Anda di halaman 1dari 6

ASAS BERNOULLI DAN PENERAPANNYA

A. Asas Bernoulli
Asas Bernoulli menjelaskan proses mengalirnya fluida ideal pada suatu tabung dengan stabil dalam
rentang waktu ∆𝑡 dan volume fluida ideal sebesar ∆𝑉. Fluida ideal memiliki beberapa ciri sebagai
berikut.
a. Tidak termampatkan (kompressible) artinya fluida tidak mengalami perubahan volume ketika
ditekan.
b. Tidak kental artinya tidak ada gesekan antara fluida akibat viskositas .
c. Alirannya tidak bergolak artinya tidak ada elemen fluida yang memiliki kecepatan sudut
tertentu.
d. Alirannya tidak bergantung pada waktu (tunak) artinya kecepatan fluida di setiap titik tertentu
adalah konstan.

Karena fluida ideal tidak termanpatkan maka diasumsikan bahwa besaran kerapatan massa
(densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut adalah tetap. Akibatnya volume awal dan volume
akhir dari fluida ideal tersebut cenderung tetap mengikuti hukum kekekalan energi yang
menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya
dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama.

Perhatikan gambar (a) dan (b) disamping!


Besar energi pada posisi (1) yang dilakukan oleh fluida
ideal tersebut meliputi energi awal pada volume tetap,
energi kinetik awal dan energi potensial awal yaitu
1
𝑊1 = 𝑃1 ∆𝐴1 ∆𝑙1 + 𝑚𝑔𝑦1 + 2 𝑚𝑣12,
Persamaan tersebut dapat disederhanakan dengan
membagi setiap ruas dengan ∆𝑉 karena volume tetap,
menjadi
1
𝑊1 = 𝑃1 + 𝜌𝑔𝑦1 + 𝜌𝑣12
2

Demikian juga yang dialami pada gambar (b). Energi yang


dimiliki fluida ideal pada posisi (2) yaitu
1
𝑊2 = 𝑃2 ∆𝐴2 ∆𝑙2 + 𝑚𝑔𝑦2 + 𝑚𝑣22 , atau
2
1
𝑊2 = 𝑃2 + 𝜌𝑔𝑦2 + 𝜌𝑣22
2

Dengan demikian, berdasarkan hukum kekekalan energi maka diketahui bahwa

1 1
𝑃1 + 𝜌𝑔𝑦1 + 𝜌𝑣12 = 𝑃2 + 𝜌𝑔𝑦2 + 𝜌𝑣22
2 2
Persamaan tersebut dapat ditulis menjadi
1
𝑃 + 𝜌𝑔𝑦 + 𝜌𝑣 2 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
2
Persamaan diatas disebut dengan persamaan atau asas Bernoulli.

Ada dua kondisi khusus pada persamaan Bernoulli


1. Fluida tidak bergerak
Pada kondisi fluida tidak bergerak maka kecepatan 𝑣 = 0. Oleh karena itu, persamaan Bernoulli
menjadi
𝑃 + 𝜌𝑔𝑦 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
𝑃1 + 𝜌𝑔𝑦1 = 𝑃2 + 𝜌𝑔𝑦2
𝑃1 − 𝑃2 = 𝜌𝑔𝑦2 − 𝜌𝑔𝑦1
𝑃1 − 𝑃2 = 𝜌𝑔(𝑦2 − 𝑦1 )
Berdasarkan persamaan tersebut, maka pada kondisi fluida ideal tidak bergerak 𝑣 = 0 maka
persamaan bernoulli kembali menjadi persamaan fluida statis.

2. Fluida bergerak pada pipa horizontal


Pada kondisi fluida bergerak pada pipa horizontal maka 𝑦 = 0.

1 1
𝑃1 + 𝜌𝑣12 = 𝑃2 + 𝜌𝑣22
2 2
1 2 1 2
𝑃1 − 𝑃2 = 𝜌𝑣2 − 𝜌𝑣1
2 2
1
𝑃1 − 𝑃2 = 𝜌(𝑣2 − 𝑣12 )
2
2

Jadi, jika 𝑣1 < 𝑣2 , maka 𝑃1 > 𝑃2 yang mana berarti pada tempat yang kelajuan alirnya lebih besar
maka tekanannya lebih kecil dan sebaliknya juga berlaku. Dengan kata lain bahwa Jika kecepatan
aliran dari fluida ideal meningkat maka tekanan yang dialami fluida akan menurun dan tetap.

B. Penerapan Asas Bernoulli


1. Persamaan Toricelli
Persamaan ini menjelaskan tentang peristiwa sebuah bejana yang berukuran besar diisi fluida
yang pada dinding bejana tersebut terdapat lubang kebocoran kecil yang berjarak 𝑦 dari
permukaan dan fluida mengalir dengan kecepatan 𝑣.

Tekanan pada permukaan atas tangki dan tekanan pada


lubang pada sisi tangki adalah sama yaitu tekanan udara atau
atmosfer yaitu 𝑃.
Karena luas penampang permukaan tangki sangat besar
dibandingkan luas permukaan lubang sehingga kelajuan
turunnya permukaan air di tangki sangat kecil atau 𝑣2 ≅
0 dibanding kelajuan keluarnya air pada sisi tangki 𝑣1 .
Maka,
1 1
𝑃1 + 𝜌𝑔𝑦1 + 𝜌𝑣12 = 𝑃2 + 𝜌𝑔𝑦2 + 𝜌𝑣22
2 2
1 2 1
𝑃 + 𝜌𝑔𝑦1 + 𝜌𝑣1 = 𝑃 + 𝜌𝑔𝑦2 + 𝜌(0)
2 2
1 2
𝜌𝑔𝑦1 + 𝜌𝑣1 = 𝜌𝑔𝑦2
2
1 2
𝜌𝑣 = 𝜌𝑔𝑦2 − 𝜌𝑔𝑦1
2 1
1 2
𝜌𝑣 = 𝜌𝑔(𝑦2 − 𝑦1 )
2 1
𝑣12 = 2𝜌𝑔(𝑦2 − 𝑦1 )
𝑣1 = √2𝜌𝑔(𝑦2 − 𝑦1 )

Berdasarkan persamaan tersebut diketahui


bahwa
persamaan Torricelli menyatakan bahwa
kecepatan aliran zat cair pada lubang sama
dengan kecepatan benda yang jatuh bebas
dari ketinggian yang sama.

2. Gaya angkat pesawat terbang


Pesawat terbang memiliki bentuk seperti sayap
burung yang memiliki sisi melengkung dan tebal
dibagian depan dibandingkan bagian belakang
yang disebut dengan aerofoil. Agar pesawat tetap
dapat terbang tanpa mengepakan sayap, maka
rancangan pesawat disusun dengan menggunakan
prinsip yaitu mempertahankan aliran udara pada
sayap.

Perhatikan gambar diatas!


Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa aliran udara pada sisi atas pesawat lebih rapat
dibandingkan sisi bawah pesawat. Dengan kata lain, kecepatan aliran udara pada sisi atas lebih
besar dibandingkan sisi bawah pesawat.
Berdasarkan hukum Bernoulli pada kondisi aliran fluida berada pada posisi horizontal (dianggap
pesawat bergerak secara horizontal) diketahui bahwa
1
𝑃1 − 𝑃2 = 𝜌(𝑣22 − 𝑣12 )
2
Besar gaya angkat pesawat dapat diperoleh dengan mengkalikan kedua sisi dengan luas alas
sayap. Maka persamaan tersebut menjadi
1
𝐹1 − 𝐹2 = 𝜌𝐴(𝑣22 − 𝑣12 )
2
Berdasarkan persamaan tersebut maka disimpulkan:
a. Laju aliran udara pada sisi atas pesawat (𝑣2 ) lebih besar di banding laju aliran udara pada
sisi bawah pesawat (𝑣1 ). Maka sesuai dengan asas Bernoulli, maka tekanan udara pada sisi
bawah pesawat (𝑃1 ) lebih besat dari tekanan udara pada sisi atas pesawat (𝑃2 ).
b. Syarat agar pesawat bisa terangkat, maka gaya angkat pesawat (Fa) harus lebih besar dari
gaya berat (𝑊 = 𝑚𝑔), 𝐹 > 𝑚𝑔. Ketika sudah mencapai ketinggian tertentu, untuk
mempertahankan ketinggian pesawat, maka harus diatur sedemikian sehingga : 𝐹 = 𝑚𝑔.
c. Jika pesawat ingin begerak mendatar dengan percepatan tertentu, maka : gaya dorong
harus lebih besar dari gaya hambat (𝐹𝐷 > 𝐹𝐺 ), dan gaya angkat harus sama dengan gaya
berat, (: 𝐹 = 𝑚𝑔
d. Jika pesawat ingin naik/menambah ketinggian yang tetap, maka gaya dorong harus sama
dengan gaya hambat (𝐹𝐷 > 𝐹𝐺 ), dan gaya angkat harus lebih besar dari gaya berat : 𝐹 =
𝑚𝑔
Jadi, apakah suatu pesawat dapat terbang atau tidak tergantung dari berat pesawat, kelajuan
pesawat, dan ukuran sayapnya. Makin besar kecepatan pesawat, makin besar kecepatan udara,
dan ini berarti gaya angkat pesawat makin besar. Demikian pula, makin besar ukuran sayap,
semakin besar pula gaya angkatnya.

3. Venturimeter
Venturimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur laju aliran zat cair dalam pipa. Pipa
venturi merupakan sebuah pipa yang memiliki penampang bagian tengahnya lebih sempit dan
diletakkan mendatar dengan dilengkapi dengan pipa pengendali untuk mengetahui permukaan
air yang ada sehingga besarnya tekanan dapat diperhitungkan. Dalam pipa venturi ini luas
penampang pipa bagian tepi memiliki penampang yang lebih luas daripada bagian tengahnya
atau diameter pipa bagian tepi lebih besar daripada bagian tengahnya. Zat cair dialirkan melalui
pipa yang penampangnya lebih besar lalu akan mengalir melalui pipa yang memiliki penampang
yang lebi sempit, dengan demikian, maka akan terjadi perubahan kecepatan.

Cara Kerja Venturimeter:


Fluida yang mengalir dalam pipa mempunyai massa jenis ρ. Kecepatan fluida mengalir pada pipa
sebelah kanan, maka tekanan pada pipa sebelah kiri lebih besar. Perbedaan tekanan fluida di
dua tempat tersebut diukur oleh manometer yang diisi dengan fluida dengan massa jenis ρ’ dan
manometer menunjukkan bahwa perbedaan ketinggian permukaan fluida di kedua sisi adalah H.

a. Venturimeter dengan manometer


b. Venturimeter tanpa manometer
Untuk venturimeter yang tanpa dilengkapi manometer, pada prinsipnya sama, tabung
manometer diganti dengan pipa pengukur beda tekanan seperti pada Gambar

4. Alat penyemprot

Cara kerja :
Apabila pengisap ditekan, udara keluar dengan cepat melalui lubang sempit pada ujung pompa.
Berdasarkan Hukum Bernoulli, pada tempat yang kecepatannya besar, tekanannya akan
mengecil. Akibatnya, tekanan udara pada bagian atas penampung lebih kecil daripada tekanan
udara pada permukaan cairan dalam penampung. Karena perbedaan tekanan ini cairan akan
bergerak naik dan tersembur keluar dalam bentuk kabut bersama semburan udara pada ujung
pompa.

CONTOH SOAL:
Air dipompa dengan kecepatan 0,5 m/s melalui pipa berdiameter 4 cm di lantai dasar dengan tekanan 3
atm. Berapakah kecepatan dan tekanan air di dalam pipa berdiameter 2,6 cm di lantai atas yang
tingginya 5 m ?

Anda mungkin juga menyukai