KLP 1 Bengkel Ikm Proposal
KLP 1 Bengkel Ikm Proposal
OLEH:
PEMBIMBING:
dr. Sultan Buraena, MS, Sp.OK
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum :
Untuk mengetahui tentang aspek keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerja di bengkel mobil
PT Hadji Kalla -Toyota Makassar.
2.6.Penyakit yang dialami berhubungan dengan pekerjaan dan hazard pada karyawan di
bengkel mobil
1. Gangguan pendengaran akibat bising ( noise induced hearing loss / NIHL) adalah tuli
akibat terpapar oleh bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama
dan biasanya diakibatkan oleh bising lingkungan kerja. Tuli akibat bising merupakan
jenis ketulian sensorineural yang paling sering dijumpai setelah presbikusis. Secara
umum bising adalah bunyi yang tidak diinginkan. Bising yang intensitasnya 85
desibel ( dB ) atau lebih dapat menyebabkan kerusakan reseptor pendengaran Corti
pada telinga dalam. Sifat ketuliannya adalah tuli saraf koklea dan biasanya terjadi
pada kedua telinga. Banyak hal yang mempermudah seseorang menjadi tuli akibat
terpapar bising antara lain intensitas bising yang lebih tinggi, berfrekwensi tinggi,
lebih lama terpapar bising, kepekaan individu dan faktor lain yang dapat
menimbulkan ketulian.8
2. Ganguan muskuloskeletal atau Musculoskeltal Disorder (MSD). Ada beberapa faktor
yang dapat menyebabkan MSD, namun faktor utamanya berupa tenaga yang
dipaksakan (force), posisi yang tidak sesuai (awkward postures) dan pengulangan
pekerjaan(repetition).Pada pekerja bengkel motor, mengangkat alat-alat bengkel
maupun onderdil motor yang berat dan berulang dengan posisi yang tidak sesuai bisa
menjadi faktor penyebab MSD. 9
3. Luka akibat benda tajam dan benda tumpul, ada banyak pemicu terjadinya luka pada
pekerja bengkel, di antaranya adalah tertusuk alat-alat perbengkelan atau tertimpa
barang berat saat bekerja.9
4. Luka bakar dan tersengat listrik. Flash atau luka bakar listrik adalah cedera panas
untuk kulit yang disebabkan oleh tegangan tinggi arus listrik mencapai kulit dari
konduktor. Luka panas untuk kulit yang intens dan mendalam, karena arus listrik
memiliki suhu sekitar 2500°C (cukup tinggi untuk melelehkan tulang). Api
membakar pakaian dari sering memicu bagian paling serius dari cedera. Setelah saat
ini telah memasuki tubuh, jalur bergantung pada resistensi itu pertemuan dalam
berbagai organ. Berikut ini adalah tercantum dalam urutan resistensi: tulang, lemak,
urat, kulit, otot, darah, dan saraf. Jalur dari menentukan saat ini bertahan hidup,
misalnya, jika sedang melewati jantung atau batang otak, kematian dapat langsung
dari fibrilasi ventrikel atau apnea. Lancar lewat melalui dapat menyebabkan kejang
otot cukup parah untuk menghasilkan patah tulang-tulang panjang atau dislokasi. Hal
seperti ini paling banyak terjadi pada pekerja di bagian maintenance kelistrikan
karena sangat sering bersentuhan dengan alat-alat listrik.10
5. Carpal Tunnel Syndrome.Carpal tunnel syndrome (CTS), atau neuropati median
di pergelangan tangan,adalah kondisi medis di mana saraf median dikompresi di
pergelangan tangan, menyebabkan parestesia, mati rasa dan kelemahan otot di
tangan.Perdebatan internasional mengenai hubungan antara CTS dan gerakan
berulang dalam pekerjaan sedang berlangsung. Keselamatan dan Kesehatan
Administration (OSHA) telah mengadopsi aturan dan peraturan mengenai gangguan
trauma kumulatif. Faktor risiko pekerjaan dari tugas yang berulang, gaya, postur, dan
getaran telah dikutip. Namun, American Society for Bedah Tangan (ASSH) telah
mengeluarkan pernyataan bahwa literatur saat ini tidak mendukung hubungan sebab
akibat antara aktivitas kerja spesifik dan perkembangan penyakit seperti CTS. Sering
terjadi pada kasir sebuah supermarket karena setiap hari bertugas untuk menghitung
uang saat selesai bekerja. 11
6. Rinitis alergi, adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada
pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama serta
dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan alergen
spesifik tersebut (von Pirquet, 1986). Menurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and its
Impact on Asthma) tahun 2001, rinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan
gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar
alergen yang diperantarai oleh IgE.12
7. Depresi. Gangguan depresif merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia
yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dengan gejala penyerta termasuk
perubahan pola tidur, nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan,
rasa putus asa, tak berdaya dan gagasan bunuh diri. Depresi bisa disebabkan oleh
beberapa faktor seperti biologis, genetic, dan psikososial (pekerjaan, rumah tangga
dll) 13
3.2. Cara
Cara survey yang dilakukan adalah dengan menggunakan Walk Through Survey.
Teknik Walk Through Survey juga dikenali sebagai Occupational Health Hazards. Untuk
melakukan survei ini, dapat dimulai dengan mengetahui tentang manejemen perencanaan
yang benar, berdiskusi tentang tujuan melakukan survey, dan menerima keluhan-keluhan
baru yang releven.
Bahaya apa dan dalam situasi yang bagaimana bahaya dapat timbul, merupakan
sebagai hasil dari penyelenggaraan kegiatan Walk Through Survey. Mengenal bahaya,
sumber bahaya dan lamanya paparan bahaya terhadap pekerja.
Pihak okupasi kesehatan dapat kemudian merekomendasikan monitoring survey
untuk memperoleh kadar kuantitas eksposur atau kesehatan okupasi mengenai risk
assessment.
Walk Through Survey ini adalah bertujuan untuk memahami proses produksi,
denah tempat kerja dan lingkungannya secara umum. Selain itu, mendengarkan
pandangan pekerja dan pengawas tentang K3, memahami pekerjaan dan tugas-tugas
pekerja, mengantisipasi dan mengenal potensi bahaya yang ada dan mungkin akan timbul
di tempat kerja atau pada petugas dan menginventarisir upaya-upaya K3 yang telah
dilakukan mencakup kebijakan K3, upaya pengendalian, pemenuhan peraturan
perundangan dan sebagainya.
3.3. Jadwal Survei
3.3.1. Lokasi
Lokasi survei kesehatan dan keselamatan kerja yaitu di PT Hadji Kalla -Toyota Makassar, Jalan
Urip, Makassar.
3.3.3. Biaya
Biaya yang digunakan pada survei ini adalah swadaya
3.3.4. Alur Reparasi Kendaraan di Bengkel
PENERIMAAN RESEPSIONIS
PROMOSI PELANGGAN
Sparepart Kendaraan
(GUDANG)
ADMINISTRASI KANTOR
R.TUNGGU KEUANGAN
BAB IV
Hasil Penelitian
Adapun hasil penelitian yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:
1.Registrasi
2. Pengecekan kerusakan
3. Perhitungan biaya
6. Pengambilan sparepart
HASIL SURVEI
4.2. Alat Kerja Yang Digunakan yang Dapat Mengganggu Kesehatan Pekerja
- service advisor: tidak ada
- front desk: komputer
- mekanik: sumber listrik, alat servis (las, gergaji, berbagai jenis kunci dan obeng)
- kepala mekanik: komputer
- kasir: komputer dan mesin uang
4.3.AlatPelindung Diri
service advisor: sepatu
front desk: sepatu
mekanik: sepatu, apron, topi
kepala mekanik: sepatu
kasir: sepatu
4.5. Pemeriksaan Kesehatan yang Pernah Dilakukan sesuai Peraturan (Sebelum Bekerja,
Berkala, Berkala Khusus)
Para pekerja memeriksakan kesehatannya hanya saat sakit saja di rumah sakit terdekat dan
ada pula yang hanya membeli obat di apotik terdekat tanpa resep dokter, namun belum tersedia
pemeriksaan kesehatan dalam perusahaan. Ada pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan
sesuai peraturan (sebelum bekerja, berkala, dan berkala khusus).
PEMBAHASAN
PT Hadji Kalla -Toyota Makassar adalah salah satu perusahaan yang memiliki fokus usaha di
bidang penjualan resmi Mobil toyota dan pelayanan perawatan serta perbaikan Mobil toyota
(perbengkelan). Bangunan bengkel terletak di pinggir jalan Urip, bagian depan gedung dicat
warna putih dan terpampang logo serta nama perusahaan. gedung terdiri dari bangunan satu
tingkat dengan 2 ruang utama, yaitu ruang reparasi mobil dan showroom mobil. di ruang
reparasi, bagian terdepan merupakan tempat final inspection, lalu terdapat area kerja untuk
service advisor dan front desk. Terdapat dua ruangan khusus dengan dinding kaca kedap suara,
satu ruangan khusus untuk ruang tunggu konsumer dan satu ruangan untuk kepala mekanik.
1. Survey tentang hazard umum pada pekerja bengkel
Dari survey yang dilakukan pada pekerja bengkel , pekerja banyak terpapar pada hazard
umum dari faktor kimia, ergonomi, fisik dan psikososial. Hazard ini membahayakan karena
seharusnya lingkungan kerja dalam keadaan aman, dan tidak membahayakan pekerjanya.
Faktor kimia berupa acetylene, polyester putty, cat, thinner, dan detergent yang
mengandung zat kimia sehingga bisa membahayakan bagi pekerja bengkel. Selain itu,
pekerja juga terpapar dengan asap dan debu kendaraan.
Detergen yang secara umum mengandung surfaktan dan builders, surfaktan beresiko pada
pekerja karena dapat menyebabkan gangguan iritasi pada kulit, hilangnya kelembaban
alami yang ada pada kulit dan meningkatkan permeabilitas permukaan luar sedangkan
builders salah satu yang paling banyak dimanfaatkan di dalam Detergen adalah
phosphate. Phosphate memegang peranan penting dalam produk Detergen, sebagai
softener air. Bahan ini mampu menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion
kalsium dan magnesium. Bahan kimia yang terkandung dalam pemutih adalah klorin,
dimana zat tersebut bisa menyebabkan iritasi saluran nafas, wheezing / mengi, kesulitan
bernafas, suara serak, batuk,, iritasi mata, iritasi kulit
Polyester putty atau polystyrene repair paste melalui inhalasi dapat menyebabkan
ngantuk, dan iritasi saluran napas, kontak dengan kulit dapat menyebabkan kemerahan,
jika tertelan dapat menyebabkan iritasi mulut, gastritis, mual dan muntah
Thinner yang mengandung toluene, xylene, asam nitrat dan asam sulfat, zat ini berbahaya
dan mudah terbakar. Penggunaan jangka pendek dapat menyebabkan iritasi mata, apabila
terjadi aspirasi dapat menyebabkan pneumonitis, penurunan kesadaran, dan aritmia.
Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan dermatitis, gangguan system saraf pusat,
gangguan hepar dan ginjal, serta gangguan reproduksi.
Paparan terhadap acetylene melalui inhalasi dapat menyebabkan sakit kepala, pusing,
bahkan pingsan. Pada penggunaan yang lama dan kadar yang tinggi dapat menurunkan
kadar oksigen di udara sehingga menyebabkan asfiksia bahkan kematian.
Paint remover mengandung berbagai zat kimia, salah satunya methylene chloride yang
dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan saluran pernapasan, edema paru (apabila
dihirup dalam jumlah besar) bahkan dapat menimbulkan serangan jantung karena hasil
metabolism methylene yang dapat ditemukan di pembuluh darah berupa karbon
monoksida.
Cat mobil atau solvent based paint yang mengandung toluene, xylene, ethanol. Dan
aceton dapat menyebabkan iritasi kulit, dan apabila dihirup dapat menyebabkan iritasi
saluran napas, nyeri kepala, pusing, mual dan muntah.
Asap kendaraan banyak mengandung karbon monoksida yang dalam keadaan toksik di
darah dapat menyebabkan asfiksia. Kandung sulfur dioksida dapat menyebabkan iritasi
saluran napas. Selain itu, kandung timah hitam dapat menyebabkan keracunan, dan
anemia.
Faktor ergonomi, posisi kerja sebagian besar dilakukan dengan berdiri karena tidak
memungkinkan petugas untuk duduk dan cara kerja berupa mengangkat, mendorong dan
menarik. Dengan cara kerja yang tidak dilakukan dengan benar oleh pekerja dan posisi
kerja yang demikian mengakibatkan sebagian petugas mengeluh terkadang merasakan
nyeri punggung bawah/low back pain. Sebaliknya pada petugas registrasi yang harus
bekerja dalam posisi duduk yang lama juga turut menimbulkan keluhan back pain. Selain
itu, pembagian tugas pekerja yang banyak melakukan gerakan berulang seperti
menggosok dan membersihkan dalam waktu lama dapat menyebabkan nyeri pada sendi
pergelangan tangan.
Faktor fisik berupa kebisingan yang timbul akibat suara kompressor, mesin, dan gurinda
yang beroperasi terus menerus di tempat kerja cukup mengganggu bagi pekerja. Hal ini
bisa menyebabkan gangguan pendengaran. Sebaiknya petugas menggunakan alat
pelindung diri berupa ear plug/ear muff. Faktor fisik lainnya berupa getaran yang
dirasakan oleh operator mesin gurinda dan mesin pemoles juga dapat menyebabkan
keluhan seperti myalgia. Kurangnya pencahayaan dan suhu ruangan menyebabkan
ketidaknyamanan pada pekerja, dan dapat membahayakan pada penggunaan alat yang
membutuhkan pencahayaan maksimal. Suhu ruangan yang panas adalah akibat dari
kurangnya ventilasi, ruangan yang hanya beratapkan seng, kurangnya kipas angin, dan
paparan panas dari alat dan mesin. Percikan api yang ditimbulkan pada proses pengelasan
juga dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kulit, selain itu pekerja juga dapat terpapar
dengan suhu yang tinggi pada proses pengelasan dan ketok. Di ruangan juga banyak
terdapat sumber listrik bertegangan tinggi untuk menyalakan compressor yang berpotensi
menyebabkan kebakaran, ledakan, ataupun luka bakar listrik pada pekerja.
Faktor psikososial, yang ditemukan pada pekerja adalah beban kerja yang berat karena
tidak adanya sistem pergantian pekerja, dan pembagian kerja didasarkan atas sistem
proyek sehingga terkadang terjadi perselisihan diantara pekerja. Pekerja kadang
merasakan kelelahan walaupun jadwal kerja telah dibatasi dari pukul 8 pagi hingga 5
sore.
Alat kerja yang digunakan seperti mesin poles, dan gurinda dapat menimbulkan faktor
bahaya fisik berupa getaran dan kebisingan. Alat las dan mesin pemanas untuk proses ketok
menyebabkan bahaya fisik berupa paparan suhu yang tinggi dan percikan api. Mesin compressor
yang digunakan juga turut menyebabkan kebisingan dan sumber daya yang digunakan berupa
listrik bertegangan tinggi berpotensi menyebabkan ledakan, kebakaran, dan luka bakar listrik
pada pekerja. Penggunaan mesin hidrolik pada pencucian mobil yang juga menggunakan sumber
listrik tegangan tinggi juga berpotensi menyebabkan luka bakar listrik jika terjadi korslet dan
bahaya mobil jatuh dan menimpa pekerja. Pada petugas registrasi, pemilihan jenis kursi pekerja
kurang tepat dan pengaturan layar computer yang terlalu dekat dengan petugas registrasi.
3. Survey untuk mengetahui tentang alat pelindung diri yang digunakan pekerja
Dari hasil survey didapatkan pekerja bengkel hanya rutin menggunakan masker, sarung
tangan dan kacamata. Masker yang digunakan belum sesuai standar K3 karena hanya
menggunakan surgical mask dimana seharusnya pekerja menggunakan dust mask, tapi sarung
angan dan kacamata yang digunakan sudah sesuai dengan standar K3. Penggunaan apron/clemek
dan sepatu kadang digunakan tetapi lebih sering tidak digunakan.
Dari hasil survey didapatkan pekerja bengkel tidak melakukan pemeriksaan kesehatan
berkala atau pemeriksaan khusus. Ini tidak sesuai dengan standar pelayanan K3, dan ini
menunjukkan kurangnya upaya tertentu dari pihak rumah sakit untuk menjalankan program K3
secara keseluruhan.
Dari survey didapatkan petugas laundry, terdapat beberapa keluhan seperti konjunctivits,
dermatitis, dan sebagian besar mengeluhkan nyeri otot serta nyeri punggung bawah (low back
pain) yang disebabkan posisi dan cara kerja yang tidak benar salah satunya penggunaan APD
yang tidak lengkap.
Penyedian APAR (alat pemadam api ringan) pada ruang kerja bengkel sebagai salah satu
upaya K3 untuk menanggulangi bahaya kebakaran di ruang kerja. APAR juga terdapat di
beberapa titik di bengkel sehingga mudah dijangkau jika terjadi kejadian yang tidak diharapkan.
Kotak P3K juga tersedia di beberapa tempat.
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
1. Di bengkel ini memiliki beberapa faktor hazard yang dapat dialami para karyawan
tersebut, seperti faktor fisik, yaitu kebisingan , radiasi computer, getaran, dan listrik
dengan kekuatan tinggi. Terdapat juga faktor kimia berupa asap kendaraan, debu, bensin,
oli, dan minyak tem. Faktor biologi uang yang berpindah dari tangan ke tangan yang bisa
saja terkontaminasi bakteri. Faktor ergonomi juga berpengaruh dimana posisi tubuh saat
berkerja yang lebih sering duduk pada bagian administrasi dan kasir, serta posisi tubuh
mekanik saat bekerja yang lebih sering jongkok.
2. Alat yang digunakan pada bengkel ini bisa menyebabkan penyakit CTS, penyakit pada
mata, kulit, dan sistem respirasi.
3. Kesadaran untuk menggunakan alat pelindung diri saat bekerja sangat kurang dan belum
sesuai standar keamanan
4. Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di Bengkel ini belum terlaksana dengan baik.
5. Pencegahan atau pengendalian kecelakaan kerja belum dilakukan dan hanya berdasar
sikap hati-hati.
6. Fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja pada bengkel ini belum terlaksana dengan baik.
6.2. Saran
1. Kesadaran penggunaan dan pengadaan alat pelindung diri standar yang lengkap harus
menjadi perhatian bagi para pekerja dan pemilik perusahaan.
2. Sebaiknya pihak perusahaanmengadakan program penyuluhan dan pelatihan mengenai
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
3. Sebaiknya dilakukan pelatihan/simulasi jika terjadi kebakaran. Selain itu, harus ada
pengadaan hydrant, detektor api dan alarm untuk mencegah terjadi kebakaran yang
besar.
4. Pihak perusahaan seharusnya mengadakan pemeriksaan kesehatan rutin kepada para
pekerja dan pengadaan kotak P3K yang sesuai dengan standar.
DAFTAR PUSTAKA
1. Amarudin. Pengawasan Kesehatan dan Lingkungan Kerja. 2006 [cited; Available from:
http://tiarasalsabilatoniputri.files.wordpress.com/2012/03/kesehatan-kerja-1.ppt
2. Kurniawidjaja, Meily. 2010. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja . Jakarta: UIPress
3. Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS
4. Fatdriati JL. Meily K. Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada
Checklist Walk Through Survey pada bengkel mobil pt hadji kalla - toyota Makassar
1) Promosi
No. Perkara Ya Tidak Keterangan
Faktor Hazard
a. Faktor fisik
i. Pencahayaan ;
√
- Apakah warna dinding ruangan yang terang
b. Faktor kimia
i. Desinfektan √
ii. Cytotoxic √
c. Faktor biologi
i. Bakteri √
ii. Virus √
iii. Jamur √
iv. Parasit √
d. Faktor ergonomis
i. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
5. Faktor Psikososial
i. system pernapasan √
v. orthopedi √
vii kardiologi √
1 Tutup kepala √
2 Kacamata √
3 Masker √
4. Celemek √
5. Handscoen √
.6. Sepatu √
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
√
- Pintu dan jendela
√
- Ventilasi
Kebakaran
1) APAR √
2) Detector √
√
3) Alarm kebakaran
√
4) Hydrant
√
5) Sprinkler
Checklist Walk Through Survey pada bengkel mobil PT hadji kalla - toyota Makassar
2) Penerimaan Pelanggan
No. Perkara Ya Tidak Keterangan
Faktor Hazard
e. Faktor fisik
i. Pencahayaan ;
√
- Apakah warna dinding ruangan yang terang
f. Faktor kimia
i. Desinfektan √
ii. Cytotoxic √
g. Faktor biologi
i. Bakteri √
ii. Virus √
iii. Jamur √
iv. Parasit √
h. Faktor ergonomis
i. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
5. Faktor Psikososial
i. system pernapasan √
v. orthopedi √
vii kardiologi √
1 Tutup kepala √
2 Kacamata √
3 Masker √
4. Celemek √
5. Handscoen √
.6. Sepatu √
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
√
- Pintu dan jendela
√
- Ventilasi
Kebakaran
1. APAR √
2. Detector √
√
3. Alarm kebakaran
√
4. Hydrant
√
5. Sprinkler
Checklist Walk Through Survey pada bengkel mobil PT hadji kalla - toyota Makassar
3) Resepsionis
No. Perkara Ya Tidak Keterangan
Faktor Hazard
i. Faktor fisik
i. Pencahayaan ;
√
- Apakah warna dinding ruangan yang terang
j. Faktor kimia
i. Desinfektan √
ii. Cytotoxic √
k. Faktor biologi
i. Bakteri √
ii. Virus √
iii. Jamur √
iv. Parasit √
l. Faktor ergonomis
i. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
5. Faktor Psikososial
i. system pernapasan √
v. orthopedi √
vii kardiologi √
1 Tutup kepala √
2 Kacamata √
3 Masker √
4. Celemek √
5. Handscoen √
.6. Sepatu √
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
√
- Pintu dan jendela
√
- Ventilasi
Kebakaran
1. APAR √
2. Detector √
√
3. Alarm kebakaran
√
4. Hydrant
√
5. Sprinkler
Checklist Walk Through Survey pada bengkel mobil PT hadji kalla - toyota Makassar
4) GUDANG
No. Perkara Ya Tidak Keterangan
Faktor Hazard
m. Faktor fisik
i. Pencahayaan ;
√
- Apakah warna dinding ruangan yang terang
n. Faktor kimia
i. Desinfektan √
ii. Cytotoxic √
o. Faktor biologi
i. Bakteri √
ii. Virus √
iii. Jamur √
iv. Parasit √
p. Faktor ergonomis
i. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
5. Faktor Psikososial
i. system pernapasan √
v. orthopedic √
vii kardiologi √
1 Tutup kepala √
2 Kacamata √
3 Masker √
4. Celemek √
5. Handscoen √
.6. Sepatu √
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
√
- Pintu dan jendela
√
- Ventilasi
Kebakaran
6. APAR √
7. Detector √
√
8. Alarm kebakaran
√
9. Hydrant
√
10. Sprinkler
Checklist Walk Through Survey pada bengkel mobil PT hadji kalla - toyota Makassar
Faktor Hazard
q. Faktor fisik
i. Pencahayaan ;
√
- Apakah warna dinding ruangan yang terang
r. Faktor kimia
i. Desinfektan √
ii. Cytotoxic √
s. Faktor biologi
i. Bakteri √
ii. Virus √
iii. Jamur √
iv. Parasit √
t. Faktor ergonomis
i. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
5. Faktor Psikososial
i. system pernapasan √
v. orthopedic √
vii kardiologi √
1 Tutup kepala √
2 Kacamata √
3 Masker √
4. Celemek √
5. Handscoen √
.6. Sepatu √
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
√
- Pintu dan jendela
√
- Ventilasi
Kebakaran
11. APAR √
12. Detector √
√
13. Alarm kebakaran
√
14. Hydrant
√
15. Sprinkler
Checklist Walk Through Survey pada bengkel mobil PT hadji kalla - toyota Makassar
6) Ruang service
No. Perkara Ya Tidak Ket
Faktor Hazard
1. Faktor fisik
i. Pencahayaan ;
2. Faktor kimia
i. Kimia Padat √
3. Faktor biologi √
I Bakteri √
ii. Virus √
iii. Jamur √
iv. Parasit √
4. Faktor ergonomis
i. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
5. Faktor Psikososial
i. system pernapasan √
v. orthopedic √
vii kardiologi √
1 Tutup kepala √
2 Kacamata √
3 Masker √
4. Celemek √
5. Handscoen √
.6. Sepatu √
-
Memiliki pengetahuan dan pernah mendapat penyuluhan √
Tidak memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √
penyuluhan
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
- Pintu dan jendela √
- Ventilasi √
Kebakaran
1) APAR √
2) Detector √
3) Alarm kebakaran √
4) Hydran √
5) Sprinkler √
Checklist Walk Through Survey pada bengkel mobil PT hadji kalla - toyota Makassar
Faktor Hazard
u. Faktor fisik
i. Pencahayaan ;
√
- Apakah warna dinding ruangan yang terang
v. Faktor kimia
i. Desinfektan √
ii. Cytotoxic √
w. Faktor biologi
i. Bakteri √
ii. Virus √
iii. Jamur √
iv. Parasit √
x. Faktor ergonomis
i. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
5. Faktor Psikososial
i. system pernapasan √
v. orthopedic √
vii kardiologi √
1 Tutup kepala √
2 Kacamata √
3 Masker √
4. Celemek √
5. Handscoen √
.6. Sepatu √
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
√
- Pintu dan jendela
√
- Ventilasi
Kebakaran
16. APAR √
17. Detector √
√
18. Alarm kebakaran
√
19. Hydrant
√
20. Sprinkler
Checklist Walk Through Survey pada bengkel mobil PT hadji kalla - toyota Makassar
8) Ruang tunggu
No. Perkara Ya Tidak Keterangan
Faktor Hazard
y. Faktor fisik
i. Pencahayaan ;
√
- Apakah warna dinding ruangan yang terang
z. Faktor kimia
i. Desinfektan √
ii. Cytotoxic √
ii. Virus √
iii. Jamur √
iv. Parasit √
bb. Faktor ergonomis
i. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
5. Faktor Psikososial
i. system pernapasan √
v. orthopedic √
vii kardiologi √
1 Tutup kepala √
2 Kacamata √
3 Masker √
4. Celemek √
5. Handscoen √
.6. Sepatu √
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
√
- Pintu dan jendela
√
- Ventilasi
Kebakaran
21. APAR √
22. Detector √
√
23. Alarm kebakaran
√
24. Hydrant
√
25. Sprinkler
Checklist Walk Through Survey pada bengkel mobil PT hadji kalla - toyota Makassar
9) Administrasi
No. Perkara Ya Tidak Keterangan
Faktor Hazard
√
- Apakah warna dinding ruangan yang terang
ii. Cytotoxic √
ii. Virus √
iii. Jamur √
iv. Parasit √
ff. Faktor ergonomis
i. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
5. Faktor Psikososial
i. system pernapasan √
v. orthopedic √
vii kardiologi √
1 Tutup kepala √
2 Kacamata √
3 Masker √
4. Celemek √
5. Handscoen √
.6. Sepatu √
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
√
- Pintu dan jendela
√
- Ventilasi
Kebakaran
26. APAR √
27. Detector √
√
28. Alarm kebakaran
√
29. Hydrant
√
30. Sprinkler
Checklist Walk Through Survey pada bengkel mobil PT hadji kalla - toyota Makassar
Faktor Hazard
√
- Apakah warna dinding ruangan yang terang
ii. Cytotoxic √
ii. Virus √
iii. Jamur √
iv. Parasit √
jj. Faktor ergonomis
i. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
5. Faktor Psikososial
i. system pernapasan √
v. orthopedic √
vii kardiologi √
1 Tutup kepala √
2 Kacamata √
3 Masker √
4. Celemek √
5. Handscoen √
.6. Sepatu √
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
√
- Pintu dan jendela
√
- Ventilasi
Kebakaran
31. APAR √
32. Detector √
√
33. Alarm kebakaran
√
34. Hydrant
√
35. Sprinkler
LAMPIRAN FOTO
Promosi
Penerimaan pelanggan