Difusi Oksidasi Korosi1.ppsx
Difusi Oksidasi Korosi1.ppsx
Material
Difusi, Oksidasi, Korosi
Difusi adalah peristiwa di mana terjadi
tranfer materi melalui materi lain.
proses irreversible
Analisis Matematis
Kondisi Mantap
materi masuk di
materi keluar di x
xa
Ca
D adalah koefisien
Cx difusi, dC/dx adalah
variasi konsentrasi
dalam keadaan
xa x x mantap di mana C0
dan Cx bernilai
konstan
dC
J x D
dx
Ini merupakan
Hukum Fick Pertama
Kondisi Transien
Ca
materi masuk di xa
t2
materi keluar di x
t1 Cx2
Cx1
t=0
Cx0=0
xa x x
dC x J d dC x
x
dx dx
D
dt x
Lr keQ / RT
Q : energi aktivasi (activation energy),
R : gas (1,98 cal/mole K),
T : temperatur absolut K,
k : konstanta laju reaksi (tidak
tergantung temperatur).
Koefisien Difusi
Dari hasil eksperimen diketahui
bahwa koefisien difusi D
D D0 e Q / RT
berbentuk sama sepert
persamaan Arrhenius
Macam Difusi
1. Difusi Volume
Difusi volume (volume diffusion) adalah
transfer materi menembus volume materi lain
permukaan
retakan
D X B D A X A DB
Cd qd2
konduktivitas listrik oleh konduksi ion d kd Dd
kT
faktor yang tergantung dari
macam ketidak-sempurnaan.
muatan ketidak-sempurnaan
kd = 1 untuk ion interstisial
kd > 1 untuk kekosongan konsentrasi ketidak-sempurnaan
Difusi Dalam Polimer Dan Silikat
Energi bebas untuk pembentukan oksida pada perak dan emas bernilai
positif. Unsur ini tidak membentuk oksida.
Namun material ini jika bersentuhan dengan udara akan terlapisi oleh
oksigen; atom-atom oksigen terikat ke permukaan material ini dengan
ikatan lemah van der Waals; mekanisme pelapisan ini disebut adsorbsi.
volume oksida M am Md
volume metal D d amD
M : berat molekul oksida (dengan rumus MaOb),
D : kerapatan oksida,
a : jumlah atom metal per molekul oksida,
m : atom metal,
d : kerapatan metal.
Jika < 1, lapisan oksida yang terbentuk akan berpori.
Jika 1 , lapisan oksida yang terbentuk adalah rapat, tidak berpori.
Jika >> 1, lapisan oksida akan retak-retak.
Penebalan Lapisan Oksida
a). Jika lapisan oksida yang pertama-tama terbentuk adalah berpori, maka
molekul oksigen bisa masuk melalui pori-pori tersebut dan kemudian
bereaksi dengan metal di perbatasan metal-oksida. Lapisan oksida
bertambah tebal.
daerah terjadinya
oksidasi lebih lanjut
b). Jika lapisan oksida tidak berpori, ion metal bisa berdifusi menembus
lapisan oksida menuju bidang batas oksida-udara; dan di perbatasan
oksida-udara ini metal bereaksi dengan oksigen dan menambah tebal
lapisan oksida yang telah ada.
lapisan oksida
Proses oksidasi berlanjut di
metal tidak berpori
permukaan. Dalam hal ini
elektron bergerak dengan arah Ion logam berdifusi
yang sama agar pertukaran M+ menembus oksida
elektron dalam reaksi ini bisa e Elektron bermigrasi dari
terjadi. metal ke permukaan
oksida
daerah terjadinya oksidasi lebih lanjut
c). Jika lapisan oksida tidak berpori, ion oksigen dapat berdifusi menuju
bidang batas metal-oksida dan bereaksi dengan metal di bidang batas
metal-oksida.
d). Mekanisme lain yang mungkin terjadi adalah gabungan antara b) dan c)
di mana ion metal dan elektron bergerak ke arah luar sedang ion oksigen
bergerak ke arah dalam. Reaksi oksidasi bisa terjadi di dalam lapisan
oksida.
Terjadinya difusi ion, baik ion metal maupun ion oksigen,
memerlukan koefisien difusi yang cukup tinggi. Sementara
itu gerakan elektron menembus lapisan oksida memerlukan
konduktivitas listrik oksida yang cukup tinggi pula. Oleh
karena itu jika lapisan oksida memiliki konduktivitas listrik
rendah, laju penambahan ketebalan lapisan juga rendah
karena terlalu sedikitnya elektron yang bermigrasi dari metal
menuju perbatasan oksida-udara yang diperlukan untuk
pertukaran elektron dalam reaksi.
Jika lapisan oksida bersifat protektif, transfer ion dan elektron masih
mungkin terjadi walaupun dengan lambat. Dalam keadaan demikian ini
komposisi di kedua sisi permukaan oksida (yaitu permukaan batas oksida-
metal dan oksida-udara) bisa dianggap konstan. Kita dapat
mengaplikasikan Hukum Fick Pertama, sehingga
dx k3
dan x 2 k3t k4
dt x
Jika lapisan oksida bersifat sangat protektif dengan konduktivitas listrik
yang rendah, maka
x A log( Bt C )
Agar lapisan oksida menjadi protektif, beberapa hal perlu dipenuhi oleh
lapisan ini.
Ia tak mudah ditembus ion, sebagaimana;
Ia harus melekat dengan baik ke permukaan metal; adhesivitas antara
oksida dan metal ini sangat dipengaruhi oleh bentuk permukaan
metal, koefisien muai panjang relatif antara oksida dan metal, laju
kenaikan temperatur relatif antara oksida dan metal; temperatur
sangat berpengaruh pada sifat protektif oksida.
Ia harus nonvolatile, tidak mudah menguap pada temperatur kerja dan
juga harus tidak reaktif dengan lingkungannya.
Oksidasi Selektif
Oksidasi Selektif. Oksidasi selektif terjadi pada larutan biner metal di
mana salah satu metal lebih mudah teroksidasi dari yang lain. Peristiwa
ini terjadi jika salah satu komponen memiliki energi bebas jauh lebih
negatif dibanding dengan komponen yang lain dalam pembentukan
oksida. Kehadiran chrom dalam alloy misalnya, memberikan ketahanan
lebih baik terhadap terjadinya oksidasi
m n
Reaksi M1 (n / m)M 2 M1 (n / m)M 2
dapat dipandang sebagai dua kali setengah-reaksi
dengan masing-masing setengah-reaksi adalah
Contoh
Sudaryatno Sudirham