Anda di halaman 1dari 9

Hasil Penelitian

5.2.1 Analisis Univariat

Analisis data ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan

presentasi dari variabel dependen ( asfiksia neonatorum bayi baru lahir ) dan variabel

independen ( umur dan paritas ibu ) data disajikan dalam bentuk tabel dan teks.

1. Asfiksia Neonatorum Pada Bayi Baru Lahir

Pada Penelitian ini responden berjumlah 153 dan asfiksia neonatorum di bagi

menjadi dua katagori yaitu , ya atau tidak . lebih jelas dapat dilihat pada tabel

5.2 di bawah ini:

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Asfiksia

Neonatorum Pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Muhammadiyah

Palemnbang Tahun 2014

NO Asfiksia Jumlah ( N) Presentase ( %)

Neonatorum

1. Ya 82 53,6

2. Tindak 71 46,4

Jumlah 153 100,0

Data tabel 5.2 diatas menunjukkan distribusi responden

berdasarkan asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir diperoleh dari 153
responden , bayi yang asfiksia neonatorum sebayak 82 orang (53,6%) dan

bayi tidak asfiksia neonatorum sebayak 71 orang (46,4%).

2. Umur Ibu

Pada Penelitian ini jumlah responden 153 orang dan umur responden dibagi

menjadi dua kategori yaitu beresiko tinggi ( bila usia ibu ≤ 20 dan > 35tahun )

dan beresiko rendah ( bila usia ibu 20- 35 tahun ). Untuk lebih jelas dapat

dilihat pada tabel 5.2 berikut :

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Rumah Sakit

Muhammadiyah Palembang Tahun 2014.

No Umur Jumlah (N) Persentase(%)

1. Beresiko tinggi 84 54,9

2. Beresiko rendah 69 45,1

Jumlah 153 100,0

Dari tabel 5.3 diatas, menunjukan distribusi responden berdasarkan umur ibu

diperoleh dari 153 responden , ibu yang umur berisiko tinggi sebanyak 84 orang

(54,9%) dan ibu yang berumur beresiko rendah sebanyak 69 orang (45,1%).

3. Paritas ibu
Pada penelitian ini jumlah responden 153 orang dan paritas responden dibagi

menjadi duan kategori yaitu berisiko tinggi(Bila > 3 orang ) .untuk lebih jelas

dapat dilihat pada tabel 5.3 dibawah ini:

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas di Rumah Sakit

Muhammadiyah Palembang Tahun 2014

No Paritas Jumlah (N) Persentas (%)

1. Beresiko Tinggi 76 49,7

2. Beresik Rendah 77 50,3

Jumlah 153 100,0

Data tabel 5.4 diatas ,menunjukkan distribusi frekuensi responden

berdasarkan paritas ibu diperoleh dari 153 responden , ibu yang beresiko

tinggi sebanyak 76 orang (49,7%) dan ibu yang beresiko rendah sebanyak 77

orang (50,3%).

5.2.2 Analisis Bivariat

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

Independen ( Umur dan Paritas ) dengan variabel Dependen ( Asfiksia Neonatorum).

1. Hubungan Umur dengan Asfiksia Neonatorum Pada Bayi Baru Lahir


Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Berdasrkan Umur dengan Kejadian

Asfiksia Neonatorum Pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Muhammadiyah

Palembang Tahun 2014

Asfiksia Neonaturum Jumlah


ρ-value
Umur Ya Tidak
N %
N % n % ρ-value

Berisiko Tinggi 53 63,1 31 36,9 84 100,0 0,015

Berisiko Rendah 29 42,0 40 58,0 69 100,0

Jumlah 82 53,6 71 46,4 153 100,0 Bermakna

Dari tabel 5.5 diatas diketahui bahwa dari 84 responden yang umur ibu

beresiko tinggi yang mengalami asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir sebanyak

53 orang ( 63,1%) lebih besar dibandingkan dari 69 responden yang umur beresiko

rendah yang mengalami asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir sebanyak 29 orang

(42,0%).

Dari uji chi-square, didapat ρ value sebesar 0,015 (< α =0,05) , artinya ada

hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan kejadian asfiksia neonatorum pada

bayi baru lahir di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2014 . Dengan

demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian

asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir terbukti secara statistik.


2. Hubungan Paritas dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Pada Bayi

Baru Lahir

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Berdasrkan Umur dengan Kejadian

Asfiksia Neonatorum Pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Muhammadiyah

Palembang Tahun 2014

Asfiksia Neonaturum Jumlah


ρ-value
Paritas Ya Tidak
N %
N % N %

Berisiko 48 63,2 28 36,8 76 100,0 ρ-value

Tinggi 0,028

Berisiko 34 44,2 43 55,8 77 100,0

Rendah Bermakna

Jumlah 82 53,6 71 46,4 153 100,0

Dari tabel 5.6 diatas diketahui bahwa dari 76 responden yang paritas ibu yang

beresiko tinggi yang mengalami asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir sebanyak

48 orang (63,2%) lebih besar dibandingan dengan dari 77 responden yang paritasnya

beresiko rendah yang mengalami asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir sebanyak

34 orang (44,2%).

Dari hasil chi-square, didapat ρ value sebesar 0,028 (< α =0,05) , artinya ada

hubungan yang bermakna paritas ibu dengan asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir
di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2014 . Dengan demikian hipotesis

yang menyatakan ada hubungan antara paritas ibu dengan kejadian asfiksia

neonatorum pada bayi baru lahir terbukti secara statistik.

5.3 Pembahasan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan secara univariat dan bivariat

variabel independen ( Umur dan Paritas ) dan variabel Dependen ( Asfiksia

Neonatorum ) dan penelitiannya dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah

Palembang Tahun 2014 dijelaskan sebagai berikut .

5.3.1 Asfiksia Neonatorum

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah

Palembang Tahun 2014 didapat analisis univariat dari 153 responden ibu yang

melahirkan bayi asfiksia sebesar 82 orang (53,6%) dan ibu yang tidak melahirkan

bayi asfiksia sebesar 71 orang (46,4%).

5.3.2 Hubungan Umur dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Pada Bayi Baru

Lahir

Berdasarkan Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah

Palembang Tahun 2014 didapat analisis univariat dari 153 responden yang umur

beresiko tinggi 84 dan 69 responden beresiko rendah. Dan berdasarkan analisis

bivariat dari 84 responden yang umurnya beresiko tinggi yang asfiksia neonatorum

sebanyak 53 orang (63,1% ) lebih besar dibandingkan dengan 69 responden yang

beresiko rendah yang asfiksia neonatorum sebesar 29 orang (42,0%).


Dari hasil uji statistik chi-square, didapat ρ value sebesar0,015 (< α =), ada

hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan kejadian asfiksia neonatorum pada

bayi baru lahir di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2014. Dengan

demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian

asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir terbukti secara statistik.

Hasil Penelitian ini sesuai dengan teori Wiknjosastro (2010) , bahwa dalam

reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-

30 tahun. Kematian maternal pada bayi baru lahir ibu yang melahirkan pada usia <20

tahun, ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal pada bayi baru lahir

yang melahirkan pada usia 20-35 tahun. Kematian maternal pada bayi baru lahir

meningkat sesudah melahirkan usia ibu 30- 40 tahun.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Nurfani ( 2010) tentang faktor- faktor

yang berhubungan dengan kejadian Asfiksia Neonatorum Pada Bayi Baru Lahir di

Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2014,didapat hasil analisis univariat

beresiko tinggi ( <20 tahun>35tahun ) sebanyak 84 lebih besar dibandingkan dengan

umur beresiko rendah ( 20-30 tahun ) sebanyak 69.

Umur adalah waktu ibu sejak dilahirkan sampai dilaksanakan penelitian yang

dinyatakan dengan tahun. ( Prawirohardjo, 2010) . Umur ibu tidak secara langsung

berpengaruh terhadap kejadian Asfiksia Neonatorum , namun demikian telah lama

diketahui bahwa berpegaruh terhadap proses reproduksi.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa usia ibu berumur

mudah mempunyai resiko lebih tinggi untuk terjadi asfiksia neonatorum pada bayi
baru lahir . Penyebab asfiksia neonatorum yang tergolong pada faktor ibu antara usia

kurang dari 20 tahun dan usia dari 35 tahun . Pertambahan umur akan diikuti oleh

perubahan perkembangan dari organ-organ resproduksi belum sempura secara

keseluruhan , disertai kejiwaan yang belum bersedia menjadi seorang ibu.( Vivian ,

2010)

5.3.3 Hubungan Paritas dengan kejadian Asfiksia Neonatorum Pada Bayi Baru

Lahir

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah

Palembang Tahun 2014 didapat analisis univariat 76 responden yang paritas ibu

beresiko tinggi asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir sebanyak 48 orang (63,2%)

lebih besar dibandingkan 77 responden yang paritasnya beresiko rendah asfiksia

neonatorum pada bayi baru lahir sebanyak 34 orang (44,2%)

Dari hasil chi-square , didapat ρ value sebanyak 0,028 (< α=0,05) , artinya

ada hubungan yang bermakna antara paritas ibu dengan kerjadian asfiksia

neonatorum pada bayi baru lahir di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun

2014. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara paritas ibu

dengan kejadian asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir terbukti secara statistik.

Hasil Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukatendal

pada tahun ( 2010) didapat hasil penelitian analisis bivariat ada hubungan bermakna

antara paritas dengan kejadian asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir didapat nilai

ρ value = 0,028< α 0,05 Nurfani tentang faktor- faktor yang berhubungan dengan

kejadian asfiksia nenatorum di Rumah Sakit Muhammadiyah Palmbang ( 2014 ),


didapat hasil analisis bivariat ρ value = 0,028 < α 0,05 berarti ada hubungan

bermakna antara paritas dengan kejadian asiksia neonatorum.

Dengan demikian peneliti menyimpulkan responden yang memiliki paritas

dengan resiko tinggi ( jika anak 1atau ≥ 3) lebih besar mengalami kejadian asfiksia

neonatorum dengan responden yang memiliki paritas dengan resiko rendah ( jika

jumlah anak 2-3 ). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang diungkapakan

Prawirohardjo ( 2010) paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut

kematian maternal. Paritas 1 dan lebh dari 3 mempunyai angka kematian maternal

lebih tinggi. Ibu dengan paritas rendah cenderng bayi yang dilahirkannya tidak matur

atau ada komplikasi karena merupakan pengalaman pertama terhadap kemampuan

alat reproduksi ibu dan kemungkinan akan tinbul penyakit dalam kehamilan dan

persalinan. Sedangkan ibu dengan paritas tinggi > 3 kali cenderung mengalami

komplikasi yang akhirnya berpengaruh pada persalinan yang mengakibatkan asfiksia

neonatorum pada bayi baru lahir.

Anda mungkin juga menyukai