSUN OLEH
Alvinda Devianti Kartika (A1A514001)
Rima Erna Masari (A1A514087)
Yati (A1A514060)
KELAS B
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1) Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Petrologi”.
2) Untuk dapat mengetahui asal dan cara terbentuknya batuan beku,
batuan sedimen dan batuan metamorf, dapat mengetahui jenis batuan
beku, batuan sedimen dan batuan metamorf, dan untuk mengetahui
karekteristik mineral pada setiap batuan beku, batuan sedimen dan
batuan metamorf
3) Agar mahasiswa dapat mendeskripsikan sebuah batuan.
4) Agar mahasiswa dapat membedakan jenis-jenis batuan.
5) Agar mahasiswa mengetahui proses keterbentukan batuan
metamorf.
.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Asal dan Cara Terbentuknya Batuan Beku dan Batuan Sedimen
2.1.1 Asal Terbentuknya Batuan Beku, Batuan Sedimen dan Batuan
Metamorf
Semua batuan pada mulanya dari magma. Magma adalah benda cair panas
pijar yang bersuhu diatas 1000˚C. Magma keluar di permukaan bumi antara lain
melalui puncak gunung berapi.Gunung berapi ada di daratan ada pula yang di
lautan. Magma yang sudah mencapai permukaan bumi akan membeku. Magma
yang membeku kemudian menjadi batuan beku. Batuan beku muka bumi selama
beribu-ribu tahun lamanya dapat hancur terurai selama terkena panas, hujan, serta
aktivitas tumbuhan dan hewan.Selanjutnya hancuran batuan tersebut tersangkut
oleh air, angin atau hewan ke tempat lain untuk diendapkan. Hancuran batuan
yang diendapkan disebut batuan endapan atau batuan sedimen.
5
Karena magma merupakan cairan yang panas, maka ion-ion yang
menyusun magma akam bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya pada saat
magma mengalami pendinginan, pergerakan ion-ion yang tidak beraturan ini akan
menurun, dan ion-ion akan mulai mengatur dirinya menyusun bentu yang teratur.
Proses ini disebut kristalisasi. Pada proses ini yang merupakan kebalikan dari
proses pencairan, ion-ion akan saling mengikat satu dengan yang lainnya dan
melepaskan kebebasan untuk bergerak. Ion-ion tersebut akan membentuk ikatan
kimiadan membentuk kristal yang teratur. Pada umumnya material yang
menyusun magma tidak membeku pada waktu yang bersamaan.
6
berubah. Mineral yang menyusun magma tidak terbentuk pada waktu yang
bersamaan atau pada kondisi yang sama. Mineral tertentu akan mengkristal pada
temperatur yang lebih tinggi dari mineral lainnya, sehingga kadang-kadang
magma mengandung kristal-kristal padat yang dikelilingi oleh material yang
masih cair.
Komposisi dari magma dan jumlah kandungan baham folatil juga
mempengaruhi proses kristalisasi. Karena magma dibedakn dai faktor-faktor
tersebut, maka kenampakan fisik dan komposisi mineral batuan beku sangat
bervariasi. Dari hal tersebut, maka penggolongan batuan beku dapat didasarkan
pada faktor-faktor tersebut di atas. Kondisi lingkungan pada saat kristalisasi dapat
diperkirakan dari sifat dan susunan dari butiran mineral yang biasa disebut tekstur
dan komposisi mineralnya.
7
b. Penyimenan (Cementation)
c. Penghabluran semula (Recrystallization) terutamanya sedimen karbonat)
Pemampatan (compaction)
Pemampatan menyebabkan butiran sedimen akan tertekan semasa
tertimbus. Susunan butiran akan tersusun semula dengan lebih padat. Jika
banyak partikal yang lembut seperti syal, sedimen lebih mudah
mengalami pemampatan. Akibat daripada pemampatan, lapisan menjadi
lebih nipis, porositi berkurangan, terutama dalam sedimen lumpur
terrigenus.
Pengurangan porositi dan kehilangan air mencapai 60-80%. Air
akan mengalir ke kawasan yang berketelapan tinggi seperti pasir, dan
akan memain perana penting dalam pelarutan dan pemendapan kimia
dalam pasir. Setelah tersusun semula, pemampatan yang terterusan
menyebabkan butiran bersentuhan satu sama lain. Tempat sentuhan
mengalami tekanan yang tinggi dan perubahan fizikal berlaku, seperti
proses larutan tekanan (pressure solution). Silika yang terlarut akan masuk
dalam rongga antara butiran dan boleh membentuk simen.
Penyimenan (cementation)
Penyimenan merupakan proses dimana mineral baru yang berasal
daripada cairan rongga (pore fluids) akan terbentuk/termendap di
permukaan butiran atau berlakunya tumbuh-tambah atau tumbuh-lampau
atau pertumbesaran (overgrowths) mineral yang sedia ada. Jenis simen
yang utama ialah kuarza dan kalsit. Simen akan mengikat butiran
menyebabkan sedimen menjadi batu. Penyimenan biasanya berlaku
diperingkat pertengahan diagenesis. Jika berlaku diperingkat awal, ia
boleh mengurangkan kesan pemampatan, yang mana simen yang keras
boleh menahan tekanan.
Simen kuarza berasal daripada air liang yang tepu dengan silika,
iaitu hasil daripada pelarutan organisma bersilika, larutan tekanan kuarza,
8
diagenesis kimia mineral liat dan lain-lain. Simen kalsit boleh terbentuk
semasa sedimen terendap, iaitu di kawasan sekitaran karbonat.
9
2.2 Jenis Batuan Beku dan Batuan Sedimen
2.2.1 Jenis Batuan Beku
Beberapa jenis batuan beku, antara lain:
1) Batu Apung
2) Obsidian
10
3) Granit
o Ciri : terdiri atas kristal-kristal kasar, warna putih sampai abu-abu, kadang-kadang
jingga, Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran
sungai besar ataupun di dasar sungai.
o Cara terbentuk : dari pendinginan magma yang terjadi dengan lambat di bawah
permukaan bumi
o Kegunaan : sebagai bahan bangunan
4) Basalt
o Ciri : terdiri atas kristal-kristal yang sangat kecil, berwarna hijau keabu-abuandan
berlubang-lubang
o Cara terbentuk : dari pendinginan lava yanng mengandung gas tetapi gasnya
telah menguap
o Kegunaan : sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan bangunan / pondasi
bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll)
11
5) Diorit
o Ciri : material kerikil-kerikil bulat, batu-batu dan pasir yang merekat satu sama
lainnya
o Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi
terpadatkan dan terikat
o Kegunaan : untuk bahan bangunan
12
2) Batu Pasir
3) Batu Serpih
o Ciri : lunak, baunya seperti tanah liat, butir-butir batuan halus, warna hijau, hitam,
kuning, merah, abu-abu
o Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas dan halus karena gaya beratnya
menjadi terpadatkan dan terikat
o Kegunaan : sebagai bahan bangunan
13
4) Batu Gamping (kapur)
o Ciri : agak lunak, warna putih keabu-abuan, membentuk gas karbon dioksida
kalau ditetesi asam
o Cara terbentuk : dari cangkang binatang lunak seperti siput, kerang, dan binatang
laut yang telah mati. Rangkanya yang terbuat dari kapu tidak akan musnah, tapi
memadat dan membentuk batu kapur
o Kegunaan : sebagai bahan baku semen
5) Breksi
14
2.3 Karakteristik Mineral Pada Setiap Batuan Beku dan Batuan Sedimen
Sedimen
2.3.1 Karakteristik Mineral Pada Batuan Beku
Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan
mempergunakan indeks warna dari batuan kristal. Atas dasar warna mineral
sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
• Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral
kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit.
• Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen,
amphibol dan olivin.
Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya,
kandungan SiO2, dan indeks warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama
batuan yang berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang sama, menurut dasar
klasifikasinya.
Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya, menurut Rosenbusch (1877-1976)
batuan beku dibagi menjadi:
• Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.
• Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.
• Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh
W.T.Huang(1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive
disebut batuanvulkanik.
Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962), yaitu:
• Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah
riolit.
• Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%.
Contohnyaadalah dasit.
• Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%. Contohnya
adalah andesit.
•Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya
adalah basalt.
Klasifikasi berdasarkan indeks warna ( S.J. Shand, 1943), yaitu:
• Leucoctaris rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral mafik.
15
• Mesococtik rock, apabila mengandung 30% - 60% mineral mafik.
• Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral mafik.
Sedangkan menurut S.J. Ellis (1948) juga membagi batuan beku
berdasarkanindekswarnanya sebagai berikut:
• Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
• Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
• Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
• Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.
Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm
dengan bentuk butitan yang bersudut
Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari
2 mm dengan bentuk butiran yang membudar
Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai
1/16 mm
Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm
sampai 1/256 mm
Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari
1/256 mm
16
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pembekuan
daripada magma.Batuan sedimen adalah batuan yang telah mengalami proses
pelapukan yang dipindahkan oleh air sungai, gletser dan angin, kemudian
diendapkan ke tempat lain.
Semua batuan pada mulanya dari magma. Magma adalah benda cair panas
pijar yang bersuhu diatas 1000˚C. Magma keluar di permukaan bumi antara lain
melalui puncak gunung berapi.
Kecepatan pendinginan magma akan sangat berpengaruh terhadap proses
kristalisasi, terutama pada ukuran kristal apabila pendinginan magma berlangsung
dengan lambat, ion-ion mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dirinya,
sehingga akan menghasilkan bentuk kristal yang besar.
Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi
hasil erosi atau pelarutan. Jadi asalnya dari batuan yang sudah ada, baik batuan
beku, batuan metamorf yang mengalami pelapukan, terkikis, tersangkut kemudian
diendapkan ditempat lain, sehingga mengalami proses sementasi dan litifikasi
menjadi batuan sedimen yang keras.
Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan
mempergunakan indeks warna dari batuan kristal.
Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok
utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang
terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan
(deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari
larutan.
Batuan Metamorf merupakan batuan yang terbentuk dari batuan asalnya
dan mengalami metamorfisme atau perubahan karena adanya pengaruh dari
temperatur dan tekanan, dan dari faktor tersebut mengakibatkan batuan
Metamorf dapat memiliki banyak jenis tergantung dari kondisi temperatur dan
tekanan yang ada serta batuan asalnya, biasanya batuan asal sama tetapi
batuan hasil metamorfisme berbeda karena perbedaan pada temperatur dan
17
tekanannya, batuan metamorf dibedakan berdasarkan tempat terbentuknya
batuan dan juga faktor yang mempengaruhinya
DAFTAR PUSTAKA
Pirrson, Louis V, 1957, Rocks and Rock Mineral, John Wiley & Sons, Inc, New
York.
Purbo H,.MM, 1994, Kamus Kebumian, PT Gramedia Widiasarana Indonesia,
Jakarta
Symes, Dr R.F., 1988, Rock & Mineral, A Dorling Kindersley Limited, London
Agnas, Setiawan, 2013, “Batuan Metamorf”.
http://geograph88.blogspot.com/2013/03/jenis-batuan-metamorf.html.
Diakses tanggal 15 Desember 2014.
18