Anda di halaman 1dari 3

Entitas Konsolidasi dan Laporan Keuangan Konsolidasian

Entitas Konsolidasi

Induk Perusahaan

Anak Perusahaan

Contoh entitas konsolidasi : PT. Media Nusantara Citra memiliki anak perusahaan berupa
jaringan televisi (RCTI, TPI, Global TV), jaringan radio (Trijaya, Radio dangdut TPI, ARG
Global, Women Radio) dan surat kabar (Koran Seputar Indonesia – Sindo).

Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian (Consolidated Financial Statement) menyajikan posisi


keuangan dan hasil operasi untuk induk perusahaan (parent – entitas pengendali) dari satu atau
lebih anak perusahaan (subsidiaries – entitas yang dikendalikan) seakan – akan entitas – entitas
individual tersebut adalah satu entitas atau perusahaan.

Kegunaan Laporan Keuangan Konsolidasian :

1. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari total sumber daya perusahaan hasil
kombinasi bisnis yang berada di bawah kendali induk perusahaan.
2. Untuk menentukan efisiensi dari manajemen dalam memanfaatkan sumber daya yang
berada dalam kendalinya.
3. Untuk pengambilan keputusan kreditur.

Keterbatasan Laporan Keuangan Konsolidasian :

1. Karena hasil operasi dan posisi keuangan dari masing – masing perusahaan yang
dimasukkan ke dalam laporan konsolidasi tidak diungkapkan, kinerja atau posisi
buruk dari satu atau lebih perusahaan dapat disembunyikan oleh kinerja yang baik
dari perusahaan lainnya.
2. Rasio – rasio keuangan tidak mewakili perusahaan manapun yang dikonsolidasi,
termasuk induk perusahaan.
3. Akun – akun yang sama dari perusahaan – perusahaan berbeda yang digabungkan
dalam konsolidasi, bisa jadi tidak seluruhnya dapat diperbandingkan.
Untuk menyajikan laporan keuangan konsolidasian yang tepat, PSAK 65 memberikan
pedoman berikut ini :
1. Investasi perusahaan induk di perusahaan anak dihilangkan menurut kepemilikan
proporsional perusahaan induk di perusahaan anak.
2. Kepentingan non-pengendali atas keuntungan dan kerugian selama periode
konsolidasi di anak perusahaan diidentifikasi
3. Setiap kepentingan non-pengendali di aset bersih anak perusahaan konsolidasi
diidentifikasi secara terpisah. Kepentingan non-pengendali aset bersih terdiri dari :
a. Total kepentingan non – pengendali dihitung pada awal konsolidasi
berdasarkan PSAK 22 Kombinasi Bisnis, dan
b. Porsi kepentingan non – pengendali atas perubahan aset setelah tanggal
kombinasi.
4. Saldo transaksi, pendapatan, dan beban antarperusahaan (intercompany)
dihilangkan seluruhnya.

Contoh Kasus

1. Pada tanggal 01 Januari 2001, PT. Indah membeli pada nilai buku semua saham biasa PT.
Andika. Pada akhir Tahun 2001, laporan posisi keuangan dari kedua perusahaan tampak
sebagai berikut :

Laporan Posisi Keuangan


31 Desember 2001

PT. Indah PT. Andika


Aset
Kas Rp 5,000,000 Rp 3,000,000
Piutang (bersih) Rp 84,000,000 Rp 30,000,000
Persediaan Rp 95,000,000 Rp 60,000,000
Aset Tetap (bersih) Rp 375,000,000 Rp 250,000,000
Aset Lain - Lain Rp 25,000,000 Rp 15,000,000
Investasi pada Saham PT. Andika Rp 300,000,000
Total Aset Rp 884,000,000 Rp 358,000,000

Liabilitas dan Ekuitas


Utang Jangka Pendek Rp 60,000,000 Rp 8,000,000
Utang Jangka Panjang Rp 200,000,000 Rp 50,000,000
Modal Saham Biasa Rp 500,000,000 Rp 200,000,000
Saldo Laba Rp 124,000,000 Rp 100,000,000
Total Liabilitas dan Ekuitas Rp 884,000,000 Rp 358,000,000
Informasi tambahan terkait dengan PT. Indah dan PT. Andika adalah sebagai berikut.
1. PT. Indah menggunakan metode ekuitas dasar untuk mencatat investasi pada PT.
Andika. Akun investasi dicatat pada nilai buku aset bersih PT. Andika dan
disesuaikan dengan bagian PT. Indah atas laba dan dividen PT. Andika.
2. PT. Andika berutang ke PT. Indah senilai Rp 1.000.000 pada akhir tahun.
3. PT. Andika membeli persediaan dari PT. Indah senilai Rp 6.000.000 selama tahun
2001. Persediaan tersebut mempunyai biaya perolehan awal Rp 4.000.000. PT.
Andika masih memegang persediaan tersebut pada akhir periode.

PT. Indah
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
31 Desember 2001

Aset Liabilitas dan Ekuitas


Kas Rp 8,000,000 Utang Jangka Pendek Rp 67,000,000
Piutang (bersih) Rp 113,000,000 Utang Jangka Panjang Rp 250,000,000
Persediaan Rp 153,000,000 Modal Saham Biasa Rp 500,000,000
Aset Tetap (bersih) Rp 625,000,000 Saldo Laba Rp 122,000,000
Aset Lain - Lain Rp 40,000,000

Total Aset Rp 939,000,000 Total Liabilitas dan Ekuitas Rp 939,000,000

Saldo konsolidasi diperoleh dengan cara berikut :


1. Kas : Rp 5.000.000 + Rp 3.000.000 = Rp 8.000.000
2. Piutang (bersih) : Rp 84.000.000 + Rp 30.000.000 – Rp 1.000.000 = Rp 113.000.000
3. Persediaan : Rp 95.000.000 + Rp 60.000.000 – Rp 2.000.000 = Rp 153.000.000
4. Aset tetap (bersih) : Rp 375.000.000 + Rp 250.000.000 = Rp 625.000.000
5. Aset lain – lain : Rp 25.000.000 + Rp 15.000.000 = Rp 40.000.000
6. Utang jangka pendek : Rp 60.000.000 + Rp 8.000.000 – Rp 1.000.000 = Rp 67.000.000
7. Utang jangka panjang : Rp 200.000.000 + Rp 50.000.000 = Rp 250.000.000
8. Modal saham biasa : Rp 500.000.000 + Rp 200.000.000 – Rp 200.000.000 = Rp 500.000.000
9. Saldo laba : Rp 124.000.000 + Rp 100.000.000 – Rp 100.000.000 = Rp 124.000.000

Anda mungkin juga menyukai