Anda di halaman 1dari 16

Matrik Keterkaitan Pendekatan SETS dengan Kemampuan Pemecahan masalah

Modul berbasis SETS Kemampuan Pemecahan Masalah


Invitasi / Apersepsi Identifikasi Masalah
Modul menyajikan Dengan adanya tahap invitasi pengalaman baru akan didapatkan oleh siswa dan secara otomatis akan
isu/permasalahan diintegrasikan dengan pengalaman yang sudah tertanam pada pikiran siswa. Pengetahuan dan pengalaman sudah
mengenai energi yang ada pada siswa sebelum belajar sehingga dengan adanya pengalaman dan informasi baru dari belajar, nantinya
ada disekitar dan dekat akan diintegrasikan dalam pemikirannya (Widayati, 2015). Adanya pengintegrasian membuat siswa akan
dengan keseharian siswa. terpacu motivasinya untuk mempelajari hal baru tersebut. Terpacunya motivasi dalam diri siswa akan
Disajikan dalam gambar mempengaruhi pada keaktifan dan rasa ingin tau sehingga siswa akan mencoba menggali informasi mengenai
dan narasi cerita masalah apa yang sebenarnya terjadi pada isu yang ditampilkan pada fase invitasi tersebut. Seperti apa yang
dikatakan oleh Schmitt & Lahroodi (2008), bahwa rasa ingin tahu merupakan keinginan dari motivasi diri untuk
mengetahui sesuatu yang timbul dan menarik perhatian seseorang pada objek sehingga seseorang perhatian
dapat terpusat pada masalah itu. Dengan demikian dimungkinkan invitasi dapat memicu proses identifikasi
masalah pada siswa.
Menentukan masalah
Dengan adanya kolom kegiatan eksperimen menjadikan siswa melakukan suatu percobaan atau hands on yang
mampu memicu siswa untuk memikirkan rancangan dan melakukan pembuktian mengenai percobaan yang
dilakukan. Dengan adanya pengalaman yang langsung dilakukan oleh siswa maka siswa akan mendapatkan ilmu
baru yang kemudian akan dimasukkan pada memori jangka panjang oleh siswa, Widayati (2015) menyatakan
kegiatan belajar langsung dapat merangsang pemrosesan informasi pada siswa bekerja baik. pengodean atas
informasi baru yang diintegrasi dengan informasi lama akan mengantarkan informasi masuk ke dalam memori
jangka panjang.
Selain itu, dengan adanya pengalaman langsung membuat siswa mampu mengungkapkan ide-ide yang ada di
dalam kepalanya dan mampu menekankan pada kemampuan proses berpikir anak, salah satunya yaitu
kemampuan analisis.
Dengan adanya pembelajaran aktif seperti eksperimen anak membangun pengetahuannya sendiri, seperti dalam
kegiatankegiatan eksperimen anak melakukan sendiri, mengobservasi, menganalisis, dan membuktikan sendiri
serta menyimpulkan hasil percobaannya sehingga kemampuan berpikir anak dapat berkembang (Anggreani,
2015).
Pembentukan konsep Menjelajahi kemungkinan strategi (solusi alternative)
Modul menyajikan kolom Dari kegiatan eksperimen nantinya akan didapatkan suatu pemikiran oleh siswa mengenai solusi alternatif yang
kegiatan eksperimen dapat dilakukan untuk mengatasi masalah dari hasil eksperimen tersebut. Anggraeni (2015) menguraikan tujuan
mengenai energi yang dari metode eksperimen salah satunya adalah dapat mendorong anak untuk mngkomunikasikan ide dan
dapat dilakukan oleh pikirannya karena dalam eksperimen menggunakan kelima panca inderanya, memberi kesempatan anak untuk
siswa yang kemudian bereksplorasi dan menunjukan kreativitasnya, melatih anak dalam berpikir ilmiah, logis dan kritis. Kegiatan
harus ditarik kesimpulan eksperimen merupakan kegiatan penyelidikan yang dapat memicu siswa untuk menelusuri lebih dalam teori,
sumber dan penyelesaian dari berbagai sumber. Oleh sebab itulah dimungkinkan siswa dapat menemukan
banyak alternatif solusi untuk permasalah yang ada.
Adanya observasi dari kegiatan eksperimen juga dapat meningkatkan proses berpikir tingkat tinggi salah salah
satunya kreativitas, kreativitas inilah yang dapat mengantarkan pemikiran siswa pada keaktifan bertanya dan
terampil dalam mengindikasikan kemungkinan penyebab efek masalah menemukan alternatif solusi (Wahyudin,
2017).
Menurut Rockland et al (2010), penggunaan pendekatan praktis seperti penerapan konsep sains melalui tangan
kegiatan dalam proses desain teknik akan membantu siswa menemukan hubungan antar konsep mereka belajar
dengan teknologi dan masalah
dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Memilih solusi alternatif
Selain menyajikan kegiatan eksperimen, pada fase pembentukan konsep juga terdapat kegiatan untuk berdiskusi
dan penarikan kesimpulan, dengan adanya kegiatan tersebut siswa dapat menuangkan ide pemikiran dan
konstruksi penyelesaian masalah yang dapat dilihat dari kegiatan sebelumnya. Adanya kesimpulan yang dibuat
oleh siswa secara tidak langsung mempengaruhi pemikiran siswa mengenai masalah apa yang sebenarnya
ditampilkan dan akhirnya siswa mampu memilih dari beberapa solusi yang telah dituliskan menjadi solusi yang
paling tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hal tersebut mendasar pada penelitian yang dilakukan oleh
tim peneliti dari Wellcome Trust Centre for Neuroimaging, University College London yang menyatakan bahwa
ada aktivasi otak, terutama di suatu daerah di otak depan yang disebut ventromedial prefrontal cortex yang
berperan penting untuk memunculkan nilai pilihan yang menjadi keputusan partisipan, namun ternyata selain itu
peneliti juga mengungkap bahwa tingkat aktivitas di bagian otak ini juga dikaitkan dengan tingkat kepercayaan
diri partisipan saat menentukan pilihan terbaiknya (detik.com, 2012). Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan,
kesimpulan yang diambil dari percobaan merupakan salah satu kepercayaan diri siswa yang akan mengantarkan
pemikiran siswa pada solusi paling tepat yang harus mereka ambil.
Aplikasi konsep : Memilih solusi alternative
penyelesaian Pada tahap aplikasi konsep, siswa disajikan kolom diskusi yang berisi pertanyaan mengenai hasil kegiatan
masalah/analisis sebelumnya, disini siswa sudah pasti dapat dengan lancar menjawab karena kepercayaan diri dan konsep dasar
masalah juga banyak informasi yang sudah didapatkan dan terbentuk ditahap sebelumnya, sehingga akan mudah dalam
Menyajikan kolom untuk pemilihan solusi alternative yang paling tepat. Gorman (1974: 312) menyebutkan bahwa salah satu faktor yang
diskusi dan kolom untuk dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan mencari informasi yang relevan.
mengutarakan pemecahan Kemampuan siswa untuk menemukan hubungan antara konsep saintifik dan nyata
masalah yang kehidupan akan memungkinkan mereka untuk menerapkan konsep sains
ditampilkan pada tahapan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari mereka (Apedoe et
invitasi dan pembentukan al., 2008; Syukri et al., 2012).
konsep Bertindak atas strategi
Banyak tahapan sudah dilalui sebelumnya membuat siswa sudah menguasai konsep dan memperoleh kajian atau
sumber informasi sehingga siswa dapat dengan lancar mengutarakan ide ide terkait pemecahan masalah dari
solusi terbaik yang telah dipilih sebelumnya. Sehingga dengan sendirinya siswa akan dapat
mengimplementasikan apa yang seharusnya dia lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut sesuai dengan
konsep konsep yang telah dia dapat saat pembelajaran. Siswa akan menggunakan konsep yang sudah tertanam
dalam memori jangka panjang untuk menyusun langkah yang tepat untuk dapat menyelesaikan masalah.
Mencari solusi alternative
Selain itu, langkah aplikasi konsep ini juga dapat menopang indikator pencarian solusi alternative untuk masalah
lain yang mungkin timbul atau dimunculkan. Pengalaman dari siswa yang dihadapkan dalam suatu kasus yang
sifatnya terus menerus mengharuskan adanya proses berpikir akan menjadikan siswa yang siap dalam
menghadapi berbagai tantangan. Dengan ingatan yang telah terbentuk, siswa akan mampu mengutarakan
berbagai pilihan solusi untuk suatu masalah walaupun masalah yang ditimbulkan berbeda. Hal ini berkaitan
dengan tahap sebelumnya yang membiasakan siswa untuk bersentuhan dengan pengalaman langsung yang
membuat semua informasi baru diintegrasikan dan masuk ke memori jangka panjang. Widayati (2015) Siswa
mampu mengingat dengan baik atau retensi tinggi apabila informasi yang berhasil dikode masuk ke dalam
memori jangka panjang, saat informasi dipanggil kembali akan muncul dengan baik.
Pemantapan konsep Pada tahap pemantapan konsep dapat untuk menopang banyak indikator dalam kemampuan pemecahan masalah
Modul menyajikan uraian seperti mencari solusi alternative, memilih solusi alternative, kelancaran dalam memecahkan masalah.
materi dan kolom untuk Hal tersebut dikarenakan siswa telah dibiasakan cara berpikirnya untuk selalu menganalisis setiap fenomena
menuliskan analisis yang terjadi, konsep juga sudah terbentuk dari aktifitas mencari sumber belajar dan informasi yang relevan yang
pemecahan masalah dilakukan oleh siswa secara mandiri sehingga terjadi aktifitas pemrosesan informasi yang baik. Atkinson (1991)
terdiri dari tiga tahapan yaitu proses mencamkan (encoding), proses menyimpan (storage), dan proses
pengingatan kembali (retrieval). Tahap encoding disebut sebagai tahap pengodean terhadap sesuatu yang akan
diingat. Pengodean menghasilkan memori yang baik abila dilakukan dengan mencari hubungan tentang sesuatu
yang harus diingat dengan hal lain yang telah dikenal. Semua yang telah terbentuk pada pemikiran siswa
tersebut masuk pada ingatan yang dapat dipanggil kembali ketika dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah
yang lainnya.
Selain itu pada tahap pemantapan konsep siswa akan mendapatkan tambahan ilmu dan informasi yang nantinya
akan diproses kembali dalam pikirannya dan akan diintegrasikan dengan informasi lama kemudian akan masuk
pada memori jangka panjang.
Evaluasi hasil pemecahan masalah
Dari semua aktivitas yang telah dilakukan oleh siswa melalui semua tahapan, dapat mempengaruhi kualitas dari
pemecahan itu sendiri. Siswa akan percaya diri dengan kualitas jawaban mereka ketika konsep telah matang
pada pikiran siswa tersebut dan sebaliknya. Ketepatan dalam pemilihan solusi alternative juga dapat
berpengaruh dalam kualitas pemecahan masalah.
Penilaian Evaluasi hasil pemecahan masalah
Modul menyajikan Penilaian terhadap diri sendiri ini diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan diri dan keyakinan terhadap
lembar penilaian diri atau kualitas dari hasil pemecahan masalah yang mereka buat. Siswa memiliki kualitas pemecahan masalah yang
evaluasi diri terkait hasil baik ketika pemecahan masalah yang diutarakan rasional, relevan dan tepat. Informasi yang telah dikumpulkan
dari pemecahan masalah dari tahap awal hingga akhir mampu menopang pemikiran siswa akan hasil pemecahan masalah yang terbaik.
yang diambil Selain untuk menilai kualitas hasil pemecahan masalah, kolom penilaian ini juga dapat digunakan untuk menilai
daripada indikator sebelumnya. Karena kualitas hasil pemecahan masalah dapat dilihat dari runutan indicator
sebelumnya.
BPPPN Pusat Kurikulum menyatakan bahwa penggunaan teknik penilaian diri ini penting karena:1) dapat
menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberikepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;
2) peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian, harus
melakukan introspeksi terhadap kekuatan dankelemahan yang dimilikinya;
3) dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur,karena mereka dituntut untuk
jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.
Daniel Goleman (2000), untuk mencapai kesuksesan bukan hanya cognitive intelligence yang dibutuhkan, tetapi
juga emotional intelligence, dan kejujuran, ketekunan, optimisme yang tinggi serta self confidence adalah bagian
dari kecerdesan emosional.

Daftar Pustaka :
Anggreani, Chresty. 2015. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan (Versi Elektronik).
Jurnal Pendidikan Usia Dini, 9 (2), 343-361
Atkinson, R. L. (1991). Pengantar Psikologi 2 (Terjemahan: Nurdjannah). Jakarta: Erlangga
Brookhart, Susan M. 2010. How to Assess High Order Thinking Skills in Your Clasroom. Virginia USA : ASCD Alexandria
Detik Health. (2012, 11 Desember). Studi Otak: Ini Dia Proses di Balik Pembuatan Keputusan. Diperoleh 23 April 2018, dari
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-2115299/studi-otak-ini-dia-proses-di-balik-pembuatan-keputusan
Daniel Goleman. (2000). Kecerdasan Emosi : Mengapa Emotional Intelligence Lebih Tinggi Dari pada IQ, Alih Bahasa : T. Hermay.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Greenstein, Laura. 2012. Assessing 21st Century Skills: A Guide to Evaluating Mastery and Authentic Learning. USA: SAGE Publication.
https://books.google.co.id/books?id=ysK9HX-i9qQC&pg=PA63&hl=id&source=gbs_toc_r&cad=4#v=onepage&q&f=false
Paidi. 2010. Model Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Biologi di SMA. Prosiding, Seminar Nasional. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Widayati, T.U; Prayitno, B.A & Ariyanto, Joko. Perbedaan Kemampuan Memecahkan Masalah dan Retensi Menggunakan Model PBL dan
Ceramah Bervariasi pada Materi Keanekaragaman Hayati Indonesia Siswa Kelas X MIA SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran
2014/2015 (versi elektronik). Bio-pedagogi, 4 (1), 53-58
Schmitt, F. & Lahroodi, R. (2008). The Epistemic Value of Curiosity. Educational Theory, 58 (2), 125-148
Rockland, R., Bloom, D. S., Carpinelli, J., Burr-Alexander, L., Hirsch, L. S., & Kimmel, H. (2010). Advancing the "E" in K-12 STEM
Education. Journal of Technology Studies, 36(1), 53-64.

Matrik Keterkaitan Modul Pendekatan SETS dengan Sikap Peduli Lingkungan

Pembatasan masalah dilakukan untuk mengurangi keterluasan dan kerancuan. Berikut pembatasan masalah pada sikap peduli lingkungan :
1. Lingkungan yang saya bahasa adalah lingkungan fisik / alam
2. Sikap peduli lingkungan saya batasi pada pengelolaan energy, penggunaan transport, kepunyaan tanaman, pengelolaan makanan sisa
Pada bab I akan disajikan mengenai bab “Energi disekitar kita”. Didalamnya akan terdapat sub bab mengenai jenis jenis energy yang ada
disekitar kita seperti energy potensial, kinetic, energy listrik, dll. Yang akan diintegrasikan dengan aspek aspek lingkungan seperti lampu
yang menyala tersimpan banyak energi yaitu energi kimia yang diubah menjadi energy listrik yang dapat sebagai penerang dalam keseharian
kita. Namun apakah yang terjadi jika lampu berpijar secara terus menerus terhadap lingkungan. Dari bab tersebut disertai langkah SETS
invitasi, pembentukan konsep, aplikasi konsep, pemantapan konsep dan penilaian dapat memberdayakan sikap peduli lingkungan siswa. Hal
tersebut sejalan dengan pemikiran Arbuthnott, 2009, Perolehan informasi melalui pendidikan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi perubahan sikap. Pendidikan memberikan pengetahuan yang mampu mengubah nilai dan keyakinan seseorang yang berakhir
pada perubahan sikap positif. Selain itu, Rosenberg berpendapat bahwa perubahan sikap dapat dilakukan dengan memberikan tekanan-
tekanan yang menggiring pada perubahan sikap ke arah yang dikehendaki secara terus-menerus. Dengan demikian sikap peduli lingkungan
yang akan muncul adalah sesuai dengan konten materi yang membawa pemikiran mereka. Pada bab I beberapa indicator sikap peduli
lingkungan yang akan dibiasakan adalah pengelolaan energy yaitu penggunaan lampu, penggunaan TV dan AC, penggunaan kendaraan
bermotor (intensitas, jumlah, perawatan kendaraan), penanaman pohon, dan pengelolaan makanan.

Pada bab II akan disajikan mengenai sumber energy dalam kehidupan disini yang akan dibahas mengenai sumber energy seperti energy
terbarukan dan tak terbarukan, sumber energy tubuh, dll. Pada bab II ini indicator peduli lingkungan yang akan dimunculkan adalah
pemanfaatan cahaya matahari dan energy alternative, penggunaan jenis bahan bakar kendaraan, penanaman pohon
Pada bab III akan disajikan mengenai energy pada makhluk hidup berisi tentang pengolahan energy dalam tubuh manusia dan
pengelolaan energy pada tanaman. Dengan konten yang disajikan dapat dilihat bahwa sikap peduli lingkungan yang dapat muncul antara
lain pengelolaan makanan, dan penanaman pohon.
Indicator sikap peduli lingkungan yang digunakan mengacu pada Modul Ketahanan Sosial Badan Pusat Statistik (2014) dan
Kaivupuro (2011).

Daftar Pustaka :
Katherine D. Arbuthnott. 2009. Education for sustainable development beyond attitude change. International Journal of Sustainability
in Higher Education, 10 (2), 152-163
Badan Pusat Statistik. 2014. Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup 2014 (Versi Elektronik). Jakarta : Badan Pusat Statistik
Koivupuro, Heta-Kaisa. 2011. Food Wastage and Enviromental Impact. Henvi seminar Series.
Pompa Hidram / Ram Pump / pompa Hidraulik Ram Automatik

1. Prinsip Kerja
Prinsip kerja hidraulik ram automatik merupakan proses perubahan energi kinetik aliran air menjadi tekanan dinamik dan sebagai
akibatnya menimbulkan palu air (water hammer) sehingga terjadi tekanan tinggi dalam pipa. Dengan mengusahakan supaya katup
limbah (waste valve) dan katup pengantar (delivery valve) terbuka dan tertutup secara bergantian, maka tekanan dinamik diteruskan
sehingga tekanan inersia yang terjadi dalam pipa pemasukan memaksa air naik ke pipa pengantar (Gambar 1A, 1B, 1C, 1D)

Bagian-bagian utama yang menyusun alat ini terdiri dari pipa pemasukkan (drive pipe), pipa pengeluaran atau pita
pengantar (delivery valve), katup udara (air valve) dan ruang udara (air chamber).
Cara kerja hidraulik ram dan bagian-bagian utamanya terlihat pada gambar 1 dan 2. Air mengalir dari suatu sumber atau sebuah
tangki melalui pipa pemasukan dan keluar melalui katup limbah. Aliran air yang melalui katup limbah cukup cepat, maka tekanan
dinamik yang merupakan gaya ke atas mendorong katup limbah sehingga tertutup secara tiba-tiba sambil menghentikan aliran air
dalam pipa pemasukan. Aliran air yang terhenti mengakibatkan tekanan tinggi terjadi dalam ram, jika tekanan cukup besar akan
mengatasi tekanan dalam ruang udara pada katup pengantar dengan demikian membiarkan air mengalir ke dalam ruang udara dan
seterusnya ke tangki penampungan.

Gelombang tekanan atau "hammer" dalam ram sebagian dikurangi dengan lolosnya air ke dalam ruang udara dan denyut tekanan
melompat kembali ke pipa pemasukan dan mengakibatkan hisapan di dalam badan ram. Hal ini menyebabkan katup pengantar
menutup kembali dan menghalangi mengalirnya air kembali ke dalam ram. Katup limbah turun atau terbuka dan air dari sumber
melalui pipa pemasukan mengalir ke luar dan siklus tadi terulang lagi.

Sejumlah kecil udara masuk melalui katup udara selama terjadi hisapan pada siklus tertentu. Air masuk ke dalam ruang udara
melalui katup pengantar pada setiap gelombang air yang masuk ke dalam ruang udara.

Ruang udara diperlukan untuk meratakan perubahan tekanan yang drastis dalam hidraulik ram. Udara dimampatkan dalam ruang dan
secara terus-menerus terjadi pergantian dengan udara baru yang masuk melalui katup udara, sebab ada sebagian udara yang telah
dimampatkan bersama dengan air ke luar melalui pipa pengantar dan selanjutnya ke tangki penampungan.
Dengan mengatur berat katup limbah dan jarak antara lubang katup dengan katup limbah, diharapkan hidraulik ram dapat memompa
air sebanyak mungkin dan biasanya terjadi bila siklus berlangsung kira-kira 75 kali tiap menit.

Pada gambar 3, diperlihatkan dengan secara sangat sederhana bentuk ideal dari tekanan dan kecepatan aliran pada ujung pipa
pemasukan dan kedudukan katup limbah selama satu siklus kerja hidraulik ram.

Keterangan gambar 3, diagram siklus yang menunjukkan satu siklus denyut tekanan dari hidraulik ram.
Periode 1. Akhir siklus yang sebelumnya, kecepatan air melalui ram mulai bertambah, air melalui katup limbah yang sedang terbuka,
timbul tekanan negatif yang kecil dalam hidraulik ram.
Periode 2. Aliran bertambah sampai maksimum melalui katup limbah yang terbuka dan tekanan dalam pipa pemasukan juga
bertambah secara bertahap.
Periode 3. Katup limbah mulai menutup dengan demikian menyebabkan naiknya tekanan dalam hidraulik ram. Kecepatan aliran
dalam pipa pemasukkan telah mencapai maksimum.
Periode 4. Katup limbah tertutup, menyebabkan terjadinya palu air (water hammer) yang mendorong air melalui katup pengantar.
Kecepatan aliran pipa pemasukan berkurang dengan cepat.
Periode 5. Denyut tekanan terpukul ke dalam pipa pemasukan, menyebabkan timbulnya hisapan kecil dalam hidraulik ram. Katup
limbah terbuka karena hisapan tersebut dan juga karena beratnya sendiri. Air mulai mengalir lagi melalui katup limbah dan siklus
hidraulik ram terulang lagi.
Pompa ram ini dapat bekerja sampai 100 tahun. Di Jawa Barat ada beberapa pompa hidraulik, yang masih beroperasi, dan dibuat sebelum
perang dunia kedua, misalnya dekat Pelabuhan Ratu.
Source : Tim. Teknologi Pompa Hidram (tanpa tanggal). Diperoleh 25 April 2018, dari
http://www.kelair.bppt.go.id/sitpapdg/Patek/Hidran/hidran.html
12 Aspek Green Chemistry menurut Anastas dan Warner (1998) dalam
1. Mencegah timbulnya limbah dalam proses
2. Mendesain produk bahan kimia yang aman
3. Mendesain proses sintesis yang amanEnergi alternatif
4. Menggunakan bahan baku yang dapat terbarukan
5. Menggunakan katalis
6. Menghindari derivatisasi dan modifikasi sementara dalam reaksi kimia
7. Memaksimalkan atom ekonomi
8. Menggunakan pelarut yang aman
9. Meningkatkan efisiensi energi dalam reaksi
10. Mendesain bahan kimia yang mudah terdegradasi
11. Penggunaan metode analisis secara langsung untuk mengurangi polusi
12. Meminimalisasi potensi kecelakaan

Environmental Attitude Scale (Uglu et al , 2013)


Factor 1 (kesadaran lingkungan)
Tujuan utama penanaman pohon adalah memperindah lingkungan dalam hal estetika
Karena lingkungan bisa membersihkan dirinya sendiri, kotoran manusia tidak menimbulkan masalah.
Alih-alih menghabiskan uang di tempat-tempat bersejarah, lebih menguntungkan bagi kita untuk membangun jalan mewah.
Beberapa spesies tidak diperlukan untuk lingkungan.
Pemerintah harus memberikan izin untuk membangun, dengan tujuan wisata, di nasional taman dan hutan.
Berita media tentang laut yang tercemar, sungai dan danau dilebih-lebihkan.
Kepunahan serangga seperti lalat berguna untuk lingkungan.
Alam memperbarui dirinya dengan siklus zat. Oleh karena itu, daur ulang hanya membantu ekonomi diketentuan waktu.
Cara terbaik untuk membangun rumah adalah mengeringkan lahan basah dan membangun di sana.
Saya tidak berpikir bahwa daur ulang berfungsi seperti yang dikatakan.
Tidak ada artinya membeli tas kertas daripada tas nilon yang diberikan secara gratis di pasar.
Orang memiliki hak untuk membuat perubahan di alam untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Sebuah lahan tidak memiliki masalah penggurunan jika dikelilingi tiga sisi oleh laut.
Uang dapat dihemat dengan membeli minuman dalam botol plastik sejak minuman di botol kaca itu mahal.
Saya ingin tahu tentang bagaimana peristiwa alam terjadi.
Faktor II (Sikap Menuju Pemulihan)
Menggunakan baterai yang dapat diisi ulang sebagai pengganti baterai sekali pakai yang mendukung daur ulang.
Memberikan pakaian lama kepada orang-orang yang membutuhkan mendukung daur ulang.
Kita harus membuang baterai dan botol bekas ke tempat sampah yang sesuai.
Menggunakan koran bekas untuk pengemasan mendukung daur ulang.
Belanja hanya sebanyak yang dibutuhkan merupakan langkah penting dalam daur ulang.
Saya percaya bahwa kita harus ekonomis untuk lingkungan.
Kita harus menggunakan kedua sisi kertas putih untuk mendukung daur ulang.
Untuk menghemat energi, saya mematikan lampu di rumah saya ketika mereka tidak digunakan.
Faktor III (Sikap Menuju Daur Ulang)
Saya dapat pergi dari rumah ke rumah untuk mengajari orang-orang mendaur ulang.
Saya memisahkan sampah di rumah saya untuk didaur ulang.
Saya merasa sedih ketika melihat orang membuang benda yang bisa didaur ulang.
Ketika saya membeli suatu produk, saya memperhatikan apakah kasusnya dapat didaur ulang.
Itu membuat saya senang ketika orang mendaur ulang botol bekas, kaleng, dan kertas.
Faktor IV (Kesadaran dan Perilaku Lingkungan)
Untuk lingkungan yang layak huni, saya dapat bekerja secara sukarela untuk waktu yang lama jika diperlukan.
Saya tidak membuang-buang air ketika saya sedang menyikat gigi.
Saya lebih memilih produk yang tidak berbahaya bagi lingkungan bahkan jika harganya lebih mahal.
Saya berpartisipasi dalam proyek lingkungan.
Teman-teman saya mengenal saya sebagai orang yang bijaksana terhadap lingkungan.
Saya berbicara dengan orang-orang di sekitar saya tentang masalah lingkungan.
Saya dapat menggunakan kembali sisi belakang kertas bekas jika memungkinkan

Indikator Peduli Lingkungan menurut BPS (2014)


Pengelolaan Air
Ketersediaan Fasilitas Air
Sumber Air Minum
Perilaku Penggunaan Air Saat Mencuci
Pemanfaatan Air Bekas
Keberadaan Tanaman di Rumah
Keberadaan Area Resapan Air
Pengelolaan Energi
Pemanfaatan Cahaya Matahari
Pemanfaatan Energi Alternatif
Penggunaan Lampu Hemat Energi
Perilaku Rumah Tangga pada Penggunaan Alat Elektronik
Penggunaan Transportasi
Sarana Angkutan Utama Penunjang Kegiatan Utama
Bahan Bakar Utama
Pemeriksaan Tekanan Angin Ban Kendaraan
Perawatan Mesin Kendaraan Bermotor
Penggunaan Kendaraan Bermotor
Usaha Mengurangi Penggunaan Kendaraan Bermotor Pribadi
Pengelolaan Sampah
Kebiasaan Membuang Sampah
Perilaku Pemilahan Sampah Mudah Membusuk dan Tidak Mudah Membusuk
Perlakuan Terhadap Barang Bekas Layak Pakai

Skala NEP digunakan untuk mengukur sikap dan kesiapan berperilaku peduli lingkungan.
Skala NEP versi revisi mencakup pandangan yang lebih lengkap dan terperinci dalam mengukur sikap kepedulian lingkungan. NEP hasil
revisi memaksimalkan nilai validitas konten yang dimiliki dan terbukti konsisten sebagai alat ukur (Dunlap, et al., 2000). NEP didesain
untuk mengidentifikasi 5 dimensi ekologi meliputi dimensi balance of nature, limit to growth, anti anthropocentrism, anti-exemptionalism
dan eco-crisis. Lima dimensi ekologi tersebut dijabarkan ke dalam 15 item pernyataan yang diukur menggunakan skala Likert
(Ogunbode,2013). Penjelasan dari lima dimensi ekologi berdasarkan Dunlap (2008) dan Amburgey & Thoman (2011) adalah
sebagai berikut
a. Balance of natureDimensi balance of nature mengukur keyakinan bahwa keseimbangan alam sangat rentan. Alam rentan mengalami
kerusakan akibat aktivitas manusia.
b. Limit to growth Dimensi limit to growth mengukur keyakinan bahwa sumber daya yang ada di bumi memiliki keterbatasan.
c. Anti-anthropocentrism Dimensi anti-anthropocentrism mengukur keyakinan bahwa manusia memiliki hak untuk mengubah dan
menguasai lingkungan alam.
d. Anti-exemptionalism Dimensi anti-exemptionalism mengukur keyakinan bahwa kehidupan manusia tidak terbebas dari aturan alam/
hukum alam.
e. Eco-crisis Dimensi eco-crisis mengukur keyakinan bahwa manusia menyebabkan kerusakan yang merugikan bagi lingkungan fisik,
contohnya perubahan iklim. Dimensi eco-crisis melihat pandangan individu mengenai krisis ekologi dan kerusakan alam yang terjadi
akibat aktivitas manusia.

Anda mungkin juga menyukai