Disusun oleh :
Tim Pengembang Kurikulum
SD Negeri Banyubening I
UPT TK dan SD Kecamatan Karangmojo
Ditetapkan di : Karangmojo
Pada tanggal : 11 Juli 2017
Menyetujui,
Ketua Komite Kepala Sekolah
Mengetahui
a.n Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab. Gunungkidul
Kepala Bidang SD
iii
KATA PENGANTAR
utama satuan pendidikan yang ada di sekolah kami. Penyusunan kurikulum ini dilakukan
bersama-sama antara guru, kepala sekolah, pemangku kepentingan, dan komite sekolah SD
Dasar dan Menengah. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan
Dasar dan Menengah. Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar
Penilaian Pendidikan, serta Permendikbud Nomor 81A tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum, buku petunjuk teknis penyusunan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP serta
Pendidikan Dasar. Penyusunan KTSP ini juga memperhatikan Permendikbud Nomor 57 tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah dan Buku Manajemen
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan
SD Negeri Banyubening I sebagai salah satu pelaksana kurikulum 2013, untuk tahun
pelajaran 2016/2017 mulai kelas I sampai dengan kelas VI sudah melaksanakan Kurikulum
dengan berbagai perubahan terutama pada struktur dan muatan kurikulum. Dari 8 standar ada
4 standar yang berubah, yaitu: SKL, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian, serta
iv
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini merupakan aktualisasi
kurikulum ini perlu selalu dievaluasi dan diperbaiki agar sesuai dengan perkembangan zaman
atasnya serta kebutuhan masyarakat. Besar harapan kami kurikulum ini dapat dipergunakan
B.NGATIJA, S.Pd
NIP. 19620707 198604 1 002
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
REKOMENDASI....................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
BAB II TUJUAN
B Visi ........................................................................ 13
C Misi ........................................................................ 13
C Ekstrakurikuler ........................................................................ 24
4. Implementasi ....................................................................... 43
Pendidikan Karakter dan
Budaya Sekolah
1 Penutup
2 Jadwal Pelajaran
3 Silabus
4 Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tersebut meliputi tujuan pendidikan
nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi, potensi daerah, satuan pendidikan, dan
peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil yang
berjumlah sekitar 17.504. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik tahun 2010, penduduk
Indonesia berjumlah 237.641.326 jiwa dengan berbagai keragaman. Keragaman yang menjadi
karakteristik dan keunikan Indonesia antara lain geografis, potensi sumber daya, ketersediaan
sarana dan prasarana, latar belakang dan kondisi sosial budaya, dan keragaman lainnya yang
pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah. Kurikulum sebagai jantung pendidikan
daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik di masa kini dan masa mendatang. Beranjak dari
kondisi tersebut maka kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik. Hal ini seperti yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, pasal 36 ayat 2 “Kurikulum pada semua jenjang dan jenis
1
Dalam implementasi kurikulum 2013, sekolah berkewajiban mengembangan kurikulum
dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hal ini sesuai dengan yang
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan pasa 1 ayat 20 “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah
pendidikan.”
pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Standar nasional pendidikan terdiri atas standar kompetensi lulusan, standar isi, standar
proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
1. Landasan Filosofis
yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi
peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan
yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya tidak
ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan
kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut,
2
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini
dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan
budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini,
dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Kurikulum memiliki kepedulian dalam mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa
depan, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Kurikulum dalam usaha
mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik. Kurikulum 2013
mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan,
dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris
budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa
kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini,
prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus
termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu
proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan
budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat
3
diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di
akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum
adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism).
Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama
kecemerlangan akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari
masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial,
kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang
lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum
2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam
berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun
berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta
2. Landasan Teoritis
minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
4
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis
dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum)
dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan
masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar
langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
2. Landasan Yuridis
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
mendasarkan pada landasan yuridis di atas juga berpedoman pada beberapa permendikbud,
diantaranya:
5
a. Permendikbud nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
b. Permendikbud nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah
c. Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah
d. Permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan
Menengah
e. Permendikbud nomor 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Sruktur Kurikulum
f. Permendikbud nomor 71 tahun 2013 tentang Buku Teks Pegangan Siswa dan Panduan
Guru
h. Permendikbud nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Tujuan pengembangan kurikulum ini untuk memberikan acuan kepada Kepala Sekolah,
Dasar Negeri BanyubeningI dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada.
6
2. Untuk memberikan gambaran sekaligus pedoman pada semua pihak yang terlibat dalam
tenaga kependidikan.
1. Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
5. Belajar untuk membangun dan menemukan dirinya melalui proses belajar yang aktif,
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia. Harapan kami kurikulum ini tidak sekedar sebuah dokumen,
tetapi betul -betul sebagai acuan tenaga pendidik dan kependidikan di dalam melaksanakan
tugas utama dan kewajibannya. Para pendidik hendaknya mampu menciptakan pembelajaran
yang bersifat mendidik, mencerdaskan, membangkitkan aktivitas dan kreatifitas anak, efektif,
demokratis, dan menantang. Melalui kompetensi guru semoga kurikulum ini menjadi
Banyubening I.
dasar pengembangan kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua
membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan
penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI.
Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuh kembangkan wawasan dan sikap
kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah
NKRI.
holistik/sistemik dan sistematik untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang
optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, bakat,
bermutu.
6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan, kompetensi peserta didik yang diperlukan antara
lain berpikir kritis dan membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks
secara lintas bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan
8
berkolaborasi, menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif, mengelola
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan
dan kecakapan hidup untuk membekali peserta didik dalam melanjutkan studi dan/atau
memasuki dunia kerja. Terlebih bagi peserta didik pada satuan pendidikan kejuruan dan
perkembangan Ipteks sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh
pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman
10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional, dalam era otonomi dan desentralisasi,
kurikulum adalah salah satu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang
kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia
digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan
individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
ditumbuh kembangkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan
bangsa lain.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan, kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang. Kurikulum dikembangkan
berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
pada masa kini dan yang akan datang. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan
10
2. Beragam dan terpadu
didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak
diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial,
ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum,
muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan
nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum
termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh
dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan
11
mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar jenjang
pendidikan.
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
12
BAB II
TUJUAN
A. Tujuan Pendidikan
Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2. Tujuan Pendidikan Dasar
B. Visi
Visi SD N Banyubening I:
1. Terwujudnya kebiasaan beribadah sesuai dengan agamanya dan berbudi pekerti luhur;
2. Terwujudnya lulusan yang berkarakter, cerdas dan kompetitif;
3. Terwujudnya lulusan yang berbudaya sebagai sumber kearifan dalam bertindak;
4. Terwujudnya prestasi akademik dan non akademik.
5. Terwujudnya kreativitas warga sekolah dan berkemampuan TIK
C. Misi
Misi adalah jalan yang ditempuh untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan.
Misi juga diartikan tindakan untuk memenuhi masing – masing dari kelompok kepentingan
yang terkait dengan visi. Misi SD N Banyubening I untuk mewujudkan visinya adalah:
13
3. Melaksanakan bimbingan dan proses pembelajaran dengan berbagai pendekatan
pembelajaran;
4. Menumbuhkan semangat keunggulan akademik dan non akademik kepada seluruh
warga sekolah;
5. Mendorong dan membantu peserta didik mengenali diri dan potensi diri;
6. Memberdayakan pelaksanaan 10 K;
7. Menumbuhkan kreativitas warga sekolah dan berkemampuan TIK.
D. Tujuan Sekolah
agamanya
b. Terwujudnya pribadi peserta didik untuk memilik karakter ,akhlaq mulia dan
berbudaya;
c. Terlaksananya bimbingan dan proses pembelajaran dengan berbagai pendekatan
pembelajaran;
d. Terwujudnya prestasi akademik dan non akademik seluruh warga sekolah;
e. Terwujudnya peserta didik mengenali diri dan potensi diri secara optimal;
14
f. Terwujudnya warga sekolah memiliki perilaku 10 K, yaitu Keamanan, Kebersihan,
1. Guna mewujudkan tujuan “warga sekolah yang melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran
a. Pendidikan agama
Pendidikan agama merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri yang diajarkan dari
kelas I sampai kelas VI sesuai dengan agama peserta didik. Peserta didik SD N
Banyubening I pada tahun pelajaran 2017/2018 terdiri dari tiga agama yaitu Islam,
Khatolik, dan Kristen. Melalui pendidikan agama diharapkan warga sekolah, khususnya
peserta didik dapat menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya ditandai
dengan ketekunan dan rutinitas beribadah serta memiliki perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan sesama.
Peserta didik yang beragama Islam mengikuti pesantren kilat yang dilaksanakan setahun
sekali pada bulan Ramadhan. Peserta didik yang beragama Khatolik dan Kristen
mengikuti pendalaman iman. Kegiatan ini dipandu langsung oleh guru agama masing-
masing dan jika perlu menghadirkan tokoh agama atau rohaniwan serta keterlibatan
c. TPA
Kegiatan TPA masuk dalam program ekstrakurikuler bagi peserta didik yang beragama
Islam yang dipandu oleh guru Pendidikan Agama Islam. TPA dilaksanakan satu minggu
15
sekali sesuai jadwal.
d. Menyelenggarakan peringatan hari besar agama sesuai agama yang dianut warga
2. Guna mewujudkan tujuan “terwujudnya pribadi peserta didik untuk memilik karakter
b. Keteladanan dari PTK dan juga dari orang tua siswa dan masyarakat.
pembelajaran.
4. Guna mewujudkan tujuan “terwujudnya prestasi akademik dan non akademik seluruh
b. Melaksanakan ekstrakulikuler.
c. Membimbing peserta didik dan PTK untuk mengikuti berbagai lomba maupun
pentas.
5. Guna mewujudkan tujuan “terwujudnya peserta didik mengenali diri dan potensi diri
c. Memfasilitasi alat, bahan, dan anggaran kegiatan beserta sarana dan prasarana
17
BAB III
A. Struktur Kurikulum
Kelompok A
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
Kelompok B
3. Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2
18
Pada tahun pelajaran 2017/2018SD Negeri Banyubening I dari kelas I s.d. VI sudah
menerapkan kurikulum 2013. Muatan pelajaran dalam kurikulum 2013 dibagi menjadi 2
B. Muatan Pelajaran
1. Muatan Nasional
Muatan Kurikulum pada tingkat nasional yang dimuat dalam KTSP adalah sebagaimana
yang diatur dalam ketentuan sebagai berikut: untuk SD/MI mengacu pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2014 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum SD/MI.
Muatan pelajaran pada struktur kurikulum 2013 mengacu pada kompetensi inti yang meliputi:
a. KI1: Untuk muatan pembelajaran Agama Islam, Katholik, dan Kristen serta PPKn
kelas I dan II adalah: menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. Kelas
dianutnya.
b. KI2: Untuk muatan pembelajaran agama Islam, Katholik, dan Kristen serta PPKn kelas
I dan II adalah: menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru. Untuk kelas III
dan IV adalah: menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya.
Untuk kelas V dan VI adalah: menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan
c. KI3: Untuk semua muatan pembelajaran kelas I dan II serta khusus PPKn kelas I – VI
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
19
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
Untuk kelas III – VI bagi semua muatan pembelajaran selain tersebut di atas
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan
tempat bermain.
d. KI4: Untuk semua muatan pembelajaran kelas I dan II adalah : menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku
anak beriman dan berakhlak mulia. Untuk kelas III – VI adalah menyajikan
pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
Muatan pelajaran pada struktur kurikulum 2013 dikelompokkan dalam tema sebagai berikut:
1. Diriku 5. Pengalamanku
Sekitarku
20
Kelas II Ada 8 Tema, Yaitu:
21
Kelas V Ada 9 Tema, Yaitu:
5. Wirausaha
2. Muatan Lokal
Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, merupakan bahan kajian yang dimaksudkan
untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya.
Muatan lokal kontennya disiapkan oleh pemerintah pusat bekerjasama dengan pemerintah
daerah termasuk ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan.Muatan lokal sebagai bahan
kajian yang membentuk pemahaman terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya bermanfaat
untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan kepada peserta didik agar:
a. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budayanya
22
b. Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai
umumnya
c. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai – nilai/ aturan – aturan yang
Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan
proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk
muatan lokal perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: utuh, konstektual, terpadu,
apresiatif, fleksibel, pendidikan sepanjang hayat, dan manfaat. Strategi pengembangannya ada
Daya dukung pelaksanakan muatan lokal meliputi segala hal yang dianggap perlu dan
meliputi: kebijakan muatan lokal, guru, sarana dan prasarana sekolah, serta manajemen
sekolah.Muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah provinsi atau kab/kota
sesuai dengan kewenangannya dan atau satuan pendidikan dapat berbentuk sejumlah bahan
2) Mata pelajaran yang berdiri sendiri pada kelompok B sebagai mata pelajaran muatan
23
Muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah provinsi ditetapkan dengan peraturan
C. Ekstrakurikuler
perlu disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan
yang berbeda; seperti senseakan nilai moral dan sikap, kemampuan, dan kreativitas. Kegiatan
Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik diluar jam
belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan dibawah
bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan
kemampuan peserta didik yang lebih luas atau diluar minat yang dikembangkan oleh
kurikulum.
seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak
program ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan
minatnya masing-masing.
24
a. Pramuka (Kelas I s.d VI)
Alasan : Pramuka dipilih sebagai pengembangan diri wajib agar peserta didik terlatih
untuk hidup mandiri, disiplin, bertanggungjawab, dan cinta tanah air. Berdasarkan
No Program Materi
3. Pengenalan sandi Sandi morse, sandi semaphore, sandi rumput, sandi kotak.
penanganan pasien
25
b. TIK (untuk kelas IV s.d. VI)
Alasan : TIK dipilih sebagai pengembangan diri wajib agar peserta didik terlatih agar
trampil menggunakan teknologi untuk menghadapi era globalisasi.
No Program Materi
1. Pengenalan lembar Lembar kerja Ms. Office, menu bar, titlebar, toolbar
2. Bekerja dengan lembar a. Ms. Word (membuat surat, tabel, mengetik teks,
Alasan : diharapkan agar siswa mampu mengikuti perkembangan jaman, dimana bahasa
No Program Materi
26
2. Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan
a. TPA
Kegiatan TPA meliputi baca tulis Al Quran, hafalan bacaan shalat, hafalan surat -
surat pendek, serta hafalan doa sehari – hari serta materi untuk menghadapi lomba-
untuk peserta didik yang beragama non muslim ada kegiatan PIA dimana kegiatan
No Program Materi
2. Pengenalan tanda baca Tanda baca huruf hijaiyyah atau harakat, yaitu fatkah,
3. Pengenalan maharijul Maharijul huruf, huruf yang keluar dari ujung bibir,
bacaan
6. Hafalan doa sehari - Doa sebelum dan sesudah makan, doa sebelum dan
hari sesudah tidur, doa masuk dan keluar masjid, doa untuk
27
b. Karawitan
No Program Materi
1 Memainkan alat musik Memainkan alat musik gamelan : kendhang, bonang barung,
peking.
c. Reog
Kegiatan reog meliputi memainkan alat musik gamelan, menari dan memerankan.
No Program Materi
1 Memainkan alat musik Memainkan alat musik gamelan : tomtam, bende, jedor.
gamelan
28
d. Sepak Bola
bertujuan untuk mengembangkan bakat siswa, selain itu juga itu untuk
mempersiapkan OOSN.
Berikut ini program dan materi cabang olah raga sepak bola:
No Program Materi
bola
diwajibkan untuk mendapatkan nilai memuaskan pada kegiatan ekstrakurikuler wajib pada
pendidikan dapat dan perlu memberikan penghargaan kepada peserta didik yang memiliki
prestasi sangat memuaskan atau cemerlang dalam satu kegiatan ekstrakurikuler wajib atau
ekstrakurikuler antara lain: satuan pendidikan, komite sekolah, dan orang tua peserta didik.
C. Beban Belajar
29
1. Kegiatan Tatap Muka
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara
peserta didik dengan pendidik. Kegiatan tatap muka umumnya dilaksanakan di satuan
Beban belajar adalah jumlah jam pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik
dalam satuan pendidikan sebagaimana tertuang dalam hari belajar efektif, minggu efektif,
yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan belajar yang
sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan tersebut.
Beban belajar setiap mata pelajaran dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran. Beban
belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk
mengikuti program pembelajaran melalui penugasan, struktur, dan kegiatan mandiri tidak
memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan
pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban
belajar kegiatan tatap muka per-jam pembelajaran berlangsung selama 35 menit untuk kelas I
-VI. Beban belajar kegiatan tatap muka keseluruhan untuk setiap satuan pendidikan adalah
sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan pembelajaran.
menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional
effect.
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak
langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Pengembangan sikap sebagai
31
proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam
2. Kegiatan Terstruktur
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai kompetensi
a. Penugasan
Penugasan pada peserta didik diantaranya: mengamati hewan dan tanaman di sekitar,
mengamati pertumbuhan dari biji hingga daun, kegiatan pelayanan toko/ warung.
tercapainya kompetensi dasar dengan alokasi waktu yang telah ditentukan oleh
pendidik.
Pekerjaan rumah diberikan kepada peserta didik dalam rangka penguatan materi ajar
yang telah dipelajari bersama pendidik dalam kegiatan tatap muka. Pekerjaan rumah
c. Prakarya
Prakarya yang dikerjakan peserta didik dapat berupa tulisan, lukisan, dan benda. Untuk
prakarya yang berupa tulisan misalnya puisi, sinopsis, laporan, dan lain – lain. Untuk
prakarya yang berupa benda misalnya kriya anyam, patung, mozaik, dan lain – lain.
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
32
mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaiannya diatur oleh peserta didik atas dasar
Pengayaan materi ajar dapat diperoleh peserta didik melalui bimbingan orang tua, tutor
b. Out bond
lapangan.
c. Kegiatan kepramukaan
diamanatkan kurikulum 2013 untuk semua peserta didik terkecuali karena kondisi
E. Ketuntasan Belajar
Pada penilaian sikap diasumsikan bahwa setiap peserta didik memiliki perilaku yang baik.
Perilaku menonjol (sangat baik atau perlu bimbingan) yang dijumpai selama proses
pembelajaran ditulis dalam jurnal atau catatan pendidik. Apabila tidak ada catatan atau perlu
bimbingan di dalam jurnal, peserta didik tersebut dikategorikan berperilaku sangat baik.
merencanakan dan menetapkan sikap yang akan dinilai dalam pembelajaran sesuai dengan
kegiatan pembelajaran. Pada penilaian sikap di luar pembelajaran pendidik dapat mengamati
33
Tabel Kriteria Ketuntasan Minimal KI 1 dan KI 2 SD Negeri Banyubening I
KKM
KKM
NO KI Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas SEKOLAH
I II III IV V VI
1. KI 1 (Sikap B B B B B B B
Spiritual)
a. Ketaatan B B B B B B B
beribadah
b. Berperilaku B B B B B B B
syukur
c. Berdoa B B B B B B B
sebelum dan
sesudah
melakukan
kegiatan
d. Toleransi B B B B B B B
dalam
beribadah
2. KI 2 (Sikap B B B B B B B
Sosial)
a. Jujur B B B B B B B
b. Disiplin B B B B B B B
c. Tanggung B B B B B B B
Jawab
d. Santun B B B B B B B
e. Peduli B B B B B B B
f. Percaya Diri B B B B B B B
34
2. Kriteria Ketuntasan Minimal Pengetahuan dan Keterampilan
indikator, kompetensi dasar, kompetensi inti, sampai ke mata pelajaran. Cara menentukan
SKBM atau Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mengacu pada tiga hal yaitu:
a. Intake memperhatikan kualitas peserta didik yang dapat diidentifikasi antara lain
berdasarkan hasil ujian jenjang sebelumnya, hasil tes awal yang dilakukan oleh sekolah,
atau nilai rapor sebelumnya. Semakin tinggi aspek intake, semakin tinggi pula nilai
KKMnya.
terdapat pada KD tersebut dan berdasarkan data empiris dari pengalaman guru dalam
guru dengan mata pelajaran yang diampu, kompetensi guru (misalnya hasil Uji
Kompetensi Guru), rasio jumlah peserta didik dalam satu kelas, sarana prasarana
pembelajaran, dukungan dana, dan kebijakan sekolah. Semakin tinggi aspek guru dan
35
1) Rekap KKM SD Negeri Banyubening I
KKM
KKM Kelas
Muatan Pelajaran Sekolah
No
I II III IV V VI
Kelompok A
2. PPKn 75 75 75 75 75 75 75
3. Bahasa Indonesia 75 75 75 75 75 75 75
4. Matematika 70 70 70 70 70 70 70
Kelompok B
3 Bahasa Jawa 70 70 70 70 70 70 70
= 10
36
No Nilai Predikat
2 81 - 90 B (Baik)
3 70 - 80 C (Cukup)
4 ≤ 69 D (Perlu Bimbingan)
Ekstrakurikuler Wajib
1 Pramuka B B B B B B B
2 TIK - - - B B B B
3 Bahasa Inggris - - - B B B B
Ekstrakurikuler Pilihan
1 Keagamaan B B B B B B B
a. TPA (Islam)
b. Pendalaman
Alkitab
(Kristen)
2 Karawitan - - B B B B B
3 Reog - - B B B B B
4 Sepak bola - - B B B B B
37
F. Pendidikan Berbasis Karakter dan Budaya Sekolah
Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi
peserta didik. Budaya adalah Keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan
(belief) manusia yang dihasilkan masyarakat. Karakter merupakan watak, tabiat, akhlak, atau
kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues)
yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan
bertindak.
Suatu usaha sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik agar
Karakter dan budaya sekolah SD Negeri Banyubening I : upacara pada hari besar
kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan(kuku, telinga, rambut, dan lain-lain) setiap hari
Senin, beribadah bersama atau shalat bersama setiap dhuhur (bagi yang beragama Islam),
berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran, mengucap salam bila bertemu guru, tenaga
kependidikan, atau teman. Membiasakan budaya ”6 SMTP” (Senyum, Salam, Sapa, Santun,
Sabar, Shodaqoh, Maaf, Terima Kasih, Permisi).Pengumpulan Infaq setiap hari Jum’at. :
Membuang sampah di tempatnya, berlaku sopan, berpakaian rapi dan sopan.datang tepat pada
waktunya, bekerja keras, bertutur kata sopan, kasih sayang, perhatian terhadap peserta
didik,jujur. Toilet yang selalu bersih, bak sampah ada di berbagai tempat dan selalu
dibersihkan, sekolah terlihat rapi dan alat belajar ditempatkan teratur. Berbaris waktu mau
masuk dan pulang sekolah. Peserta didik bersalaman dengan guru waktu mau masuk dan
pulang. Berdoa sebelum dan setelah proses pembelajaran. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
38
selama lima belas menit sebelum proses pembelajaran dimulai (07.00-07.15). Gerakan ini
Setiap kelas mempunyai sudut buku kelas. Sudut buku kelas berisi buku-buku cerita yang
dipinjam dari perpustakaan atau peserta didik membawa buku cerita sendiri dari rumah dan
di letakkan di sudut buku kelas. Buku-buku cerita di sudut buku kelas seminggu sekali diganti
sesuai jadwal peminjaman di perpustakaan. Berikut program kegiatan literasi Sekolah Dasar
Negeri Banyubening I;
NO HARI KELAS
1 2 3
KEGIATAN
1 Senin Prediksi terhadap Prediksi terhadap Prediksi terhadap
gambar. Guru gambar. Guru gambar. Guru
menceritakan cerita menceritakan cerita menceritakan cerita
bergambar, peserta bergambar, peserta bergambar, peserta
didik diminta didik diminta didik diminta menebak
menebak gambar yang menebak gambar yang gambar yang
diceritakan guru. diceritakan guru. diceritakan guru.
39
5 Jumat Membaca buku cerita Membaca buku cerita Membaca buku cerita
dengan bimbingan dengan bimbingan dengan bimbingan
guru. Kemudian guru. Kemudian guru. Kemudian
menuliskan isinya menuliskan isinya menuliskan isinya
secara sederhana. secara sederhana. secara sederhana. Guru
Guru memberi paraf. Guru memberi paraf. memberi paraf.
NO Hari KELAS
4 5 6
KEGIATAN
1 Senin Membaca buku cerita Membaca buku Membaca buku cerita
dengan nyaring. cerita dengan dengan nyaring. Kemudia
Kemudia peserta didik nyaring. Kemudia peserta didik menuliskan
menuliskan ringkasan peserta didik ringkasan ceritanya dan di
ceritanya dan di paraf menuliskan paraf guru.
guru. ringkasan ceritanya
dan di paraf guru.
1) Olah pikir Individu yang memiliki keunggulan akademis sebagai hasil pembelajaran
dan pembelajar sepanjang hayat
2) Olah hati: Individu yang memiliki kerohanian mendalam, beriman dan bertakwa
3) Olah rasa dan karsa: Individu yang memiliki integritas moral, rasa berkesenian dan
berkebudayaan
4) Olah raga: Individu yang sehat dan mampu berpartisipasi aktif sebagai warga negara
41
b. Gerakan PPK sebagai Poros Pendidikan
5) PPK Meningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan dan Kebudayaan
42
Terselenggaranya Pendidikan dan Kebudayaan yang bermutu, relevan dengan
kebutuhan masyarakat, dan berdaya saing global dengan dibekali kompetensi abad 21,
yaitu: berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi.
dan Budaya Sekolah dengan menerapkan kedalam kurikulum melalui hal-hal berikut:
Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus
menerus dan konsisten setiap saat. Contoh kegiatan ini adalah upacara pada hari
lain) setiap hari Senin, beribadah bersama atau shalat bersama setiap dhuhur (bagi
yang beragama Islam), berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran, mengucap salam
SMTP” (Senyum, Salam, Sapa, Santun, Sabar, Shodaqoh, Maaf, Terima Kasih,
2) Kegiatan spontan
Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu juga.
Kegiatan ini dilakukan biasanya pada saat guru dan tenaga kependidikan yang lain
mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari peserta didik yang harus
dikoreksi pada saat itu juga. Apabila guru mengetahui adanya perilaku dan sikap
yang kurang baik maka pada saat itu juga guru harus melakukan koreksi sehingga
43
peserta didik tidak akan melakukan tindakan yang tidak baik itu. Contoh kegiatan
peserta didik yang tidak baik dan yang baik sehingga perlu dipuji, misalnya:
memperoleh nilai tinggi, menolong orang lain, memperoleh prestasi dalam olah
raga atau kesenian, berani menentang atau mengkoreksi perilaku teman yang tidak
terpuji.
3) Keteladanan
Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan yang lain
diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya. Jika guru dan
tenaga kependidikan yang lain menghendaki agar peserta didik berperilaku dan
bersikap sesuai dengan nilai-nilai karakter dan budaya sekolahbangsa maka guru
dan tenaga kependidikan yang lain adalah orang yang pertama dan utama
Misalnya, berpakaian rapi, datang tepat pada waktunya, bekerja keras, bertutur
kata sopan, kasih sayang, perhatian terhadap peserta didik, jujur, menjaga
kebersihan.
4) Pengkondisian
maka sekolah harus dikondisikan sebagai pendukung kegiatan itu. Sekolah harus
Misalnya, toilet yang selalu bersih, bak sampah ada di berbagai tempat dan selalu
44
5) Pembiasaan
Pembiasaan adalah kegiatan siswa dan guru yang dilakukan secara berulang-ulang
pembiasaan antara lain : berbaris waktu mau masuk dan pulang sekolah, Peserta
didik bersalaman dengan guru waktu mau masuk dan pulang, berdoa sebelum dan
setelah proses pembelajaran, gerakan Literasi Sekolah (GLS) selama lima belas
dalam setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan
dalam silabus dan RPP. Pengembangan nilai-nilai itu dalam silabus ditempuh melalui cara-
1) Mengkaji Standar Komptensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi
dengan nilai dan indikator untuk menentukan nilai yang akan dikembangkan;
dalam silabus;
4) Mencantumkan nilai-nilai sikap spiritual dan sosial yang sudah tertera dalam
45
6) Memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang mengalami kesulitan untuk
adalah suasana kehidupan sekolah tempat peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, guru
dengan guru, konselor dengan sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan
terikat oleh berbagai aturan, norma, moral serta etika bersama yang berlaku di suatu sekolah.
upacara pada hari besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan(kuku, telinga, rambut,
dan lain-lain) setiap hari Senin, beribadah bersama atau shalat bersama setiap dhuhur (bagi
yang beragama Islam), berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran, mengucap salam bila
bertemu guru, tenaga kependidikan, atau teman. Membiasakan budaya ”6 SMTP” (Senyum,
Salam, Sapa, Santun, Sabar, Shodaqoh, Maaf, Terima Kasih, Permisi).Pengumpulan Infaq
setiap hari Jum’at. Membuang sampah di tempatnya, berlaku sopan, berpakaian rapi dan
sopan. Datang tepat pada waktunya, bekerja keras, bertutur kata sopan, kasih sayang,
perhatian terhadap peserta didik, jujur. Toilet yang selalu bersih, bak sampah ada di berbagai
tempat dan selalu dibersihkan, sekolah terlihat rapi dan alat belajar ditempatkan teratur.
Berbaris waktu mau masuk dan pulang sekolah. Peserta didik bersalaman dengan guru waktu
mau masuk dan pulang. Berdoa sebelum dan setelah proses pembelajaran. Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) selama lima belas menit sebelum proses pembelajaran dimulai (07.00-07.15).
Gerakan ini bertujuan untuk memotivasi dan membangkitkan inspirasi peserta didik.
46
Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan karakter dan budaya sekolahbangsa dalam
budaya sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru, konselor,
tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta didik dan menggunakan fasilitas
sekolah.
pendekatan proses belajar peserta didik secara aktif dan berpusat pada anak, dilakukan
1) Kelas, melalui proses belajar setiap mata pelajaran atau kegiatan yang
kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh karena itu,
berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran. Pengumpulan Infaq setiap hari
Jum’at. Bekerja keras, bertutur kata sopan, kasih sayang, perhatian terhadap
peserta didik, jujur. Alat belajar ditempatkan teratur. Berbaris waktu mau
masuk dan pulang sekolah. Berdoa sebelum dan setelah proses pembelajaran.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) selama lima belas menit sebelum proses
peserta didik.
2) Sekolah, melalui berbagai kegiatan sekolah yang diikuti seluruh peserta didik,
guru, kepala sekolah, dan tenaga administrasi di sekolah itu. Direncanakan sejak
47
awal tahun pelajaran dan dilakukan sehari-hari sebagai bagian dari budaya
adalah upacara pada hari besar kenegaraan, beribadah bersama atau shalat
bersama setiap dhuhur (bagi yang beragama Islam), berdoa waktu mulai dan
selesai pelajaran, mengucap salam bila bertemu guru, tenaga kependidikan, atau
sopan.datang tepat pada waktunya, bekerja keras, bertutur kata sopan, kasih
sayang, perhatian terhadap peserta didik, jujur. Toilet yang selalu bersih, bak
sampah ada di berbagai tempat dan selalu dibersihkan, sekolah terlihat rapi dan
alat belajar ditempatkan teratur. Berbaris waktu mau masuk dan pulang sekolah.
Peserta didik bersalaman dengan guru waktu mau masuk dan pulang. Berdoa
3) Luar sekolah, melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lain yang diikuti
oleh seluruh atau sebagian peserta didik, dirancang sekolah sejak awal tahun
indikator. Sebagai contoh, indikator untuk nilai jujur di suatu semester dirumuskan dengan
48
“mengatakan dengan sesungguhnya perasaan dirinya mengenai apa yang dilihat, diamati,
dipelajari, atau dirasakan” maka guru mengamati (melalui berbagai cara) apakah yang
dikatakan seorang peserta didik itu jujur mewakili perasaan dirinya. Mungkin saja peserta
didik menyatakan perasaannya itu secara lisan tetapi dapat juga dilakukan secara tertulis atau
bahkan dengan bahasa tubuh. Perasaan yang dinyatakan itu mungkin saja memiliki gradasi
dari perasaan yang tidak berbeda dengan perasaan umum teman sekelasnya sampai bahkan
Penilaian dilakukan secara terus menerus, setiap saat guru berada di kelas atau di
sekolah. Model anecdotal record (catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perilaku
yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan) selalu dapat digunakan guru. Selain itu,
guru dapat pula memberikan tugas yang berisikan suatu persoalan atau kejadian yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan nilai yang dimilikinya.
Sebagai contoh, peserta didik dimintakan menyatakan sikapnya terhadap upaya menolong
pemalas, memberikan bantuan terhadap orang kikir, atau hal-hal lain yang bersifat bukan
kontroversial sampai kepada hal yang dapat mengundang konflik pada dirinya.
Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya, guru dapat
memberikan kesimpulan atau pertimbangan tentang pencapaian suatu indikator atau bahkan
suatu nilai. Kesimpulan atau pertimbangan itu dapat dinyatakan dalam pernyataan kualitatif
B : Baik (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang
49
dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
SB : Sangat Baik (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang
kecakapan hidup peserta didik selama maupun setelah lulus dari SD Negeri Banyubening I.
akademik, dan kecakapan vokasional. Proses pendidikan kecakapan hidup bagi peserta didik
ada yang terintegrasi pada pembelajaran intrakurikuler dan ada yang berdiri sendiri dalam
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah program pendidikan yang
dikembangkan dengan memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global.
Substansinya mencakup aspek: ekonomi, budaya, bahasa, TIK, dan lain – lain yang semuanya
lokal dan global ini dapat diperolah siswa melalui: bagian dari semua mata pelajaran yang
terintegrasi, berdiri sendiri dari program kegiatan sekolah, yang dapat diterima peserta didik
50
1. Pendidikan Keunggulan Lokal Melestarikan Budaya Jawa
NO Kegiatan Peserta Waktu Tujuan
Setiap hari
Mengenal pendidikan
1 Unggah – ungguh bhs Jawa I - VI Sabtu Apel
tata- krama adat jawa
Pagi
pelajaran
Peserta didik diupayakan mengikuti proses pembelajaran dan penilaian yang maksimal.
Oleh karena itu apabila ada peserta didik yang terpaksa harus tidak naik kelas, maka hal
ini harus menjadi umpan balik bagi pendidik, satuan pendidikan, dan orangtua sehingga
3. Kriteria Kelulusan
Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidik SD Negeri Banyubening I apabila:
52
53
BAB IV
KALENDER AKADEMIK
A. Kalender Akademik
Kalender akademik adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
B. Permulaan Tahun Ajaran
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada
awal tahun pelajaran pada SD Negeri Banyubening I.
C. Pengaturan Waktu Belajar Efektif
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada SD Negeri Banyubening I.Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah
jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk setiap mata
pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
D. Pengaturan Waktu Libur
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran pada SD Negeri Banyubening I. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah
semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur
umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Bagi guru kalender akademik sebagai pedoman dalam menyusun program dan
rencana pembelajaran selama satu tahun, sesuai dengan jumlah minggu dan hari efektif
kegiatan pembelajaran setiap minggu.
Acuan Kalender Akademik SD Negeri Banyubening I adalah :
- Pusat
- Dinas Pendidikan Daerrah Istimewa Yogyakarta
- Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul
PENUTUP