Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Indonesia kini tengah berpacu dengan waktu menyambut pasar bebas ASIA
tenggara atau yang disebut dengan masyarakat ekonomi Asean (MEA), peningkatan
daya saing dalam MEA merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan. Pasalnya
efisiensi dan kompetensi yang dimiliki oleh seorang tenaga kerja sebagai aktor penting
dalam produksi akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas dari suatu barang
ataupun jasa, sehingga mau tidak mau masyarakat indonesia harus menyiapkan diri
untuk memasuki era MEA. Dalam hal ini perawat sebagai salah satu sektor jasa yang
diakui oleh MRA dituntut untuk meningkatkan kesejajaran mutu pelayanan
keperawatan di Indonesia. Memasuki era MEA peluang kerja tenaga keperawatan
antara lintas negara Asean akan semakin terbuka dan tidak dapat dicegah, namun
dengan adanya MRA on Nursing Service yang menetapkan kualifikasi dan standarisasi
yang ketat, memunculkan tantangan tersendiri bagi tenaga perawat indonesia.
Di insititusi pelayanan kesehatan kualitas pelayanan kesehatan dirumah sakit sangat
ditentukan oleh pelayanan keperawatan. Tuntutan kuantitas dan kualitas sebagai
indikator perbaikan sumber daya manusia, menjawab tantangan tersebut, maka perawat
Indonesia membutuhkan strategi untuk menghadapi datangnya arus globalisasi jasa
keperawatan lingkup Asean. Beberapa strategi yang dapat menjadi daya saing bagi
perawat Indonesia dalam menghadapi peluang MEA antara lain : peningkatan jenjang
pendidikan perawat, penataan praktek keperawatan, peningkatan keterampilan personal,
peningkatan kemampuan berbahasa inggris dan penguasaan tekhnologi informasi.
Dalam penataan praktek keperawatan merupakan bentuk penataan profesi
keperawatan menuju profesi yang sejajar dengan profesi kesehatan yang lain, mengingat
dengan menata bidang ini lingkungan praktek keperawatan akan lebih jelas dan terarah
dalam praktek sebagai profesi, dan dalam penataan praktek keperawatan tersebut dapat
dilakukan dengan mengembangkan dan pembinaan pelayanan asuhan keperawatan
secara profesional. Penyusunan dan pemberlakuan standar praktek keperawatan serta
penerapan model asuhan keperawatan secara profesional dengan memperhatikan

1
beberapa kode etik keperawatan yang berlaku dan dalam melakukan setiap tindakan
keperawatan menggunakan asuhan keperawatan.
Pembangunan kesehatan merupakan tercapainya kemampuan untuk hidup sehat
bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Untuk itu,
perlu ditingkatkan upaya untuk memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dengan mutu baik. Sejalan dengan meningkatnya pendidikan,
perubahan sosial budaya, masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi maka sistem nilaipun mulai berubah. Adanya tuntutan terhadap kualitas
pelayanan keperawatan dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh
perawat. Pelayanan keperawatan secara profesional perlu mendapatkan perhatian dalam
pengembangan dunia keperawatan dengan mengoptimalkan manajemen keperawatan.
Manajemen didefinisikan sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu lingkungan yang berubah. Dalam
manajemen terdapat suatu proses yang mengubah suatu input menjadi suatu output yang
diharapkan. Input manajemen terdiri dari manusia, material/ alat, metode dan
lingkungan yang selanjutnya akan mengalami proses manajemen sehingga tercapai
output. Output pada manajemen berupa efisiensi dalam pelayanan dan staf yang
kompoten dan ahli. Pada manajemen keperawatan, kegiatan ini terintegrasi pada praktek
yang nyata dalam pengelolaan klien, sehingga dihasilkan suatu pelayanan keperawatan
yang efektif dan efisien yang terdapat diterapkan kepada klien, keluarga klien dan
masyarakat.
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Nursalam,
2007). Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan
oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta
mengawasi sumber-sumber yang ada baik sumber daya manusia, alat, maupun dana
sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif, baik kepada pasien,
keluarga dan masyarakat. Didalam manajemen tersebut mencakup kegiatan POAC
(Planning, Organisasi, Actuating, Controling) terhadap Staf, sarana dan prasarana dalam
mencapai tujuan organisasi.

2
Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan
dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan
administrasi. “Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang
medik, rehabilitasi medik dan pelayanan perawatan. Pelayanan keperawatan merupakan
bagian integral dari pelayanan rumah sakit, oleh sebab itu mutu pelayanan keperawatan
akan berdampak langsung terhadap pelayanan rumah sakit.
Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo yang berada
di ibu kota provinsi gorontalo dan seacara geografis terdapat dipusat wilayah teluk
tomini, memudahkan masyarakat yang berada di daerah hinterland untuk mengakses
pelayanan rujukan. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota
Gorontalo dibangun pada tahun 1926 dan dimanfaatkan sejak tahun 1929 dengan nama
RSU Kotamadya Gorontalo.
RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe merupakan rumah sakit negeri kelas B, rumah sakit
ini mampu menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Rumah sakit ini
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu baik sehingga selalu
dilakukan pembenahan baik dari segi sarana/prasarana, sumber daya manusia serta jenis
pelayanan yang diberikan selain itu pula banyak tantangan yang dihadapi oleh rumah
Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe dan untuk mengatasi tantangan dan
hambatan tersebut diperlukan komitmen terhadap semua pihak baik fungsional maupun
pihak manajemen. Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat
dalam pelayanan keperawatan adalah melakukan manajemen keperawatan dengan
harapan adanya faktor kelola yang optimal mampu meningkatkan keefektifan
pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap
pelayanan keperawatan.
Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan kesehatan di rumah
sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe yang merupakan tempat untuk
menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal. Namun perlu disadari tanpa adanya tata
kelola yang memadai kemauan, dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif dari
semua pihak maka pelayanan keperawatan profesional hanyalah akan menjadi teori
semata. Untuk tenaga perawat di rumah sakit ini perlu mengupayakan kegiatan
penyelengaraan Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan profesional (SP2KP) yang
merupakan penataan sistem pemberian pelayanan keperawatan melalui pengembangan

3
model praktik keperawatan yang ilmiah. Model ini sangat menekankan pada kualitas
kinerja tenaga keperawatan yang berfokus pada profesionalisme keperawatan antara lain
melalui penataan dan fungsi setiap jenjang tenaga keperawatan, sistem pengembalian
keputusan, sistem penugasan, dan sistem penghargaan yang memadai.
Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP) merupakan
pengembangan dari Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP), di rumah sakit
Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe yang sudah diterapkan sejak tahun 2006 yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas asuhan pelayanan profesional yang berdampak
pada kepuasan pelanggan, penerapan ilmu pengetahuan dan tekhnologi keperawatan
yang profesional bagi tenaga keperawatan, meningkatkan kemandirian perawat dalam
melaksanakan tindakan keperawatan yang profesional, akuntabilitas dan kapabilitas,
meningkatkan kepuasan kinerja perawat, peningkatan komunikasi yang efektif antara
perawat, pasien/keluarga dan tim kesehatan lainnya serta menentukan dan
merencanakan fasilitas peralatan keperawatan dalam menunjang pelayanan
keperawatan.
Pada penerapan SP2KP ini dikembangkan manajemen kegiatan keperawatan
berdasarkan 4 pilar nilai profesional, yaitu pendekatan manajemen ( management
Approach), kompensasi dan penghargaan (Compensatory reward), hubungan
profesional (profesional relationship), dan pemberian asuhan keperawatan (patien care
delivery).
Ruangan SP2KP Interna merupakan salah satu pelayanan rawat inap yang ada di
RSUD Prof.Dr.H Aloei Saboe, Sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional
(SP2KP) merupakan pengembangan dari model praktik keperawatan profesional
(MPKP) di rumah sakit daerah Prof. Dr.H. Aloei Saboe. Berdasarkan berbagai
pemikiran tersebut maka mahasiswa melaksanakan praktek profesi manajemen
keperawatan di ruangan SP2KP Interna RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
dapat memberikan pengalaman pengelolaan pada salah satu unit pelayanan kesehatan,
sekaligus berkontribusi meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit.
Berdasarkan berbagai pemikiran tersebut maka mahasiswa melaksanakan praktek
profesi manajemen keperawatan di ruang SP2KP Interna Rumah Sakit Umum Daerah
Prof. Dr. H. Aloei Saboe sehingga dapat memberikan pengalaman pengelolaan pada

4
salah satu unit pelayanan kesehatan, sekaligus berkontribusi meningkatkan kualitas
pelayanan di rumah sakit.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa
mampu menerapkan konsep dan prinsip manajemen keperawatan dan menjadi “ Change
Agent” pada unit pelayanan kesehatan secara nyata dan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan di Ruang SP2KP Interna Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei
Saboe
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktek profesi keperawatan Manajemen Keperawatan
mahasiswa mampu:
1. Melakukan pengkajian di ruang rawat SP2KP Interna
2. Melaksanakan analisis situasi dan identifikasi masalah manajemen keperawatan.
3. Melakukan kegiatan manajemen keperawatan di ruangan SP2KP Interna dalam
bentuk:
A. Mampu membuat fungsi perencanaan sistem pemberian pelayanan keperawatan
profesional diruangan dalam bentuk :
a) Mampu menyiapkan perangkat kegiatan sistem pemberian pelayanan
keperawatan profesional diruangan
b) Mampu mengembangkan sistem informasi manajemen keperawatan
diruangan dalam menerapkan sistem pemberian pelayanan keperawatan
profesional.
B. Mampu melaksanakan fungsi pengorganisasian diruangan sistem pemberian
pelayanan keperawatan profesional antara lain:
a) Membuat struktur organisasi diruang sistem pemberian pelayanan
keperawatan professional
b) Membuat daftar dinas di ruang berdasarkan tim di ruang sistem pemberian
pelayanan keperawatan professional
c) Membuat daftar pasien berdasarkan tim diruang sistem pemberian pelayanan
keperawatan professional

5
d) Menyarankan sarana dan prasarana yang belum lengkap di ruangan SP2KP
Interna
C. Melaksanakan fungsi pengarahan dalam ruangan di ruang sistem pemberian
pelayanan keperawatan profesional antara lain:
a) Mampu menerapkan pemberian motivasi
b) Mampu membentuk manajemen konflik
c) Mampu melakukan pendelegasian dengan baik
D. Mampu melakukan komunikasi efektif antara lain:
a) Operan.
b) Pre Confrence.
c) Post Confrence.
d) Ronde Keperawatan.
e) Supervisi Keperawatan.
f) Discharge Planning.
g) Dokumentasi keperawatan.
E. Melaksanakan fungsi pengendalian dalam bentuk audit hasil di ruangan sistem
pemberian pelayanan keperawatan profesional antara lain:
a) Mampu memperhitungkan BOR (Bed Occupancy Rate), yaitu pemakaian
tempat tidur pada satu satuan waktu.
b) Mampu menghitung ALOS (Average Lenght Of Stay), yaitu rata-rata lama
rawat seorang pasien.
c) Mampu menghitung TOI (Turn Over Interval), rata-rata hari tempat tidur
tidak ditempati dari saat diisi kesaat terisi berikutnya.
d) Mampu melakukan survey masalah baru.
e) Mampu menganalisis kepuasan pasien dan keluarga.
1.3 Manfaat
1. Bagi Pasien
Dengan adanya praktek manajemen di Rumah sakit diharapkan pasien
merasakan pelayanan yang optimal, serta mendapat kenyamanan dalam
pemberian asuhan keperawatan sehingga tercapai kepuasan klien yang optimal.
2. Bagi Perawat
a) Tercapainya tingkat kepuasan kerja perawat yang optimal.

6
b) Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
c) Tumbuh dan tertibnya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
d) Meningkatkan profesionalisme keperawatan.
3. Bagi Rumah Sakit
a) Mengetahui masalah-masalah yang ada diruang perawatan yang berkaitan
dengan pelaksanaan asuhan keperawatan professional.
b) Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta
menyusun rencana strategi.
c) Mempelajari penerapan asuhan keperawatan profesional secara optimal
4. Bagi Mahasiswa
Mengerti dan memahami penerapan atau aplikasi asuhan keperawatan
profesional di dalam rumah sakit.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Manajemen Keperawatan


2.1.1 Definisi
Manajemen keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk memberikan
pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager keperawatan adalah
merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi keuangan yang ada, peralatan
dan sumber daya manusia untuk memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomis
kepada pasien (Gillies, 2006).
Manejemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Nursalam,
2007). Manejemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan
oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta
mengawasi sumber-sumber yang ada baik sumber daya manusia, alat, maupun dana
sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif, baik kepada pasien,
keluarga dan masyarakat.
Manajemen keperawatan memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat
pelaksana serta mengelola kegiatan keperawatan. Suyanto (2009) menyatakan bahwa
lingkup manajemen keperawatan adalah manajemen pelayanan kesehatan dan
manajemen asuhan keperawatan. Manajemen pelayanan keperawatan adalah pelayanan
di rumah sakit yang dikelola oleh bidang perawatan melalui tiga tingkatan manajerial
yaitu manajemen puncak (kepala bidang keperawatan), manajemen menegah (kepala
unit pelayanan atau supervisor), dan manajemen bawah (kepala ruang perawatan).
Keberhasilan pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh manajer keperawatan
melaksanakan peran dan fungsinya.
2.1.2 Prinsip manajemen Keperawatan
a. Pengkajian – pengumpulan data
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu tujuan proses
manajemen seperti proses keperawatan , mencakup pengumpulan data, fakta-
fakta, masalah-masalah diagnosa, perencanaan tindakan, pelaksanaan rencana-
rencana dan evaluasi hasil.

8
b. Perencanaan
Dimaksudkan untuk menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam
mencapai tujuan organisasi yang telah diterapkan. Perencanaan disini
dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada
semua pasien, menegakan tujuan, mengalokasi anggaran belanja, memutusan
ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur
organisasi yang dapat mengoptimalkan efektifitas staf serta menegakan
kebijaksanan dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan misi institusi
yang telah diterapkan.
c. Pelaksanaan
Karena manajemen membutuhkan kerja sama dengan orang lain, pelaksanaan
langkah proses manajemen menyangkut pengarahan kelompok-kelompok
perawatan untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang telah direncanaakan.
Pengarahan karyawan mencakup pengarahan komunikasi dan motivasi.
d. Evaluasi
Tahap akhir dari proses manajerial adalah mengevaluasi seluruh kegiatan yang
telah dilaksanakan. Tujuan evaluasi disini adalah untuk menilai seberapa jauh
staf mampu melaksaanan peranannya sesuai dengan tujuan organisasi yang telah
ditetapkan serta mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan
mendukung dalam pelaksanaan.
2.1.3 Peran manajemen keperawatan
Perawat professional diharapkan menjadi manajer dan leader yang efektif dalam
keperawatan. Hal-hal yang harus dilakukan yang terkait perannya sebagai manajer
keperawatan adalah kompetensi yang harus dimilikinya agar menjadi seseorang leader
yang efektif :
a. Kepemimpinan
1) Berkomunikasi tentang organisasi, kegiatan organisasi dan pelaksanaan perubahan
2) Mendelegasikan tugas dan menerima tanggung jawab
3) Menciptakan budaya organisasi yang kondusif dan efektif
4) Melibatkan staf dalam pengembagan organisasi
5) Fleksibilitas dalam pelaksanaan peraturan

9
b. Pengambilan keputusan dan perencanan
1) Berfikir ulang dan menyusun kembali prioritas organisasi.
2) Cepat tanggap terhadap perubahan yang tidak diharapkan.
3) Mengantifikasi perencanaan perubahan anggaran.
4) Memberikan pedoman tentang keputusan organisasi.
5) Menginterpretasikan perubahan ekonomi staf.
c. Hubungan / komunikasi
1) Empati, mendengar dan tanggap pernyataan staf
2) Menciptakan situasi kondusif dalam komunikasi
3) Menunjukan rasa percaya diri melalui kemampuaan berkomunikasi
4) Mengembangkan proses hubungan yang baik dalam organisasi
d. Anggaran
1) Mengontrol budget
2) Mengintrespretasikan penggunaan anggaran sesuai kebutuhan
3) Merencanakan anggaran tahunan (5 tahun)
4) Mengonsultasikan masalah keuangan
e. Pengembangan
1) Mengembangkan tim kerja yang efektif
2) Mengembangkan hubungan professional antar staf
3) Memberikan umpan balik yang positif
4) Menggunakan system pemberian penghargaan yang baik
f. Personality
1) Mengambil keputusan yang tepat
2) Mengelola stres individu
3) Menggunakan koping yang efektif dalam setiap masalah
g. Negosiasi
1) Mengidentifikasi dan mengelolah konflik
2) Memfasilitasi perubahan
3) Melakukan negosiasi dengan baik terhadap staf, kelompok,dan organisasi
4) Mengklarifikasi kejadian yang melibatkan staf
5) Menjadi mediator bila terjadi konflik antara staf atau kelompok

10
2.2 Konsep Kepemimpinan
2.2.1 Definisi
Menurut George R. terry kepemimpinan itu adalah hubungan yang ada dalam diri
seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara standar dalam
hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan adalah suatu
proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan
bersama.
2.2.2 Tugas Dan Peran Pemimpin
Menurut James A.F Stoner, tugas utama seorang pemimpin adalah :
a. Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah
satunya atasannya, staf, teman bekerja atau dengan atasan lain dalam organisasi baik
orang diluar organisasi.
b. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggung jawabkan
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas,
mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik.
c. Pemimpin menyeimbangkan pencapaiaan tujuan dan perioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas
dengan mendahulukan prioritas.
d. Pemimpin harus berfikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual.
Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat.
e. Manajer adalah seorang mediator
Pemimpin harus menjadi seorang penengah dalam terjadi konflik.
f. Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi.
g. Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus memecahkan masalah
2.2.3 Gaya kepemimpinan
Kepemimpinan dipengaruhi oleh sifat dan perilaku yang memiliki pemimpin :
1. Autokratik
1) Pemimpin membuat keputusan sendiri

11
2) Lebih memperlihatkan hasil dari pada terhadap karyawannya
3) Dapat menimbulkan permusuhan, agresifitas/ sebaliknya menghilangkan inisiatif
dan apatis
2. Demokratis
1) Pengambilan keputusan melibatkan bawahan
2) Berorientasi kepada bawahan dan menitik beratkan hubungan antar manusia dan
kerja kelompok.
3) Dapat menimbulkan/ meningkatkan produktifitas, inisiatif dan kepuasan kerja.
3. Laissez faire
1) Memberikan banyak keputusan
2) Pantang memberikan bimbingan
3) Bermaksud membuat orang senang dan bebas
4) Dapat menyebabkan : produktifitas rendah, karyawan frustasi,tidak ada pegangan
4. Kecakapan kepemimpinan
1) Kecakapan konvensional (conceptual skil)
a) Kemampuan mengetahui kebijaksanaan organisasi secara keseluruhan
b) Hal ini penting pemimpin tingkat atas
2) Kecakapan kemanusiaan (human skill)
a) Kemampuan untuk bekerja didalam kelompok atau dengan kelompok
b) Untuk membangun suatu usaha koordinasi dalam suatu tim dimana ia sebagai
pemimpin.
3) Kecakapan tehnik (tehnical skill)
Penting sebagai pimpinan tingkat middle managemen level dan pimpinan tingkat
bawah.
2.3 Konsep Change Agent
2.3.1 Definisi Perubahan
Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan
dari status tetap (statis) menjadi yang bersifat dinamis , artinya dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang ada.perubahan dapat mencangkup keseimbangan personal,
sosial maupun organisasi untuk dapat menjadi perbaikan atau penyempurnaan serta
dapat menerapkan ide atau konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.
2.3.2 Tahap-tahap dalam perubahan

12
Secara umum tahap-tahap perubahan akan meliputi tiga tahap :
a) Tahap persiapan, dilakukan berbagai kontak melalui ceramah, pertemuan,
maupun komunikasi tertulis. Tujuan agar tercapai kesadaran akan pentingnya
perubahan.
b) Tahap penerimaan, pemahaman yang dibentuk akan bermuara ke dalam dua
kutub, yaitu persepsi yang positif di satu sisi atau presepsi negatif di sisi lain.
Persepsi negatif akan melahirkan keputusan untuk tidak mendukung
perubahan, sebaliknya persepsi positif yang melahirkan keputusan untuk
memulai perubahan dan merupakan suatu bentuk komitmen untuk berubah.
c) Tahap komitmen, melalui beberapa langkah yaitu instalasi, adopsi,
instusionalisasi, dan internalisasi. Langkah instalasi merupakan periode
percobaan terhadap perubahan yang merupakan Preminary testing terhadap
dua konsekuensi dari langkah ini. Konsekuensi yang pertama, perubahan dapat
diadopsi untuk pengujian jangka panjang. Kedua, perubahan gugur setelah
implementasi pendahuluan yang mungkin disebabkan oleh masalah ekonomi-
finasial-politik, perubahan dalam tujuan strategis dan tingginya vested interest
2.3.3 Jenis-jenis perubahan
a) Perubahan bersifat berkembang
Perubahaan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan
dari status tetap (statis) menjadi yang bersifat dinamis, artinya dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan yang ada.
b) Perubahan bersifat spontan

Tahap Penjelasan
Mengidentifikasi tujuan perubahan,
melakukan pengkajian pada orang yang
layak, menguji dokumen dan menulis
Tahap I
bahan-bahan yang sudah dikembangkan
dan secara konsisten menetap keadaan
sesuai visi yang telah ditetapkan
Meyakinkan tentang kesesuaian tujuan
Tahap II
perubahan dengan strategi organisasi

13
Dimana tujuan akan dapat dilaksanakan
Tahap III dengan baik dan orang yang telibat
didalamnya
Menentukan siapa yang akan memiliki
perubahan, pemimpinan harus
mengkomunikasikan visi secara efektif
Tahap IV kepada setiap orang tatanan jabatan
organisasi dan sebagai pelatih,mentor,
pendengar dan mendukunng kerja
kelompok
Memfasilitaskan komitmen semua pihak
Tahap V
yang terlibat
Mengidentifikasi instrument tujuan yang
Tahap VI sefesifik yang dipergunakan sebagai tolak
ukur mempunyai perubahan
Membangun suatu system kerja yang
solid. Tim kerja tersebut harus
mempunyai tanggung jawab yang jelas,
Tahap VII
mampu berkomunikasi dengan lainnya,
dan juga harus mampu negosiasi dan
penyelesaian masalah.
Melibatkan semua tim kesehatan yang
terlibat dalam praktik keperawatan
professional kepada pasien, dan tim
Tahap VIII
tersebut harus mendukung dan terlibat
dalam perubahan diharapkan oleh
organisasi

Sifat perubahan ini terjadi karena keadaan yang dapat memberikaan respon
tersendiri terhadap kejadian-kejadian yang bersifat alamiah yang diluar kehendak
manusia,yang tidak dapat diramalkan atau diprediksikan sehingga sulit untuk diadaptasi
seperti perubahan keadaan alam, tanah longsor ,banjir dan lain-lain.

14
c) Perubahan bersifat direncanakan
Perubahan bersifat direncakan ini dilakukan bagi individu, kelompok atau masyarakat
yang ingin mengadakan perubahan kearah yang lebih maju atau mencapai tingkat
perkembangan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya, sebagaimana perkembangan
profesi keperawatan tidak terlepas dari konsep berubah yang dimiliki oleh para praktisi,
akademik atau seseorang yang masih ingin mengembangkan keperawatan, yang
memiliki keyakinan dan teori perubahan yang dimiliki.
2.3.4 Faktor yang mendukung perubahan
a. Perubahan dipandang sebagai sesuatu yang positif oleh target berubah
b. Perubahan sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang diyakini
c. Perubahan sederhana dan konkrit
d. Target berubah dilibatkan sejak fase awal
e. Perubahan dilakukan dalam skala kecil
f. Pemimpin dan tokoh kelompok dilibatkan
g. Komunikasi terbuka antara target berubah dan innovator
h. Evaluasi sebagai bagian dari proses berubah
2.3.5 Faktor penghambat perubahan
Menurut new dan Coullard (2008), faktor penghambat (restraining force) yaitu :
a. Mengancam kepentingan pribadi.
b. Persepsi yang kurang tepat.
c. Reaksi psikologis.
d. Toleransi untuk berubah.
2.4 Konsep SP2KP
2.4.1 Definisi
SP2KP adalah sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional yang
merupakan pengembangan dari MPKP (Model Praktek Keperawatan Profesional)
dimana dalam SP2KP ini terjadi kerjasama profesional antara perawat primer (PP) dan
perawat asosiet (PA) serta tenaga kesehatan lainnya.
2.4.2 Manajemen Keperawatan Di Ruang SP2KP
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional (Nursalam,
2007). Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan

15
oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, serta
mengawasi sumber-sumber yang ada baik SDM, alat, maupun dana sehingga dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang efektif, baik kepada pasien, keluarga dan
masyarakat.
SP2KP menempatkan pendekatan manajemen (management approach) sebagai
pilar praktek profesional yang pertama. Oleh sebab itu, proses manajemen harus
dilaksanakan dengan disiplin demi menjamin pelayanan yang diberikan kepada pasien
dan atau keluarga.
Di ruang SP2KP pendekatan manajemen diterapkan dalam bentuk fungsi
manajemen yang terdiri dari :
1. Perencanaan (Planning)
Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang SP2KP meliputi perumusan visi,
misi, filosofi dan kebijakan. Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan
adalah perencanaan jangka pendek yang meliputi rencana kegiatan harian, dan
tahunan.
a. Visi
Visi adalah pernyatan singkat yang menyatakan alasan dan tujuan organisasi
tersebut dibentuk. Visi harus dirumuskan sebagai landasan perencanaan organisasi.
Visi RSUD Prof Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo adalah sebagai berikut : “
Rumah sakit terbaik diprovinsi gorontalo dan kawasan teluk tomini”.
b. Misi
Misi adalah pernyataan yang menjalankan tujuan organisasi dalam mencapai visi
yang telah ditetapkan, adapun misi RSUD Prof Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
adalah sebagai berikut :” Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit yang berwawasan
lingkungan”.
c. Filosofi
Filosofi adalah seperangkat nilai yang mengakar dan menjadi rujukan semua
kegiatan dalam organisasi dan menjadi landasan serta arahan seluruh rencana jangka
panjang. Nilai-nilai dalam filosofi dapat lebih dari satu. Filosofo di ruang SP2KP
adalah sebagai berikut (filosofi perawatan) :
1. Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan secara optimal kepada semua yang membutuhkan

16
yang tidak membedakan bagsa, suku, agama/kepercayaan dan statusnya disetiap
tempat pelayanan kesehatan.
2. Manusia adalah individu yang memilki bio, psiko, dan spritual yang unik,
keputusan ini harus selalu dipertimbangkan oleh setiap pemberi asuhan
keperawatan
3. Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui asuhan bersama dari semua
anggota tim kesehatan dan pasien/keluarga.
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat menggunakan proses
keperawatan dengan 5 tahapan untuk memenuhi kebutuhan pasien/keluarga
5. Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat memilki wewenang
melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standar asuhan
keperawatan
6. Pendidikan keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan secara terus menerus
untuk pertumbuhan dan perkembangan staf pelayanan keperawatan.
d. Kebijakan
Kebijakan adalah peryataan yang menjadi acuan dalam pengambilan keputusan.
Kebijakan diruang SP2KP adalah : kepala ruangan dan staf keperawatan bertugas
berdasarkan surat keputusan (SK).
e. Rencana jangka pendek
Rencana jangka pendek yang dterapkan diruangan SP2KP terdiri dari rencana
harian, bulanan, dan tahunan.
1. Rencana Harian
Rencana harian adalah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai
dengan perannya masing-masing, yang dibuat pada setiap shift. Isi kegiatan
disesuaikan dengan peran dan fungsi perawat. Rencana harian dibuat sebelum operan
dilakukan dan dilengkapi pada saat operan dan pre comference.
a. Perencana Harian Kepala Ruangan
1. Asuhan keperawatan
2. Supervisi katim dan perawat pelaksana
3. Supervisi tenaga selain perawat dan kerja sama dengan unit lain yang terkait.
Kegiatan tersebut meliputi :
a) Operan (Hand Over)

17
b) Pre Conference dan Post Conference
c) Mengecek SDM dan sarana prasarana
d) Melakukan interaksi dengan pasien baru atau pasien yang memerlukan perhatian
khusus
e) Melakukan supervisi pada ketua tim/perawat pelaksana
f) Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat terstruktur/insidentil
g) Mengecek kembali keadaan pasien, perawat, lingkungan yang belum teratasi
h) Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan keperawatan untuk sore,
malam, dan besok sesuai tingkat ketergantungan pasien.
b. Rencana Harian Ketua Tim
1. Penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien pada tim yang menjadi tanggung
jawabnya
2. Melakukan supervisi perawat pelaksana
3. Kolaborasi dengan dokteratau tim kesehatan lain
4. Alokasi pasien sesuai perawat yang dinas.
Kegiatan tersebut meliputi antara lain :
a) Operan (Hand Over)
b) Pre Conference dan Post Conference
c) Merencanakan asuhan keperawatan
d) Melakukan supervisi perawat pelaksana
e) Mendokumentasikan asuhan keperawatan
f) Memeriksa kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan
g) Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas.
c. Rencana Harian Perawat Pelaksana
Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk sejumlah
pasien yang dirawat pada shift dinasnya. Rencana harian perawat pelaksana shift sore
dan malam agak berbeda jika hanya satu orang dalam satu tim maka perawat tersebut
berperan sebagai ketua tim dan perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre
Conference.
Kegiatan tersebut meliputi antara lain :
1. Operan (Hand Over)
2. Pre Conference dan Post Conference

18
3. Melakukan intervensi keperawatan
4. Mendokumentasikan asuhan keperawatan
d. Penilaian Rencana Harian Perawat
Untuk menilai keberhasilan dari rencana harian, observasi dilakukan dengan
menggunakan instrumen jurnal rencana harian. Setiap ketua tim memiliki instrumen
dan mengisi setiap hari. Pada akhir bulan, presentase pembuatan rencanan harian
masing-masing dapat dihitung.
2. Rencana Bulanan
Rencana bulanan merupakan rencana tindak lanjut yang dibuat oleh kepala
ruanagan dan ketua tim.
a. Rencana bulanan kepala ruangan
Setiap akhir bulan kepala ruangan (karu) melakukan evaluasi hasil keempat pilar
atau nilai SP2KP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut. Karu akan membuat
rencana tindak lanjut untu meningkatkan kualitas hasil.
Kegiatan yang mencakup rencana bulanan karu adalah sebagai berikut
1. Membuat jadwal dinas
2. Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
3. Membuat jadwal yang memimpin rapat bulanan perawat
4. Membuat jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan
5. Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana
6. Melakukan audit dokumentasi
7. Membuat laporan bulanan
b. Rencanan bulanan ketua tim
Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan
yang dilakukan oleh timnya. Kegiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah
sebagai berikut :
1. Mempersentasikan kasus dalam case comference
2. Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
3. Melakukan supervisi perawat pelaksana

19
3. Rencana tahunan
Setiap akhir tahun, kepala ruangan melakukan evaluasi hasi kegiatan dalam satu
tahun yang dijadikan sebagai acuan rencana tahunan berikutnya. Rencana kegiatan
tahunan mencakup hal-hal berikut :
a. Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja SP2KP baik proses
kegiatan (kegiata 4 pilar praktik profesional yang sudah dilakukan)maupun
evaluasi mutu pelayanan.
b. Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim.
c. Penyegaran terkait materi SP2KP khusus kegiatan pencapaian rendah. Hal ini
bertujuan mempertahankan kinerja yang telah dicapai SP2KP bahkan
meningkatkannya dimasa mendatang
d. Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karier
perawat (perawat pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi
untuk melanjutkan pendidikan formal, membuat jadwal untuk mengikuti
pelatihan.
2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan, penugasan
suatu kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara dari pengkoordanisasian
aktivitas yang tepat, baik vertikal maupun horizontal, yang bertanggung jawab untuk
mencapai tujuan organisasi.
Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat di ruang SP2KP menggunakan
pendekatan sistem penugasan modifikasi keperawatan tim primer secara vertikal ada
kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana. Setiap tim bertanggung jawab
terhadap pasien. Pengorganisasian di ruangan SP2KP terdiri dari :
a. Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen dalam suatu organisasi (Sutopo, 2000).
Pada pengertian organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan
bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan atau
dikoordinasikan. Struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan.
b. Daftrar dinas ruangan
Daftar yang berisi jadwal dinas, perawat yang bertugas, penanggung jawab
dinas/shift

20
c. Daftar pasien
Daftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nama dokter, nama perawat
dalam tim, penanggung jawab pasien dan alokasi perawat saat menjalankan dinas
ditiap shift.
Struktur Organisasi Ruang SP2KP
Struktur organisasi runag SP2KP menggunakan sistem penugasan tim primer
keperawatan. Ruang SP2KP dipimpin sebagai ruangan membawahi tiga atau lebih ketua
tim. Ketua tim berperan sebagai perawat primer membawahi beberapa perawat
pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada
sekelompok pasien. Struktur organisasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan:

Kepala Ruangan

Tim I Tim II Tim III

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Anggota Tim Anggota Tim Anggota Tim

Perawat Perawat Perawat


Pelaksana Pelaksana Pelaksana

10-16 pasien 10-16 pasien 10-16 pasien

Mekanisme pelaksanaan pengorganisasian diruang SP2KP:


a. Kepala ruangan membagi perawat menjadi 2-3 tim dan tiap tim diketuai masing-
masing oleh seorang ketua tim yang terpilih
b. Kepala ruangan bekerja sama dengan ketua tim mengatur jadwal dinas (pagi, sore,
malam).
c. Kepala ruangan membagi pasien masing-masing tim

21
d. Apabila suatu ketika satu tim kekurangan perawat pelaksana karna kondisi tertentu,
kepala ruangan dapat memindahkan perawat pelaksana dari tim yang satu ketim yang
mengalami kekurangan anggota
e. Kepala ruangan menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan shift pagi
apabila sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak bertugas. Untuk itu yang dipilih
adalah perawat yang paling kompoten dari perawat yang ada. Sebagai pengganti
kepala ruangan adalah ketua tim, sedangkan jika ketua tim berhalangan, tugasnya
digantikan oleh anggota tim (perawat pelaksana) yang paling kompoten diantara
anggota lain.
f. Ketua tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien.
g. Ketua tim mengendalikan asuhan keperawatan yang doberikan kepada pasien baik
yang diterapkan oleh dirinya maupun oleh perawat pelaksana anggota timnya
h. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dilakukan oleh ketua tim. Bila ketua tim
karena suatu hal tidak sedang bertugas maka tanggung jawabnya didelegasikan
kepada perawat pelaksana paling kompoten yang ada didalam tim
i. Masing-masing tim memiliki buku kominukasi.
j. Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya.
3. Pengarahan (directing)
Pengarahan adalah langkah keempat dari fungsi manajemen yaitu penerapan
perencanaan dalam bentuk tindakan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya istilah lain yang digunakan sebagai padanan pengarahan adalah
pengorganisasian dan pengaktifan apapun istilah yang digunakan pada akhirnya akan
berakhir pada malaksanakan kegiatan yang telah di rencanakan sebelumnya.
Diruang SP2KP pengarahan diterapkan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut :
a. Menciptakan budaya motivasi
b. Komunikasi efektif pada operan antar shift
c. Komunikasi efektif pada pre conference
d. Komunikasi efektif pada post conference
e. Manajemen konflik
f. Supervisi
g. Pendelegasian

22
4. Pengendalian (Controlling)
Proses terakhir dari manajemen adalah pengendalian atau kontrol , (Fayol ,2003)
mendefinisikan kontrol sebagai “ pemeriksaan mengenai apakah segala sesuatunya
terjadi sesuai rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, dan prinsip-
prinsip yang ditentukan, yang bertujuan menunjukan kekurangan dan kesalahan agar
dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi. Pengendalian harus dilakukan untuk mengetahui
fakta yang ada sehingga apabila muncul isu dapat segera direspon dengan
mendiskusikan bersama. Pada SP2KP kegiatan pengendalian diterapkan dalam bentuk
kegiatan pengukuran ysng meliputi :
a. Indikator Umum
1) Jumlah tempat tidur terpakai (Bed Occupancy Rate/ BOR)
BOR adalah presentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat
tidur rumah sakit. Standar nasional BOR adalah 70- 80 %.
Jumlah hari perawatan
BOR = x 100%
Jumlah TT x jumlah hari per satuan waktu
Keterangan :
- Jumlah hari perawatan adalah total pasien dalam satu hari dikali jumlah hari
dalam satuan waktu
- Jumlah hari per satuan waktu. Pada jumlah hari jika dihitung per satu bulan,
jumlahnya 28- 31 hari bergantung pada jumlah hari dalam satu bulan tersebut.
2) Rata- rata lama rawat (Average Length Of Stay / ALOS)
ALOS adalah rata- rata lama hari seorang pasien dirawat. Indikator ini selain
memberikan gambaran mutu pelayanan jika diterapkan pada diagnosis tertentu
yang masih membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. Secara ALOS yang ideal
antara 6-9 hari. Dalam SP2KP pengukuran ALOS dilakukan oleh kepala ruangan
dan dibuat setiap bulan dengan rumus dibawah ini.
Jumlah hari perawatan pasien keluar
ALOS = x 100%
Jumlah Ttpasien keluar hidup mati
Keterangan :

23
- Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari perawatan pasien
keluar hidup atau mati dalam satu periode waktu
- Jumlah pasien keluar (hidup atau mati) adalah jumlah pasien yang pulang atau
meninggal dalam satu periode waktu.
3) Penghitungan lama tempat tidur tidak terisi (Turn Over Interval/ TOI)
TOI adalah rata- rata jumlah hari tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi
hingga saat terisi berikutnya, indikator ini dapat memberikan gambaran tingkat
efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya, tempat tidur kosong hanya dalam
waktu 1-3 hari. Dalam SP2KP pengkuran TOI dilakukan oleh kepala rungan dan
dibuat setiap bulan dengan rumus berikut.
(Jumlah TTx hari)- hari perawatan
TOI =
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Keterangan :
- Jumlah TT adalah jumlah total kapasitas tempat tidur yang dimiliki.
- Hari perawatan adalah jumlah total hari perawatan pasien keluar hidup dan
mati
- Jumlah pasien keluar adalah jumlah pasien yang memutasikan keluar, baik
Pulang mutasi, lari atau meninggal.
4) Indicator Mutu Rumah Sakit
a) Angka kejadian dekubitus.
b) Angka kejadian kesalahan pada pemberian obat oleh perawat.
c) Angka kejadian pasien jatuh.
d) Angka kejadian cedera akibat restrain.
e) Angka kejadian plebitis.
f) Angka kejadian infeksi paska operasi.
g) Perawatan diri.
5) Kondisi pasien :
a) Audit dokumentasi asuhan keperawatan.
b) Survei masalah baru.
c) Kepuasan pasien dan keluarga.
d) Penilaian kempuan pasien dan keluarga.

24
Kompensasi dan penghargaan Di Ruang SP2KP
1. Proses perekrutan tenaga perawat di ruang SP2KP
Perekrutan di ruang SP2KP berfokus pada perekrutan perawat yang ada di rumah
sakit bukan mencari tenaga yang baru dari luar rumah sakit proses perekrutan perawat
di ruang SP2KP adalah sebagai berikut :
a. Seluruh perawat di rumah sakit harus menyepakati ruangan SP2KP yang akan
dipilih, disesuaikan dengan sumber daya keperawatan yang ada di rumah sakit
tersebut.
b. Setelah ruang SP2KP disepakati. Kepala bidang keperawatan melakukan sosialisasi
pembentukan ruang SP2KP kepada pimpinan dan pejabat struktural yang ada di
rumah sakit untuk mendapatkan komitmen dan dukungan
c. Kepala ruangan melakukan sosialisasi kepada semua perawat yang ada di di ruangan
tentang pembentukan SP2KP disertai kriteria perawat yang dibutuhkan dengan
tujuan merekrut perawat yang memenuhi kriteria. Kepala ruangan memotivasi
perawat diruangannya yang memenuhi kriteria untuk mendaftarkan dengan mengisi
formulir pendaftaran dan biodata.
2. Kriteria perawat yang bekerja di ruangan SP2KP adalah sebagai berikut :
a. Kepala ruangan
1) Pendidikan minimal S1 Ners Keperawatan.
2) Pengalaman menjadi kepala rungan minimal 2 tahun.
3) Sehat jasmani dan rohani.
4) Pernah mengikuti pelatihan.
5) Lulus tes tulis.
6) Lulus wawancara.
7) Lulus tes presentasi.
b. Ketua Tim
1) Pendidikan minimal S1 keperawatan ners jika belum ada minimal DIII
keperawatan.
2) Pengalaman kerja minimal 3 bulan untuk S1 keperawatan dan 2 tahun untuk
DIII keperawatan.
3) Sehat jasmani dan rohani.
4) Pernah mengikuti pelatihan tes tulis.

25
5) Lulus tes wawancara.
c. Perawat pelaksana
1) Pendidikan minimal DIII keperawatan.
2) Pengalaman kerja minimal 1 tahun.
3) Sehat jasmani dan rohani.
4) Pernah mengikuti pelatihan penerapan SP2KP.
5) Lulus tes tulis.
6) Lulus wawancara.
3. Proses seleksi tenaga perawat di ruangan SP2KP
Tenaga perawat yang akan bekerja di ruang SP2KP dituntut mengikuti seleksi :
1) Proses seleksi dimulai dari peninjauan dokumen untuk menetapkan perawat yang
memenuhi syarat menjadi kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana.
2) Semua perawat yang memenuhi kriteria, di panggil untuk tes tulis, hasil tes tulis
menetapkan perawat pelaksana yang memenuhi kriteria dan calon ketua tim serta
kepala ruangan.
3) Perawat yang lulus tes tulis mengikuti tes wawancara.
4) Tahap selanjutnya adalah presentase.
4. Penilaian kinerja
Penilaian atau evaluasi kinerja di ruang SP2KP ditunjukan kepada kepala ruangan,
ketua tim dan perawat pelaksana. Kemapuan SDM dievaluasi dengan menggunakan
supervisi baik secara langsung maupun tidak langsung. Kinerja kepala ruangan
dievaluasi oleh kepala bidang keperawatan dan konsultan; kinerja ketua tim dievaluasi
oleh kepala bidang keperawatan, konsultan, dan kepala ruangan ; kepala bidang
keperawatan , konsultan dan kepala ruangan; kepala bidang keperawatan bertanggung
jawab mengobservasi dan menilai keberlangsungan seluruh aktivitas di ruangan SP2KP.
Selama melakukan supevisi di ruang SP2KP, kepala bidang keperawatan didampingi
konsultan.
Hubungan Profesional Diruang SP2KP
Hubungan profesional yang terjadi di ruang SP2KP yaitu
1. Rapat perawat ruangan
Rapat tim keperawatan adalah suatu media komunikasi untuk menyampaikan
informasi permasalahan yang ditemukan pada pasien, evaluasi hasil kerja secara

26
keseluruhan, informasi / peraturan / perkembangan IPTEK dan lain-lain. Fokus
pembicaraan adalah membahas hasil-hasil kerja keperawatan selama sebulan
mengenai semua aktivitas ruang SP2KP (laporan bulanan).
2. Case conference
Case conference (conference kasus) adalah diskusi kelompok tentang kasus
asuhan keperawatan pasien / keluarga. Dilakukan dua kali per bulan dan kasusnya
bergantian antar tim.
3. Rapat tim kesehatan
Rapat tim kesehatan adalah media komunikasi antara tim kesehatan (rapat
multidisiplin) untuk membahas manajerial ruang SP2KP. Fokus pembicaraan rapat
adalah semua hal yang berkaitan dengan manajerial.
4. Visite dokter
Visite dokter adalah kunjungan dokter ke ruangan untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan pada pasien, dan ketua tim bertanggung jawab melakukan kolaborasi serta
mendampingi dokter saat melakukan pemeriksaan dan menyampaikan informasi
tentang pasien.
5. Konsultasi via telepon
Konsultasi via telepon adalah tindakan melaporkan kondisi pasien kepada
dokter melalui telepon. Konsultasi via telepon dilakukan jika menurut perawat,
kondisi pasien membutuhkan tindakan kedokteran.
Manajemen Asuhan Keperawatan Diruang SP2KP
Manajemen asuhan keperawatan yang baik sangat dibutuhkan dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien secara sistematis dan terorganisasi. Manajemen
asuhan keperawatan merupakan pengaturan sumber daya dalam menjalankan kegiatan
keperawatan untuk memenuhi kebutuhan pasien atau menyelesaikan masalah pasien.
Tiga komponen penting dalam manajemen asuhan keperawatan, yaitu manajemen
sumber daya manusia (perawat), yang menggunakan sistem pengorganisasian pekerjaan
perawat (asuhan keperawatan) dan system klasifikasi kebutuhan pasien (proses
keperawatan).

27
1. Proses keperawatan
Proses keperawatan adalah pendekatan penyelesaian masalah yang sistematis dalam
pemberian asuhan keperawatan. Kebutuhan dan masalah pasien merupakan hal yang
penting dalam proses penyelesaian masalah.
2. Rencana keperawatan
Rencana keperawatan mencakup perumusan diagnosa, tujuan (NOC) serta tindakan
keperawatan (NIC) yang telah distandarisasi oleh tim kelompok kerja SP2KP.
3. Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan atau implementasi merupakan suatu implementasi merupakan
suatu tindakan yang dilakukan langsung pasien, keluarga dan komunitas berdasarkan
rencana keperawatan yang dibuat.

28

Anda mungkin juga menyukai