Anda di halaman 1dari 12

KOMUNIKASI ANTAR PETUGAS

Makalah ini diajukan untuk memenuhi matakuliah Komunikasi, Informasi dan


Konseling yang dibina oleh Dr. Refdanita, M.Si., Apt

Disusun Oleh :

Suci Lestari
17340178

PROGRAM STUDI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA SELATAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi bagi Allah Yang Maha Esa dan mahakaya yang tak
pernah henti-hentinya memberikan nikmat pengetahuan kepada hamba-hambanya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Shalawat dan salam tak lupa pula hanturkan kepada nabi junjungan kita Nabi
Muhammad S.A.W, keluarga, para sahabat, serta pengikutnya hingga akhir
zaman.
Makalah dengan judul “Komunikasi Antar Petugas ” ini disusun sebagai
salah satu tugas dalam mata kuliah Komunikasi, Informasi, dan Konseling.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini, kami telah
melibatkan berbagai pihak yang memberi bantuan, baik secara langsung maupun
tidak langsung, berupa materi pikiran, motivasi, serta petunjuk-petunjuk sehingga
dapat diselesaikan dengan baik sebagaimana mestinya.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir dalam
makalah ini, kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi kami yakin makalah
ini masih banyak kekurangan jauh dari kata sempurna. Oleh karna itu, kami
mengharapkan saran dan juga kritik membangun, agar lebih maju untuk masa
yang akan datang.
Harapan kami makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi
referensi bagi kami dalam mengarungi masa depan, kami juga berharap makalah
ini dapat berguna bagi orang lain yang membacanya.

Jakarta, April 2018

PENYUSUN

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
I.I Latar Belakang ......................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah ................................................................... 2
I.3 Tujuan ...................................................................................... 2
I.4 Manfaat .................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 3
II.1 Pengertian Komunikasi ........................................................... 3
II.2 Jenis-Jenis Komunikasi .......................................................... 3
II.3 Komunikasi Efektif ................................................................ 4
II.4 Komunikasi Kesehatan .......................................................... 4
II.5 Komunikasi Efektif Antara Petugas Kesehatan ..................... 5
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................... 6
BAB IV PENUTUP ............................................................................... 8
IV.1 Kesimpulan ........................................................................... 8
IV.2 Saran ..................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 9

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Rumah sakit adalah organisasi dalam bidang jasa pelayanan
kesehatan. Dalam penyelenggaraan upaya pelayanan pada pasien rumah
sakit didukung oleh banyak jenis keterampilan sumber daya manusia baik
yang berbentuk profesi maupun non profesi. Rumah Sakit yang bermutu
adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan melalui penyelenggaraan
pelayanan secara paripurna pada unit-unit gawat darurat, rawat jalan, rawat
inap, ruang tindakan dan ruang perawatan khusus.
Kolaborasi interprofesional merupakan merupakan strategi untuk
mencapai kualitas hasil yang dinginkan secara efektif dan efisien dalam
pelayanan kesehatan. Komunikasi dalam kolaborasi merupakan unsur
penting untuk meningkatkan kualitas perawatan dan keselamatan pasien
(Reni,A al,2010). Kemampuan untuk bekerja dengan profesional dari
disiplin lain untuk memberikan kolaboratif, patient centred care dianggap
sebagai elemen penting dari praktek profesional yang membutuhkan
spesifik perangkat kompetensi.
Mutu pelayanan adalah suatu pelayanan yang diberikan kepada
pasien oleh tenaga kesehatan secara profesional dengan empati, perhatian
serta tanggap akan kebutuhan pasien untuk meningkatkan derajat kesehatan
pasien sesuai dengan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan standar yang
berlaku.
Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan dari
seseorang yang dibagi kepada oranglain. Berkomunikasi berarti membantu
menyampaikan pesan untuk kemudian diketahui dan pahami bersama.
Tujuan komunikasi membangun hubungan interpersonal yang baik
antara dokter dan pasien dapat dilihat sebagai tujuan penting komunikasi.
Rooter dan Hall menyatakan bahwa komunikasi adalah bahan dasar utama
dalam pelayanan kesehatan, komunikasi adalah instrumen dasar dimana
hubungan dokter dan pasien dibuat dan dimana tujuan terapi tercapai.

1
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis komunikasi antar petugas kesehatan?
2. Bagaimana komunikasi yang efektif antar petugas kesehatan?

I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis komunikasi antar petugas kesehatan.
2. Untuk mengetahui bentuk komunikasi yang efektif antar petugas
kesehatan.

1.4 Manfaat
Penulis makalah ini dapat memberikan baik kepada Mahasiswa/i, Dosen dan
Penulis itu sendiri :
1. Bagi Mahasiswa/i, sebagai bahan bacaan yang dapat memperluas
wawasan pengetahuan.
2. Bagi Dosen, sebagai bahan masukkan terhadap materi terkait yang akan
diajarkan didepan kelas.
3. Bagi Penulis, mendapatkan pengetahuan tentang materi
“KOMUNIKASI ANTAR PETUGAS “.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Komunikasi


Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan dari
seseorang yang dibagi kepada oranglain. Berkomunikasi berarti membantu
menyampaikan pesan untuk kemudian diketahui dan pahami bersama.
Komunikasi bersifat fundamental dalam kehidupan sehari-hari
karena kita tidak dapat hidup tanpa berkomunikasi. Berkomunikasi berarti
menyampaikan suatu pesan dari sumber pesan (komunikator) kepada satu
atau lebih penerima pesan (khalayak) dengan menggunakan seperangkat
aturan atau cara tertentu. Pada tingkat yag paling sederhana, komunikasi
memerlukan unsur pengirim pesan, pesan, penerima, dan media komunikasi.
Namun, setiap peristiwa komunikasi yang kompleks, pengirim pesan juga
berfungsi sebagai penerima pesan, dan pesan lain yang berbeda dikirim
melalui media yang berbeda (Ginanjar, 2009: v-4).

II.2 Jenis-Jenis Komunikasi


Berbagai jenis komunikasi antar petugas dapat terjadi di fasilitas
kesehatan, bergantung pada besar dan struktur organisasi fasilitas tersebut.
Komunikasi dalam satu puskesmas kelurahan akan sangat berbeda dengan
komunikasi dalam puskesmas kecamatan. Komunikasi dalam klinik 24
jam akan sangat berbeda dengan rumah sakit daerah tingkat II, lebih-lebih
bila di bandingkan dengan rumah sakit rujukan. Secara umum, jenis
komunikasi antar petugas yang dapat terjadi di suatu organisasi layanan
kedokteran yang besar antara lain:
1. Komunikasi antara manajer fasilitas. Kesehatan dengan petugas
kesehatan.
2. Komunikasi antara dokter dengan perawat/bidan.
3. Komunikasi antara dokter dengan dokter, misalnya komunikasi antara
dokter spesialis dengan dokter ruangan atau antar dokter spesialis yang
merawat pasien.

3
4. Komunikasi antara dokter/bidan/ perawat dengan petugas apotik.
5. Komunikasi antara perawat dan ahli farmasi.
6. Komunikasi antara dokter/bidan/perawat dengan petugas
administrasi/keuangan.
7. Komunikasi antara dokter/bidan/perawat dengan petugas pemeriksaan
penunjang (radiology, laboratorium, dsbnya).

Jenis-jenis komunikasi tersebut tentunya bisa lebih banyak lagi


bergantung kepada besarnya organisasi dan banyaknya jenis pelayanan
yang diberikan. Semakin banyak jenis komunikasi yang ada pada suatu
organisasi tersebut, kemungkinan terjadinya gangguan komunikasi juga
lebih besar.

II.3 Komunikasi Efektif


Komunikasi dengan orang lain kadang sukses atau efektif
mencapai maksud yang dituju, namun terkadang juga gagal. Adapun
makna komunikasi yang efektif menurut Effendy (2005) adalah
komunikasi yang berhasil menyampaikan pikiran dengan menggunakan
perasaan yang disadari. Sedangkan menurut Walter Lippman bahwa
komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berusaha memilih cara
yang tepat agar gambaran dalam benak dan isi kesadaran dari komunikator
dapat dimengerti, diterima bahkan dilakukan oleh komunikan.

III.5 Komunikasi Kesehatan


Komunikasi kesehatan didefinisikan (Ratzan, S.C. Liliweri, 2013)
sebagai proses kemitraan antara individu yang terlibat di dalamnya,
berdasar pada dialog dua arah yang interaktif—ada pertukaran
kesepakatan dan gagasan—dan didapatkan informasi seimbang tentang
kesehatan. Sementara Liliweri (2013) mendefinisikan komunikasi
kesehatan sebagai sebuah studi yang menggunakan segala aspek
komunikasi dalam dunia kesehatan, seperti misalnya penggunaan strategi
komunikasi untuk menyebarluaskan informasi kesehatan, peranan teori-

4
teori komunikasi dalam penelitian dan praktik kesehatan, serta
penggunaan teknik dan teknologi komunikasi dalam dunia kesehatan.

III.7 Komunikasi Efektif Antar Petugas Kesehatan


Hubungan kolaborasi interprofesional merupakan merupakan
strategi untuk mencapai kualitas hasil yang dinginkan secara efektif dan
efisien dalam pelayanan kesehatan. Komunikasi dalam kolaborasi
merupakan unsur penting untuk meningkatkan kualitas perawatan dan
keselamatan pasien (Reni,A al,2010).
Kemampuan untuk bekerja dengan profesional dari disiplin lain
untuk memberikan kolaboratif, patient centred care dianggap sebagai
elemen penting dari praktek profesional yang membutuhkan spesifik
perangkat kompetensi. The American Nurses Association (ANA, 2010)
menggambarkan komunikasi efektif sebagai standar praktik keperawatan
profesional. Kompetensi profesional dalam praktek keperawatan tidak
hanya psikomotor dan keterampilan diagnostik klinis, tetapi juga
kemampuan dalam keterampilan interpersonal dan komunikasi Perawat
terdaftar diharapkan untuk berkomunikasi dalam berbagai format dan di
semua bidang praktek.
Berhasilnya suatu komunikasi adalah apabila kita mengetahui dan
mempelajari unsur-unsur yang terkandung dalam proses komunikasi.
Unsur-unsur itu adalah sumber (resource), pesan (message), saluran
(channel/ media) dan penerima (receiver/audience). Komunikasi dapat
efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh
pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh
penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003).
Komunikasi yang efektif terjadi bila pendengar (penerima berita)
menangkap dan menginterpretasikan ide yang disampaikan dengan tepat
seperti apa yang dimaksud oleh pembicara (pengirim berita).

5
BAB III
PEMBAHASAN

Kolaborasi antara penyedia layanan kesehatan yang diperlukan dalam


pengaturan perawatan kesehatan apapun, karena tidak ada profesi tunggal yang
dapat memenuhi kebutuhan semua pasien. Akibatnya, kualitas layanan yang baik
tergantung pada profesional yang bekerja sama dalam tim interprofessional.
komunikasi yang efektif antara profesional kesehatan juga penting untuk
memberikan pengobatan yang efisien dan pasien-berorientasi komprehensif.
Selain itu, ada semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa komunikasi yang
buruk antara profesional kesehatan merugikan pasien. (Matziou1 at al, 2014).
Kolaborasi Interprofessional di lingkungan kerja profesional telah diakui
oleh keperawatan, kedokteran gigi, kedokteran, dokter, farmasi, dan kesehatan
masyarakat organisasi profesional sebagai komponen penting untuk aman, tinggi,
kualitas, diakses, perawatan pasien berpusat ( interprofessional Pendidikan
Collaborative Panel Ahli, 2011).
Kolaborasi interprofessional bekerja di profesi kesehatan untuk bekerja
sama, berkolaborasi, berkomunikasi, dan mengintegrasikan pelayanan dalam tim
untuk memastikan perawatan yang terus menerus dan dapat diandalkan (IOM,
2003). Menurut Anita D (2014) kerja tim dan kolaborasi mengharuskan perawat
mampu berkomunikasi secara efektif dengan tim kesehatan, pasien, dan perawat
untuk mengintegrasikan perawatan yang aman dan efektif dalam dan di
pengaturan (AACN, 2008; ANA, 2010).
Profesional kesehatan dan sistem perawatan kesehatan juga harus secara
aktif berkolaborasi dan berkomunikasi untuk memastikan pertukaran informasi
yang tepat dan koordinasi perawatan (IOM, 2001). Salah satu kompetensi inti
untuk praktek kolaboratif interprofessional adalah komunikasi interprofessional.
Kerja tim dan kolaborasi mengharuskan perawat mampu berkomunikasi secara
efektif dengan tim kesehatan, pasien, dan perawat untuk mengintegrasikan
perawatan yang aman dan efektif dalam dan di pengaturan (AACN, 2008; ANA,
2010). Profesional kesehatan dan sistem perawatan kesehatan juga harus secara

6
aktif berkolaborasi dan berkomunikasi untuk memastikan pertukaran informasi
yang tepat dan koordinasi perawatan (IOM, 2001).
Meningkatkan pengetahuan perawat dan dokter tentang pendekatan yang
berbeda dan persepsi tentang komunikasi perawat-dokter dan kolaborasi dapat
menyebabkan saling pengertian yang lebih baik dan hubungan yang lebih efektif
kolaboratif. Perawat juga harus mampu membangun keterampilan komunikasi dan
keterampilan dalam prakteknya sehingga dapat berfungsi secara efektif dalam
melakukan keperawatan dengan tim interprofessional lainnya, mendorong
komunikasi terbuka, serta menunjukkan rasa saling menghormati serta dapat
dilibatkan dalam pengambilan keputusan bersama untuk mencapai perawatan
yang berkualitas (American Association of Colleges of Nursing (AACN), 2008;
Cronenwett, et al., 2007; Cronenwett, et al., 2009). Salah satu kompetensi inti
dalam melakukan praktek kolaborasi interprofesional adalah dengan melakukan
komunikasi interprofesional dimana untuk melakukan kolaborasi dan kerja tim
perawat harus mampu berkomunikasi secara efektif dengan tim kesehatan lainnya
sehingga ddapat mengintegrasikan perawatan yang aman dan efektif bagi pasien
dan tenaga kesehatan lainnya (ANA, 2010).
Kualitas pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit cenderung
dilihat atau dinilai oleh pasien atau masyarakat pengguna fasilitas kesehatan
tersebut dari bentuk pelayanan yang diberikan oleh perawat dan dokter terutama
di ruang rawat inap. Hal ini karena mereka lama berhubungan dengan rumah sakit
dimulai berinteraksi pertama ke bagian poli atau UGD yang kemudian dilanjutkan
di ruang perawatan untuk beberapa hari. Pasien merasa puas bila perawat dan
dokter melakukan hubungan atau kerjasama yang baik atau berkualitas karena
semakin berkualitas jasa yang diberikan maka kepuasan yang dirasakan oleh
pasien semakin tinggi.
Komunikasi yang efektif, bertanggungjawab dan saling menghargai
perawat-dokter mampu memberikan kontribusi yang terbaik dalam hubungan
kerjasama. Komunikasi yang efektif antara perawat-dokter mampu menumbuhkan
kepercayaan antara profesi tersebut (Anggarawati, 2016) . Untuk itu, perlu adanya
komunikasi yang efektif dalam paktik kolaborasi interprofesi guna meningkatkan
kualitas pelayan dan keselamatan pasien.

7
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Komunikasi efektif dalam Interprofesi Collaboration Practice
sebagai upaya meningkatkan kualitas pelayan. Oleh karena itu, komunikasi
yang efektif dan kolaborasi perlu diberi penekanan yang kuat di semua
program perawatan kesehatan profesional untuk menjamin kepuasan dan
keamanan pasien.

IV.2 Saran
Komunikasi yang efektif dan kolaborasi perlu diberi penekanan
yang kuat di semua program perawatan kesehatan profesional untuk
menjamin kepuasan dan keamanan pasien.

8
DAFTAR PUSTAKA

Liliweri, A. (2013). Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.
Matziou1, V, Vlahioti, E, Pantelis Perdikaris, Theodora Matziou, Efstathia
Megapanou and Konstantinos Petsios. 2014. Physician and nursing percep-
tions concerning interprofessi-onal Communication and collaboration.
Journal of Inter-professional Care. Vol (no) : 28(6): pp 526–533.
Anita Davis Boykins. 2014. DNSc, FNP-BC, PMHNP BC, Core Communication
Competencies in Patient-Centered Care. The ABNF Journal/Spring.
Anggarawati, Tuti, Wulan Sari, N, 2016. Kepentingan Bersama Perawat - Dokter
dengan Kualitas Pelayanan Ke-perawatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan. Vol. 12, No. 1. Februari 2016

Anda mungkin juga menyukai