Bab Ii
Bab Ii
Kapal Keruk adalah suatu alat gali yang menggunakan serangkaian mangkok
(bucket) dengan ukuran tertentu yang berfungsi untuk menggali material di bawah
permukaan laut, dimana peralatan mekanis dan pengolahan materialnya bertumpu
pada sebuah ponton. Material yang diperoleh dari bawah permukaan laut kemudian
diangkut dengan serangkaian mangkok (bucket) untuk diproses lebih lanjut di
instalasi pencucian dengan kadar akhir rata-rata konsentrat timah sebesar 20-30%
(Agin, 2011).
2. Ladder
Ladder adalah kumpulan plat baja yang berbentuk setengah segitiga setengah
persegi panjang, ladder ini berfungsi sebagai tempat atau jalur lintasan dimana tempat
bucket melakukan rotasi. Dalam prose penggalian, ladder digerakan oleh kawat
ladder untuk naik turun ladder dalam proses penggalian. Kinerja ladder sangat
ditentukan oleh keahlian operator yang mengendalikan kawat ladder sesuai dengan
kedalaman penggalian. Kedalaman maksimum untuk Kapal Keruk 21 Singkep 1
mencapai 50 meter dengan kemiringan ladder 55o.
3. Ladder Roll
Berdasarkan Anonim (2011) Ladder roll berfungsi sebagai penghantar rantai
mangkok dari bawah (under roll) menuju pembalik atas (sevenkant).
2. Ladder Lier
Menurut Anonim (2011) Ladder lier berfungsi sebagai menaikkan dan
menurunkan ladder, dipasang di dek di atas ladder. Kawat-kawat baja yang keluar
dari tromol (drum) ladder lier dihubungkan pada sistem pully yang diberi nama roda
angkat atas (boven takle block) dan roda angkat bawah (under takle block). Tromol
digerakkan oleh motor listrik yang disebut motor ladder lier melalui roda-roda gigi
dihubungkan dengan tromol / drum dan dilengkapi dengan rem dan kopling yang
disebut truster brake.
Akibat dari gabungan ketiga gaya tersebut maka terjadilah penggalian lapisan
tanah yang pada dasarnya dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Digging action, yaitu proses penggalian oleh mangkok – mangkok yang berputar
melalui pembalik bawah (onder roll).
2. Filling action, yaitu proses pengisian mangkok dari runtuhan tanah yang berada
diatas mangkok.
2. Short Face
Short face adalah pola penggalian yang sama dengan long face, bedanya adalah
hanya pada penggalian yang pendek, tidak seperti metode long face yang melebar,
metode ini secara bertahap menggali dengan lebar 30 meter dan snee 10 meter. Pola
ini menggunakan 2 kawat, yaitu : kawat depan (kiri dan kanan) untuk bergerak, dan 2
kawat belakang (kiri dan kanan) sebagai penahan kapal keruk. Pola ini digunakan
apabila kedalaman bed rocknya tidak rata (Agin, 2011).
Metode ini dapat diterapkan pada kondisi :
a) Jenis lapisan tanah tidak heterogen.
b) Penyebaran bijih timah tidak merata.
c) Batas antara lapisan tanah atas dan tanah bertimah atau kaksa kurang jelas.
d) Permukaan batuan dasar atau kong tidak rata.
e) Pasang surut arus laut dapat menghambat gerakan kapal keruk.
f) Pengaruh gelombang dan angin cukup kuat.
Keuntungan metode penggalian short face adalah hasil penggalian lebih bersih.
Adapun kerugian dari metode penggalian short face adalah :
1. Laju pemindahan tanah kecil.
15
2. Waktu lebih banyak terbuang untuk pemindahan snee, angkat dan turun ladder.
3. Kawat samping ladder lebih cepat aus.
Gambar 2.10. Sketsa Penggalian Sistem Maju Pada KK (Sumber : Anonim, 2014)
b. Sistem Tekan
Sistem Tekan adalah sistem penggalian yang dilakukan dengan cara ditekan
secara bertahap dari permukaan lapisan tanah atas hingga mencapai batas kong.
Penggalian dimulai dari batas pinggir kiri atau kanan dengan mengikuti penekanan
ladder secara bertahap antara 0,3 – 1 meter.
P = 2 x R …………………………………………………...………………... (3)
Dimana :
P = besarnya penarikan kawat haluan untuk sekali maju.
R = (1/2 x Ø onder roll) + tinggi bucket.
Diketahui diameter onder roll KK Bangka 1 adalah 2,143 meter dan tinggi
bucket adalah 1,44 meter.
Sehingga :
P = 2 x {(1/2 x 2,143) + 1,44)}
= 5,023 meter
Jadi dengan rumus ini didapatkan jarak satu trap yang dapat dilakukan adalah 5
meter.
4. Metode penggalian yang diterapkan.
Metode pengalian yang di terapkan di sesuaikan dengan kondisi tanah yang
ada di lapangan karena metode penggalian sangat mempengaruhi laju pemindahan
tanahnya.
5. Besarnya pengisian mangkok.
Besarnya pengisian mangkok akan mempengaruhi besarnya volume
pemindahan tanah yang diperoleh, karena semakin besar pengisian mangkok, maka
semakin besar pula volume pemindahan tanah yang didapat. Besarnya pengisian
mangkok tergantung dari besarnya penekanan ladder. Besarnya penekanan ladder
tergantung pada jenis tanah yang digali. Pada umumnya untuk penggalian lapisan
tanah atas penekanan lebih besar dari pada saat penggalian lapisan tanah
bertimah/kaksa. Hal ini dimaksud untuk menghindari terjadinya losses.
6. Kecepatan tarik kawat samping
Kecepatan tarik kawat samping pada waktu penggalian lapisan tanah atas pada
umumnya lebih cepat dibandingkan dengan penggalian lapisan tanah bertimah.
7. Kondisi lapisan tanah.
8. Skil dan keahlian operator
20