Anda di halaman 1dari 30

Kode/ Nama Rumpun Ilmu: 520/Ilmu Bahasa

USULAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENYUSUNAN ANCANGAN POLA PEMBINAAN BAHASA INDONESIA


BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA
PADA SURAT DINAS LEMBAGA PEMERINTAHAN DI KABUPATEN KUNINGAN

TIM PENGUSUL

IFAH HANIFAH, M.Pd. 0430108301

SUN SUNTINI, M.Pd. 0412088302

UNIVERSITAS KUNINGAN

APRIL, 2015
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
RINGKASAN

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian
1.2 Idnetifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan dan Target Luaran Penelitian
1.6 Signifikansi Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Surat Dinas
A. Pengertian Surat Dinas
B. Syrat Surat Dinas yang Baik
2.2 Penggunaan Bahasa dalam Surat Dinas
A. Kaidah Penggunaan Ejaan
B. Kaidah Pemilihan Kata/ Diksi
C. Kaidah Morfologis
D. Kaidah Sintaksis
2.3 Pembinaan Bahasa Indonesia dalam Penulisan Surat Dinas

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Pendekatan, Metode, dan prosedur Penelitian
3.2 Rancangan/ Desain Penelitian
3.3 Subjek Penelitian
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.5 Teknik Pengolahan Data
3.6 Teknik Analisis dan Penafsiran Data
3.7 Teknik Validasi Hasil Penelitian

BAB 4
4.1 Anggaran Biaya
4.2 Jadwal Penelitian

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RINGKASAN

Penelitian ini berjudul “Penyusunan Ancangan Pola Pembinaan Bahasa Indonesia


Berdasarkan Analisis Kesalahan Berbahasa pada Surat Dinas Lembaga Pemerintahan di
Kabupaten Kuningan”. Dalam penelitian ini penulis mengajukan latar belakang tentang
pentingnya penggunaan kaidah kebahasaan dalam penulisan surat dinas. Hal ini didasasarkan
pada landasan yuridis yakni UUD 1945 pasal 36 tentang bahasa Indonesia sebagai bahasa
Negara, dan UU No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu
Kebangsaan pasal 33 (1). Dalam UU ini dinyatakan bahwa bahasa Indonesia wajib
digunakan dalam komunikasi resmi di lingkungan kerja pemerintah dan swasta. Dari dua
sumber tadi dapat disimpulkan bahwa bahasa yang digunakan ketika berkomunikasi di
lingkungan dinas pemerintahan harus merupakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
secara lisan maupun tertulis. Salah satu bentuk komunikasi di lembaga pemerintahan adalah
surat dinas. Artinya, surat dinas di lemabaga pemerintahan harus menggunakan bahasa yang
baik dan benar.
Namun, pada kenyataannya masih banyak surat dinas yang beredar di masyarakat
mengandung kesalahan dalam berbahasa. Salah satu bukti yang penulis tunjukkan adalah
hasil survey mahasiswa Prodi PBSI tentang kesalahan berbahasa dalam beberapa surat dinas
di Kabupaten Kuningan.
Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk menganalisis kesalahan berbahasa pada surat
dinas lembaga pemerintahan di Kabupaten Kuningan untuk kemudian menyusun ancangan
pola pembinaan bahasanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan ancangan
pola pembinaan bahasa Indonesia berdasarkan analisis kesalahan berbahasa pada surat dinas.
Pendekatan dan metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif,
dengan metode deksriptif kualitatif. Adapaun prosedur penelitian yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut. Pertama, penulis akan menganalisis kesalahan berbahasa pada surat
dinas lembaga pemerintahan di Kabupaten Kuningan. Analisis kesalahan dilihat dari segi
kesalahan kaidah penggunaan ejaan, kesalahan kaidah pemilihan kata, kesalahan kaidah
morfologis, dan kesalahan kaidah sintaksis. Setelah dilakukan analisis kesalahan, penulis
akan melakuka analisis kebutuhan tentang pembinaan bahasa dalam penulisan surat dinas
bagi para sekretaris di dinas pemerintahan Kabupaten Kuningan. Berdasarkan hal tersebut
dan kajian teori yang diakukan, maka penulis akan menyusun sebuah ancangan pola
pembinaaanya.
Untuk memvalidasi ancangan pola pembinaan yang dibuat, penulis akan melakukan
justifikasi pakar terhadap tiga orang pakar, yakni Prof. Dedi Heryadi, M.Pd., Prof. Dr. Kosadi
Hidayat, M.Pd., dan Dr. Isah Cahyani, M.Pd.. Setelah itu, penulis akan melakukan revisi
sehingga menghasilkan produk akhir berupa ancangan pola pembinaan bahasa Indonesia
dalam kepenulisan surat dinas. Ancangan tersebut nantinya dapat diajukan untuk program
Pengabdian Masyarakat berupa pembinaan/ penyuluhan bahasa dalam menulis surat dinas
bagi para sekretaris di lembaga pemerintahan, khususnya di Kabupaten Kuningan. Selain itu,
hasil dari penelitian ini nantinya akan dipublikasikan dalam jurnal lokal ber-ISSN dan jurnal
Nasional terakreditasi. Misalnya jurnal FON, yaitu jurnal lokal prodi PBSI UNIKU yang
telah memiliki ISSN.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Peneltian


Dalam UUD 1945 pasal 36 dinyatakan bahwa Bahasa Negara adalah Bahasa
Indonesia. Berdasarkan hal tersebut kemudian dinyatakan bahwa bahasa Indonesia memiliki
kedudukan sebagai bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa
Indonesia memiliki empat fungsi, salah satunya adalah sebagai bahasa resmi dalam
perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan serta pemerintahan. Selain itu, dalam UU No. 24 Tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan, pasal 33 (1) dinyatakan bahwa
bahasa Indonesia wajib digunakan dalam komunikasi resmidi lingkungan kerja pemerintah
dan swasta. Dari dua sumber tadi dapat disimpulkan bahwa bahasa yang di lingkungan
dinas pemerintahan harus menggunakan bahasa Indonesia baik dan benar secara lisan
maupun tertulis.
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai kaidah kebahasaan,
sedangkan bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan konteks
penggunaan bahasa. Konteks yang dimaksud salah satunya adalah situasi komunikasi, yaitu
situasi resmi dan situasi santai. Dalam situasi komunikasi resmi bahasa yang baik digunakan
adalah bahasa yang sesuai dengan standar baku bahasa Indonesia.
Salah satu bentuk komunikasi resmi dalam lembaga pemerintahan adalah surat dinas
yang dikeluarkan oleh lembaga tersebut. Sebagai salah satu bentuk komunikasi resmi, surat
dinas harus menggunakan bahasa resmi, yaitu bahasa baku yang sesuai dengan kaidah tata
bahasa baku bahasa Indonesia. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Soedjito dan
Soelchan (2014: 14) bahwa sebagai surat resmi, surat dinas harus menggunakan ragam
bahasa resmi.
Alasan penggunaan bahasa resmi dalam komunikasi resmi adalah sebagai amanat UU
No. 24 Tahun 2009 pasal 33 (1), seperti telah diungkapkan sebelumnya. Selain itu, aturan
bahasa atau kaidah bahasa yang kemudian disebut dengan bahasa baku merupakan salah satu
alat untuk membentuk kewibawaan atau prestise dalam hal ini kewibawaan bangsa Indonesia
itu sendiri (Alwi dkk., 2010: 15). Dengan adanya aturan atau kaidah dalam berkomunikasi
resmi khususnya penulisan surat, bahasa Indonesia akan menjadi bahasa yang bermartabat
dan prestisius, minimal dalam komunikasi antarpejabat pemerintahan yang berwennag.
Tentu saja hal ini akan menjadi tauladan bagi masyarakat umum dalam hal penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Adapun orang yang berperan dalam pembuatan surat
dinas adalah para sekretaris yang bekerja di lembaga pemerintahan. Salah satu tugas mereka
adalah mengonsep dan menulis surat dinas yang kemudian akan disebarluaskan ke lembaga
lain atau ke masyarakat luas.
Oleh karena itu, para sekretaris dinas yang bekerja di lembaga pemerintahan dapat
dikatakan sebagai orang-orang yang patut menjadi anutan dalam hal berbahasa Indonesia
yang baik dan benar. Hal ini senada dengan pendapat Arifin dan Hadi (2001:9) bahwa salah
satu pihak yang dapat menjadi panutan berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah para
sekretaris dan konseptor pidato. Menurut Arifin dan Hadi (2001:9) peran mereka sangat
besar dalam pembinaan bahasa karena tugas sehari-hari mereka adalah menulis ide dan
gagasan dalam bentuk surat dinas yang dikeluarkan dan digunakan oleh intansi untuk
berkomunikasi secara resmi. Oleh sebab itu, masih menurut Arifin dan Hadi (2001:9) para
sekretaris dinas dan konseptor pidato harus menguasai kaidah bahasa sehingga surat yang
dibuatnya akan terhindar dari kesalahan.
Namun, kenyataannya masih banyak surat dinas yang penulisannya tidak sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar. Salah satunya adalah surat resmi pada lembaga
atau dinas pemerintahan, khususnya di Kabupaten Kuninga, Provinsi Jawa Barat. Jika kita
lihat masih banyak surat yang beredar tidak sesuai dengan kaidah kepenulisan bahasa
Indonesia yang seharusnya. Artinya, ada indikasi pengabaian terhadap aturan berbahasa oleh
para sekretaris yang menulis surat dinas di lembaga pemerintahan Kabupaten Kuningan.
Salah satu bukti kesalahan berbahasa pada surat dinas dapat dilihat dari hasil survey
mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada mata kuliah
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia. Dari hasil survey mahasiswa terhadap
beberapa surat dinas di Kabupaten Kuningan, ternyata banyak terdapat kesalahan berbahasa
di dalmanya. (Handayani, 2015). Hal ini jelas merupakan tindak pengabaian terhadap aturan
atau kaidah tatabahasa dan tindakan pengabaian ini mencerminkan buruknya sikap berbahasa
di masyarakat. Tentu saja, pengabaian akan aturan bahasa ini tidak dapat dibiarkan. Jika
dibiarkan maka tidak menutup kemungkinan sikap masyarakat Indonesia terhadap bahasanya
akan semakin memburuk. Ada kemungkinan bahasa Indonesia akan menjadi bahasa kedua di
negerinya sendiri karena masyarakatnya sudah tidak merasa penting akan hal tersebut.
Mereka akan bersusah payah mempelajari bahasa asing lengkap dengan struktur dan
kaidahnya sementara kaidah bahasa sendiri diabaikan.
Oleh sebab itu, perlu upaya pembinaan bahasa yang diawali dengan penyusunan
ancangan pola pembinaannya, yang nantinya akan diberikan kepada seluruh warga
masyarakat terutama para sekretaris dinas yang ada di lembaga pemerintahan Kabupaten
Kuningan Jawa Barat. . Hal ini senada dengan hasil penelitian sejenis yang menganalisis
kesalahan surat dinas. Adalah Heny Setya Purwandari dkk. yang melakukan penelitian
tentang analisis kesalahan surat dinas di Desa Jladri, Kabupaten Kabumen. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa tingkat kesalahan dalam menulis surat dinas masih tinggi
dan faktor penyebab kesalahan dalam penulisan surat dinas adalah tidak adanya pelatihan
atau pembinaan bahasa tentang surat dinas bagi para sekretaris (Purwandari, dkk., 2014: 488).
Penelitian tentang upaya pembinaan bahasa bagi sekretaris dinas ini dapat dijadikan pedoman
atau acuan dalam melakukan pembinaan bahasa yang dimaksud pada upaya selanjutnya.
Berdasarkan hal tersebut penulis merasa penting untuk meneliti kesalahan surat dinas pada
lembaga pemerintahan di Kabupaten Kuningan dan menyusun ancangan pola pembinaan
bahasanya.
1.2 Identifikasi Masalah
Surat dinas sebagai salah satu produk bahasa yang dihasilkan oleh lembaga
pemerintahan di Kabupaten Kuningan masih banyak mengandung kesalahan berbahasa.
Oleh sebab itu perlu dibuat pola pembinaan bahasa bagi para sekretaris di lembaga
pemerintahan Kabupaten Kuningan.
1.3 Batasan Masalah
Untuk memfokuskan penelitian, penulis menentukan batasan masalah sebagai berikut.
A. Kesalahan berbahasa yang dimaksud adalah kesalahan penggunaan ejaan (tanda baca
dan penulisan huruf), kesalahan pemilihan kata/diksi, kesalahan morfologis dan
kesalahan sintaksis.
B. Lembaga pemerintahan yang dimaksud adalah lembaga pemerintahan di Kabupaten
Kuningan; terdiri dari lembaga pemerintahan desa, lembaga pemerintahan
kecamatan, lembaga dinas (seperti Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan
sebagainya) serta badan-badan resmi (seperti Badan Kepegawaian Daerah, Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan sebagainya)
C. Penyusunan Ancangan Pola Pembinaan yang dimaksud adalah alat untuk mencapai
tujuan pembinaan bahasa berupa silabus, materi/bahan, strategi berupa sistem atau
cara kerja atau langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pembinaan bahasa
terhadap sekretaris dinas pada lembaga pemerintahan di Kabupaten Kuningan serta
bentuk evaluasinya. Ancangan ini selanjutnya dapat dikembangkan dalam program
Pengabdian pada Masyarakat bagi dosen berupa Pelatihan Kepenulisan Surat Dinas.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
A. Bagaimanakah kesalahan ejaan (tanda baca dan penggunaan huruf) pada surat dinas
di lembaga pemerintahan di Kabupaten Kuningan?
B. Bagaimanakah kesalahan pilihan kata/diksi pada surat dinas lembaga pemerintahan
di Kabupaten Kuningan?
C. Bagaimanakah kesalahan morfologis pada surat dinas lembaga pemerintahan di
Kabupaten Kuningan?
D. Bagaimana kesalahan sintaksis pada surat dinas lembaga pemerintahan di
Kabupaten Kuningan?
E. Bagaimanakah penyusunan ancangan pola pembinaan bahasa Indonesia
berdasarkan analisis kesalahan berbahasa pada surat dinas lembaga pemerintahan di
Kabupaten Kuningan?
1.5 Tujuan dan Target Luaran Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan ancangan pola pembinaan bahasa
Indonesia dalam kepenulisan surat dinas berdasarkan analisis kesalahan berbahasa pada
surat dinas lembaga pemerintahan di Kabupaten Kuningan. Ancangan Pola Pembinaan
yang dimaksud terdiri dari silabus, materi pelatihan, strategi/metode pembinaan, serta
evaluasinya. Selanjutnya, hasil penelitian ini dapat diajukan untuk program Pengabdian
Masyarakat berupa pelatihan kepernulisan surat dinas sehingga penguasaan para
sekretaris dinas dalam menulis surat dinas akan semakin meningkat.
Adapun target luaran dari penelitian ini adalah :
a) publikasi pada jurnal lokal ber-ISSN dan jurnal Nasional terakreditasi. Misalnya,
Jurnal FON PBSI Uniku; dan
b) Penyusunan bahan ajar untuk mata kuliah Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Indonesia.
1.6 Signifikansi Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat:
A) menjadi titik tolak atau dasar bagi pelaksanaan Pengabdian pada Masyarakat berupa
Program Pembinaan bahasa bagi para sekretaris dinas khususnya di kecamatan
Kuningan; dan
B) memberikan sumbangsih pada proses pembinaan Bahasa dalam rangka memperkuat
kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Surat Dinas


A. Pengertian Surat Dinas
Surat dinas disebut juga dengan surat resmi. Sebagai salah satu surat resmi
surat dinas menggunakan bahasa resmi, yakni bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
yang digunakan pun bukan bahasa Indonesia percakapan atau ragama santai seperti
halnya menulis surat pribadi.
Bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa Indonesia ragam formal,
yaitu bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah tatabahasa baku bahasa Indonesia.
Hal ini senada dengan ungkapan Chopra (2009:72) yang menyatakan bahwa bahasa
yang digunakan dalam surat resmi lebih formal dibanding dengan bahasa dalam surat
tidak resmi. Artinya, surat resmi sebagai salah satu produk bahasa yang biasanya
dikeluarkan oleh intansi resmi harus menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Bahasa yang baik, yaitu bahasa resmi karena digunakan intuk forum dan
kepentinga resmi, bahasa yang benar artinya bahasa yangs sesuai dengan kaidah ejaan
yang berlaku di Indonesia saat ini.
B. Syarat-Syarat Surat Dinas yang Baik
Menulis surat resmi tentunya harus mengikuti aturan atau kaidah yang telah
ditentukan, baik dari teknik penyusunannya, isinya, dan bahasa yang digunakan.
Menurut Soedjito dan Solchan (2004 : 2-3) syarat-syarat penyusunan surat sebagai
berikut.
1) Surat harus disusun dengan teknik yang benar yaitu:
a) Penyusunan letak bagian-bagian surat (bentuk) yang tepat.
b) Pengetikan harus betul, jelas, dan rapi
c) Pemakaian kertas yang sesuai yaitu ukuran kuarto berukuran
21x29cm, jenis HVS , warna putih.
2) Isi surat harus ringkas, jelas dan eksplisit.
3) Bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang benar/baku sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia, baik ejaan, bentuk kata, pemilihan kata maupun
kalimatnya.
2.2 Penggunaan Bahasa dalam Surat Dinas
Bahasa yang digunakan dalam surat dinas adalalah bahasa resmi yang sesuai dengan
kadiah yang berlaku. Kaidah yang dimaksud meliputi kaidah penggunaan ejaan (kaidah
tanda baca dan penulisan huruf), kaidah pemilihan kata, kaidah morfologis, dan kaidah
semantik.
A. Kaidah Penggunaan Ejaan (Tanda Baca dan Penulisan Huruf)
Ejaan adalah seluruh aturan dalam penulisan bahasa yang benar. Arifin dan Tasai
(2009:164) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan
peraturan yang melambangkan bunyi ujaran dan hubungan lambang-lambang tersebut.
Ejaan di Indonesia mengalami empat kali pergantian yaitu Ejaan van Ophuijen (1901),
ejaan Soewandi(1947), ejaan Melindo (1959) tetapi ejaan ini batal diresmikan, dan Ejaan
Yang disempurnakan (1972-sekarang). Dalam EYD banyak kaidah-kaidah kebahasaan
diantaranya yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah aturan tentang tanda baca dan
penulisan huruf.
1) Tanda Baca
Penulisan tanda baca sangat penting dalam komunikasi lisan supaya tidak terjadi
kesalahpahaman maka penulis harus hati-hati dan teliti dalam penggunaan tanda baca.
Berikut beberapa pedoman penulisan tanda baca (Khaerudin Kurniawan, 2012 : 108-
114).
(a) Tanda titik dipakai pada akhir singktan nama orang, pada singkatan gelar, jabatan,
pangkat, dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum yang
ditulis dengan huruf kecil, digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk
menyatakan ratusan, ribuan dan seterusnya.
(b) Tanda koma digunakan diantara unsur-unsur dalam satu perincian, digunakan
pada kalimat majemuk setaraperlawanan mendahului kata penghubung tetapi,
namun, melainkan, sedangkan, digunakan di depan kata yang mengantarkan
penegasan atau perincian, untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului
induknya, digunakan dibelakang kata penghubung yang menghubungakan suatu
kalimat dengan kalimat yang lain, digunakan untuk mengapit keterangan
tambahan.
(c) Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan kalimat setara dalam suatu
kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung, dapat juga digunakan pada
rincian ke bawah yang unsur-unsurnya berupa kelompok kata atau kalimat tidak
lengkap.
(d) Tanda titik dua digunakan untuk kata ganti yaitu atau yakni.
(e) Tanda Hubung digunakan untuk memperjelas hubungan bagian-bagian kata atau
ungkapan, digunakan untuk merangkaikan afiks dengan kata.
(f) Tanda pisah digunakan untuk membatasi penysipan kata atau kalimat yang
member penjelasan di luar bangun kalimat, menegaskan adanya aposisi atau
keterangan yang lain, dipakai diantara dua bilangan atau tanggal yang berarti
sampai dengan.
(g) Tanda ellipsis digunakan untuk menunjukan bahwa dalam suatu teks ada bagian
yang dihilangkan.
2) Penulisan Huruf
Penulisan huruf dapat dibagi dua yaitu: pemakaian huruf kapital dan
penulisan huruf miring. Berikut aturan dalam pemakaian huruf capital
(Kurniawan, 2012: 93-96).
Huruf kapital dipkai pada huruf pertama awal kalimat, huruf kapital
dipakai pada huruf pertama petikan langsung, huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama nama tuhan termasuk kata ganti dan kitab suci, huruf pertama nama
gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang, huruf
pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang nama instansi
dan nama tempat, huruf pertama unsur nama orang, huruf pertama nama bangsa
suku bangsa dan bahasa, huruf pertama nama tahun bulan hari hari raya dan
peristiwa bersejarah, huruf pertama nama geografi, huruf pertama semua unsur
nama negarahuruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat
pada nama badan lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan dan dokumen resmi,
huruf pertama semua kata dalam penyebutan nama buku majalah jurnal surat
kabardan judul karangan, huruf pertama unsur singkatan nama gelar pangkat dan
sapaan, huruf pertama kata penujuk hubungan kekerabatan, huruf pertama kata
ganti Anda.
Untuk penulisan huruf miring, berikut aturan dalam penulisan huruf
miring, huruf miring dipakai untuk : menuliskan nama buku majalah jurnal dan
surat kabar yang dikutip dalam tulisan, untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf bagian kata, kata, atau kelompok kata, menuliskan kata nama ilmiah atau
ungkapan asing.
B. Kaidah Pilihan Kata/Diksi
Penggunaan diksi/pilihan kata yang tepat pada surat dinas perlu diperhatikan,
mengingat sering terjadi kesalahan penggunaan diksi pada surat sehingga maknanya
kadang jadi rancu atau maknanya tidak jelas. Oleh karena itu para sekretaris harus jeli
dalam memiih kata-kata yang tepat untuk menulis surat. Pemilihan kata yang tepat
dapat membantu seseorang megungkapkan dengan tepat apa yang ingin
disampaikannya baik lisan maupun tulisan ( Arifin, 2008: 28).
C. Kaidah Morfologis
Chaer (2008: 3) menyatakan bahwa di dalam kajian linguistik, morfologi
adala ilmu mengenai bentuk-bentuk kata dan pembentukkan kata. Secara umum,
morfologi mengkaji tiga hal yaitu afiksasi, reduplikasi, dan komposisi (Muslich,
2010:35) Afiksasi disebut juga imbuhan, yang terdiri dari awalan, sisipan dan
akhiran, serta awalan dan akhiran. Reduplikasi disebut juga kata ulang yang terdiri
dari kata ulang seluruhnya, kata ulang sebagian, kata ulang berimbuhan, bahkan ada
kata ulang semu. Adapun komposisi adalah gabungan dua kata atau lebih yang
mungkin akan membentuk frase, kata majemuk, atau idiom.
D. Kaidah Sintaksis
Sintaksis merupakan bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk
wacana, kalimat, klausa, dan frase (Ramlan, 2005: 18). Sementara itu, menurut Chaer
(2009:3) subsistem sintaksis membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata ke
dalam satuan yang lebih besar, yang disebut satuan sintaksis; frasa, klausa, kalimat,
dan wacana. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa cakupan dalam
sintaksis meliputi frasa, klausa, serta kalimat dan lebih luas berkenaan dengan
wacana.
Frasa menurut Chaer (2009: 29) adalah dua buah kata atau lebih yang mengisi
dalah satu fungsi sintaksis. Sementara klausa adalah satuan sintaksis yang berada di
atas satuan frasa, berupa runtutan kata-kata berkontruksi predikatif. Adapun kalimat
merupakan satuan bahasa yang memiliki arti dan mempunyai intonasi akhir. Hal itu
senada dengan yang diungkapkan Chaer (2009: 163) bahwa kalimat adalah satuan
sintaksis yang dibangun oleh konstituen dasar dan intonasi final.
2.3 Pembinaan Bahasa Indonesia dalam Penulisan Surat Dinas
Pembinaan bahasa merupakaan program lanjutan dari adanya pengembangan
bahasa. Sebuah pengembangan bahasa akan menadi sia-sia ketika tidak dibinakan kepada
para pengguna bahasanya. Seperti yang diungkapkan Heryadi, (2014: 131) bahwa
pedoman-pedoman kebahasaan yang telah disusn seperti EYD, TBBI dan sebagainya
tidak hanya cukup dijadikan dokumen di Pusat Bahasa, tetapi harus disebarluaskan
melalui pembinaan kepada masyarakat agar tumbuh kemampuan menggunakan bahasa
Indonesia secara baik dan benar.
Sekaitan dengan pembinaan bahasa Indonesia pada sekretaris di lembaga
pemerintahan, hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Heryadi (2009: 131-133) bahwa
pembinaan bahasa bisa melalui lima jalur, dua diantaranya adalah jalur profesi dan
keteladanan. Melalui jalur profesi, pembinaan bahasa diberikan kepada merka yang
terlibat dalam profesi tertentu, dalam hal ini para abdi negara yang bekerja pada lembaga
pemerintahan sebagai sekretaris. Melalui keteladanan, maksudnya bahwa abdi negara
sebagai salah satu tokoh masyrakat dapat dijadikan panutan dalam menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Pembinaan bahasa Indonesia kepada para abdi negara ini tentu berbeda dengan
pembinaan bahasa Indonesia yang dilakukan guru di sekolah. Jika di sekolah guru
menggunakan pendekatan pedagogy, maka untk mereka harus menggunakan pendekatan
andragogy, yaitu sebuah pendekatan pembelajaran yang memfasilitasi pembelajaran
efektif berdasarkan kebutuhan dan ketertarikan orang dewasa dalam “stasiun
kehidupannya” yang bersifat integratif, holistik, dan memberdayakan untuk belajar
(Vodde, 2009: 25-26).
Adapun proses pembinaan bahasa melalui jalur nonsekolah adalah sebagai beriku:
1) mengetahui masyarakat binaan; 2) menetepakan tujuan pembinaan; 3)menetukan
bahan yang akan dibinakan; 4) pengembangan strategi pembinaan; dan 5) evaluasi hasil
pembinaan (Heryadi, 2009: 143-147).
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan, Metode, dan Prosedur Penelitian


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
yaitu sebuah pendekatan penelitian yang berorientasi pada fenomena dan gejala yang
bersifat alami (Susiliana, www. fileupi.edu). Sementara itu, metode penelitian yang
digunakan adalah metode kualitatif yaitu metode yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, yang digunakan untuk meneliti pada objek yang alamiah ….(Sugiyono,
2012;9). Secara rinci, metode kualitatif yang digunakan adalah deskriptif kualitatif,
yaitu metode penelitian yang berusaha untuk menggambarkan dan mengintrepretasi
objek sesuai dengan apa adanya (Darmadi, 2011: 146).
Dengan metode deskriptif kualitaif, penulis akan melaksanakan penelitian dengan
prosedur sebagai berikut.
a. Mengkaji teori-teori yang berhubungan dengan surat dinas dan kesalahan berbahasa
pada surat dinas (penggunaan tanda baca, pemakaian huruf, penggunaan diksi, kaidah
morfologis dan sintaksis)
b. Menganlisis kesalahan berbahasa pada surat dinas lembaga pemerintahan di
Kabupaten Kuningan.
c. Menyimpulkan kesalahan berbahasa yang dominan pada suart dinas lembaga
pemerintahan di Kabupaten Kuningan sebagai acuan dalam penyusunan pola
ancangan pembinaan bahasa Indonesia
d. Melakukan anlisis kebutuhan tentang pembinaan bahasa Indonesi bagi para sekretaris
pada lembaga pemerintahan di Kabupaten Kuningan
e. Menyusun pola ancangan pembinaan bahasa Indonesia berdasrkan kajian teori, hasil
analisis kesalahan berbahasa pada surat dinas dan analisis kebutuhan pembinaan
bahasa dalam menulis surat dinas
f. Selanjutnya melakukan Justifikasi dari pakar/ahli untuk memvalidasi pola ancangan
yang telah dibuat kepada tiga orang pakar.
g. Melakukan revisi berdasarkan justifikasi dari para ahli/pakar.
h. Melakukan tahap terakhir yaitu finalisasi ancangan pola pembinaan bahasa Idonesia
3.2 Deasin/ Rancangan Penelitian
Secara rinci, prosedur penelitian tersebut penulis jabarkan dalam rancangan
penelitian berikut ini.

Permasalahan I: Analisis Kesalahan


Pengkajian teori+Indikasi Berbahasa
kesalahan berbahasa pada
surat dinas

Simpulan tentang kesalahan pada surat


pada surat Dinas
dinas: Permasalahan II

Analisis Kebutuhan Pembinaan Bahasa :


Wawancara dan Angket tentang Penyebab
dan kebutuhan Pembinaanaan bahasa

Penyusunan Ancangan Pola Pembinaan dengan


berlandas kepada teori (studi pustaka) dan hasil
wawancara serta angket

Justifikasi Ahli

Revisi

Finalisasi : Hasil Akhir


3.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah surat dinas dan sekretaris dinas yang ada pada lembaga
pemerintahan di Kabupaten Kuningan
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut.
A. Studi pustaka, yaitu berupa arsip surat dinas pada lembaga pemerintahan di
lngkungan Kecamatan Kuningan. Studi pustaka ini digunakan untuk menggali
teori tentang penyusunan ancangan pola pembinaan bahasa Indonesia.
B. Angket, yaitu daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada para sekretaris
sekaitan dengan penyebab kesalahan dalam penulisan surat dinas dan kebutuhan
pelatihan/pembinaan kepenulisan surat dinas.
3.5 Instrumen Pengolahan data
Untuk menganalisis data, penulis menggunakan instrumen penelitian dengan format
berikut.
A. Kisi-kisi Analisis Kesalahan Berbahasa pada Surat Dinas di Kabupaten
Kuningan

Item yang Aspek yang Dianalisis Simpulan


dianalisis
Kesalahan Kesalahan Kesalahan Kesalahan
Ejaan pilihan Morfologis Sintaksis
(penulisan Kata
huruf dan
tanda baca)

Dst….
B. Kisi-Kisi Angket Analisis Kebutuhan Pembinaan Bahasa Indonesia bagi
Sekretaris Dinas pada Lembaga Pemerintahan di Kabupaten Kuningan
No Aspek Kebutuhan Sub Aspek Kebutuhan Jumlah Nomor
Butir Butir
1 Konsepsi para sekretaris 1. Pentingnya kaidah 3 1-3
bahasa dalam menulis
dalam pembuatan surat surat dinas
dinas 2. Penyebab kesalahan
berbahasa dalam
menulis surat dinas
3. Pentingnya pembinaan
bahasa dalam menulis
surat dinas

2 Kebutuhan materi 1. Materi kebahasaan yang 2 4-5


pembinaan dalam tidak dikuasai
penyusunan surat dinas 2. Materi kebahasaan yang
diinginkan/dibutuhkan
3 Kebutuhan strategi 1. Strategi atau pembinaan 1 6
pembinaan bahasa dalam penulisan
surat dinas yang
diinginkan/dibutuhkan
4 Kebutuhan evaluasi 1. Bentuk evaluasi 1 7
pembinaan bahasa yang
dibutuhkan

C. Kisi-Kisi Penyusunan Pola Ancangan Pembinaan Bahasa Indonesia tentang


Penulisan Surat Dinas bagi Para Sekretaris pada Lembaga Pemerinthanan
di Kabupaten Kuningan

No Aspek Hasil Kajian Hasil Analisis Hasil Hasil


Teori Kesalahan Analisis Justifikasi
Berbahasa Kebutuhan Ahli
1 Silabus
2 Penyusunan Materi
3 Penyusunan Strategi
4 Evaluasi
D. Kisi-Kisi Justifikasi Ahli tentang Pola Ancangan Pembinaan Bahasa
Indonesia tentang Penulisan Surat Dinas bagi Para Sekretaris pada
Lembaga Pemerinthanan di Kabupaten Kuningan
No Aspek Indikator Penilaian Identifikasi
Masukan
1 Silabus 1. Kelengkapan Identitas silabus
2. Kejelasan dalam merumuskan
tujuan pembinaan
3. Kejelasan dalam menyusun
materi pembinaan
4. Evaluasi
2 Penyusunan 1. Kesesuaian dengan tujuan
Materi 2. Kesesuaian dengan hasil
Pembinaan analisis kebutuhan
3. Kejelasan materi pembinaan
bahasa
3 Penyusunan 1. Kesesuaian dengan tujuan
Strategi pembinaan
Pembinaan 2. Kesesuaian dengan silabus
yang telah ditentukan’
3. Kesesuaian dengan hasil
analisis kebutuhan
4. Ketepatan dalam pemiliha
straegi/metode yang
digunakan
5. Kejelasan dalam menjabarkan
langkah-langkah pembinaan
4 Evaluasi Hasil 1. Kesesuaian dengan tujuan
Pembinaan 2. Kesesuaian dengan hasil
analisis keslahan berbahasa
3. Kejelasan bentuk evaluasi

3.6 Teknik Analisis dan Penafsiran Data


Teknik analisis dan penafsiran data penulis lakukan sesuai dengan urutan rumusan
masalah yang telah ditentukan.
A. Untuk menjawab rumusan masalah nomor satu, penulis mengkaji teori tentang
tanda baca dan penulisan huruf dalam penulisan surat dinas. Berdasakan teori
tersebut penulis kemudian menganalisis kesalahan penggunaan ejaaan pada surat
dinas dengan menggunakan kisi-kisi instrumen pada tabel A di atas.
B. Untuk menjawab rumusan masalah nomor dua, penulis mengkaji teori tentang
pilihan kata/diksi dalam penulisan surat dinas. Berdasakan teori tersebut, penulis
menganalisis kesalahan pilihan kata pada surat dinas dengan menggunakan kisi-
kisi instrumen pada tabel A di atas.
C. Untuk menjawab rumusan masalah nomor tiga , penulis mengkaji teori tentang
kaidah morfologi dalam penulisan surat dinas. Berdasakan teori tersebut penulis
kemudian menganalisis kesalahan kaidah morfologis pada surat dinas dengan
menggunakan kisi-kisi instrumen pada tabel A di atas.
D. Untuk menjawab rumusan masalah nomor empat penulis mengkaji teori tentang
kaidah sintaksis dalam penulisan surat dinas. Berdasakan teori tersebut penulis
kemudian menganalisis kesalahan kaidah sintaksis pada surat dinas dengan
menggunakan kisi-kisi instrumen pada tabel A di atas.
E. Untuk menjawab rumusan masalah nomor lima penulis mengumpulkan data dari
teori, hasil analisis kesalahan surat dinas, dan hasil analisis kebutuhan.
Berdasarkan ketiga hal tersebut, penulis menyusun pola ancangan pembinaan
bahasa Indonesia dengan menggunakan kisi-kisi instrumen pada tabel C.

3.7 Teknik Validasi Ancangan Pola Pembinaan Bahasa


Untuk memvalidasi ancangan pola yang disusun, penulis menggunakan
metode justifikasi pakar. Pakar yang akan dimintai justifikasi adalah Prof. Dr. Dedi
Heryadi, M.Pd (guru besar pada Universitas Siliwangi), Dr. Isah Cahyani (dosen pada
Universitas Pendidikan Indonesia) serta Prof. Dr.H.Kosadi Hidayat, M.Pd. (guru
besar pada Universitas Kuningan). Selain itu, untuk justifikasi kelayakan, selanjutnya
penulis akan meminta penilaian dari penyuluh bahasa yang ada di Pusat Bahasa
Nasional selaku para praktisi pembinaan bahasa Indonesia. Adapun instrumen
justifikasi pakar dapat dilihat pada kisi-kisi instrumen pada tabel D di atas.
BAB 4

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Anggaran Biaya

Untuk biaya penelitian ini, penulis mengusulkan biaya ke DIKTI dengan total Rp
13.782.000,00. Secara rinci anggaran biaya terbagi dalam dua bagian, yaitu bagian
pertama dalam bentuk justifikasi anggaran dan bagian kedua rekapitulasi anggaran
penelitian.
A. Justifikasi Anggaran Biaya Penelitian
Justifikasi anggaran meliputi biaya honor, peralatan penunjang, pembelian bahan
habis pakai, biaya perjalanan lokal dan antara kota/kabupaten serta biaya publikasi.
Secara lebih rinci besaran anggaran yang dibutuhkan terlihat pada lampiran 1.
B. Rekapitulasi Anggaran Biaya Penelitian
Rekapitulasi anggaran biaya penelitian seperti terlihat pada tabel berikut.

NO Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan (Rp)


1 Gaji dan Upah 5.060.000
2 Bahan habis pakai dan peralatan 4.722.000
3 Perjalanan 3. 000.000
4 Lain-lain (Pubilaksi, seminar, dan 1.000.000
laporan final)
JUMLAH 13.782.000

4.2 Jadwal Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan pada selama lebih kurang 11 bulan. Dimulai tanggal
1 Mei 2015 sampai dengan 1 Maret 2016.
Secara lebih rinci tahapan pelaksanaan penelitian serta pembagian tugas dapat dilihat
pada lampiran 2.
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. dkk. (2010). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.

Arifin, E. Zaenal, dam Farid Hadi. (2009). 1001 Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Penerbit
Akademi Pressindo.

Arifin, Zaenal dan Amran Tasai.(2009). Cermat Berbahasa Indonesia. Edisi Revisi.J akarta:
Akademika Presindo.

Chaer, Abdul. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta

Chaer, Abdul. (2009). Sintaksi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Chopra, H.L.(2009). Maximum Marks Maximum Knowledge In English. New Delhi: Allied
Publisher Pvt.Ltd.

Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan.. Bandung: Alfabeta.

Handayani, dkk. (2015). Analisis Kesalahan Berbahasa pada Surat Dinas di Wilayah
Kabupaten Kuningan. Makalah pada Prodi PBSI, FKIP UNIKU

Heryadi, Dedi.(2014). Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia. Tasikmalaya:


Universitas Siliwangi.

Kartini, Ari. (2013). “Sikap Bahasa dan Kemampuan Masyarakat Dwibahasawan serta Model
Pembinaanya”, E-Jurnal Caraka (Jurnal Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia)”, 2, (1).

Kurniawan, Khaerudin. (2012). Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Perguruan Tinggi.


Bandung: Refika Aditama.

Purwandari, Heny Setya, dkk. (2014). “Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Surat
Dinas Kantor Kepala Desa Jladri” BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia
dan Pengajarannya, 1, (3), 478 – 489.

Ramlan. (1983). Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono.

Soedjito dan Solelchan. (2004). Surat Menyurat Resmi Bahasa Indonesia. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susiliana, Rudi. (tanpa tahun). Penelitian Kualitatif. [Online]. Tersedia: www.


file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR.../PM3-Modul-Penelitian_5.pdf. [20 April 2015].

Vodde, Robert F. (2009). Andragogical Instruction for Effective Police Training. New York:
Cambria Press.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1: JUSTIFIKASI ANGGRAN BIAYA

Honor
Honor Honor/Jam Waktu Minggu Honor/Tahun
(Rp) (jam/minggu) THn 1 Thn 2 Thn 3
Ketua 25.000 3 44 3.300.000
Anggota 1 20.000 2 44 1.760.000

Subtotal (Rp) 5.060.000


Peralatan Penunjang
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Harga Peralatan penunjang
Pemakaian (Rp)
Thn 1 Thn 2 Thn 3
Peralatan Penunjang Validasi 2 paket 500.000 1.000.000
1 Instrumen
Perlatan Penunjan 2 Internet 6 bulan 185.000 1.110.000
Perlatan Penunjang 3 Justifikasi 2 kali 500.000 1.000.000
Pakar
Peralatan penunjang 4 Laporan 2 paket 500.000 1.000.000
akhir
Subtotal (Rp) 4. 110.000
Material habis Pakai
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Harga Per Tahun
Pemakaian Thn 1 Thn 2 Thn 3
Material 1 Kertas HVS 3 Rim 40.000 120.000
Material 2 Alat Tulis 4 Paket 25.000 100.000
Material 3 Tinta Printer 3 paket 40.000 120.000
(BW dan
Colour
Material 4 Kertas 1 paket 20.000 35.000
Karton
(Cover)
Material 5 Kertas Folio 1 paket 35.000 35.000
Material 6 Amplop 3 Pak 15.000 45.000
Besar
Material 7 Steples 1 Unit 10.000 10.000
sedang
Material 8 Map keeper 3 Unit 75.000 75.000
Material 9 Materai 2 Unit 6.000 12.000
Material 10 Map lastik 5 15.000 75.000
Material 11 Map kertas 20 unit 2000 60.000
Subtotal (Rp) 612.000
Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Biaya Per tahun
Perjalanan (Rp) Tahun 1 Thn 2 Thn 3
Perjalanan dalam Survei/sampl 10 100.000 1.000.000
Kota ing
Perjalanan Kuningan- Justifikasi 2 500.000 1.000.000
Tasik Pakar
Perjalanan Kuningan- Validasi 2 500.000 1.000.000
Bandung instrumen
Subtotal (Rp) 3.000.000
Lain-Lain
Materila Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Biaya Per/Tahun
Pemakaian (Rp) Tahun 1 Thn 2 Thn 3
Lain-Lain Sampling 2 500. 000 1.000.000
(administrasi, dan target
Publiaksi) Luaran
Subtotal (Rp) 1.000.000

LAMPIRAN 2 : JADWAL PENELITIAN SERTA SUSUNAN ORGANISASI TIM


PENELITI DAN PEMBAGIAN TUGAS

A. JADWAL PENELITIAN
NO Kegiatan Tahun I/ Bulan ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Persiapan penelitian
2 Sosialisai dan Penentuan
Lokasi Penelitian
(Perizinan dan
Administrasu)
3 Pengadaan alat dan Bahan
penelitian termasuk Studi
Pustaka
4 Pengambilan Data di
Lapangan
5 Analisis Data I
6 Pengambilan Data
Lapangan II
7 Analisis Data II
8 Justifikasi Hasil Penelitian
9 Revisi
10 Finalisasi Hasil akhir
11 Penulisan Laporan
penelitian
12 Pencapaian Target Luaran
penelitian (Publiksai
Ilmiah)
13 Laporan Akhir
B. SUSUNAN ORGANISASI TIM PENELITI DAN PEMBAGIAN TUGAS

No NAMA/NIDN ASAL BIDANG JAM/ URAIAN TUGAS


INTANS ILMU MING
I GU
1 Ifah Hanifah UNIKU Pengembangan 3 • Mengkoordinasi proses pengambilan
data, pengumpulan data, analisis data,
41038091315 dan Pembinaan
penyusunan interpretasi data, dan
Bahasa penyusunan laporan penelitian.
Indonesia • Mengkoordinasi persiapan
instrument penelitian, perlengkapan
penelitian, dan instrument penunjang.
• Mengkoordinasi penyusunan laporan
akhir penelitian, publikasi hasil
penelitian dalam seminar nasional/
prosiding.
• Bertanggung jawab terhadap hasil
pelaporan penelitian mulai dari
laporan harian, laporan kemajuan,
laporan akhir dan penggunaan
anggaran penelitian
2 Sun Suntini, UNIKU Analisis 2 • Membantu ketua dalam proses
pengambilan data, pengumpulan data,
M.Pd. Wacana
analisis data, penyusunan interpretasi
0412088302 data, dan penyusunan laporan
penelitian.
• Membantu ketua dalam persiapan
instrument penelitian, perlengkapan
penelitian, dan instrument penunjang.
• Membantu ketua dalam penyusunan
laporan akhir penelitian, publikasi
hasil penelitian dalam seminar
nasional/ prosiding.
• Turut bertanggung jawab terhadap
hasil pelaporan penelitian mulai dari
laporan harian, laporan kemajuan,
laporan akhir dan penggunaan
anggaran penelitian
LAMPIRAN 3 : BIODATA KETUA DAN ANGGOTA PENELITIAN
BIODATA KETUA PENELITI
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Ifah Hanifah, M.Pd.
2 Jenis Kelamin P
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NIP/NIK/Identitas Lainnya 41038091315
5 NIDN 0430108301
6 Tempat, Tanggal Lahir Kuningan, 30 Oktober 1983
7 E-Mail hanifah_1983@yahoo.co.id
8 Nomor HP 085324453108
Jalan Cut Nyak Dien 36 Kuningan Prodi Pendidikan
9 Alamat Kantor Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Kuningan
10 Nomor Telp/Fax (0232) 871982
11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S1 = 3 orang, S2 =…orang, S3=…..orang
1. Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia
2. Strategi Pembelajaran
12 Mata Kuliah yang diampu 3. Semantik Bahasa Indonesia

B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Perguruan Universitas Pendidikan Universitas Pendidikan
Tinggi Indonesia Indonesia
Bidang Ilmu PBSI PBSI
Tahun Masuk 2002 2011
Tahun Lulus 2006 2013
Judul Penggunaan Teknik Pembelajaran Membaca
Skripsi/Tesis/Disertasi Permainan Kartu Kalimat Permulaan dengan
dalam Pembelajaran Menggunakan Metode Analisis
Koherensi Paragraf Glass bagi Siswa Berkesulitan
(Penelitian Eksperimen pada Membaca (Reading Difficulties)
Siswa Kelas X SMA 14 (Studi Kasus pada Siswa Kelas
Bandung) III SD Cineumbeuy-Kuningan)
Pembimbing/Promotor Drs. Iyo Mulyono, PhD. Dr. Andoyo Sastromiharjo,
M.Pd.

C. Pengalaman Penelitian (Bukan skripsi, tesis, maupun disertasi)

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan


Sumber Jumlah (juta)
1 2010 Loyalitas Pemakaian Bahasa Indonesia pada Universitas 4.000.000
Masyarakat Perbatasan Kabupaten Kuningan- Brebes Kuningan
2 2013 Pemaknaan bahasa tutur Mahasiswa sebagai Sistem
Semiotik
BIODATA ANGGOTA PENELITI
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Sun Suntini, M.Pd.
2 Jenis Kelamin P
3 Jabatan Fungsional -
4 NIP/NIK/Identitas Lainnya 410108830097
5 NIDN 0412088302
6 Tempat, Tanggal Lahir Kuningan, 12 Agustus 1983
7 E-Mail sunsuntini@yahoo.com
8 Nomor HP 081313475529/08987410833
9 Alamat Kantor Jalan Cut Nyak Dien 36 Kuningan Prodi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas
Kuningan
10 Nomor Telp/Fax (0232) 871982
11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S1 = … orang, S2 =…orang, S3=…..orang
12 Mata Kuliah yang Diampu 1. Wacana Bahasa Indonesia
2. Analisis Kesalahan Berbahasa
3. Pembelajaran Menyimak

B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3

Nama Perguruan Tinggi Universitas Universitas Swadaya


Kuningan Gunung Jati
Bidang Ilmu PBSI PBSI
Tahun Masuk 2006 2011
Tahun Lulus 2010 2013
Judul Nilai-Nilai Penyususnan Bahan
Skripsi/Tesis/Disertasi Pernikahan Islam Ajar Pragmatik
yang Terkandung Berdasarkan analisis
dalam Novel Bahasa pada Jejaring
Ketika Cinta Sosial Facebook.
Bertasbih Karya
Habiburrahman
El Shirrazy
Dilihat dari
Tema, Konflik
dan Amanat
Pembimbing/Promotor Prof.Dr.H.dedi Dr.Hj.Vismaia S.,
Heryadi, M.Pd M.Pd.

Anda mungkin juga menyukai