Anda di halaman 1dari 31

SKENARIO KASUS

Seorang wanita 35 thn datang dengan keluhan gatal di daerah perut sejak 2 minggu lalu. Mula-mula
timbul di bawah perut kemudian menjalar ke atas pusar. Gatal terutama dirasakan malam hari.
Pasien sudah berobat dan diberi salep tetapi tidak sembuh-sembuh. Pekerjaan pasien adalah
berkebun.
INSTRUKSI
1. Tuliskan effloresensi yang saudara lihat
2. Tuliskan diagnosis yang paling mungkin
3. Tuliskan 3 modalitas terapi yang dapat dilakukan

JAWABAN
Status lokalisasi : abdomen
SD :
- Lokasi : abdomen
- Ukuran : berkelok-kelok beberapa cm
- Bentuk : linier, berkelok-kelok
- Tepi : eritem, berbatas tegas
- Penyebaran : regional
- Eff : papul eritem serpiginous ekskoriasi
2. cutaneous larva migran/creeping eruption
3. cryotherapy (chlorethyl, CO2, N2 liquid), elektrokauter, medikamentosa (albendazole 400 mg SD
3 hari berturut-turut, ivermectin 12 mg SD 1-2 hari)

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

SKENARIO KASUS
Seorang laki-laki 29 thn datang dengan keluhan luka-luka di kaki sejak 10 hari yang lalu. Bila luka
mengering dan keropeng (krusta) diangkat maka akan jadi luka kembali. Terasa agak nyeri.
Riwayat berobat tidak ada. Dari hasil pemeriksaan kultur didapat koloni Streptococcus B
hemolitycus.
INSTRUKSI
1. Tuliskan diagnosis kasus tersebut
2. Tuliskan pengobatan oral minimal 3 (lengkap dosis) dan topikal minimal 3 yang dapat
diberikan

JAWABAN
Status lokalisasi : ekstremitas inferior
SD :
- Lokasi : cruris anterior
- Ukuran : numular
- Bentuk : bulat
- Tepi : bergaung, eritem, berbatas tegas
- Penyebaran : regional
- Eff : ulkus superfisial dengan dasar eritem dan tepi bergaung disertai krusta diatasnya

1. Ektima
2. Oral: eritromisin 4x500 mg, ampisilin atau amoksisilin 4x500 mg, diklosaksilin 4x500 mg,
klindamisin 4x150mg
Topical: mupirosin 2%, asam fusidat 2%, gentamicin 0,1%

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

SKENARIO KASUS
Seorang anak usia 7 thn datang dengan keluhan luka di wajah sejak 1 minggu lalu. Mula-mula
timbul luka disekitar hidung kemudian menyebar ke seluruh muka. Anak tersebut belum pernah
mendapat pengobatan
INSTRUKSI
1. Dari foto dan skenario kasus di atas tuliskan diagnosisnya
2. Tuliskan pengobatan baik topikal maupun oral (lengkap dosis) yang dapat diberikan pada kasus
tersebut

JAWABAN
Status lokalisasi : Kepala
SD :
- Lokasi : facial
- Ukuran : gutata
- Bentuk : tidak teratur
- Tepi : difus (tidak berbatas tegas)
- Penyebaran : regional
- Eff : krusta kuning seperti madu ada erosi dibawahnya

1. Impetigo krustosa
2. Topical: mupirosin 2%, asam fusidat 2%, gentamicin 0,1%
Sistemik: eritromisin 4x500 mg, ampisilin dan amoksisilin 4x500 mg, diklosaksilin 4x500
mg, klindamisin 4x150mg

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

SKENARIO KASUS
Seorang laki-laki berumur 18 thn dengan keluhan mengalami kebotakan pada beberapa bagian kulit
kepala. Keluhan gatal pernah dikeluhkan sejak 6 bulan yang lalu yang akhirnya disertai dengan
kerontokan rambut.
INSTRUKSI
1. Sebutkan diagnosis lengkap dari kasus tersebut
2. Sebutkan diagnosis bandingnya
3. Sebutkan pemeriksaan penunjang apa yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis kasus
tersebut

JAWABAN
Status lokalisasi : Kepala
SD :
- Lokasi : Scalp
- Ukuran : Plakat
- Bentuk : Polisiklik
- Tepi : Sirkumskrip (berbatas tegas)
- Penyebaran : regional
- Eff : plak hiperkeratotik berbatas tegas, rambut berwarna
abu-abu dan tidak bercahaya, rambut patah beberapa cm
diatas permukaan kulit kepala, alopesia tipe gray patch yang
menyerupai ladang gandum yang disiangi (mowed wheat field)

1. Tinea Capitis tipe Gray patch


2. Dermatitis seboroik, alopesia areata, psoriasis
3. Pull test, KOH, woodlamp, histopatologi, kultur

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

SKENARIO KASUS
Seorang pria 31 thn datang dengan keluhan benjolan pada alat kelaminnya sejak 6 bln yang lalu.
Awalnya benjolan tersebut hanya satu tapi lama-kelamaan bertambah banyak, membesar dan
kadang disertai rasa gatal. Pasien sudah mengoleskan berbagai macam salep tetapi benjolan tersebut
tidak mengecil. Pasien belum menikah tetapi pernah sering mempraktekkan seks tidak aman
(berhubungan dengan wanita tanpa menggunakan kondom)
INSTRUKSI
1. Tuliskan effloresensi yang tampak pada foto kasus
2. Tuliskan diagnosis dan etiologi dari penyakit tersebut
3. Tuliskan pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kasus tersebut dan pemeriksaan
penunjang bila kasus tersebut terjadi pada vagina wanita

JAWABAN
Status lokalisasi : Genital
SV:
- Lokasi : Regio dorsum penis
- Bentuk : cauliform like (bunga kol)
- Tepi : sirkumskrip (berbatas tegas)
- Penyebaran : regional
- Eff : papul/nodus/nodul berbentuk kubah, dengan
permukaan verukosa. Vegetasi bertangkai dan berwarna
kemerahan
2. Diagnosa : Kondiloma Akuminata, etiologi : Human Papilloma Virus tipe 16 dan 18
3. Pemeriksaan penunjang :
- Acetowhitening : Menggunakan larutan asam asetat 3-5% dalam aquades, Dapat
mendeteksi infeksi HPV subklinis dan menentukan batas pada lesi datar
- Biopsi: Diindikasikan untuk mengkonfirmasi dan menyingkirkan squamous cell carcinoma
invasive

Pemeriksaan penunjang untuk wanita sama dengan diatas ditambah dengan pap smear
- Pap smear :Untuk mendeteksi terjadinya kanker serviks à HPV merupakan penyebab
utama pada patogenesis kanker serviks

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

SKENARIO KASUS
Seorang wanita 40 thn datang dengan keluhan bercak kecoklatan di pipi yang sudah dialamu sejal 1
thn yang lalu. Tidak terasa gatal. Riwayat penggunaan kontrasepsi oral. Pekerjaan sebagai polisi
lalu lintas.
INSTRUKSI
1. Tuliskan effloresensi yang terdapat pada foto kasus tersebut di atas
2. Tuliskan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis
3. Tuliskan diagnosis kasus tersebut
JAWABAN
Status lokalisasi : wajah
SD :
- Lokasi : Facialis dextra
- Ukuran : Plakat
- Bentuk : tidak teratur
- Tepi : berbatas tegas
- Penyebaran : regional
- Eff : macula hiperpigmentasi, dengan pola malar
2. pem penunjang : histopatologi, mikroskop
electron, sinar biasa, lampu wood, KOH
3. Melasma

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

SKENARIO KASUS
Seorang laki-laki usia 18 thn datang dengan keluhan gatal di kedua lipat siku sejak 2 minggu lalu.
Keadaan ini sudah sering berulang. Mula-mula gatal dan setelah digaruk timbul bercak kemerahan
yang semakin lebar dan menebal. Riwayat bersin-bersin pagi hari (+).
INSTRUKSI
1. Tuliskan diagnosis kasus tersebut di atas (lengkap berdasarkan klasifikasi penyakit)
2. Tuliskan kriteria mayor untuk mendiagnosis kasus tersebut
JAWABAN
Status lokalisasi : Ekstremitas superior bilateral
SD :
- Lokasi : Regio flexor cubiti bilateral
- Ukuran : Plakat
- Bentuk : Polisiklik
- Tepi : sirkumskrip (berbatas tegas)
- Penyebaran : Simetris bilateral
- Eff : plak eritem, berbatas tegas.

1. Dermatitis atopi remaja dan dewasa

Pembagian:
- infantile (<2tahun) à diwajah, papul vesikel eritem digaruk hingga timbul krusta
- anak (2-10 tahun) à difleksural (siku, lutut, kelopak mata, aksolabial), papul, likenifikasi,
skuama, erosi, inf sekunder
- remaja dan dewaja (>10 tahun) à plak papul eritem, skuama, likenifikasi

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

SKENARIO KASUS
Seorang laki-laki 47 thn, datang dengan keluhan bercak putih di pipi, lengan dan dada. Anastesi (+)
disertai penebalan saraf ulnaris kiri. BTA (-)
INSTRUKSI
Lakukan penjelasan kepada penderita (informed consent) tentang penyakit dan obatnya

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

INSTRUKSI
KASUS
Sebutkan semua effloresensi yang nampak pada foto kasus

1. Status lokalisasi : badan


SD :
- Lokasi : region truncus anterior
- Ukuran : Miliar-Lentikuler-numular
- Bentuk : Bulat
- Tepi : sirkumskrip (berbatas tegas)
- Penyebaran : Regional
- Eff : vesikel dengan dasar eritem, erosi, ekskoriasis disertai krusta
D : Impetigo Bullosa
DD : Dermatofitosis,

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

SKENARIO KASUS
Seorang IRT umur 43 thn datang dengan keluhan bercak kemerahan diseluruh badan mulai muncul
3 hari yang lalu. Keadaan umum lemah, sulit makan karena ada luka di mulut dan penglihatan
tergangu karena mata merah. Tidak demam dan tidak gatal.
INSTRUKSI
Bagaimana anamnesis terpimpin dari kasus tersebut

JAWABAN
1. Anamnesis
Keluhan utama
kapan mulai muncul (durasi). Apakah yang pertama kali?
Dimana mulai muncul? Adakah di tempat lain?
Bentuk pertama. Apakah ada perubahan warna dan bentuk?
Apa yang memperberat atau memperingan?
Riwayat keluhan yang sama sebelumnya? Riwayat kontak dengan
penderita? Riwayat keluarga atau teman? Riwayat pengobatan
atau kunjungan dokter?
Riwayat alergi? Riwayat penyakit lain?
Riwayat pekerjaan?
Tambahan: riwayat konsumsi obat secara rutin, jamu, obat herbal
lainnya, riwayat kemoterapi, riwayat demam 1 bulan terakhir,

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

SKENARIO KASUS
Seorang laki-laki 20 thn datang dengan keluhan bintil-bintil merah di wajah sejak 5 bln terakhir.
Gatal tidak ada. Riwayat pengobatan sudah bermacam-macam tetapi tidak dengan resep dokter,
namun bintil-bintil semakin banyak.
INSTRUKSI
1. Tuliskan effloresensi yang anda lihat pada foto pasien
2. Tuliskan diagnosisnya (lengkap dengan gradasi menurut Pilsburry)
3. Tuliskan terapi topikal yang dapat diberikan (minimal 5)

JAWABAN
1. Status lokalisasi : Kepala
SD :
- Lokasi : Regio facialis
- Ukuran : Miliar-Lentikuler
- Bentuk : Bulat
- Tepi : sirkumskrip (berbatas tegas)
- Penyebaran : Regional
- Eff : komedo, papul, macula eritem, pustule, erosi, ekskoriasi,
krusta, hiperpigmentasi, nodus, ice-pick scar/bopeng, edema
2. Acne Vulgaris Derajat II
3. Topikal
Retinoid topical: tretinoin krim (0,025%; 0,05% dan 0,1%), gel
(0,025%).
Benzoil peroksida (BPO) 2,5-10%. Sulfur 4-8%, as. Salicyl 2-
5% à peeling
Antibiotic: oksitetrasiklin (1%), eritromisisn sol (1%), klindamisin fosfat sol atau gel
(1%)
Antiperadangan: Hidrokortison 1 – 2,5%, suntikan intralesi triamsinolon asetonid 10
mg/cc untuk lesi nodulo-kistik.

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

SKENARIO KASUS
Seorang anak laki-laki berumur 6 thn datang dengan keluhan gatal di lipat siku dan lutut. Keluhan
ini sudah sering dialami. Bila diobati sembuh. Keluhan bertambah berat bila cuaca panas. Kedua
orang tuanya mempunyai riwayat penyaki Asma.
INSTRUKSI
1. Tuliskan kemungkinan diagnosis pada kasus di atas
2. Tuliskan kriteria mayor untuk menegakkan diagnosis pada kasus tersebut

JAWABAN
Status lokalisasi : Ekstremitas superior et Inferior D et S,
kepala
SD :
- Lokasi : Regio flexor cubiti, genu, facialis
- Ukuran : Plakat
- Bentuk : Polisiklik
- Tepi : sirkumskrip (berbatas tegas)
- Penyebaran : Generalisata
- Eff : plak eritem, berbatas tegas.

1. Dermatitis atopi anak


Status lokalisasi : Ekstremitas superior et Inferior D et S,
kepala
SD :
- Lokasi : Regio flexor cubiti, genu, facialis
- Ukuran : Plakat
- Bentuk : Polisiklik
- Tepi : sirkumskrip (berbatas tegas)
- Penyebaran : Generalisata
- Eff : plak eritem, berbatas tegas.

1. Dermatitis atopi

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

SKENARIO KASUS
Seorang pria 30 thn datang dengan keluhan bercak merah pada kaki kiri dan kanan sejak 1 minggu
lalu. Tidak terasa gatal atau nyeri. Dua bulan sebelumnya penderita berobat karena timbul bercak
putih mati rasa di kaki kiri dan diberi pengobatan yang harus diminum secara teratur. Setelah dua
bulan minum obat, bercak putih mati rasa menjadi merah dan timbul bercak merah baru, disertai
nyeri sendi. Riwayat pengobatan untuk penyakit sekarang belum ada.
INSTRUKSI
1. Tuliskan diagnosis kasus tersebut
2. Tuliskan terapi oral pada kasus tersebut (lengkap dosis dan lama pengobatan)

JAWABAN
Status lokalisasi : Ekstremitas Inferior D et S
SD :
- Lokasi : Regio Cruris D et S
- Ukuran : Plakat
- Bentuk : Polisiklik
- Tepi : sirkumskrip (berbatas tegas)
- Penyebaran : Regional
- Eff : multiple plak eritem dengan central healing pada
lesi, tepi lesi aktif

1. Morbus hansen dengan reaksi reversal


2. Jika reversal (Reaksi ringan) : Istirahat,
Analgetik-antipiretik, MDT dilanjutkan dengan dosis yg
sama, Eliminasi faktor pencetus.
Ada neuritis, berikan kortikosteroid (prednisone). 40
mg perhari minggu 1-2. Lalu tapering off tip 2 minggu
sebesar 10 mg. jika 20 mg, minggu selanjutnya 15 mg,
10 mg, 5 mg. total 12 minggu.
3. Jika ENL (Reaksi berat): Istirahat, Analgetik – antipyretik, Eliminasi faktor pencetus,
Clofazimine , Dapson, Neurolisis. 15-30 mg prednisone.

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

SKENARIO KASUS
Seorang laki-laki 28 thn datang dengan keluhan timbul bintik-bintik berair di hampir seluruh
badannya sejak 1 minggu lalu. Mula-mula penderita demam kemudian timbul bintik-bintik berair
yang mula-mula jernih kemudian menjadi putih. Terasa gatal dan penderita sulit menelan karena
sakit di tenggorokan. Riwayat pengobatan tidak ada.
INSTRUKSI
1. Tuliskan effloresensi yang anda lihat di foto kasus
2. Tuliskan diagnosis yang paling mungkin pada kasus tersebut (selengkap-lengkapnya)
3. Tuliskan pengobatan oral dan topikal yang dapat diberikan

JAWABAN
1. Status lokalisasi : Punggung dan Kepala
SD :
- Lokasi : generalisata
- Ukuran : miliar-lentikuler
- Bentuk : bulat (tear drop)
- Tepi : sirkumskrip (berbatas tegas)
- Penyebaran : generalisata / sentrifugal
- Eff : papul, vesikel, pustul dasar eritem disertai krusta.

2. Varicella/cacar air/chicken pox


DD: variola, herpes zoster, herpes simpleks
3. Tatalaksana
- Non farmako : tidak digaruk, istirahat yang cukup,
makan makanan yang lunak terutama jika ada lesi di daerah
oral, rujuk ke dokter mata.
- Farmako
Anti virus à Acyclovir 5 x 800 mg/hari (7 hari); Valacyclovir 3 x 1000 mg/hari (7hari);
Famcyclovir 3 x 500 mg/hari (7 hari).
Antipiretik à parasetamol 3 x 500 mg/hari
Analgetik à asam mefenamat 3-4 x 250 – 500 mg/hari
Topikal à Stadium vesikular: bedak salisil 2% atau bedak kocok kalamin untuk mencegah
vesikel pecah. Bila vesikel pecah dan basah dapat diberikan kompres terbuka dengan larutan
antiseptik dan krim antiseptik/ antibiotik. Jika agak basah atau berkrusta dapat diberikan
antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder.

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

- DPIP eksudatif àkompres dengan cairan fisiologis atau larutan burowi yg dilakukan
sebelum aplikasi topikal atau pasta pelindung
Pencegahan
• Tujuan: untuk mengurangi kontak antar kulit dengan bahan iritan
• Semakin sering popok diganti,semakim kecil kemungkinan terkena dermatitis
• Ganti popok segera setelah BAB/BAK untuk membatasi jumlah bahan iritan & mencegah
tercampurnya feses dan urin
• Penggunaan popok daya serap kuat mengurangi kelembaban pada daerah popok
• Pencucian & gosokan berlebihan daerah popok dapat mengiritasi kulit
• Setelah BAK/BAB cuci dengan air hangat & pembersih ringan, tp hentikan pemakaian
selama DPIP episode sedang-berat untuk cegah iritasi & discomfort
• Tersedia lotion,krim,atau oinment yg mengandung emolien, dapat ditambah kaolin,talk atau
zinc oxide à mengurangi gesekan & absorbsi bahan iritan
• Emolien digunakan 2-3x sehari

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

SKENARIO KASUS
Seorang bayi perempuan usia 1 thn datang dengan keluhan merah pada daerah popok sejak 1
minggu lalu. Mula-mula bercak merah sedikit tetapi makin lama makin banyak dan bayi sering
gelisah/rewel. Riwayat pengobatan tidak ada, selama ini hanya diberikan bedak. Riwayat
penggunaan pampers/popok sekali pakai hampir sepanjang hari.
INSTRUKSI
1. Tuliskan diagnosis banding kasus tersebut di atas
2. Tuliskan terapi topikal dan oral yang dapat diberikan bila pada pemeriksaan KOH tidak
ditemukan hifa dan spora

JAWABAN
Status lokalisasi : genital
SD :
- Lokasi : regio genital
- Ukuran : plakat
- Bentuk : tersebar mengikuti bentuk popok
- Tepi : serpiginous (berbatas tegas)
- Penyebaran : regional
- Eff : papul, eritem.
Diagnosis: diaper rash
1. DD: kandidiasis, psoriasis napkin dermatitis,
dermatitis atopi.
2. PENGGUNAAN POPOK
- higiene yang baik & menjaga daerah popok tetap kering
à mengganti popok secara teratur & menggunakan
popok sekali pakai
- popok sebaiknya diganti lebih sering,minimal tiap 2 jam
disiang hari & 1x dimalam hari.
- daerah popok dibersihkan dengan aquous cream dan air,dioleskan salep pelindung (spt
:zinc oxide oinment atau petrolatum)setiap kali mengganti popok & hindari pemakaian
sabun & celana karet
TERAPI SPESIFIK
- DPIP sedang & berat tidak akan membaik jika hanya krem pelindung dianjurkan
kortikosteroid topikal potensi rendah & krim pelindung
- hidrokortison 1% 2x sehari selama 3-5 hari
- clotrimazole 1% atau miconazole 2%àjika curiga superinfeksi dengan kandida
-Hidrokortison & anti jamur dioleskan bersamaan 2xsehari pada saat mengganti popok, lalu
dioles barier oinment diatasya
- Hidrokortison 1% dengan bahan dasar oinment
- hindari kortikosteroid kuat à ok popok bersifat oklusif yg m↑ absorbsi kortikosteroid à
striae,atrofi kulit & penekanan kelenjar adrenal
- nistatin, amfoterisisn B atau turunan imidazole powder à untuk terapi lanjutan &
pencegahan
- infeksi bakteri berespon baik terhadap antibiotik spt mupirocin 2% 3-4x sehari sampai
sembuh pd DPIP + infeksi bakteri & jamur
- nistatin oral 150.000 unit 3x sehari àDPIP berat / yg disertai infeksi jamur saluran cerna
- infeksi stafilokokusàsebaiknya pakai sefalosporin generasi I, dicloxacin atau
amoxicillin-clavulanat, & hindari pemakaian eritromisin

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

SKENARIO KASUS
Seorang laki-laki 30 thn datang dengan keluhan bintik-bintik merah di badan sejak 1 minggu lalu.
Terasa gatal terutama bila udara panas. Penderita baru pindah ke Makassar, sebelumnya bekerja di
Bandung. Selama ini belum pernah berobat, hanya diberi bedak bayi.
INSTRUKSI
1. Tuliskan diagnosis kasus tersebut
2. Tuliskan 3 bentuk klinis dari diagnosis tersebut di atas
3. Tuliskan edukasi/nasehat yang perlu disampaikan ke penderita

JAWABAN
Status lokalisasi : badan
SD :
- Lokasi : regio truncus
- Ukuran : milier
- Bentuk : bulat
- Tepi : difus (tidak berbatas tegas)
- Penyebaran : regional
- Eff : papul, vesikel, eritem.

1.Miliaria rubra
2.– miliaria kristalina
- miliaria rubra
- miliaria profunda
- miliaria pustulosa
3. hindari ruangan yang panas dan lembab, memakai
pakaian yang longgar atau tipis yang menyerap keringat,
berada di lingkungan yang dingin, kurangi aktifitas, hindari
pemakaian heavy cream topikal atau powder, regulasi suhu yang baik.

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

SKENARIO KASUS
Seorang laki-laki datang ke Poli Kul-Kel dengan keluhan bercak-bercak berwarna putih yang biasa
ditemukan pada wajah, lengan, dada, perut dan punggung yang kadang-kadang disertai keluhan
gatal. Pemeriksaan KOH (+)
INSTRUKSI
1. Sebutkan effloresensi yang nampak pada kasus tersebut
2. Sebutkan kemungkinan diagnosisnya apa ?
3. Sebutkan diagnosis banding yang paling mendekati berdasarkan effloresensinya

JAWABAN
Status lokalisasi : kepala, dada, punggung, perut, ekstremitas
superior
SD :
- Lokasi : regio facialis, truncus anterior et posterior, arm
- Ukuran : lentikuler
- Bentuk : bulat
- Tepi : sirkumskrip (berbatas tegas)
- Penyebaran : generalisata
- Eff : makula hipopigmentasi dengan skuama halus

2. pitiriasis versicolor
3. DD: vitiligo, pitiriasis alba, hipopigmentasi post
inflamasi, albinism, MH,

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

SKENARIO KASUS
Seorang anak laki-laki usia 15 thn datang dengan keluhan gatal pada sela-sela jari tangan dan
kemaluan.
INSTRUKSI
Lakukan anamnesis secara lengkap dan terpimpin untuk kasus tersebut di atas

JAWABAN
Status lokalisasi : ekstremitas superior, genital
SD :
- Lokasi : regio manus, inguinal et genital
- Ukuran : milier-lentikuler
- Bentuk : bulat
- Tepi : sirkumskrip (berbatas tegas)
- Penyebaran : serpiginousa
- Eff : papul berpasangan

1. Anamnesis
Keluhan utama
kapan mulai muncul (durasi). Apakah yang pertama kali?
Dimana mulai muncul? Adakah di tempat lain?
Bentuk pertama. Apakah ada perubahan warna dan
bentuk?
Apa yang memperberat atau memperingan?
Riwayat keluhan yang sama sebelumnya? Riwayat kontak
dengan penderita? Riwayat keluarga atau teman? Riwayat pengobatan atau kunjungan
dokter?
Riwayat alergi? Riwayat penyakit lain?
Tambahan: gatalnya berat pada waktu kapan (malam hari?).

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

SKENARIO KASUS
Seorang wanita 50 thn penderita DM tipe II datang ke Poli Kul-Kel RSWS dengan keluhan gatal
disertai bercak merah pada dada. Keluhan ini sudah dialamu selama 6 bln. Selain di daerah dada
seperti pada foto tersebut di atas juga terdapat pada ketiak dan sela paha.
INSTRUKSI
1. Deskripsikan semua effloresensi yang saudara lihat pada foto tersebut di atas
2. Apabila pada pemeriksaan KOH ditemukan Pseudohifa dan Blastospora, apa diagnosisnya
3. Tuliskan terapi oral (lengkap dosis) dan terapi topikal yang dapat diberikan

JAWABAN
Status lokalisasi : badan
SD :
- Lokasi : regio inframammae
- Ukuran : milier-plakat
- Bentuk : tidak teratur
- Tepi : difus (tidak berbatas tegas)
- Penyebaran : simetris, regional
- Eff : plak eritem yang makin ke tengah makin jelas
(mengelilingi lesi satelit), madidans

2. kandidiasis intertriginosa
3. edukasi: perbaiki higiene, tidak menggunakan pakaian
ketat/lembab, obat teratur
1. Topikal
• Krim nistatin, lar. Gentian violet 1%
• Krim mikonazole, clotrimazole, ekonazole,
ketokonazole, sertakonazole

2. Sistemik
• Nistatin à Kandidiasis sistemik
Dws à 3 x 500.000 U/hr
Anak à 3 x 50.000 - 100.000 U/hr
• Ketokonazole : 2 x 400 mg/hr à selama 5 hari
• Itrakonazole : 2 x 200 mg/hr à hanya 1 hari
• Flukonazole : 1 x 150 mg dosis tunggal

AAM (jamur)
Asam salisit 3%/6%
Asam benzoat 6%/12%
Miconazole cr
Mf ung da in pot no. I
S ue (P-S)

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

SKENARIO KASUS
Seorang laki-laki 40 thn datang berobat ke Poli Kul-Kel RSWS dengan keluhan bercak meninggi
pada lengan, kaki dan badan sejak 1 thn terakhir. Bercak awalnya sedikit kemudian bertambah
banyak. Bercak tidak terasa gatal, malahan bila dicubit tidak terasa. Penderita mengeluh sendi-
sendinya sering sakit dan rasa kram di tungkai. Riwayat pengobatan belum ada. Riwayat keluarga
dengan penyakit yang sama ada.
INSTRUKSI
1. Tuliskan 5 pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang yang dapat saudara lakukan untuk
menegakkan diagnosis
2. Tuliskan penatalaksanaan kasus tersebut di atas

JAWABAN
Status lokalisasi : badan, ekstremitas superior et inferior
SD :
- Lokasi : regio truncus, ekstremitas
- Ukuran : numular-plakat
- Bentuk : tidak teratur
- Tepi : sentrifus (berbatas tegas)
- Penyebaran : generalisata
- Eff : plak eritem

1. pemeriksaan pada lesi (inspeksi, palpasi), pemeriksaan


neurologis (sensorik, motorik, otonom), pemeriksaan saraf
tepi (pembesaran, konsistensi, nyeri tekan) à n. ulnaris,
auricularis magnus, radialis, medianus, peroneus communis,
pemeriksaan BTA (index bakteriologis dan morfologi),
pemeriksaan histopatologi.
2. Nonmedikamentosa : Rehabilitasi medik, meliputi fisioterapi, tindakan bedah, penggunaan
protese, dan terapi okupasi; Rehabilitasi nonmedik, meliputi: rehabilitasi mental, karya, dan
social; Penyuluhan kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
Medikametosa: Regimen MDT-WHO
PB (6-9 bulan) MB (9-12 bulan)
Rifampisin 600 Rifampisin 600 mg/bulan
mg/bulan Klofazimin 300 mg/bulan, plus 50
DDS 100 mg/hari mg/hari
DDS 100 mg/hari
MDT alternatif
• Bila pasien tidak dapat minum rifampisin karena efek samping dan/atau menderita
penyakit penyerta seperti hepatitis kronis, diberikan klofazimin 50 mg/hari + ofloksasin
400 mg/hari + minosiklin 100 mg/hari atau klaritromisin 500 mg/ hari -- selama 6 bulan.
Dilanjutkan dengan klofazimin 50mg/hari + ofloksasin 400 mg/hari atau minosiklin 100
mg/hari selama 18 bulan.
• Bila terjadi toksisitas terhadap DDS, seperti sindrom dapson, pada pasien MH tipe PB,
DDS diganti klofazimin dengan dosis sama dengan MDT tipe MB selama 6 bulan. Pada
pasien MH tipe MB, MDT tetap dilanjutkan tanpa DDS selama 12 bulan.
• Bila pasien menolak pemberian klofazimin, maka klofazimin dalam MDT 12 bulan
dapat diganti dengan ofloksasin 400 mg /hari atau minosiklin 100 mg/hari selama 12
bulan, atau rifampisin 600 mg/bulan, ofloksasin 400 mg/bulan dan minosiklin 100
mg/bulan (ROM) selama 24 bulan
3. Edukasi: tentang penyakit, pengobatan (cara minum obat, efek samping, jangka waktu
minum obat), penularan, tanda reaksi kusta

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

SKENARIO KASUS
Seorang laki-laki 28 thn, datang dengan keluhan bercak bersisik di lutut dan tangan sejak 2 minggu
lalu. Mula-mula kecil makin lama makin membesar dan terasa gatal. Penderita belum pernah
berobat sebelumnya.
Pada pemeriksaan dermatologi didapatkan plak eritema dengan skuama tebal seperti mika
INSTRUKSI
1. Tuliskan diagnosis berdasarkan foto dan skenario kasus di atas
2. Tuliskan 3 fenomena yang terdapat pada kasus tersebut
3. Tuliskan gambaran histopatologis yang khas pada hasil pemeriksaan biopsi kasus

JAWABAN
Status lokalisasi : ekstremitas superior et inferior
SD :
- Lokasi : regio dorsum manus dextra dan genu
- Ukuran : numular, plakat
- Bentuk : bulat
- Tepi : sentrifus (berbatas tegas)
- Penyebaran : simetris, konfluens
- Eff : plak eritem disertai skuama berlapis-lapis
diatasnya, kasar, berwarna putih seperti mika.

1. psoriasis vulgaris
DD: dermatitis seboroik, liken planus, dermatofitosis,
sifilis psoriasiformis, parapsoriasis.
2. - fenomena tetesan lilin: skuama yang berubah
warnanya menjadi putih pada goresan menggunakan
benda ujung agak tajam (punggung scapel, pensil).
- Auspitz : Skuama psoriasis dikerok
lembar demi lembar maka satu saat akan sampai ke
bagian papilla dermis tersebut, sehingga secara klinis
akan tampak titik-titik perdarahan pada permukaan kulit yang skuamanya terkupas yang
disebabkan oleh papilomatosis dan akantosis yang menjulang sampai di ujung papilla
dermis dan menyentuh lapisan bawah stratum korneum.
- Kobner (isomorfik): bila pada kulit sehat pasien dilakukan goresan atau garukan
berulang maka setelah kurang lebih 3 minggu atau lebih, ditempat tersebut akan muncul
lesi serupa dengan lesi asal.
3. Gambar histopatologis : penebalan (akantosis) dengan elongasi seragam dan penipisan
epidermis di atas papilla dermis. Tampak hyperkeratosis dan parakeratosis dengan
penipisan atau menghilangnya stratum granulosum. Papilomatosis. Pembuluh darah di
papilla dermis yang membengkak tampak memanjang, melebar dan berkelok-kelok.
Bermigrasinya sel radang granulosit-neutrofilik berasal dari ujung subset kapiler dermal
mencapai bagian atas epidermis yaitu lapisan parakeratosis stratum korneum yang disebut
mikro abses Munro atau lapisan spinosum yang disebut spongioform pustule of kogoj.

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

SKENARIO KASUS
Seorang wanita 22 thn, datang dengan keluhan bisul-bisul di wajahnya. Keluhan ini dialami sejak 4
bln yang lalu. Terdapat riwayat pemakaian kosmetik. Riwayat pengobatan (-). Pada pemeriksaan
fisis didapatkan komedo, pustul dan eritema.
INSTRUKSI
Tuliskan pengobatan oral (lengkap dengan dosis) maupun topikal yang dapat diberikan pada
penderita ini
JAWABAN
Status lokalisasi : kepala
SD :
- Lokasi : regio facial
- Ukuran : miliar-lentikular
- Bentuk : bulat
- Tepi : sentrifus (berbatas tegas)
- Penyebaran : regional
- Eff : komedo, papul, pustul dan eritem
Diagnosis : akne vulgaris grade 2-3
DD: erupsi akneiformis, folikulitis, dermatitis perioral

1. Non farmakologi
Hindari pemencetan lesi dengan cara nonhigienis, pilih
kosmetik non komedogenik, Lakukan perawatan kulit wajah,
hindari makanan berlemak.
2. Farmakologi
- Oral
antibakteri sistemik: Tetrasiklin 2x 500 mg/hari, Eritromisin 4 x 250 mg/hari,
Doksisiklin 2 x 50-100 mg/hari, Minosiklin 50-100 mg 2 x/hari, Klindamisin 150-300
mg 2-3 x/hari. (Antibiotika oral selama minimal 6-8 pekan, maksimal 12-18 pekan.)
Hormonal : estrogen (50 mg/hari selama 21 hari dalam sebulan
Vitamin A sebagai anti keratinisasi (50.000 ui – 150.000 ui/hari).
Isotretinoin (0,5 – 1 mg/kgBB/hari) untuk menghambat produksi sebum pada akne
nodulokistik dan konglobata.
- Topikal
Retinoid topical: tretinoin krim (0,025%; 0,05% dan 0,1%), gel (0,025%).
Benzoil peroksida (BPO) 2,5-10%
Antibiotic: oksitetrasiklin (1%), eritromisisn sol (1%), klindamisin fosfat sol atau gel
(1%)
Antiperadangan: Hidrokortison 1 – 2,5%, suntikan intralesi triamsinolon asetonid 10
mg/cc untuk lesi nodulo-kistik.

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

INSTRUKSI
Sebutkan langkah-langkah Punch Biopsi secara sistematis dan lengkap

Biopsi plong (punch biopsy): menggunakan biopsi plong ukuran 1-10 mm. Indikasi: kelainan
rambut, lesi kulit yang uniformis, atau lesi yang mencapai dermis bagian tengah dan subkutis,
misalnya tumor epidermal, peradangan kulit, pemeriksaan imunofluoresensi, mikroskop elektron,
dan kultur bakteri.
B i o p s i i n i b i a s a d i l a k u k a n p a d a k e l a i n a n d i k u l i t . Metode ini
dilakukan dengan alat yang ukurannya seperti pensil yang kemudian ditekankan pada
kelainan di kulit, lalu instrument tajam di d a l a m n y a a k a n m e n g a m b i l
j a r i n g a n k u l i t y a n g d i t e k a n . B i l a pengambilan kulit tidak besar maka
tidak perlu dijahit.
1. pilih area yang akan dibiopsi (yang terdapat lesi aktif).
2. bersihkan kulit dengan povidone-iodine solution dan anasthesi dengan lidokain 2% +
epinefrin.
3. Garis-garis ketegangan kulit harus diidentifikasi agar daerah tersebut dapat dibiopsi
sehingga meminimalisir redundansi saat penutupan.
4. kulit sekitar area biopsy diregangkan dengan jari jempol dan telunjuk tangan tidak
dominan. Kulit diregangkan tegak lurus terhadap garis ketegangan kulit. Ketika kulit releks setelah
biosi dilakukan, luka berbentuk oval tetap berada pada arah yang sama dengan garis ketegangan
kulit yang paling sedikit. Di lengan, kulit diregangkan di sepanjang sumbu panjang ekstremitas.
5. alat instrument biopsy dipegang secara vertical diatas kulit dan putar ke bawah
menggunakan gerakan memutar-mutar menggunakan 2 jari pertama pada tangan dominan. Saat
instrument penetrasi dermis ke lemak subkutan atau hingga ke pusat, lepaskan.
6. specimen kulit silinder diangkat dengan jarum anastesi pada tangan non dominan. Pakai
forcep tidak disarankan karena instrument ini sering menyebabkan specimen hancur. Gunting
dipegang pada tangan dominan untuk memotong spesiment dari jaringan subkutan. Dipotong pada
bawah level dermis.
7. luka ditutup jika dibutuhkan, dengan jahitan nilon 1 atau 2 interuptus. 5-0 nilon untuk area
non fasial, 6-0 nilon pada area fasial. Jahitan secara umum membentuk hemostasis baik dan
antibiotic ointment dan perban dipakaikan.

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

INSTRUKSI
KASUS
Sebutkan semua effloresensi yang tampak pada foto kasus
Gambar 1
Status lokalisasi : ekstremitas inferior
SD :
- Lokasi : regio cruris
- Ukuran : miliar-lentikular
- Bentuk : bulat, berkelompok
- Tepi : difus (tidak berbatas tegas)
- Penyebaran : regional
- Eff : multiple papul, vesikel, pustul dan eritem
disekitarnya, madidans, ekskoriasi
Diagnosis: ?
DD : ????

Gambar 2
Status lokalisasi : badan
SD :
- Lokasi : regio truncus posterior
- Ukuran : Plakat
- Bentuk : polisiklik
- Tepi : difus (tidak berbatas tegas)
- Penyebaran : generalisata
- Eff : plak eritem disertai skuama berlapis-lapis
diatasnya, kasar, berwarna putih seperti mika
Diagnosis: psoriasis vulgaris
DD : dermatitis seboroik, liken planus, dermatofitosis, sifilis psoriasiformis, parapsoriasis.

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

SKENARIO KASUS
Seorang wanita 32 thn dengan keluhan benjolan di bibir kelamin yang terasa sakit sejak 4 hari yang
lalu. Mula-mula kecil makin lama makin membesar dan bertambah nyeri. Riwayat penyakit kelamin
sebelumnya disangkal. Penderita belum pernah berobat sebelumnya.
INSTRUKSI
1. Tuliskan diagnosis berdasarkan foto dan skenario kasus di atas
2. Tuliskan tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut
3. Tuliskan penyebab kasus tersebut di atas

JAWABAN
Status lokalisasi : genital
SV :
- Lokasi : vulva (labium mayor)
- Eff : kista eritem permukaan licin

1. Abses bartholini
DD: batholinitis, kista batholinitis,
2. Sitz bath, Obat analgetik, antibiotic, Insisi,
drainase, Word catheter, CO2 dan silver nitrat à
mencegah timbul sakus dan abses rekuren
3. Bartolinitis dpt disebabkan oleh Gonococcus &
Chlamydia trachomatis.
Kista Bartolin disebabkan oleh sumbatan duktus, terutama
duktus kecil dan asinus. Sumbatan ini disebabkan mukus
yg mengental, infeksi, trauma, inflamasi kronik atau
gangguan kongenital. Sekresi yang dihasilkan terakumulasi
à kelenjar membesar à Kista.
Kista bartolini yg terinfeksi à abses bartolini
-Abses Bartolin dapat disebabkan oleh
Bakteri aerob : Neisseria gonorrhea, Streptoccocus faecalis, Pseudomonas
aerogenosa, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Chlamydia trachomatis.
Bakteri anaerob : Bacteroides fragilis, Peptostreptococcus species Clostridium
perfringens Fusobacterium species.

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

SKENARIO KASUS
Seorang anak laki-laki 9 thn datang dengan keluhan timbul bintil-bintil berair diseluruh tubuh sejak
3 hari yang lalu. Sebelumnya penderita demam. Bintil-bintil berair mula-mula sedikit tapi lama-
kelamaan bertambah banyak, terasa gatal. Riwayat berobat tidak ada, riwayat kontak dengan
penderita penyakit yang sama ada. Pada pemeriksaan fisis didapatkan vesikel berbentuk “tear drop:
di atas dasar eritema.
INSTRUKSI
1. Tuliskan diagnosis kasus tersebut
2. Tuliskan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis kasus tersebut
3. Tuliskan pengobatan oral (lengkap dosis) dan topikal yang dapat diberikan

JAWABAN
Status lokalisasi : Badan
SD :
- Lokasi : Truncus anterior et posterior
- Ukuran : miliar-lentikuler
- Bentuk : bulat (tear drop)
- Tepi : sirkumskrip (berbatas tegas)
- Penyebaran : generalisata / sentrifugal
- Eff : papul, vesikel, pustul dasar eritem disertai krusta.

1. Varicella/cacar air/chicken pox


DD: variola, herpes zoster, herpes simpleks
2. Tzanck test à sel datia berinti banyak
PCR, histopatologi
3. Tatalaksana
- Non farmako : tidak digaruk, istirahat yang cukup,
makan makanan yang lunak terutama jika ada lesi di
daerah oral, rujuk ke dokter mata.
- Farmako
Anti virus à Acyclovir 5 x 800 mg/hari (7 hari); Valacyclovir 3 x 1000 mg/hari (7hari);
Famcyclovir 3 x 500 mg/hari (7 hari).
Antipiretik à parasetamol 3 x 500 mg/hari
Analgetik à asam mefenamat 3-4 x 250 – 500 mg/hari
Topikal à Stadium vesikular: bedak salisil 2% atau bedak kocok kalamin untuk mencegah
vesikel pecah. Bila vesikel pecah dan basah dapat diberikan kompres terbuka dengan larutan
antiseptik dan krim antiseptik/ antibiotik. Jika agak basah atau berkrusta dapat diberikan
antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder.

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

INSTRUKSI
KASUS :
Sebutkan semua effloresensi yang tampak pada foto kasus

Gambar 1
Status lokalisasi : ekstremitas superior
SD :
- Lokasi : regio palmar
- Ukuran : miliar
- Bentuk : bulat
- Tepi : sirkumskrip (berbatas tegas)
- Penyebaran : regional
- Eff : multiple vesikel, pustul, krusta berwarna
kekuningan, eritem.
Diagnosis: pompholyx (dishidrosis)
DD : DKA, DKI

Gambar 2
Status lokalisasi : ekstremitas inferior
SD :
- Lokasi : regio cruris
- Ukuran : numular
- Bentuk : bulat
- Tepi : sirkumskrip (berbatas tegas)
- Penyebaran : regional
- Eff : ulkus superfisial dengan dinding bergaung dengan dasar eritem dan terdapat krusta tebal
diatasnya
Diagnosis: ektima (impetigo ulseratif)
DD : impetigo krustosa

Gambar 3
Status lokalisasi :
SD :
- Lokasi : tidak diketahui
- Ukuran : plakat
- Bentuk : tidak teratur
- Tepi : difus (tidak berbatas tegas)
- Penyebaran : regional
- Eff : bulla dengan dasar eritem disertai multiple pustul disekitar bulla; krusta
Diagnosis:
DD:

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

TUGAS TAMBAHAN (Perbedaan Terapi Topical MBO dan MBS)
1. MBO
Dipakai untuk penyakit dengan kelainan kulit kering dan superfisial dengan effloresensi
eritema, papul, atau vesikel yang belum pecah. Misalnya : varicella, dermatitis
herpetiformis, dermatozoonosis (pedikulosis, Ground itch, cyacossis), morbili, miliaris, dan
herpes simpleks.

R/ Menthol 0,15 %
Boric Acid 3%
Zinc Oxyde 10 %
Talk Venetum add 100 %
m.f. pulv. da in pot No. I
S u. e

Keterangan :
Menthol : Anti pruritus dan mendinginkan
Boricus acid : Anti Septik lemah dan astrigens
Zinc Oxyde : Anti septic, anti pruritus lemah dan astrigens

2. MBS
Dibandingkan dengan MBO, maka daya melekat MBS lebih tahan lama. Tidak dipakai pada
kelainan kulit di daerah yang berambut. Pemakaiannya sama dengan MBO. Namun ini bisa
digunakan juga untuk Ptyriasis Rosea dan Prurigo (Scrophilus intatum).

R/ Menthol 0,15 %
Boric Acid 3%
Zinc Oxyde 10 %
Talk Venetum add 100 %
Spiritus Dilutus 10 %
Aqua add 100 ml
m.f. mixture da in bottle No. I
S u. e.

Keterangan :
Menthol : Anti pruritus dan mendinginkan
Boricus acid : Anti Septik lemah dan astrigens
Zinc Oxyde : Anti septic, anti pruritus lemah dan astrigens
Spiritus dilutes : Mendinginkan, mengeringkan, dan antiseptik

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

SKENARIO KASUS
Seorang pria usia 55 thn datang dengan keluhan nyeri pada dahi sebelah kiri dan menjalar hingga ke
daerah mata sebelah kiri yang telah dialami sejak 4 hari yang lalu. Awalnya terdapat bintil-bintil
berisi air di daerah dahi sebelah kiri dan sekitar mata sebelah kiri yang terasa nyeri, riwayat demam
(+)

INSTRUKSI
1. Tuliskan diagnosis kasus tersebut
2. Tuliskan penatalaksanaan kasus tersebut (selengkap-lengkapnya)

JAWABAN
Status lokalisasi : kepala
SD :
- Lokasi : regio facialis, oftalmmica sinistra
- Ukuran : plakat
- Bentuk : berkelompok
- Tepi : sirkumskrip (berbatas tegas)
- Penyebaran : regional
- Eff : vesikel berkelompok dengan dasar eritem
disertai krusta

1. Herpes zoster oftalmica sinistra


2. Tatalaksana
- Non farmako : tidak digaruk, istirahat
yang cukup, makan makanan yang lunak terutama
jika ada lesi di daerah oral, rujuk ke dokter mata.
- Farmako
Anti virus à Acyclovir 5 x 800 mg/hari (7 hari);
Valacyclovir 3 x 1000 mg/hari (7hari); Famcyclovir
3 x 500 mg/hari (7 hari).
Antipiretik à parasetamol 3 x 500 mg/hari
Analgetik à asam mefenamat 3-4 x 250 – 500 mg/hari
Topikal à Stadium vesikular: bedak salisil 2% atau bedak kocok kalamin untuk mencegah vesikel
pecah. Bila vesikel pecah dan basah dapat diberikan kompres terbuka dengan larutan antiseptik dan
krim antiseptik/ antibiotik. Jika agak basah atau berkrusta dapat diberikan antibiotik untuk
mencegah infeksi sekunder.

MBS
Menthol 0,15%
Boric acid 3%
Zinc oxide 10%
Spiritus delitus 70% 10
Talk venetum 10
Aqua ad 100
Mf mix in tube no. I
S ue

{ PAGE \* MERGEFORMAT }

Filename: Foto Osce.docx
Folder: /Users/drkhalid/Downloads
Template: /Users/drkhalid/Library/Group Containers/UBF8T346G9.Office/User
Content.localized/Templates.localized/Normal.dotm
Title:
Subject:
Author: Dell
Keywords:
Comments:
Creation Date: 13/10/09 00.04
Change Number: 668
Last Saved On: 11/12/17 09.51
Last Saved By: Microsoft Office User
Total Editing Time: 1.771 Minutes
Last Printed On: 11/12/17 09.52
As of Last Complete Printing
Number of Pages: 30 (approx.)
Number of Words: 5.601 (approx.)
Number of Characters: 31.926 (approx.)

Anda mungkin juga menyukai