Menurut Gruner (1962), peristiwa kegagalan/keruntuhan bendungan yang terjadi selama ini
dikarenakan fraktor2 sbb :
1. Keruntuhan/kerusakan bantuan pondasi 40%
2. Pelimpah kurang/tidak memadai 23%
3. Kualitas konstruksi 12%
4. Amblesan yang tidak merata 10%
5. Tekanan air pori berlebihan 5%
6. Longsoran 2%
7. Kualitas material 2%
8. Kesalahan operasional 2%
9. Perang, gempa bumi, dan faktor lain2 2%
@ Terlihat bahwa keruntuhan bendungan sebagian besar disebabkan oleh faktor geologi
sekitar 59%
Banjir bandang merupakan bencana alam banjir yang terjadi secara cepat dengan
volume air yang besar. Banjir juga mengangkut material halus berupa lanau atau lempung
serta material kasar berupa pasir, kerikil, kerakal, bongkah batu dan batang-batang kayu
pepohonan yang tumbang dan ikut terbawa arus. Material tebing sungai yang longsor dan
jatuh dialur sungai dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan terbentuknya bendungan
alam.
Besarnya debit dan waktu tercapainya puncak debit unit hidrograf digunakan metode
Hidrograf Satuan Sintetik SCS (Soil Conservation Service) dengan debit 2 Januari 2013
sebesar 335,73 m3/dt. Analisis hidraulika dilakukan terhadap geometrik sungai, bendungan
alam dengan pendekatan topografi dan mengestimasi koefisien kekasaran manning.
2. Kesimpulan