Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPUTUSASAAN

1. Masalah Utama :
Ketidakberdayaan
2. Proses Terjadinya Masalah
a. Definisi
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang
melihatketerbatasan atau tidak ada alternatif atau pilhan pribadi yang
tersedia dan tidak dapatmemobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA,
2011)
Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa
bahwakehidupannya terlalu berat untuk dijalani ( dengan kata lain mustahil
). Seseorangyang tidak memiliki harapan tidak melihat adanya kemungkinan
untuk memperbaikikehidupannya dan tidak menemukan solusi untuk
permasalahannya, dan ia percaya bahwa baik dirinya atau siapapun tidak
akan bisa membantunya
Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan
,keraguan .duka cita , apati , kesedihan , depresi , dan bunuh diri. (Cotton
dan Range,2009)
Keputusasaan merupakan status emosional yang berkepanjangan dan
bersifat subyektif yang muncul saat individu tidak melihat adanya alternatif
lain atau pilihan pribadi untuk mengatasi masalah yang muncul atau untuk
mencapai apa yang diinginkan serta tidak dapat mengerahkan energinya
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
b. Etiologi
Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu :
1) Faktor kehilangan
2) Kegagalan yang terus menerus
3) Faktor Lingkungan
4) Orang terdekat (keluarga)
5) Status kesehatan (penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
6) Adanya tekanan hidup
7) Kurangnya iman

c. Tanda dan gejala


Adapun tanda dan gejala menurut, Keliat (2005) adalah:
1) Ungkapan klien tentang situasi kehidupan tanpa harapan dan terasa
hampa (“saya tidak dapat melakukan”)
2) Sering mengeluh dan Nampak murung
3) Nampak kurang bicara atau tidak mau berbicara sama sekali
4) Menunjukkan kesedihan, afek datar atau tumpul
5) Menarik diri dari lingkungan
6) Kontak mata kurang
7) Mengangkat bahu tanda masa bodoh
8) Nampak selalu murung atau blue mood
9) Menunjukkan gejala fisik kecemasan (takikardia, takipneu)
10) Menurun atau tidak adanya selera makan
11) Peningkatan waktu tidur
12) Penurunan keterlibatan dalam perawatan
13) Bersikap pasif dalam menerima perawatan
14) Penurunan keterlibatan atau perhatian pada orang lain yang bermakna
Sedangkan menurut Keliat (2006), adalah :
a) Mayor ( harus ada)
Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang
mendalam, berlebihan, dan berkepanjangan dalam merespon situasi
yang dirasakan sebagai halyang mustahil isyarat verbal tentang
kesedihan
1) Fisiologis
a) Respon terhadap stimulus lambat
b) Tidak ada alergi
c) Tidur bertambah
2) Emosional
a) Individu yang putus asa sering kali kesulitan
menggungkapkan perasaannya tapi dapat merasakan
b) Tidak mampu memperoleh nasib yang baik,
keberuntungan, dan pertolongan Tuhan
c) Tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
d) Hampa dan letih
e) Perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa, tidak
berdaya, dan tidak mampu
3) Individu memperlihatkan :
a) Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan
b) Penurunan afek
c) Kurangnya ambisi, inisiatif, serta minat
d) Ketidakmampuan mencapai sesuatu
e) Hubungan interpersonal yang terganggu
f) Proses pikir lambat
g) Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan
kehidupannya sendiri
4) Kognitif
a) Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan
kemampuan membuat keputusan
b) Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang
bukan masalah yang sedang dihadapi saat ini
c) Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
d) Kaku (memikirkan semuanya atau tidak sama sekali)
e) Tidak mempunyai kemampuan berharap
f) Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan
tujuan yang ditetapkan
g) Tidak dapat membuat perencanaan , mengatur serta
membuat peraturan
h) Tidak dapat mengenali sumber harapan
i) Adanya pikiran untuk bunuh diri

b) Minor (mungkin ada)


1) Fisiologis
a) Anoreksia
b) BB menurun
2) Emosional
a) Individu merasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang
lain
b) Merasa berada diujung tanduk
c) Tegang
d) Muak (merasa ia tidak bisa melakukan sesuatu)
e) Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia
jalani
f) rapuh
3) individu memperlihatkan
a) kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari
pembicara
b) penurunan motivasi
c) keluh kesah
d) kemunduran
e) sikap pasrah
f) depresi
4) kognitif
penurunan kemampuan untuk menyatukan informasi yang
diterima :
a) Hilangnya persepsi waktu tentang masa lalu, masa sekarang,
masa yang akan datang
b) Binggung
c) Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
d) Distorsi proses pikir dan asosiasi
e) Penilaian ynag tidak logis

d. Akibat keputusasaan
Akibat yang dapat ditimbulkan dari terjadinya keputusasaan, yaitu :
1) Stress
2) Depresi
3) Galau
4) Sakit
5) Pola hidup yang tidak teratur
6) Letih, lesu, lemah ; disebabkan karena faktor psikis
7) Hilang kesempatan yang ada, karena ketika kesempatan itu datang ia
sibuk dengan rasa putus asa yang ada
8) Trauma ; tidak lagi memiliki keberanian dan kemampuan untuk
melakukan hal yang sama karena takut akan mengalami rasa putus asa
untuk yang kedua kalinya
9) Gila ; akibat jangka panjang yang umumnya terjadi pada sebagian
orang
10) Sakit ; diawali dengan makan yang tidak teratur, tidur terlalu larut,
beban pikiran yang berlebihan
11) Kematian ; beberapa mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri dan
tidak hanya karena sakit yang berkepanjangan namun juga karena
faktor psikis yang berlebihan

e. Pohon masalah
Ketidakberdayaan

Keputusasaan

Harga diri rendah

f. Penatalaksanaan
1) Psikofarmaka
Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan
keputusasaan
2) Psikoterapi
adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah
diberikan terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana
kemampuan menilai realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri
sudah baik. Psikoterapi ini bermacam-macam bentuknya antara lain
psikoterapi suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan,
semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa dan
semangat juangnya
3) Terapi Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali
beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri,
mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain sehingga tidak
menjadi beban keluarga. Penderita selama menjalani terapi psikososial
ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat psikofarmaka
4) Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita gangguan
jiwa.Dari penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen
agama berhubungandengan manfaatnya di bidang klinik. Terapi
keagamaan ini berupa kegiatan ritual keagamaan seperti sembayang,
berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan, ceramah keagamaan,
kajian kitab suci
5) Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan
kembali ke keluarga dan masyarakat.Program ini biasanya dilakukan
di lembaga (institusi) rehabilitasi misalnya di suatu rumah sakit jiwa.
Dalam program rehabilitasi dilakukan berbagai kegiatan antara lain;
terapi kelompok, menjalankan ibadah keagamaan bersama, kegiatan
kesenian, terapi fisik berupa olah raga, keterampilan, berbagai macam
kursus, bercocok tanam, rekreasi, dsbnya. Pada umumnya program
rehabilitasi ini berlangsung antara 3-6 bulan. Secara berkala dilakukan
evaluasi paling sedikit dua kali yaitu evaluasi sebelum penderita
mengikuti program rehabilitasi dan evaluasi pada saat si penderita
akan dikembalikan ke keluarga dan ke masyarakat
A. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian keperawatan
a) Identitas klien
Identitas klien meliputi : nama, umur, agama, jenis kelamin,
pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No
register, dan dignosa medis
b) Keluhan utama
Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi hati klien
: apa yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui
perilaku.
Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar
mengetahui apa yang mereka pikir dan rasakan adalah :
1) Persepsi yang adekuat tentang rasa keputusasaan
2) Dukungan yang adekuat ketika putus asa terhadap suatu masalah
3) Perilaku koping yang adekuat selama proses
c) Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon keputusasaan
adalah:
1) Faktor Genetik : Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam
keluarga yang mempunyai riwayat depresi akan sulit
mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi suatu
permasalahan
2) Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola
hidup yang teratur, cenderung mempunyai kemampuan mengatasi
stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang
mengalami gangguan fisik
3) Kesehatan Mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa
terutama yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan
perasaan tidak berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan
yang suram, biasanya sangat peka dalam menghadapi situasi
masalah dan mengalami keputusasaan
4) Struktur Kepribadian
5) Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri akan
menyebabkan rasa percaya diri yang rendah yang tidak objektif
terhadap stress yang dihadapi.
d) Faktor presipitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan
keputusasaan adalah:
1) Faktor kehilangan
2) Kegagalan yang terus menerus
3) Faktor Lingkungan
4) Orang terdekat ( keluarga )
5) Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam
jiwa)
6) Adanya tekanan hidup
7) Kurangnya iman
e) Respon Emosional
1) Mayor (harus ada) :
a) individu yang putus asa sering sekali kesulitan
mengungkapkan perasaannya tapi dapat merasakan
b) tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan
pertolongan tuhan
c) tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
d) hampa dan letih
e) perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
f) tidakberdaya,tidak mampu dan terperangkap.
2) Minor (mungkin ada)
a) Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
b) Merasa berada diujung tanduk
c) Tegang
d) Muak ( merasa ia tidak bisa)
e) Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia
jalani
f) Rapuh
f) Respon Kognitif
1) Mayor ( harus ada)
a) Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan
kemampuan membuat keputusan
b) Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang
bukan masalah yang dihadapi saat ini
c) Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
d) Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
e) Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
f) Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan
yang ditetapkan
g) Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat
keputusan
h) Tidak dapat mengenali sumber harapan
i) Adanya pikiran untuk membunuh diri.
2) Minor (mungkin ada)
a) Penurunan kemampuan untuk menyatukan informasi yang
diterima
b) Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang ,
masa datang
c) Bingung
d) Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
e) Distorsi proses pikir dan asosiasi
f) Penilaian yang tidak logis
2. Diagnosa Keperawatan
a. Insomnia berhubungan dengan depresi
b. Ketidak berdayaan Berhubungan dengan interaksi interpersonal yang
tidak memuaskanhal 365)
c. Defisit perawatan diri : Makan berhubungan dengan kelemahan
d. (hal.260)
e. keputusasaanberhubungan dengan riwayat di abaikan ( hal 124)

3. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan
No Diagnosa prioritas
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Insomnia berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Peningkatan tidur (hal 348)
depresi (hal 225) selama 5 x 6 jam di harapkan tidur normal 1. tentukan pola
dengan indikator : 1 ( sangat terganggu ), tidur/aktivitas klien
2 ( banyak tereganggu ), 3 ( cukup 2. perkirakan tidur/siklus
terganggu ), 4 (sedikit terganggu), 5 ( bangun pasien didalam
tidak terganggu ) dengan kriteria hasil: perawatan perencanaan
1. jam tidur normal dari indikator 2 3. jelaskan pentingnya tidur
ditingkatkan menjadi 4 yang cukup
2. pola tidur normal radi indikator 2 4. monitor pola tidur pasien
ditingkatkan menjadi 4 dan jumlah jam tidur, dan
1 3. perasaan segar setelah bangun catat kondisi
dari indikator 2 ditingkatkan fisik/psikologis yang
menjadi 4 menganggu tidur
Terapi Relaksasi (hal 446)
1. Gambarkan rasionalisasi
dan manfaat relaksasi
serta jenis relaksasi yang
tersedia
2. Ciptakan lingkungan yang
tenang
3. Dorong klien untuk
mengambil posisi yang
nyaman
4. Minta klien untuk rileks
dan merasakan sensasi
yang terjadi
5. Tunjukan dan praktekan
tehnik relaksasi pada klien
6. Dorong klien untuk
mengulang praktik tehnik
relaksasi
7. Evaluasi dan
dokumentasikan respon
terhadap terapi relaksasi
Pemijatan 267
1. Kaji adanya kontraindikasi
seperti bengkak dan
hipersensitivitas terhadap
sentuhan
2. Kaji keinginan pasien
untuk dilakukan pemijatan
3. Tetapkan lama waktu
pemijatan untuk respon
yang diinginkan
4. Pilih lokasi tubuh yang
akan dipijat
5. Gunakan lotion, minyak
atau bedak kering untuk
mengurangi gesekan
6. Pijat secara terus menerus,
halus, usapan yang
panjang, meremas atau
getaran dengan telapak
tangan, jari-jari dan
jempol
7. Evaluasi dan dokumentasi
respon terjadap pemijatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 5


x 6 jam diharapkan penerimaan status
Ketidak berdayaan Restrukturisasi kognitif
kesehatan dengan indikator 1(tidak pernah
Berhubungan dengan interaksi (hal.414)
dilakukan) 2 (dilarang
interpersonal yang tidak 1. Bantu klien untuk
melakukan),3(kadang kadang dilakukan)
memuaskanhal 365) menerima kenyataan
4(sering dilakukan),5(dilakukan secara
bahwa pernyataan diri
konsisten), dengan kriteria hasil:
memicu munculnya emosi
1. Mengenali realitas situasi
2. Bantu pasien memahami
kesehatan dari indikator 2 ke 4
bahwa seringnya
2. Melaporkan harga diri yang
ketidakmampuan untuk
positif dari 3 ke 4
mencapai tingkah laku
3. Melaporlkan perasaan berharga
yang diinginkan
dalam hidup dari 2 ke 4
merupakan hasil dari
pernyataan diri yang tidak
rasional
2
3. bantu pasien untuk
merubah pernyataan diri
yang tidak rasional
menjadi pernyataan diri
yang rasional
4. bantu pasien untuk
mengenal kepercayaan
tertentu yang tidak
rasional dibandingkan
dengan realitas nyata
5. buat pernyataan yang
menggambarkan alternatif
cara melihat situasi
3 Defisit perawatan diri : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 5 Bantuan Perawatan Diri :
Makanberhubungan dengan x 6 jam diharapkan penerimaan status Makan (hal.82)
kelemahan kesehatan dengan indikator 1(sangat 1. Berikan pengalas makanan
(hal.260) terganggu) 2 (banyak terganggu),3(cukup 2. Gunakan alat makan dan
terganggu) 4(sedikit terganggu),5(tidak gelas yang tidak mudah
terganggu), dengan kriteria hasil pecah dan tidak berat
1. menyiapkan makanan yang akan sesuai kebutuhan
disantap dari indikator 2 ke 4 3. pastikan posisi pasien
2. mengambil cangkir atau gelas yang tepat untuk
dari 3 ke 4 memfasilitasi menguyah
3. meghabiskan makanan 2 ke 4 dan menelan
4. berikan sedotan minuman,
sesuai kebutuhan atau
sesuai keinginan
5. makanan disajikan dengan
tepat dalam nampan,
sesuai kebutuhan,
misalnya daging yang
sudah dipotong atau telur
yang telah dikupass

4 keputusasaanberhubungan Setelah dialakukan tindakan keperawatan Konseling


dengan riwayat di abaikan ( hal selama 5 x 6 jam klien dapat menunjukkan 1. Bangun hubungan
124) harapan dengan indicator 1 (tidak pernah terapeutik yang didasarkan
menunjukkan) 2 (jarang menunjukkan) 3 pada rasa saling percaya
(kadang-kadang) 4 (sering menunjukkan) 5 dan saling menghormati
(secara konsisten menunjukkan) dengan 2. Tunjukan empati,
kriteria hasil : kehangatan dan ketulusan
1. Dapat menunjukkan harapan masa 3. Tetapkan tujuan-tujuan
depan yang positif dari indicator 4 4. Sediakan privasi dan
ditingkatkan menjadi 1 berikan jaminan
2. Mengungkapkan keinginan untuk kerahasiaan
hidup dari indicator dari indicator 4 5. Sediaka informasi factual
ditingkatkan menjadi 1 yang tepat dan sesuai
3. Mengungkapkan makna hidup dari kebutuhan
indicator 4 ditingkatkan menjadi 1 6. Dukung ekspresi perasaan
4. Mengungkapkan alas an-alasn untuk 7. Bantu pasien untuk
hidup dari indicator 4 ditingkatkan mengidentifikasi masalah
menjadi 1 atau situasi yang
menyebabkan distress
8. Tentukan bagaimana
perilaku keluarga
mempengaruhi pasien
9. Sampaikan secara verbal
perbedaan antara perasaan
pasien dan perilakunya
10. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi kekuatan
dan menguatkan hal
tersebut

Peningkatan koping (337)


1. dukung hubungan pasien
dengan orang lain yang
memilki ketertarikan dan
tujuan yang sama
2. evaluasi kemampuan
pasien dalam membuat
keputusan
3. dukung kemampuan
mengatasi situasi secara
berangsur-angsur
4. dukung kesabaran dalam
mengembangkan suatu
hubungan
5. instruksikan pasien untuk
menggunakan teknik
relaksasi sesuai dengan
kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA

1. Elsevier. (2013). Nursing Outcomes classification (NOC) edisi kelima. Jakarta


: EGC
2. Elsevier. (2013). Nursing interventions classification (NOC) edisi kelima.
Jakarta : EGC
3. Wilkson, Judith M. (2016). Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC
4. Herdman, Hater dan Kamitsuru,Shigemis. 2015. Diagnosis keperawatan
defenisi dan Klasifikasi 2015-2017 edisi 10. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai