Suci Lestari 17340178
Suci Lestari 17340178
Disusun Oleh :
Suci Lestari
17340178
Puji syukur bagi bagi Allah Yang Maha Esa dan mahakaya yang tak
pernah henti-hentinya memberikan nikmat pengetahuan kepada hamba-hambanya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Shalawat dan salam tak lupa pula hanturkan kepada nabi junjungan kita Nabi
Muhammad S.A.W, keluarga, para sahabat, serta pengikutnya hingga akhir
zaman.
Makalah dengan judul “Komunikasi Antar Petugas ” ini disusun sebagai
salah satu tugas dalam mata kuliah Komunikasi, Informasi, dan Konseling.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini, kami telah
melibatkan berbagai pihak yang memberi bantuan, baik secara langsung maupun
tidak langsung, berupa materi pikiran, motivasi, serta petunjuk-petunjuk sehingga
dapat diselesaikan dengan baik sebagaimana mestinya.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir dalam
makalah ini, kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi kami yakin makalah
ini masih banyak kekurangan jauh dari kata sempurna. Oleh karna itu, kami
mengharapkan saran dan juga kritik membangun, agar lebih maju untuk masa
yang akan datang.
Harapan kami makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi
referensi bagi kami dalam mengarungi masa depan, kami juga berharap makalah
ini dapat berguna bagi orang lain yang membacanya.
PENYUSUN
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis komunikasi antar petugas kesehatan?
2. Bagaimana komunikasi yang efektif antar petugas kesehatan?
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis komunikasi antar petugas kesehatan.
2. Untuk mengetahui bentuk komunikasi yang efektif antar petugas
kesehatan.
1.4 Manfaat
Penulis makalah ini dapat memberikan baik kepada Mahasiswa/i, Dosen dan
Penulis itu sendiri :
1. Bagi Mahasiswa/i, sebagai bahan bacaan yang dapat memperluas
wawasan pengetahuan.
2. Bagi Dosen, sebagai bahan masukkan terhadap materi terkait yang akan
diajarkan didepan kelas.
3. Bagi Penulis, mendapatkan pengetahuan tentang materi
“KOMUNIKASI ANTAR PETUGAS “.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4. Komunikasi antara dokter/bidan/ perawat dengan petugas apotik.
5. Komunikasi antara perawat dan ahli farmasi.
6. Komunikasi antara dokter/bidan/perawat dengan petugas
administrasi/keuangan.
7. Komunikasi antara dokter/bidan/perawat dengan petugas pemeriksaan
penunjang (radiology, laboratorium, dsbnya).
4
teori komunikasi dalam penelitian dan praktik kesehatan, serta
penggunaan teknik dan teknologi komunikasi dalam dunia kesehatan.
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
aktif berkolaborasi dan berkomunikasi untuk memastikan pertukaran informasi
yang tepat dan koordinasi perawatan (IOM, 2001).
Meningkatkan pengetahuan perawat dan dokter tentang pendekatan yang
berbeda dan persepsi tentang komunikasi perawat-dokter dan kolaborasi dapat
menyebabkan saling pengertian yang lebih baik dan hubungan yang lebih efektif
kolaboratif. Perawat juga harus mampu membangun keterampilan komunikasi dan
keterampilan dalam prakteknya sehingga dapat berfungsi secara efektif dalam
melakukan keperawatan dengan tim interprofessional lainnya, mendorong
komunikasi terbuka, serta menunjukkan rasa saling menghormati serta dapat
dilibatkan dalam pengambilan keputusan bersama untuk mencapai perawatan
yang berkualitas (American Association of Colleges of Nursing (AACN), 2008;
Cronenwett, et al., 2007; Cronenwett, et al., 2009). Salah satu kompetensi inti
dalam melakukan praktek kolaborasi interprofesional adalah dengan melakukan
komunikasi interprofesional dimana untuk melakukan kolaborasi dan kerja tim
perawat harus mampu berkomunikasi secara efektif dengan tim kesehatan lainnya
sehingga ddapat mengintegrasikan perawatan yang aman dan efektif bagi pasien
dan tenaga kesehatan lainnya (ANA, 2010).
Kualitas pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit cenderung
dilihat atau dinilai oleh pasien atau masyarakat pengguna fasilitas kesehatan
tersebut dari bentuk pelayanan yang diberikan oleh perawat dan dokter terutama
di ruang rawat inap. Hal ini karena mereka lama berhubungan dengan rumah sakit
dimulai berinteraksi pertama ke bagian poli atau UGD yang kemudian dilanjutkan
di ruang perawatan untuk beberapa hari. Pasien merasa puas bila perawat dan
dokter melakukan hubungan atau kerjasama yang baik atau berkualitas karena
semakin berkualitas jasa yang diberikan maka kepuasan yang dirasakan oleh
pasien semakin tinggi.
Komunikasi yang efektif, bertanggungjawab dan saling menghargai
perawat-dokter mampu memberikan kontribusi yang terbaik dalam hubungan
kerjasama. Komunikasi yang efektif antara perawat-dokter mampu menumbuhkan
kepercayaan antara profesi tersebut (Anggarawati, 2016) . Untuk itu, perlu adanya
komunikasi yang efektif dalam paktik kolaborasi interprofesi guna meningkatkan
kualitas pelayan dan keselamatan pasien.
7
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Komunikasi efektif dalam Interprofesi Collaboration Practice
sebagai upaya meningkatkan kualitas pelayan. Oleh karena itu, komunikasi
yang efektif dan kolaborasi perlu diberi penekanan yang kuat di semua
program perawatan kesehatan profesional untuk menjamin kepuasan dan
keamanan pasien.
IV.2 Saran
Komunikasi yang efektif dan kolaborasi perlu diberi penekanan
yang kuat di semua program perawatan kesehatan profesional untuk
menjamin kepuasan dan keamanan pasien.
8
DAFTAR PUSTAKA