Anda di halaman 1dari 15

6

2. Penelitian Nur Kodri (2009) Universitas Bangka Belitung dengan judul “


Efisiensi penggalian tanah atas di kapal keruk 21 singkep 1 dalam upaya
peningkatan laju pemindahan tanah pada tambang timah laut Permis PT
Tambang Timah Bangka”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapal keruk
21 singkep 1 dalam pengoperasiannya menggunakan metode longface
dengan sistem tekan untuk tanah atas. Sedangkan untuk tanah yang
mengandung timah mengunakan sistem tekan dan metode short face. ini
bertujuan untuk menggali lapisan tanah yang hanya menggandung timah
saja. Secara teoritis kapasitas pemindahan tanah (penggalian) Kapal Keruk
21 Singkep 1 adalah 1018,8 m3/jam, rencana kerja pemindahan tanah dalam
membuka kolong kerja di Tambang Laut Permis adalah 500 m3/jam.
Sedangkan unjuk kerja pemindahan tanah dalam membuka kolong kerja
adalah 370,27 m3/jam dengan penekanan 0.19 meter. Untuk mencapai target
laju pemindahan tanah sesuai rencana kerja yaitu 500 m3/jam. kecepatan
kawat kearah samping sebesar 6,85 meter/menit, dan penekanan ladder
diperoleh sebesar ± 0,26 meter.
3. Penelitian Rio Anggara (2014) Universitas Bangka Belitung dengan judul “
perhitungan cadangan bijih timah dengan metode daerah pengaruh untuk
penentuan volume pemindahan tanah tiap bulan serta perkiraan umur
tambang pada Kapal Keruk 21 Singkep 1 di laut air kantung Sungailiat”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa target volume pemindahan tanah dalam
merencanakan jadwal produksi Kapal Keruk 21 Singkep 1 tiap bulan harus
mencapai volume pemindahan tanah sebesar 250.000 m3/bulan dan volume
werk put sebesar 181.440 m3. Untuk sistem pengalian yang di terapkan
Kapal Keruk 21 singkep 1 adalah metode Longface dan sitem tekan untuk
lapisan tanah atas maupun lapisan kaksa, ini bertujuan untuk mengali semua
lapisan kaksa yang ada. Untuk rencana jadwalan produksi bijih timah dari
semua bulan, maka total yang didapat adalah Idh sebesar 2.523.538 m3. Tdh
sebesar 2790 kg Sn/m3,dan Pdh sebesar 637 ton.
7

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Kapal Keruk

Kapal Keruk adalah suatu alat gali yang menggunakan serangkaian mangkok
(bucket) dengan ukuran tertentu yang berfungsi untuk menggali material di bawah
permukaan laut, dimana peralatan mekanis dan pengolahan materialnya bertumpu
pada sebuah ponton. Material yang diperoleh dari bawah permukaan laut kemudian
diangkut dengan serangkaian mangkok (bucket) untuk diproses lebih lanjut di
instalasi pencucian dengan kadar akhir rata-rata konsentrat timah sebesar 20-30%
(Agin, 2011).

Gambar 2.1. Kapal Keruk Kebiang

2.2.2. Bagian – Bagian Utama Kapal Keruk


Sebagaimana sebuah bangunan, Kapal Keruk mempunyai dasar pondasi yang
disebut ponton dan bangunan di atas ponton yang disebut badan kapal (Anonim,
2011). Bangunan badan dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
1. Bagian rangka depan, yang berfungsi untuk menggantung ladder dibagian tengah
atau biasanya disebut beun, serta juga terdapat ruang kemudi kapal.
2. Bagian rangka tengah, yang berfungsi sebagai tempat peralatan dan instalasi
pencucian seperti saring putar (revolving screen), spinne kop, jig dan lain–lainnya.
8

3. Bagian rangka belakang, yang berfungsi sebagai penggantung bandar tailing,


bandar batu dan bandar tanah atas.
Dibagian tengah ponton ada ruang yang terbuka yang disebut beun dengan beun
geleider dimana ladder dapat digerakkan. Antara ladder dan beun ini terdapat celah
maximum + 15 mm terbagi dua yakni kiri dan kanan. Celah ini penting untuk
mengurangi benturan ladder terhadap beun waktu Kapal Keruk beroperasi. Bentuk
dasar dari ponton sebelah ujung bagian haluan dan buritan dibuat melengkung,
maksudnya agar ponton tidak mudah kandas di lapangan kerja, disamping itu untuk
memudahkan gerak / maju mundur kapal. Ponton terbagi menjadi dinding – dinding
dengan beberapa tangki yang disebut kompartemen. Kompartemen ini adalah bagian
ruang yang tahan air / kedap air (Water-dischat atau WDS).

2.2.3 Peralatan Penggalian Kapal Keruk Kebiang


Dalam buku panduan Kapal Keruk Timah penggalian yang digunakan dalam
Kapal Keruk untuk memindahkan mateial yang berada di bawah permukaan laut yaitu
diantaranya bucket atau mangkok, ladder, penghubung mangkok atau pin, ladder roll,
pembalik atas atau seventkant, pembalik bawah atau under roll, dan iddler atau
tromol besar. (Anonim 2011).
1. Mangkok / Bucket
Mangkok atau bucket adalah suatu wadah sebagai alat gali yang disusun dalam
bentuk rantai, seperti rantai sepeda. Berdasarkan Anonim (2011) bucket berfungsi
sebagai wadah untuk mengambil material didasar laut (lapisan tanah atas dan kaksa)
yang kemudian dituang kedalam storebak untuk diproses ke instalasi pencucian.
Berat bucket pada Kapal keruk Bangka 1 yakni sebesar 3,5 ton dengan jumlah bucket
147 buah dengan kapasitas / volume bucket sebesar 24 cuft.
9

Gambar 2.2. Bucket Kapasitas 24 Cuft

2. Ladder
Ladder adalah kumpulan plat baja yang berbentuk setengah segitiga setengah
persegi panjang, ladder ini berfungsi sebagai tempat atau jalur lintasan dimana tempat
bucket melakukan rotasi. Dalam prose penggalian, ladder digerakan oleh kawat
ladder untuk naik turun ladder dalam proses penggalian. Kinerja ladder sangat
ditentukan oleh keahlian operator yang mengendalikan kawat ladder sesuai dengan
kedalaman penggalian. Kedalaman maksimum untuk Kapal Keruk 21 Singkep 1
mencapai 50 meter dengan kemiringan ladder 55o.

Gambar 2.3. Ladder Plat Baja Pada Kapal Keruk Kebiang


10

3. Ladder Roll
Berdasarkan Anonim (2011) Ladder roll berfungsi sebagai penghantar rantai
mangkok dari bawah (under roll) menuju pembalik atas (sevenkant).

Gambar 2.4. Ladder Roll Pada Kapal Keruk Kebiang

2.2.4. Peralatan Penggerak


Peralatan peggerak berfungsi sebagai memudahkan kapal bergerak untuk maju
dan mundur serta bergerak ke kanan dan ke kiri baik itu dalam proses penggalian
maupun pergerakan kapal. Peralatan penggerak di antaranya adalah central lier dan
ladder lier.
1. Central Lier
Central Lier merupakan kumpulan tromol-tromol kawat yang berfungsi untuk
menggerakkan kapal keruk ke kiri dan kanan saat kapal keruk melakukan operasi
penambangan, dan alat ini digerakkan oleh motor listrik (Anonim, 2011).
Terdiri dari 6 kawat yaitu :
- Haluan.
- Kanan depan (stabord voor).
- Kiri depan (bachbord voor).
- Kanan belakang (stabord acther).
- Kiri belakang (bachbord achter).
- Buritan.
11

Gambar 2.5. Central Lier Sebagai Alat Gulungan Kawat

2. Ladder Lier
Menurut Anonim (2011) Ladder lier berfungsi sebagai menaikkan dan
menurunkan ladder, dipasang di dek di atas ladder. Kawat-kawat baja yang keluar
dari tromol (drum) ladder lier dihubungkan pada sistem pully yang diberi nama roda
angkat atas (boven takle block) dan roda angkat bawah (under takle block). Tromol
digerakkan oleh motor listrik yang disebut motor ladder lier melalui roda-roda gigi
dihubungkan dengan tromol / drum dan dilengkapi dengan rem dan kopling yang
disebut truster brake.

2.3. Mekanisme Penggalian Kapal Keruk

Mekanisme penggalian Kapal Keruk terdiri dari gabungan gerakan perputaran


rantai mangkok yang melakukan penggalian yang dihasilkan oleh central lier yang
menggerakan kapal keruk maju, ke samping kiri dan kanan (Agin, 2011).
Gaya – gaya yang bekerja dalam proses penggalian adalah :
1. Gaya menekan ke bawah karena berat ladder dan rantai mangkok.
2. Gaya ke depan karena gerakan rantai mangkok dan kawat haluan.
3. Gaya ke samping karena tarikan kawat samping kiri dan kanan.
12

Gambar 2.6. Digging and Filling Action (Sumber : Anonim, 2014)

Akibat dari gabungan ketiga gaya tersebut maka terjadilah penggalian lapisan
tanah yang pada dasarnya dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Digging action, yaitu proses penggalian oleh mangkok – mangkok yang berputar
melalui pembalik bawah (onder roll).
2. Filling action, yaitu proses pengisian mangkok dari runtuhan tanah yang berada
diatas mangkok.

2.4. Metode Penggalian


Pada dasarnya metode penggalian yang digunakan yang diterapkan di Kapal
Keruk yaitu metode penggalian long face dan short face (Suyatino, 2014).
1. Long Face
Long face adalah metode penggalian selebar kolong kerja dari pingggir kiri
kolong kerja sampai pinggir kanan kolong kerja atau sebaliknya. Metode Long Face
mempunyai tujuan agar pemindahan tanah dapat memperoleh hasil yang sebesar –
besarnya (Agin, 2011).
13

Gambar 2.7. Sketsa Metode Long Face (Sumber : Anonim, 2014).

Metode ini diterapkan pada kondisi :


a) Kekayaan untuk penyebaran bijih merata.
b) Batas lapisan tanah atas dan kaksa cukup jelas.
c) Lapisan tanah selebar kolong kerja homogen.
d) Topografi batuan dasar (kong) rata.
e) Pengaruh arus pasang surut kecil.
f) Pengaruh gelombang dan angin kecil.

Keuntungan penggalian dengan metode long face :


a) Laju pemindahan tanah dapat maksimal.
b) Kehilangan waktu angkat dan turun ladder lebih kecil dibandingkan dengan short
face.
c) Tidak ada kehilangan waktu untuk pindah snee atau kolong kerja.
d) Usia kawat ladder dan kawat samping lebih panjang.
Kerugian dari metode penggalian dengan long face hasil tidak bersih terutama pada
daerah yang topografi batuan dasarnya tidak rata.
14

2. Short Face
Short face adalah pola penggalian yang sama dengan long face, bedanya adalah
hanya pada penggalian yang pendek, tidak seperti metode long face yang melebar,
metode ini secara bertahap menggali dengan lebar 30 meter dan snee 10 meter. Pola
ini menggunakan 2 kawat, yaitu : kawat depan (kiri dan kanan) untuk bergerak, dan 2
kawat belakang (kiri dan kanan) sebagai penahan kapal keruk. Pola ini digunakan
apabila kedalaman bed rocknya tidak rata (Agin, 2011).
Metode ini dapat diterapkan pada kondisi :
a) Jenis lapisan tanah tidak heterogen.
b) Penyebaran bijih timah tidak merata.
c) Batas antara lapisan tanah atas dan tanah bertimah atau kaksa kurang jelas.
d) Permukaan batuan dasar atau kong tidak rata.
e) Pasang surut arus laut dapat menghambat gerakan kapal keruk.
f) Pengaruh gelombang dan angin cukup kuat.

Gambar 2.8. Sketsa Metode Short Face (Sumber :Anonim, 2014)

Keuntungan metode penggalian short face adalah hasil penggalian lebih bersih.
Adapun kerugian dari metode penggalian short face adalah :
1. Laju pemindahan tanah kecil.
15

2. Waktu lebih banyak terbuang untuk pemindahan snee, angkat dan turun ladder.
3. Kawat samping ladder lebih cepat aus.

Gambar 2.9. Metode Penggalian Short Face (Sumber : Anonim, 2014)

2.5. Sistem Penggalian Kapal Keruk


Menurut Agin (2011) penggalian kapal keruk dibagi menjadi tiga sistem, yaitu :
a. Sistem Maju
Sistem Maju adalah sistem penggalian pada kapal keruk dengan menggali maju
sepanjang 2 – 3 trap, kemudian kapal keruk mundur untuk menggali lapisan
berikutnya. Dilakukan berulang-ulang hingga mencapai batas kong / batuan dasar.
Adapun yang menjadi pertimbangan penggunaan sistem ini adalah :
1. Lapisan tanah relatif tebal (10 – 20 meter).
2. Penyebaran bijih timah relatif merata.
3. Tanah yang digali mudah longsor.
4. Permukaan kong / batuan dasar relatif rata.
16

Gambar 2.10. Sketsa Penggalian Sistem Maju Pada KK (Sumber : Anonim, 2014)

b. Sistem Tekan
Sistem Tekan adalah sistem penggalian yang dilakukan dengan cara ditekan
secara bertahap dari permukaan lapisan tanah atas hingga mencapai batas kong.
Penggalian dimulai dari batas pinggir kiri atau kanan dengan mengikuti penekanan
ladder secara bertahap antara 0,3 – 1 meter.

Gambar 2.11. Sketsa Penggalian Sistem Tekan (Sumber : Anonim, 2014.)

Pertimbangan dalam pemilihan sistem tekan adalah :


1. Lapisan tanah yang digali relatif tipis (5 – 10 meter).
17

2. Arus pasang surut cukup kuat.


3. Penyebaran bijih timah tidak merata.
4. Tanah yang digali relatif kompak atau tidak mudah longsor.
c. Sistem Kombinasi
Sistem Kombinasi adalah sistem penggalian yang menggabungkan dua sistem
penggalian, yaitu sistem maju dan tekan. Penggalian lapisan tanah atas menggunakan
sistem maju dengan cara menggali secara bertahap hingga mencapai lapisan tanah
bertimah atau kaksa. Selanjutnya kapal keruk mundur untuk penggalian lapisan tanah
bertimah dengan sistem tekan hingga mencapai batas kong / batuan dasar.

Gambar 2.12. Sketsa Penggalian Sistem Kombinasi (Sumber : Anonim, 2014).

2.6. Volume Pemindahan Tanah


Volume pemindahan tanah adalah besarnya tanah yang dipindahkan selama
operasi penggalian. Besarnya volume pemindahan tanah yang diperoleh akan
mempengaruhi besarnya laju pemindahan tanah (Anonim, 2014). dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
Volume Pemindahan Tanah = Maju x Lebar x Tebal Lapisan ……………….(1)
Rumus di atas menganalogikan volume sebuah balok. Rumus ini sebenarnya
hanya rumus secara kasar untuk mendapatkan volume yang diambil karena untuk
perhitungan melalui data–data bor sudah tidak akurat, disebabkan data–data bor
merupakan bor yang lama dan daerah yang di tambang juga sudah pernah dikeruk
oleh kapal – kapal sebelumnya. Jadi rumus ini menghitung tebal lapisan dari
18

kedalaman mulai menyentuh lapisan hingga kedalaman menyentuh kong, sehingga


diperoleh tebal lapisan, sedangkan untuk maju menggunakan 1 trap yaitu 5 meter
dengan lebar menggunakan snee yang berukuran 1 snee sama dengan 4 meter.
Faktor–faktor yang mempengaruhi besarnya pemindahan tanah adalah sebagai
berikut :
1. Jam Jalan
Jam jalan adalah jam kerja produktif yang dapat dicapai dari jam kerja tersedia
dalam suatu periode kerja. Kapal Keruk melakukan operasi penggalian dalam satu
hari kerja selama 24 jam dengan membagi jam kerja menjadi 3 aplos unuk 1 hari
kerja dengan masing – masing jam kerja yang tersedia tiap aplos adalah 8 jam, namun
jam kerja yang tersedia tidak sepenuhnya bisa tercapai, karena adanya hambatan –
hambatan tertentu, sehingga operasi penggalian terhenti.
2. Jam stop
a. Jam stop terencana, yaitu jam stop untuk melakukan perwatan peralatan yang
mencakup :
1) Jam stop untuk melakukan reparasi minggguan.
2) Jam stop untuk melakukan reparasi tahunan.
3) Jam stop untuk pemindahan lokasi kerja Kapal Keruk.
4) Jam stop untuk melakukan ukur kolong kerja.
b. Jam stop tidak terencana :
1) Jam stop karena kerusakan alat.
2) Jam stop karena faktor alam berupa cuaca buruk, dan angin kencang.
Perhitungan jam kerja produktif dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut
(Anonim, 2014) :
Jam Jalan Produktif = Jam Kerja – Jam Stop ……………………………… (2)
3. Kemajuan penggalian
Kemajuan penggalian yang dapat dilakukan Kapal Keruk Bangka 1 jarak satu
trap adalah 5 meter. Perhitungan kemajuan pennggalian dapat dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut (Anonim, 2014) :
19

P = 2 x R …………………………………………………...………………... (3)
Dimana :
P = besarnya penarikan kawat haluan untuk sekali maju.
R = (1/2 x Ø onder roll) + tinggi bucket.
Diketahui diameter onder roll KK Bangka 1 adalah 2,143 meter dan tinggi
bucket adalah 1,44 meter.
Sehingga :
P = 2 x {(1/2 x 2,143) + 1,44)}
= 5,023 meter
Jadi dengan rumus ini didapatkan jarak satu trap yang dapat dilakukan adalah 5
meter.
4. Metode penggalian yang diterapkan.
Metode pengalian yang di terapkan di sesuaikan dengan kondisi tanah yang
ada di lapangan karena metode penggalian sangat mempengaruhi laju pemindahan
tanahnya.
5. Besarnya pengisian mangkok.
Besarnya pengisian mangkok akan mempengaruhi besarnya volume
pemindahan tanah yang diperoleh, karena semakin besar pengisian mangkok, maka
semakin besar pula volume pemindahan tanah yang didapat. Besarnya pengisian
mangkok tergantung dari besarnya penekanan ladder. Besarnya penekanan ladder
tergantung pada jenis tanah yang digali. Pada umumnya untuk penggalian lapisan
tanah atas penekanan lebih besar dari pada saat penggalian lapisan tanah
bertimah/kaksa. Hal ini dimaksud untuk menghindari terjadinya losses.
6. Kecepatan tarik kawat samping
Kecepatan tarik kawat samping pada waktu penggalian lapisan tanah atas pada
umumnya lebih cepat dibandingkan dengan penggalian lapisan tanah bertimah.
7. Kondisi lapisan tanah.
8. Skil dan keahlian operator
20

2.7. Laju Pemindahan Tanah


Besarnya laju pemindahan tanah (LPT) yang dipengaruhi oleh besarnya volume
pemindahan tanah. Secara teoritis besarnya laju pemindahan tanah dalam keadaan
100% pengisian bucket dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Anonim,
2014):
LPT = Cuft KK x 0,0283 m3 x BPM x 60 menit/jam…………………………(4)
Dimana :
LPT = laju pemindahan tanah
Volume bucket = Cuft KK x 0,0283 m3
BPM = banyak putaran bucket permenit
Sementara untuk realisasi laju pemindahan tanah dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Volume Pemindahan Tanah (m3 )
LPT = ………………………………………….(5)
Jam Jalan (Jam)

Anda mungkin juga menyukai