presentasi dari variabel dependen ( asfiksia neonatorum bayi baru lahir ) dan variabel
independen ( umur dan paritas ibu ) data disajikan dalam bentuk tabel dan teks.
Pada Penelitian ini responden berjumlah 153 dan asfiksia neonatorum di bagi
menjadi dua katagori yaitu , ya atau tidak . lebih jelas dapat dilihat pada tabel
Tabel 5.2
Neonatorum
1. Ya 82 53,6
2. Tindak 71 46,4
berdasarkan asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir diperoleh dari 153
responden , bayi yang asfiksia neonatorum sebayak 82 orang (53,6%) dan
2. Umur Ibu
Pada Penelitian ini jumlah responden 153 orang dan umur responden dibagi
menjadi dua kategori yaitu beresiko tinggi ( bila usia ibu ≤ 20 dan > 35tahun )
dan beresiko rendah ( bila usia ibu 20- 35 tahun ). Untuk lebih jelas dapat
Tabel 5.3
Dari tabel 5.3 diatas, menunjukan distribusi responden berdasarkan umur ibu
diperoleh dari 153 responden , ibu yang umur berisiko tinggi sebanyak 84 orang
(54,9%) dan ibu yang berumur beresiko rendah sebanyak 69 orang (45,1%).
3. Paritas ibu
Pada penelitian ini jumlah responden 153 orang dan paritas responden dibagi
menjadi duan kategori yaitu berisiko tinggi(Bila > 3 orang ) .untuk lebih jelas
Tabel 5.4
berdasarkan paritas ibu diperoleh dari 153 responden , ibu yang beresiko
tinggi sebanyak 76 orang (49,7%) dan ibu yang beresiko rendah sebanyak 77
orang (50,3%).
Dari tabel 5.5 diatas diketahui bahwa dari 84 responden yang umur ibu
beresiko tinggi yang mengalami asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir sebanyak
53 orang ( 63,1%) lebih besar dibandingkan dari 69 responden yang umur beresiko
rendah yang mengalami asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir sebanyak 29 orang
(42,0%).
Dari uji chi-square, didapat ρ value sebesar 0,015 (< α =0,05) , artinya ada
hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan kejadian asfiksia neonatorum pada
bayi baru lahir di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2014 . Dengan
demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian
Baru Lahir
Tabel 5.6
Tinggi 0,028
Rendah Bermakna
Dari tabel 5.6 diatas diketahui bahwa dari 76 responden yang paritas ibu yang
beresiko tinggi yang mengalami asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir sebanyak
48 orang (63,2%) lebih besar dibandingan dengan dari 77 responden yang paritasnya
beresiko rendah yang mengalami asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir sebanyak
34 orang (44,2%).
Dari hasil chi-square, didapat ρ value sebesar 0,028 (< α =0,05) , artinya ada
hubungan yang bermakna paritas ibu dengan asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir
di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2014 . Dengan demikian hipotesis
yang menyatakan ada hubungan antara paritas ibu dengan kejadian asfiksia
5.3 Pembahasan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan secara univariat dan bivariat
Palembang Tahun 2014 didapat analisis univariat dari 153 responden ibu yang
melahirkan bayi asfiksia sebesar 82 orang (53,6%) dan ibu yang tidak melahirkan
5.3.2 Hubungan Umur dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Pada Bayi Baru
Lahir
Palembang Tahun 2014 didapat analisis univariat dari 153 responden yang umur
bivariat dari 84 responden yang umurnya beresiko tinggi yang asfiksia neonatorum
hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan kejadian asfiksia neonatorum pada
bayi baru lahir di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2014. Dengan
demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian
Hasil Penelitian ini sesuai dengan teori Wiknjosastro (2010) , bahwa dalam
reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-
30 tahun. Kematian maternal pada bayi baru lahir ibu yang melahirkan pada usia <20
tahun, ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal pada bayi baru lahir
yang melahirkan pada usia 20-35 tahun. Kematian maternal pada bayi baru lahir
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Nurfani ( 2010) tentang faktor- faktor
yang berhubungan dengan kejadian Asfiksia Neonatorum Pada Bayi Baru Lahir di
Umur adalah waktu ibu sejak dilahirkan sampai dilaksanakan penelitian yang
dinyatakan dengan tahun. ( Prawirohardjo, 2010) . Umur ibu tidak secara langsung
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa usia ibu berumur
mudah mempunyai resiko lebih tinggi untuk terjadi asfiksia neonatorum pada bayi
baru lahir . Penyebab asfiksia neonatorum yang tergolong pada faktor ibu antara usia
kurang dari 20 tahun dan usia dari 35 tahun . Pertambahan umur akan diikuti oleh
keseluruhan , disertai kejiwaan yang belum bersedia menjadi seorang ibu.( Vivian ,
2010)
5.3.3 Hubungan Paritas dengan kejadian Asfiksia Neonatorum Pada Bayi Baru
Lahir
Palembang Tahun 2014 didapat analisis univariat 76 responden yang paritas ibu
beresiko tinggi asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir sebanyak 48 orang (63,2%)
Dari hasil chi-square , didapat ρ value sebanyak 0,028 (< α=0,05) , artinya
ada hubungan yang bermakna antara paritas ibu dengan kerjadian asfiksia
neonatorum pada bayi baru lahir di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun
2014. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara paritas ibu
dengan kejadian asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir terbukti secara statistik.
Hasil Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukatendal
pada tahun ( 2010) didapat hasil penelitian analisis bivariat ada hubungan bermakna
antara paritas dengan kejadian asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir didapat nilai
ρ value = 0,028< α 0,05 Nurfani tentang faktor- faktor yang berhubungan dengan
dengan resiko tinggi ( jika anak 1atau ≥ 3) lebih besar mengalami kejadian asfiksia
neonatorum dengan responden yang memiliki paritas dengan resiko rendah ( jika
jumlah anak 2-3 ). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang diungkapakan
Prawirohardjo ( 2010) paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut
kematian maternal. Paritas 1 dan lebh dari 3 mempunyai angka kematian maternal
lebih tinggi. Ibu dengan paritas rendah cenderng bayi yang dilahirkannya tidak matur
alat reproduksi ibu dan kemungkinan akan tinbul penyakit dalam kehamilan dan
persalinan. Sedangkan ibu dengan paritas tinggi > 3 kali cenderung mengalami