Askep Kom Fix Yudit BAB 123
Askep Kom Fix Yudit BAB 123
OLEH :
YUDITH ZULKARNAEN
070117A014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak
penyakit penular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum banyak
tertangani, di lain pihak telah terjadi peningkatan kasus penyakit tidak menular (PTM)
yang banyak disebabkan oleh gaya hidup karena urbanisasi, modernisasi, dan globalisasi.
Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan saluran pencernaan yang paling sering
terjadi (Gustin, 2012). Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya gastritis
diantaranya yaitu pengetahuan dan upaya untuk mencegah terjadinya gastritis.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behaviour). Upaya pencegahan merupakan perilaku yang memerlukan
totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang juga merupakan respon seseorang
terhadap objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan dan minuman, serta lingkungan (Notoatmodjo, 2010). Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Zilmawati (2007) pengetahuan mempunyai hubungan yang bermakna
terhadap gejala gastritis, dengan adanya pengetahuan tentang proses terjadinya gastritis,
faktor penyebab, rawatan yang tepat, masalah gejala gastritis yang dihadapi oleh individu
dapat diatasi.
Penyakit gastritis dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dari semua tingkat
usia maupun jenis kelamin tetapi dari beberapa survey menunjukkan bahwa gastritis paling
sering menyerang usia produktif, misalnya survei yang dilakukan oleh Fakultas
Kedokteran Universitas ndonesia (FKUI) belum lama ini, sekitar 60 persen penduduk
Jakarta yang termasuk dalam usia produktif sudah terkena maag (gastritis). Bahkan, pada
anak-anak sendiri sudah ada sekitar 27 persen yang menderita gastritis.Hal tersebut diduga
karena tingginya masih banyak masyarakat, khususnya anakanak muda, yang menganggap
sepele keberadaan penyakit maag (Wibowo, 2015).Pada usia produktif masyarakat rentan
terserang gejala gastritis, dari tingkat kesibukan serta gaya hidup yang kurang
memperhatikan kesehatan serta stres yang mudah terjadi akibat pengaruh faktor-faktor
lingkungan yang bisa menyebabkan munculnya gejala gastritis. Meskipun itu tidak jarang
masyarakat masih beranggapan bahwa gastritis timbul hanya karena factor asupan
makanan atau telat makan.
Penyebab gastritis menurut Misnadiarly (2009) antara lain oleh iritasi, infeksi,dan
atropi mukosa lambung. Dimana faktor-faktornya berawal dari factor stres, alkohol, infeksi
Helicobacter pylori dan Mycobacteria spesies, serta obat-obatan seperti NSAIDs
(Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs), dan lain-lain yang dapat mengiritasi mukosa
lambung. Gejala yang umum muncul pada penderita gastritis yaitu nyeri ulu hati, rasa tidak
nyaman sampai nyeri pada saluran pencernaan terutama bagian atas, rasa mual, muntah,
kembung, lambung terasa penuh, disertai sakit kepala. Gejala ini bisa menjadi akut,
berulang dan kronis. Kekambuhan penyakit gastritis atau gejala muncul berulang karena
salah satunya dipengaruhi faktor kejiwaaan atau stres.
Penyakit gastritis atau maag merupakan penyakit saluran pencernaan bagian atas
yang banyak dikeluhkan dimasyarakat dan paling banyak ditemukan di bagian
gastroenterologi, diperkirakan hampir semua penderita gastritis mengalami kekambuhan.
Salah satu faktor yang dapat menimbulkan munculnya gejala gastritis adalah stress dan
kebiasaan mengkonsumsi makanan yang bisa meningkatkan asam lambung (Maulidah,
2006).
Berdasarkan data dari profil dinas kesehatan nasional pada tahun 2010 gastritis
merupakan 10 besar penyakit dengan posisi peringkat ke 5 pasien rawat inap dan posisi ke
6 rawat jalan di rumah sakit. Rata-rata pasien yang datang ke unit pelayanan kesehatan
baik di Puskesmas maupun Rumah Sakit mengalami keluhan yang berhubungan dengan
nyeri ulu hati. Sedangkan data dari dinas kesehatan kota Semarang tahun 2010 tercatat
sebanyak 29.292 pasien gastritis yang mendatangi Puskesmas untuk melakukan
pengobatan sedangkan tahun sebelumnya yaitu tahun 2009 tercatat 22.785 kasus gastritis
di Puskesmas kota Semarang.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan komunitas pada kesehatan kerja pada di komunitas
pekerja di Desa Langensari Timur RW 03 RT 1 & 2 Kelurahan Langensari Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang?
C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang pengertian gastritis
2. Menjelasakan mengenai klasifikasi gastritis
3. Menjelasakan mengenai etiologi gastritis
4. Menjelasakan mengenai patofiologi gastritis
5. Menjelaskan mengenai manifestas klinik gastritis
6. Menjelaskan mengenai penatalaksanaan gastritis
7. Menjelasakan mengenai diet pada gastritis
8. Menjelaskan Jenis makanan dan minuman untuk pasien gastritis
9. Menjelaskan tentang fungsi dan tugas perawat dalam keselamatan dan kesehatan kerja
10. Menjelaskan tentang diagnosis spesifik penyakit akibat kerja
11. Menjelaskan tentang penerapan konsep lima tingkatan pencegahan penyakit pada
penyakit akibat kerja
12. Menjelaskan tentang promosi kesehatan dalam kesehatan dan keselamatan kerja
13. Menjelaskan tentang asuhan keperawatan komunitas pada kesehatan kerja di
komunitas pekerja
D. Manfaat
1. Untuk Mengetahui tentang pengertian gastritis
2. Untuk Mengetahui tentang klasifikasi gastritis
3. Untuk Mengetahui tentang etiologi gastritis
4. Untuk Mengetahui tentang patofiologi gastritis
5. Untuk Mengetahui tentang manifestas klinik gastritis
6. Untuk Mengetahui tentang penatalaksanaan gastritis
7. Untuk Mengetahui tentang diet pada gastritis
8. Untuk Mengetahui tentang Jenis makanan dan minuman untuk pasien gastritis
9. Untuk Mengetahui tentang fungsi dan tugas perawat dalam keselamatan dan kesehatan
10. Untuk Mengetahui tentang diagnosis spesifik penyakit akibat kerja
11. Untuk Mengetahui tentang penerapan konsep lima tingkatan pencegahan penyakit
pada penyakit akibat kerja
12. Untuk Mengetahui tentang promosi kesehatan dalam kesehatan dan keselamatan kerja
13. Untuk Mengetahui tentang asuhan keperawatan komunitas pada kesehatan kerja di
komunitas pekerja
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gastritis
1. Pengertian Gastritis
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung paling sering diakibatkan oleh
ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu banyak dan cepat atau makan
makanan yang terlalu berbumbu atau terinfeksi oleh penyebab lain seperti alkohol,
aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi (Smaltzer dan Bare, 2002). Sedangkan
menurut Hirlan tahun 2005, gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan
submukosa lambung atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor iritasi
dan infeksi.
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung, secara
histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah
tersebut (Suyono, 2001). Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau
peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronis, difus dan local. Ada dua
jenis gastritis yang terjadi yaitu gastritis akut dan kronik (Price & Wilson, 2005).
2. Klasifikasi Gastritis
Menurut Muttaqin (2011), gastritis diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
a. Gastritis akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut
dengan kerusakan erosi pada bagian superficial.
b. Gastritis kronik
Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
bersifat menahun. Gastritis kronik diklasifikasikan dengan tiga perbedaan yaitu
gastritis superficial, gastritis atrofik dan gastritis hipertrofik.
1) Gastritis superficial, dengan manifestasi kemerahan, edema, serta perdarahan dan
erosi mukosa.
2) Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi pada seluruh lapisan mukosa. Pada
perkembangannya dihubingkan dengan ulkus dan kanker lambung, serta anemia
pernisiosa. Hal ini merupakan karakteristik dari penurunan jumlah sel parietal dal sel
chief.
3) Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya nodulnodul pada mukosa
lambung yang bersifat irregular, tipis dan hemoragik.
3. Etiologi
a. Gastritis akut
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut, seperti merokok, jenis
obat, alkohol, bakteri, virus, jamur, stres akut, radiasi, alergi atau intoksitasi dari
bahan makanan dan minuman, garam empedu, iskemia dan trauma langsung
(Muttaqin, 2011).
Obat-obatan, seperti Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid/OAINS (Indomestasin,
Ibuprofen, dan Asam Salisilat), Sulfonamide,Steroid, Kokain, agen
kemoterapi (Mitomisin, 5-fluoro-2deoxyuridine), Salisilat, dan Digitalis
bersifat mengiritasi mukosa lambung (Gelfand, 1999).
Minuman beralkohol; seperti whisky, vodka, dan gin (Kang, 1985).
Infeksi bakteri; seperti H. pylori (paling sering), H. heilmanii,Streptococci,
Staphylococci, Protecus species, Clostridium species,E.coli, Tuberculosis, dan
secondary syphilis (Anderson, 2007)
Infeksi virus oleh Sitomegalovirus (Giannkis, 2008).
Infeksi jamur; seperti Candidiasis, Histoplasmosis, dan Phycomycosis
(Feldman,1999).
Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu(komponen
penting alkali untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal) dari usus kecil ke
mukosa lambung sehingga menimbulkan respons peradangan mukosa
(Mukherjee, 2009).
Iskemia, akibat penurunan aliran darah ke lambung, trauma langsung
lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara agresi dan mekanisme
pertahanan untuk menjaga integritas mukosa, yang dapat menimbulkan
respons peradangan pada mukosa lambung (Wehbi, 2008).
Sedangkan penyebab gastritis akut menurut Price (2006) adalah stress fisik
dan makanan, minuman.
Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan,
gagal nafas, gagal ginjal, kersusakan susunan saraf pusat, dan refluks usus-
lambung.
Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan
minuman dengan kandungan kafein dan alcohol merupakan agen-agen
penyebab iritasi mukosa lambung.
b. Gastritis kronik
Penyebab pasti dari penyakit gastritsi kronik belum diketahui, tetapi ada dua
predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu:
infeksi dan non infeksi menurut Wehbi (tahun 2008 dalam Muttaqin, 2011)
1) Gastritis infeksi
H. pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri ini merupakan penyebab
utama dari gastritis kronik (Anderson,2007)
Helycobacter heilmannii, Mycobacteriosis, dan Syphilis(Wehbi, 2008)
Infeksi parasit.
Infeksi virus.
2) Gastritis non-infeksi
Kondisi imunologi (autoimun) didasarkan pada kenyataan, terdapat kira-
kira 60% serum pasien gastritis kronik mempunyai antibodi terhadap sel
parietalnya
Gastropati akibat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluk garam empedu
kronis dan kontak dengan OAINS atau Aspirin(Mukherjee, 2009)
Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronis yang menyebabkan
ureum terlalu banyak beredar pada mukosalambung dan gastritis sekunder
dari terapi obat-obatan (Wehbi,2008).
Gastritis granuloma non-infeksi kronis yang berhubungan dengan berbagai
penyakit, meliputi penyakit Crohn, Sarkoidosis, Wegener granulomatus,
penggunaan kokain, Isolated granulomatous gastritis, penyakit
granulomatus kronikpada masa anak-anak, Eosinophilic granuloma,
Allergic granulomatosis dan vasculitis, Plasma cell granulomas,
Rheumatoid nodules, Tumor amyloidosis, dan granulomas
yangberhubungan dengan kanker lambung (Shapiro, 2006).
Gastritis limfositik, sering disebut dengan collagenous gastritis dan injuri
radiasi pada lambung (Sepulveda, 2004).
4. Patofisiologi
Menurut Dermawan dan Rahayuningsih (2010) patafisiologi gastritis yaitu
mukosa barier lambung umumnya melindungi lambung dari pencernaan terhadap
lambung itu sendiri, yang disebut proses autodigesti acid, prostaglandin yang
memberikan perlindungan ini. Ketika mukosa barier ini rusak maka timbul
gastritis. Setelah barier ini rusak terjadilah perlukaan mukosa dan diperburuk oleh
histamin dan stimulasi saraf colinergic. Kemudian HCL dapat berdifusi balik
kedalam mucus dan menyebabkan luka pada pembuluh yang kecil, yang
mengakibatkan tercadinya bengkak, perdarahan, dan erosi pada lambung. Alkohol,
aspirin dan refluk isi duodenal diketahui sebagai penghambat difusi barier.
5. Manifestasi Klinik
Menurut Mansjoer (2001), manifestasi klinik gastritis terbagi menjadi yaitu
gastritis akut dan gastritis.
a. Manifestasi klinik gastritis akut
Sindrom dispepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah,merupakan
salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna
berupa hematemesis dan melena, kemudiandisusul dengan tanda-tanda anemia
pasca perdarahan. Biasanya, jika dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat
riwayat penggunaan obatobatanatau bahan kimia tertentu.
b. Manifestasi klinik gastritis kronik
Kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan. Hanya sebagian kecil mengeluh
nyeri ulu hati, anoreksia, nausea, dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai
kelainan.
6. Penatalaksanaan
a. Gastritis Akut
Menurut Suzzane & Bare (2002) penatalaksaanaan medis pada pasien
gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol
dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut,
diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan
secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa
dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas.
Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam, pengobatan
terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Untuk menetralisir
asam digunakan antacid umum dan bila korosi luas atau berat dihindari karena
bahaya perforasi.
b. Gastritis kronik
Menurut Suzzane & Bare (2002) penatalaksanaan medis pada pasien
gastritis kronik diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat,
mengurangi stres. Sedangkan menurut Mansjoer (2001) penatalaksanaan yang
dilakukan pertama kali adalah jika tidak dapat dilakukan endoskopi caranya yitu
dengan mengatasi dan menghindari penyebab pada gastritis akut, kemudian
diberikan pengobatan empiris berupa antacid. Tetapi jika endoskopi dapat
dilakukan berikan terapi eradikasi.
7. Diet pada Gastritis
Makanan yang disajikan perlu diatur pada penderita gastritis, terutama
mengingat bahwa penyakit ini berhunbungan dengan alat pencernaan.Berikut hal-
hal yang perlu dilakukan dalam pengaturan makanananmenurut Irianto (2007):
a. Keadaan akut, lambung diistirahatkan tanpa makanan selama 24-48 jam, hanya
diberi minuman agak dingin. Hindarkan minuman dingin atau minuman panas.
b. Berikan makanan secara bertahap, misalnya bubur saring, dan berangsur-angsur
makanan lunak, makan biasa.
c. Berikan makanan yang mudah dicerna, misalnya bubur beras, kentangpure, roti
bakar, tepung yang dibuat pudding, sementara untuk lauk pauk, misalnya daging
ayam, telur, ikan tanpa duri yang direbus atau dipanggang.
d. Makanan atau minuman yang tidak boleh diberikan meliputi:
sayuran dan buah-buahan berserat dan mengandung gas, seperti sawi, kol,
nangka, daun singkong.
Bumbu-bumbu makanan yang merangsang, seperti cabe, lada dan cuka.
Minuman beralkohol, kopi.
8. Jenis makanan dan minuman untuk pasien gastritis
Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau dimakan, dicerna,
dan diserap akan menghasilkan paling sedikit susunan menu sehat dan seimbang.
Menyediakan variasi makanan bergantung pada orangnya, makanan tertentu dapat
menyebabkan gangguan pencernaan, seperti halnya makanan pedas (Okviani, 2011).
Mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan merangsang sistem
pencernaan, terutama lambung dan usus untuk berkontraksi. Hal ini akan
mengakibatkan rasa panas dan nyeri di ulu hati yang disertai dengan mual dan
muntah. Gejala tersebut membuat penderita makin berkurang nafsu makannya. Bila
kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas lebih dari satu kali dalam seminggu selama
minimal 6 bulan dibiarkan terus-menerus dapat menyebabkan iritasi pada lambung
yang disebut dengan gastritis (Okviani, 2011).
Jenis makanan pada penderita gastritis ada 2 yaitu jenis makanan yang
disarankan dan dihindari (lambung sehat.com):
1) Jenis makanan yang disarankan
Para penderita maag dan radang lambung disarankan untuk
mempertimbangkan makanan yang dapat mengurangi serangan nyeri lambung,
seperti kentang, pisang, brokoli, kol, dan bubur.
Kentang :Sumber karbohidrat yang baik dan mampu memberikan rasa
kenyang yang cukup lama. Bubur kentang atau jus kentang yang bersifat
basa di pagi hari bermanfaat untuk menetralisir asam lambung sebelum
Anda menyantap makanan lain.
Pisang Masak : Mengandung kalium, selain melon, pepaya dan tomat.
Kalium yang dikandung dalam buah-buahan tersebut bermanfaat
menyeimbangkan pH (derajat keasaman) di dalam lambung. Pisang juga
mampu memberi rasa kenyang sehingga amat baik dikonsumsi di antara
waktu makan. Selain itu, pisang juga kaya akan potasium yang mampu
menormalkan peningkatan tekanan darah akibat serangan stres.
Brokoli: Merupakan sumber kalium dan sulfur yang baik. Sulfur mampu
berperan sebagai antioksidan pelindung lapisan dalam kulit lambung.
Brokoli juga kaya akan vitamin C yang baik untuk memelihara stamina
tubuh. Makanan lain yang mengandung sulfur adalah bawang merah dan
bawang putih.
Bubur Ayam
Bagi penderita sakit maag akut sangat berguna untuk mencegah dan
meringankan sakit. Sebaiknya hindari sate jeroan yang sulit dicerna,
namun sebagai penambah rasa boleh ditambahkan telur rebus, kecap dan
sedikit kerupuk.
Lidah Buaya : Bermanfaat meredakan panas dalam dan mempercepat
penyembuhan luka. Kandungan saponinnya mempunyai kemampuan
antiseptik, sedangkan kandungan antrakuinon dan kuinonnya berkhasiat
sebagai antibiotik, penghilang rasa sakit dan merangsang pertumbuhan sel
baru pada kulit. Selain itu, kandungan mukopolisakarida di dalam lidah
buaya juga berguna untuk memulihkan radang, termasuk radang saluran
pencernaan dan arthritis.
Permen Karet (bukan utk dimakan) : Aktivitas mengunyah bisa
merangsang produksi air liur yang bersifat basa sehingga mampu
menetralisir asam lambung. Selain itu, bertambahnya produksi air liur
juga dapat meningkatkan upaya pembersihan lambung.
2) jenis makanan yang harus dihindari oleh penderita maag:
Makanan dan minuman yang terlalu banyak mengandung gas dan serat
seperti sawi, kol, nangka, pisang ambon, kedondong, durian dan minuman
bersoda.
Makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung seperti kopi,
minuman beralkohol, sari buah sitrus dan tape.
Makanan yang sulit dicerna dan dapat memperlambat pengosongan
lambung. Makanan jenis ini, seperti kue tart, keju, makanan berlemak, dan
cokelat, dapat menyebabkan peningkatan peregangan di lambung dan
berakibat meningkatnya asam lambung.
Makanan yang mengandung cuka pedas dan merica yang dapat merusak
dinding lambung.
Makanan yang bersumber karbohidrat seperti beras ketan, mie,bihun,
bulgur, jagung, singkong, tales, serta dodol
Makanan yang terbuat dari santan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Data Inti
Tahap pengkajian dilakukan pada tanggal 06 – 08 Juni 2018 yang dilakukan
oleh 12 mahasiswa. Berdasarkan hasil wawancara dan pengisian kuesioner di
dapatkan hasil bahwa jumlah KK RT 01 yaitu 115 KK dan RT 02 yaitu 82 KK,
dengan total penduduk berjumlah 528 jiwa.
Hasil pengkajian di Desa Langensari Timur RT 01 dan RT 02 RW 03,
didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 1.1 Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentasi (%)
Laki-laki 268 49
Perempuan 260 51
Jumlah 528 100
Laki-laki Perempuan
49%
51%
7% 8%
38%
36%
11%
6%
31%
34%
29%
DIARE
9% 8% ISPA Dewasa
6% ISPA Anak
9%
Hipertensi lansia
7%
Diabetes Mellitus Dewasa
8%
Tipoid
Hipertensi Dewasa
13%
9% Asam Urat
Merokok
6% Diabetes Mellitus Lansia
9%
Gastritis
9% 7%
Low back pain
ISPA
Diare
31%
38%
Typoid
31%
38%
62%
ISPA
Dewasa Hipertensi
32% Dewasa
35%
Diabetes
Mellitus
Dewasa
33%
Berdasarkan tabel 1.7 di dapatkan hasil bahwa angka masalah kesehatan pada
dewasa, hipertensi 13 (35%), kemudian diabetes 12 (33%).
Hipertensi
23% Lansia
49% Diabetes
Mellitus Lansia
28%
Asam Urat
YA
TIDAK 41%
59%
YA TIDAK
Wiraswasta
17% Karyawan
6% 26%
swasta
2% PNS
21% 23% Buruh harian
lepas
Pelajar
4% 1%
Distribusi penduduk
Islam Katholik Kristen
1%
98%
KONDISI RUMAH
tanah plester keramik
tanah
8%
plester
29%
keramik
63%
KEBERSIHAN RUMAH
Tidak Bersih
32%
Bersih
68%
Mayoritas kondisi kebersihan rumah di Desa Langensari Timur RW 03
RT 01 & RT 02 sudah bersih.
3) Pembuangan sampah
Di Desa Langensari Timur RW 03 RT 01 & RT 02 di depan rumah
masing-masing warga sudah terdapat tempat sampah dan ada petugas yang
mengangkut sampah.
4) MCK
Rata-rata warga Desa Langensari Timur RW 03 RT 01 & RT 02
memiliki MCK sendiri, sudah memakai jamban saptictank
5) Sumber air
Sumber air warga Desa Langensari Timur RW 03 RT 01 & RT 02
berasal dari PAM dan sumur.
6) MAP/ Denah wilayah
7) Struktur geografis
Posisi geografis Desa Langensari Timur RW 03 RT 01 & RT 02
terletak di dataran tinggi daerah kaki gunung Ungaran, terbagi menjadi dua
wilayah yaitu Langensari Barat dan Langensari Timur yang dipisahkan oleh
jalan raya Semarang-Surakarta. Perbatasannya sebelah utara berbatasan
dengan Kelurahan Candirejo dan Gedanganak, sebelah selatan berbatasan
dengan kelurahan Wujil dan Karangjati, sebelah timur berbatasan dengan
Kelurahan Beji dan sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Gogik dan
Gebugan.
8) Kepadatan penduduk
Penduduk di Desa Langensari Timur RW 03 RT 01 & RT 02 sudah
padat penduduk, sudah tidak ada lahan kosong.
9) Kualitas udara
Kualitas udara sudah tercemar polusi karena letaknya yang berada
disamping jalan raya utama Semarang-Surakarta, selain itu banyak pabrik
industri.
b. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan yang tersedi di Desa Langensari Timur RW 03 RT 01
& RT 02 yaitu posyandu. Sedangkan pelayanan kesehatan terdekat meliputi
Pelayanan Kesehatan Desa, klinik, dan bidan.
c. Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi masyarakat Desa Langensari Timur RW 03 RT 01
& RT 02 sebagian besar tingkat menengah dengan mata pekerjaan sebagai
pegawai pabrik dan pedagang.
d. Keamanan dan transportasi
Transportasi menggunakan kendaraan pribadi (motor, sepeda, mobil),
selain itu juga jalan kaki dan menggunakan angkutan umum. Situasi jalan beraspal
di jalan utama, jalan setiap gang masih memakai plester dan belum beraspal atau
paving, dan jalan tidak setiap waktu ramai.
e. Politik dan pemerintahan
Pemegang pemerintahan tertinggi di Desa Langensari Timur RW 03 RT 01
& RT 02 adalah Kepala Kelurahan, kemudian ketua RW, dan dilanjutkan ketua
RT.
f. Komunikasi
Komunikasi warga Desa Langensari Timur RW 03 RT 01 & RT 02 rata-
rata menggunakan bahasa Jawa. Apabila ada pengumuman disampaikan memalui
microphone masjid (toa masjid), mulut ke mulut, perkumpulan warga, dan alat
komunikasi jarak jauh menggunakan handphone.
g. Pendidikan
Sarana pendidikan di Desa Langensari Timur RW 03 RT 01 & RT 02
tersedia sarana pendidikan yaitu SMK, SD dan TK di dekat desa.
h. Rekreasi
Kegiatan rekreasi yang dilakukan warga Desa Langensari Timur RW 03
RT 01 & RT 02 yaitu nonton TV, mendengarkan radio, berkunjung ke rumah
keluarga, dan kegiatan rekreasi ke pemancingan.
3. Winshield Survey
a. Batas wilayah
1) Barat : Kelurahan Gogik dan Gebugan
2) Timur : Kelurahan Beji
3) Utara : Kelurahan Gedanganak dan Candirejo
4) Selatan : Kelurahan Wujil dan Karangjati
b. Kondisi perumahan
1) Bangunan
Mayoritas bangunan adalah bangunan terbuat dari lantai tanah (5
rumah), bangunan semi-permanen terbuat dari tembok lantai masih plester
dan belum keramik (19 Rumah). Permanen terbuat dari tembok dan lantai
sudah memakai keramik (41 Rumah).
2) Arsitektur
Hampir sama antara satu rumah dengan yang lain. Lantai tanah (5
rumah), bangunan semi-permanen terbuat dari tembok lantai masih plester
dan belum keramik (19 Rumah). Permanen terbuat dari tembok dan lantai
sudah memakai keramik (41 Rumah). Rata-rata di setiap rumah terdapat
jendela dengan pencahayaan yang baik.
3) Keunikan lingkungan
Keunikan lingkungan di daerah Desa Langensari Timur RW 03 RT
01 & RT 02 yaitu aksesnya kepelayanan umum sangat dekat, seperti jalan
raya utama, pasar, pabrik dan pelayanan kesehatan.
c. Kondisi jalan
Situasi jalan di Desa Langensari Timur RW 03 RT 01 & RT 02 beraspal
di jalan utama, jalan setiap gang masih memakai plester dan belum beraspal atau
paving
d. Suasana lingkungan
1) Luas
Luas wilayah Kelurahan Langensari 1,67 Km2.
2) Kualitas
Lingkungan di Desa Langensari Timur RW 03 RT 01 & RT 02 padat
penduduk, lingkungan bersih, kondisi lingkungannya bising karena dekat
dengan jalan raya utama Semarang-Surakarta dan pasar.
e. Kegiatan penduduk
1) Dewasa-tua
Pada pagi dan sore hari sebagian warga bekerja. Dan pada malam hari
warga mempunyai kegiatan rutin mengadakan pengajian di rumah secara
bergilir (tiap minggu atau tiap bulan sekali).
2) Anak-anak
Pada pagi hari mayoritas pergi ke sekolah, siang hari bermain dengan
teman sebaya dan sore hari bermain dengan teman sebaya.
f. Sarana umum
1) Kesehatan
Sarana kesehatan terdekat yaitu PKD, Klinik, dan Bidan.
2) Sekolah
Dekat dengan madrasah/sekolah
3) Agama
Masjid : 1,
4) Ekonomi
Banyak terdapat bengkel dan warung, konveksi (konter HP).
5) Pelayanan umum
Di Desa Langensari Timur RW 03 RT 01 & RT 02 dekat dengan berbagai
pelayanan umum.
g. Tempat berkumpul
Warga Desa Langensari Timur RW 03 RT 01 & RT 02 memiliki tempat
perkumpulan, yaitu di masjid dan di rumah warga.
21%
79%
Berdasarkan tabel di atas di dapatkan data dalam satu rumah terdapat hanya 1 pekerja
dengan persentase 79% .
2. Pernah dirawat di rumah sakit ?
pernah di rawat di rumah
No sakit frekuensi Prosentase
1 Ya 46 38%
2 Tidak 74 62%
Jumlah 120 100%
Pernah dirawat di RS
38%
ya
62%
tidak
Berdasarkan tabel di atas di dapatkan data bahwa yang pernah dirawat di Rs ada 38%
3. Apa yang dilakukan jika sakit ?
apa yang di lakukan jika
No sakit frekuensi Prosentase
berobat di fasilitas
1 kesehatan 64 53%
2 beli obat di warung 52 43%
3 lain-lain 4 3%
jumlah 120 100%
lain-lain
Dari tabel di atas di dapatkan data bahwa yang dilakukan warga saat terserang penyakit /
sakit yaitu 53% berobat ke fasilitas kesehatan
4. Jenis penyakit
No Jenis Penyakitnya frekuensi prosentase
1 tidak sakit 94 78%
2 Gastritis 30 25%
3 Low Back Pain 12 10%
Jumlah 120 100%
Jenis penyakit
10%
tidak sakit
25%
Gastritis
65% Low Back Pain
Dari data di atas di dapatkan data bahwa 25% warga terserang penyakit gastritis.
5%
Pekerjaan
8% pedagang
PNS
Didapatkan data bahwa yang mempunyai pekerjaan sebagai karyawan swasta ada 120
orang dengan presentase 87%.
tidak
73% teratur
Dari data di atas di dapatkan bahwa kebiasaan pola makan tidak teratur sebanyak 88
(73%)
9. Olahraga
sering melakukan
No olahraga frekuensi prosentase
1 Ya 41 34%
2 Tidak 79 66%
Jumlah 120 100%
Sering olahraga
34%
ya
66%
tidak
lama batuk
Etika batuk
ya tidak
37%
63%
berkumpul
31%
keluarga
beristirahat
Data diatas bahwa kegiatan yang dilakukan warga setelah bekerja yaitu 38% berekreasi.
14. Gaya hidup tidak sehat
No gaya hidup tidak sehat Frekuensi Prosentase
1 Merokok 23 19%
2 tidak sarapan 46 38%
makan cepat dan kurang
3 minum 26 22%
4 tidur terlalu malam 25 21%
Data di atas adalah 38% warga menyatakan tidak sarapan saaat pagi hari saat akan
bekerja.
15. Pengetahuan APD
No pengetahuan APD Frekuensi Prosentase
1 Ya 64 53%
2 tidak 56 47%
jumlah 120 100%
pengetahuan APD
ya tidak
47%
53%
n = N.z2.p.q
d (N-1) + z2.p.q
= 30 (1.96)2 . 0,5 . 0,5
0,05 (30 – 1) + (1,96)2 . 0,5 . 0,5
= 30 . 3,8416 . 0,5 . 0,5
1.45+ 0,9604
= 28,812
2,4104
= 11,9532028
= 12 responden
Keterangan:
q : 1 – p (100% - p)
d : Tingkat kesalahan yang dipilih (d = 0,05
C. Analisa Data
NO DATA MASALAH KEPERAWATAN
1. Data subjektif :
Dari hasil wawancara sebagian besar Perilaku kesehatan cenderung
mengatakan nyeri pada ulu hati saat berisiko berhubungan dengan rendah
telat makan, self-efficacy,stress
Data objektif :
1. Berdasarkan instrument yang
disebarkan kepada kelompok
pekerja di RT 01 dan RT 02 RW
03 desa langensari timur kelurahan
langensari bahwa sebagaian besar
kelompok pekerja mempunyai pola
makan tidak teratur 73%
2. Berdasarkan instrument yang
disebarkan kepada kelompok
pekerja di RT 01 dan RT 02 RW 03
desa langensari timur kelurahan
langensari bahwa masalah
kesehatan yang muncul adalah
gastritis sebesar 17%
3. Berdasarkan instrument yang
disebarkan kepada kelompok
pekerja di RT 01 dan RT 02 RW
03 desa langensari timur kelurahan
langensari bahwa kelompok
pekerja seringkali mengkonsumsi
makanan pedas 33% dan memakan
sayur buah yang mengandung gas
seperti kol,singkong,nangka 43%
D. Diagnosa keperawatan
1. Perilaku kesehatan cenderung berisiko didesa langensari rw 3 rt 1 dan 2 di kelurahan
langensari berhubungan dengan rendah self-efficacy ( domain 1 promosi
kesehatan,kelas 2 managemen kesehatan ,00188)
Plan Of Action
Masalah kesehatan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Penanggung jawab
1. Perilaku kesehatan Pencegahan primer: Kelompok Swadaya Mahasiswa kelompok
cenderung berisiko Proses kelompok pekerja yang mahasiswa agregat pekerja
berhubungan Proses kelompok berada di rw 3, (dana (mahasiswa
dengan rendah dilakukan dengan rt 1&2 sendiri) universitas ngudi
self-efficacy ( memanfaatkan waluyo)
domain 1 promosi kelompok
kesehatan,kelas 2 masyarakat yang
managemen sudah ada seperti
kesehatan ,00188) pkk rt dengan
memberikan .
penyuluhan tentang
penatalaksanaan
gastritis dan
pencegahan.
Empowerment
Dalam upaya
menurukan resiko
kambuhnya
penyakit gastritis
yang dialami
kelompok pekerja.
Patnership
Kerjasama :
a. Melakukan kerja
sama dengan lintas
sektoral (dinas
kesehatan atau
puskesmas)
penyuluhan atau
konseling dalam
upaya peningkatan
informasi dan
sumber informasi
tentang
penatalaksanaan
gastritis.
Pendidikan kesehatan
a. Memberikan
penyuluhan tentang
penatalaksanaan
gastritis.
b. Anjurkan pada
kelompok pekerja
untuk memperbaiki
pola makannya.
c. Melakukan terapi
senam otot progresif
Daftar pustaka
Potter, Patricia A. & Anne G. Perry. 2010. Fundamental Of Nursing, 7th Edition.
Penerjemah oleh Adrina Ferderika. Singapore : Elsevier.