Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan di SD Negeri Karang Paci yang

beralamat di Desa Karang Paci Kecamatan Kalumpang Kabupaten Hulu

Sungai Selatan.

Secara umum keadaan sekolah, sarana dan prasarana yang dimiliki SD

Negeri Karang Paci adalah sebagai berikut:

(1) Keadaan kelas

SD Negeri Karang Paci terdiri dari beberapa ruang kelas dengan keadaan

yang cukup baik.

(2) Keadaan siswa

Jumlah siswa yang ada di SD Negeri Karang Paci cukup banyak. Jumlah

siswa masing-masing kelas yaitu kelas terdiri dari 5 – 10 orang siswa perkelas.

B. Hasil Penelitian

1. Siklus I

a. Persiapan Tindakan

Peneliti terlebih dahulu berkonsultasi dengan kepala sekolah dan observer

untuk memperlancar penelitian tersebut. Penelitian ini dilaksanakan

menggunakan Model Pembelajaran Make a macth, sehingga peneliti harus

melakukan persiapan yaitu sebagai berikut :

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan materi pada

tindakan siklus I.

18
b. Pelaksanaan Tindakan

1) Pertemuan Siklus I

Penelitian dilaksanakan pada Kelas VI SD Negeri Karang Paci sebanyak 2

siklus mengunakan model pembelajaran Make a macth. Berdasarkan data yang

diperoleh dari hasil UTS yang dilaksanakan oleh guru matematika, hanya 40 %

siswa yang nilainya ≥ 60.

1) Pembelajaran Siklus I

Siklus I dilaksanakan sebanyak 1 kali pertemuan. Pada pertemuan

selama 120 Menit ini siswa disajikan materi dengan menerapkan model

pembelajaran make a macth.

Kegiatan pada tahap ini merupakan kegiatan pembelajaran dengan prosedur

sebagai berikut:

. Kegiatan Awal (5 menit)

1) Apersepsi

 Mengusapkan salam dan membaca doa sebelum memulai pembelajaran.

 Mengucap yel-yel kelas 6 yang di karang anak sendiri.

 Literasi agar anak didik memperhatikan kegiatan pembelajaran.

 Mengadakan tanya jawab tentang pelajaran yang lalu.

2) Informasi

Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan diajarkannya

b. Kegiatan Inti (40 menit)

Eksplorasi

 Guru memberi contoh permasalahan kepada siswa yg berkaitan dengan

pecahan desimal.

 Guru menunjuk siswa untuk mengerjakan contoh soal yg diberikan


guru

Elaborasi

 Guru menunjuk 2 orang siswa untuk melakukan demonstrasi kegiatan

yg berhubungan dengan penjumlahan pecahan desimal

 Guru memberikan lembar kerja siswa, dan membimbing siswa

mengerjakan LKS.

25

 Guru menunjuk siswa untuk maju kedepan membacakan hasil

pekerjaannya

 Siswa yang tidak maju memberikan komentar tentang hasil pekerjaan

siswa yang maju

Konfirmasi

 Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran.

Eksplorasi

c. Kegiatan Akhir (20 menit)

 Mengadakan penilaian / evaluasi

 Mengoreksi hasil evaluasi

 Memberi PR (sebagai program tindak lanjut)

1. Pengamatan

a. Observer mengamati jalannya pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan

guru pada pemahaman penjumlahan bilangan pecahan desimal.

b. Observer mencatat semua temuan pada soal proses pembelajaran. Dari

pengamatan terhadap guru yang mengajar diperoleh temuan sebagai

berikut:
 Sebelum kegiatan ini, guru sudah memberikan apersepsi dengan jelas.

 Dalam menjelaskan mata pelajaran, guru terlalu cepat dan kurang

dimengerti siswa

 Dalam penyampaian materi, guru kurang memberikan contoh tentang

cara menghitung penambahan bilangan pecahan desimal di papan

tulis,sehingga anak belum mengerti cara menghitung yang benar.

 Guru tidak menggunakan model pembelajaran yang menrangsang

motivasi anak sehingga pembelajaran tidak hidup atau menyenangkan.

c. Peneliti dan pengamat berdiskusi tentang temuan dalm proses pembelajaran

dan mengambil kesimpulan sebagai hasil refleksi.

26

4. Refleksi

Setelah peneliti memberikan pembelajaran siklus I mata pelajaran

Matematika materi pokok “Penjumlahan Bilangan Pecahan Desimal” dan

evaluasinya, maka dari 10 siswa hanya 6 siswa yang mencapai ketuntasan,

atau hanya sekitar 60 %.

Dalam hal ini sudah terjadi peningkatan hasil pembelajaran siswa, yaitu

sekitar 20 % dari pembelajaran pra siklus.

Dalam hal ini dapat diperoleh gambaran bahwa berlangsungnya

pembelajaran kurang sesuai harapan, walaupun guru sudah memberi

kesempatan siswa untuk bertanya. Kenyataan lain menunjukkan rendahnya

hasil pembelajaran disebabkan oleh penjelasan guru yang kurang menarik

siswa dan guru tidak menggunakan model


pembelajaran yang menarik semangat siswa. Oleh karena itu, guru

berusaha mencari jalan keluar untuk melakukan perbaikan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Observasi

1) Pertemuan Siklus I

a) Hasil Belajar

Berdasarkan hasil evaluasi di siklus I, nilai hasil belajar siswa dapat

dilihat dalam tabel dan gambar berikut ini .

Tabel I. Hasil Observasi Kualifikasi Aktivitas Siswa Siklus I


No. Aspek yang diamati Siklus I
Skor Kualifikasi
1 Menghargai pendapat orang 47 Baik
lain
2 Mengambil giliran dan 48 Baik
berbagi tugas
3 Menyajikan hasil diskusi 40 Cukup Baik
4 Mendengarkan dengan aktif 39 Cukup Baik
5 Mempunyai keberanian 35 Cukup Baik
untuk bertanya
6 Aktif dalam mengerjakan 42 Cukup Baik
tugas
7 Mengungkapkan 37 Cukup Baik
ketidaksetujuan dengam
cara yang tepat dan sopan
8 Memancing orang lain 38 Cukup Baik
untuk berbicara
Gambar 1.
Rekapitulasi Nilai Klasikal

Nilai Hasil Belajar Siswa


Pert. Siklus I
100%
80%
60%
38% 62%
40%
20%
0%
Tidak Tuntas Tuntas

Dilihat bahwa hasil evaluasi pada pertemuan 1 memiliki nili rata-rata


6,62 dan rincian persentase sebanyak 15% siswa mendapat nilai 5, 23% siswa
mendapat nilai 6, 46% siswa mendapat nilai 7, dan sebanyak 15% siswa
mendapat nilai 8. Sehingga secara klasikal yang belum tuntas mencapai 38%
dan hanya 62% sudah mencapai ketuntasan.
2. Siklus II

a. Persiapan Tindakan

Sebelum melaksanakan tindakan siklus II, peneliti terlebih dahulu

berkonsultasi dengan kepala sekolah dan observer untuk membahas kekurangan

atau kelebihan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan siklus sebelumnya. Setelah

berkonsultasi, maka hal-hal yang dipersiapkan pada siklus II ini adalah sebagai

berikut :

1. Perencanaan

a. Menentukan alat dan bahan yang digunakan

b. Menentukan langkah-langkah kerja

c. Memberi latihan soal-soal

d. Langkah-langkah perbaikan pembelajaran


2. Pelaksanaan

Langkah-langkah kegiatan dalam perbaikan pembelajaran adalah sebagai

berikut:

a. Kegiatan Awal (5 menit)

1) Apersepsi

 Mengucapkan salam dan berdoa

27

 Menyanyikan lagu Padamu Negeri

 Mengucapkan yel-yel kelas 6 semangat belajar

 Mengadakan tanya jawab materi pelajaran yang lalu yaitu tentang

penjumlahan bilangan desimal

 Membaca buku tentang penjumlahan decimal di buku paket anak

2) Informasi

Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan diajarkannya

b. Kegiatan Inti (40 menit)

 Guru menjelaskan cara menjumlah bilangan pecahan decimal dengan cara

di susun ke bawah di papan tulis.

 Guru mencontohkan pada siswa cara menyelesaikan soal penjumlahan

bilangan pecahan desimal dengan beberapa soal.

 Beberapa siswa ditunjuk untuk mengerjakan contoh soal di papan tulis

untuk mengulang apa yang sudah di contohkan.kemudian menggunakan

model make a match kembali yaitu caranya:


 Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep tentang

penjumlahan pecahan desimal, satu bagian kartu soal dan bagian

lainnya kartu jawaban.

 Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/

jawaban.

 Tiap siswa memikirkan jawaban/ soal dari kartu yang dipegang.

 Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.

Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan soal 34,5 + 20,3 akan

berpasangan dengan kartu yang bertuliskan jawabannya 54,8

 Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu

diberi poin

28

 Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya

(tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan

mendapatkan hukuman, yantelah disepakati bersama.

 Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu

yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

 Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi

pelajaran.

c. Kegiatan Akhir (20 menit)

 Mengadakan evaluasi

 Mengoreksi hasil evaluasi

 Memberi PR (sebagai program tindak lanjut)

3. Pengamatan
Dari hasil pengamatan terhadap guru yang mengajar, diperoleh temuan

sebagai berikut:

 Dalam menyampaikan materi penjumlahan bilangan pecahan desimal

guru sudah menggunakan contoh-contoh di papan tulis.

 Dalam menjelaskan materi pembelajaran, guru memberi kesempatan

siswa untuk

menjawabnya dan menunjuk salah satu siswa untuk menjawab

pertanyaan tersebut.

Dari hasil pengamatan dalam kegiatan pembelajaran memakai model make a

match diperoleh temuan:

 Siswa tampak begitu termotivasi dalam kegiatan pembelajaran

 Pada saat di minta mengerjakan soal ke papan tulis banyak yang ingin maju

ke muka untuk mengerjakannya(percaya diri)

 Hampir semua siswa dapat mencari pasangan dengan baik tanpa banyak

mengalami kesulitan

29

 Permainan mencari pasangan tampak begitu hidup dan menyenangkan.

4. Refleksi

Pelaksanaan refleksi ini, perbaikan pembelajaran materi secara

runtut dan sistematis. Dengan menggunakan model dan cara guru

menyampaikan materi yang tepat dapat membangkitkan motivasi siswa

dalam belajar. Siswa aktif dalm mengikuti proses pembelajaran dan merasa

senang menerima pembelajaran.


Setelah peneliti memberikan pembelajaran siklus II mata pelajaran

Matematika materi pokok “Penjumlahan Bilangan Pecahan Desimal” dan

evaluasinya, maka dari 10 siswa didapati 9 siswa yang sudah mencapai

ketuntasan, atau sekitar 90 %. Dalam hal ini sudah terjadi peningkatan hasil

pembelajaran siswa, yaitu sekitar 50 % dari pembelajaran siklus I. Jadi, sudah

ada 90 % siswa yang mencapai ketuntasan dan hanya 10 % saja yang masih

dibawah standar ketuntasan belajar minimal.

Dengan demikian hasil yang diperoleh pada akhir siklus II

sudah sesuai dengan apa yang diharapkan dan tujuan perbaikan

pembelajaran yaitu memperoleh nilai sesuai dengan ketuntasan peneliti

dan teman sejawat juga merasa puas.

Hasil kualifikasi observasi aktvitas siswa siklus II dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 2. Hasil Kualifikasi Aktivitas Siswa Siklus II


No. Aspek yang diamati Siklus II
b. Skor Kualifikasi
1 Menghargai pendapat orang 52 Baik
c. lain
2 Mengambil giliran dan 58 Baik
berbagi tugas
d.
3 Menyajikan hasil diskusi 46 Baik
4 Mendengarkan dengan aktif 56 Baik
5 e.
Mempunyai keberanian 46 Baik
untuk bertanya
6 Aktif
f. dalam mengerjakan 57 Baik
tugas
7 Mengungkapkan
g. 43 Cukup Baik
ketidaksetujuan dengam
cara yang tepat dan sopan
8 Memancing orang lain 46 Baik
untuk berbicara
Gambar 2
Rekapitulasi Nilai Klasikal

Nilai Hasil Belajar Siswa


Pert. Siklus II
100%
80%
60% Tidak Tuntas,
40% Tuntas, 100%
20% 0%
0%
Tidak Tuntas Tuntas

Dilihat bahwa hasil evaluasi pada sikulus ke II mengalami peningkatan

yakni dari rata-rata nilai 7,54 menjadi rata-rata nilai 8,69. Sebanyak 31% siswa

mendapat nilai 7, 15% siswa mendapat nilai 6, sebanyak 8% siswa mendapat niali

9, dan 46% siswa mendapat nilai 10. Secara klasikal mencapai ketuntasan dan

semua siswa mendapat nilai diatas 7,00 atau mencapai indikator penelitian dan

batas KKM materi.

5 Refleksi

1). Pertemuan Siklus I

a) Hasil Belajar

Hasil evaluasi pada pertemuan siklus I ini, nilai rata-rata siswa megalami

peningkatan namun masih belum mencapai kriteria yang diinginkan. Hal ini sejalan

dengan kegiatan pembelajaran, siswa sudah aktif dalam pembelajaran. Siswa

sangat bersemangat dalam kegiatan pembelajaran. Kesimpulan pelajaran,

kebanyakan siswa sudah dapat menyimpulkan pelajaran sendiri.

2). Pertemuan Siklus II

a) Hasil Belajar
Hasil evaluasi pada pertemuan siklus II ini, nilai rata-rata siswa

mengalami peningkatan dari pertemuan siklus I. Menjawab soal evaluasi siswa

sudah sangat menguasai, karena dalam kegiatan pembalajaran siswa sudah

menemukan jawabannya sendiri dari tanya jawab yang diberikan guru maupun

tanya jawab antar siswa dengan saling menemukan pasangan kartu yang

diberika. Indikator yakni 7,00 secara perorangan dan ketuntasan bealajar

secara klasikal mencapai 80% siswa tercapai.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

a. Hasil Belajar

Data nilai hasil belajar dapat diketahui dengan menggunakan analisis data

kuantitatif melalui pengolahan data dengan kaidah-kaidah matematik terhadap data

angka. Angka dapat merupakan representasi dari suatu kuantitas maupun angka

sebagai hasil konversi dari suatu kualitas.

Hasil belajar siswa dalam penelitian ini dihasilkan dari evaluasi atau tes

akhir pada setiap pertemuan dengan menggunakan lembar soal. Adapun hasil nilai

belajar siswa secara indvidu atau perorangan dan secara klasikal dapat dilihat dari

gambar di bawah ini .

Gambar 3.
Rekapitulasi Perbandingan Hasil Belajar
Gambar 4.
Rekapitulasi Perbandingan Hasil Belajar

Dilihat bahwa dalam pertemuan siklus I rata-rata hasil belajar siswa


adalah 6,62 dan secara klasikal 62% mencapai ketuntasan, pertemuan siklus I rata-
rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 6,92 dan secara klasikal juga meningkat
menjadi 69%. Pelaksanaan tindakan siklus I belum mencapai indikator penelitian
yang diharapkan.
Siklus II yang dilaksanakan setelah melihat refleksi dari siklus
sebelumnya hasilnya meningkat pada pertemuan siklus II yakni rata-rata hasil
belajar siswa menjadi 7,54 dan secara klasikal meningkat menjadi 77% siswa yang
tuntas belajar. Pertemuan siklus II rata-rata hasil belajar siswa kembali mengalami
peningkatan hingga 8,69 dan 100% secara klasikal.
Penentuan batas pencapaian ketuntasan belajar paling realistik atau paling
sesuai adalah ditetapkan oleh guru mata pelajaran dalam hal ini guru kelas bagi SD,
sehingga memungkinkan adanya perbedaan dalam penentuan batas ketuntasan untuk
setiap kompetensi dasar maupun pada setiap sekolah atau daerah.
Berdasarkan data-data hasil penelitian yang telah dilaksanakan
menunjukkan bahwa hipotesis tindakan yang menyatakan dengan penggunaan
model pembelajaran Make a macth dapat peningkatan hasil belajar mata pelajaran
matematika materi enjumlahan bilangan pecahan desimal pada siswa kelas VI SD
Negeri Karang Paci Kecamatan Kalumpang dapat diterima.

Anda mungkin juga menyukai