Anda di halaman 1dari 118

PENGENALAN TEKNOLOGI BETON

PUSAT PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BETON


PT. ADHIMIX PRECAST INDONESIA
PRAKATA
2

Dalam rangka meningkatkan qualitas sumber daya manusia pada


PT. Adhimix Precast Indonesia untuk mampu mendukung visi dan
misi perusahaan terutama secara umum dalam hal kepuasan
pelanggan melalui service excellent dari para petugas yang
terlibat dalam proses produksi, pelaksanaan beton ,dengan
selalu meningkatkan pemahaman tentang produk/material beton (
product knowledge ).

Pelatihan ini berisi tentang spesifikasi material beton, spesifikasi


tentang perencanaan campuran beton, pelaksanaan dan
evaluasi penerimaan mutu beton. Dengan harapan hasil pelatihan
ini mampu membantu tugas - tugas para teknisi laboraorium
dalam menjalankan tugas di plant maupun di lapangan agar
memberikan technical service yang baik bagi custumer.

2
BETON

Adalah suatu material yang


merupakan bentuk dasar
dari kehidupan modern.
Baik secara langsung
maupun tidak langsung
hampir pada setiap aspek
kegiatan sehari-hari kita
tidak terlepas dari beton.

3
Dari kenyataan yang kita hadapi semakin terasa peranan
beton dalam kehidupan kita terlebih dalam pembangunan.
Untuk itu sangat berguna bagi kita mengetahui tentang
beton lebih mendalam, khususnya bagi praktisi yang
bergerak dalam bidang yang berhubungan dengan beton.
4
Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang
terdiri dari gabungan antara agregat kasar dan halus
yang dicampur dengan air dan semen sebagai
pengikat yang mempunyai persyaratan tertentu

5
PROSENTASE KOMPOSISI

7 16 1 25 51
BETON KURUS
(LEAN CONCRETE)

SEMEN AIR AGGREGAT HALUS AGGREGAT KASAR

BETON GEMUK
(RICH CONCRETE)
15 21 3 30 31

6
Keuntungan & Kerugian beton
 Keuntungan
 Ekonomis: bahan dasar mudah diperoleh.
 Mampu menerima kekuatan tekan.
 Dapat dibuat sesuai bentuk yang dikehendaki.
 Awet, tahan terhadap temperatur tinggi dan pemeliharaannya
lebih mudah.

 Kerugian
 Kemampuan menerima kuat tarik rendah.
 Perubahan suhu ( muai /susut) menimbulkan retak - retak
ringan.
 Mempunyai sifat rayapan ( Creep), perubahan bentuk
berangsur- angsur akibat pembebanan.
 Mutu yang dihasilkan tergantung pada sifat bahan dasarnya
dan cara pengerjaannya.
 Tidak dapat digunakan sebagai bangunan sementara.
7
KOMPONEN BETON
Pada umumnya komponen beton terdiri dari :
 8 - 10 % ------ Air
 12 - 18 % ------ Semen
 30 - 40 % ------ Pasir ( Fine Aggregate )
 40 - 50 % ------ Kerikil / Batu pecah ( Coars Aggregate )

Untuk memberikan sifat khusus pada beton


ditambahkan :
 Mineral admixture :
 Fly Ash
 Slag
 Silica fume
 Chemical admixture:

 ASTM C-494 : Tipe A, B, C, D, E, F, G


8
FUNGSI MASING-MASING KOMPONEN

 Semen ( Portland Cement )


• Bahan perekat hidrolis yang merekat bila dicampur air

 Aggregate
• Bahan pengisi yang memberikan sifat kaku & stabilitas dimensi
dari beton

 Air
• Bahan berfungsi sebagai media pencampur komponen lainnya

 Admixture ( Chemical / Mineral )


• Bahan tambah untuk merubah / memberikan sifat tertentu pada
beton.
9
S P
R T L V E N I
E R E S E V A N
C O N C R E T E
Y N T I S R U X
C G I E A Y R P
L F N T W A E
A U C I H L N
B L E L E S
L E R I
E E V
E

10
UNSUR-UNSUR PEMBUAT BETON

Pasta
Semen/
Grout
Mortar
Beton

11
SEMEN
suatu bahan pengikat yang
mengeras jika bereaksi dengan air
serta menghasilkan produk yang
tahan air, seperti semen portland,
semen alumina, semen putih.

Komponen utama dari semen portland adalah :


Batu kapur yang mengandung CaO ( kapur ,lime )
Lempung yang mengandung komponen SiO2 ( silika ), Al2O3
( Oksida Alumina), Fe2O3( Oksida besi ).

Bahan - bahan ini dengan pengawasan yang ketat, digiling dan


dicampur menurut suatu proses tertentu. Campuran ini dipanaskan
dalam oven pada suhu ± 1450 º C sampai menjadi klinker,
dipindahkan dan digiling sampai halus disertai penambahan 3 - 5 %
gips untuk mengendalikan waktu pengikatan semen sebagai
pengontrol waktu pengikatan. 12
PROSES PEMBUATAN SEMEN

Clinker

13
14
JENIS SEMEN
Semen Hidrolis :
mengeras bila bereaksi
dengan air, tahan terhadap
air dan stabil dalam air
setelah mengeras

Semen NonHidrolis :
dapat mengeras tetapi tidak stabil dalam
air, contoh :
Gypsum : mengeras bila bereaksi
dengan air tetapi akan larut dalam air
Kapur Keras : mengeras apabila bereaksi
dengan CO2
15
REAKSI PROSES PEMBUATAN SEMEN
 Batu kapur : CaO + CO2 (Kapur Karbon dioksida )
 Lempung : SiO2 + Al2O3+Fe2O3 + H2O ( Silica, alumina, Oksida besi, air )
 3CaO + SiO2  3 CaOSiO2 ( Trikalsium Silikat (C3S ))
 2CaO + SiO2  2 CaOSiO2 ( Dicalsium Silikat ( C2S))
 3 CaO + Al2O3  3 CaO.Al2O3 ( Tricalcium Aluminat (C3A))
 4CaO+Al2O3+Fe2O3  4 CaO.Al2O3.Fe2O3 (Tetracalcium Aluminoferit( C4AF))

 Dimana C3S.C2S,C3A dan C4AF merupakan komponen karakteristik dari


semen portland

16
Sifat teknis semen portland bergantung kepada :
Susunan kimia
Kadar Gips
Kehalusan butiran

 Batasan umum komposisi kimia semen portland :

Senyawa Kandungan, %
CaO 60 – 70
SiO2 17 – 25
Al2O3 3–8
Fe2O3 0.5 – 0.6
MgO 0.5 – 4.0
Alkali (as Na2O) 0.3 – 1.2
SO3 2.0 – 3.5
Sumber: AM. Neville, 95 17
Disamping komponen utama, dalam semen terdapat pula
bahan-bahan dalam jumlah sangat kecil, akan tetapi
mempengaruhi sifat-sifatnya :
 Magnesia, (MgO)
Seperti pada saat mencampur kapur dengan air, bilamana oxid magnesium tercampur
dengan air, maka hal ini akan diikuti oleh penambahan volume, dengan sendirinya
penambahan volume itu akan dialami oleh beton yang menggunakan bahan tersebut
desertai dengan retak - retak, maka kadar MgO dibatasi sampai 5 %.
 Sulphur anhydrate ( Sisa Asam Sulfat ), (S03)
merupakan bahan yang sangat penting dalam semen portland, karena berfungsi
sebagai pengatur waktu pengikatan semen. SO3 terdapat dalam gips CaSO4. Apabila
kadar gips terlalu tinggi, maka selama berlangsungnya proses pengerasan akan
timbul pengembangan gips. Karena itu kadar SO3 dibatasi sampai dengan 2.5 - 3 %
 Alkali, (Na2O + K2O)
Komponen ini selalu dijumpai dalam bahan - bahan baku semen, Apabila bahan
agregat yang akan digunakan untuk campuran beton mengandung silikat reaktif maka
akan timbul reaksi yang merugikan beton. sehingga dibatasi keberadaannya < 0.6 %.
 Kehilangan berat akibat pemanasan, (Ignition loss), LOI
Semen kehilangan berat akibat pemanasan menujukan bahwa semen yang
bersangkutan mempunyai kadar air yang tinggi, dan pengurangan berat yang
diizinkan adalah 5 % dalam pemanasan dengan suhu 1000 º C.

18
KECEPATAN REAKSI HIDRASI KOMPONEN
SEMEN

19
PERKEMBANGAN KEKUATAN DARI KOMPONEN
SEMEN

20
PENGARUH KEHALUSAN BUTIRAN SEMEN

Kehalusan butiran semen mempengaruhi waktu pengerasan


pada pasta semen, lebih luas permukaan yang dapat dihidrasi,
lebih banyak gel semen dapat terbentuk pada umur muda,
sehingga kehalusan semen akan memberikan sifat :
 Kekuatan awal tinggi
 Cepat mundurnya mutu semen jika dipengaruhi cuaca
 Reaksi kuat dengan bahan agregat reaktif
 Retak - retak
 Penyusutan tinggi
 Pengikatan yang cepat
 Kebutuhan air banyak
 Mengurangi bleeding Fineneness of cement
test
Oleh karenanya, penggilingan extra halus butiran - butiran
semen itu, efisiensi dalam penambahan kekuatan tekan hanya
sampai pada umur 7 hari. 21
SEMEN KHUSUS
 Dengan menetapkan batas-batas tertentu Klasifika
kombinasi kimianya terbuka kemungkinan si
untuk mengubah sifat-sifat semen portland SEME
sedemikian rupa sehingga menjadi lebih cocok
bagi penggunaannya dalam keadaan khusus. N I
Kita mengenal klasifikasi 5 tipe semen, yaitu TYPE
tipe : I, II, III, IV, V sesuai dengan klasifikasi
yang ditentukan ASTM C-150 TYPE
 Apabila semen bereaksi dengan air maka II
timbulah panas hidrasi yang cukup banyak.
Komponen C3S dan C3A menghidrasi cukup
TYPE
cepat, sedangkan C2S dan C4AF menghidrasi III
lebih lambat serta mengeluarkan panas hidrasi TYPE
dengan kecepatan yang lebih rendah. IV
TYPE V
22
TYPE SEMEN (Karakteristik dan Penggunaannya)

Prosentase
Tipe ASTM Penggunaan Karakteristik C3S C2S C3A C4AF
Tipe I
Bangunan
Standar 59 15 12 8
Beton biasa
Tipe II
Modified
Pembetonan 6
Panas hirasi 46 29 12
masal dan biasa (8 max.)
dan tahan
terhadap sulfat
Tipe III
Pembetonan di C3A & C3S 12
Kuat awal 60 12 8
Musim dingin Tinggi (15 max.)
tinggi
Tipe IV
Pembetonan C3A & C3S 30 46 5
Panas Hidrasi 13
masal rendah (35 max.) (40 min.) (7 max.)
rendah
Tipe V Air mengandung
C3A,C4AF dan 4
Tahan sulfat atau air 43 36 12
MgO rendah (5 max.)
terhadap sulfat laut

Sumber: the number ini parentheses are the maximum or minimum values specified by ASTM C150-84

23
Karakteristik Berbagai Jenis Produk Semen

Berdasar Hasil Percobaan Riset (type cement OPC


& PCC)
Dengan pemakaian 100% semen
TYPE OPC TYPE PCC

INDO HOL PDG GRS HOL PDG INDO

W/C 0,485 0,474 0,471 0,481 0,450 0,443 0,478


Air 199 190 199 199 187 196 196
CTT 410 401 422 414 416 443 410
Strength 497 497 497 497 510 510 510

Rp./kuat tekan
689 674 709 696 681 725 671
(kg/cm2)

24
Dengan pemakaian 80% semen+20% fly ash

TYPE OPC + FLY ASH 20% TYPE PCC + FLY ASH 20%

INDO HOL PDG GRS HOL PDG INDO


W/C 0,460 0,423 0,454 0,420 0,453 0,442 0,486
Air 189 180 189 189 177 186 186
CTT 411 425 420 416 391 421 383
Strength 490 490 490 490 429 429 429

Rp./kuat
tekan (kg/ 700 724 716 709 761 819 745
cm2)

25
Karakteristik Berbagai Jenis Produk Semen

Berdasar Hasil Certificate (type cement OPC & PCC)

JENIS TYPE I TYPE V PCC Spek


SUPPLIYER INDO GRSK HLCM PDG INDO PDG INDO GRSK HLCM PDG SNI

URAIAN Agts,08 Juni,08 Agts,08 Agts,08 Jan,09 Jan,09 Aprl,08 Mrt,09 Agts,08 Okt,08

I. Kuat Tekan (kg/cm2)


3 hari 229 240 251 208 202 207 231 204 229 221 Min. 125
7 hari 305 306 315 309 276 289 300 292 291 296 Min.200
28 hari 417 399 407 383 386 - 392 388 386 383 Min. 280
II. Kehalusan
369 329 370 352 340 305 398 349 396 357
III. Waktu pengikatan dg alat vicat, menit
Awal 149 134 135 118 223 120 151 136 124 114 Min.45
Akhir 335 260 241 197 373 285 343 276 230 187 Max.375
IV.Komposisi kimia, %
SiO2 19.56 19.51 19.3 20.6 21.77 - 23.19 22.67 18.5 23.77 -
Al2O3 4.74 5.85 5.0 5.65 3.52 - 5.53 10.65 5.0 6.07
Fe2O3 3.24 4.07 3.3 3.49 4.08 - 3.25 4.33 3.1 3.46
CaO 63.36 63.79 64.0 63.43 64.81 - 58.15 55.67 63.6 59.41
MgO 2.44 1.31 1.5 0.98 2.48 0.79 2.48 1.06 1.7 0.87 Max.6.0
SO3 1.86 2.16 2.0 1.58 1.76 1.78 1.89 1.80 1.7 1.50 Max.3.0
LOi 2.84 3.42 4.0 3.58 0.60 0.97 3.95 1.79 7.7 4.1 Max.5.0
Alkali 0.54 0.46 0.34 0.54 0.64 0.36 0.64 0.24 0.43 0.31
V.Komponen Utama semen
C3S 63 64.66 46 52.31 62.53 - 47.6 46
C2S 8.56 9.02 20 19.64 15.24 - 9.5 18
C3A 7.08 8.87 8 9.07 2.42 2.1 6.2 8 26
C4AF 9.87 12.79 10 10.62 12.42 17.95 7 9
AGGREGATE
Aggregate terdiri dari dua macam :
1. Aggregate halus (Fine 2. Aggregate kasar (Coarse
Aggregate) Aggregate)

aggregate yang semua butir aggregate yang semua


lolos ayakan 4.75 mm butirannya tertahan ayakan
(no.4): 4.75 mm (no.4):
 Pasir alam  Batu koral
 Pasir olahan (abu batu)  Batu pecah
 Kombinasi dari pasir alam  Kombinasi dari keduanya
dan pasir olahan
27
Persyaratan aggregate, sesuai ASTM C-
33
Agregat
No Uraian Pengujian Agregat Halus
Kasar
1. Modulus Kehalusan 2.3 – 3.1
2. Material lolos ayakan no.200 ( 75 m ), max% Untuk 1
beton yang mengalami abrasi 3
Untuk beton jenis lainnya 5
3. Kadar organik dalam pasir Warna kuning -
4. coal dan lignite, max %
Jika bila tampak permukaan dipandang penting 0.5 0.5
Untuk beton jenis lainnya 1 1
5. Gumpalan lempung & partikel ringan, max % 3 2
6. Kekerasan Los Anggeles (abrasi), max % - 50
7. Sifat kekal ( soundness ), max %
Jika digunakan Natrium sulfat 10% -
Jika digunakan Magnesium sulfat 15% 18%

Jika digunakan pasir buatan (dust), maka kandungan material lolos 75 µm


(200 mm) bebas clay adalah sampai 5% dan 7%.
28
Dampak Ketidaksesuaian Aggregate Terhadap
Persyaratan

No Uraian Dampak Ketidak sesuaian


1 Modulus kehalusan Workability rendah, kebutuhan air,
Bleeding, banyak buble , retak .
2 Material lolos ayakan Strength, Variasi warna, Slump Loss
no.200 ( 75 m )
3 Kadar organik dalam pasir Setting Beton
4 Coal dan lignite, Permukaan beton
5 Gumpalan lempung & Strength , Permukaan beton, workability
partikel ringan,
6 Kekerasan Los Anggeles, Strength
7 Sifat kekal ( soundness ), Durability terhadap perubahan cuaca dan
sulfat
8 Bentuk agregat pipih dan Mengganggu workability, segregasi, kuat
memanjang >20% lentur rendah, interlocking antar agregat
buruk
29
Dampak ketidaksesuaian spek Terhadap Rupiah
Harga
Spesifikasi
Dampak ketidaksesuaian
No Uraian Pengujian Agregat Agregat terhadap Rupiah
Halus Kasar
1. Modulus Kehalusan 2.3 – 3.1 - Jika nilai FM<2.3 tiap penurunan
0.1 menambah Rp. 7000,-
Jika nilai FM>3.1 menambah Rp.
3.500,-/5% S/A
2. Material lolos ayakan no.200 ( 75 m ), 1 Untuk aggregat halus:
max% Tiap kenaikan 1% kadar lumpur
Untuk beton yang mengalami abrasi 3 menambah 7kg semen (harga
semen /kg = Rp 900,-)
Untuk beton jenis lainnya 5
Untuk aggregat kasar:
Tiap kenaikan 0.5% kadar lumpur
menambah 7kg semen (harga
semen /kg =Rp 900,-)
3. Kekerasan Los Anggeles (abrasi), max - 50 Tiap kenaikan 1% dari nilai spek
% menambah 2.4 kg semen (harga
semen /kg = Rp. 900,-)
4. Sifat kekal ( soundness ), max % Tiap kenaikan 1% dari nilai spek
menambah Rp. 1250,-
Jika digunakan Natrium sulfat 10% -
Jika digunakan Magnesium sulfat 15% 18%
30
PARTIKEL LOLOS AYAKAN NO.200

31
ABRASI

32
PERSYARATAN AGREGAT LAINNYA
 Peryaratan ukuran butir nominal maksimum aggregate kasar
 1/5 Jarak terkecil antar bidang samping cetakan, atau
 1/3 tebal plat, atau
 3/4 jarak bersih minimum antar batang tulangan atau tendon
pratekan atau selongsong.

33
biaya bahan

Maximum Size Pengaruh Keterangan

20mm ke atas selisih biaya setiap


perbedaan ukuran 5mm
aggregat adalah Rp.
5.500,-/m3

Dengan harga
semen Rp. 835,-/
size 20mm ke selisih biaya setiap biaya kg
bawah ukuran 5mm aggregat
adalah Rp. 14.000,-/m3

34
KANDUNGAN ORGANIK

Sebelum Setelah didiamkan selama 24 jam


35
 Jika hasil pengujian kadar organik pasir menunjukan warna
kehitaman, pasir masih dapat dipergunakan jika dilakukan
percobaan mortar 5x5x5 cm dengan perbandingan pasir
yang tidak dicuci dibandingkan dengan pasir yang dicuci,
hasil uji tekan umur 7 hari tidak kurang dari 95 % pasir yang
dicuci.

36
 Kandungan garam dalam material :
 Material yang terkontaminasi garam yang terdapat pada air
laut, muara sungai harus diproses / dicuci sebelum
digunakan.
 BS 882 : 1992 memberikan batasan kandungan Chloride
terhadap berat total aggregate (diukur dalam %) sebagai
berikut :

 Untuk beton prestress 0.01


 Untuk beton bertulang yang terbuat dari
sulfat resisting cement 0.03
 Untuk beton bertulang lainnya 0.05

37
Kandungan Klorida dan Sulfat pada Pasir
Contoh : Pengujian kandungan klorida dan Sulfat pada Pasir Bangka
(Pengujian di Laboratoriun B4T Bandung)
Hasil Pengujian
Uraian Spesifikasi
4/2/95 29/5/97 5/7/99 21/8/01 6/10/03
Kadar sulfat 0,5 0,01 - 0 0 KTP 0,09.APP
sebagai Nil.PAP 0,11
SO3,%
Kadar Klorida 0,15 0,003 0,01 0,015 0,030 KTP 0,04.APP
sebagai Cl,% 0,03,APP 0,02

Dari Guide Durable Concrete,ACI 201-2R-17, Agregate dapat mengandung


garam klorida , dan mempunyai batasan untuk dapat dipergunakan dengan
perhitungan contoh :

Jika Fine aggregat mengandung klorida,0,06 %, dimana digunakan jumlah


pemakaian dalam 1 m3 FA adalah 815 kg/m3, dan dengan penggunaan
semen content 261 kg/m3, maka hasil % klorida terhadap berat semen
adalah 0,06% x815/261= 0,2 %(harus ada ketentuannya lyat di ACI sudah
sesuai atau blm?). 38
Batasan nilai kadar cloride pada beton menurut fungsi (ACI
222R-89)

Spesifikasi Nilai %

Prestressed concrete 0.08


Reinforced concrete 0.20

39
TIPE GRADASI AGGREGATE
Aggregate bergradasi baik

Aggregate bergradasi celah (gap graded)

Aggregate bergradasi seragam (uniform graded)

40
GAMBAR BENTUK COARSE AGGREGATE

2. FLAT (Pipih)

1. CUBICAL

3. ELONGATED (panjang) 41
41
SYARAT GRADASI AGGREGATE HALUS (ASTM
C-33)

Ukuran ayakan
Persen Lolos
(ASTM E 11)
9.5 mm (3/8 in) 100
4.75 mm (No. 4) 95 – 100
2.36 mm (No. 8) 80 – 100
1.18 mm (No. 16) 50 – 85
600 µm (No. 30) 25 – 60
300 µm (No. 50) 10 – 30

150 µm (No. 100) 2 - 10


42
GRADING AGREGAT

43
PERSYARATAN GRADING (FINE
AGGREGATE)

100

80
PA S S IN G PER C EN TA G E

60

40

20

0
#100 #50 #30 #16 #8 #4 3/8" 3/4" 1 1/2" 2"
SIEVE SIZE (INCH)

AGGREGATE GRADING GRADING LIMIT

44
45
PERSYARATAN GRADING AGGREGATE KASAR
(20 mm)

Maksimum 3/4"
100
PA S S IN G PER C EN TA G E

80

60

40

20

0
#200 #100 #50 #30 #16 #8 #4 3/8 3/4 1.50
SIEVE SIZE (INCH)

GRADING LIMIT AGGREGATE GRADING

46
PERSYARATAN GRADING AGGREGATE
GABUNGAN
Maksimum Size 20 mm

100

80
PA S S IN G PER C EN TA G E

60

40

20

0
#100 #50 #30 #16 #8 #4 3/8" 3/4" 1 1/2" 2"
SIEVE SIZE

AGGREGATE GRADING

47
GAMBARAN KELEMBABAN KONDISI AGGREGATE UNTUK
PERENCANAAN

Kondisi Kering Oven


( Oven Dry )

Kondisi Kering
( Dry )

Kondisi Basah
( Wet )

Kondisi Jenuh Kering Permukaan


( Saturated Surface Dry )
48
AIR
 Air yang dipergunakan untuk beton
harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam, alkali,
garam-garam, zat organik atau
bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton.

 Jika air yang akan digunakan mutunya meragukan maka :


 Harus dilakukan uji kuat tekan mortar 5x5x5 cm dibandingkan
antara air yang meragukan dengan air yang dijernihkan atau air
PDAM dengan kriteria kuat tekan minimal umur 7 hari tidak
kurang dari 90 % .
 Dilakukan uji setting time (pengikatan) dengan kriteria deviasi
waktu set tidak lebih cepat dari 1 jam dan tidak boleh lebih lama
49 1.5 jam kemudian.
PERSYARATAN KIMIA UNTUK AIR BERSIH ASTM C-94

Batasan Metode Test

Kandungan Chlorida (Cl), ppm ASTM.D 512

 Prestress/lantai jembatan 500

 Beton bertulang dilingkungan basah


atau mengandung aluminium atau
1000
logam yang berbeda .

Kandungan sulfate ( SO4), ppm 3000 ASTM. D 516

Alkali ( Na2O+0.658 K2O), ppm 600

Total Endapan, ppm 50000 AASHTO T26

50
ADMIXTURE (Definisi dan Klasifikasi)

 Dalam hal ini pengertian bahan tambah


( admixture ) merupakan bahan yang
ditambahkan pada saat pelaksanaan beton
di lapangan
 Difinisi bahan tambahan ini mempunyai arti yang luas, yaitu meliputi
meterial seperti polimer, fiber, mineral yang mana dengan adanya bahan
tambahan ini komposisi beton mempunyai sifat yang berbeda dengan
beton aslinya atau beton biasa.
 Penggunaan bahan tambahan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki
dan menambah sifat beton sesuai dengan yang diinginkan.
 Bermacam variasi admixture yang ada dipasaran, oleh karena itu
penggunaan dari salah satu admixture sebaiknya didahului suatu
percobaan
 Untuk memudahkan pengenalan dan pemilihan admixture, perlu
diketahui dahulu kategori atau penggolongannya
51
JENIS ADMIXTURE

1. ASTM C-260 (Air Entraining Agent) :


yaitu bahan tambahan untuk meningkatkan kadar udara agar beton tahan
terhadap pembekuan dan pemuaian terutama untuk daerah salju.
2. ASTM C-494 (Admixture kimia / Chemical Admixture ) :
yaitu bahan tambah cairan kimia yang ditambahkan untuk mengendalikan
waktu pengerasan ( mempercepat / memperlambat ), mereduksi
kebutuhan air, mempermudah pengerjaan beton ( meningkatkan slump )
dan sebagainya.
3. Mineral admixture :
yaitu merupakan bahan padat yang dihaluskan yang ditambahkan untuk
memperbaiki sifat beton agar beton mudah dikerjakan dan meningkatkan
kekuatan dan keawetan. Yang termasuk bahan tambah ini misalnya :
pozzolan, slag, abu terbang, abu sekam dan silika fume ( bahan produksi
sampingan silika murni / ferro silicon )
4. Bahan tambah lainnya ( miscellanous admixture ) :
yaitu kategori bahan tambahan yang tidak termasuk ketiga kategori diatas,
misalnya jenis polymer, fiber mash, bahan pencegah karat, bahan tambah
untuk mengembang (grout) dan bahan tambah untuk perekat (bounding
agent).
52
Bahan Tambah Kimia ( Chemical Admixture )
Ketentuan dan syarat mutu bahan tambahan kimia diatur ASTM C-494
1. Type A: water Reducing Admixture
Adalah bahan tambahan yang bersifat mengurangi jumlah air pencampuran beton untuk
menghasilkan beton yang konsistensinya tertentu.
2. Type B : Retarding admixture
Adalah bahan tambahan yang berfungsi menghambat pengikatan beton
3. Type C : Accelerating admixture
Adalah bahan tambahan berfungsi mempercepat pengikatan dan pengembangan kekuatan
awal beton.
4. Type D :Water reducing and retarding admixture
Adalah bahan tambahan berfungsi ganda mengurangi kebutuhan air dan menghambat
pengikatan beton.
5. Type E :Water reducing and accelerating admixture
Adalah bahan tambah berfungsi ganda yaitu mengurangi kebutuhan air dan mempercepat
pengerasan beton.
6. Type F : Water reducing high range
Yaitu bahan tambah yang berfungsi mengurangi jumlah air pencampuran yang diperlukan
dalam jumlah besar untuk menghasilkan beton yang konsistensinya terentu.
7. Type G : Water reducing high range and retarding
Adalah bahan tambahan yang berfungsi mengurangi jumlah air pencampur dalam jumlah
besar dan memperlambat pengikatan beton.
53
PENGUJIAN KESERAGAMAN BAHAN TAMBAHAN
KIMIA
 Untuk penerimaan bahan tambah kimia perlu dilakukan
pengujian keseragaman terhadap :
 Keseragaman berat jenis ( Specific
gravity ) dimana variasi tidak
diperkenankan lebih 10 % dari sample
awal.
 Endapan dengan kering oven tidak
diperkenankan melebihi 5 %.
 Kadar air maksimum 95 % untuk type A, D,
E dan 88 % untuk type G dan F.

54
Mekanisme chemical addmixture
55
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Fungsi Retarding
Adalah seberapa lama kemampuan memperlama waktu
setting untuk dosis

2. Fungsi Water Reducing


adalah seberapa besar kemampuan mengurangi
kebutuhan air dan waktu penurunan nilai slump beton
untuk tiap dosis.
3. Fungsi Superplasticiser
adalah seberapa besar kemampuan menaikan slump
beton dan waktu penurunan slump beton dengan dosis
tertentu 56
Bahan Tambahan Mineral Pozzolan
 Pozzolan adalah bahan yang mengandung senyawa silika
atau silika alumina dan alumina yang tidak mempunyai sifat
mengikat seperti semen, akan tetapi dalam bentuknya yang
halus dan dengan adanya air, maka senyawa-senyawa
tersebut akan bereaksi dengan kalsium hidroksida pada suhu
normal membentuk senyawa kalsium silikat hidrat (CSH) dan
kalsium hidrat yang bersifat hidrolis dan mempunyai angka
kelarutan yang cukup rendah.

57
STANDAR MUTU POZZOLAN ASTM C-618

 Menurut ASTM C-618, mutu pozzolan dibedakan menjadi


3 kelas, dimana tiap-tiap kelas ditentukan komposisi
kimia dan sifat fisiknya.
 Pozzolan mempunyai mutu yang baik apabila jumlah
kadar SiO2+Al2O3+Fe2O3 tinggi dan reaktivitasnya tinggi
dengan kapur, ketiga kelas pozzolan adalah :
 Kelas N
 Kelas C
 Kelas F

58
1. Kelas N : Pozzolan alam atau hasil pembakaran pozzolan alam yang
dapat digolongkan didalam jenis ini seperti tanah diatomic, opaline cherts
dan shales, tuff dan abu vulkanik atau pumicite, dimana bisa diproses
melalui pembakaran maupun tidak, selain itu juga berbagai material hasil
pembakaran yang mempunyai sifat pozzolan yang baik.
2. Kelas C : Fly ash yang mengandung CaO diatas 10 % yang dihasilkan
dari pembakaran lignit atau sub-bitumen batubara. Fly ash ini mempunyai
sifat sebagi pozzolan, tetapi juga dapat bereaksi langsung dengan air
untuk membentuk CSH, kalsium hidroksida yang mengeras seperti semen.
Sifat ini disebabkan oleh kandungan kalsium yang tinggi, sehingga dalam
penggunaannya fly ash ini dapat memperlambat atau mempercepat waktu
setting , tergantung komposisi penggunaannya.
3. Kelas F: Fly ash yang mengandung CaO kurang dari 10 % beratnya
yang dihasilkan dari pembakaran antrhacite atau bitumen batu bara . Fly
ash ini bersifat seperti pozzolan, tidak dapat mengadakan cementasi
secara langsung dengan air, karena kandungan CaO-nya sedikit. Dengan
kandungan CaO yang kecil maka Ca(Oh)2 yang dihasilkan juga lebih kecil
dibandingkan kelas C. Fly ash jenis ini cenderung memperlambat waktu
setting yang berarti menurunkan kekuatan awal beton.

59
Penghasil Fly
Ash

60
SKEMA DIHASILKANNYA FLY ASH

61
Gambar Fly Ash

62
ALASAN PENGGUNAAN FLY ASH PADA
BETON
Ada beberapa alasan digunakannya fly ash sebagai bahan
campuran beton, yaitu:

1. Umum disyaratkan ACI.318/318R-37,( Building Code


Requirements ),Part 3 ( Construction
Requirements ),Chapter 4 ( Durability Requirements ) dan
ACI 226.3R ( Use of Fly Ash in Concrete )
2. Khusus disyaratkan ACI.207.1R-87 ( Mass Concrete )
bahwa penggunaan fly ash mempunyai pengaruh- pengaruh
positif pada campuran beton

63
PERSYARATAN MUTU POZZOLAN
Data Komposisi Fly ash ex PLTU Suralaya
SPESIFIKASI ASTM
NO URAIAN HASIL UJI
C-618
KIMIA
1 Silicon dioksida,SiO2 50.24
2 Besi III oksida,Fe2O3 4.3
3 Aluminium oksida,Al2O3 34.4
4 Kalsium Oksida,CaO 5.91
5 Magnesium oksida,MgO 1.33
6 Belerang Trioksida,SO3 0.60 <4

7 Loss of Ignition (LOI) 3.11 <6

8 H2O 0.06 <3

9 SiO2+Al2O3+Fe2O3 80.84 > 70

FISIK
1 Sisa diatas ayakan0.045mm,% 19.3 Max. 34 %
2 Strength actyvity 28 days 88 Min of Control 75
%
64
REAKSI KIMIA POZZOLAN (FLY ASH)
 Komponen utama fly ash adalah SiO2, Al2O3, dan Fe2O3, bila
semen portland, air, aggregate dan fly ash bercampur dalam beton
maka terjadi reaksi hidrasi dari senyawa-senyawa semen yang
akan menghasilkan kalsium hidroksida (CaOH) yang mempunyai
sifat merugikan, tapi dengan penggunaan fly ash, CaOH2 akan
bereaksi kembali dengan menghasilkan Calsium Silikat Hidrat
(CSH) yang merupakan unsur penghasil kekuatan beton, Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut :

 SiO2 + Ca(OH)2 + H2O  CaO.SiO2. 2H2O ( CSH )

 Al2O3 + Ca(OH)2 + H2O  CaO.Al2O3.2H2O (CAH )

 Fe2O3 + Ca(OH)2 + H2O  CaO.Fe2O3.2H2O ( CFH )

65
REAKSI KIMIA FLY ASH

Strength

SEMEN AIR Ca(OH)2


limbah

FLY ASH
CSH
SiO2
( Silicon dioksida ) Ca(OH)2
Al2O3 limbah CAH
(Alumunium dioksida)
Fe2O3 CFH
( Besi Oksida )
66
Fly ash showing at 2000 magnification
(CI 232.2R-96)

67
PERBEDAAN BENTUK CEMENT, FLY ASH,
Dan SILICA FUME

68
PENGARUH PEMAKAIAN FLY ASH PADA
BETON

1. Pengaruh terhadap beton segar

2. Pengaruh terhadap beton keras

3. Pengaruh terhadap Durabilitas beton

4. Pengaruh Terhadap Mass Concrete

69
1. Pengaruh terhadap beton
segar
Dari karakteristik yang dipunyai fly ash akan memberikan
pengaruh – pengaruh terhadap beton segar sebagai berikut :
 Meningkatkan workability yang dikarenakan sifat fisik fly
ash yang halus menjadikan beton lebih plastis dan
cohesive
 Mengurangi bleeding yang dikarenakan kehalusan fly ash
maka kebutuhan air akan lebih kecil sehingga water
cementitious ratio akan lebih terkontrol dan memperkecil
kemungkinan bleeding
 Mudah dipompa karena plastis dan cohesive.
 Memperlama waktu setting yang dikarenakan pemakaian
fly ash akan memperkecil kandungan semen yang berarti
memperkecil kandungan C3A.
 Mereduksi panas hidrasi yang ditimbulkan C3A dan C3S
pada kandungan semen
 Mudah difinishing karena waktu setting lebih lama. 70
2. Pengaruh terhadap beton
keras
Sedangkan efek terhadap beton setelah mengeras
sangatlah banyak, namun yang paling pokok dalam hal ini
adalah efek terhadap durabilitas beton seperti :
 Meningkatkan kuat tekan dan perkembangan
kekuatan yang cukup signifikan setelah umur 28
hari.
 Tahan terhadap serangan sulfat
 Perlindungan terhadap korosi dan rembesan
 Mengurangi reaksi dari alkali yang ada pada semen
terhadap agregate reaktif

71
3. Pengaruh terhadap Durabilitas
beton
• Pada prinsipnya serangan sulfat maupun air
laut terhadap beton adalah menyerang C3A
dan Ca(OH)2 dengan membentuk gypsum
dan ettringite yang mempunyai sifat
exspansive , maka untuk mengurangi
serangan ini dipilih semen yang memiliki
unsur C3A dan Ca(OH)2 rendah , yaitu
semen tipe II,IV dan V, atau digunakan
semen dicampur dengan fly ash. Beton Rusak Akibat
• Disamping kandungan C3A masing - masing Serangan Sulfat
semen dibatasi , maksimum 5 % untuk
semen type V dan maksimum 8 % untuk
semen type II.
• Dari beberapa experience membuktikan
penggunaan fly ash sangat efektif untuk
meningkatkan ketahanan beton terhadap
serangan zat - zat yang destructive.
( ACI.201-2R-10)
72 Korosi Tulangan pd Beton
4. Pengaruh Terhadap Mass
Concrete
 Semen dengan kekutan tinggi pada umur awal akan
menghasilkan puncak temperature ( peak temperatur )
beton yang semakin tinggi selama curing awal , sehingga
tidak disarankan menggunakan semen tipe ini untuk
pengecoran mass concrete.
 (ACI 207.1R.7) menyarankan menggunakan semen
type .IV untuk pengecoran mass concrete atau
digunakannya fly ash sebagai upaya mengurangi
kandungan C3A dan C3S yang merupakan unsur utama
yang menghasilkan panas hidrasi yang dapat menimbulkan
retak ( crack ) pada beton , disamping akan memberikan
pengaruh – pengaruh positif terhadap sifat beton terutama
dalam hal durabilititas

73
PERKEMBANGAN KUAT TEKAN BETON DENGAN FLY ASH
20 %

GRAFIK PERKEMBANGAN KUAT TEKAN BETON SAMPAI 28 HARI

120

56
100
SEK A LA K U AT TEK

FLY ASH 20 %
80

60
NON FLY ASH

40

20

0
0 10 20 30 40 50 60
UMUR ( HARI )

74
Bahan Tambahan Mineral Slag Semen

termasuk dalam GGBFS (Ground


Granulated Blast-Furnace Slag) menurut ACI 233R-95, adalah
merupakan terak tanur tinggi
pembakaran dari logam atau besi
dengan temperatur sekitar 1500 oC

SLAG SEMEN dibedakan menjadi beberapa kelas


(grade) berdasarkan activity index,
yaitu; grade 80, grade 100, dan
grade 120.
dapat bereaksi dengan air
75
76
Spesifikasi masing-masing grade menurut ASTM C.989-95
adalah sebagai berikut :

Physical Requirements (ASTM C.989-95)


Item
Fineness
amount retained when wet screened on a 45 μm (No.325) sieve, m (No.325) sieve,
20
max %
Spesific surface by air permeability, method C 204 shall be

determined and reported although no limits are required
Air content of Slag Mortar, max % 12
Average of
Last Five Any Individual
Consecutive Sample
Samples
Slag Activity Index, min %
7-Day Index
Grade 80 … …
Grade 100 75 70
Grade 120 95 90
28-Day Index
Grade 80 75 70
Grade 100 95 90
Grade 120 115 110 77
Spesifikasi Umum menurut ASTM C.989-95 dan ACI 233R-95
adalah sebagai berikut :

Chemical Requirements (ASTM C.989-95 and ACI 233R-95)


ASTM C.989-95
Sulfida sulfur (S), max % 2.5
Sulfate ion reported as SO3, max % 4.0

Total Alkalies (Na2O + 0.658 K2O) min % 0.60


max % 0.90
Compressive Strength, Mpa, min, 28 days 35 (5000 psi)

ACI 233R-95
Chemical consistuents (as oxides)* Range of composition percent by mass
SiO2 32 - 42
Al2O3 7 - 16
CaO 32 - 45
MgO 5 - 15
S 0.7 - 2.2
Fe2O3 0.1 - 1.5
MnO 0.2 - 1.0 78
* Except for sulfur
Perbandingan komposisi kimia Portland Cement, Slag
Cement dan Flyash

79
PERBANDINGAN KUAT TEKAN

600

500
24 jam
Kuat Tekan (kg/c

400 3 hari
7 hari
300
28 hari

200

100

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Prosentase Slag Cement (%)

Kesimpulan: bahwa optimum penggunaan slag cement adalah 30%


slag cement dengan 70% semen.

80
Korelasi w/c terhadap Kuat Tekan Penggunaan Slag Cement 30%
kombinasi Flyash :
-0.0017x
Korelasi w/c terhadap Kuat Tekan y = 1.242e
2
R =1
-0.0017x
0.800 y = 1.0409e
2
R =1
-0.0017x
0.700 y = 1.2519e
2
R = 0.9994
0.600 y = 1.291e
-0.0016x

2
R = 0.9926
w/c

0.500 -0.0016x
y = 1.2802e
2
R = 0.995
0.400
-0.0016x
y = 1.2534e
2
0.300 R = 0.9965
Master Slag 20%
Master Fa 20%
0.200
Slag 30% + Fa 0%
100 200 300 400 500 600 700 800 Slag 30% + Fa 5%
Slag 30% + Fa 10%
Kuat Tekan (kg/cm2) Slag 30% + Fa 20%

Kesimpulan: Kuat tekan Optimum diperoleh slag cement jika dikombinasi


dengan fly ash adalah 30% slag cement + 5%FA + 65% semen.
81
PROSEDUR INSPEKSI & PENGETESAN BARANG
DATANG PQ.LAB-001

82
MAKSUD DAN TUJUAN 83

 Terseleksinya material beton yang digunakan sesuai


spesifikasi
 Dapat menilai kondisi material dari waktu ke waktu (mampu
telusur)
 Menghasilkan mutu produk sesuai spesifikasi

83
JENIS INSPEKSI & TEST PENERIMAAN BAHAN

1. Lengkap sesuai spesifikasi ASTM


 Material Jenis baru/sumber baru 3. Periodik bulanan/per 3000 m3
 Periodik tiap 6 bulanan material alam & MATERIAL ALAM
 Berat jenis dan penyerapan
pabrikan.
 Periodik 1 tahun, air campuran beton  Gradasi/FM

 Out put data,  Kadar lumpur


 Unit weight
1. Hasil test
2. Master sample MATERIAL PABRIKAN
 Mild certificat
> Out put data ; Hasil test & Mild
2. Periodik harian/per pengiriman
Certificate
 Visual dibandingkan master sample
 Kadar lumpur pasir dengan gelas ukur
secara random
 Berat jenis admixtur dibandingkan dengan
mild cet
Out put data : Chek list incoming
84
FLOW CHART ACTIVITY
INPUT PERMINTAAN
SURVEY START
LOG MAT. DATANG

TREATMENT

NO/CATATAN
CEK VISUAL TEST
TOLAK
TE MATERIAL LENGKAP MASTER
BANDINGKAN
BARU /6 BLN SAMPEL NO?
MASTER SAMPEL

TES MATERIAL TIAP


OK/SESUAI MS?
3000 M3

DITERIMA SESUAI
PQ.LOG OO2

EVALUASI
MASUK STOCK
VENDOR

85
1.RENCANA INSPEKSI DAN PENGUJIAN.
Penerimaan Material / Bahan Datang.

Cara Toleransi Alat Yang Penanggung


Jenis Kriteria Frekuensi
No. Pemeriksaan Penerimaan Digunakan Jawab

I. Fine Aggregate / Aggregate Halus (Pasir).

Dibandingkan terhadap Sesuai dengan PQ.LAB-


1. Visual. Sesuai / tidak Setiap truck datang Master sampel & penglihatan Laboratorium teknik
master sampel. 003

Sesuai dengan WQ.LAB-


Material lolos ayakan Sesuai dengan PQ.LAB-  5% baik Per 3.000 m3 atau Sesuai dengan WQ.LAB-004
2. 004 Laboratorium teknik
no. 200 003 > 5% reject setiap bulan ASTM C.117-95
ASTM C.117-95

 2.5 baik
Sesuai dengan WQ.LAB-
Berat jenis Sesuai dengan PQ.LAB- < 2.5 reject Per 3.000 m3 atau Sesuai dengan WQ.LAB-002
3. 002 Laboratorium teknik
Penyerapan 003  4% baik setiap bulan ASTM C.128-93
ASTM C.128-93
> 4% reject

Sesuai dengan WQ.LAB- FM 2.3 – 3.1 baik


Keluar range down Sesuai dengan WQ.LAB-003
003 Sesuai dengan PQ.LAB- Per 3.000 m3 atau
4. Sieve analysis grage ASTM C.136-95 Laboratorium teknik
ASTM C.136-95 003 setiap bulan
ASTM C.33-93
ASTM C.33-93

II. Coarse Aggregate / Aggregate Kasar (Split).

Dibandingkan terhadap Sesuai dengan PQ.LAB-


1. Visual. Sesuai / tidak Setiap truck datang Master sampel & penglihatan Laboratorium teknik
master sampel. 003

Sesuai dengan WQ.LAB-


Material lolos ayakan Sesuai dengan PQ.LAB-  1% baik Per 3.000 m3 atau Sesuai dengan WQ.LAB-004
2. 004 Laboratorium teknik
no. 200 003 > 1% reject setiap bulan ASTM C.117-95
ASTM C.117-95

 2.5 baik
Sesuai dengan WQ.LAB-
Berat jenis Sesuai dengan PQ.LAB- < 2.5 reject Per 3.000 m3 atau Sesuai dengan WQ.LAB-001
3. 001 Laboratorium teknik
Penyerapan 003  2.5% baik setiap bulan ASTM C.127-93
ASTM C.127-93
> 2.5% reject

Sesuai dengan WQ.LAB- Keluar range down


grage Sesuai dengan WQ.LAB-003
003 Sesuai dengan PQ.LAB- Per 3.000 m3 atau
4. Sieve analysis Over size < 5% baik ASTM C.136-95 Laboratorium teknik
ASTM C.136-95 003 setiap bulan
ASTM C.33-93
ASTM C.33-93

III. Semen.

Dibandingkan terhadap Sesuai dengan PQ.LAB-


1. Visual. Sesuai / tidak Setiap truck datang Master sampel & penglihatan Laboratorium teknik
master sampel. 003

IV. Admixture / Additive.

Dibandingkan terhadap Sesuai dengan PQ.LAB-


1. Visual. Sesuai / tidak Setiap truck datang Master sampel & penglihatan Laboratorium teknik
master sampel. 003

V. Air Untuk Beton.

Sesuai dengan Sesuai dengan PQ.LAB- Sesuai dengan Laboratorium


1. Visual. Sesuai / tidak Setiap 6 bulan sekali
ASTM C.94-94 003 ASTM C.94-94 independent
86
Form Inspeksi dan Test Material

Maksud dan Tujuan

1. Sebagai bukti telah dilakukan


inspeksi dan test terhadap
material masuk.
2. Sebagai record catatan mutu
dan tindaklanjut jika terjadi
NC
3. Sebagai dasar untuk
dilakukannya evaluasi
terhadap vendor.

87
Form Inspeksi Aggregate secara Visual

Maksud dan Tujuan

1 Sebagai bukti telah dilakukan inspeksi visual terhadap setiap


pengiriman bahan yang masuk
2.Sebagai data untuk mampu telusur jika terjadi NC produk
3.Sebagai kontrol terhadap aktifitas pengadaan
88
Form Inspeksi Semen & Flyash secara Visual

89
Form Inspeksi Air & Admixture secara Visual

90
PROSEDUR INSPEKSI MUTU BETON DI
PLANT & PROYEK
PQ. LAB - 002

91
Maksud dan Tujuan

Memastikan produk beton sesuai


dengan spesifikasi

92
Form Kalibrasi Timbangan Batching Plant

Maksud & Tujuan

1.Memberikan suatu tingkat keyakinan


terhadap keakurasian alat yang di
Gunakan
2. Mampu telusur terhadap NC produk

FREKWENSI KALIBRASI

• 1 TAHUN 1 X atau jika ada


perbaikan, pindah tempat.(Lab
External )
• 3 Bulan 1 X atau jika ada perbaikan,
pindah tempat.(Lab Internal )

93
Form Test kadar Air Aggregate
FORM PEMERIKSAAN KADAR AIR FINE & COARSE AGGREGATE
Plant : PULOGADUNG
Maksud & Tujuan Bulan :APRIL 2007
No Tanggal Jam A B C D E F ttd.
Test (B - A) (C - A) ((D-E)/ Ex100) Tehnisi
1 Sebagai dasar mengkoreksi Gram Gr am Gr am Gr am Gr am % Lab.

mastermix dari kondisi ssd


terhadap material kondisi
lapangan.
2 Mencegah terjadinya NC
produk.

Frekwensi

• Tiap pagi, siang dan malam


atau ada perubahan cuaca
DOC.W311-Q505/1.0/8.1
Keter angan :
A : Ber at wadah
B : Ber at wadah + Coar se Aggr egate sebelum diker ingkan
C : Ber at wadah + Coar se Aggr egate setelah diker ingkan
D : Ber at Coar se Aggr egate sebelum diker ingkan
E : Ber at Coar se Aggr egate setelah diker ingkan
F : Pr osentase kadar air

94
Form Jobmix Formula

Maksud dan Tujuan

1. Sebagai acuan operator BP


Untuk melaksanakan produksi
2. Mampu telusur terhadap NC
produk

95
Form Perbaikan Slump
Maksud & Tujuan

1. Sebagai dasar melakukan corective action


Terhadap NC produk ( ketidaksesuaian slump
2. Data mampu telusur terhadap NC produk

96
Form Test Yield
Maksud dan Tujuan

1. Memberikan keyakinan terhadap


keakurasian job mix yang dibuat
terhadap volume dan slump.
2. Sebagai indikator terhadap terjadi-
nya penyimpangan,kondisi alat,
material, penimbangan

Frekwensi.

• Setiap awal produksi untuk setiap


mutu
• atau jika diperlukan

97
Form Pembuatan Benda Uji

Maksud & Tujuan


1. Sebagai data inspeksi dan test dalam proses di plant atau di lapangan
2. Sebagai data untuk mampu telusur jika terjadi nc produk

98
Form Test Benda Uji
Maksud & Tujuan
1. Sebagai data/rekaman aktifitas pengujian benda uji beton.
2. Sebagai data mampu telusur jika terjadi NC produk
LAPORAN HASIL TEST COMPRESSIVE STRENGTH BENDA UJI BETON
PROYEK :
KONTRAKTOR :
NO. TANGGAL MUTU UMUR SLUMP KODE BENDA UJI BERAT BENDA UJI PENAMPANG BEBAN KUAT TEKAN * KETERANGAN
COR TEST (K) (hari) (cm) (kg) Ø (cm) T (cm) (cm²) (kN) (kg/cm²)

ket : Tanda * menunjukkan benda uji sudah dikonversikan dalam kubus 15 cm x 15 cm x 15 cm Catt : 1 kN = 102 kg
Ga m b a r Tip e Reta k (Fra c ture ) Jakarta , ............
LABORATORIUM MATERIAL BETON

(a )
(Cone)
(b) (c)
(C one & Sp lit) (Co ne & Shea r)
(d)
(Shea r)
(e)
(C olum na r)
( ................... )
Laboratorium Teknik
99
Form Laporan Test ke Pelanggan

100
Form Master Mix-Design
Contoh form mastermix design
PT. ADHIMIX PRECAST INDONESIA
PLANT

TRI AL MI X STANDAR MASTER M IX DESIGN CONCRETE PLANT


Alternatif ke 7 : BNK70% BSM 100%FA30% (SF 5%)

No M utu Slump Deviasi Target Fas S/A Komposisi M aterial ( SSD ) Admixture Berat beton Harga
(K) ( cm ) kg/cm² kg/cm² (% ) Sementious Semen Fly Ash Abu Batu Pasir BNK Split 1/2.5 Split 2-3.5 Air Bebas Type F Type D Type G kg/m3 Rp/m3
kg/m3 kg/m3 kg/m3 kg/m3 kg/m3 kg/m3 kg/m3 lt/m3 lt/m3 lt/m3 lt/m3
1 100 12±2 30 149 0,729 47 239 167 72 266 626 1021 0 174 0 0,72 0 2.327 272.609
2 125 12±2 30 174 0,699 46 251 176 75 261 614 1023 0 176 0 0,75 0 2.325 277.469
3 150 12±2 30 199 0,670 46 265 186 80 255 601 1024 0 178 0 0,80 0 2.323 282.605
4 175 12±2 30 224 0,642 45 279 196 84 250 588 1023 0 179 0 0,84 0 2.321 288.031
5 200 12±2 30 249 0,615 45 294 206 88 245 576 1022 0 181 0 0,88 0 2.319 293.762
6 225 12±2 30 274 0,590 44 310 217 93 240 564 1020 0 183 0 0,93 0 2.317 299.812
7 250 12±2 30 299 0,565 44 327 229 98 235 552 1017 0 185 0 0,98 0 2.315 306.197
8 275 12±2 30 324 0,542 44 344 241 103 230 540 1013 0 186 0 1,03 0 2.313 312.935
9 300 12±2 30 349 0,519 43 362 254 109 225 528 1007 0 188 0 1,09 0 2.312 320.042
10 325 12±2 30 374 0,498 43 382 267 115 220 516 1001 0 190 0 1,15 0 2.310 327.538
11 350 12±2 30 399 0,477 42 402 281 121 215 505 994 0 192 0 1,21 0 2.308 335.441
12 375 12±2 30 424 0,457 42 423 296 127 210 493 986 0 193 0 1,27 0 2.306 343.772
13 400 12±2 30 449 0,438 42 446 312 134 205 481 976 0 195 0 1,34 0 2.305 352.553
14 425 12±2 30 474 0,420 41 469 329 141 200 470 966 0 197 0 1,41 0 2.303 361.805
15 450 12±2 30 499 0,402 41 494 346 148 195 458 955 0 199 0 1,48 0 2.301 371.552
16 475 12±2 30 524 0,386 41 520 364 156 190 446 942 0 201 0 1,56 0 2.300 381.819
17 500 12±2 30 549 0,370 40 548 383 164 185 434 928 0 202 0 1,64 0 2.298 392.631
18 525 12±2 30 574 0,354 40 576 403 173 180 422 913 0 204 0 1,73 0 2.297 404.017
19 550 12±2 30 599 0,339 40 607 425 182 174 410 897 0 206 0 1,82 0 2.296 416.003

DATA M ATERIAL

NO JENIS ASAL BERAT ABSORPSI BERAT I SI PEM AKAI AN HARGA M AX SI ZE PAS 30


SUPLI ER JENIS % kg/m3 % Rp mm % PULOGADUNG, 5 Desember 2007
1 SEM EN INDO 3,15 0,7 617 Menyetujui Laboratorium
2 FLY ASH SURALAYA 2,1 0,3 122
3 PASI R 1 abu 2,56 3,76 1430 30 95000 33,2
4 PASI R 2 BANGKA P 2,58 1,75 1450 70 133000 50,2
5 SPLI T 1-2 BATU SM 2,61 2,03 1410 100 112000 25
6 SPLI T 2-3.5 PWKT 2,58 1,46 1410 0 56000 35
7 AD F HENKEL 1,2 6120 Puguh Karsono
8 ADD G POZZOLITH 1,08 1890 ( Pembina Mutu )
9 ADD D 1,2 3500

101
PROSEDUR EVALUASI,
PENGENDALIAN & PENERIMAAN
MUTU BETON
PQ.LAB – 001

102
Maksud dan Tujuan

• Mengendalikan kualitas produk yang dihasilkan


• Improvement terhadap campuran
• Improvement terhadap proses
• Efisiensi
• Mencegah terjadi non conforment (ketidaksesuaian produk)
produk

103
Evaluasi Mastermix Rencana vs Realisasi

KORELASI W/C THD STRENGTH


800
STRENG TH

700

600

500

400

300

200

100
0.20 0.30 0.40 0.50 0.60
W/C 0.70 0.80 0.90 1.00

Rencana Real Realisasi

104
Form Master Record
Maksud dan Tujuan

1. Sebagai kumpulan data- data mutu untuk mempermudah pengendalian.

105
Form Kontrol Mutu
Maksud & Tujuan

1. Sebagai alat monitoring perkembangan (trend ) mutu produk secara lebih awal
2. Sebagai alat monitoring efektifitas hasil perbaikan.

106
Form Evaluasi Mutu
Maksud dan Tujuan

1. Evaluasi terhadap pencapaian target-target mutu yang telah direncanakan melalui mix
design.
2. Mengevaluasi pencapaian mutu terhadap kriteria yang ditetapkan oleh pelanggan.
3. Sebagai alat bantu untuk menganalisa penyebab NC mutu, seperti karena alat, orang,
material, lingkungan, methode.

107
Form Analisa Mutu
Maksud dan tujuan

1. Sebagai sarana untuk merencanakan tindakan corrective , preventive dan


improvement mutu produk.
2. Sebagai sarana untuk monitoring pelaksanaan corrective, preventif dan
improvement mutu produk.

108
Form Penilaian Mutu

Maksud dan Tujuan

1. Sebagai alat untuk


mengukur kinerja
proses produksi beton.

109
GAMBARAN KONSISTENSI PELAKSANAAN SISTEM
PENGENDALIAN MUTU
 Sample uji mampu menjawab semua pertanyaan ( mampu telusur )

Komposisi rencana & Apa pasir yg dipakai ?


ralisasi ?

Berapa kadar lumpur pasir ?


Berapa Test Yield ?

Berapa LOI Fly ash ? Semen produk mana yg


dipakai ?

Jam Berapa dibuat


Berapa Test slump, dll ?
dan oleh Siapa ?
110
PROSEDUR
PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN SISTIM
MUTU
PQ.SIS-001

111
MAKSUD DAN TUJUAN

Untuk menjamin terimplementasikannya sistim


mutu di plant dan proyek secara konsisten.

112
113
114
115
116
CATATAN PENGENDALIAN SISTEM MUTU
117

Audit tidak hanya dilakukan secara administratif


saja, akan tetapi dapat dilakukan secara
langsung pelaksanaan.

117
CONTOH CHEK LIST PELAKSANAAN PROSEDUR
MUTU
NO Aktifitas DWH KBJ CBT CKG PGD LA TA TAB KMY BSD

Tanggal chek list 7/5 22/4 23/4 24/4 2/5 4/5 26/4 17/4 21/4
1 Incoming inspeksi dan test barang
datang

2 Stock material tidak tercampur


dilakukan

3 Inspeksi dan Test proses di plant


atau lapang dilakukan

4 Test yield dilakukan

5 Job Mix Sesuai Mastermix atau ada


dasar improvment

6 Catatan kondisi cuaca/rekaman


aktifitas lapangan dilakukan

7 Grafik Kontrol mutu per jobmix


umur 7 hari dilakukan

8 Evaluasi 28 hari
perjobmix,perproyek dilakukan

10 Tersedia pembahasan mutu/notulen

11 Tersedia rencana perbaikan mutu

12 Dijalankan rencana perbaikan mutu

Dijalankan konsisten Tidak konsisten Tidak dijalankan 118

Anda mungkin juga menyukai