Anda di halaman 1dari 71

LANDASAN TEORI

Landasan Teori Hukum, Manajemen Keuangan, Kesehatan, Internasional, Ekonomi

≡Menu

Home / Perbankan / Pengertian Lembaga Pembiayaan Jenis Perkembangan di Indonesia Pengaturan


Hukum (Leasing, Factoring, Credit Card, Ventura Capital)

Pengertian Lembaga Pembiayaan Jenis Perkembangan di Indonesia Pengaturan Hukum (Leasing,


Factoring, Credit Card, Ventura Capital)

Pengertian Lembaga Pembiayaan adalahKeputusan Menteri Keuangan RI No. 448/KMK.017/2000


tentang Perusahaan Pembiayaan, memberikan pengertian lembaga pembiayaan sebagai suatu kegiatan
pembiayaan yang dilakukan dalam bentuk penyediaan dana bagi konsumen untuk pembelian barang
yang pembayarannya dilakukan secara angsuran atau berkala oleh konsumen. Berdasarkan definisi
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya antara kredit konsumsi dengan pembiayaan
konsumen sama saja. Hanya pihak pemberi kreditnya yang berbeda.

Pembiayaan konsumen sebagai salah satu lembaga pembiayaan lebih banyak diminati oleh konsumen
ketika mereka memerlukan barang yang pembayarannya dilakukan secara angsuran/cicilan. Barang yang
menjadi obyek pembiayaan konsumen umumnya adalah barang-barang seperti, alat-alat elektronik,
sepeda motor, komputer dan alat-alat kepentingan rumah tangga yang menjadi kebutuhan konsumen.
Besarnya pembiayaan yang diberikan kepada konsumen umumnya relatif kecil, sehingga kandungan
risiko yang mesti harus dipikul oleh perusahaan pembiayaan konsumen juga relatif kecil.
Lembaga pembiayaan termasuk bagian dari lembaga keuangan. Dalam melakukan kegiatan usahanya,
lembaga pembiayaan lebih menekankan pada fungsi pembiayaan. Istilah lembaga keuangan lebih luas
dibandingkan dengan lembaga pembiyaan. Lembaga keuangan meliputi:

badan usaha yang mempunyai kekayaan dalam bentuk aset keuangan yang disediakan untuk
menjalankan usaha dibidang jasa keuangan termasuk juga pembiayaan.badan usaha yang hanya
menjalankan usaha dibidang jasa pembiayaan, menyediakan dana dan barang modal tanpa menarik
dana secara langsung dari masyarakat.Neni Sri Imaniyati, Hukum Bisnis Telaah Tentang Pelaku dan
Kegiatan Ekonomi, Yogyakarta: Grafika Ilmu, 2009, hlm. 69

Menurut Abdulkadir Muhamad, yang dimaksud dengan lembaga keuangan (financial institution) adalah
badan usaha yang mempunyai kekayaan dalam bentuk asset keuangan (financial assets). Kekayaan dalam
bentuk aset keuangan ini digunakan untuk menjalankan usaha dibidang jasa keuangan, baik penyediaan
dana untuk membiayai usaha productif dan kebutuhan konsumtif, maupun jasa keuangan bukan
pembiayaan.Abdul Kadir Muhamad, Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 2004, hlm. 8

Jenis-Jenis Lembaga Pembiayaan

Kegiatan Perusahaan Pembiayaan merupakan sebagian kegiatan yang dilakukan oleh lembaga
pembiayaan. Dalam pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan
Pembiayaan, disebutkan bahwa bentuk kegiatan usaha dari Perusahaan Pembiayaan antara lain:

Sewa guna usaha (leasing) merupakan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal
baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi
(operating lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara angsuran. Kegiatan sewa guna usaha dilakukan dalam bentuk
pengadaan barang modal bagi penyewa guna usaha, baik dengan maupun tanpa hak opsi untuk membeli
barang tersebut. Pengadaan barang modal dapat juga dilakukan dengan cara membeli barang penyewa
guna usaha yang kemudian disewagunausahakan kembali. Sepanjang perjanjian sewa guna usaha
(leasing) masih berlaku, hak milik atas barang modal objek transaksi sewa guna usaha berada pada
perusahaan pembiayaan.Anjak Piutang (Factoring) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian
piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut. Dalam Pasal
4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan, dijelaskan
bahwa kegiatan anjak piutang dilakukan dalam bentuk piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan
berikut pengurusan atas piutang tersebut. Kegiatan anjak piutang tersebut, dapat dilakukan dalam
bentuk anjak piutang tanpa jaminan dari penjual piutang (without recourse) dan anjak piutang dengan
jaminan dari penjual piutang (with recourse). Anjak piutang tanpa jaminan dari penjual piutang (without
recourse) adalah kegiatan anjak piutang dimana perusahaan pembiayaan menanggung seluruh resiko
tidak tertagihnya piutang. Sedangkan anjak piutang dengan jaminan dari penjual piutang (with recourse)
adalah kegiatan anjak piutang dimana penjual piutang menanggung resiko tidak tertagihnya sebagian
atau seluruh piutang yang dijual kepada perusahaan pembiayaan.Usaha kartu kredit (credit card) adalah
kegiatan pembiayaan untuk pembelian barang dan/atau jasa dengan menggunakan kartu kredit.
Kegiatan usaha kartu kredit dilakukan dalam bentuk penerbitan kartu kredit yang dapat dimanfaatkan
oleh pemegangnya untuk pembelian barang dan/atau jasa. Perusahaan pembiayaan yang melakukan
kegiatan usaha kartu kredit, sepanjang berkaitan dengan sistem pembayaran wajib mengikuti ketentuan
Bank Indonesia.Pembiayaan konsumen (consumer finance) adalah kegiatan pembiayaan untuk
pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran. Kegiatan
pembiayaan konsumen dilakukan dalam bentuk penyediaan dana untuk pengadaan barang berdasarkan
kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran. Kebutuhan konsumen yang dimaksud
meliputi antara lain pembiayaan kendaraan bermotor, pembiayaan alat-alat rumah tangga, pembiayaan
barang-barang elektronik, dan pembiayaan perumahan.Modal Ventura (ventura capital) mulai dikenal
sejak munculnya Keppres No. 61 tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan dan disusul dengan
keluarnya SK. Menkeu No. 2151/KMK.013/1988 mengenai Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan
Lembaga Pembiayaan. Modal Ventura sesuai dengan Keppres No. 61 Tahun 1988 serta SK. Menkeu No.
1251/KMK.013/1988, pada dasarnya adalah suatu usaha di bidang pembiayaan dalam bentuk
penyertaan modal ke dalam suatu Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) untuk jangka waktu tertentu.
Berbeda halnya dengan pembiayaan kredit melalui perbankan dimana resiko kegagalan pengembalian
kredit ditanggung oleh pihak debitur, risiko kegagalan modal ventura ditanggung bersama antara
Perusahaan Modal Ventura (PMV) dengan PPU. Di samping itu, perbedaan lain dengan pembiayaan
melalui kredit perbankan dengan pembiayaan melalui modal ventura tidak dibutuhkan adanya jaminan
(anggunan) seperti yang disyaratkan oleh bank. Modal ventura bekerja bukan atas dasar jaminan yang
diberikan tetapi atas dasar penilaian akan berhasil dan berkembangnya kemajuan usaha yang
dijalankan.Anna Maria Wahyu Setyowati, 1998, Tinjauan Yuridis Peranan Lembaga Modal Ventura Bagi
Pengusaha Kecil Menengah, Projustitia Tahun XVI No. 2 April 1998, hlm. 42 Modal ventura pada
hakekatnya bersedia membiayai pada tahap-tahap tertentu dari suatu usaha (Pasal 4 SK. Menkeu No.
1251/KMK.013/1988). Disamping itu, pembiayaan yang dilakukan PMV pada PPU merupakan
pembiayaan dalam bentuk khusus yakni ikut serta dalam bentuk penyertaan modal yang sifatnya
sementara (Pasal 4 ayat (2) SK. MENKEU No. 1251.013/1988). Keterlibatan PMV dan PPU didasarkan
pada adanya suatu perjanjian yang disebut Perjanjian Modal Ventura.Ibid Perjanjian modal ventura
dari segi hukum adalah perjanjian tentang kegiatan pembiayaan dan pengembangan perusahaan antara
pihak pemberi dana (PMV) dan pihak penerima dana (PPU). Berdasarkan perjanjian tersebut pihak
pemberi dana membiayai pendirian, pengembangan, perbaikan atau pengambil alih perusahaan
penerima dana melalui penyertaan saham, pinjaman atau jenis pembiayaan lainnya. Erman Rajagukguk,
Beberapa Pemikiran Bagi Penyusunan Aturan Hukum Modal Ventura, Makalah disampaikan dalam
Seminar Aspek-aspek Hukum Modal Ventura di Indonesia, Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Airlangga, Surabaya, 30 Nopember – 2 Desember 1992, hlm. 3Perdagangan surat berharga (securities
company) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk surat berharga. Sebagaimana telah dikemukakan
diatas, kegiatan perdagangan surat berharga dikeluarkan dari kegiatan lembaga pembiayaan. Hal ini
disebabkan kegiatan perdagangan surat berharga lebih merupakan lembaga penunjang pasar modal.
Dalam lalu lintas perdagangan terdapat surat-surat berharga yang mudah diperdagangkan, yang
mengandung suatu nilai dan oleh karenanya dapat berpindah-pindah tangan.R. Suryatin, Hukum Dagang
I dan II, Jakarta: Pradnya Paramita, 1982, hlm. 98 Surat-surat berharga dapat diperdagangkan, yang
gunanya untuk memudahkan pemakaian uang yang akan diterima dari pihak ketiga dan untuk
mempermudah penagihan piutang dari pihak ketiga itu. CST. Kansil, Pokok-pokok Pengetahuan Hukum
Dagang Indonesia, Jakarta: Aksara Baru, 1979, hlm. 127

Perkembangan Lembaga Pembiayaan Di Indonesia

Dalam perkembangannya dewasa ini keberadaan lembaga perbankan tidak mencukupi kebutuhan akan
dana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu diperlukan adanya alternatif pembiayaan
lainnya selain bank. Adanya alternatif pembiayaan lainnya dimaksud dibutuhkan mengingat akses untuk
mendapatkan dana dari bank sangat terbatas. Mengantisipasi hal tersebut, maka pemerintah pada tahun
1988 melalui Kepres Nomor 61 Tahun 1988 membuka peluang bagi berbagai badan usaha untuk
melakukan kegiatan-kegiatan pembiayaan sebagai alternatif lain untuk menyediakan dana guna
menunjang pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Kegiatan-kegiatan pembiayaan tersebut dilakukan oleh suatu lembaga yang namanya lembaga
pembiayaan. Melalui lembaga pembiayaan dimaksud para pelaku bisnis bisa mendapatkan dana atau
modal yang dibutuhkan. Keberadaan lembaga pembiayaan ini sangat penting, karena fungsinya hampir
mirip dengan bank. Dalam prakteknya sekarang ini lembaga pembiayaan banyak dimanfaatkan oleh
pelaku bisnis ketika membutuhkan dana atau barang modal untuk kepentingan perusahaan. Sejalan
dengan itu pemerintah sejak tahun 1988 pemerintah telah menempuh berbagai kebijakan untuk lebih
memperkuat sistem lembaga keuangan nasional melalui pengembangan dan perluasan berbagai jenis
lembaga keuangan, diantaranya lembaga pembiayaan, dengan tujuan memperluas penyediaan
pembiayaan alternatif bagi dunia bisnis/usaha sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan dana
untuk menunjang kegiatan usaha.Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Kedua, Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001, hlm. 281
Dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988, diaturlah ketentuan tentang lembaga
pembiayaan, yang kemudian ditindaklanjuti oleh Keputusan Menteri Keuangan Nomor
1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 468/KMK. 017/1995. Dalam pasal 1
angka 2 Keppres No. 61 Tahun 1988 tersebut disebutkan bahwa yang dimaksud dengan lembaga
pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Berdasarkan
pengertian lembaga pembiayaan sebagaimana dimaksud diatas, maka dalam lembaga pembiayaan
terdapat unsur-unsur sebagai berikut:

badan usaha, yaitu perusahaan pembiayaan yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang
termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan.kegiatan pembiayaan, yaitu melakukan pekerjaan
atau aktivitas dengan cara membiayai pihak-pihak atau sektor usaha yang dibutuhkan.penyediaan dana,
yaitu perbuatan penyediaan uang untuk suatu keperluan.barang modal, yaitu barang yang dipakai untuk
menghasilkan sesuatu atau barang lain, seperti mesin-mesin, peralatan pabrik, dan sebagainya.tidak
menarik dana secara langsung (non deposit taking) artinya tidak mengambil uang secara langsung baik
dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan surat sanggup bayar kecuali hanya untuk dipakai sebagai
jaminan hutang kepada bank yang menjadi krediturnya.masyarakat, yaitu sejumlah orang yang hidup
bersama di suatu tempat, yang terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.Sunaryo,
Hukum Lembaga Pembiayaan, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, hlm. 2

Bila dibandingkan dengan lembaga perbankan, maka lembaga pembiayaan tentunya memiliki persamaan
dan perbedaan diantara keduanya. Adapun perbedaan kedua lembaga tersebut adalah sebagai berikut:

Dilihat dari kegiatannya, lembaga pembiayaan difokuskan pada salah satu kegiatan keuangan saja.
Misalnya perusahaan modal ventura menyalurkan dana dalam bentuk modal penyertaan pada
perusahaan pasangan usaha, perusahaan sewa guna usaha menyalurkan dana dalam bentuk barang
modal kepada perusahaan penyewa, pegadaian menyalurkan dananya dalam bentuk pinjaman jangka
pendek dengan jaminan benda bergerak. Adapun lembaga perbankan merupakan lembaga keuangan
yang paling lengkap kegiatannya, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali
dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman, serta melaksanakan kegiatan di bidang jasa
keuangan lainnya.Dilihat dari cara menghimpun dana, lembaga pembiayaan tidak dapat secara langsung
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, deposito berjangka. Adapun lembaga
perbankan dapat secara langsung menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan
deposito berjangka.Dilihat dari aspek jaminan, lembaga pembiayaan dalam melakukan pembiayaan tidak
menekankan aspek jaminan (non collateral basis) karena unit yang dibiayai merupakan objek
pembiayaan. Adapun lembaga perbankan dalam pemberian kredit lebih berorientasi kepada jaminan
(collateral basis).Dilihat dari kemampuan menciptakan uang giral, lembaga pembiayaan tidak dapat
menciptakan uang giral. Adapun lembaga perbankan, yaitu bank umum dapat menciptakan uang giral
yang dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Dari simpanan masyarakat berupa
giro, di samping dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran dalam suatu transaksi dengan
menggunakan cek atau bilyet giro, bagi bank umum giro juga dapat dipergunakan untuk menciptakan
uang giral.Dilihat dari pengaturan, perizinan, pembinaan, dan pengawasannya, dalam lembaga
pembiayaan dilakukan oleh Departemen Keuangan. Adapun untuk lembaga perbankan dengan
diundangkannya Undang-Undang No.10 Tahun 1998, maka wewenang dalam hal pengaturan dan
perizinan sepenuhnya berada pada Bank Indonesia. Selanjutnya dengan diundangkannya Undang-
Undang No. 23 Tahun 1999, maka fungsi pengawasan perbankan yang sebelumnya berada dalam
kewenangan Bank Indonesia akan dialihkan kepada suatu lembaga khusus untuk itu, yaitu Lembaga
Pengawas Jasa Keuangan. Lembaga perbankan itu sendiri termasuk lembaga keuangan. Sementara
lembaga keuangan itu terdiri dari lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank, seperti,
pasar modal, asuransi, dana pensiun, dan sebagainya.

Pengaturan Hukum Tentang Lembaga Pembiayaan

Hingga saat ini di Indonesia belum ada peraturan khusus dalam bentuk undang-undang yang mengatur
tentang lembaga pembiayaan, pada hal peraturan tersebut sangat dibutuhkan mengingat perkembangan
lembaga pembiayaan tersebut sangat pesat dewasa ini.

Tentang lembaga pembiayaan ini pertama kali diatur dalam Kepres No.61 tahun 1988. Kemudian
selanjutnya ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Keputusan Menteri Keuangan No. 468/KMK. 017/1995. Selain peraturan- peraturan tersebut, masih
terdapat beberapa peraturan lainnya yang masih berlaku dalam rangka lebih meningkatkan
pengembangan lembaga pembiayaan. Adapun peraturan-peraturan yang dimaksud adalah :

Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 448/KMK.017/2000 tanggal 27 Oktober 2000 tentang
Perusahaan Pembiayaan. Peraturan ini merupakan dasar bagi pengembangan Perusahaan
Pembiayaan.Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan No. 607/KMK.017/1995 dan Gubernur Bank
Indonesia No.28/9/KEP/GBI tanggal 19 Desember 1995 tentang pelaksanaan Pengawasan Perusahaan
Pembiayaan.Keputusan Menteri Keuangan No. 634/KMK.013/1990 tanggal 5 Juli 1990 tentang
Penyediaan Barang Modal Berfasilitas melalui Perusahaan Sewa Guna Usaha. Ketentuan ini dalam rangka
mendukung pengembangan investasi dan ekspor non migas.Surat Keputusan Menteri Keuangan No.
1169/KMK.01/1991 tanggal 27 Nopember 1991, yang mana dalam keputusan ini diatur pula tentang
Ketentuan Perpajakan Sewa Guna Usaha.Surat Edaran Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan No.
SE.1087/LK/1996 tanggal 27 Pebruari 1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Sanksi Bagi Perusahaan
Pembiayaan.

Menyikapi perkembangan lembaga pembiayaan saat ini sudah tiba saatnya tersedia peraturan yang lebih
memadai dan tidak hanya sekedar berbentuk Kepres dan Surat Keputusan Menteri. Sektor hukum
diharapkan lebih berperan dalam mengantisipasi perkembangan dibidang ekonomi dan bisnis, termasuk
perkembangan dalam bisnis lembaga pembiayaan, yang diharapkan disini adalah adanya peraturan
hukum yang berbentuk undang-undang mengatur lembaga pembiayaan, guna lebih menjamin kepastian
hukum. Tidak dapat dipungkiri bahwa hukum yang mengatur tentang lembaga pembiayaan atau hukum
Lembaga Pembiayaan merupakan hal urgen harus ada dalam konteks perkembangan dibidang bisnis,
yang nantinya diharapkan dapat mengatur aktivitas bisnis lembaga pembiayaan tersebut.

Perkembangan dibidang bisnis menuntut secara cepat agar bidang hukum juga dapat mengimbanginya,
seperti dikemukakan oleh Munir Fuady bahwa perkembangan sektor hukum bisnis yang begitu cepat
menyertai perkembangan dibidang bisnis, membawa konsekuensi terhadap perlunya sektor hukum
dibidang itu ditelaah ulang, agar tetap up to date, seirama dengan perkembangan masa. Jika yang
mengatur perbankan dikenal adanya hukum perbankan, atau yang mengatur tentang kredit dikenal
dengan hukum perkreditan, maka sudah seyogyanya tentang pembiayaan (finance) dikenal cabang
hukum bisnis yang namanya hukum pembiayaan.

Lembaga Penjamin Simpanan

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah suatu lembaga independen yang berfungsi menjamin
simpanan nasabah perbankan di Indonesia. Badan ini dibentuk berdasarkan Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 24 tentang Lembaga Penjamin Simpanan. Setiap bank yang melakukan kegiatan usaha
di wilayah Republik Indonesia wajib menjadi peserta penjaminan LPS.

Dalam perekonomian modern dewasa ini diperlukan suatu sistem penyangga ekonomi yang kokoh
sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan para pelaku ekonomi yang bernaung dibawahnya, dan yang
menjadi salah satu tiang penyangganya adalah LPS. Hal itu tercermin dari salah satu fungsi dari LPS yakni
menjamin simpanan nasabah.

Pasal 37B Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1992 Tentang Perbankan mengamanatkan untuk mendirikan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di
Indonesia. Amanat tersebut timbul sebagai jawaban atas krisis berat yang dialami oleh industri
perbankan pada pertengahan tahun 1997. Ketika izin usaha 16 bank dicabut dan dilikuidasi pada 1
November 1997, industri perbankan mangalami rush sebagai konsekuensi dari runtuhnya kepercayaan
masyarakat terhadap perbankan nasional, dan tidak adanya peraturan yang cukup untuk mengatur
perlindungan dana nasabah penyimpan pada saat bank dilikuidasi, sehingga mengakibatkan hilangnya
kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan.

Pendirian Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada dasarnya dilakukan sebagai upaya memberikan
perlindungan terhadap dua risiko, yaitu irrational run terhadap bank dan systemic risk. Dalam
menjalankan usaha, bank biasanya hanya menyisakan seagian kecil dari simpanan yang diterimanya
untuk berjaga-jaga apabila ada penarikan dana oleh nasabah. Sementara, bagian terbesar dari simpanan
yang dialokasikan untuk pemberian kredit. Keadaan ini menyebabkan perbankan tidak dapat memenuhi
permintaan dalam jumlah besar dengan segera atas simpanan nasabah yang dikelolanya, bila terjadi
penarikan seara tiba-tiba dan dalam jumlah yang besar. Keterbatasan dalam penyediaan dana cash ini
ialah karena bank tidak dapat menarik segera pinjaman yang telah disalurkannya. Sedangkan risiko
sistemik terjadi apabila kebangkrutan satu bank berakibat buruk terhadap bank lain, sehingga
menghancurkan sekmen terbesar dari sistem perbankan itu sendiri.

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dapat berfungsi untuk mengatur keamanan dan kesehatan bank
secara umum. Di samping itu, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga dapat berfungsi sebagai pengawas
yang dilakukan dengan cara memantau neraca, praktik pemberian penjaminan, dan strategi investasi
dengan maksud untuk melihat tanda-tanda financial distress yang mengarah kepada kebangkrutan bank.
Oleh sebab itulah, keberadaan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebagai bagian dari sistem perbankan
menjadi penting guna mencegah kepanikan nasabah dengan jalan menyakinkan nasabah tentang
keamanan simpanan-sekalipun kondisi keuangan bank memburuk.

Bank sabagai obyek yang menjadi tanggungjawab Lembaga Penjamin Simapanan. Pengertian bank dalam
LPS adalah sesuai dengan undang-undang tentang perbankan yaitu Bank Umum dan BPR (Bank
Pembiayaan Rakyat).

Setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia wajib menjadi peserta
penjaminan, kecuali Badan Kredit Desa. Setiap bank wajib menyampaikan persyaratan dan laporan yang
ditetapkan oleh LPS termasuk membayar kontribusi kepesertaan dan premi penjaminan. Apabila tidak
dipenuhi, tidak menggugurkan kepesertaannya namun dikenakan sanksi administrsi, denda, dan pidana.

Pengawasan Atas Lembaga Pembiayaan Di Indonesia

Dilihat dari pengaturan, perizinan, pembinaan, dan pengawasannya, dalam lembaga pembiayaan
dilakukan oleh Departemen Keuangan. Adapun untuk lembaga perbankan dengan diundangkannya
Undang-Undang Nomor. 10 Tahun 1998, maka wewenang dalam hal pengaturan dan perizinan
sepenuhnya berada pada Bank Indonesia. Selanjutnya dengan diundangkannya Undang-Undang No. 23
Tahun 1999, maka fungsi pengawasan perbankan yang sebelumnya berada dalam kewenangan Bank
Indonesia akan dialihkan kepada suatu lembaga khusus untuk itu, yaitu Lembaga Pengawas Jasa
Keuangan. Lembaga perbankan itu sendiri termasuk lembaga keuangan. Sementara lembaga keuangan
itu terdiri dari lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank, seperti, pasar modal, asuransi,
dana pensiun, dan sebagainya. Kemudian sejak berlakunya Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2011
Tentang Otoritas Jasa Keuangan, maka pengawasan atas lembaga pembiayaan di Indonesia beralih
menjadi tanggung jawab Otoritas Jasa Keuangan.
Peranan Hukum Perlindungan Konsumen Atas Dana Simpanan Milik Nasabah Yang Disimpan Dalam
Sistem Perkoperasian

Pengertian perlindungan konsumen yang termaktub dalam undang-undang yakni segala upaya yang
menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen.Pasal 1Angka 1
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Kepastian hukum ini ditujukan
untuk memberikan perlindungan kepada konsumen itu antara lain adalah dengan meningkatkan harkat
dan martabat konsumen serta membuka akses informasi tentang barang dan/atau jasa bagi konsumen,
dan menumbuh kembangkan sikap pelaku usaha yang jujur dan bertanggung jawab. Adrian Sutedi,
Tanggung Jawab Produk Dalam Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia,
2008), hlm. 8

Az. Nasution berpendapat bahwa hukum perlindungan konsumen adalah bagian dari hukum konsumen
yang memuat asas-asas atau kaidah-kaidah yang bersifat mengatur dan mengandung sifat yang
melindungi kepentingan konsumen, sedangkan hukum konsumen adalah hukum yang mengatur
hubungan dan masalah antara berbagai pihak satu sama lain berkaitan dengan barang atau jasa
konsumen di dalam pergaulan hidup.Az. Nasution, Op. Cit., hlm. 11 Namun, ada pula yang berpendapat
bahwa hukum perlindungan konsumen merupakan bagian dari hukum konsumen. Hal ini dapat kita lihat
bahwa hukum konsumen memiliki skala yang lebih luas karena hukum konsumen meliputi berbagai
aspek hukum yang didalamnya terdapat kepentingan pihak konsumen dan salah satu bagian dari hukum
konsumen ini adalah aspek perlindungannya, misalnya bagaimana cara mempertahankan hak- hak
konsumen terhadap gangguan pihak lain. Ibid., hlm. 12

Hukum perlindungan konsumen yang berlaku di Indonesia memiliki dasar hukum yang telah ditetapkan
oleh pemerintah. Dengan adanya dasar hukum yang pasti, perlindungan terhadap hak-hak konsumen
bisa dilakukan dengan penuh optimisme. Pengaturan tentang hukum perlindungan konsumen telah
diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Berdasarkan Pasal 1
angka 1 UUPK disebutkan bahwa Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya
kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Kepastian hukum untuk memberi
perlindungan kepada konsumen berupa perlindungan terhadap hak-hak konsumen, yang diperkuat
melalui undang-undang khusus, memberi harapan agar pelaku usaha tidak bertindak sewenang-
wenang yang selalu merugikan hak-hak konsumen. Happy Susanto, Hak-Hak Konsumen Jika Dirugikan,
(Jakarta: Visimedia, 2008), hlm. 4
Dengan adanya Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen beserta perangkat
hukum lainnya, konsumen memiliki hak dan posisi yang berimbang dan mereka dapat menggugat atau
menuntut jika ternyata hak- haknya telah dirugikan atau dilanggar oleh pelaku usaha. Ibid., hlm. 5

Pada dasarnya undang-undang perlindungan konsumen bertujuan: Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8


Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri.mengangkat


harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang
dan/atau jasa.meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak-
haknya sebagai konsumen.menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur
kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi.menumbuhkan
kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur
dan bertanggung jawab dalam berusaha.meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin
kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan
keselamatan konsumen.

Tujuan yang ingin dicapai perlindungan konsumen umumnya dapat dibagi dalam tiga bagian utama yaitu:

memberdayakan konsumen dalam memilih,menentukan barang dan/atau jasa kebutuhannya, dan


menuntut hak-haknya.menciptakan sistem perlindungan konsumen yang memuat unsure-unsur
kepastian hukum, keterbukaan informasi, dan akses untuk mendapatkan informasi.menumbuhkan
kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap jujur dan
bertanggung jawab.

Dari ketiga tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa sangat penting untuk dapat melindungi konsumen
dari berbagai hal yang dapat mendatangkan kerugian bagi mereka. Konsumen perlu dilindungi, karena
konsumen dianggap memiliki suatu kedudukan yang tidak seimbang dengan para pelaku usaha,
ketidakseimbangan ini menyangkut bidang pendidikan dan posisi tawar yang dimiliki oleh konsumen.
Sering kali konsumen tidak berdaya mengahadapi posisi yang lebih kuat dari para pelaku usaha.

Berkaitan dengan dana nasabah yang disimpan dalam sistem perkoperasian yakni undang-undang
perlindungan konsumen menjamin bahwa dana yang disimpan anggota koperasi akan tetap terjaga
dengan baik dan aman. Kemudian jika ada perjanjian pinjaman antara anggota koperasi dengan koperasi
maka undang-undang ini juga akan melindungi hak dari anggota koperasi yang melakukan perjanjian
dengan koperasi.

Undang-undang perlindungan konsumen memberikan perlindungan kepada anggota koperasi karena


anggota termasuk juga dalam kategori konsumen jika ia membutuhkan dana pinjaman dari koperasi, dan
koperasi dapat dikategorikan pelaku usaha sebab koperasi menyediakan jasa atau sarana untuk pinjaman
dengan syarat-syarat tertentu. Disinilah diperlukan peranan perlindungan konsumen agar hak-hak dari
konsumen terjaga.

Daftar Pustaka untuk Makalah Lembaga Pembiayaan

BAGIKAN KE SOCIAL MEDIAMU:

FACEBOOKGOOGLE+TWITTER

Related Articles :Jenis Sistem Kliring dan Warkat Kliring BankJenis-Jenis Sistem Kliring - Menurut
Latumaerissa (2011:99) saat ini penyelenggaraan kliring di Indonesia dilakukan dengan menggunaka
...Jenis Kredit Tujuan Unsur dan FungsiUnsur-Unsur Kredit , yaitu: Adanya dua pihak, yaitu pemberi
kredit (kreditur) dan penerima kredit (nasabah). Hubungan pemberi k ...Pengertian Suku Bunga dan
Teori Faktor-faktor Yang MempengaruhiPengertian Suku Bunga - Suku bunga adalah harga dari
penggunaan uang atau bias juga dipandang sebagai sewa atas penggunaan uang untuk ...Pengertian
Akuisisi Perbankan Definisi Tujuan Manfaat serta Prosedur Pelaksanaan Pihak yang Berhak Melakukan
AkuisisiPengertian Akuisisi Perbankan adalah - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Jo.Undang-Undang
No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan Pasal 1 A ...Pengertian Kredit Sindikasi Perbankan Dasar Hukum,
Ciri, Manfaat, Definisi Menurut Para AhliPengertian Kredit Sindikasi adalah Stanley Hurn dalam bukunya
syndicated loan memberikan defenisi mengenai kredit sindikasi atau synd ...

Newer PostOlder PostHome

REKOMENDASI BACAAN

Teori Pembagian Kekuasaan Menurut Trias Politika, John Locke, Montesquieu

Pengertian Administrasi Fungsi Tujuan Peran dan Ruang Lingkup

Pengertian Analisis Rasio Keuangan Jenis dan Rumusnya

Pengertian Kemiskinan Jenis Faktor Penyebab Menurut Para Ahli

Kekuasaan Legislatif Eksekutif Yudikatif serta Pembagian Kekuasaan Menurut UUD Negara Republik
Indonesia 1945

Dwi Fungsi ABRI Demokrasi Masa Orde Baru Landasan Konsep, Serta Peran Ganda

Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) Definisi Komponen Utama dan Representasi Grafis Suatu
Objek

Pengertian Penilaian Kinerja Pegawai dan Karyawan Perusahaan Definisi, Tujuan, Manfaat, dan Prinsip
Pengertian Rasio Profitabilitas Definisi Menurut Para Ahli dan jenis Terdiri dari

Pengertian Public Relation Fungsi, Tugas dan Tujuan Definisi Menurut Para Ahli

ADVERTISER

Privacy Policy | Term of Use | Contact Us |

Owner. Ade Sanjaya | © 2015 Landasan Teoriby Blogger

Beranda Artikel dan Tips Tips Keuangan

Tips Keuangan
Apakah Dana Pensiun Perusahaan Menguntungkan? Cari Tahu di Sini

Edited by Boby Chandro Oktavianus

16 Maret 2017

Sudahkah memiliki dana pensiun? Jika belum, segera persiapkan dana pensiun mulai dari sekarang.
Peran dana pensiun akan terasa nantinya setelah tidak lagi menerima gaji tiap bulan. Tidak mau kan,
masa pensiun nanti kekurangan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari? Atau karena benar-
benar kekurangan uang, sampai menjual atau menjaminkan aset untuk mendapat pinjaman.

Ada benarnya memang kalau perusahaan memberikan dana pensiun dengan menggunakan produk
lembaga keuangan tertentu untuk setiap karyawannya. Namun, perlu diketahui ketika pensiun nanti,
Anda tidak bisa langsung menarik semua dana pensiun yang diberikan perusahaan.

Bisa dibayangkan bukan? Anda sedang butuh uang dalam jumlah tertentu, tetapi mustahil
mengandalkan dana pensiun dari perusahaan yang terbatas. Sebab menurut ketentuannya, hanya
sebagian kecil yang bisa ditarik. Sisanya akan diberikan setiap bulan seperti pemberian gaji selama
seumur hidup. Mau tak mau Anda dipusingkan karena memikirkan cara-cara untuk mendapatkan dana
tambahan.

Baca Juga: Tips Menyiapkan Pensiun Dini dengan DepositoSekilas Tentang DPLK dan DPPK dari
Perusahaan

Mempersiapkan Dana Pensiun via shutterstock.com


Dana pensiun karyawan pada umumnya dikelola bank atau perusahaan asuransi jiwa dalam bentuk Dana
Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Bisa juga perusahaan mengelola sendiri dana pensiun karyawannya
dalam wujud Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK). Uniknya, tidak ada larangan bagi pemberi kerja lain
untuk mengikutsertakan karyawannya ke dalam DPPK yang ada.

Ada juga perusahaan yang mengikutkan karyawannya ke dalam Jaminan Hari Tua (JHT) yang dikelola BPJS
Ketenagakerjaan. DPLK berbeda dengan JHT dari sisi iuran. Untuk DPLK, iuran yang dibayarkan sebesar
3% (2% perusahaan + 1% pekerja). Sementara untuk JHT, iuran yang dibayarkan sebesar 5,7% (2%
pekerja + 3,7% pemberi kerja).

Ketentuan tentang Dana Pensiun dan Manfaat yang Diberikan

Pengelolaan Dana pensiun sebenarnya sudah diatur dalam undang-undang (UU) No. 11 Tahun 1992
tentang Dana Pensiun. Selebihnya, dalam pelaksanaannya, penerimaan dana pensiun diatur Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) yang bunyinya:

Uang pensiun atau DPLK yang bisa diambil maksimal 20% sebagai awalan. Ini sesuai dengan Pasal 14
Peraturan OJK tersebut. Artinya, pada hari itu di mana Anda pensiun atau resign dari suatu perusahaan,
Anda tidak bisa mengambil seluruh dari manfaat uang pensiun tersebut.Sisa 80% dari uang manfaat
pensiun selanjutnya akan diberikan secaraannuitas oleh perusahaan asuransi jiwa yang mengurusi dana
pensiun tersebut selama seumur hidup. Artinya, dana pensiun akan diberikan setiap bulan layaknya
gaji.Inilah Fakta DPLK dari Perusahaan yang Perlu Anda Tahu

Menghitung Dana Pensiun via shutterstock.com

Di bawah ini adalah beberapa fakta dari DPLK yang bisa dijadikan gambaran untuk mengantisipasi risiko
dana pensiun.
1. Jumlah Iuran Terbatas

Tahukah bahwa dengan DPLK, perusahaan akan membayarkan dana pensiun untuk Anda. Namun,
besaran iuran yang dibayarkan mungkin tidak sesuai harapan Anda. Persoalannya, sekalipun ada
permintaan pada perusahaan untuk menaikan persentase iuran DPLK, perusahaan cenderung
menolaknya. Sebab ada biaya yang dikenakan menurut persentase tertentu setiap perusahaan
membayar iuran DPLK.

2. Pengukuran Dana Pensiun Berdasarkan Gaji

Besar atau tidaknya dana pensiun dari DPLK sesuai dengan gaji yang Anda terima. Makin besar gaji yang
Anda terima, makin besar pula iuran DPLK yang dibayarkan perusahaan. Seperti yang diterangkan di atas,
umumnya persentase yang dikenakan untuk iuran DPLK sebesar 3%. Jadi, tidak dengan meminta
kenaikan persentase iuran DPLK untuk meningkatkan dana pensiun, tetapi bisa dengan kenaikan gaji.

3. Bukanlah Investasi

Bila dibandingkan dengan reksa dana, DPLK masih jauh dari kata investasi. Reksa dana lebih baik dalam
memberikan untung. Sementara DPLK tidak sebaik reksa dana yang bisa ditarik seluruhnya tanpa batasan
20%. Belum lagi proyeksi keuntungannya dari waktu ke waktu. DPLK dihitung menurut persentase dari
gaji bulanan. Dan besarnya iuran tergantung besarnya gaji. Berbeda dengan reksa dana, yang dalam hal
perolehan keuntungan diatur manajemen investasi.

Baca Juga: 5 Cara Aman Menyiapkan Dana Pensiun DiniCari dan Dapatkan yang Lebih Baik

Dalam mempersiapkan dana pensiun, sebaiknya jangan menggantungkan pada apa yang diberikan
perusahaan. Milikilah inisiatif untuk mempersiapkan masa pensiun dengan dana yang bisa memberi
jaminan pada hidup Anda nantinya. Banyak instrumen investasi pilihan yang bisa dimanfaatkan.
Pilihannya, Anda bisa menaruh uang dalam bentuk reksa dana, saham, obligasi, deposito, atautabungan
berjangka. Selagi masih banyak waktu, cari dan dapatkan investasi sebagai dana pensiun yang lebih baik.
Baca Juga: Persiapan Dana Pensiun: Pilih BPJS, DPLK, atau Reksa Dana?

#TipsKeuangan#MengaturKeuangan#JaminanPensiun#TabunganPensiun#Pensiun

KTA Bank DBS - Promo Online Bunga 0.95%

Dana Bantuan Sahabat

ARTIKEL TERKAIT4 Hal Sepele ini Bisa Membuat Rumah Tangga ‘Ambruk’

Keluarga • 10 November 2017

Sisihkan Rp5.000 Tiap Hari Bisa Buat Senang-Senang, Bagaimana Bisa?

Tips Keuangan • 9 November 2017

Daripada Disia-Siakan, Inilah Tips Menabung Uang Receh

Tabungan • 6 November 2017

Berapa Iuran BPJS Ketenagakerjaan yang Harus Dibayarkan oleh Karyawan?


BPJS • 3 November 2017

Uang Baru vs Uang Lama: Ini Bedanya Rupiah Baru dengan Rupiah Lama

Tips Keuangan • 30 Oktober 2017

ARTIKEL TERBARUBank Syariah vs Bank Konvensional, Inilah 4 Perbedaannya yang Paling Mendasar

Perbankan • 13 November 2017

Gunakan Cara Ini untuk Persiapkan Dana Darurat Sekaligus Investasi

Tips Keuangan • 13 November 2017

Harga Emas Hari Ini

Emas • 13 November 2017

6 Tokoh Dunia yang Punya Kebiasaan Tidur Unik

Funny Money • 12 November 2017

Cara Penanganan Mobil yang Terendam Banjir

Asuransi Kendaraan • 11 November 2017


Kontak Kami

Jl. Daan Mogot No. 73, Tanjung Duren Utara

Grogol Petamburan, Jakarta Barat 11470

Telepon: (021) 2256 1888Jam Kerja: (Senin-Jumat 9:00-17:00)Email: cs@cermati.com

Tentang Cermati

Apa itu Cermati?

Hubungi Kami

Karir

Blog

Lainnya

Syarat & Ketentuan

Kebijakan Privasi

Direktori Situs
Ikuti Media Sosial Kami

Langganan untuk mendapatkan tips finansial

Langganan

Disclaimer:

Kami akan menjaga informasi yang akurat dan terkini, namun Kami tidak dapat menjamin keakuratan
informasi. Silakan verifikasi informasi kartu kredit, dan tingkat suku bunga selama proses aplikasi.

© 2017 Cermati. All Rights Reserved.

Bulan ini akan diadakan "Bulan Asia Wikipedia".Bergabung sekarang!

Buka menu utama

Cari
SuntingPantau halaman iniBaca dalam bahasa lainPasar modalMasalah halaman

Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek.[1] Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif bagi para investor selain
alternatif investasi lainnya, seperti: menabung di bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan,
dan sebagainya. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung. Pasar Modal bertindak sebagai
penghubung antara parainvestor dengan perusahaan ataupun institusipemerintah melalui
perdagangan instrumenmelalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya. Berlangsungnya
fungsi pasar modal (Bruce Lliyd, 1976), adalah meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka
panjang dengan "kriteria pasarnya" secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi
secara keseluruhan.[2]

Mata uang ini merupakan alat bagi investor untuk melakukan pasar modal

SejarahSunting

Menurut buku "Effectengids" yang dikeluarkan Vereneging voor den Effectenhandel pada tahun 1939,
transaksi efek telah berlangsung sejak 1880 namun dilakukan tanpa organisasi resmi sehingga catatan
tentang transaksi tersebut tidak lengkap. Pada tahun 1878 terbentuk perusahaan untuk perdagangan
komuitas dan sekuritas, yakti Dunlop & Koff, cikal bakal PT. Perdanas.[butuh rujukan]

Tahun 1892, perusahaan perkebunan Cultuur Maatschappij Goalpara di Batavia mengeluarkan


prospektus penjualan 400 saham dengan harga 500 gulden per saham. Empat tahun berikutnya (1896),
harian Het Centrum dari Djoejacarta juga mengeluarkan prospektus penjualan saham senilai 105 ribu
gulden dengan harga perdana 100 gulden per saham. Tetapi, tidak ada keterangan apakah saham
tersebut diperjualbelikan. Menurut perkiraan, yang diperjualbelikan adalah saham yang terdaftar di
bursa Amsterdam tetapi investornya berada di Batavia, Surabaya danSemarang. Dapat dikatakan bahwa
ini adalah periode permulaan sejarah pasra modal Indonesia.[butuh rujukan]

Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun perkebunan secara besar-
besaran di Indonesia. Sebagai salah satu sumber dana adalah dari para penabung yang telah dikerahkan
sebaik-baiknya. Para penabung tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang
penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi.[butuh rujukan]

Atas dasar itulah maka pemerintahan kolonial waktu itu mendirikan pasar modal. Setelah mengadakan
persiapan, maka akhirnyaAmsterdamse Effectenbueurs mendirikan cabang yang terletak di Batavia
(Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912, yang menjadi penyelenggara adalah Vereniging voor de
Effectenhandel dan langsung memulai perdagangan. Di tingkat Asia, bursa Batavia ini merupakan yang
keempat tertua terbentuk setelah Bombay (1830), Hong Kong (1847), dan Tokyo (1878). Pada saat awal
terdapat 13 anggota bursa yang aktif (makelar) yaitu : Fa. Dunlop & Kolf; Fa. Gijselman & Steup; Fa.
Monod & Co.; Fa. Adree Witansi & Co.; Fa. A.W. Deeleman; Fa. H. Jul Joostensz; Fa. Jeannette Walen; Fa.
Wiekert & V.D. Linden; Fa. Walbrink & Co; Wieckert & V.D. Linden; Fa. Vermeys & Co; Fa. Cruyff dan Fa.
Gebroeders.[butuh rujukan]

Pada awalnya bursa ini memperjualbelikan saham dan obligasi perusahaan/perkebunan Belanda yang
beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan pemerintah (provinsi dan kotapraja), sertifikat saham
perusahaan-perusahaan Amerika yang diterbitkan oleh kantor administrasi di negeri Belanda serta efek
perusahaan Belanda lainnya.

Meskipun pada tahun 1914 bursa di Batavia sempat ditutup karena adanya Perang Dunia I[butuh
rujukan], namun dibuka kembali pada tahun 1918. Perkembangan pasar modal di Batavia tersebut
begitu pesat sehingga menarik masyarakat kota lainnya. Untuk menampung minat tersebut, pada
tanggal 11 Januari 1925 di kota Surabaya dan 1 Agustus 1925 di Semarang resmi didirikan bursa. Anggota
bursa di Surabaya waktu itu adalah: Fa. Dunlop & Koff, Fa. Gijselman & Steup, Fa. V. Van Velsen, Fa.
Beaukkerk & Cop, dan N. Koster. Sedangkan anggota bursa di Semarang waktu itu adalah : Fa. Dunlop &
Koff, Fa. Gijselman & Steup, Fa. Monad & Co, Fa. Companien & Co, serta Fa. P.H. Soeters & Co. Hal ini
dikarenakan keadaan pasar modal waktu itu cukup menggembirakan yang terlihat dari nilai efek yang
tercatat yang mencapai NIF 1,4 miliar (jika di indeks dengan harga beras yang disubsidi pada tahun 1982,
nilainya adalah + Rp. 7 triliun) yang berasal dari 250 macam efek.[butuh rujukan]

Periode menggembirakan ini tidak berlangsung lama karena dihadapkan pada resesi ekonomi tahun
1929 dan pecahnya Perang Dunia II (PD II). Keadaan yang semakin memburuk membuat Bursa Efek
Surabaya dan Semarang ditutup terlebih dahulu. Kemudian pada 10 Mei 1940 disusul oleh Bursa Efek
Jakarta. Selanjutnya baru pada tanggal 3 Juni 1952, Bursa Efek Jakarta dibuka kembali. Operasional bursa
pada waktu itu dilakukan oleh PPUE (Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek) yang beranggotakan bank
negara, bank swasta dan para pialang efek. Pada tanggal 26 September 1952 dikeluarkan Undang-
undang No 15 Tahun 1952 sebagai Undang-Undang Darurat yang kemudian ditetapkan sebagai Undang-
Undang Bursa.[butuh rujukan]

Namun kondisi pasar modal nasional memburuk kembali karena adanya nasionalisasi perusahaan asing,
sengketa Irian Barat dengan Belanda, dan tingginya inflasi pada akhir pemerintahan Orde Lama yang
mencapai 650%. Hal ini menyebabklan tingkat kepercayaan masyarakat kepada pasar modal merosot
tajam, dan dengan sendirinya Bursa Efek Jakarta tutup kembali.[butuh rujukan]

Baru pada Orde Baru kebijakan ekonomi tidak lagi melancarkan konfrontasi terhadap modal asing.
Pemerintah lebih terbuka terhadap modal luar negeri guna pembangunan eknomi yang berkelanjutan.
[butuh rujukan] Beberapa hal yang dilakukan adalah pertama, mengeluarkan Keputusan Presiden No. 52
Tahun 1976 tentang pendirian Pasar Modal, membentuk Badan Pembina Pasar Modal, serta membentuk
Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM). Yang kedua ialah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.25
Tahun 1976 tentang penetapan PT Danareksa sebagai BUMN pertama yang melakukan go public dengan
penyertaan modal negara Republik Indonesia sebanyak Rp. 50 miliar. Yang ketiga adalah memberikan
keringan perpajakan kepada perusahaan yang go public dan kepada pembeli saham atau bukti
penyertaan modal.[butuh rujukan]

Perkembangan pasar modal selama tahun 1977 s/d 1987 mengalami kelesuan meskipun pemerintah
telah memberikan fasilitas kepada perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan dana dari bursa efek.
Tersendatnya perkembangan pasar modal selama periode itu disebabkan oleh beberapa masalah antara
lain mengenai prosedur emisi saham dan obligasi yang terlalu ketat, adanya batasan fluktuasi harga
saham dan lain sebagainya. PT. Semen Cibinong merupakan perusahaan pertama yang dicatat dalam
saham BEJ.[butuh rujukan]

Baru setelah pemerintah melakukan deregulasi pada periode awal 1987, gairah di pasar modal kembali
meningkat. Deregulasi yang pada intinya adalah melakukan penyederhanaan dan merangsang minat
perusahaan untuk masuk ke bursa serta menyediakan kemudahan-kemudahan bagi investor. Kebijakan
ini dikenal dengan tiga paket yakni Paket Kebijaksanaan Desember 1987, Paket Kebijaksanaan Oktober
1988, dan Paket Kebijaksanaan Desember 1988.

Paket Kebijaksanaan Desember 1987 atau yang lebih dikenal dengan Pakdes 1987 merupakan
penyederhanaan persyaratan proses emisi saham dan obligasi, dihapuskannya biaya yang sebelumnya
dipungut oleh Bapepam, seperti biaya pendaftaran emisi efek. Kebijakan ini juga menghapus batasan
fluktuasi harga saham di bursa efek dan memperkenalkan bursa paralel. Sebagai pilihan bagi emiten yang
belum memenuhi syarat untuk memasuki bursa efek.[butuh rujukan]

Kemudian Paket Kebijaksanaan Oktober 1988 atau disingkat Pakto 88 ditujukan pada sektor perbankkan,
namun mempunyai dampak terhadap perkembangan pasar modal. Pakto 88 berisikan tentang ketentuan
3 L (Legal, Lending, Limit), dan pengenaan pajak atas bunga deposito. Pengenaan pajak ini berdampak
positif terhadap perkembangan pasar modal. Sebab dengan keluarnya kebijaksanaan ini berarti
pemerintah memberi perlakuan yang sama antara sektor perbankan dan sektor pasar modal.[butuh
rujukan]

Yang ketiga adalah Paket Kebijaksanaan Desember 1988 atau Pakdes 88 yang pada dasarnya memberikan
dorongan yang lebih jauh pada pasar modal dengan membuka peluang bagi swasta untuk
menyelenggarakan bursa.Hal ini memudahkan investor yang berada di luar Jakarta.[butuh rujukan]

Di samping ketiga paket kebijakan ini terdapat pula peraturan mengenai dibukanya izin bagi investor
asing untuk membeli saham di bursa Indonesia yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Keuangan No.
1055/KMK.013/1989. Investor asing diberikan kesempatan untuk memiliki saham sampai batas
maksimum 49% di pasar perdana, maupun 49 % saham yang tercatat di bursa efek dan bursa paralel.
Setelah itu disusul dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan No. 1548/KMK.013/1990 yang
diubah lagi dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 1199/KMK.010/1991. Dalam keputusan ini
dijelaskna bahwa tugas Bapepam yang semula juga bertindak sebagai penyelenggara bursa, maka hanya
menjadi badan regulator. Selain itu pemerintah juga membentuk lembaga baru seperti Kustodian Sentral
Efek Indonesia (KSEI), Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), reksadana, serta manajer Investasi.
[butuh rujukan]

Keadaan setelah kebijakan deregulasi itu dikeluarkan benar-benar berbeda. Pasar modal menjadi
sesuatu yang menggemparkan, karena investasi di bursa efek berkembang sangat pesat. Banyak
perusahaan antri untuk dapat masuk bursa. Para investor domestik juga ramai-ramai ikut bermain di
bursa saham. Selama tahun 1989 tercatat 37 perusahaan go public dan sahamnya tercatat (listed) di
Bursa Efek Jakarta. Sedemikian banyaknya perusahaan yang mencari dana melalui pasar modal, sehingga
masyarakat luas pun berbondong-bondong untuk menjadi investor. Perkembangan ini berlanjut dengan
swastanisasi bursa, yakni berdirinya PT. Bursa Efek Surabaya, serta pada tanggal 13 Juli 1992 berdiri PT.
Bursa Efek Jakarta yang menggantikan peran Bapepam sebagai pelaksana bursa.[butuh rujukan]
Akibat dari perubahan yang menggembirakan ini adalah semakin tumbuhnya rasa kepercayaan investor
terhadap keberadaan pasar modal Indonesia. Hal ini ditindaklanjuti oleh pemerintah dengan
mengeluarkan peraturan berupa Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 yang berlaku efektif sejak tanggal 1
Januari 1996. Undang-undang ini dilengkapi dengan peraturan organiknya, yakni Peraturan Pemerintah
No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal, serta Peraturan
Pemerintah No. 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal.[butuh rujukan]

Tahun 1995, mulai diberlakukan sistem JATS (Jakarta Automatic Trading System). Suatu system
perdagangan di lantai bursa yang secara otomatis me-matchkan antara harga jual dan beli saham.
Sebelum diberlakukannya JATS, transaksi dilakukan secara manual. Misalnya dengan menggunakan
“papan tulis” sebagai papan untuk memasukkan harga jual dan beli saham. Perdagangan saham berubah
menjadi scripless trading, yaitu perdagangan saham tanpa warkat (bukti fisik kepemilikkan saham)Lalu
dengan seiring kemajuan teknologi, bursa kini menggunakan sistemRemote Trading, yaitu sistem
perdagangan jarak jauh.[butuh rujukan]

Pada tanggal 22 Juli 1995, BES merger dengan Indonesian Parallel Stock Exchange (IPSX), sehingga sejak
itu Indonesia hanya memiliki dua bursa efek: BES dan BEJ.

Pada tanggal 19 September 1996, BES mengeluarkan sistem Surabaya Market information and
Automated Remote Trading(S-MART) yang menjadi Sebuah sistem perdagangan yang komprehensif,
terintegrasi dan luas remote yang menyediakan informasi real time dari transaksi yang dilakukan melalui
BES.

Pada tahun 1997, krisis ekonomi melanda negara-negara Asia, khususnya Thailand,Filipina, Hong
Kong, Malaysia, Singapura,Jepang, Korea Selatan, dan Cina, termasukIndonesia. Akibatnya, terjadi
penurunan nilai mata uang asing terhadap nilai dolar.

Bursa Efek Jakarta melakukan merger dengan Bursa Efek Surabaya pada akhir 2007 dan pada awal 2008
berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia.

Dari regulasi yang dikeluarkan periode ini mempunyai ciri khas yakni, diberikannya kewenangan yang
cukup besar dan luas kepada Bapepam selaku badan pengawas. Amanat yang diberikan dalam UU Pasar
Modal secara tegas menyebutkan bahwa Bapepam dapat melakukan penyelidikan, pemeriksaan, dan
penyidikan jika terjadi kejahatan di pasar modal.
StrukturSunting

Struktur Pasar Modal di Indonesia tertinggi berada pada menteri Keuangan menunjukOJK merupakan
lembaga pemerintah yang bertugas untuk melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-
hari pasar modal dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar,
efisien serta melindungi kepentingan masyarakat pemodal.[3]

PelakuSunting

Para pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang yang terlibat langsung dalam
proses transaksi antara pemain utama sebagai berikut[butuh rujukan]

EmitenPerusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa
(disebut emiten). Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini biasanya
sudah tertuang dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), antara lain :Perluasan usaha, modal yang
diperoleh dari para investor akan digunakan untuk meluaskan bidang usaha, perluasan pasar atau
kapasitas produksi.Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal
asing.Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari pemegang saham lama kepada
pemegang saham baru.InvestorPemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan
yang melakukan emisi (disebut investor). Sebelum membeli surat berharga yang ditawarkan, investor
biasanya melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan,
prospek usaha emiten dan analisis lainnya.Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara
lain :Memperoleh deviden. Ditujukan kepada keuntungan yang akan diperolehnya berupa bunga yang
dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden.Kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham yang
dimiliki maka semakin besar pengusahaan (menguasai) perusahaan.Berdagang. Saham dijual kembali
pada saat harga tinggi, pengharapannya adalah pada saham yang benar-benar dapat menaikkan
keuntungannya dari jual beli sahamnya.Lembaga PenunjangFungsi lembaga penunjang antara lain turut
serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor
dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal.Penjamin emisi
(underwriter).Lembaga yang menjamin terjualnya saham/obligasi sampai batas waktu tertentu dan
dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten.[butuh rujukan]Perantara perdagangan efek (broker/
pialang)Perantaraan dalam jual beli efek, yaitu perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli
(investor). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh broker antara lain meliputi:Memberikan informasi
tentang emitenMelakukan penjualan efek kepada investorPerdagangan efek (dealer)Berfungsi
sebagai:Pedagang dalam jual beli efekSebagai perantara dalam jual beli efekPenanggung
(guarantor)Lembaga penengah antara pemberi kepercayaan dengan penerima kepercayaan. Lembaga
yang dipercaya oleh investor sebelum menanamkan dananya.Wali amanat (trustee)Jasa wali amanat
diperlukan sebagai wali dari si pemberi amanat (investor). Kegiatan wali amanat meliputi:Menilai
kekayaan emitenMenganalisis kemampuan emitenMelakukan pengawasan dan perkembangan
emitenMemberi nasehat kepada para investor dalam hal yang berkaitan dengan emitenMemonitor
pembayaran bunga dan pokok obligasiBertindak sebagai agen pembayaranPerusahaan surat berharga
(securities company)

Mengkhususkan diri dalam perdagangan surat berharga yang tercatat di bursa efek. Kegiatan perusahaan
surat berharga antara lain :[butuh rujukan]

Sebagai pedagang efekPenjamin emisiPerantara perdagangan efekPengelola danaPerusahaan pengelola


dana (investment company)Mengelola surat-surat berharga yang akan menguntungkan sesuai dengan
keinginan investor, terdiri dari 2 unit yaitu sebagai pengelola dana dan penyimpan dana.Kantor
administrasi efek.Kantor yang membantu para emiten maupun investor dalam rangka memperlancar
administrasinya.[butuh rujukan]Membantu emiten dalam rangka emisiMelaksanakan kegiatan
menyimpan dan pengalihan hak atas saham para investorMembantu menyusun daftar pemegang
sahamMempersiapkan koresponden emiten kepada para pemegang sahamMembuat laporan-laporan
yang diperlukan

FungsiSunting

Secara umum, fungsi pasar modal adalah sebagai berikut:[4]

Sebagai sarana penambah modal bagi usaha

Perusahaan dapat memperoleh dana dengan cara menjual saham ke pasar modal. Saham-saham ini akan
dibeli oleh masyarakat umum, perusahaan-perusahaan lain, lembaga, atau oleh pemerintah.

Sebagai sarana pemerataan pendapatan


Setelah jangka waktu tertentu, saham-saham yang telah dibeli akan memberikan deviden (bagian dari
keuntungan perusahaan) kepada para pembelinya (pemiliknya). Oleh karena itu, penjualan saham
melalui pasar modal dapat dianggap sebagai sarana pemerataan pendapatan.

Sebagai sarana peningkatan kapasitas produksi

Dengan adanya tambahan modal yang diperoleh dari pasar modal, maka produktivitas perusahaan akan
meningkat.

Sebagai sarana penciptaan tenaga kerja

Keberadaan pasar modal dapat mendorong muncul dan berkembangnya industri lain yang berdampak
pada terciptanya lapangan kerja baru.

Sebagai sarana peningkatan pendapatan negara

Setiap deviden yang dibagikan kepada para pemegang saham akan dikenakan pajak oleh pemerintah.
Adanya tambahan pemasukan melalui pajak ini akan meningkatkan pendapatan negara.

Sebagai indikator perekonomian negara

Aktivitas dan volume penjualan/pembelian di pasar modal yang semakin meningkat (padat) memberi
indikasi bahwa aktivitas bisnis berbagai perusahaan berjalan dengan baik. Begitu pula sebaliknya.
Azanul Ahyan

SUBSCRIBE

Home » Dunia Ekonomi » Ekonomi » » Pengertian, Tujuan, dan Dasar Hukum LKBB

Pengertian, Tujuan, dan Dasar Hukum LKBB

12/17/2014

Pengertian LKBB. Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. Kep.-38/MK/IV/1972 Lembaga Keuangan
Bukan Bank adalah semua lembaga (badan) yang melakukan kegiatan dalam bidang keuangan yang
secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana dengan cara mengeluarkan surat-surat berharga,
kemudian menyalurkan kepada masyarakat terutama untuk membiayai investasi perusahaan-
perusahaan.

Sepintas kalau kita memperhatikan pengertian dari LKBB ini kelihatan tidak ada bedanya dengan Bank,
yaitu sama-sama menghimpun dan menyalurkan dana. Tetapi sebenarnya ada perbedaan yang
mendasar yang membedakan di antara kedua badan tersebut. Yaitu Bank menghimpun dana dan
menyalurkannya salah satunya dalam bentuk kredit ke masyarakat. Sementara LKBB menghimpun dan
juga menyalurkan dana khusus kepada intern anggota. Itu hanyalah salah satu perbedaan yang dapat
kita lihat di antara kedua lembaga tersebut.

Tujuan Pendirian LKBB. Lembaga Keuangan Bukan Bank mulai banyak berdiri sejak tahun 1972 di
Indonesia. Tujuan pendirian Lembaga Keuangan Non Bank ini adalah untuk mendorong pengembangan
pasar uang dan pasar modal serta membantu permodalan perusahaan-perusahaan, terutama pengusaha
golongan bawah. Dengan adanya tujuan tersebut Lembaga Keuangan Bukan Bank diperkenankan
menghimpun dana dari masyarakat dengan cara mengeluarkan surat-surat berharga untuk kemudian
menyalurkannya kepada perusahaan-perusahaan dan melakukan kegiatan sebagai perantara dalam
penerbitan surat-surat berharga serta menjamin terjualnya surat-surat berharga tersebut.

Dasar Hukum Pendirian LKBB.

Undang-undang No. 15 Tahun 1952 tentang Bursa (Lembaran Negara N0. 67 Tahun 1952)Surat
Keputusan Menteri Keuangan di atas. Silahkan dibaca juga Sejarah Berdirinya Bank

Bulan ini akan diadakan "Bulan Asia Wikipedia".Bergabung sekarang!

Buka menu utama

Cari

SuntingPantau halaman iniBaca dalam bahasa lainAsuransiMasalah halaman

Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis di
mana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain
sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi
seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, di mana melibatkan pembayaran premi secara
teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut.[1]

Istilah "diasuransikan" biasanya merujuk pada segala sesuatu yang mendapatkan perlindungan.[1]

Dasar hukumSunting
Asuransi dalam Undang-Undang No. 2 Th 1992Sunting

Asuransi dalam Undang-Undang No. 2 Th 1992 tentang usaha perasuransian adalah perjanjian antara
dua pihak atau lebih, di mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premiasuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang
mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan
suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang menerima risiko disebut
"penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan: ini adalah sebuah kontrak legal yang
menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh "tertanggung" kepada
"penanggung" untuk risiko yang ditanggung disebut "premi". Ini biasanya ditentukan oleh "penanggung"
untuk dana yang bisa diklaim pada masa depan, biaya administratif, dankeuntungan.

Contohnya: seorang pasangan membelirumah seharga Rp100 juta. Mengetahui bahwa kehilangan rumah
mereka akan membawa mereka kepada kehancuran finansial, mereka mengambil perlindungan asuransi
dalam bentuk kebijakan kepemilikan rumah. Kebijakan tersebut akan membayar penggantian atau
perbaikan rumah mereka bila terjadi bencana. Perusahaan asuransi mengenai mereka premi sebesar Rp1
juta per tahun. Risiko kehilangan rumah telah disalurkan dari pemilik rumah ke perusahaan asuransi.

Asuransi dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)Sunting

Definisi Asuransi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), tentang asuransi atau
pertanggungan seumurnya, Bab 9, Pasal 246:[2]

"Asuransi atau Pertanggungan adalah suatu perjanjian di mana seorang penanggung mengikatkan diri
kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang
mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.”
Penanggung menggunakan ilmu aktuariaSunting

Penanggung menggunakan ilmu aktuariauntuk menghitung risiko yang mereka perkirakan. Ilmu aktuaria
menggunakanmatematika, terutama statistika danprobabilitas, yang dapat digunakan untuk melindungi
risiko untuk memperkirakan klaim di kemudian hari dengan ketepatan yang dapat diandalkan.

Contohnya, banyak orang membeli kebijakan asuransi kepemilikan rumah dan kemudian mereka
membayar premi kepada perusahaan asuransi. Bila kehilangan yang dilindungi terjadi, penanggung harus
membayar klaim. Bagi beberapa tertanggung, keuntungan asuransi yang mereka terima jauh lebih besar
dari uang yang mereka telah bayarkan kepada penanggung. Lainnya mungkin tidak membuat klaim.
Kalau dirata-ratakan dari seluruh kebijakan yang dijual, total klaim yang dibayar keluar lebih rendah
dibanding total premi yang dibayar kepada tertanggung, dengan perbedaannya adalah biaya dan
keuntungan.

Keuntungan perusahaan asuransiSunting

Perusahaan asuransi juga mendapatkan keuntungan investasi. Ini diperoleh dari investasi premi yang
diterima sampai mereka harus membayar klaim. Uang ini disebut "float".[butuh rujukan] Penanggung
bisa mendapatkan keuntungan atau kerugian dari harga perubahan float dan juga suku
bungaatau deviden di float. Di Amerika Serikat, kehilangan properti dan kematian yang tercatat oleh
perusahaan asuransi adalah US$142,3 miliar dalam waktu lima tahun yang berakhir pada 2003. Tetapi
keuntungan total di periode yang sama adalah US$68,4 miliar, sebagai hasil dari float.[butuh rujukan]

Prinsip dasar asuransiSunting

Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu:

Insurable interestHak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan, antara
tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.Utmost good faithSuatu tindakan
untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai
sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya adalah: si penanggung harus
dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari asuransi dan
si tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan benar atas objek atau kepentingan
yang dipertanggungkan.Proximate causeSuatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian
kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari
sumber yang baru dan independen.IndemnitySuatu mekanisme di mana penanggung menyediakan
kompensasi finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki
sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal
278).SubrogationPengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim
dibayar.ContributionHak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama
menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut memberikan
indemnity.

Penolakan asuransiSunting

Beberapa orang[siapa?] menganggap asuransi sebagai suatu bentuk taruhan yang berlaku selama
periode kebijakan.[butuh rujukan]Perusahaan asuransi bertaruh bahwa properti pembeli tidak akan
hilang ketika pembeli membayarkan uangnya. Perbedaan pada biaya yang dibayar kepada perusahaan
asuransi melawan dengan jumlah yang dapat mereka terima bila kecelakaan terjadi hampir sama dengan
bila seseorang bertaruh dibalap kuda (misalnya, 10 banding 1). Karena alasan ini, beberapa kelompok
agama termasuk Amish menghindari asuransi dan bergantung kepada dukungan yang diterima
oleh komunitas mereka ketika bencanaterjadi.[butuh rujukan] Dalam komunitas yang hubungan erat dan
mendukung di mana orang-orangnya dapat saling membantu untuk membangun kembali properti yang
hilang, rencana ini dapat bekerja. Kebanyakanmasyarakat tidak dapat secara efektif mendukung sistem
seperti di atas dan sistem ini tidak akan bekerja untuk risiko besar.[butuh rujukan]

Lihat pula

Referensi

Pranala luar

RELATED PAGES

Asuransi Intra Asia


Bancassurance

Reasuransi

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali dinyatakan lain.

PrivasiTampilan PC

SAGA-SIGI

Menu

Home Ekonomi IPS

Pengertian, Tujuan, Fungsi dan Jenis Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Di Indonesia

14.24

Inilah produk pembakar lemak perut! Turun 8 kg dalam 3 hari, pada saat tidur

Pada kesempatan ini kita akan memebahas tentang LKBB, yang dimulai dari Pengertian Lembaga
Keuangan Bukan Bank (LKBB), Tujuan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), fungsi Lembaga Keuangan
Bukan Bank (LKBB), serta jenis-jenis Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Pada pertemuan
sebelumnya kita telah mengulas tentang Lembaga Keuangan yang berupa Bank dan perbankan, LKBB
merupakan lawan dari Lembaga Keuangan namun memiliki fungsi yang sama, yaitu menghimpun dana
masyarakat. silakan menyimak.
Lembaga keuangan bukan bankMenghimpun dana masyarakat

Lembaga keuangan bukan bank semua badan yang melakukan kegiatan di bidang keuangan, secara
langsung menghimpun dana dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan menya-lurkannya ke dalam
masyarakat, terutama untuk membiayai investasi perusahaan-perusahaan.

Dasar hukum pendirian dan usaha lembaga keuangan bukan bank ialah UU No. 15 Tahun 1952 dan Surat
Keputusan Menteri Keuangan No. Kep. 38/MK/IV/1972. Tujuan dan fungsi lembaga keuangan bukan
bank didirikan ada dua, yaitu:

Mendorong pengembangan pasar uang dan pasar modal, danMembantu permodalan perusahaan,
terutama para pengusaha lemah.

Berbagai lembaga keuangan bukan bank yang ada di Indonesia di antaranya adalah: koperasi kredit,
pegadaian, asuransi, dana pensiun, pasar modal, lembaga pembiayaan (multifinance).

a. Koperasi kredit

Koperasi kredit adalah lembaga keuangan yang berbentuk koperasi yang kegiatan usahanya menerima
simpanan dan memberikan pinjaman kepada para anggotanya yang memerlukan dengan bungayang
serendah-rendahnya.

Koperasi kredit (koperasi simpan-pinjam) merupakan suatu koperasi yang berdiri sendiri, yang anggota-
anggotanya ialah orang-orang atau badan-badan koperasi.
b. Perum pegadaian

Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuanganbukan bank di Indonesia yang mempunyaikegiatan
membiayai kebutuhan masyarakat, baikbersifat produktif maupun konsumtif dengan menggunakan
hukum gadai.

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdatapasal 1150, gadai adalah suatu hak yang diperoleh pihak
yang mempunyai piutang (pegadaian) atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan
oleh pihak yang berhutang (nasabah) kepada pihak yang berpiutang.

Pihak yang berhutang memberikan kekuasaan kepada pihakyang mempunyai piutang untuk memiliki
barang bergerak tersebut apabila pihak yang berutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat
berakhirnya jangka waktu pinjaman.

c. AsuransiMelindungi dari hal-hal yang tak terduga

Asuransi adalah lembaga keuangan bukan bank yang mempunyai kegiatan memberikan perlindungan
atau proteksi atas kerugian keuangan yang disebabkan oleh peristiwa yang tidak terduga.

d. Dana pensiun
Dana pensiun merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank di Indonesia yang mempunyai
aktivitas memberikan jaminan kesejahteraan pada masyarakat baik untuk kepentingan pensiun maupun
akibat kecelakaan.

Dana pensiun akan memberikan ketenangan bagi seseorang di masa tuanya dan atas peristiwa yang
tidak terduga. UU No. 11 tahun 1992 tentang dana pensiun menyebutkan bahwa dana pensiun adalah
badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun bagi
pesertanya.

d. Pasar modal

Pasar modal adalah lembaga keuangan bukan bank yang mempunyai kegiatan berupa penawaran dan
perdagangan efek. Selain itu, pasar modal juga merupakan lembaga profesi yang berkaitan dengan
transaksi jual beli efek dan perusahaan publik yang berkaitan dengan efek.

Dengan demikian, pasar modal dikenal sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli modal/dana.
Apa yang dimaksud dengan efek? Efek adalah surat berharga yang meliputi antara lain surat pengakuan
utang, surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti hutang, right issue, dan
waran (warant).

Produk-produk yang diperjualbelikan di pasar modal di antaranya ialah reksadana, saham, dan obligasi.

e. Lembaga pembiayaan
Apa yang dimaksud dengan lembaga pembiayaan? Lembaga pembiayaan atau multifinance adalah salah
satu lembaga keuangan bukan bank di Indonesia yang mempunyai kegiatan membiayai kebutuhan
masyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif.

Ekonomi IPS

Interesting for You

Related Post

Bentuk-bentuk Perubahan Sosial Beserta Contohnya di Kehidupan Sehari-hari

Faktor Internal Penyebab Perubahan Sosial Budaya di Indonesia Terlengkap

Bank Sentral dan Bank Umum di Indonesia

Peredaran Uang di Indonesia

Histat

Label

floa
Loading...

Copyright 2017 © SaGa-SiGi

Design by Gian MR | Back to the top

Skip to content

MENU

HOMEPAGE / PENGETAHUAN SOSIAL /PENGERTIAN KOPERASI SIMPAN PINJAM

Pengertian Koperasi Simpan PinjamBy Admin PadamuPosted on 1 Oktober 2016

Pengertian Koperasi Simpan Pinjam adalah lembaga keuangan bukan bank yang berbentuk koperasi
dengan kegiatan usaha menerima simpanan dan memberikan pinjaman uang kepada para anggotanya
dengan bunga yang serendah-rendahnya.

Koperasi simpan pinjam atau biasa disebut koperasi kredit merupakan suatu bentuk koperasi yang
berdiri sendiri dimana anggota-anggotanya adalah orang-orang atau badan-badan yang tergabung dalam
koperasi tersebut. Mereka yang tidak terdaftar sebagai anggota tidak bisa menyimpan atau meminjam
uang dari koperasi simpan pinjam.

Modal Koperasi Simpan Pinjam

Modal koperasi berasal dari modal pinjaman dan modal sendiri. Modal pinjaman adalah modal yang
dihimpun dari anggota, koperasi lainnya dan atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya,
penerbitan obligasi dan suratutang lainnya, sumber lain yang sah (berupa modal penyertaan). Sedangkan
yang dimaksud dengan modal sendiri adalah modal yang berasal dari anggota. Modal sendiri itu berupa:
simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan bebas atau sukarela dana cadangan, dan hibah.

Jenis-jenis simpanan pada koperasi simpan pinjam yang paling umum adalah:

Simpanan pokok, adalah simpanan yang wajib diberikan anggota koperasi saat pertama kali bergabung
menjadi anggota.Simpanan wajib, adalah simpanan yang wajib diberikan setiap anggota koperasi setiap
periode waktu tertentu dengan jumlah yang ditentukan.Simpanan bebas atau sukarela, adalah simpanan
sukarela yang diberikan anggota koperasi kapan saja. Simpanan ini juga bisa diambil kapan saja.

Modal yang sudah dikumpulkan tersebut kemudian disalurkan atau dipinjamkan kembali kepada
anggota. Dengan dana pinjaman itu para anggota dapat mengembangkan dan memperluas
usahanya. Misalnya, seorang petani dapat membeli pupuk, benih unggul, cangkul, dan alat-alat
pertanian lainnya untuk meningkatkan produksi pertanian. Seorang pedagang akan dapat meningkatkan
dan mengembangkan usahanya, sehingga memperoleh tambahan keuntungan. Selain itu, anggota dapat
menggunakan dana tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Secara umum, bidang usaha koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit meliputi hal-hal berikut ini.

Pengumpulan dana semaksimal mungkin berupa simpanan atau tabungan anggota.Menyalurkan atau
memberi bantuan pinjaman atau kredit kepada anggota untuk keperluan yang mendesakTambahan
modal usaha, biaya perluasan usaha, dan lain-lain bagi anggotanya.Melayani pembelian atau penjualan
barang secara kredit atau angsuran.Fungsi lembaga keuangan Koperasi Simpan Pinjam
Peranan dan fungsi lembaga keuangan bukan bank yang berbentuk Koperasi Simpan Pinjam terhadap
anggotanya adalah sebagai berikut.

Peran dan Fungsi Simpanan

Uang simpanan dan tabungan akan lebih aman, terjamin, dan produktif.Pengumpulan uang simpanan
dan tabungan akan meningkat jumlahnya dan menjadi investasi pada masa hari tua.Simpanan dan
tabungan itu akan diterima kembali secara keseluruhan apabila pada suatu saat berhenti sebagai
anggota Koperasi Simpan Pinjam.Mendorong agar timbul hasrat untuk menyimpan atau menabung pada
koperasi.Pengumpulan dana simpanan dan tabungan menjadi investasi untuk membantu usaha para
anggota melalui penyaluran dana kredit.

Peran dan Fungsi Pinjaman

Melalui penyaluran dana kredit itu akan dapat meningkatkan pendapatan para anggota dan sekaligus
mengentaskan kemiskinan.Pelayanan pemberian kredit sangat cepat dan mudah tanpa agunan atau
jaminan kredit.Pemberian kredit dengan bunga sangat rendah.Pada akhir tahun buku jasa bunga kredit
itu dibagikan kepada para anggota setelah dikurangi biaya operasional, dana cadang dan dana
pengembangan kredit, sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Pengertian Koperasi Simpan Pinjam – Padamu Negeri

Bagikan ini:

Posting terkait:

Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia


Sejarah Bandara Adi Soemarmo Solo

Pengertian Kepadatan Penduduk Dan Macamnya

Rekomendasi Artikel

Turunkan 15 kg dengan konsumsi sebelum tidur selama seminggu

Wanita berusia 64 ini tidak memiliki keriput dan semua orang ingin tahu RESEPNYA

Makanan ini musuh terburuk lemak! Turun 23 kg dalam satu bulan! Di pagi hari

Dokter merahasiakan ini! Untuk turun 47 kg dalam 21 hari sebelum makan...

Posted in Pengetahuan SosialTagged ekonomi,materi, pengetahuan sosialNavigasi pos


Pos sebelumnyaCek Info PTK dan SKTP 2016

Pos berikutnyaPengertian Menulis Dan Tahapannya

Admin Padamu - https://padamu.net

Mengingat pentingnya pendidikan bagi semua orang, maka Admin Blog Padamu Negeri ingin berbagi
pengetahuan dan informasi seputar pendidikan walaupun dengan keterbatasan yang ada.

One thought on “Pengertian Koperasi Simpan Pinjam”

Ping-balik: Chintya Ludy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel.

Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel.

Populer Pos
Cara Menulis Daftar Pustaka Da...Saat ini, informasi online lewat sebuah jaringan i...Lagu Dan Lirik Mars
PGRI Lagu Mars PGRI merupakan lagu organisasi Persatuan...Pengertian Sumber Daya
ManusiaPengertian Sumber Daya Manusia (SDM) adalah indivi...Pengertian Koperasi Simpan
Pin...Pengertian Koperasi Simpan Pinjam adalah lembaga k...Pengertian Negara Indonesia ad...Negara
Indonesia adalah negara hukum, demikian bun...

Recent Post

Lagu dan Lirik Mars KORPRI

Membaca Menurut Hukum III Newton

Makna Penyelenggaraan Asian Games IV 1962 Di Indonesia

Pendekatan System Thinking

Minyak Kayu Putih Untuk Kesehatan Rambut

Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia

Pengertian Dan Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Pengetahuan SosialPelaksanaan Demokrasi Di IndonesiaSejarah Bandara Adi Soemarmo SoloPengertian


Kepadatan Penduduk Dan MacamnyaBerbagai Jenis Tanah di Indonesia Dan PenjelasannyaSejarah
Pendirian Tugu Pahlawan

ArsipArsipPilih Bulan November 2017 (2) Oktober 2017 (7) September 2017 (3) Agustus 2017 (9) Juli
2017 (6) Juni 2017 (10) Mei 2017 (11) April 2017 (5) Maret 2017 (7) Februari 2017 (2) Januari 2017
(1) Desember 2016 (10) November 2016 (20) Oktober 2016 (25) September 2016 (21) Agustus 2016
(19) Juli 2016 (8) Juni 2016 (6) Mei 2016 (12) April 2016 (4) Februari 2016 (1) Januari 2016
(2) Desember 2015 (3) November 2015 (2) September 2015 (3) Agustus 2015 (1) Juli 2015 (1) Juni
2015 (1) Mei 2015 (2) April 2015 (3) Maret 2015 (1) Februari 2015 (2) Januari 2015 (3)

Pencarian ArtikelCari untuk:

Bulan ini akan diadakan "Bulan Asia Wikipedia".Bergabung sekarang!

Buka menu utama

Cari

SuntingPantau halaman iniBaca dalam bahasa lainAsuransiMasalah halaman

Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis di
mana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain
sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi
seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, di mana melibatkan pembayaran premi secara
teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut.[1]

Istilah "diasuransikan" biasanya merujuk pada segala sesuatu yang mendapatkan perlindungan.[1]
Dasar hukumSunting

Asuransi dalam Undang-Undang No. 2 Th 1992Sunting

Asuransi dalam Undang-Undang No. 2 Th 1992 tentang usaha perasuransian adalah perjanjian antara
dua pihak atau lebih, di mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premiasuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang
mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan
suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang menerima risiko disebut
"penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan: ini adalah sebuah kontrak legal yang
menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh "tertanggung" kepada
"penanggung" untuk risiko yang ditanggung disebut "premi". Ini biasanya ditentukan oleh "penanggung"
untuk dana yang bisa diklaim pada masa depan, biaya administratif, dankeuntungan.

Contohnya: seorang pasangan membelirumah seharga Rp100 juta. Mengetahui bahwa kehilangan rumah
mereka akan membawa mereka kepada kehancuran finansial, mereka mengambil perlindungan asuransi
dalam bentuk kebijakan kepemilikan rumah. Kebijakan tersebut akan membayar penggantian atau
perbaikan rumah mereka bila terjadi bencana. Perusahaan asuransi mengenai mereka premi sebesar Rp1
juta per tahun. Risiko kehilangan rumah telah disalurkan dari pemilik rumah ke perusahaan asuransi.

Asuransi dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)Sunting

Definisi Asuransi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), tentang asuransi atau
pertanggungan seumurnya, Bab 9, Pasal 246:[2]

"Asuransi atau Pertanggungan adalah suatu perjanjian di mana seorang penanggung mengikatkan diri
kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang
mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.”
Penanggung menggunakan ilmu aktuariaSunting

Penanggung menggunakan ilmu aktuariauntuk menghitung risiko yang mereka perkirakan. Ilmu aktuaria
menggunakanmatematika, terutama statistika danprobabilitas, yang dapat digunakan untuk melindungi
risiko untuk memperkirakan klaim di kemudian hari dengan ketepatan yang dapat diandalkan.

Contohnya, banyak orang membeli kebijakan asuransi kepemilikan rumah dan kemudian mereka
membayar premi kepada perusahaan asuransi. Bila kehilangan yang dilindungi terjadi, penanggung harus
membayar klaim. Bagi beberapa tertanggung, keuntungan asuransi yang mereka terima jauh lebih besar
dari uang yang mereka telah bayarkan kepada penanggung. Lainnya mungkin tidak membuat klaim.
Kalau dirata-ratakan dari seluruh kebijakan yang dijual, total klaim yang dibayar keluar lebih rendah
dibanding total premi yang dibayar kepada tertanggung, dengan perbedaannya adalah biaya dan
keuntungan.

Keuntungan perusahaan asuransiSunting

Perusahaan asuransi juga mendapatkan keuntungan investasi. Ini diperoleh dari investasi premi yang
diterima sampai mereka harus membayar klaim. Uang ini disebut "float".[butuh rujukan] Penanggung
bisa mendapatkan keuntungan atau kerugian dari harga perubahan float dan juga suku
bungaatau deviden di float. Di Amerika Serikat, kehilangan properti dan kematian yang tercatat oleh
perusahaan asuransi adalah US$142,3 miliar dalam waktu lima tahun yang berakhir pada 2003. Tetapi
keuntungan total di periode yang sama adalah US$68,4 miliar, sebagai hasil dari float.[butuh rujukan]

Prinsip dasar asuransiSunting

Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu:

Insurable interestHak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan, antara
tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.Utmost good faithSuatu tindakan
untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai
sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya adalah: si penanggung harus
dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari asuransi dan
si tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan benar atas objek atau kepentingan
yang dipertanggungkan.Proximate causeSuatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian
kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari
sumber yang baru dan independen.IndemnitySuatu mekanisme di mana penanggung menyediakan
kompensasi finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki
sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal
278).SubrogationPengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim
dibayar.ContributionHak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama
menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut memberikan
indemnity.

Penolakan asuransiSunting

Beberapa orang[siapa?] menganggap asuransi sebagai suatu bentuk taruhan yang berlaku selama
periode kebijakan.[butuh rujukan]Perusahaan asuransi bertaruh bahwa properti pembeli tidak akan
hilang ketika pembeli membayarkan uangnya. Perbedaan pada biaya yang dibayar kepada perusahaan
asuransi melawan dengan jumlah yang dapat mereka terima bila kecelakaan terjadi hampir sama dengan
bila seseorang bertaruh dibalap kuda (misalnya, 10 banding 1). Karena alasan ini, beberapa kelompok
agama termasuk Amish menghindari asuransi dan bergantung kepada dukungan yang diterima
oleh komunitas mereka ketika bencanaterjadi.[butuh rujukan] Dalam komunitas yang hubungan erat dan
mendukung di mana orang-orangnya dapat saling membantu untuk membangun kembali properti yang
hilang, rencana ini dapat bekerja. Kebanyakanmasyarakat tidak dapat secara efektif mendukung sistem
seperti di atas dan sistem ini tidak akan bekerja untuk risiko besar.[butuh rujukan]

Lihat pula

Referensi

Pranala luar

RELATED PAGES
Asuransi Intra Asia

Bancassurance

Reasuransi

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali dinyatakan lain.

PrivasiTampilan PC

LANDASAN TEORI

Landasan Teori Hukum, Manajemen Keuangan, Kesehatan, Internasional, Ekonomi

≡Menu

Home / Perbankan / Pengertian Lembaga Pembiayaan Jenis Perkembangan di Indonesia Pengaturan


Hukum (Leasing, Factoring, Credit Card, Ventura Capital)

Pengertian Lembaga Pembiayaan Jenis Perkembangan di Indonesia Pengaturan Hukum (Leasing,


Factoring, Credit Card, Ventura Capital)
Pengertian Lembaga Pembiayaan adalahKeputusan Menteri Keuangan RI No. 448/KMK.017/2000
tentang Perusahaan Pembiayaan, memberikan pengertian lembaga pembiayaan sebagai suatu kegiatan
pembiayaan yang dilakukan dalam bentuk penyediaan dana bagi konsumen untuk pembelian barang
yang pembayarannya dilakukan secara angsuran atau berkala oleh konsumen. Berdasarkan definisi
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya antara kredit konsumsi dengan pembiayaan
konsumen sama saja. Hanya pihak pemberi kreditnya yang berbeda.

Pembiayaan konsumen sebagai salah satu lembaga pembiayaan lebih banyak diminati oleh konsumen
ketika mereka memerlukan barang yang pembayarannya dilakukan secara angsuran/cicilan. Barang yang
menjadi obyek pembiayaan konsumen umumnya adalah barang-barang seperti, alat-alat elektronik,
sepeda motor, komputer dan alat-alat kepentingan rumah tangga yang menjadi kebutuhan konsumen.
Besarnya pembiayaan yang diberikan kepada konsumen umumnya relatif kecil, sehingga kandungan
risiko yang mesti harus dipikul oleh perusahaan pembiayaan konsumen juga relatif kecil.

Lembaga pembiayaan termasuk bagian dari lembaga keuangan. Dalam melakukan kegiatan usahanya,
lembaga pembiayaan lebih menekankan pada fungsi pembiayaan. Istilah lembaga keuangan lebih luas
dibandingkan dengan lembaga pembiyaan. Lembaga keuangan meliputi:

badan usaha yang mempunyai kekayaan dalam bentuk aset keuangan yang disediakan untuk
menjalankan usaha dibidang jasa keuangan termasuk juga pembiayaan.badan usaha yang hanya
menjalankan usaha dibidang jasa pembiayaan, menyediakan dana dan barang modal tanpa menarik
dana secara langsung dari masyarakat.Neni Sri Imaniyati, Hukum Bisnis Telaah Tentang Pelaku dan
Kegiatan Ekonomi, Yogyakarta: Grafika Ilmu, 2009, hlm. 69

Menurut Abdulkadir Muhamad, yang dimaksud dengan lembaga keuangan (financial institution) adalah
badan usaha yang mempunyai kekayaan dalam bentuk asset keuangan (financial assets). Kekayaan dalam
bentuk aset keuangan ini digunakan untuk menjalankan usaha dibidang jasa keuangan, baik penyediaan
dana untuk membiayai usaha productif dan kebutuhan konsumtif, maupun jasa keuangan bukan
pembiayaan.Abdul Kadir Muhamad, Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 2004, hlm. 8
Jenis-Jenis Lembaga Pembiayaan

Kegiatan Perusahaan Pembiayaan merupakan sebagian kegiatan yang dilakukan oleh lembaga
pembiayaan. Dalam pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan
Pembiayaan, disebutkan bahwa bentuk kegiatan usaha dari Perusahaan Pembiayaan antara lain:

Sewa guna usaha (leasing) merupakan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal
baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi
(operating lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara angsuran. Kegiatan sewa guna usaha dilakukan dalam bentuk
pengadaan barang modal bagi penyewa guna usaha, baik dengan maupun tanpa hak opsi untuk membeli
barang tersebut. Pengadaan barang modal dapat juga dilakukan dengan cara membeli barang penyewa
guna usaha yang kemudian disewagunausahakan kembali. Sepanjang perjanjian sewa guna usaha
(leasing) masih berlaku, hak milik atas barang modal objek transaksi sewa guna usaha berada pada
perusahaan pembiayaan.Anjak Piutang (Factoring) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian
piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut. Dalam Pasal
4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan, dijelaskan
bahwa kegiatan anjak piutang dilakukan dalam bentuk piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan
berikut pengurusan atas piutang tersebut. Kegiatan anjak piutang tersebut, dapat dilakukan dalam
bentuk anjak piutang tanpa jaminan dari penjual piutang (without recourse) dan anjak piutang dengan
jaminan dari penjual piutang (with recourse). Anjak piutang tanpa jaminan dari penjual piutang (without
recourse) adalah kegiatan anjak piutang dimana perusahaan pembiayaan menanggung seluruh resiko
tidak tertagihnya piutang. Sedangkan anjak piutang dengan jaminan dari penjual piutang (with recourse)
adalah kegiatan anjak piutang dimana penjual piutang menanggung resiko tidak tertagihnya sebagian
atau seluruh piutang yang dijual kepada perusahaan pembiayaan.Usaha kartu kredit (credit card) adalah
kegiatan pembiayaan untuk pembelian barang dan/atau jasa dengan menggunakan kartu kredit.
Kegiatan usaha kartu kredit dilakukan dalam bentuk penerbitan kartu kredit yang dapat dimanfaatkan
oleh pemegangnya untuk pembelian barang dan/atau jasa. Perusahaan pembiayaan yang melakukan
kegiatan usaha kartu kredit, sepanjang berkaitan dengan sistem pembayaran wajib mengikuti ketentuan
Bank Indonesia.Pembiayaan konsumen (consumer finance) adalah kegiatan pembiayaan untuk
pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran. Kegiatan
pembiayaan konsumen dilakukan dalam bentuk penyediaan dana untuk pengadaan barang berdasarkan
kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran. Kebutuhan konsumen yang dimaksud
meliputi antara lain pembiayaan kendaraan bermotor, pembiayaan alat-alat rumah tangga, pembiayaan
barang-barang elektronik, dan pembiayaan perumahan.Modal Ventura (ventura capital) mulai dikenal
sejak munculnya Keppres No. 61 tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan dan disusul dengan
keluarnya SK. Menkeu No. 2151/KMK.013/1988 mengenai Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan
Lembaga Pembiayaan. Modal Ventura sesuai dengan Keppres No. 61 Tahun 1988 serta SK. Menkeu No.
1251/KMK.013/1988, pada dasarnya adalah suatu usaha di bidang pembiayaan dalam bentuk
penyertaan modal ke dalam suatu Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) untuk jangka waktu tertentu.
Berbeda halnya dengan pembiayaan kredit melalui perbankan dimana resiko kegagalan pengembalian
kredit ditanggung oleh pihak debitur, risiko kegagalan modal ventura ditanggung bersama antara
Perusahaan Modal Ventura (PMV) dengan PPU. Di samping itu, perbedaan lain dengan pembiayaan
melalui kredit perbankan dengan pembiayaan melalui modal ventura tidak dibutuhkan adanya jaminan
(anggunan) seperti yang disyaratkan oleh bank. Modal ventura bekerja bukan atas dasar jaminan yang
diberikan tetapi atas dasar penilaian akan berhasil dan berkembangnya kemajuan usaha yang
dijalankan.Anna Maria Wahyu Setyowati, 1998, Tinjauan Yuridis Peranan Lembaga Modal Ventura Bagi
Pengusaha Kecil Menengah, Projustitia Tahun XVI No. 2 April 1998, hlm. 42 Modal ventura pada
hakekatnya bersedia membiayai pada tahap-tahap tertentu dari suatu usaha (Pasal 4 SK. Menkeu No.
1251/KMK.013/1988). Disamping itu, pembiayaan yang dilakukan PMV pada PPU merupakan
pembiayaan dalam bentuk khusus yakni ikut serta dalam bentuk penyertaan modal yang sifatnya
sementara (Pasal 4 ayat (2) SK. MENKEU No. 1251.013/1988). Keterlibatan PMV dan PPU didasarkan
pada adanya suatu perjanjian yang disebut Perjanjian Modal Ventura.Ibid Perjanjian modal ventura
dari segi hukum adalah perjanjian tentang kegiatan pembiayaan dan pengembangan perusahaan antara
pihak pemberi dana (PMV) dan pihak penerima dana (PPU). Berdasarkan perjanjian tersebut pihak
pemberi dana membiayai pendirian, pengembangan, perbaikan atau pengambil alih perusahaan
penerima dana melalui penyertaan saham, pinjaman atau jenis pembiayaan lainnya. Erman Rajagukguk,
Beberapa Pemikiran Bagi Penyusunan Aturan Hukum Modal Ventura, Makalah disampaikan dalam
Seminar Aspek-aspek Hukum Modal Ventura di Indonesia, Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Airlangga, Surabaya, 30 Nopember – 2 Desember 1992, hlm. 3Perdagangan surat berharga (securities
company) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk surat berharga. Sebagaimana telah dikemukakan
diatas, kegiatan perdagangan surat berharga dikeluarkan dari kegiatan lembaga pembiayaan. Hal ini
disebabkan kegiatan perdagangan surat berharga lebih merupakan lembaga penunjang pasar modal.
Dalam lalu lintas perdagangan terdapat surat-surat berharga yang mudah diperdagangkan, yang
mengandung suatu nilai dan oleh karenanya dapat berpindah-pindah tangan.R. Suryatin, Hukum Dagang
I dan II, Jakarta: Pradnya Paramita, 1982, hlm. 98 Surat-surat berharga dapat diperdagangkan, yang
gunanya untuk memudahkan pemakaian uang yang akan diterima dari pihak ketiga dan untuk
mempermudah penagihan piutang dari pihak ketiga itu. CST. Kansil, Pokok-pokok Pengetahuan Hukum
Dagang Indonesia, Jakarta: Aksara Baru, 1979, hlm. 127

Perkembangan Lembaga Pembiayaan Di Indonesia


Dalam perkembangannya dewasa ini keberadaan lembaga perbankan tidak mencukupi kebutuhan akan
dana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu diperlukan adanya alternatif pembiayaan
lainnya selain bank. Adanya alternatif pembiayaan lainnya dimaksud dibutuhkan mengingat akses untuk
mendapatkan dana dari bank sangat terbatas. Mengantisipasi hal tersebut, maka pemerintah pada tahun
1988 melalui Kepres Nomor 61 Tahun 1988 membuka peluang bagi berbagai badan usaha untuk
melakukan kegiatan-kegiatan pembiayaan sebagai alternatif lain untuk menyediakan dana guna
menunjang pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Kegiatan-kegiatan pembiayaan tersebut dilakukan oleh suatu lembaga yang namanya lembaga
pembiayaan. Melalui lembaga pembiayaan dimaksud para pelaku bisnis bisa mendapatkan dana atau
modal yang dibutuhkan. Keberadaan lembaga pembiayaan ini sangat penting, karena fungsinya hampir
mirip dengan bank. Dalam prakteknya sekarang ini lembaga pembiayaan banyak dimanfaatkan oleh
pelaku bisnis ketika membutuhkan dana atau barang modal untuk kepentingan perusahaan. Sejalan
dengan itu pemerintah sejak tahun 1988 pemerintah telah menempuh berbagai kebijakan untuk lebih
memperkuat sistem lembaga keuangan nasional melalui pengembangan dan perluasan berbagai jenis
lembaga keuangan, diantaranya lembaga pembiayaan, dengan tujuan memperluas penyediaan
pembiayaan alternatif bagi dunia bisnis/usaha sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan dana
untuk menunjang kegiatan usaha.Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Kedua, Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001, hlm. 281

Dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988, diaturlah ketentuan tentang lembaga
pembiayaan, yang kemudian ditindaklanjuti oleh Keputusan Menteri Keuangan Nomor
1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 468/KMK. 017/1995. Dalam pasal 1
angka 2 Keppres No. 61 Tahun 1988 tersebut disebutkan bahwa yang dimaksud dengan lembaga
pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Berdasarkan
pengertian lembaga pembiayaan sebagaimana dimaksud diatas, maka dalam lembaga pembiayaan
terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
badan usaha, yaitu perusahaan pembiayaan yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang
termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan.kegiatan pembiayaan, yaitu melakukan pekerjaan
atau aktivitas dengan cara membiayai pihak-pihak atau sektor usaha yang dibutuhkan.penyediaan dana,
yaitu perbuatan penyediaan uang untuk suatu keperluan.barang modal, yaitu barang yang dipakai untuk
menghasilkan sesuatu atau barang lain, seperti mesin-mesin, peralatan pabrik, dan sebagainya.tidak
menarik dana secara langsung (non deposit taking) artinya tidak mengambil uang secara langsung baik
dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan surat sanggup bayar kecuali hanya untuk dipakai sebagai
jaminan hutang kepada bank yang menjadi krediturnya.masyarakat, yaitu sejumlah orang yang hidup
bersama di suatu tempat, yang terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.Sunaryo,
Hukum Lembaga Pembiayaan, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, hlm. 2

Bila dibandingkan dengan lembaga perbankan, maka lembaga pembiayaan tentunya memiliki persamaan
dan perbedaan diantara keduanya. Adapun perbedaan kedua lembaga tersebut adalah sebagai berikut:

Dilihat dari kegiatannya, lembaga pembiayaan difokuskan pada salah satu kegiatan keuangan saja.
Misalnya perusahaan modal ventura menyalurkan dana dalam bentuk modal penyertaan pada
perusahaan pasangan usaha, perusahaan sewa guna usaha menyalurkan dana dalam bentuk barang
modal kepada perusahaan penyewa, pegadaian menyalurkan dananya dalam bentuk pinjaman jangka
pendek dengan jaminan benda bergerak. Adapun lembaga perbankan merupakan lembaga keuangan
yang paling lengkap kegiatannya, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali
dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman, serta melaksanakan kegiatan di bidang jasa
keuangan lainnya.Dilihat dari cara menghimpun dana, lembaga pembiayaan tidak dapat secara langsung
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, deposito berjangka. Adapun lembaga
perbankan dapat secara langsung menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan
deposito berjangka.Dilihat dari aspek jaminan, lembaga pembiayaan dalam melakukan pembiayaan tidak
menekankan aspek jaminan (non collateral basis) karena unit yang dibiayai merupakan objek
pembiayaan. Adapun lembaga perbankan dalam pemberian kredit lebih berorientasi kepada jaminan
(collateral basis).Dilihat dari kemampuan menciptakan uang giral, lembaga pembiayaan tidak dapat
menciptakan uang giral. Adapun lembaga perbankan, yaitu bank umum dapat menciptakan uang giral
yang dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Dari simpanan masyarakat berupa
giro, di samping dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran dalam suatu transaksi dengan
menggunakan cek atau bilyet giro, bagi bank umum giro juga dapat dipergunakan untuk menciptakan
uang giral.Dilihat dari pengaturan, perizinan, pembinaan, dan pengawasannya, dalam lembaga
pembiayaan dilakukan oleh Departemen Keuangan. Adapun untuk lembaga perbankan dengan
diundangkannya Undang-Undang No.10 Tahun 1998, maka wewenang dalam hal pengaturan dan
perizinan sepenuhnya berada pada Bank Indonesia. Selanjutnya dengan diundangkannya Undang-
Undang No. 23 Tahun 1999, maka fungsi pengawasan perbankan yang sebelumnya berada dalam
kewenangan Bank Indonesia akan dialihkan kepada suatu lembaga khusus untuk itu, yaitu Lembaga
Pengawas Jasa Keuangan. Lembaga perbankan itu sendiri termasuk lembaga keuangan. Sementara
lembaga keuangan itu terdiri dari lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank, seperti,
pasar modal, asuransi, dana pensiun, dan sebagainya.

Pengaturan Hukum Tentang Lembaga Pembiayaan

Hingga saat ini di Indonesia belum ada peraturan khusus dalam bentuk undang-undang yang mengatur
tentang lembaga pembiayaan, pada hal peraturan tersebut sangat dibutuhkan mengingat perkembangan
lembaga pembiayaan tersebut sangat pesat dewasa ini.

Tentang lembaga pembiayaan ini pertama kali diatur dalam Kepres No.61 tahun 1988. Kemudian
selanjutnya ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Keputusan Menteri Keuangan No. 468/KMK. 017/1995. Selain peraturan- peraturan tersebut, masih
terdapat beberapa peraturan lainnya yang masih berlaku dalam rangka lebih meningkatkan
pengembangan lembaga pembiayaan. Adapun peraturan-peraturan yang dimaksud adalah :

Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 448/KMK.017/2000 tanggal 27 Oktober 2000 tentang
Perusahaan Pembiayaan. Peraturan ini merupakan dasar bagi pengembangan Perusahaan
Pembiayaan.Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan No. 607/KMK.017/1995 dan Gubernur Bank
Indonesia No.28/9/KEP/GBI tanggal 19 Desember 1995 tentang pelaksanaan Pengawasan Perusahaan
Pembiayaan.Keputusan Menteri Keuangan No. 634/KMK.013/1990 tanggal 5 Juli 1990 tentang
Penyediaan Barang Modal Berfasilitas melalui Perusahaan Sewa Guna Usaha. Ketentuan ini dalam rangka
mendukung pengembangan investasi dan ekspor non migas.Surat Keputusan Menteri Keuangan No.
1169/KMK.01/1991 tanggal 27 Nopember 1991, yang mana dalam keputusan ini diatur pula tentang
Ketentuan Perpajakan Sewa Guna Usaha.Surat Edaran Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan No.
SE.1087/LK/1996 tanggal 27 Pebruari 1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Sanksi Bagi Perusahaan
Pembiayaan.

Menyikapi perkembangan lembaga pembiayaan saat ini sudah tiba saatnya tersedia peraturan yang lebih
memadai dan tidak hanya sekedar berbentuk Kepres dan Surat Keputusan Menteri. Sektor hukum
diharapkan lebih berperan dalam mengantisipasi perkembangan dibidang ekonomi dan bisnis, termasuk
perkembangan dalam bisnis lembaga pembiayaan, yang diharapkan disini adalah adanya peraturan
hukum yang berbentuk undang-undang mengatur lembaga pembiayaan, guna lebih menjamin kepastian
hukum. Tidak dapat dipungkiri bahwa hukum yang mengatur tentang lembaga pembiayaan atau hukum
Lembaga Pembiayaan merupakan hal urgen harus ada dalam konteks perkembangan dibidang bisnis,
yang nantinya diharapkan dapat mengatur aktivitas bisnis lembaga pembiayaan tersebut.

Perkembangan dibidang bisnis menuntut secara cepat agar bidang hukum juga dapat mengimbanginya,
seperti dikemukakan oleh Munir Fuady bahwa perkembangan sektor hukum bisnis yang begitu cepat
menyertai perkembangan dibidang bisnis, membawa konsekuensi terhadap perlunya sektor hukum
dibidang itu ditelaah ulang, agar tetap up to date, seirama dengan perkembangan masa. Jika yang
mengatur perbankan dikenal adanya hukum perbankan, atau yang mengatur tentang kredit dikenal
dengan hukum perkreditan, maka sudah seyogyanya tentang pembiayaan (finance) dikenal cabang
hukum bisnis yang namanya hukum pembiayaan.

Lembaga Penjamin Simpanan

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah suatu lembaga independen yang berfungsi menjamin
simpanan nasabah perbankan di Indonesia. Badan ini dibentuk berdasarkan Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 24 tentang Lembaga Penjamin Simpanan. Setiap bank yang melakukan kegiatan usaha
di wilayah Republik Indonesia wajib menjadi peserta penjaminan LPS.

Dalam perekonomian modern dewasa ini diperlukan suatu sistem penyangga ekonomi yang kokoh
sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan para pelaku ekonomi yang bernaung dibawahnya, dan yang
menjadi salah satu tiang penyangganya adalah LPS. Hal itu tercermin dari salah satu fungsi dari LPS yakni
menjamin simpanan nasabah.

Pasal 37B Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1992 Tentang Perbankan mengamanatkan untuk mendirikan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di
Indonesia. Amanat tersebut timbul sebagai jawaban atas krisis berat yang dialami oleh industri
perbankan pada pertengahan tahun 1997. Ketika izin usaha 16 bank dicabut dan dilikuidasi pada 1
November 1997, industri perbankan mangalami rush sebagai konsekuensi dari runtuhnya kepercayaan
masyarakat terhadap perbankan nasional, dan tidak adanya peraturan yang cukup untuk mengatur
perlindungan dana nasabah penyimpan pada saat bank dilikuidasi, sehingga mengakibatkan hilangnya
kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan.

Pendirian Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada dasarnya dilakukan sebagai upaya memberikan
perlindungan terhadap dua risiko, yaitu irrational run terhadap bank dan systemic risk. Dalam
menjalankan usaha, bank biasanya hanya menyisakan seagian kecil dari simpanan yang diterimanya
untuk berjaga-jaga apabila ada penarikan dana oleh nasabah. Sementara, bagian terbesar dari simpanan
yang dialokasikan untuk pemberian kredit. Keadaan ini menyebabkan perbankan tidak dapat memenuhi
permintaan dalam jumlah besar dengan segera atas simpanan nasabah yang dikelolanya, bila terjadi
penarikan seara tiba-tiba dan dalam jumlah yang besar. Keterbatasan dalam penyediaan dana cash ini
ialah karena bank tidak dapat menarik segera pinjaman yang telah disalurkannya. Sedangkan risiko
sistemik terjadi apabila kebangkrutan satu bank berakibat buruk terhadap bank lain, sehingga
menghancurkan sekmen terbesar dari sistem perbankan itu sendiri.

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dapat berfungsi untuk mengatur keamanan dan kesehatan bank
secara umum. Di samping itu, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga dapat berfungsi sebagai pengawas
yang dilakukan dengan cara memantau neraca, praktik pemberian penjaminan, dan strategi investasi
dengan maksud untuk melihat tanda-tanda financial distress yang mengarah kepada kebangkrutan bank.
Oleh sebab itulah, keberadaan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebagai bagian dari sistem perbankan
menjadi penting guna mencegah kepanikan nasabah dengan jalan menyakinkan nasabah tentang
keamanan simpanan-sekalipun kondisi keuangan bank memburuk.

Bank sabagai obyek yang menjadi tanggungjawab Lembaga Penjamin Simapanan. Pengertian bank dalam
LPS adalah sesuai dengan undang-undang tentang perbankan yaitu Bank Umum dan BPR (Bank
Pembiayaan Rakyat).
Setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia wajib menjadi peserta
penjaminan, kecuali Badan Kredit Desa. Setiap bank wajib menyampaikan persyaratan dan laporan yang
ditetapkan oleh LPS termasuk membayar kontribusi kepesertaan dan premi penjaminan. Apabila tidak
dipenuhi, tidak menggugurkan kepesertaannya namun dikenakan sanksi administrsi, denda, dan pidana.

Pengawasan Atas Lembaga Pembiayaan Di Indonesia

Dilihat dari pengaturan, perizinan, pembinaan, dan pengawasannya, dalam lembaga pembiayaan
dilakukan oleh Departemen Keuangan. Adapun untuk lembaga perbankan dengan diundangkannya
Undang-Undang Nomor. 10 Tahun 1998, maka wewenang dalam hal pengaturan dan perizinan
sepenuhnya berada pada Bank Indonesia. Selanjutnya dengan diundangkannya Undang-Undang No. 23
Tahun 1999, maka fungsi pengawasan perbankan yang sebelumnya berada dalam kewenangan Bank
Indonesia akan dialihkan kepada suatu lembaga khusus untuk itu, yaitu Lembaga Pengawas Jasa
Keuangan. Lembaga perbankan itu sendiri termasuk lembaga keuangan. Sementara lembaga keuangan
itu terdiri dari lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank, seperti, pasar modal, asuransi,
dana pensiun, dan sebagainya. Kemudian sejak berlakunya Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2011
Tentang Otoritas Jasa Keuangan, maka pengawasan atas lembaga pembiayaan di Indonesia beralih
menjadi tanggung jawab Otoritas Jasa Keuangan.

Peranan Hukum Perlindungan Konsumen Atas Dana Simpanan Milik Nasabah Yang Disimpan Dalam
Sistem Perkoperasian

Pengertian perlindungan konsumen yang termaktub dalam undang-undang yakni segala upaya yang
menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen.Pasal 1Angka 1
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Kepastian hukum ini ditujukan
untuk memberikan perlindungan kepada konsumen itu antara lain adalah dengan meningkatkan harkat
dan martabat konsumen serta membuka akses informasi tentang barang dan/atau jasa bagi konsumen,
dan menumbuh kembangkan sikap pelaku usaha yang jujur dan bertanggung jawab. Adrian Sutedi,
Tanggung Jawab Produk Dalam Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia,
2008), hlm. 8
Az. Nasution berpendapat bahwa hukum perlindungan konsumen adalah bagian dari hukum konsumen
yang memuat asas-asas atau kaidah-kaidah yang bersifat mengatur dan mengandung sifat yang
melindungi kepentingan konsumen, sedangkan hukum konsumen adalah hukum yang mengatur
hubungan dan masalah antara berbagai pihak satu sama lain berkaitan dengan barang atau jasa
konsumen di dalam pergaulan hidup.Az. Nasution, Op. Cit., hlm. 11 Namun, ada pula yang berpendapat
bahwa hukum perlindungan konsumen merupakan bagian dari hukum konsumen. Hal ini dapat kita lihat
bahwa hukum konsumen memiliki skala yang lebih luas karena hukum konsumen meliputi berbagai
aspek hukum yang didalamnya terdapat kepentingan pihak konsumen dan salah satu bagian dari hukum
konsumen ini adalah aspek perlindungannya, misalnya bagaimana cara mempertahankan hak- hak
konsumen terhadap gangguan pihak lain. Ibid., hlm. 12

Hukum perlindungan konsumen yang berlaku di Indonesia memiliki dasar hukum yang telah ditetapkan
oleh pemerintah. Dengan adanya dasar hukum yang pasti, perlindungan terhadap hak-hak konsumen
bisa dilakukan dengan penuh optimisme. Pengaturan tentang hukum perlindungan konsumen telah
diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Berdasarkan Pasal 1
angka 1 UUPK disebutkan bahwa Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya
kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Kepastian hukum untuk memberi
perlindungan kepada konsumen berupa perlindungan terhadap hak-hak konsumen, yang diperkuat
melalui undang-undang khusus, memberi harapan agar pelaku usaha tidak bertindak sewenang-
wenang yang selalu merugikan hak-hak konsumen. Happy Susanto, Hak-Hak Konsumen Jika Dirugikan,
(Jakarta: Visimedia, 2008), hlm. 4

Dengan adanya Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen beserta perangkat
hukum lainnya, konsumen memiliki hak dan posisi yang berimbang dan mereka dapat menggugat atau
menuntut jika ternyata hak- haknya telah dirugikan atau dilanggar oleh pelaku usaha. Ibid., hlm. 5

Pada dasarnya undang-undang perlindungan konsumen bertujuan: Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8


Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri.mengangkat
harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang
dan/atau jasa.meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak-
haknya sebagai konsumen.menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur
kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi.menumbuhkan
kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur
dan bertanggung jawab dalam berusaha.meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin
kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan
keselamatan konsumen.

Tujuan yang ingin dicapai perlindungan konsumen umumnya dapat dibagi dalam tiga bagian utama yaitu:

memberdayakan konsumen dalam memilih,menentukan barang dan/atau jasa kebutuhannya, dan


menuntut hak-haknya.menciptakan sistem perlindungan konsumen yang memuat unsure-unsur
kepastian hukum, keterbukaan informasi, dan akses untuk mendapatkan informasi.menumbuhkan
kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap jujur dan
bertanggung jawab.

Dari ketiga tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa sangat penting untuk dapat melindungi konsumen
dari berbagai hal yang dapat mendatangkan kerugian bagi mereka. Konsumen perlu dilindungi, karena
konsumen dianggap memiliki suatu kedudukan yang tidak seimbang dengan para pelaku usaha,
ketidakseimbangan ini menyangkut bidang pendidikan dan posisi tawar yang dimiliki oleh konsumen.
Sering kali konsumen tidak berdaya mengahadapi posisi yang lebih kuat dari para pelaku usaha.

Berkaitan dengan dana nasabah yang disimpan dalam sistem perkoperasian yakni undang-undang
perlindungan konsumen menjamin bahwa dana yang disimpan anggota koperasi akan tetap terjaga
dengan baik dan aman. Kemudian jika ada perjanjian pinjaman antara anggota koperasi dengan koperasi
maka undang-undang ini juga akan melindungi hak dari anggota koperasi yang melakukan perjanjian
dengan koperasi.
Undang-undang perlindungan konsumen memberikan perlindungan kepada anggota koperasi karena
anggota termasuk juga dalam kategori konsumen jika ia membutuhkan dana pinjaman dari koperasi, dan
koperasi dapat dikategorikan pelaku usaha sebab koperasi menyediakan jasa atau sarana untuk pinjaman
dengan syarat-syarat tertentu. Disinilah diperlukan peranan perlindungan konsumen agar hak-hak dari
konsumen terjaga.

Daftar Pustaka untuk Makalah Lembaga Pembiayaan

BAGIKAN KE SOCIAL MEDIAMU:

FACEBOOKGOOGLE+TWITTER

Related Articles :Jenis Sistem Kliring dan Warkat Kliring BankJenis-Jenis Sistem Kliring - Menurut
Latumaerissa (2011:99) saat ini penyelenggaraan kliring di Indonesia dilakukan dengan menggunaka
...Jenis Kredit Tujuan Unsur dan FungsiUnsur-Unsur Kredit , yaitu: Adanya dua pihak, yaitu pemberi
kredit (kreditur) dan penerima kredit (nasabah). Hubungan pemberi k ...Pengertian Suku Bunga dan
Teori Faktor-faktor Yang MempengaruhiPengertian Suku Bunga - Suku bunga adalah harga dari
penggunaan uang atau bias juga dipandang sebagai sewa atas penggunaan uang untuk ...Pengertian
Akuisisi Perbankan Definisi Tujuan Manfaat serta Prosedur Pelaksanaan Pihak yang Berhak Melakukan
AkuisisiPengertian Akuisisi Perbankan adalah - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Jo.Undang-Undang
No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan Pasal 1 A ...Pengertian Kredit Sindikasi Perbankan Dasar Hukum,
Ciri, Manfaat, Definisi Menurut Para AhliPengertian Kredit Sindikasi adalah Stanley Hurn dalam bukunya
syndicated loan memberikan defenisi mengenai kredit sindikasi atau synd ...

Newer PostOlder PostHome

REKOMENDASI BACAAN

Teori Pembagian Kekuasaan Menurut Trias Politika, John Locke, Montesquieu


Pengertian Administrasi Fungsi Tujuan Peran dan Ruang Lingkup

Pengertian Analisis Rasio Keuangan Jenis dan Rumusnya

Pengertian Kemiskinan Jenis Faktor Penyebab Menurut Para Ahli

Kekuasaan Legislatif Eksekutif Yudikatif serta Pembagian Kekuasaan Menurut UUD Negara Republik
Indonesia 1945

Dwi Fungsi ABRI Demokrasi Masa Orde Baru Landasan Konsep, Serta Peran Ganda

Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) Definisi Komponen Utama dan Representasi Grafis Suatu
Objek

Pengertian Penilaian Kinerja Pegawai dan Karyawan Perusahaan Definisi, Tujuan, Manfaat, dan Prinsip

Pengertian Rasio Profitabilitas Definisi Menurut Para Ahli dan jenis Terdiri dari

Pengertian Public Relation Fungsi, Tugas dan Tujuan Definisi Menurut Para Ahli

ADVERTISER

Privacy Policy | Term of Use | Contact Us |


Owner. Ade Sanjaya | © 2015 Landasan Teoriby Blogger

Beranda Artikel dan Tips Tips Keuangan

Tips Keuangan

Apakah Dana Pensiun Perusahaan Menguntungkan? Cari Tahu di Sini

Edited by Boby Chandro Oktavianus

16 Maret 2017

Sudahkah memiliki dana pensiun? Jika belum, segera persiapkan dana pensiun mulai dari sekarang.
Peran dana pensiun akan terasa nantinya setelah tidak lagi menerima gaji tiap bulan. Tidak mau kan,
masa pensiun nanti kekurangan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari? Atau karena benar-
benar kekurangan uang, sampai menjual atau menjaminkan aset untuk mendapat pinjaman.
Ada benarnya memang kalau perusahaan memberikan dana pensiun dengan menggunakan produk
lembaga keuangan tertentu untuk setiap karyawannya. Namun, perlu diketahui ketika pensiun nanti,
Anda tidak bisa langsung menarik semua dana pensiun yang diberikan perusahaan.

Bisa dibayangkan bukan? Anda sedang butuh uang dalam jumlah tertentu, tetapi mustahil
mengandalkan dana pensiun dari perusahaan yang terbatas. Sebab menurut ketentuannya, hanya
sebagian kecil yang bisa ditarik. Sisanya akan diberikan setiap bulan seperti pemberian gaji selama
seumur hidup. Mau tak mau Anda dipusingkan karena memikirkan cara-cara untuk mendapatkan dana
tambahan.

Baca Juga: Tips Menyiapkan Pensiun Dini dengan DepositoSekilas Tentang DPLK dan DPPK dari
Perusahaan

Mempersiapkan Dana Pensiun via shutterstock.com

Dana pensiun karyawan pada umumnya dikelola bank atau perusahaan asuransi jiwa dalam bentuk Dana
Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Bisa juga perusahaan mengelola sendiri dana pensiun karyawannya
dalam wujud Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK). Uniknya, tidak ada larangan bagi pemberi kerja lain
untuk mengikutsertakan karyawannya ke dalam DPPK yang ada.

Ada juga perusahaan yang mengikutkan karyawannya ke dalam Jaminan Hari Tua (JHT) yang dikelola BPJS
Ketenagakerjaan. DPLK berbeda dengan JHT dari sisi iuran. Untuk DPLK, iuran yang dibayarkan sebesar
3% (2% perusahaan + 1% pekerja). Sementara untuk JHT, iuran yang dibayarkan sebesar 5,7% (2%
pekerja + 3,7% pemberi kerja).

Ketentuan tentang Dana Pensiun dan Manfaat yang Diberikan


Pengelolaan Dana pensiun sebenarnya sudah diatur dalam undang-undang (UU) No. 11 Tahun 1992
tentang Dana Pensiun. Selebihnya, dalam pelaksanaannya, penerimaan dana pensiun diatur Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) yang bunyinya:

Uang pensiun atau DPLK yang bisa diambil maksimal 20% sebagai awalan. Ini sesuai dengan Pasal 14
Peraturan OJK tersebut. Artinya, pada hari itu di mana Anda pensiun atau resign dari suatu perusahaan,
Anda tidak bisa mengambil seluruh dari manfaat uang pensiun tersebut.Sisa 80% dari uang manfaat
pensiun selanjutnya akan diberikan secaraannuitas oleh perusahaan asuransi jiwa yang mengurusi dana
pensiun tersebut selama seumur hidup. Artinya, dana pensiun akan diberikan setiap bulan layaknya
gaji.Inilah Fakta DPLK dari Perusahaan yang Perlu Anda Tahu

Menghitung Dana Pensiun via shutterstock.com

Di bawah ini adalah beberapa fakta dari DPLK yang bisa dijadikan gambaran untuk mengantisipasi risiko
dana pensiun.

1. Jumlah Iuran Terbatas

Tahukah bahwa dengan DPLK, perusahaan akan membayarkan dana pensiun untuk Anda. Namun,
besaran iuran yang dibayarkan mungkin tidak sesuai harapan Anda. Persoalannya, sekalipun ada
permintaan pada perusahaan untuk menaikan persentase iuran DPLK, perusahaan cenderung
menolaknya. Sebab ada biaya yang dikenakan menurut persentase tertentu setiap perusahaan
membayar iuran DPLK.

2. Pengukuran Dana Pensiun Berdasarkan Gaji

Besar atau tidaknya dana pensiun dari DPLK sesuai dengan gaji yang Anda terima. Makin besar gaji yang
Anda terima, makin besar pula iuran DPLK yang dibayarkan perusahaan. Seperti yang diterangkan di atas,
umumnya persentase yang dikenakan untuk iuran DPLK sebesar 3%. Jadi, tidak dengan meminta
kenaikan persentase iuran DPLK untuk meningkatkan dana pensiun, tetapi bisa dengan kenaikan gaji.

3. Bukanlah Investasi

Bila dibandingkan dengan reksa dana, DPLK masih jauh dari kata investasi. Reksa dana lebih baik dalam
memberikan untung. Sementara DPLK tidak sebaik reksa dana yang bisa ditarik seluruhnya tanpa batasan
20%. Belum lagi proyeksi keuntungannya dari waktu ke waktu. DPLK dihitung menurut persentase dari
gaji bulanan. Dan besarnya iuran tergantung besarnya gaji. Berbeda dengan reksa dana, yang dalam hal
perolehan keuntungan diatur manajemen investasi.

Baca Juga: 5 Cara Aman Menyiapkan Dana Pensiun DiniCari dan Dapatkan yang Lebih Baik

Dalam mempersiapkan dana pensiun, sebaiknya jangan menggantungkan pada apa yang diberikan
perusahaan. Milikilah inisiatif untuk mempersiapkan masa pensiun dengan dana yang bisa memberi
jaminan pada hidup Anda nantinya. Banyak instrumen investasi pilihan yang bisa dimanfaatkan.
Pilihannya, Anda bisa menaruh uang dalam bentuk reksa dana, saham, obligasi, deposito, atautabungan
berjangka. Selagi masih banyak waktu, cari dan dapatkan investasi sebagai dana pensiun yang lebih baik.

Baca Juga: Persiapan Dana Pensiun: Pilih BPJS, DPLK, atau Reksa Dana?

#TipsKeuangan#MengaturKeuangan#JaminanPensiun#TabunganPensiun#Pensiun

KTA Bank DBS - Promo Online Bunga 0.95%

Dana Bantuan Sahabat


ARTIKEL TERKAIT4 Hal Sepele ini Bisa Membuat Rumah Tangga ‘Ambruk’

Keluarga • 10 November 2017

Sisihkan Rp5.000 Tiap Hari Bisa Buat Senang-Senang, Bagaimana Bisa?

Tips Keuangan • 9 November 2017

Daripada Disia-Siakan, Inilah Tips Menabung Uang Receh

Tabungan • 6 November 2017

Berapa Iuran BPJS Ketenagakerjaan yang Harus Dibayarkan oleh Karyawan?

BPJS • 3 November 2017

Uang Baru vs Uang Lama: Ini Bedanya Rupiah Baru dengan Rupiah Lama

Tips Keuangan • 30 Oktober 2017

ARTIKEL TERBARUBank Syariah vs Bank Konvensional, Inilah 4 Perbedaannya yang Paling Mendasar

Perbankan • 13 November 2017

Gunakan Cara Ini untuk Persiapkan Dana Darurat Sekaligus Investasi


Tips Keuangan • 13 November 2017

Harga Emas Hari Ini

Emas • 13 November 2017

6 Tokoh Dunia yang Punya Kebiasaan Tidur Unik

Funny Money • 12 November 2017

Cara Penanganan Mobil yang Terendam Banjir

Asuransi Kendaraan • 11 November 2017

Kontak Kami

Jl. Daan Mogot No. 73, Tanjung Duren Utara

Grogol Petamburan, Jakarta Barat 11470

Telepon: (021) 2256 1888Jam Kerja: (Senin-Jumat 9:00-17:00)Email: cs@cermati.com

Tentang Cermati

Apa itu Cermati?


Hubungi Kami

Karir

Blog

Lainnya

Syarat & Ketentuan

Kebijakan Privasi

Direktori Situs

Ikuti Media Sosial Kami

Langganan untuk mendapatkan tips finansial

Langganan

Disclaimer:

Kami akan menjaga informasi yang akurat dan terkini, namun Kami tidak dapat menjamin keakuratan
informasi. Silakan verifikasi informasi kartu kredit, dan tingkat suku bunga selama proses aplikasi.

© 2017 Cermati. All Rights Reserved.

Anda mungkin juga menyukai