Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL

Diposting oleh Ella Triks di 03.55

Tujuan Instruksional Umum :


Setelah dilakukan perkuliahan selama 100 menit, mahasiswa
diharapkan mengerti dan memahami mengenai asuhan
keperawatan pada ibu hamil.
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah dilakukan perkuliahan selama 100 menit, mahasiswa
diharapkan mengerti dan memahami mengenai :
1. Istilah dalam kehamilan
2. Faktor factor yang mempengaruhi kehamilan
3. Perubahan dan adaptasi psikologis selama kehamilan
4. Kebutuhan Ibu Hamil
5. Tanda Bahaya Kehamilan
6. Konsep dasar asuhan kehamilan (Prenatal care)
7. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
b. Diagnosa Keperawatan
c. Intervensi
A. Istilah dalam kehamilan
- Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia
luar.
- Partus prematurus adalah suatu partus dari hasil konsepsi
yang dapat hidup tetapi belum aterm. Berat janin antara 1000
sampai 2500 gram atau tua kehamilan antara 28 minggu
sampai 36 minggu.
- Partus post maturus atau serotinus adalah partus yang
terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu partus yang
diperkirakan.
- Gravida adalah orang yang sedang hamil.
- Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk
pertama kali.
- Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi
yang dapat hidup.
- Multipara adalah seorang wanita yang beberapa kali
melahirkan bayi yang dapat hidup (Prawirohardjo, 1999).
B. Faktor factor yang mempengaruhi kehamilan
1. Faktor Fisik
a. Status kesehatan
1) kehamilan pada usia tua
a) Segi negatif kehamilan di usia tua
- Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan
sangat mempengaruhi proses kelahiran (kontraksi uterus).
- Pada usia lebih dari 35 tahun, kualitas sel telur sudah mulai
menurun sehingga pada proses pembuahan kemungkinan
terjadi gangguan yang akan mengakibatkan gangguan
tumbuh kembang janin (IUGR) yang bisa berakibat bayi berat
lahir rendah (BBLR).
b) Segi positif kehamilan di usia tua
- Kepuasan peran sebagai ibu
- Merasa lebih siap
- Pengetahuan mengenai perawatan kehamilan dan bayi lebih
baik
- Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
- Mampu mengambil keputusan
- Karier baik, status ekonomi lebih baik
- Perkembangan intelektual anak lebih tinggi
- Periode menyusui lebih lama
- Toleransi pada kehamilan lebih besar
2) Kehamilan multiple
Pada kehamilan multiple biasanya kondisi ibu lebih lemah.
Halini disebabkan oleh adanya beban ganda yang harus
ditanggung ibu, baik dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi,
oksigen, dll.
Pada kehamilan multiple biasanya mengindikasikan adanya
beberapa penyulit pada proses persalinannya sehingga
diperlukan persalinan operatif (SC).
Ketika bayi sudah lahir, kemungkinan ketegangan dalam
merawat bayi akan sering terjadi karena konsentrasi ibu dua
kali lipat daripada bayi tunggal.
3) Kehamilan dengan HIV
Pada kehamilan dengan ibu yang mengidap HIV, maka janin
akan menjadi sangat rentan terhadap penularan selama
proses kehamilannya karena virus HIV kemungkinan akan
ditransfer melalui plasenta.
Pada penderita HIV, salam perjalanan penyakitnya akan
mengalami penurunan kondisi tubuh jika tidak mendapatkan
penanganan dan pemantauan yang adekuat dari petugas
kesehatan.
Selain adanya pengaruh fisik terhadap ibu dan bayi, hal hal
lain yang tidak kalah pentingnya dan harus dipertimbangkan
oleh tenaga kesehatan ketika memberikan asuhan adalah
kondisi psikologis ibu yang kemungkinan akan mengalami
kehilangan, cemas, depresi, dilema serta khawatir akan
kesehatan bayinya.
b. Status Gizi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat sangat mutlak
dibutuhkan oleh ibu hamil agar dapat memenuhi kebutuhan
nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi dan
persiapan fisik ibu dalam menghadapi persalinan dengan
aman. Selain itu pemenuhan gizi seimbang selama hamil
akan meningkatkan kondisi kesehatan bayi dan ibu terutama
dalam menghadapi masa nifas sebagai modal awal untuk
menyusui.
c. Gaya hidup
Beberapa gaya hidup yang dapat menrugikan kesehatan ibu
hamil dan harus dihindari adalah kebiasaan begadang,
bepergian jauh dengan kendaraan
bermotor, dll. Gaya hidup ini akan menganggu kesejahteraan
bayi yang dikandung karena kebutuhan istirahat mutlak
diperlukan.
d. Perokok/Alkoholik
Ibu hamil yang merokok akan sangat merugikan dirinya dan
bayinya. Bayi akan kekurangan oksigen dan racun yang
diisap melalui rokok dapat ditransfer melalui plasenta
kedalam tubuh bayi. Pada ibu hamil dengan merokok berat
kita harus waspada akan risiko keguguran, kelahiran
prematur, BBLR bahkan kematian janin.
e. Kehamilan yang tidak diharapkan/kehamilan diluar nikah
Jika kehamilan tidak diharapkan maka secara otomatis ibu
akan membenci kehamilannya sehingga tidak ada keinginan
dari ibu untuk melakukan hal hal positif yang dapat
meningkatkan kesehatan janinnya.
Pada kasus ini perlu kita waspadai risiko adanya keguguran,
prematur bahkan kematian janin. Yang harus diperhatikan lagi
adalah kesiapan ekonomi. Ketidaksiapan ibu akan
menyebabkan postpartum blues.
2. Faktor Psikologis
a. Stressor internal
Merupakan stressor yang berasal dari dalam diri ibu sendiri.
Adanya beban psikologis yang ditanggung ibu dapat
menyebabkan gangguan perkembangan bayi dalam
kandungan yang akan terlihat nantinya ketika bayi sudah
dilahirkan. Kepribadian anak akan tergantung dari kondisi
stres yang dialami ibu ketika hamil.
b. Stressor eksternal
Merupakan pemicu stres yang berasal dari luar. Misalnya
masalah ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan
suami, tekanan dari lingkungan luar, dll.
c. Dukungan keluarga
Pada setiap tahap usia kehamilan, ibu akan mengalami
perubahan baik fisik maupun psikologis. Ibu harus
melakukanb adaptasi pada setiap perubahan yang terjadi.
Untuk ibu ibu hamil sangat membutuhkan dukungan yang
intensif dari keluarga dengan cara menunjukkan perhatian
dan kasih sayang.
d. Kekerasan pada masa lalu
Kekerasan yang mungkin dialami ibu pada masa lalu/masa
kecil akan sangat mempengaruhi kepribadian ibu dan akan
mempengaruhi kepribadian bayi yang dikandung. Untuk itu
tenaga kesehatan harus bisa menempatkan diri sebagai
teman atau pendamping tempat bersandar bagi pasien dalam
masalah kesehatan. Klien dengan riwayat ini akan cenderung
berkepribadian tertutup.
e. Partner abuse
Hasil penelitian menunjukkan bahwa korban kekerasan
terhadap perempuan adalah wanita yang telah bersuami.
Setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan
harus selalu diwaspadai oleh tenaga kesehatan jangan
sampai membahayakan kesehatan ibu dan bayi yang
dikandung. Efek psikologis yang muncul adalah gangguan
rasa aman dan nyaman pada pasien. Sewaktu waktu pasien
akan mengalami perasaan terancam yang akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
3. Faktor lingkungan, sosial dan budaya
a. Kebiasaan, adat istiadat
Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan
kesehatan ibu hamil. Tenaga kesehatan harus bijaksana
dalam menyikapi keadaan ini jangan sampai menyinggung
”kearifan lokal” yangg sudah berlaku di daerah tersebut.
b. Fasilitas kesehatan
Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat
menentukan kualitas pelayanan kepada ibu hamil dan akan
sangat menentukan atau berpengaruh terhadap upaya
penurunan angka kesehatan ibu (AKI).
c. Status ekonomi
Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap
kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil.
d. Kekerasan dalam kehamilan
Terjadinya kekerasan dalam kehamilan akan sangat
mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi. Tekanan psikologis
yang dialami ibu hamil akan membawa dampak yang sangat
tidak baik bagi bayinya. Jika ibu mengalami depresi
kemungkinan keinginan untuk merawat bayi juga akan
menurun sehingga sebagai tenaga kesehatan perlu waspada
terhadap adanya penyulit dan komplikasi tersebut.
e. Tingkat pendidikan
Penguasaan pengetahuan erat kaitannya dengan kualitas
perawatan bayi sangat berkaitan erat dengan tingkat
pengetahuan seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa
semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula
pengetahuannya tentang sesuatu.
f. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktivitas dan
tingkat kesejahteraan ekonomi yang akan didapatkan. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa ibu yang bekerja
mempunyai tingkat pengetahian yang lebih baik daripada ibu
yang tidak bekerja.
C. Konsep dasar asuhan kehamilan (Prenatal Care)
Tiga komponen dasar perawatan prenatal adalah :
1. Pengkajian risiko kehamilan
2. meningkatkan kesehatan
3. Intervensi medis dan psikososial
Perawatan kehamilan yang tidak adekuat bisa mengakibatkan
berat badan bayi lahir rendah dan meningkatkan kejadian
prematuritas. Adanya korelasi yang kuat antara dua kejadian
di atas dengan peningkatan angka morbiditas bayi.
Tujuan Asuhan Kehamilan antara lain :
1. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan
kesejahteraan ibu dan tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,
mental serta sosial ibu dan bayi.
3. menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan
kemungkinan komplikasi yang terjadi selama kehamilan.
4. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat
baik ibu maupun bayi, dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI
Eksklusif berjalan normal.
6. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan
baik dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh dan
berkembang secara normal.
Standar Asuhan Kehamilan
Kunjungan antenatal care (ANC) minimal :
1. Satu kali pada trimester 1 (usia kehamilan 0 – 13 minggu).
2. Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14 – 27 minggu)
3. Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 18 – 40 minggu)
Pelayanan standar adalah 7T yaitu
a. Timbang berat badan.
b. Ukur Tekanan darah.
c. Ukur Tinggi fundus uteri.
d. Pemberian imunisasi TT lengkap.
e. Pemberian Tablet besi (Fe) minimal 90 tablet selama
kehamilan dengan dosis
f. satu tablet setiap harinya.
g. Lakukan Tes Penyakit Menular Seksual (PMS).
h. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
Kunjungan Prakonsepsi
Idealnya kunjungan pertama dilakukan selama konsepsi
dengan riwayat kesehatan yang lengkap dan pemeriksaan
fisik, misalnya DM, IMS, merokok, minum minuman keras , dll
yang mungkin berakibat negatif pada kehamilan ibu. Ibu
dianjurkan mengkonsumsi asam folat dosis 400mg/hari untuk
mengurangi risiko defek tabung neural.
Kunjungan Prenatal Pertama
Tujuan pemeriksaan ibu pada kunjungan prenatal pertama
adalah sebagai berikut :
1. Untuk memastikan kehamilan
2. Untuk pemeriksaan kesehatan fisik ibu hamil
3. Untuk mengkaji pertumbuhan dan perkembangan janin
4. Untuk mengevaluasi kebutuhan psikososial ibu dan
keluarganya
5. Untuk mengkaji kebutuhan konseling dan pembelajaran
6. untuk menyusun rencana perawatan guna meningkatkan
kesehatan ibu dan bayi.
D. Perubahan dan adaptasi psikologis selama kehamilan
PERUBAHAN PERAN SELAMA KEHAMILAN
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan
mengalami perubahan psikologis dan pada saat ini pula
wanita akan mencoba untuk beradaptasi terhadap peran
barunya melalui tahapan sebagai berikut.
1. Tahap antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya
dengan merubah peran sosialnya melalui latihan formal
(misalnya kelas-kelas khusus kehamilan) dan informal melalui
model peran (role model). Meningkatnya frekuensi interaksi
dengan wanita harnil dan ibu muda lainnya akan
mempercepat proses adaptasi untuk mencapai penerimaan
peran barunya sebagai seorang ibu.
2. Tahap honeymoon (menerima peran, mencoba
menyesuaikan diri)
Pada tahap ini wanita sudah mulai menerirna peran barunya
dengan cara mencoba menyesuaikan diri. Secara internal
wanita akan mengubah posisinya sebagai penerima kasih
sayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang terhadap
bayinya. Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang,
wanita akan menuntut dari pasangannya. Aspek lain yang
berpengaruh dalam tahap ini adalah seiring dengan sudah
mapannya beberapa persiapan yang berhubungan dengan
kelahiran bayi, termasuk dukungan semangat dari orang-
orang terdekatnya.
3. Tahap stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan
dalam peran)
Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia
mengalami suatu titik stab dalam penerimaan peran barunya.
la akan melakukan akti vitas-aktivitas yan bersifat positif dan
berfokus untuk kehamilannya, seperti mencari tahu tentan
informasi seputar persiapan kelahiran, cara mendidik dan
merawat anak, serf hal yang berguna untuk menjaga kondisi
kesehatan keluarga.
4. Tahap akhir (perjanjian)
Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya,
namun ia tetap mengadakan “perjanjian” dengan dirinya
sendiri untuk sedapat mungkii “menepati janji” mengenai
kesepakatan-kesepakatan internal yang telah ia buat
berkaitan dengan apa yang akan ia perankan sejak saat ini
sampai bayinya lahir kelak.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS TRIMESTER I (PERIODE
PENYESUAIAN)
1. Ibu merasa tidak sehat dari kadang merasa benci dengan
kehamilannya.
2. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan
kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak
hamil saja.
3. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-
benar hamil. Hal ini dilakukan sekadar untuk meyakinkan
dirinya.
4. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu
mendapat perhatian dengan saksama.
5. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan
rahasia seorang ibu yang mungkin akan diberitahukannya
kepada orang lain atau malah mungkin dirahasiakannya.
6. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda
pada tiap wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami
penurunan.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS TRIMESTER II (PERIODE
KESEHATAN YANG BAIK)
1. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar
hormon yang tinggi.
2. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.
3. Merasakan gerakan anak.
4. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
5. Libido meningkat.
6. Menuntut perhatian dan cinta.
7. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan
bagian dari dirinya.
8. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya
atau pada orang lain yang baru menjadi ibu.
9. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan,
kelahiran, dan persiapan untuk peran baru.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS TRIMESTER III (PERIODE
PENANTIAN DENGAN PENUH KEWASPADAAN)
1. Rasa tidak nyaman tirabul kembali, merasa dirinya jelek,
aneh, dan tidak menarik.
2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat
waktu.
3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisikyang timbul pada
saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
4. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpi yang mencerminkan perhatian dan
kekhawatirannya.
5. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
6. Merasa kehilangan perhatian.
7. Perasaan mudah terluka fsensitif).
8. Libido menurun.
ADAPTASI YANG DIALAMI OLEH AYAH
Selama masa kehamilan ayah juga mengalami adaptasi
peran yang cukup menimbulkan stres tersendiri.
1. Surnber stres ayah
a. Masalah keuangan.
b. Kondisi yang tidak diinginkan selama hamil.
c. Cemas bayinya tidak sehat/tidak normal
d. Khawatir tentang nyeri istrinya saat melahirkan.
e. Peran setelah melahirkan.
f. Perubahan hubungan dengan istri, keluarga, dan teman-
temannya.
g. Kemampuan sebagai orangtua.
2. Perubahan psikologis ayah
Perubahan psikologis yang dialami oleh ayah dalam rangka
pencapaian penerimaan peran barunya sejalan dengan fase-
fase yang dialami oleh ibu. Secara umum ayah yang stres
menyukai anak-anak, senang berperan sebagai ayah, dan
senang mengasuh anak, percaya diri dan mampu menjadi
ayah, serta senang membagi pengalamannya tentang
kehamilan dan melahirkan dengan pasangannya.
a. Trimester I
1). Memberitahu keluarga, teman, dan relasi.
2). Sering bingung terhadap perubahan istrinya, meliputi
perubahan perasaan dan tubuhnya. la memperhatikan
kebutuhan istrinya yang mudah lelah dan menurunnya
keinginan untuk berhubungan seksual.
3). Saat ini, anaknya adalah bayi yang “potensial”. Ayah
sering dibayangkan berinteraksi dengan anaknya yang sudah
berusia 5 atau 6 tahun, walaupun kehamilan istrinya belum
kelihatan.
b. Trimester II
1). Peran ayah saat ini masih samar-samar, tetapi
kebingungan atas keterbatasannya menurun dengan melihat
dan merasakan gerakan fetus.
2). Merasa lebih nyaman dengan dapat melihat anaknya pada
USG.
3). Khawatir tentang pembagian peran antara mencari nafkah
dan membantu istri mengurus anak. Pada tahap ini kadang
timbul konflik pada pasangan mengenai bagaimana ia akan
menjadi ayah,
c. Trimester III
1). Persiapan yang nyata terlihat untuk kelahiran bayinya.
2). Terlibat dalam kelas bersama, mendampingi istri saat
memeriksakan kehamilannya.
3). Timbul rasa takut.
4). Timbul pertanyaan dalam benak, “Seperti apa menjadi
orangtua?” atau “Dapatkah ia membantu istrinya selama
proses persalinan?”
5). Timbul rasa tidak percaya, seperti apakah ia akan benar-
benar mempunyai anak?
PERSIAPAN SAUDARA KANDUNG (SIBLING)
Sibling Rivalry adalah rasa persaingan diantara saudara
kandung akibat kelahiran anak berikutnya. Biasanya terjadi
pada anak usia 2 – 3 tahun. Sibling rivalry ini biasanya
ditunjukkan dengan penolakan terhadap kelahiran adiknya,
menangis, menarik diri dari lingkungannya, menjauh dari
ibunya atau melakukan kekerasan pada adiknya.
Untuk mencegah sibling rivalry ada beberapa langkah yang
dapat dilakukan, antara lain sebagai berikut :
1. Jelaskan pada anak tentang posisinya
2. Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran adiknya
3. Ajak anak untuk berkomunikasi dengan bayi sejak masih
dalam kandungan
4. Ajak anak untuk melihat benda benda yang berhubungan
dengan kelahiran bayi.
E. Kebutuhan ibu hamil
Diet Makanan
Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutiak harus dipenuhi.
Kekurangan nutrisi dapat
menyebabkan anemia, abortus, IUGR, inersia uteri,
perdarahan pasca-persalinan, sepsis puerperalis, dan lain-
lain. Sedangkan kelebihan makanan—karena beranggapan
pemenuhan makan untuk dua orang—akan berakibat
kegemukan, pre-eklampsi, janin terlalu besar, dan sebagainya
Status gizi ibu yang kurang baik sebelum dan selama
kehamilan merupakan penyebab utama dari berbagai
persoalan kesehatan yang serius pada ibu dan bayi, yang
berakibat terjadinya bayi lahir dengan berat badan rendah,
kelahiran prematur, serta kematian neonatal dan prenatal
Pengaruh suplementasi multigizi mikro (MGM) dan Fe-folat
terhadap status gizi makro ibu hamil dengan menggunakan
penambahan berat badan hamil (PBBH) sebagai indikator,
masih sangat sedikit. Padahal, PBBH merupakan indikator
utama yang menentukan hasil kehamilan, di samping berat
badan prahamil (BBpH).
Berat badan sebelum hamil, PBBH, dan indeks massa tubuh
(IMT) masih merupakan indikator yang banyak dipakai untuk
menentukan status gizi ibu. Rendahnya PBBH yang
diperburuk oleh rendahnya berat badan sebelum hamil dan
otomatis rendahnya IMT ditengarai akan meningkatkan risiko
kehamilan, seperti BBLR, kelahiran prematur, dan komplikasi
pada saat melahirkan.
PBBH yang terlalu tinggi berisiko terhadap komplikasi
kehamilan seperti hipertensi ,diabetes, dan pre-eklampsi,
komplikasi waktu melahirkan, serta makrosomia. Untuk
menghindari risiko tersebut, ibu hamil harus memperhatikan
asupan gizi sebelura ketika, dan setelah kehamilan, karena
rerata PBBH yang dianjurkan di negara berkembang adaJah
12,5 kilogram.
Kebutuhan energi
Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan pada
ibu hamil untuk meningkatkan asupan energinya sebesar 285
kkal per hari. Tambahan energi ini bertujuan untuk memasok
kebutuhan ibu dalam memenuhi kebutuhan janin. Pada
trimester I kebutuhan energi nieningkat untuk organogenesis
atau pembentukan organ-organ penting janin, dan jumlah
tambahan energi ini terus nieningkat pada trimester II dan III
untuk pertumbuhan janin.
Protein.
Ibu hamil mengalarni peningkatan kebutuhan protein
sebanyak 68%. Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional
menganjurkan untuk menambah asupan protein menjadi 12%
per hari atau 75-100 gram.
Bahan pangan yang dijadikan sebagai sumber protein
sebaiknya bahan pangan dengan nilai biologi yang tinggi,
seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu, dan hasil
olahannya. Protein yang berasal dari tumbuhan nilai
biologinya rendah jadi cukup sepertiga bagian saja.
Zat Besi.
Anemia sebagian besar disebabkan oleh defisiensi zat besi,
oleh karena itu perlu ditekankan kepada ibu hamil untuk
mengonsumsi zat besi selama hamil dan setelah melahirkan.
Kebutuhan zat besi selama hamil nieningkat sebesar 300%
(1.040 nig selama hamil) dan peningkatan ini tidak dapat
tercukupi hanya dari asupan makanan ibu selama hamil
melainkan perlu ditunjang dengan suplemen zat besi.
Pemberian suplemen zat besi dapat diberikan sejak minggu
ke-12 kehamilan sebesar 30-60 gram setiap hari selama
kehamilan dan enam minggu setelah kelahiran untuk
mencegah anemia postpartum.
Pemantauan konsumsi suplemen zat besi perlu juga diikuti
dengan pemantauan cara minum yang benar karena hal ini
akan sangat memengaruhi efektivitas penyerapan zat besi.
Vitamin C dan protein hewani merupakan elemen yang
sangat membantu dalam penyerapan zat besi, sedangkan
kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitat (terkandung
dalam kacang- kacangan) akan mengbambat penyerapan zat
besi. Namun; demikian bukan berarti zat makanan yang
menghambat penyerapan zat besi tidak prmanfaat bagi tubuh.
Zat-zat ini tetap dikonsumsi naraun jangan diminum
bersamaan igan tablet zat besi. Berilah jarak waktu kurang
lebih dua jam dari pemberian zat besi.
Meskipun begitu besar manfaat dari suplemen zat besi, tetapi
tetap perlu :rhatikan bahwa mengonsumsi zat besi yang
berlebihan kurang baik, karena tablet |i terbukti dapat
menurunkan kadar seng dalam serum. Oleh karena itu
asupan zat Si dari makanan adalah yang terbaik.
Asam Folat.
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang
kebutuhannya |ningkat dua kali lipat selama hamil. Asam folat
sangat berperan dalam metabolisme lal makanan menjadi
energi, pematangan sel darah merah, sintesis DNA,
tumbuhan sel, dan pembentukan heme. Jika kekurangan
asam folat maka ibu dapat ^nderita anemia megaloblastik
dengan gejala diare, depresi, lelah berat, dan selalu
mengantuk. Jika kondisi ini terus berlanjut dan tidak segera
ditangani maka pada ibu harail akan terjadi BBLR, ablasio
plasenta, dan kelainan bentuk tulang belakang janin (spina
bifida).
Jenis makanan yang banyak mengandung asam folat adalah
ragi, hati, brokoli, sayur berdaun hijau (bayam, asparagus),
dan kacang-kacangan (kacang kering, kacang kedelai).
Sumber lain adalah ikan, daging, buah jeruk, dan telur. Oleh
karena asam folat tidak stabil dalam pemanasan, maka
dianjurkan untuk memakan sayuran dalam keadaan mentah
dengan dicuci sebelumnya agar sisa pestisida dan cacing
hilang. Oleh karena ada kekhawatiran asam folat tidak dapat
terpenuhi hanya dari asupan makanan, maka Widya Karya
Pangan Nasional menganjurkan untuk pemberian suplemen
asam folat dengan besaran 280,660, dan 470 mikrogram
untuk trimester I, II, dan III. Asam folat sebaiknya diberikan 28
hari setelah ovulasi atau 28 hari pertama setelah kehamilan
karena sumsum tulang belakang dan otak dibentuk pada
rainggu pertama kehamilan.
Kalsium.
Metabolisme kalsium selama hamil mengalami perubahan
yang sangat berarti. Kadar kalsium dalam darah ibu hamil
turun drastis sebanyak 5%. Oleh karena itu, asupan yang
optimal perlu dipertimbangkan. Sumber utama kalsiun adalah
susu dan hasil olahannya, udang, sarang burung, sarden
dalam kaleng, dan beberapa bahan makanan nabati, seperti
sayuran warna hijau tua dan lain-lain.
Selain beberapa zat gizi yang dianjurkan untuk dikonsumsi
oleh ibu hamil, ada beberapa makanan yang harus dihindari
karena kemungkinan akan dapat membahayakan ibu dan
pertumbuhan janin. Makanan yang tidak sehat atau
berbahaya bagi janin di antaranya adalah sebagai berikut.
• Hati dan produk hati. Mengandung vitamin A dosis tinggi
yang bersifat teratogenik (menyebabkan cacat pada janin).
• Makanan mentah atau setengah matang karena risiko
toksoplasma.
• Ikan yang mengandung metil merkuri dalam kadar tinggi
seperti hiu, marlin; yang dapat mengganggu sistem saraf
janin.
• Kafein yang terkandung dalam kopi, teh, cokelat, kola
dibatasi 300 mgper hari. Efek yang dapat terjadi di antaranya
adalah insomnia (sulit tidur), refluks, dan frekuensi berkemih
yang meningkat.
• Vitamin A dalam dosis > 20.000-50.000 lU/hari dapat
menyebabkan kelainafl bawaan.
Obat-obatan
Sebenarnya jika kondisi ibu hamil tidak dalam keadaan yang
benar-benar berindikasi untuk diberikan obat-obatan,
sebaiknya pemberian obat dihindari. Penatalaksanaan
keluhan dan ketidaknyamanan yang dialami lebih dianjurkan
kepada pencegahan dan perawatan saja.
Dalam pemberian terapi, dokter biasanya akan sangat
memperhatikan reaksi obat terhadap kehamilan, karena ada
obat tertentu yang kadang bersifat kontra dengan kehamilan.
Lingkungan yang Bersih
Salah satu pendukung untuk keberlangsungan kehamilan
yang sehat dan aman adalah adanya lingkungan yang bersih,
karena kemungkinan terpapar kuman dan zat tobik yang
berbahaya bagi ibu dan janin akan terminimalisasi.
Lingkungan bersih di sini adalah termasuk bebas dari polusi
udara seperti asap rokok.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Cuno S.P.M.
Uiterwaal, pemimpin penelitian dan professor yang berkerja
sama dengan klinik epidemiologi di Medical Center University
di Utrecht menemukan bahwa orangtua perokok dapat
membahayakan kesehatan anak mereka, termasuk sistem
kardiovaskular mereka yang dapat dideteksi sejak awal
kehamilannya. Karbon monoksida yang terdapat dalam rokok
akan dapat dengan bebas menembus plasenta dan
mengurangi kemampuan Hb dalam mengikat oksigen. Nikotin
merangsang hormon adrenergik yang menyebabkan
vasokonstriksi menyeluruh, terutama mengurangi perfusi
uterus dan mempersempit arteri tali pusat. Ibu hamil sebagai
perokok aktif ataupun terpapar asap rokok {perokok pasif)
akan terkena dampak yang sama.
Pakaian
Messkipun pakaian bukan merupakan hal yang berakibat
langsung terhadap kesejahteraan ibu dan janin, namun perlu
kiranya jika tetap dipertimbangkan beberapa
aspek kenyamanan dalam berpakaian. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam pakaian ibu hamil adalah memenuhi
kriteria berikut ini.
- Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang
ketat pada daerah perut.
- Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.
- Pakailah bra yang menyokong payudara.
- Memakai sepatu dengan hak yang rendah.
- Pakaian dalam yang selalu bersih.
Istirahat dan Rekreasi
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah
satunya beban berat pada perut sehingga terjadi perubahan
sikap tubuh, tidak jarang ibu akan mengalami kelelahan, oleh
karena itu istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil.
Pada trimester akhir Kamilan sering diiringi dengan
bertambahnya ukuran janin, sehingga terkadang ibu kesulitan
untuk menentukan posisi yang paling baik dan nyaman untuk
tidur. Posisi yang dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke
kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan diganjal
dengan bantal, dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut,
ganjal dengan bantal pada perut bawah sebelah kiri.
Hal-hal yang dianjurkan apabila ibu hamil bepergian adalah
sebagai berikut.
- Hindari pergi ke suatu tempat yang ramai, sesak, dan
panas, serta berdiri terlalu lama di tempat itu karena akan
dapat menimbulkan sesak napas sampai akhirnya jatuh
pingsan (sinkop).
- Apabila bepergian selama kehamilan, maka duduk dalam
jangka waktu lama ha; dihindari karena dapat menyebabkan
peningkatan risiko bekuan darah vena dal (deep vein
thrombosis) dan tromboflebitis selama kehamilan.
- Wanita hamil dapat mengendarai mobil maksimal 6 jam
dalam sehari dan hai berhenti selama 2 jam lalu berjalan
selama 10 menit.
- Stocking penyangga sebaiknya dipakai apabila harus duduk
dalam jangka waktu lama di mobil atau pesawat terbang.
- Sabuk pengaman sebaiknya selalu dipakai, sabuk tersebut
diletakkan di bawah perut ketika kehamilan sudah besar.
Kebersihan Tubuh
Kebersihan tubuh ibu hamil perlu diperhatikan karena dengan
perubahan sistem metabolisme mengakibatkan peningkatan
pengeluaran keringat. Keringat yang menempel di kulit
meningkatkan kelembapan kulit dan memungkinkan menjadi
tempat berkembangnya mikroorganisme. Jika tidak
dibersihkan (dengan mandi), maka ibu hamil akan sangat
mudah untuk terkena penyakit kulit.
Bagian tubuh lain yang sangat membutuhkan perawatan
kebersihan adalat daerah vital, karena saat hamil terjadi
pengeluaran sekret vagina yang berlebihan Selain dengan
mandi, mengganti celana dalam secara rutin minimal dua kali
sehar sangat dianjurkan.
Perawatan Payudara
Payudara merupakan aset yang sangat penting sebagai
persiapan menyambut kelahiran sang bayi dalam proses
menyusui.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan
payudara adalah sebagai berikut :
- Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan
yang menggunaka: busa, karena akan mengganggu
penyerapan keringat payudara.
- Gunakan bra dengan bentuk yang menyangga payudara.
- Hindari membersihkan puting dengan sabun mandi karena
akan menyebabka iritasi. Bersihkan puting susu dengan
minyak kelapa lalu bilas dengan ai hangat.
- Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna
kekuningan dari payudara berarti produksi ASI sudah dimulai.
Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan
eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kemih.
Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormon
progesteron yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos,
salah satunya otot usus. Selain itu, desakan usus oleh
pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya
konstipasi.
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan
mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air
putih, terutama ketika lambung dalam keadaan kosong.
Meminum air putih hangat ketika perut dalam keadaan
kosong dapat merangsang gerak peristaltik usus. jika ibu
sudah mengalami dorongan, maka segeralah untuk buang air
besar agar tidak terjadi konstipasi.
Sering buang air kecil merupakan keluhan yang umum
dirasakan oleh ibu hamil, terutama pada trimester I dan III.
Hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis. Ini terjadi karena
pada awal kehamilan terjadi pembesaran uterus yang
mendesak kantong kemih sehingga kapasitasnya berkurang.
Sedangkan pada trimester III terjadi pembesaran janin yang
juga menyebabkan desakan pada kantong kemih.
Tindakan mengurangi asupan cairan untuk mengurangi
keluhan ini sangat tidak dianjurkan, karena akan
nenyebabkan dehidrasi.
Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama
tidak ada riwayat penyakit seperti berikut ini.
- Sering abortus dan kelahiran prematur.
- Perdarahan per vaginam.
- Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada
minggu terakhir kehamilan.
- Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat
menyebabkan infeksi janin intrauteri.
Persiapan Persalinan
Meskipun hari perkiraan persalinan masih lama tidak ada
salahnya jika ibu dan keluarga. mempersiapkan persalinan
sejak jauh hari sebelumnya. Ini dimaksudkan agar jika terjadi
sesuatu hal yang tidak diinginkan atau persalinan maju dari
hari perkiraan, semua perlengkapan yang dibutuhkan sudah
siap.
Beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk persalinan
adalah sebagai berikut.
- Biaya dan penentuan tempat serta penolong persalinan.
- Anggota keluarga yang dijadikan sebagai pengambil
keputusan jika terjadi sut komplikasi yang membutuhkan
rujukan.
- Baju ibu dan bayi beserta perlengkapan lainnya.
- Surat-surat fasilitas kesehatan (misalnya ASKES, jaminan
kesehatan dari terapj kerja, Kartu Sehat, dan lain-lain).
- Pembagian peran ketika ibu berada di RS (ibu dan mertua,
yang menjaga am lainnya—jika bukan persalinan yang
pertama).
Selain beberapa hal di atas, yang tak kalah penting untuk
dipersiapkan dari ibu adalah pemahaman akan tanda-tanda
pasti persalinan antara lain :
- Rasa sakit atau mulas di perut dan menjalar ke perut bagian
bawah sampai ke pinggang bagian belakang, yang disebut
sebagai kontraksi.
- Kontraksi ini terjadi secara teratur dan semakin lama
semakin sering dengan intensitas yang meningkat Minimal
tiga kali dalam 10 menit dengan durasi 30-40 detik.
- Adanya pengeluaran per vagina berupa sekret yang
berwarna merah muda disertai lendir.
- Kadang dijumpai pengeluaran air ketuban yang terjadi
secara spontan (selapu ketuban pecah) dengan ciri-ciri
adanya pengeluaran air ketuban seketika dalam jumlah
banyak atau keluarnya air ketuban sedikit-sedikit tetapi dalam
waktu yang lama. Hal ini disebut sebagai ketuban rembes
karena selaput ketuban robek. Perlu ditekankan kepada ibu
dan keluarga untuk dapat membedakan antara pengeluaran
air seni dengan air ketuban, karena perbedaan
konsistensinya sangat tipis, terutama jika air ketuban sudah
terserap dalam kain.
Ketidaknyamanan dan Cara mengatasinya
Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam
tubuh ibu yang semuanya membutuhkan suatu adaptasi.
F. Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda Bahaya Ibu dan Janin Masa Kehamilan Muda
1. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah sesuatu yang
normal jika hanya terjadi disekitar waktu pertama haidnya
terlambat dan perdarahan hanya sedikit (spooting). Jika
perdarahan yang terjadi banyak dan dalam waktu beberapa
hari maka harus dicurigai adanya kejadian yang lain yang
harus segera ditindaklanjuti.
Beberapa diagnosis perdaharan pervaginan pada masa
kehamilan :
a. Kehamilan ektopik
b. Kemungkinan abortus (abortus Imminens, abortus
inkomplet, abortus komplet)
c. Kehamilan ektopik terganggu
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi
terjadi di luar uterus. Tuba Fallopi merupakan tempat
tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik
(>90%).
Tanda dan gejala Kehamilan Ektopik
Kehamilan Ektopik
Kehamilan Ektopik terganggu
- Gejala kehamilan awal (flek/perdarahan yang ireguler, mual,
pembesaran payudara, perubahan warna pada vagina dan
serviks, pelunakan serviks, pembesaran uterus, frekuensi
BAK yang meningkat).
- Nyeri pada abdomen dan pelvis
- Kolaps dan kelelahan
- Denyut nadi cepat dan lemah (110x/menit atau lebih).
- Hipotensi
- Hipovolemia
- Abdomen akut dan nyeri pelvis
- Distensi Abdomen
- Nyeri Lepas
- Pucat
d. Mola Hidatidosa, merupakan proliferasi abnormal dari vili
khorialis.
2. Hipertensi Gravidarum
Hipertensi dalam kehamilan termasuk hipertensi karena
kehamilan dan hipertensi kronik (meningkatnya tekanan
darah sebelum usia kehamilan 20 minggu. Hipertensi dalam
kehamilan sering ditandai dengan nyeri kepala, kejang dan
hilangnya kesadaran. Kejadian lain yang bisa mengakibatkan
kejang adalah epilepsi, malaria, trauma kepala, meningitis
dan ensefalitis.
a. Tekanan diastolik merupakan indikator untuk prognosis
pada penanganan hipertensi dalam kehamilan.
b. Tekanan diastolik mengukur tekanan tahanan perifer dan
tidak dipengaruhi oleh keadaan emosi pasien.
c. Jika tekanan diastolik >90mmHg pada dua pemeriksaan
berjarak 4 jam atau lebih, diagnosisnya adalah hipertensi.
Pada keadaan urgen, tekanan diastolik 110 mmHg dapat
dipakai sebagai dasar diagnosis, dengan jarak waktu
pengukuran < 4 jam.
1) Jika hipertensi pada kehamilan >20 minggu, pada
persalinan, atau dalam 48 jam sesudah persalinan,
diagnosisnya adalah hipertensi dalam kehamilan.
2) Jika hupertensi terjadi pada kehamilan < 20 minggu,
diagnosisnya adalah hipertensi kronik.
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan adalahs ebagai berikut
:
a. Hipertensi (tanpa proteinuria atau edema).
b. Preeklamsia ringan
c. Preeklamsia berat
d. Eklamsia
3. Nyeri Perut bagian Bawah
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang
merupakan gejala utama pada kehamilan ektopik atau
abortus.
Diagnosis banding nyeri perut :
1) Kista Ovarium
2) Apendisitis
3) Sistisis
4) Pielonefritis akut
5) Kehamilan ektopik
Tanda Bahaya Ibu dan Janin Masa Kehamilan Lanjut
1. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai bayi
dilahirkan dinamakan perdarahan intrapartum sebelum
kelahiran. Perdarahan pada akhir kehamilan, perdarahan
tidak normal adalah merah, banyak dan kadang kadang,
tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan
seperti ini bisa berarti plasenta previa atau abrubiso plasenta.
Diagnosis perdarahan antepartum
Tanda & gejala Utama
Faktor predisposisi
Penyulit lain
Diagnosis
- Perdarahan tanpa nyeri, usia gestasi > 22 minggu.
- Darah segar/kehitaman dengan bekuan.
- Perdarahan dapat terjadi setelah miksi atau defekasi,
aktifitas fisik, kontraksi braxton hiks atau koitus
- Grande multipara
- Syok
- Perdarahan setelah koitus
- Tidak ada kontraksi uterus
- Bagian terendah janin tidak masuk PAP
- Kondisi janin normal atau gawat janin
Plasenta previa
- Perdarahan dengan nyeri intermitten atau menetap
- Warna darah kehitaman dan
- Hipertensi
- Versi luar
- Trauma abdomen
- Polihidramnion
- Gemelli
- Defisiensi gizi
- Syok yang tidak sesuai dengan jumlah darah yang keluar
- Anemia berat
- Melemah atau
Solutio plasenta
cair, tetapi mungkin ada bekuan ada bekuan jika solusio
relatif baru
- Jika ostium terbuka, terjadi perdarahan berwarna merah
segar.
hilangnya gerak janin
- Gawat janin/hilangnya DJJ
- Uterus tegang dan nyeri
- Perdarahan intrabdominal dan atau vaginal
- Nyeri hebat sebelum perdarahan dan syok, yang
kemungkinan hilang setelah terjadi regangan pada perut
bawah
- Riwayat SC
- Partus lama atau lewat waktu
- Disproporsi kepala
- Kelainan letak/presentasi
- Persalinan traumatik
- Syok atau takikardi
- Adanya cairan bebas intrabdominal
- Hilangnya gerak DJJ
- Bentuk uterus abnormal atau konturnya tidak jelas.
- Nyeri raba/tekan dinding perut dan bagian bagian janin
mudah dipalpasi
Ruptura Uteri
- Perdarahan berwarna merah
- Uji pembekuan darah tidak menunjukkan adanya bekuan
darah setelah tujuh menit.
- Rendahnya faktor pembekuan darah, fibrinoen, trombosit,
fragmentasi sel darah merah.
- Solusio plasenta
- Janin mati dalam rahim
- Eklamsia
- Emboli air ketuban
- Perdarahan gusi
- Gambaran memar bawah kulit
- Perdarahan dari tempat tusukan dan jarum infus
Gangguan pembekuan darah
2. Sakit Kepala yang hebat dan menetap
Sakit kepala selama kehamilan adalah umum terjadi dan
sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal selama
kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah
yang serius adalah sakit kepala yang hebat dan menetap dan
tidak hilang dengan beristirahat. Kadang kadang dengan sakit
kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin mengalami
kehilangan penglihatan yang menjadi kabur dan bayang
bayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah
salah satu gejala dari preeklamsia.
3. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan
normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin
menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa
adalah hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.
Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, penyakit
radang pelvis, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong
empedu, iritasi uterus, abrupsio plasenta, ISK dll.
Diagnosis banding nyeri abdomen pada kehamilan lanjut :
a. Kemungkinan persalinan preterm
b. Solutio plasenta
c. Ruptura uteri
d. Amnionitis
e. Sistitis
f. Pielonefritis
g. Apendisitis
h. Matritis
i. Abses pelvis
j. Peritonitis
k. Kista ovarium
4. Bengkak pada muka dan tangan
Hampir setengah dari ibu ibua hamil akan mengalami
bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada
sore hari dan biasanya hilang setelah istirahat atau
meletakkan kaki lebih tinggi. Bengkak dapat menunjukkan
adanya masalah serius jika muncul pada permukaan muka,
tangan, tidak hilang dengan istirahat, dan diikuti dengan
keluhan fisik lainnya. Hal ini bisa merupakan pertanda
anemia, gagal jantung, atau preeklamsia.
5. Bayi kurang bergerak seperti biasa
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 dan
ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih
awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus
bergerak palings edikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan
bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring atau beristirahat
dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
G. Pendidikan Kesehatan
Tujuan pemberian edukasi adalah :
1. Fasilitasi pemahaman mengenai status kesehatan pasien,
pilihan perawatan kesehatan dan konsekuensinya.
2. Mendorong partisipasi dalam proses pengambilan
keputusan.
3. Meningkatkan kemungkinan untuk mengikuti rencana
perawatan.
4. Memaksimalkan ketrampilan
5. Membantu perawatan berkelanjutan
6. Meningkatkan gaya hidup sehat.
Faktor Faktor yang mempengaruhi edukasi antara lain :
1. Usia
Pada tingkat masing masing usia memiliki pendekatan emosi
dan psikologisnya berbeda beda sesuai dengan tingkat
emosinya masing masing.
2. Tingkat pendidikan
Berkaitan dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman.
3. Status sosial ekonomi
Termasuk didalamnya family dan social support.
4. Status perkawinan
Tingkat perhatian pada single parents akan berbeda dengan
partnered mother.
5. Budaya
6. Agama
7. Paritas
8. Ketertarikan pasien dan keluarga
TRIMESTER CONCERN
TRIMESTER 1 (Mgg 1 – Mgg 13)
Pada trimester ini akan didapat reaksi orang tua terhadap
kehamilan mengenai perubahan kehidupan sehari hari, siapa
yang merawat bayi dan kebutuhan akan mutual support. Pada
trimester ini yang menjadi perhatian utama adalah
• Mual muntah
• Efek obat obatan pada fetus
• Perubahan gambaran diri
• Reaksi keluarga
• Kebutuhan nutrisi
• Tes genetik
Pendidikan tentang perawatan diri
Menjaga kesehatan merupakan aspek penting dalam
perawatan prenatal. Partisipasi pasien dalam hal ini menjamin
adanya laporan dini tentang respons yang tidak diharapkan
dalam kehamilan. Perawat sebagai pengajar, memberi pasien
informasi yang diperlukan menaati tindakan tindakan yang
berkaitan dengan perawatan kesehatan.
Calon ibu memerlukan informasi tentang banyak hal. Selama
pemeriksaan kesehatan pertama, wanita mungkin telah
menunjukkan suatu kebutuhan untuk belajar aktivitas
merawat diri, seperti mencegah infeksi saluran kemih, dan
latihan kegel.
Mencegah Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih bisa asimptomatik. Baik simptomatik
atau tidak, infeksi saluran kemih berisiko, baik ibu maupun
bagi janin. Pencegahan infeksi ini sangatlah penting.
Pengertian wanita dan penggunaan tindakan tindakan
hygiene umum perlu dikaji. Sebelum membuat rencana
perawatan, perawat perlu mengidentifikasi perasaan atau ide
tentang budaya, etnik, agama, atau faktor faktor lain yang
mempengaruhi praktik kesehatan.
Wanita perlu mempelajari bahwa setiap wanita harus selalu
nelakukan gerakan membersihkan dari depan ke belakang
setiap kali selesai berkemih atau buang air besar dan harus
menggunakan tissue yang bersih setiap kali melakukannya.
Membersihkan dengan mengelap dari belakang ke depan
akan membawa bakteri dari daerah rektum ke muara uretra
dan meningkatkan risiko infeksi. Sebaiknya gunakan tissue
yang lembut dan menyerap air, lebih disukai yang berwarna
putih dan tidak diberi wewangian karena tissue yang kasar,
diberi wewangian, atau yang bergambar bisa menimbulkan
iritasi. Wanita harus sering mengganti pelapis atau pelindung
celana dalam. Wanita sebaiknya mengenakan celana dalam
yang terbuat dari bahan katun. Wanita sebaiknya tidak
mengenakan celana ketat atau jeans ketat untuk waktu yang
lama. Panas dan kelembaban di daerah genetalia, yang
terbentuk akibat penggunaan pakaian ketat dapat
mempermudah pertumbuhan bakteri.
Beberapa wanita tidak mendapat cukup makanan dan cairan.
Setelah mengemukakan makanan pilihannya, perawat harus
menganjurkan agar wanita ini meminum 8 dampai 12 gelas
cairan setiap hari. Yogurt dab susu asam juga bisa membantu
mencegah infeksi saluran kemih atau vagina.
Perawat harus memberitahukan cara berkemih yang sehat.
Ibu hamil harus sering berkemih yang sehat. Mereka harus
cukup minum agar produksi air kemihnya cukup dan jangan
sengaja mengurangi minum untuk menjarangkan berkemih.
Apabila perasaan ingin berkemih muncul, jangan diabaikan.
Menahan berkemih akan membuat bakteri di dalam kandung
kemih berlipat ganda. Ibu hamil harus merencanakandi muka
untuk berkemih jika ia akan memasuki keadaan dimana ia
tidak akan dapat berkemih untuk jangka waktu yang lama
misal dalam kendaraan bepergian jauh. Ia harus selalu
berkemih sebelum berangkat tidur dimalam hari. Bakteri bisa
masuk sewaktu melakukan hubungan seksual. Oleh karena
itu ibu hamil dianjurkan untuk berkemih sebelum dan sesudah
melakukan hubungan seksual dan minum banyak air untuk
meningkatkan produksi kemihnya.
Latihan Kegel
Latihan kegel (latihan dasar penggul) memperkuat otot otot di
sekitar organ reproduksi dan memperbaiki tonus otot otot
tersebut. Banyak wanita tidak mengenali otot otot di dasar
panggul sampai sampai mereka diberi tahu bahwa inilah otot
otot yang dipakai ketika mereka berkemih dan melakukan
hubungan seksual dan oleh karena itu otot otot ini dapat
dikendalikan secara sadar. Karena otot otot dasar panggul
melingkari jalan keluar bayi, sangatlah penting otot otot ini
dilatih karena otot yang terlatih dapat meregang dan
berkontraksi dengan baik selama proses melahirkan.
Untuk membantu otot otot dasar panggul kembali ke fungsi
normal, latihan kegel harus dilakukan setelah melahirkan.
Latihan kegel memperkuat otot otot ini dan memperbaiki
tonus otot. Apabila dilakukan secara teratur, latihan ini
membantu mencegah prolaps uterus dan stres inkontinensia
di kemudian hari.
Berikut ini mengenai latihan kegel :
Latihan
Otot otot yang menghentikan aliran kemih adalah otot otot
pubokoksigis. Melakukan latihan kegel sewaktu berkemih
membantu ibu hamil untuk mengetahui apakah ia telah benar
melakukan latihannya. Apabila ia dapat menghentikan aliran
kemihnya, berarti tonus ototnya baik.
Setelah ibu hamil mengetahui dengan benar tempat otot otot
tersebut, latihan kegel dapat dilakukan dengan cara berikut :
1. Lambat : kencangkan otot, tahan sampai hitungan ketika
dan lemaskan.
2. Cepat : kencangkan otot dan lemaskan secepat mungkin.
3. Dorong keluar, tarik ke dalam : tarik ke atas seluruh dasar
panggul seakan akan sedang mencoba menarik air masuk ke
dalam vagina. Kemudian dorong keluar seakan akan
mencoba mengeluarkan air tersebut. Latihan ini juga
menggunakan otot otot abdomen.
Pelaksanaan
Latihan ini darus dilakukan beberapa kali dalam sehari
supaya efektif. Latihan ini harus dilakukan setiap hari seumur
hidup wanita tersebut. Latihan ini dapat dilakukan 10 kali
untuk setiap kali latihan dan dilakukan sedikitnya tiga kali
sehari. Waktu yang baik untuk melakukan latihan ini ialah
saat sedang berjalan ke kamar kecil, tetapi tambahan latihan
diwaktu yang lain akan lebih baik.
Pengajaran Tambahan
Informasi lain yang juga dibutuhkan oleh pasien adalah
masalah diet, latihan fisik, tidur, kebiasaan buang air besar,
merokok, ingesti alkohol, pemakaian obat obatan, dan
hubungan seksual. Tidaklah mungkin mengajarkan semua hal
yang dibutuhkan oleh ibu hamil dan keluarganya sekaligus
dalam satu kunjungan setelah ia didiagnosis hamil. Ibu bisa
diberikan catatan kecil yang sudah disipkan sebelumnya,
yang bisa dibaca oleh ibu hamil di rumah.
Jadwal Perawatan
Pada kunjungan pertama, wanita hamil akan senang bila
diberitahukan jadwal kunjungan berikutnya. Kebanyakan ibu
perlu datang berkunjung setiap selang waktu empat minggu
sampai usia kandungannya 20 minggu, kemudian setiap dua
minggu sekali sampai minggu ke 36 dan sejak minggu ke 37
sampai melahirkan jadwal kunjungan menjadi setiap minggu.
Tanda Komplikasi Potensial
Salah satu tanggungjawab utama tenaga kesehatan yang
terlibat dalam perawatan ibu hamil ialah menyadarkan ibu
tentang tanda dan gejala yang berpotensi menimbulkan
komplikasi pada kehamilan.
Tanda komplikasi potensial pada trimester pertama :
• Muntah berat, kemungkinan penyebab adalah hiperemesis
gravidarum
• Menggigil, demam, kemungkinan disebabkan oleh infeksi.
• Rasa terbakar sewaktu berkemih, kemungkinan disebabkan
oleh infeksi
• Diare, kemungkinan disebabkan oleh infeksi.
• Kram perut, perdarahan dari vagina, kemungkinan
disebabkan oleh abortus spontan, keguguran.
Trimester II (Mgg 14 – Mgg 26)
Adanya perubahan pada pasangan terhadap penerimaan
kehamilan dan persiapan untuk kelahiran. Adapun yang
menjadi perhatian utama pada masa ini adalah :
♦ Kenaikan BB
♦ Ketidaknyamanan
♦ Aktivitas seksual
Trimester III (Mgg 27 – Mgg 38/40)
Perhatian utama selama masa ini adalah :
- Persiapan melahirkan
- Persiapan menyusui
- Perawatan bayi baru lahir.
H. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Riwayat Obstetri
Memberikan intormasi yang penting mengenai kehamilan
sebelumnya agar perawat dapat menentukan kemungkinan
masalah pada kehamilan-sekarang. Riwayat Obstetri meliputi
hal-hal di bawali ini.
a. Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).
b. Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
c. Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat
persalinan, dan penolong persalinan.
d. jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
e. Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi,
dan perdarahan.
f. Komplikasi pada bayi.
g. Rencana menyusui bayi.
Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi yang lengkap diperlukan untuk
menentukan taksiran persalinan (TP). TP ditentukan
berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT).
Untuk menentukan TP berdasarkan HPHT dapat digunakan
rumus Naegle, yaitu Hari ditambah tujuh, bulan dikurangi tiga,
tahun disesuaikan.
Contoh:
HPHT 30 Agustus 2004 berarti TP tanggal 6 Juni 2005.
Aturan Naegle lebih akurat dilakukan pada ibu dengan siklus
menstruasi yang teratur dengan 28 hari, kurang akurat pada
ibu dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.
Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada
janin, ibu, atau keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap
harus didlapatkan pada saat kunjungan pertama.
Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut
saat kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk
pada pembentukan organ seksual janin.
Riwayat Penyakit dan Operasi
Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM,
hipertensi, dan penyakit ginjal bisa berefek buruk pada
kehamilan. Oleh karena itu adanya penyakit infeksi, prosedur
infeksi dan trauma pada persalinan sebelumnya harus
didokumentasikan.
Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai
berikut.
b. Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan
kelompok risiko tinggi untuk masalah genelis seperti anemia
sickle sel, talasemia).
c. Penyakit pada niasa kanak-kanak dan imunisasi.
d. Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma
dan jantung.
e. Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis
dan pinggang).
f. Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular
seksual, dan tuberkulosis.
g. Riwayat dan perawalan anemia.
h. Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
i. Jumlah konsumsi katein tiap hari seperti kopi, teh, coklat,
dan minuman ringanlainnya,
j. Merokok (Jumlah batang per hari).
k. Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat
meningkatkan risiko terinfeksi toxoplasma.
l. Alergi dan sensitif dengan obat.
m. Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit.
n. Riwayat keluarga.
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk
penyakit kronis (menahun/terus–menerus) seperti diabetes
melilus dan jantung, infeksi seperti tuberkulosis dan hepatitis,
serta riwayat kongenital yang perlu dikumpulkan.
o. Riwayat kesehatan pasangan.
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan
infeksi. Penggunaan obat-obatan seperti kokain dan
alkoholakanberpengaruh pada keraampuankeluarga untuk
menghadapa kehamilan dan persalinan. Rokok yang
digunakan oleh ayah akan berpengaruh pada ibu dan janin,
terulama risiko mengalami komplikasi pernapasan akibat
sebagai perokok pasif. Golongan darah dan tipe Rhesus ayah
penting jika ibu dengan Rh negatif dan kemungkinan
inkompabilitas darah dapat terjadi.
Pemeriksaan Fisik
a. Tanda Tanda Vital
1). Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan,
karena posisi akan memengaruhi tekanan darah pada ibu
hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur pada posisi duduk
dengan lengan sejajar posisi jantung. Pendokumentasian
perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang didapatkan.
2). Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa
terjadi pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi
diperiksa selama satu menit penuh untuk dapat menentukan
keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa untuk menentukan
masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat dan
teratur.
3). Pernapasan
Frekuesi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali
per menit. Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan
atau penyakit jantung. Suara napas hams sama bilateral,
ekspansi paru simetris, dan lapangan paru bebas dari suara
napas abdominal.
4). Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6 °C. Peningkatan
suhu menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan
perawatan medis.
b. Sistem Kardiovaskuler
Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi
terhadap bendungan vena, yang bisa berkembang menjadi
varises. Bendungan vena biasanya terjadi pada tungkai,
vulva, dan rektum
Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah
pada ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke
ruang intertisial. Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau
jempol menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini
disebut pitting edema. Edema pada tangan dan wajah
memerlukan pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari
hipertensi pada kehamilan.
c. Sistem Muskuloskeletal
1). Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama
kehamilan. Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot
punggung dan tungkai.
2). Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar
untuk dapat menentukan kenaikan berat badan selama
kehamilan. Berat badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg
dan tinggi badan kurang dari 150 cm ibu berisiko melahirkan
bayi prematur dan berat badan lahir rendah. Berat badan
sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan
diabetes pada kehamilan, hipertensi pada kehamilan,
persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum.
3). Pengukuran pelviks •
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk
menentukan diameternya yang berguna untuk persalinan per
vaginam.
4). Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi
fundus diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis.
Kandung kemih harus dikosongkan sebelum pemeriksaan
dilakukan untuk menetukan keakuratannya. Pengukuran
metode Mc Donald dengan posisi ibu berbaring.
d. Sistem neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila
ibu tidak memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan
adanya masalah. Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya
dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya komplikasi
kehamilan
e. Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat
menandakan anemis, jaundice menandakan gangguan pada
hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti cloasma gravidarum,
serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie perlu
dicatat. Penampang kuku ber warna merah muda
menandakan pengisian kapiler baik.
f. Sistem endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran
yang berlebihan menandakan hipertiroid dan perlu
pemeriksaan lebih lanjut.
g. Sistem Gatsrointestinal
Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir
bebas dari ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema
akibat efek peningkatan estrogen yang menyebabkan
hiperplasia. Gigi terawat dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke
dokter gigi secara teratur karena penyakit periodontal
menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya persalinan
prematur. Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu untuk
melakukan perawatan gigi.
Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih
nyaman untuk ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena
efek progesteron pada otot polos, sehingga menyebabkan
konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi bila menderita
diare.
h. Sistem Urinarius
Protein
Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada
dalam urine, hal ini menandakan adanya kontaminasi sekret
vagina, penyakit ginjal, serta hipertensi pada kehamilan.
Glukosa
Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan
normal pada ibu hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar
membutuhkan pemeriksaan gula darah.
Keton
Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas
yang berat atau pemasukan cairan dan makanan yang tidak
adekuat.
Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi
saluran kemih
yang biasa terjadi pada ibu hamil.
i. Sistem reproduksi
1). Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puling, dan
pengeluaran kolostrum perlu dicatat. Adanya benjolan dan
tidak simetris pada payudara membutuhkan pemeriksaan
lebih lanjut.
2). Organ reproduksi eksternal
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu
diperiksa dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan
parut pada perineum.
3). Organ reproduksi internal
Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan
berwarna merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda
Chadwik.
2. Diagnosa Keperawatan
Trimester 1
a. Kecemasan
b. Nyeri
c. Gangguan Nutrisi
d. Perubahan pola seksual
Trimester 2
a. Nyeri
b. Gangguan gambaran diri
c. Perubahan proses keluarga
d. Kecemasan
e. Perubahan pola seksual
Trimester 3
a. Nyeri
b. Pola nafas tidak efektif
c. Perubahan pola tidur
d. Intoleransi aktivitas
e. Perubahan pola seksual
Daftar Pustaka :
- Ilyas, Jumarni. 1994. Asuhan keperawatan Perinatal.
Jakarta. EGC
- Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar dasar Keperawatan
Maternitas. Ed 6. Jakarta. EGC
- Bobak. 2004. Buku Ajar keperawatan Maternitas. Ed 4.
Jakarta. EGC.
- Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba
Medika. Jakarta
- Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan kebidanan pada masa
kehamilan. Salemba Medika. Jakarta
- Bandiyah, Siti. 2009. Kehamilan, Persalinan dan gangguan
kehamilan. Nuha Medika. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai