Anda di halaman 1dari 22

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Pada bagian ini diuraikan, membahasan sebagai landasan untuk

memperluas dan memperdalam pengetahuan secara langsung maupun tidak,

Berhubungan dengan judul dalam penelitian ini, namun pembahasannya

difokuskan pada hubungan antara kecepatan lari 100 meter dengan prestasi

menggiring bola. Untuk itu dalam pemecahan masalah ini tentu diperlukan

dasar dan landasan teori untuk dijadikan titik tolak pemikiran peneliti.

Berdasarkan judul pada penelitian ini, maka ada beberapa tinjauan yang

dapat dijadikan landasan teori yaitu:

1. Hakikat Lari 100 Meter

Kondisi fisik adalah suatu kesatuan yang utuh dari komponen-

komponen yang tidak dapt dipisahkan begitu saja, usaha peningkatan

kondisi fisik, maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan,

walaupun perlu ada prioritas yang disesuaikan dengan keadaan atau status

komponen itu.

Beberapa komponen physical terdiri dari:

a. Kekuatan

Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang

kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban

dalam suatu pekerjaan (M. Sajoto, 1995:28).

b. Reaksi

7
8

Reaksi dapat diartikan interval waktu antara penerimaan rangsang

dengan jawaban (response). Waktu reaksi dan kecepatan gerak keduanya

merupakan komponen yang sukar untuk disahkan secara eksak dalam

pengukurannya. Kecepatan hasil reaksi ini sangat penting sekali dalam

cabang olahraga antara lain, lari cepat, soft bal, bola volly, sepak bola,

anggar, judo, pencak silat dan sebagainya. Bahkan hampir semua cabang

olahraga membutuhkan reaksi yang cepat dalam melakukan gerakan

teknik-tektik cabang olahraga yang bersangkutan, sehingga performance

yang ditampilkan berhasil dengan baik (Nurhasan, 1986:2.47).

c. Kecepatan

Kecepatan adalah seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak

bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan suatu jarak

atau mungkin suatu objek langsung yang harus dikenai dengan salah satu

bagian tubuh (M. Sajoto, 1995:9).

d. Kelentukan

Kelentukan atau fleksibilitas sering diartikan sebagai kemampuan

seseorang untuk menggerakkan tubuh dan bagian tubuh dalam satu ruang

gerak yang seluas mungkin, tanpa mengalami cidera pada persendian dan

otot disekitar persendian itu (Nurhasan, 1986:2.43).

2. Pengertian Lari

Lari dapat dirumuskan sebagai gerakan kedepan dengan langkah-

langkah dengan catatan bahwa setelah satu kaki diluruskan dan diangkat
9

terjadi suatu moment melayang yang disusul dengan pendaratan di tanah

pada kaki yang lain (Yahya Tasmaya, 1984: 11).

Perbedaan-perbedaan atau pembagian jarak yang dipergunakan

dalam nomor lari yaitu sebagai berikut :

a. Lari 100m, 200m, 400m (golongan lari jarak pendek).

b. Lari 800m, 1.500m (golongan lari jarak menengah).

c. Lari 5000m, 10.000m (golongan lari jarak jauh).

d. Lari 42.195m (lari marathon) (dalam Yahya Tasmaya,1984: 15).

3. Lari Jarak Pendek (sprint)

Lari jarak pendek (sprint) merupakan nomor cabang olahraga atletik

yang paling bergengsi baik dalam perlombaan (event) yang bersifat daerah,

nasional maupun internasional.

Lari jarak pendek (sprint) adalah semua perlombaan lari di mana

semua peserta berlari dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang harus

ditempuh (Muhajir, 1994 : 98).

Konsep lari cepat adalah lari cepat mengharuskan atlet menempuh

seluruh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin (lari secepat mungkin)

dan dalam waktu yang sesingkat mungkin (AIP Syarifudin, 1997:18).

Jadi lari cepat mempunyai arti suatu gerakan lari cepat untuk

mecapai waktu sesingkat-singkatnya dalam jarak tertentu di mana gerakan

berlari dilakukan secepat-cepatnya dan ditempuh waktu yang sesingkat-

singkatnya dan yang lebih penting dalam berlari ini seolah-olah kaki tidak

menyentuh tanah sehingga seperti melayang.


10

Untuk memperoleh kecepatan dalam berlari terdapat beberapa faktor

yang perlu di perhatikan antara lain:

a). Panjang kaki / tungkai kaki

b). Frekuensi langkah kaki

c). Dorongan saat berlari dan sebagainya

Setiap atlet harus dilatih menjadi lebih cepat larinya, latihan yang

dapat dilakukan untuk meningkatkan prestasi yang optimal (AIP Syarifudin,

1997:22) seperti berikut ini:

a). Lari perlahan – lahan kemudian lari secepat-cepatnya.

b). Lari ditempat sambil mengangkat lutut tinggi, kemudian lari cepat.

c). Lari perlahan-lahan, pada batas yang ditetapkan ( sekitar 30 meter

dibelakang garis finis) lakukan lari secepat-cepatnya. Pada waktu

yang melewati garis finis jatuhkan dada kedepan atau jatuhkan salah

satu bahu atau lari terus secepat-cepatnya.

d). Mulai dari sikap start jongkok dengan jarak 30 meter dari belakang

garis finish, lakukan lari secepat-cepatnya. Akhiri dengan melakukan

teknik melewati garis finish.

Selain memperhatikan factor-faktor tersebut di atas atlet harus

menguasai teknik-teknik lari jarak pendek (sprint).

4. Teknik Lari Jarak Pendek

Teknik lari jarak pendek yang harus dikuasai oleh seorang atlet

meliputi:
11

a) Teknik Start

Start adalah permulaan atau awalan untuk lari, kemampuan start

yang baik sangat diperlukan sekali dalam lari jarak pendek, karena selisih

waktu yang dicapai oleh pelari dan kawan-kawannya sangat kecil,

sehingga kesalahan dan keterlambatan melakukan start akan merugikan

sekali bagi pelari.

Dalam lari jarak pendek, termasuk lari 100 meter start yang

digunakan adalah start jongkok (crouching start). Sedangkan start

jongkok bias dilakukan dengan cara yaitu:

1). Start pendek (bunch start)

2). Start menengah ( mediun start)

3). Start panjang ( longated start)

Penggunaan ketiga macam start itu tergantung pada pilihan pelari

sendiri, perbedaan cara melakukan teknik start itu hanya terletak pada

penempatan kaki dan lutut saja. Perbedaan tersebut menurut (AIP

Syarifudin, 1997:19). dijelaskan sebagai berikut:

1). Start pendek, lutut kaki di belakang ditempatkan di depan ujung

kaki depan.

2). Start menengah, lutut dibelakang ditempatkan sejajar/hampir

sejajar dengan kaki depan.

3). Start panjang, lutut kaki belakang ditempatkan di belakang kaki

depan.
12

Cara melakukan start jongkok menurut (Muhajir, 1997:100-101).

adalah sebagai berikut :

1) Pada aba-aba “Bersedia”

a) Letakkan tangan lebih lebar sedikit dari lebar bahu, jari-jari

dan ibu jari membebtuk huruf V terbalik. Bahu condong

kedepan, sedikit di depan tangan dan lengan lurus.

b) Kepala sedemikian rupa sehingga leher tidak tegang, mata

memandang ke lintasan kira-kira 25 meter di muka garis start.

c) Tubuh kendor ( rileks).

d) Pikiran di pusatkan pada aba-aba berikutnya.

e) Jarak letak kaki terhadap garis start tergantung dari bentuk

sikap start yang digunakan.

Gambar 2.1: Gerakan “Bersedia”

Muhajir(1994:100).

2) Pada aba-aba “Siap”


13

a) Angkat panggul kearah depan atas dengan tenang sampai

sedikit lebih tinggi dari bahu, jadi garis punggung sedikit

menurun kedepan. Ini dipertahankan dengan menjaga

keseimbangan sebaik-baiknya dalam waktu kira-kira 2 detik

sampai aba-aba berikutnya atau bunyi pistol.

b) Kepala rendah, leher tetap kendor, pandangan kebawah 1-1,5

meter di muka garis start.

c) Lengan tetap lurus, siku jangan bengkok.

d) Pada waktu mengangkat panggul, ambil nafas dalam – dalam.

e) Pikiran di pusatkan pada bunyi pistol.

Gambar 2.2: gerakan “Siap”

Muhajir (1994:100)

3) Pada aba-aba “yak”

a) Mengayunkan lengan kiri kedepan dan lengan kanan

kebelakang dengan kuat-kuat.


14

b) Kaki kiri menolak kuat-kuat sampai terkejang lurus. Kaki

kanan melangkah secepat mungkin, setengah mungkin

mencapai tanah. Langkah pertama ini kira-kira 45cm sampai

75cm di depan garis start.

c) Berat badan harus meluncur lurus kedepan. Dari sikap jongkok

berubah kesikap lari, berat badan lurus naik sedikit demi

sedikit, jangan ada gerakan kesamping.

d) Langkah lari makin lama makin menjadi lebar, enam sampai

sembilan langkah pertama adalah merupakan langkah

peralihan, dari langkah-langkah start ke langkah-langkah lari

dengan kecepatan penuh. Secara berangsur-angsur pandangan

mata diarahkan ke finish.

e) Bernafaslah seperti biasa (menahan nafas berarti akan

menegangkan badan)

Gambar 3:gerakan “yak”

Muhajir(1997:100-102)

Gambar 2.3 : Lari


15

b) Teknik Lari

Gerakan berlari adalah lanjutan dari start. Setelah aba-aba “yak”

atau terdengar letusan pistol maka pelari berlari secepat cepatnya sampai

pada garis finish. Adapun teknik-teknik lari dapat diuraikan sebagai

berikut:

1). Berlari dengan ujung kaki.

2). Kaki menumpu dengan kuat agar mendapat dorongan yang kuat pula.

3). Pada saat menolak, kaki belakang benar-benar lurus dan dengan cepat

di tekuk secara wajar.

4). Langkah kaki secepat dan selebar mungkin. Badan condong kedepan,

gerakan lengan terayun secara wajar tetapi cepat mengikuti gerakan

kaki, pergelangan tangan dan jari-jari rileks, jari-jari setengah

menggenggam.

Menurut (AIP Syarifudin, 1997:20), teknik lari jarak pendek

adalah sebagai berikut:

1). Lari dengan ujung kaki, lutut/paha diangkat tinggi. Frekuensi

gerakan tungkai diusahakn cepat dan kuat, sumbu gerakannya

pada pangkal paha.

2). Badan usahakan condong kedepan.

3). Tangan diayunkan dari belakang ke depan secara bergantian

dengan siku agak dibengkokkan.


16

c) Teknik Melewati Garis Finish.

Dalam lari jarak pendek teknik melewati garis finis tidak kalah

pentingnya dengan start maupun teknik berlari. Oleh karena itu gerakan

atau sikap memasuki finish perlu mendapatkan perhatian yang khusus

pula. Pada perlombaan lari ada tiga teknik untuk melewati garis finish

yang biasa dilakukan yaitu:

1). Menjatuhkan dada kedepan.

2). Menjatuhkan salah satu bahu kedepan.

3). Lari secepat-cepatnya sampai beberapa meter melewati garis finish.

d. Teknik Dasar Bermain Sepak Bola

Sepak bola adalah olahraga paling populer di dunia, dan

permainan hampir semua negara di Eropa, Amerika Selatan, Asia Dan

Afrika. Kini telah hadir mengguncang amerika. Dikenal secara

internasional sebagai “bola kaki”. Olahraga ini seakan menjadi bahasa

persatuan bagi berbagai bangsa di seantero dunia dengan berbagai latar

belakang sejarah dan budaya, sebagai alat pemersatu dunia yang sanggup

melampaui batas- batas perbedaan politik, etnik dan agama.

Dahulu sepak bola dianggap olahraga yang aneh oleh orang

amerika, tetapi sekarang telah di mainkan oleh lebih dari 20 juta orang

warga amerika- pria, wanita; tua, muda. Dalam deretan olahraga beregu,

jumlah penggemar sepak bola menduduki urutan kedua setelah bola

basket dan angka ini melonjak terus setiap tahunnya (Jhoseph A, 1995:

VII).
17

Daya tarik sepak bola secara umum sebenarnya bukan lantaran

olahraga ini mudah dimainkan. Tetapi karena sepak bola lebih banyak

menuntut keterampilan pemain dibandingkan olahraga lain. Dengan

keterampilan yang dimilikinya, seorang pemain dituntut bermain bagus,

mampu menghadapi tekanan-tekanan yang terjadi dalam pertandingan di

atas lapangan dengan waktu yang terbatas (Jhoseph A, 1995: VII).

Sepak bola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan jalan

menyepak bola, dengan tujuan untuk memasukan bola ke gawang lawan

dan mempertahankan gawang sendiri agar tidak kemasukan bola. Di

dalam permaina bola setiap pemain diperbolehkan menggunakan seluruh

anggota badan kecuali tangan dan lengan. Hanya penjaga gawang yang

diperbolehkan memainkan bola dengan kaki dan tangan (Muhajir,

2007:1).

Sepak bola merupakan permainan beregu yang masing – masing

regu terdiri dari 11 pemain. Biasanya permainan sepak bola dimainkan 2

babak (2x45menit). dengan waktu istirahat 10 menit diantara dua babak

tersebut. Mencetak gol ke gawang lawan merupakan tujuan dari setiap

kesebelasan. Sutau kesebelasan dinyatakan pemenang apabila dapat

memasukkan bola kegawang lawan lebih banyak, dan kemasukan bola

lebih sedikit dibandingkan lawannya (Muhajir, 2007:1).

Permainan dilakukan dua babak tiap babak lama waktunya 45

menit. Waktu istirahat diantara dua babak 5-10menit, pada babak

tambahan lama waktunya 2x15menit. Tambahan waktu terjadi karna


18

adanya waktu terbuang oleh insiden yang terjadi pada saat pertandingan.

Lamanya tambahan waktu ini di tentukan oleh wasit. Sesaat waktu

permainan akan berakhir dan terjadi tendangan, maka tendangan itu tetap

dilakukan. Jika pada babak pertama waktunya kurang dari 45menit, sisa

waktunya akan dilanjutkan sesudah istirahat sebelum babak kedua

dengan posisi gawang tetap sama (Muhajir, 1994:27).

1. Teknik Bermain Sepak Bola

Sedangkan teknik yang harus dikuasai oleh pemain dalam permainan

sepak bola meliputi:

a. Teknik dasar Menendang bola

Teknik menendang bola merupakan teknik yang paling banyak

dilakukan dalam permainan sepak bola, maka teknik menendang bola

merupakan dasar dalam permainan sepak bola. Seorang pemain yang tidak

menguasai teknik menendang bola dengan baik, tidak mungkin menjadi

pemain sepak bola yang baik. Kesebelasan yang baik adalah suatu

kesebelasan yang semua pemainnya menguasai teknik menendang bola

dengan baik, dengan cepat, cermat dan tepat pada sasaran (Sukatamsi,

1985:44).

b. Teknik dasar menerima bola

Menerima bola diartikan sebagai cara menangkap bola,

menghentikan bola atau menguasai bola. Menerima bola dapat dilakukan

seluruh bagian dalam dari kaki sampai dahi (kepala), kecuali dengan lengan

dan tangan. Dengan menerima bola atau menghentikan bola pada dasarnya
19

dengan cara mengurangi kekuatan atau kecepatan bola sehingga bola

berhenti kemudian dikuasai.

Cara menerima bola menurut bagian badan yang dipakai untuk

menerima bola:

1) Dengan kaki

2) Menghentikan bola denga Kaki bagian dalam.

3) Menghentikan bola dengan Kura-kura kaki penuh.

4) Menghentikan bola dengan kura-kura kaki bagian luar.

5) Menghentikan bola dengan perut.

6) Menghentikan bola dengan dada.

7) Menghentikan bola dengan kepala (Sukatamsi, 1985:124).

c. Teknik menyundul bola

Menyundul bola dapat dilakukan dengan sikap berdiri dengan kaki

tetap di atas tanah atau sambil melompat ke udara. Tergantung pada situasi

dan kondisi dilapangan permainan.

Teknik dalam permaina sepak bola. Menyundul bola di pergunakan

untuk:

1) Meneruskan bola atau mengoper bola pada teman.

2) Memasukkan bola ke gawang lawan untuk membuat gol.

3) Memberikan umpan pada teman untuk membuat gol.

4) Menyapu bola di daerah pertahanan sendiri untuk mematahkan serangan

lawan.

d. Teknik dasar melempar bola


20

Dalam permainan sepak bola pelemparan bola kedalam lapangan

dilakukan dengan cara:

1) Dengan kedua belah tangan melalui atas kepala.

2) Kedua kaki dari pemain yang melempr bola harus berada di luar garis

samping lapangan dan ketika dan ketika melempar bola kedua kaki harus

tetap berada di atas tanah tidak boleh diangkat.

Dan di dalam melempar bola tidak dibenarkan langsung membuat gol

dan keuntungannya di dalam melempar bola tidak ada hukuman bagi

pemain yang berdiri offside jadi pemain penyerang berdiri bebas di muka

gawang lawan.

e. Teknik dasar menggiring bola

Pada umumnya “dribbling” atau menggiring bola dilakukan dengan

tiga cara yaitu menggrirng bola dengan kaki bagian dalam, menggiring bola

dengan kaki bagian dalam, menggring bola dengan kaki bagian luar dan

menggiring bola dengan punggung kaki. (Muhajir, 2006:4)

5. Hakikat Menggiring Bola Dalam Permainan Sepak Bola

Sepak bola modern dilakukan dengan keterampilan lari dan operan

bola dilakukan dengan gerakan gerakan-gerakan yang sederhana, dengan

kecepatan dan ketepatan menggiring bola dapat diartikan dengan gerakan

lari menggunakan bagian kaki mendorong bola agar bergulir terus menerus

di atas tanah menggiring bola dilakukan pada saat-saat yang

menguntungkan saja, yaitu bebas dari lawan(Sukatamsi, 1985:158).

Menggiring bola dapat dikatakan suatu seni yang menggunakan


21

beberapa bagian kaki atau menggulirkan pola secara terus-menerus sambil

belari. Teknik ini merupakan teknik dasar keterampilan menguasai bola

yang dilakukan dengan gerakan-gerakan yang sederhana, namun perlu

kecepatan dan ketepatan.

Kemahiran menggiring bola adalah suatu keterampilan yang bersifat

individual dan membutuhkan kreativitas yang tinggi. Bila seorang pemain

memiliki banyak trik (tipuan) yang dalam menguasai bola, ia akan bisa

dengan mudah mengecoh pemain-pemain lawan, bahkan akan banyak

membuahkan gol-gol kemenangan.

Adapun faktor-faktor yang ikut menentukan baik atau tidaknya hasil

melakukan menggiring bola antara lain:

a). Kelincahan (Agility)

Kelincahan diartikan sebagai kemampuan bergerak kesegala arah

dengan cepat. Untuk mengukur kelincahan seseorang kelincahan yang

cocok untuk digunakan. Orang mempunyai kelincahan yang tinggi,

kemungkinan orang itu bergerak kesegala arah dengan cepat dan mudah

(Nurhasan, 1986:2.45).

b). Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan adalah kemampuan seseorang mengendalikan

organ-organ syaraf otot seperti dalam hand tand atau dalam mencapai

keseimbangan sewaktu seseorang sedang berjalan kemudian terganggu

(misalnya tergelincir dll). Di bidang olahraga banyak hal yang harus

dilakukan atlet dalam masalah keseimbangan ini, baik dalam


22

menghilangkan atau mempertahankan keseimbangan (M.Sajoto, 1995:

9).

c). Penguasaan (Control)

Khusus dalam teknik dribbling (menggiring bola) pemain harus

menguasai teknik tersebut dengan baik, karena teknik dribbling sangat

berpengaruh terhadap permainan para pemain sepak bola. Dalam

penguasaan pemain terhadap bola pemain bisa menggiring bola tersebut

sehingga bola tidak mudah direbut lawan

d). Kelentukan (Flexibility)

Kelentukan atau fleksibilitas sering diartikan sebagai kemampuan

seseorang untuk menggerakkan tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam

satu ruang gerak yang seluas mungkin tanpa mengalami cidera pada

persendian dan otot disekitarnya persendian itu (dalam Nurhasan,

1986:2.43).

M. Sajoto (1995:9) berpendapat fleksibility, efektivitas seseorang

dalam penyesuain diri untuk segala aktivitas dengan pengeluaran tubuh

yang luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat

fleksibititas persendian pada seluruh tubuh.

a. Prinsip-prinsip menggiring bola menurut (dalam Sukatamsi,

1985:159)

1) Bola di dalam penguasaan pemain tidak mudah direbut lawan dan

bola selalu terkontrol.

2) Di depan pemain terdapat daerah kosong artinya bebas dari lawan.


23

3) Bola digiring dengan kaki kanan atau kaki kiri, tiap kaki kanan atau

kiri mendorong bola kedepan, jadi bola didorong bukan ditendang.

Irama sentuhan pada bola tidak mengubah irama langkah kaki.

4) Pada waktu menggiring bola, pandangan tidak selalu pada bola

saja, akan tetapi harus pula mengamati situasi sekitar dan lapangan

atau posisi lawan maupun posisi kawan.

5) Badan agak condong kedepan, gerakan tangan bebas seperti pada

waktu lari biasa.

b. Kegunaan teknik menggiring bola:

1) Untuk melewati lawan.

2) Untuk mencari kesempatan memberikan bola umpan pada teman

dengan cepat.

3) Untuk menahan bola tetap dalam penguasaan, menyelamatkan bola

apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk segera

memberikan operan pada teman

c. Macam – macam cara menggiring bola

1) Menggiring bola dengan kura – kura kaki bagian dalam.

2) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam

menendang bola dengan kura – kura kaki sebelah dalam.

3) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak di ayunkan

seperti teknik menendang bola, akan tetapi tiap langkah secara

teratur menyentuh atau mendorong bola bergulir kedepan dan bola

harus selalu dekat dengan kaki, dengan demikian bola mudah


24

dikuasai dan tidak mudah direbut lawan.

4) Pada saat menggiring bola lutut kedua kaki harus selalu sedikit di

tekuk, pada waktu kaki menyentuh bola, mata melihat pada bola,

selanjutnya melihat situasi di lapangan.

Gambar 2.4: “menggring bola” dengan kaki bagian dalam

Muhajir (1994:32).

d. Menggiring bola dengan punggung kaki ( kura – kura kaki ).

Menurut Muhajir (1994:31). Menggring bola dengan kura – kura

kaki dilakukan apabila pemain bergerak kedepan, cara melakukannya:

1) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola ditarik kebawah pada

pergelangan kakinya.

2) Usahakan agar bola tetap dekat dengan kaki dan disentuh dengan

punggung kaki.
25

Gambar 2.5: “menggiring bola” dengan punggung kaki

Muhajir (1994:31).

e. Menggiring bola dengan kaki bagian luar.

Cara melakukannya sebagai berikut. Posisi kaki yang digunakan

untuk menggiring bola sesuai dengan kaki pada waktu menendang

bola dengan kaki bagian luar. Kaki diputar kedalam pada pergelangan

kakinya, kearah kaki tumpu. Bola disentuh pada titik pusatnya dengan

kura-kura kaki bagian luar.

Teknik menggiring bola dengan kaki bagian luar ini digunakan

oleh pemain apabila bergerak maju atau apabila lintasannya

melengkung, hal ini akan menyebabkan pemain bergerak cepat.


26

Gambar 2.6: “menggiring bola” dengan kaki bagian luar

Muhajir (1994 : 32).

B. Kajian Penelitian Terdahulu

1. Khusairi, Hubungan Antara Kecepatan Lari 50 Meter Dengan Keterampilan

Menggiring Bola Dalam Permainan Sepak Bola Siswa Kelas VIII SMP Negeri

1 Burneh Bangkalan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada hubungan

antara kecepatan lari 50 meter dengan keterampilan menggiring bola dalam

permainan sepak bola.

2. Sumadi, Hubungan Antara Kecepatan Lari 50 Meter, Kelincahan Dengan

Prestasi Menggiring Bola Dalam Permainan Sepak Bola Kelas IX SMP

Angkasa Lanud Iswahjudi Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan Tahun

Pelajaran 2007-2008. Hasil Penelitiannya menunjukkan bahwa ada hubungan

antara kecepatan lari 50 meter, kelincahan dengan prestasi menggiring bola

dalam permainan sepak bola.


27

C). Kerangaka Konseptual

Hubungan Suatu hubungan kausal yang mana dalam kamus besar

bahasa Indonesia adalah hubungan sebab akibat dalam arti

diatas hubungan timbal balik anatra variabel terikat.

Lari 100 meter Pengertian Lari 100 meter

Macam-Macam Lari 100 meter

Hakekat Lari 100 M Kekuatan

Reaksi

Kecepatan

Kelentukan

Sepak Bola Sejarah Sepak Bola

Teknik Bermain Bola

 Teknik dasar menendang bola

 Teknik dasar menerima bola

 Teknik menyundul bola

 Teknik dasar melempar bola

 Teknik dasar menggiring bola

Macam-macam Menggiring Bola

Hakikat Menggiring Bola


28

D. HIPOTESIS

Hipotesis suatu dugaan yang mungkin benar dan juga salah, karena

menurut Suharsimi Arikunto (1998:62). Hipotesis adalah suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui

masalah yang terkumpul. Guna melihat hubungan yang saling mengikat antara

lari 100 meter dengan keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak

bola maka ditemukan hipotesis sebagai berikut : “Kecepatan lari 100 meter

mempunyai korelasi yang berarti dengan keterampilan menggiring bola dalam

permainan sepak bola”.

Anda mungkin juga menyukai