Anda di halaman 1dari 9

Aplikasi Analisis SWOT dalam Implementasi Strategi Infrastruktur

Permukiman Berkelanjutan di Area Perkotaan Reo


Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur

Karina Pradinie T, ST, M.Eng1, Rulli Pratiwi Setiawan, ST, M.Sc.2,


Marianus Y.Jelamu, S.PT3 dan Konrandus Kumat, ST4.

Abstrak:

Kecamatan perkotaan Reo Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur


merupakan salah satu wilayah pesisir yang menjadikan salah satu pintu utama dalam
perdagangan di Kabupaten Manggarai serta beberapa Kabupaten lain di sekitarnya
termasuk Manggarai Barat dan Manggarai Timur. Di sisi yang lain perkembangan pesat
Kota Reo yang banyak didiami oleh beberapa pendatang, tidak diikuti oleh pertumbuhan
pesat penyediaan infrastruktur permukiman yang ada. Diindikasikan dalam buku putih
Kabupaten Manggarai (2012) bahwa area perkotaan Reok merupakan wilayah kritis
sanitasi klaster 4 atau yang paling beresiko dibandingkan dengan klaster lainnya. Hal ini
membutuhkan strategi penanganan yang tepat dalam menciptakan lingkungan yang
berkelanjutan di area perkotaan Reo.

SWOT merupakan alat analisis yang dikembangkan oleh Humprey (2005) yang digunakan
untuk mencari strategi terbaik dalam pengambilan keputusan berdasarkan kekuatan dan
kelemahan internal serta peluang dan tantangan yang berasal dari faktor eksternal.
SWOT selama ini seringkali hanya digunakan pada organisasi ataupun lingkungan bisnis.
Makalah ini bertujuan untuk memberikan sebuah perspektif bagaimana aplikasi SWOT
dapat digunakan dan sangat aplikatif dalam area perencanaan perkotaan berkelanjutan.

Keywords: Infrastruktur, SWOT, Manggarai

1. Pendahuluan

Perkembangan suatu kota terjadi ada dua sistem, yakni sistem yang tidak
direncanakan dan sistem yang direncanakan. Perkembangan kota yang
direncanakan (an-organik) biasanya mampu meghadapi dinamika
perkembangan perkotaan, sedangkan di sisi yang lain perkembangan perkotaan
yang tidak direncanakan (organik) akan menghadapi permasalahan ketika
menghadapi perkembangan kota.

Namun dalam prakteknya, perkembangan perkotaan seringkali tidak dapat


diantisipasi oleh adanya faktor – faktor baik internal maupun eksternal yang
sejak awal belum dianalisis dan didefinisikan oleh pihak stakeholder atau
pemangku kepentingan di berbagai level. Pemerintah melalui Kementrian PU
Bangkim, merencanakan sebuah program yang membantu pemangku
kepentingan untuk mengantisipasi faktor – faktor yang ada di masa mendatang
melalui sebuah program yang bernama Rencana Pembangunan dan

1 Lab. Perencanaan Kota PWK ITS Surabaya


2 Lab. Perencanaan Kota PWK ITS Surabaya
3 Kabid. Ekonomi Pembangunan Bappeda Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur
4 Kabid. Permukiman dan Penataan Ruang Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa

Tenggara Timur
Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP) di Area Perkotaan Kabupaten
penerima program, termasuk salah satunya adalah Kabupaten Manggarai.

Berdasarkan analisis dalam dokumen draft laporan antara RP2KP 2015- 2035
tersebut, area perkotaan Reo menjadi salah satu kawasan yang perlu dibangun
dan dianalisis strategi penanganan infrastruktur permukiman secara
berkelanjutan. Area perkotaan Reo merupakan salah satu wilayah strategis di
Kabupaten Manggarai yang memiliki banyak faktor – faktor yang tidak terduga
dalam perkembangannya, terutama di dalam mencapai infrastruktur yang
berkelanjutan demi terwujudnya cita – cita penataan ruang Kabupaten
Manggarai yakni (RTRW Kabupaten Manggarai, 2012) ;

“Mewujudkan ruang wilayah kabupaten yang aman, nyaman, produktif dan


berkelanjutan berbasis pertanian yang sinergis demi terwujudnya kehidupan
seluruh masyarakat Kabupaten Manggarai yang makmur, sejahtera, adil dan
merata”

Secara umum perkembangan pemenuhan kebutuhan infrastruktur perkotaan di


Kabupaten Manggarai tidak terlalu menggembirakan. Gambaran umum bidang
sanitasi di Kabupaten Manggarai yaitu sebanyak 25,59% yang tidak memiliki
fasilitas tempat buang air besar, kepemilikan tangki/SPAL yang masih rendah
yaitu 20%, sedangkan 80%- nya secara konvensional yaitu langsung ke
kolam/sawah; sungai/laut; lubang tanah; pantai/tanah terbuka. Dari kondisi
sanitasi yang ada dengan tingkat akses yang masih sangat rendah baik dari segi
kualitas maupun kuantitas, maka salah satu dampak yang ditimbulkan (Buku
Putih Kabupaten Manggarai, 2012).

Data statistik kabupaten Manggarai (BPS, 2010) menunjukan bahwa sampai


dengan tahun 2010 banyaknya rumah tangga dan prosentase rumah tangga di
kabupaten Manggarai penggunaan sumber air minum yang layak sebanyak
63,9% meliputi leding meteran, ledeng eceran, pompa, sumur terlindung dan
mata air terlindungi. Sedangkan sumber air minum yang tidak layak yaitu 36,1
% terdiri dari sumur tak terlindung, mata air tak terlindungi, air sungai dan air
hujan. Sebagai akibat dari sumber mata air yang tidak layak adalah tingginya
angka kesakitan khususnya penyakit diare dan malaria. Prosentase kasus Diare
yang terjadi di kabupaten Manggarai tahun 2011 sebesar 2,68%. Sedangkan
prosentase kasus Malaria Klinis sebanyak 0.15%.

Di Area Perkotaan Reo, Gambaran kondisi permukiman dan infrastruktur


permukiman kawasan perkotaan Reo, tergambar pada potensi, masalah,
peluang, dan tantangan yang dimiliki kawasan permukiman perkotaan Reo,
sebagaimana berikut ini (Draft laporan antara RP2KP Kabupaten Manggarai,
2015 – 2035);

A. Potensi yang dimiliki kawasan permukiman perkotaan Reo, antara lain:


 Jumlah penduduk Kawasan perkotaan Satarmese (2013) adalah 14.506
jiwa, dengan rata-rata tingkat kepadatan penduduk sedang apabila
dibandingkan dengan Kecamatan perkotaan yang lain, yaitu 22 org/Ha;
 Permukiman yang ada sebagian besar merupakan bangunan permanen, di
mana pada area lain di Kab. Manggarai sebagian besar masih berupa
perumahan semi permanen;
 Pelayanan air bersih baik dengan prosentase rata-rata 80% ketika sedang
dalam musim penghujan, namun apabila dalam musim kering maka
prosentase dapat berkurang dengan jumlah yang relatif besar;
 Tingkat kesejahteraan penduduk tinggi apabila menggunakan indikator
rata-rata jumlah penduduk miskin 45RT;
 Jarak antar bangunan memiliki jarak yang cukup, sehingga potensi relatif
kebakaran rendah

B. Masalah yang dimiliki kawasan permukiman perkotaan Reo, antara lain:


 Sekitar 49% warga terlayani sanitasi dengan keadaan yang cukup buruk,
namun sudah terdapat MCK umum di Kel. Wakung;
 Pelayanan persampahan relatif rendah, salah satu indikator adalah
ketidaktersediaan bak sampah;
 Pelayanan drainase rendah, sehingga titik genangan banyak;
 Jalan dengan kondisi baik sebanyak 50,1%, sedangkan sisanya dalam
kondisi buruk dan berlubang.

C. Peluang yang dimiliki kawasan permukiman perkotaan Reo, antara lain:


 Merupakan kota pelabuhan sehingga berpeluang untuk mengoptimalkan
hasil laut;
 Kota pelabuhan yang menjadi pintu masuk barang – barang yang berasal
dari luar pulau;
 Terdapat masyarakat yang bertani bawang merah sehingga berpeluang
untuk diedukasi dalam hal teknik bertani maupun diversifikasi produk.

D. Tantangan yang dimiliki kawasan permukiman perkotaan Reo, antara lain:


 Belum ada penggerak yang mengawali kegiatan perikanan modern;
 Belum ada penggerak atau lembaga yang mewadahi pengelolaan
persampahan;
 Terjadinya konflik mengenai status tanah terkait pengelolaan infrstruktur
permukiman;
 Merupakan kawasan cepat tumbuh sehingga pengembangannya harus
mempertimbangkan kebutuhan penduduk;
 Merupakan kawasan dengan kepadatan yang sedang cenderung tinggi
sehingga membutuhkan penyediaan instalasi pengolah limbah.

Dengan adanya kondisi dan juga identifikasi yang memadai, diharapkan dapat
ditemukan strategi yang aplikatif dalam memenuhi kebutuhan infrastruktur
berkelanjutan di area perkotaan Reo, yang juga didukung sepenuhnya oleh
pemangku kepentingan yang ada.

2. Tinjauan Teoritik dan Metodologi

Dalam mencapai tujuan penanganan infrastruktur permukiman, penyusunan


RP2KP menggunakan strategi penyusunan dokumen yang ada dilakukan oleh
pemangku kepentingan (atau yang biasa disebut Kelompok Kerja Teknis
(Pokjanis) dalam penyusunan RP2KP ini) yang didampingi oleh konsultan
pendamping melalui beberapa FGD dan juga konsultasi publik yang ada. Salah
satu alat analisis yang digunakan dalam RP2KP ini adalah analisis SWOT yang
biasanya digunakan oleh organisasi swasta.

SWOT merupakan alat analisis yang dikembangkan oleh Humprey (2005) yang
digunakan untuk mencari strategi terbaik dalam pengambilan keputusan
berdasarkan kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan tantangan
yang berasal dari faktor eksternal. Start & Hovland (2004) mendefinisikan
analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang biasa
diaplikasikan dalam suatu organisasi. Dengan menggunakan kerangka kerja
kekuatan (strenghth) dan kelemahan (weaknesses) dan kesempatan ekternal
(opportunity) dan ancaman (Threats), instrument ini memberikan cara
sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah
strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-
hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh perencana tersebut.

Penggunaan analisis SWOT untuk organisasi pemerintah yang didampingi oleh


pihak eksternal, maka terdapat penyesuaian – penyesuaian yang dilakukan
dalam RP2KP yang menggunakan langkah – langkah yang tidak jauh berbeda
dijabarkan oleh USAID (2011) sebagai berikut;

• Menetapkan visi, misi dan isu strategis yang dihadapi oleh daerah terkait
dengan suatu fokus kajian;
• Melakukan identifikasi pada stakeholder- stakeholder yang terkait;
• Bersama stakeholder yang ada, mengidentifikasi lingkungan internal dan
eksternalnya;
• Menyusun faktor potensi dan masalah (internal) bersama stakeholder;
• Menyusun faktor peluang dan ancaman (eksternal) bersama stakeholder;
• Mengembangkan strategi dalam mencapai tujuan yang ada.

3. Pembahasan dan Hasil

A. Identifikasi Pemangku Kepentingan (Stakeholder)

Dalam penyusunan RP2KP, untuk menjamin strategi – strategi dan program


yang ada terlaksana dengan baik, maka pemangku kepentingan diminta
untuk mengidentifikasi dan merumuskan strategi secara mandiri dengan
didampingi oleh konsultan pendamping. Pemangku kepentingan yang
teridentifikasi oleh kegiatan ini meliputi; Bupati Kabupaten Manggarai,
Sekretaris daerah, Badan Hukum, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan
Umum dan juga Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Manggarai, yang
meliputi berbagai level dari kepala dinas hingga staf bidang permukiman
dan infrastruktur berjumlah 30 orang (SK Pokjanis Kabupaten Manggarai,
2014).
B. Penetapan tujuan infrastruktur berkelanjutan di Area Perkotaan
Reo

Proses yang ada pada penyusunan draft laporan antara RP2KP 2015 – 2035
untuk kawasan perkotaan Reo menghasilkan pembahasan sebagai berikut;

 Tujuan yang ditetapkan dalam perbaikan infrastruktur di Area perkotaan


Reo berdasarkan, kesepakatan pemangku kepentingan adalah
o Berkelanjutan , yang meliputi poin – poin: memperbaiki kawasan
permukiman sekitar pelabuhan khususnya bagi rumah yang masih
menggunakan material semi/non permanen, meningkatkan pelayanan
infrastruktur perkotaan untuk mendukung kawasan permukiman yang
layak huni, mengembangkan sistem penyuluhan dan pemberdayaan
kegiatan perikanan tangkap laut dan pertanian agar tidak hanya
bergantung pada aktivitas angkut barang, mengembangkan
kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah
(industry rumah tangga) di bidang pertanian/perikanan tangkap laut,
memperkuat peran pelabuhan Kedindi sebagai pelabuhan
penyeberangan barang dengan mengembangkan kawasan bisnis dan
perdagangan yang terintegrasi dengan kawasan pergudangan,
memberikan bantuan perbaikan permukiman yang layak huni

o Molas, merupakan bahasa lokal Kabupaten Manggarai yang bermakna


asri atau lebih tepatnya cantik luar dan dalam. Poin yang ingin dicapai
dalam tujuan ini di area Perkotaan Reo adalah menertibkan
permukiman para pendatang yang berada di daerah sempadan pantai

Tujuan tersebut dapat dilihat dalam Gambar 1. Berikut ini;


KPP Wangkung – Perkotaan Reo
Value:/Tujuan Berkelanjutan Kawasan permukiman sekitar pelabuhan Reo
(sustainable):
1. Memperbaiki kawasan permukiman sekitar
pelabuhan khususnya bagi rumah yang masih
menggunakan material semi/non permanen
2. Meningkatkan pelayanan infrastruktur
perkotaan untuk mendukung kawasan
permukiman yang layak huni
5
3. Mengembangkan sistem penyuluhan dan
pemberdayaan kegiatan perikanan tangkap 7
laut dan pertanian agar tidak hanya
1
bergantung pada aktivitas angkut barang 3
4. Mengembangkan kewirausahaan dan
keunggulan kompetitif usaha kecil menengah
(industry rumah tangga) di bidang pertanian/
perikanan tangkap laut
5. Memperkuat peran pelabuhan Kedindi
sebagai pelabuhan penyeberangan barang
dengan mengembangkan kawasan bisnis dan
perdagangan yang terintegrasi dengan
kawasan pergudangan
6. Memberikan bantuan perbaikan permukiman
yang layak huni

Value/Tujuan: Molas (Asri, bersih, berbudaya):


7. Menertibkan permukiman para pendatang
yang berada di daerah sempadan pantai

Gambar 1 Penetapan Tujuan Penanganan Infrastruktur Berkelanjutan di KPP


Wangkung Area Perkotaan Reo
Sumber: Draft Lap.Antara RP2KP Kab. Manggarai, 2015-2035
C. Penyusunan Matriks Analisis SWOT

Matriks analisis SWOT, berikut dibagi menjadi 2 untuk memudahkan


tampilan yang ada di makalah ini. Bagian yang pertama adalah mencari
strategi dengan membandingkan antara Strenght – Opportunity (strategi
S-O) dan strategi antara Strenght – Threats (strategi S-T) sebagaimana
yang dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1.
Matriks Strategi S-O dan S-T Kawasan Perkotaan Reo Kabupaten Manggarai

Strengths (S)
1. Cukup banyak rumah permanen 1. Mengg
2. Sumber air bersih berasal dari sumur dengan air tawar di Kampung Kedindi perman
3. Terdapat air bersih yang berasal dari PDAM 2. Jalan
4. Jalan lingkungan sudah ada yang menggunakan perkerasan aspal Kampu
3. Draina
4. Seluru
berupa
5. Sumbe
6. Air ber
sehing
Opportunities (O) Strategi S dan O
1. Adanya pelabuhan barang sebagai tempat masuk berbagai barang 1. Memperbaiki kawasan permukiman sekitar pelabuhan khususnya bagi rumah 1. Membe
dari berbagai wilayah yang masih menggunakan material semi/non permanen 2. Mengo
2. Terdapat bakau yang tidak terpelihara dan belum dimanfaatkan 2. Memelihara dan melakukan perawatan/pengecekan berkala terhadap sumur jaringa
secara maksimal oleh masyarakat dalam
yang masih aktif digunakan, khususnya untuk kegiatan perikanan
3. Masyarakat bermatapencaharian sebagai nelayan dan buruh 3. Mengo
angkut barang (dari kapal) 3. Mengembangkan sistem penyuluhan dan pemberdayaan kegiatan perikanan dan jar
4. Cukup dekat dengan pasar ikan tradisional di Kelurahan Mata Air tangkap laut dan pertanian 4. Melaku
5. Terdapat kawasan pergudangan barang 4. Mengembangkan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil terhada
6. Adanya rencana peningkatan status jalan provinsi menjadi negara menengah (industry rumah tangga) di bidang pertanian/perikanan tangkap laut 5. Mening
dan menghubungkan seluruh kawasan pesisir Pulau Flores 5. Mengembangkan kawasan pertanian/perikanan tangkap laut yang dapat pengan
terintegrasi dengan industri rumah tangga dan pasar 6. Mengo
6. Mengembangkan pemasaran hasil pertanian/perikanan dengan industri rumah pengem
tangga dan pasar 7. Mening
7. Mengembangkan wilayah Pantai Utara Flores dengan meningkatkan status perbaik
jalan Provinsi menjadi jalan Negara
8. Memperkuat peran pelabuhan Kedindi sebagai pelabuhan penyeberangan
barang dengan mengembangkan kawasan bisnis dan perdagangan yang
terintegrasi dengan kawasan pergudangan
Threats (T) Strategi O dan T
1. Adanya alat angkut barang yang mengancam mata pencaharian 1. Mengembangkan sistem penyuluhan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat 1. Menge
penduduk sebagai buruh angkut barang pesisir agar tidak hanya bergantung pada aktivitas angkut barang infrastr
2. Terdapat masyarakat pendatang (dari Bima dan Bajawa) yang 2. Meningkatkan kegiatan budaya kelautan dan wawasan maritim kepada
bermukim di sekitar pantai masyarakat
3. Menertibkan permukiman para pendatang yang berada di daerah sempadan
pantai

Sumber: Draft Laporan Antara RP2KP Kabupaten Manggarai 2015 - 2035

Bagian yang kedua adalah mencari strategi dengan membandingkan


antara Weaknesess – Opportunity (strategi W-O) dan strategi antara
Weaknesess – Threats (strategi W-T) sebagaimana yang dapat dilihat pada
tabel 2, berikut ini.
Tabel 2.
Matriks Strategi W-O dan W-T Kawasan Perkotaan Reo Kabupaten Manggarai
Strengths (S) Weaknesses
Strengths (W)
(S)
1. Cukup banyak rumah permanen 1.
1. Menggunakan
Cukup banyak MCK rumah pribadi
permanen
dengan bangunan semi permanen dan non 1. Men
2. Sumber air bersih berasal dari sumur dengan air tawar di Kampung Kedindi 2. permanen
Sumber air bersih berasal dari sumur dengan air tawar di Kampung Kedindi perm
3. Terdapat air bersih yang berasal dari PDAM 2.
3. Jalan
Terdapatlingkungan
air bersihbelum
yang berasal
menggunakan
dari PDAM perkerasan aspal terutama di 2. Jala
4. Jalan lingkungan sudah ada yang menggunakan perkerasan aspal 4. Kampung
Jalan lingkungan
Sengarisudah
dan Senggapi
ada yang menggunakan perkerasan aspal Kam
3. Drainase hanya terdapat di pinggir jalan provinsi 3. Dra
4. Seluruh kampung tidak memiliki tempat sampah, sehingga penanganan 4. Selu
berupa ditimbun dan dibakar beru
5. Sumber air bersih merupakan sumur dengan air asin SPAM BJP 5. Sum
6. Air bersih yang berasal dari PDAM mengandung kadar kapur dan lumpur 6. Air
sehingga masyarakat lebih memilih sumur seh
Strategi
Opportunities
S dan O (O) Strategi
Strategi
W danS danO O
bagai barang 1. Memperbaiki
1. Adanya
kawasanpelabuhan
permukiman
barangsekitar
sebagai
pelabuhan
tempat masuk
khususnya
berbagai
bagi barang
rumah 1.1. Memberikan
Memperbaikibantuankawasanperbaikan
permukimanpermukiman
sekitar pelabuhan
yang layakkhususnya
huni bagi rumah 1. Mem
yang masih dari berbagai wilayah
menggunakan material semi/non permanen 2. Mengoptimalkan pelayanan material
yang masih menggunakan air bersih melaluipermanen
semi/non perbaikan kapasitas dan 2. Men
dimanfaatkan 2. Terdapat
2. Memelihara bakau yang
dan melakukan tidak terpelihara dan
perawatan/pengecekan belum
berkala dimanfaatkan
terhadap sumur 2. jaringan
Memelihara untukdanmendukung
melakukan kegiatan perikanan dan pertanian,
perawatan/pengecekan berkala khususnya
terhadap sumur jarin
secara maksimal oleh masyarakat dalam hal kualitas air dala
yang masih aktif digunakan, khususnya untuk kegiatan perikanan yang masih aktif digunakan, khususnya untuk kegiatan perikanan
dan buruh 3. Masyarakat bermatapencaharian sebagai nelayan dan buruh 3. Mengoptimalkan pelayanan air bersih melalui pengembangan kapasitas 3. Men
3. Mengembangkanangkutsistem
barangpenyuluhan
(dari kapal)dan pemberdayaan kegiatan perikanan 3. Mengembangkan
dan jaringan untuksistem
mendukung penyuluhan
kegiatandan pemberdayaan
perikanan kegiatan perikanan
dan pertanian dan
an Mata Air tangkap4.lautCukup
dan pertanian
dekat dengan pasar ikan tradisional di Kelurahan Mata Air 4. tangkap laut
Melakukan dan pertanian
perbaikan, rehabilitasi, dan pengecekan rutin atau berkala 4. Mela
4. Mengembangkan
5. Terdapat kewirausahaan dan keunggulan
kawasan pergudangan barang kompetitif usaha kecil 4. Mengembangkan
terhadap SPAM BJP kewirausahaan
berupa sumur dan keunggulan kompetitif usaha kecil terh
njadi negara menengah 6. (industry rumah tangga)
Adanya rencana di bidang
peningkatan pertanian/perikanan
status tangkap
jalan provinsi menjadi laut
negara 5. menengah (industry
Meningkatkan mutu rumah tangga) dipersampahan
penanganan bidang pertanian/perikanan tangkap laut
baik untuk sistem 5. Men
lores 5. Mengembangkan kawasan pertanian/perikanan
dan menghubungkan seluruh kawasan tangkap lautFlores
pesisir Pulau yang dapat 5. Mengembangkan
pengangkutan kawasan
maupun pertanian/perikanan
pengelolaan diawali dengan tangkap
pembuatanlautTPS
yang dapat pen
terintegrasi dengan industri rumah tangga dan pasar 6. terintegrasi dengan pemanfaatan
Mengoptimalkan industri rumah tangga dan pasar irigasi
daerah-daerah untuk 6. Men
6. Mengembangkan pemasaran hasil pertanian/perikanan dengan industri rumah 6. Mengembangkan
pengembangan pemasaran
budidaya hasil pertanian/perikanan dengan industri rumah
pertanian pen
tangga dan pasar 7. Meningkatkan
tangga dan pasar aksesibilitas jalan lingkungan, dengan melakukan 7. Men
7. Mengembangkan wilayah Pantai Utara Flores dengan meningkatkan status 7. perbaikan
Mengembangkanperkerasan jalan Pantai Utara Flores dengan meningkatkan status
wilayah perb
jalan Provinsi menjadi jalan Negara jalan Provinsi menjadi jalan Negara
8. Memperkuat peran pelabuhan Kedindi sebagai pelabuhan penyeberangan 8. Memperkuat peran pelabuhan Kedindi sebagai pelabuhan penyeberangan
barang dengan mengembangkan kawasan bisnis dan perdagangan yang barang dengan mengembangkan kawasan bisnis dan perdagangan yang
terintegrasi dengan kawasan pergudangan terintegrasi dengan kawasan pergudangan
StrategiThreats
O dan T(T) Strategi
Strategi
W danO danT T
pencaharian 1. Adanya
1. Mengembangkan alat penyuluhan
sistem angkut barangdanyang mengancam
pemberdayaan mata pencaharian
ekonomi masyarakat 1.
1. Mengembangkan
Mengembangkan dan sistemmenata kawasandan
penyuluhan permukiman
pemberdayaanMinapolitan
ekonomi dengan
masyarakat 1. Men
penduduk
pesisir agar tidak hanyasebagai buruhpada
bergantung angkut barangangkut barang
aktivitas pesisir agar tidak
infrastruktur hanya bergantung
permukiman yang layak pada aktivitas
bagi para angkut barang
pendatang infra
ajawa) yang 2. Terdapat
2. Meningkatkan kegiatanmasyarakat pendatangdan
budaya kelautan (dariwawasan
Bima danmaritim
Bajawa)kepada
yang 2. Meningkatkan kegiatan budaya kelautan dan wawasan maritim kepada
masyarakat bermukim di sekitar pantai masyarakat
3. Menertibkan permukiman para pendatang yang berada di daerah sempadan 3. Menertibkan permukiman para pendatang yang berada di daerah sempadan
pantai pantai
Sumber: Draft Laporan Antara RP2KP Kabupaten Manggarai 2015-2035

D. Sinkronisasi Strategi Dari Hasil Analisis SWOT Dalam Pencapaian


Tujuan

Hasil analisis SWOT menghasilkan beberapa strategi yang dapat


diaplikasikan secara teknis maupun substansial pada tujuan – tujuan yang
telah ditetapkan. Pada kawasan Perkotaan Reo, telah ditetapkan tujuan
berkelanjutan dan molas dengan poin – poin penjabarannya, adapun hasil
sinkronisasi dengan pencapaian tujuan adalah sebagaiman terlihat pada
tabel 3. Berikut ini.
Tabel 3.
Sinkronisasi Strategi dan Tujuan Kawasan Perkotaan Reo Kabupaten Manggarai
Value yang Ingin
No Kebijakan Makro Strategi
Dikembangkan
2 Berkelanjutan (sustainable) • Peningkatan dan pemeliharan sanitasi (air bersih, 1. Memperbaiki kawasan permukiman sekitar pelabuhan 1. Memper
persampahan, drainase dan MCK) khususnya bagi rumah yang masih menggunakan khususn
• Pemberdayaan masyarakat pada aspek sanitasi, material semi/non permanen material
pengembangan industri kecil, pertanian, koperasi 2. Memelihara dan melakukan perawatan/pengecekan 2. Meningk
dan budaya berkala terhadap sumur yang masih aktif digunakan, menduk
• Penyediaan permukiman layak huni khususnya untuk kegiatan perikanan 3. Mengem
kegiatan
• Pengembangan perumahan baru untuk masyarakat 3. Mengembangkan sistem penyuluhan dan pemberdayaan
hanya b
MBR kegiatan perikanan tangkap laut dan pertanian
4. Mengem
4. Mengembangkan kewirausahaan dan keunggulan
kompeti
kompetitif usaha kecil menengah (industry rumah
tangga)
tangga) di bidang pertanian/perikanan tangkap laut
5. Memper
5. Mengembangkan kawasan pertanian/perikanan tangkap
penyebe
laut yang dapat terintegrasi dengan industri rumah
kawasan
tangga dan pasar
dengan
6. Mengembangkan pemasaran hasil pertanian/perikanan
6. Member
dengan industri rumah tangga dan pasar
huni
7. Mengembangkan wilayah Pantai Utara Flores dengan
meningkatkan status jalan Provinsi menjadi jalan Negara
8. Memperkuat peran pelabuhan Kedindi sebagai
pelabuhan penyeberangan barang dengan
mengembangkan kawasan bisnis dan perdagangan yang
terintegrasi dengan kawasan pergudangan
9. Memberikan bantuan perbaikan permukiman yang layak
huni
10. Mengoptimalkan pelayanan air bersih melalui perbaikan
kapasitas dan jaringan untuk mendukung kegiatan
perikanan dan pertanian, khususnya dalam hal kualitas
air
11. Mengoptimalkan pelayanan air bersih melalui
pengembangan kapasitas dan jaringan untuk
mendukung kegiatan perikanan dan pertanian
12. Melakukan perbaikan, rehabilitasi, dan pengecekan rutin
atau berkala terhadap SPAM BJP berupa sumur
13. Meningkatkan mutu penanganan persampahan baik
untuk sistem pengangkutan maupun pengelolaan diawali
dengan pembuatan TPS
14. Mengoptimalkan pemanfaatan daerah-daerah irigasi
untuk pengembangan budidaya pertanian
15. Meningkatkan aksesibilitas jalan lingkungan, dengan
melakukan perbaikan perkerasan jalan
16. Mengembangkan sistem penyuluhan dan pemberdayaan
ekonomi masyarakat pesisir agar tidak hanya
bergantung pada aktivitas angkut barang
17. Meningkatkan kegiatan budaya kelautan dan wawasan
maritim kepada masyarakat
18. Mengembangkan dan menata kawasan permukiman
Minapolitan dengan infrastruktur permukiman yang
layak bagi para pendatang
Value yang Ingin
No Kebijakan Makro Strategi
Dikembangkan
3 Molas (Asri, bersih, berbudaya) • Penataan lingkungan permukiman kumuh 1. Menertibkan permukiman para pendatang yang berada 1. Menertib
• Penertiban lingkungan permukiman ilegal (DAS) di daerah sempadan pantai di daera
• Peningkatan ruang terbuka hijau dan kebersihan
lingkungan permukiman
• Penyediaan Kasiba dan Lisiba

Sumber: Draft Laporan Antara RP2KP Kabupaten Manggarai 2015-2035

4. Kesimpulan

Dari penjabaran yang ada pad sub bab sebelumnya mengenai aplikasi SWOT
dalam penerapan infrastruktur berkelanjutan dapat diambil kesimpulan
bahwa;

 Aplikasi penggunaan SWOT yang selama ini digunakan dalam lingkungan


organisasi dan bisnis, dapat diaplikasikan dengan baik untuk daerah
perencanaan tata ruang, walaupun penggunaan yang ada membutuhkan
penyesuaian – penyesuaian dan juga pendampingan terhadap kapasitas
pemerintah daerah.
 Strategi yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan berkelanjutan
meliputi beberapa hal yakni: perbaikan dalam sektor fisik (mencakupi
perbaikan penyediaan infrastruktur, kondisi bangunan dan infrastruktur
yang ada), perbaikan dalam sektor ekonomi (meningkatkan
kewirausahaan, mengembangkan pemasaran di bidang perekonomian,
menguatkan peran pelabuhan) dan juga perbaikan dalam sektor social
(mengembangkan system penyuluhan dan pemberdayaan,
mengembangkan kegiatan kelautan dan budaya kemaritiman).
 Strategi yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan molas
berorientasi pada aspek fisik yakni penertiban permukiman pendatang
yang berada di daerah sempadan pantai.

5. Daftar Pustaka

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur,


2012. Pokjanis Kabupaten Manggarai. Kupang.

Draft Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan


Permukiman (RP2KP) Kabupaten Manggarai 2015 - 2035. Pokjanis Kab
Manggarai beserta konsultan pendamping CV. Hatari Gesit Mandiri.
Kupang.

Humphrey, Albert (December 2005). "SWOT Analysis for Management


Consulting". SRI Alumni Newsletter (SRI International).

Start, Daniel & Hovland, Ingie. 2004. Tools For Policy Impact. A Handbook For
Researcher. RAPID. Westminster London.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manggarai Tahun 2012 – 2032.


Kabupaten Manggarai.

Anda mungkin juga menyukai