Hemoptisis adalah ekspektorasi darah atau dahak yang mengandung bercak darah dan berasal dari
saluran napas bawah.
Hemoptisis masif adalah batuk darah antara >100 sampai >600 mL dalam waktu 24 jam.
Penting bedakan bahwa darah berasal dari saluran napas dan bukan dari traktus gastrointestinal.
Darah yang berasal dari gastrointestinal berwana hitam kemerahan dan pH-nya asam, sebaliknya
pada hemoptisis darah merah terang dan ph-nya alkali.
Saluran napas dan paru2 terutama diperdarahi oleh sistem arteri-vena pulmonalis dan sistem arteri
bronkialis yang berasal dari aorta. Dari kedua sistem ini perdarahan pada sistem arteri bronkialis
lebih sering terjadi.
Penyebab hemoptisis secara umum dapat dibagi menjadi empat, yaitu infeksi, neoplasma, kelainan
kardiovaskular dan hal lain-lain yang jarang kejadiannya. Infeksi adalah penyebab tersering
hemoptisis, tuberkulosis adalah infeksi yang menonjol.
Pada tuberkulosis, hemoptisis dapat disebabkan oleh kavitas aktif atau oleh proses inflamasi
tuberkulosis di jaringan paru. Apabila tuberkulosis berkembang menjadi fibrosis dan perkijuan, dpat
terjadi aneurisma arteri pulmonalis dan bronkiektasis yang akan mengakibatkan hemoptisis pula.
2. Kelainan paru seperti bronchitis, bronkiektasis, emboli paru, kistik fibrosis, emfisema
bulosa
aorta
limfangiografi
Penelitian yang dilakukan di RS persahabatan oleh Retno dkk : 323 pasien hemoptisis di IGD RS
Persahabatan didapatkan TB paru 64,43 %, bronkiektasis 16,71 % , karsinoma paru 3,4 % dan
Maria : 102 pasien hemoptisis rawat inap dan IGD RS Persahabatan didapatkan TB paru 75,6 %,
bekas TB paru 16,7 %, bronkiektasis 7,8 %
http://jurnalrespirologi.org/jurnal/April09/HEMOPTISIS%20editorial.pdf
Pada tuberkulosis, hemoptisis dapat disebabkan oleh kavitas aktif atau oleh proses inflamasi
tuberkulosis di jaringan paru. Apabila tuberkulosis berkembang menjadi fibrosis dan
perkejuan, dpat terjadi aneurisma arteri pulmonalis dan bronkiektasis yang akan
mengakibatkan hemoptisis pula.
· Deskripsi hemoptisis
- blood-streaking dengan sputum mukopurulen atau purulen bronkitis
- Produksi sputum kronik dg perubahan kuantitas dan gambaran sputum
bronkitis kronik eksaserbasi akut.
- Demam dengan blood-streaked purulent sputum pneumonia
- sputum yang berbau busuk abses paru
- produksi sputum kronik dan banyak bronkiektasis
- Pleuritic chest pain akut dan dispneu dengan hemoptisis emboli paru.
2. Kenapa pasien nafsu makan turun, berat badan turun dan berkeringat malam hari?
3. Kenapa dilakukan pemeriksaan dahak 3 kali?
3 sampel sputum unt diagnosis tuberkulosis ``on the spot``, ``early morning``, ``on the spot``
Apex : Tekanan O2 lebih tinggi dari bagian lain dan kuman TB itu aerob jadi lebih senang jaringan
yang tinggi kandungan O2.
Karena didaerah tersebut terjadi peradangan dan terdapat infiltrat peradangan, maka bila di perkusi
akan redup.
BTA positif.
aktif.
a. Kasus baru
anti tuberkulosis (OAT) atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu
bulan.
lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif atau biakan
positif.
d. Kasus gagal
• Adalah pasien BTA positif yang masih tetap positif atau kembali
menjadi positif pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir
pengobatan).
• Hasil pemeriksaan BTA negatif (biakan juga negatif bila ada) dan
mendapat pengobatan OAT 2 bulan serta pada foto toraks ulang tidak
lain selain paru, misalnya pleura, kelenjar getah bening, selaput otak, perikard,
tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin dan lain-lain
(PDPI, 2006).
penyakitnya, yaitu:
a. TB ekstra-paru ringan
b. TB ekstra-paru berat
duplex, TBC tulang belakang, TBC usus, TBC saluran kencing dan alat
• inspeksi: kalau sudah parah paru-paru yang terkena akan terlihat tertinggal saat bernapas,
konjungtiva mata terlihat pucat, berat badan turun
• perkusi: redup (infiltrat luas, schwarte), hipersonor (kavitas yang besar) , pekak (efusi
pleura).
• auskultasi: vesikuler melemah (schwarte),suara amforic (kavitas yang besar), nafas bronkial
(infiltrat yang luas), suara nafas lemah sampai hilang (efusi pleura), ronki basah halus
Laboratorium
• Darah, analisis gas darah, kimia darah, urin, LCS, cairan pleura, tuberkulin
Uji Serologik
• PAP-TB
• TB-EIA
Pemeriksaan Histopatologik
• TB aktif
• TB sembuh
• Pemeriksaan Mikrobiologik
• Px mikroskopik biasa
• Px mikroskopik fluororescensi
• Px biakan kuman
• Px dg cara BACTEC
• Pemeriksaan Radiologik
• Tomografi, fluoroskopi
• Lain-Lain
• Bronkoskopi
• USG
• CT scanning dada
• Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :
• Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.
Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir,
sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.
• Meskipun demikian, pengobatan TBC paru-paru hampir selalu menggunakan tiga obat yaitu
INH, rifampisin dan pirazinamid pada bulan pertama selama tidak ada resistensi terhadap
satu atau lebih obat TBC primer ini.
“DOTS”
• - Pemberian etambutol diawali dengan dosis yang relatif tinggi untuk membantu
mengurangi jumlah bakteri dengan segera. Setelah 2 bulan, dosisnya dikurangi
untuk menghindari efek samping yang berbahaya terhadap mata.
• - Panduan obat untuk orang dewasa yang dianjurkan oleh Program P2M adalah sebagai
berikut :
• a. Panduan obat jangka panjang terdiri dari streptomisin, INH + B6, dan pirazinamida untuk
jangka pengobatan 12 bulan.
• Cara pemberian :
• § tahap intensif : pengobatan setiap hari kerja selama 4 minggu (24 kali pengobatan)
berupa : streptomisin 0,75 mg, INH 400 mg, Vit. B6 10 mg dan pirazinamida 1 gram
selama 8 minggu (48 kali pengobatan).
• b. Panduan obat jangka pendek terdiri dari rifampisin, etambutol, INH dan Vit. B6 untuk
jangka pengobatan 6 – 9 bulan.
• Cara pemberian :
• § tahap intensif :
pengobatan setiap hari kerja selama 4 minggu (24 kali pengobatan) berupa:
rifampisin 450 mg, etambutol 1 gram, INH 400 mg ditambah Vit. B6 10 mg.
• § tahap
berselang : pengobatan dilanjutkan 2 kali seminggu selama 22 minggu (44 kali
pengobatan) berupa: rifampisin 600 mg, INH 700 mg ditambah Vit. B6 10 mg.
• § Wanita yang
dalam pengobatan jangka pendek sebaiknya tidak
• menggunakan
pil atau suntikan KB karena keampuhan pil dan suntikan KB dapat berkurang
sehingga dapat terjadi kehamilan.
• § Penderita
harus diberitahu bahwa rifampisin menyebabkan warna merah pada air liur, air
mata, dan air seni.
• § Pengobatan
jangka pendek ini tidak boleh diberikan pada wanita hamil dan wanita yang sedang
menyusui.
• - Khusus pengobatan TB pada penderita anak diperlukan kerja sama yang baik dengan orang
tua pasien karena angka drop out cukup tinggi.
• Non farmakologis
• Memelihara daya tahan tubuh dgn pola hidup sehat, makan yg baik, olahraga, dan cukup
istirahat.