Abstrak:
SWOT merupakan alat analisis yang dikembangkan oleh Humprey (2005) yang digunakan
untuk mencari strategi terbaik dalam pengambilan keputusan berdasarkan kekuatan dan
kelemahan internal serta peluang dan tantangan yang berasal dari faktor eksternal.
SWOT selama ini seringkali hanya digunakan pada organisasi ataupun lingkungan bisnis.
Makalah ini bertujuan untuk memberikan sebuah perspektif bagaimana aplikasi SWOT
dapat digunakan dan sangat aplikatif dalam area perencanaan perkotaan berkelanjutan.
1. Pendahuluan
Perkembangan suatu kota terjadi ada dua sistem, yakni sistem yang tidak
direncanakan dan sistem yang direncanakan. Perkembangan kota yang
direncanakan (an-organik) biasanya mampu meghadapi dinamika
perkembangan perkotaan, sedangkan di sisi yang lain perkembangan perkotaan
yang tidak direncanakan (organik) akan menghadapi permasalahan ketika
menghadapi perkembangan kota.
Tenggara Timur
Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP) di Area Perkotaan Kabupaten
penerima program, termasuk salah satunya adalah Kabupaten Manggarai.
Berdasarkan analisis dalam dokumen draft laporan antara RP2KP 2015- 2035
tersebut, area perkotaan Reo menjadi salah satu kawasan yang perlu dibangun
dan dianalisis strategi penanganan infrastruktur permukiman secara
berkelanjutan. Area perkotaan Reo merupakan salah satu wilayah strategis di
Kabupaten Manggarai yang memiliki banyak faktor – faktor yang tidak terduga
dalam perkembangannya, terutama di dalam mencapai infrastruktur yang
berkelanjutan demi terwujudnya cita – cita penataan ruang Kabupaten
Manggarai yakni (RTRW Kabupaten Manggarai, 2012) ;
Dengan adanya kondisi dan juga identifikasi yang memadai, diharapkan dapat
ditemukan strategi yang aplikatif dalam memenuhi kebutuhan infrastruktur
berkelanjutan di area perkotaan Reo, yang juga didukung sepenuhnya oleh
pemangku kepentingan yang ada.
SWOT merupakan alat analisis yang dikembangkan oleh Humprey (2005) yang
digunakan untuk mencari strategi terbaik dalam pengambilan keputusan
berdasarkan kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan tantangan
yang berasal dari faktor eksternal. Start & Hovland (2004) mendefinisikan
analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang biasa
diaplikasikan dalam suatu organisasi. Dengan menggunakan kerangka kerja
kekuatan (strenghth) dan kelemahan (weaknesses) dan kesempatan ekternal
(opportunity) dan ancaman (Threats), instrument ini memberikan cara
sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah
strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-
hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh perencana tersebut.
• Menetapkan visi, misi dan isu strategis yang dihadapi oleh daerah terkait
dengan suatu fokus kajian;
• Melakukan identifikasi pada stakeholder- stakeholder yang terkait;
• Bersama stakeholder yang ada, mengidentifikasi lingkungan internal dan
eksternalnya;
• Menyusun faktor potensi dan masalah (internal) bersama stakeholder;
• Menyusun faktor peluang dan ancaman (eksternal) bersama stakeholder;
• Mengembangkan strategi dalam mencapai tujuan yang ada.
Proses yang ada pada penyusunan draft laporan antara RP2KP 2015 – 2035
untuk kawasan perkotaan Reo menghasilkan pembahasan sebagai berikut;
Tabel 1.
Matriks Strategi S-O dan S-T Kawasan Perkotaan Reo Kabupaten Manggarai
Strengths (S)
1. Cukup banyak rumah permanen 1. Mengg
2. Sumber air bersih berasal dari sumur dengan air tawar di Kampung Kedindi perman
3. Terdapat air bersih yang berasal dari PDAM 2. Jalan
4. Jalan lingkungan sudah ada yang menggunakan perkerasan aspal Kampu
3. Draina
4. Seluru
berupa
5. Sumbe
6. Air ber
sehing
Opportunities (O) Strategi S dan O
1. Adanya pelabuhan barang sebagai tempat masuk berbagai barang 1. Memperbaiki kawasan permukiman sekitar pelabuhan khususnya bagi rumah 1. Membe
dari berbagai wilayah yang masih menggunakan material semi/non permanen 2. Mengo
2. Terdapat bakau yang tidak terpelihara dan belum dimanfaatkan 2. Memelihara dan melakukan perawatan/pengecekan berkala terhadap sumur jaringa
secara maksimal oleh masyarakat dalam
yang masih aktif digunakan, khususnya untuk kegiatan perikanan
3. Masyarakat bermatapencaharian sebagai nelayan dan buruh 3. Mengo
angkut barang (dari kapal) 3. Mengembangkan sistem penyuluhan dan pemberdayaan kegiatan perikanan dan jar
4. Cukup dekat dengan pasar ikan tradisional di Kelurahan Mata Air tangkap laut dan pertanian 4. Melaku
5. Terdapat kawasan pergudangan barang 4. Mengembangkan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil terhada
6. Adanya rencana peningkatan status jalan provinsi menjadi negara menengah (industry rumah tangga) di bidang pertanian/perikanan tangkap laut 5. Mening
dan menghubungkan seluruh kawasan pesisir Pulau Flores 5. Mengembangkan kawasan pertanian/perikanan tangkap laut yang dapat pengan
terintegrasi dengan industri rumah tangga dan pasar 6. Mengo
6. Mengembangkan pemasaran hasil pertanian/perikanan dengan industri rumah pengem
tangga dan pasar 7. Mening
7. Mengembangkan wilayah Pantai Utara Flores dengan meningkatkan status perbaik
jalan Provinsi menjadi jalan Negara
8. Memperkuat peran pelabuhan Kedindi sebagai pelabuhan penyeberangan
barang dengan mengembangkan kawasan bisnis dan perdagangan yang
terintegrasi dengan kawasan pergudangan
Threats (T) Strategi O dan T
1. Adanya alat angkut barang yang mengancam mata pencaharian 1. Mengembangkan sistem penyuluhan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat 1. Menge
penduduk sebagai buruh angkut barang pesisir agar tidak hanya bergantung pada aktivitas angkut barang infrastr
2. Terdapat masyarakat pendatang (dari Bima dan Bajawa) yang 2. Meningkatkan kegiatan budaya kelautan dan wawasan maritim kepada
bermukim di sekitar pantai masyarakat
3. Menertibkan permukiman para pendatang yang berada di daerah sempadan
pantai
4. Kesimpulan
Dari penjabaran yang ada pad sub bab sebelumnya mengenai aplikasi SWOT
dalam penerapan infrastruktur berkelanjutan dapat diambil kesimpulan
bahwa;
5. Daftar Pustaka
Start, Daniel & Hovland, Ingie. 2004. Tools For Policy Impact. A Handbook For
Researcher. RAPID. Westminster London.