SKRIPSI
MUHAMMAD ICHSAN
0806331084
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
DEPOK
JUNI 2012
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
MUHAMMAD ICHSAN
0806331084
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
DEPOK
JUNI 2012
NPM : 0806331084
Tanda Tangan :
ii
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
31001
iii
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan penulisan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Teknik Elektro,
Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak, mulai dari masa perkuliahan hingga proses
penulisan skripsi ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk dapat menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kekuatan kepada penulis untuk dapat
menyelesaikan penulisan laporan skripsi ini.
2. Dr. Fitri Yuli Zulkifli S.T., M.Sc., selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis
dalam penulisan skripsi ini;
3. Prof. Dr. Ir. Eko Tjipto Raharjo M.Sc., dan Bapak Basari S.T.,M.Eng,
PhD., atas segala masukan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis
mengenai materi pada skripsi ini;
4. Kedua orang tua penulis atas segala bentuk dukungan yang diberikan
selama proses penulisan skripsi ini;
5. Seluru teman AMRG atas suka dan duka dalam pengerjaan skripsi
bersama-sama;
6. Teman-teman Elektro UI angkatan 2008 yang telah memberikan dukungan
dan semangat selama ini;
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu.Semoga skripsi ini mampu
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Penulis
iv
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 25 Juni 2012
Yang menyatakan
(Muhammad Ichsan)
v
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
ABSTRAK
Antena horn menawarkan keuntungan dalam hal gain yang tinggi, bandwidth
yang lebar, dan fabrikasi yang mudah. Namun salah satu kekurangan dari antena
horn adalah dimensinya yang cukup besar. Skripsi ini membahas mengenai
rancang bangun antena horn menggunakan teknik penambahan batang metal.
Perancangan antena bertujuan untuk mereduksi dimensi dari antena horn tersebut,
yaitu dengan menggunakan suatu teknik dengan menambahkan dua batang metal
yang saling tegak lurus yang diletakkan di dalam antena, dan kemudian
digabungkan dengan teknik penambahan jumlah batang metal pada bidang
horizontal. Perancangan antena horn dilakukan dengan menggunakan software
CST Microwave Studio. Hasil penulisan skripsi ini adalah sebuah antena horn
dengan penambahan batang metal sehingga mereduksi dimensi antena horn
konvensional sebesar 35,72 %. Adapun antena horn tersebut bekerja pada
frekuensi 2,8 GHz – 3,1 GHz yang merupakan rentang frekuensi pada S-band.
Hasil simulasi berupa gain sebesar 12,4 dBi, HPBW sebesar 43,1º, dan side lobe
level sebesar -18,8 dBi.
Kata kunci:
Antena horn, Antena Pencatu, gain yang tinggi
vi
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
ABSTRACT
Horn antenna offers benefits such as high gain value, wide bandwidth, and ease of
fabrication. One of the drawbacks of horn antenna is its relatively large
dimension. This undergraduate thesis examines the design of a horn antenna using
the metal rod addition technique. The antenna design aims to reduce the
dimension of horn antenna by utilizing a certain technique where two metal rods
are placed perpendicular to each other inside the antenna which is connected
afterwards by adding the total number of metal rods on the horizontal plane. The
horn antenna is designed using the CST Microwave Studio software. The result of
this undergraduate thesis is a horn antenna with the addition of metal rods thereby
reducing the dimension from a conventional horn antenna by 35.72%. This horn
antenna works in the frequency range of 2.8 GHz – 3.1 GHz, which is the S-band
frequency range. The simulation results are gain of 12.4 dBi, HPBW of 43.1o, and
a side lobe level of -18.8 dBi.
Key words:
Horn antenna, Feed Antenna, high gain
vii
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
DAFTAR ISI
viii
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
3.5.1 Antena Horn Piramida (Tanpa Penambahan Dua Batang Metal)..... 22
3.5.2 Antena Horn Piramida dengan Penambahan Dua Batang Metal ..... 29
3.5.3 Antena Horn piramida (dengan penambahan dua batang metal dan
telah direduksi dimensi nya).......................................................................... 32
3.5.4 Antena Horn piramida (dengan menambahkan teknik penambahan
jumlah batang metal pada bidang horizontal) ............................................. 39
3.6 PEMBUATAN ANTENA ...................................................................................... 44
ix
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
DAFTAR TABEL
x
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
DAFTAR GAMBAR
xi
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
GAMBAR 3.19. GRAFIK S11 PARAMETER ANTENA HORN
MODIFIKASI ...................................................................................................... 38
GAMBAR 3.20. HASIL SIMULASI GAIN ANTENA HORN MODIFIKASI
............................................................................................................................... 39
GAMBAR 3.21. DESAIN DAN PARAMETER ANTENA HORN
MODIFIKASI AKHIR ....................................................................................... 40
GAMBAR 3.22. ITERASI PENAMBAHAN JUMLAH BATANG METAL
PADA BIDANG HORIZONTAL ....................................................................... 41
GAMBAR 3.23. ITERASI PENAMBAHAN JUMLAH BATANG METAL
PADA BIDANG VERTIKAL ............................................................................. 41
GAMBAR 3.24. HASIL ITERASI NILAI X .................................................... 42
GAMBAR 3.25. GRAFIK S11 PARAMETER ANTENA HORN
MODIFIKASI AKHIR ....................................................................................... 43
GAMBAR 3.26. HASIL SIMULASI GAIN ANTENA HORN MODIFIKASI
AKHIR ................................................................................................................. 44
GAMBAR 3.27. DESAIN AKHIR ANTEA HORN .......................................... 46
GAMBAR 4.1. GRAFIK S11 PARAMETER HASIL PENGUKURAN ........ 52
GAMBAR 4.2. GRAFIK PERBANDINGAN HASIL SIMULASI DENGAN
PENGUKURAN ANTENA HORN MODIFIKASI AKHIR ............................ 50
GAMBAR 4.3. SMITH CHART INPUT IMPEDANCE HASIL
PENGUKURAN ANTENA HORN MODIFIKASI AKHIR ............................ 53
GAMBAR 4.4. GRAFIK POLA RADIASI PENGUKURAN ANTENA HORN
MODIFIKASI AKHIR PADA BIDANG E ....................................................... 53
GAMBAR 4.5. GRAFIK POLA RADIASI PENGUKURAN ANTENA HORN
MODIFIKASI AKHIR PADA BIDANG H....................................................... 54
GAMBAR 4.6 PERBANDINGAN POLA RADIASI BIDANG E HASIL
PENGUKURAN DAN HASIL SIMULASI ...................................................... 55
GAMBAR 4.7. PERBANDINGAN POLA RADIASI BIDANG H HASIL
PENGUKURAN DAN HASIL SIMULASI ...................................................... 58
xii
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Universitas Indonesia
batang metal yang saling tegak lurus pada bidang H dan bidang E yang
diletakkan di dalam ruang antena horn yang akan dirancang [3]. Dengan
menggunakan teknik ini, nilai gain akan meningkat dan frekuensi kerja dari
antena horn akan menurun. Untuk lebih meningkatkan performa dari antena
horn yang akan dibuat, penulis menggunakan satu teknik lagi untuk
menggabungkan dengan teknik sebelumnya, yaitu dengan menambahkan satu
lagi batang metal pada bidang horizontal sehingga jumlah batang metal nya
menjadi tiga buah. Dengan menambah teknik ini, nilai gain akan meningkat
dan bandwidth dari antena horn ini menjadi semakin besar.
Spesifikasi yang harus diperoleh dalam rancang bangun antena horn pada
penelitian ini, yaitu:
a. Frekuensi kerja : 2,8 – 3,1 GHz (S-Band)
b. Gain ≥ 12 dBi
c. VSWR ≤ 1,5
d. Reduksi dimensi antena horn
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah melakukan rancang bangun
antena horn piramida dengan frekuensi kerja 2,8 – 3,1 GHz (S-Band) dengan
menggunakan teknik penambahan batang metal yang bertujuan untuk
mereduksi dimensi dari antena horn tersebut.
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
3
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
4
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai langkah – langkah yang dilakukan
dalam melakukan perancangan antena, meliputi langkah simulasi, desain
pembuatan antena, dan hasil simulasi dari antena yang akan difabrikasi.
BAB IV: HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS
Pada bab ini akan dijelaskan hasil pengukuran parameter prototip antena.
Hasil pengukuran tersebut kemudian dibandingkan dengan hasil simulasi.
BAB V: KESIMPULAN
Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai kesimpulan yang dapat diambil
dari seluruh pembahasan pada laporan skripsi ini.
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
BAB 2
ANTENA HORN
5
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
7
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
8
1+Γ
𝑉𝑆𝑊𝑅 = 1− Γ (2.1)
Return loss = -20 log10 (Γ) (2.2)
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
9
𝑈 4𝜋
𝐷 𝜃, ∅ = 𝑈𝑜 = (2.3)
𝑃𝑟𝑎𝑑
2.2.4. Gain
Gain adalah karakter antena yang terkait dengan kemampuan antena
mengarahkan radiasi sinyalnya, atau penerimaan sinyal dari arah tertentu.
Gain bukanlah kuantitas yang dapat diukur dalam satuan fisis pada umumnya
seperti watt, ohm, atau lainnya, melainkan suatu bentuk perbandingan. Oleh
karena itu, satuan yang digunakan untuk gain adalah desibel.
Gain dari suatu antena menunjukkan performa dari antena yang
bergantung nilainya terhadap directivity dan efficiency. Gain merupakan
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
10
𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑛 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
𝑔𝑎𝑖𝑛 = 4𝜋 (2.8.)
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑝𝑜𝑤𝑒𝑟
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
11
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
12
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
13
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
14
mikro (microwave) di atas 1000 MHz. Antena horn ini dipilih karena
mempunyai gain yang tinggi, VSWR yang rendah, lebar pita (bandwidth)
yang relatif besar, tidak berat, dan mudah dibuat. Antena ini merupakan
antena celah (aperture anntena) berbentuk piramida yang mulutnya melebar
ke arah bidang medan listrik (E) dan bidang magnet (H) dengan berbasis
saluran bumbung gelombang persegi (rectangular waveguide). [6]
Berikut ini adalah jenis – jenis dari antena horn:
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
15
Re = λ 𝐾 (2.11.)
𝐾 .λ2
Rh = (2.12.)
𝑅𝑒
𝑐
λ = (2.13)
𝑓
10 𝐺 10
K= (2.14)
15,7497
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
16
A = 0,5 𝑥 λ x 𝐺 (2.15.)
𝐺 𝑥 λ2
B = 0,15 𝑥 8 𝑥 𝜋 𝑥 (2.16.)
𝐴
Salah satu kekurangan dari antena horn adalah dimensi nya yang relatif
besar, sehingga kurang bersifat low profile. Pada penelitian ini digunakan
suatu teknik untuk dapat mereduksi dimensi dari antena horn, yaitu dengan
cara menambahkan dua batang metal yang saling tegak lurus pada bidang H
dan bidang E yang diletakkan di dalam antena horn tersebut. [3] Teknik ini
bertujuan untuk menurunkan frekuensi kerja dan juga menaikkan gain dari
antena horn yang akan dibuat. Sehingga hasil antena yang akan dibuat
mempunyai dimensi yang relatif kecil dengan frekuensi kerja yang sesuai
dengan spesifikasi radar udara (2,8 GHz – 3,1 GHz).
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
17
Pada Gambar 2.7. di atas dapat dilihat bahwa terdapat dua flare angle
pada antena horn, yaitu flare angle 𝜃 e pada bidang E dan 𝜃 h pada bidang H.
Dimensi aperture yaitu, χap pada bidang H dan yap pada bidang E.
Penambahan batang metal berfungsi untuk mengurangi phase curvature dari
antena horn. Phase curvature merupakan faktor pengurang flare angle dari
antena. Flare angle berpengaruh terhadap gain dari antena, dimana semakin
besar flare angle maka semakin besar pula gain dari antena. Jadi semakin
kecil pengaruh dari phase curvature, maka semakin besar gain yang diperoleh
antena. Sehingga dengan penambahan batang metal ini, phase curvature akan
berkurang dan gain dari antena akan meningkat. Skema antena horn dengan
penambahan dua batang metal ini dapat dilihat pada Gambar 2.7. berikut ini :
[3]
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
18
Gambar 2.7. Skema antena horn dengan penambahan 2 batang metal [3]
Dari Gambar 2.7. diatas dapat dilihat bahwa dua batang metal diletakkan
saling tegak lurus satu sama lain di dalam antena horn yang akan dirancang.
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
BAB 3
PERANCANGAN ANTENA DAN SIMULASI
3.1.Pendahuluan
Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah antena horn dengan
frekuensi kerja 2,8 GHz – 3,1 GHz (rentang S-Band) pada batas RL ≤ -14 dB
atau setara dengan VSWR ≤ 1,5 dan gain ≥ 12 dBi dengan mereduksi
dimensi dari antena horn ini. Salah satu kelemahan dari antena horn adalah
dimensi nya yang cukup besar sehingga kurang low profile. Pada penelitian
ini digunakan suatu teknik untuk mereduksi dimensi dari antena horn,yaitu
dengan menambahkan 2 buah batang metal yang saling tegak lurus yang
diletakkan di dalam antena horn tersebut. Untuk mendapatkan frekuensi
kerja antena sesuai spesifikasi yang diinginkan, yaitu 2,8 GHz – 3,1 GHz
haruslah dilakukan perhitungan matematis dalam membuat dimensi antena
horn.
Dalam perancangan ini perlu dilakukan beberapa tahap dalam merancang
suatu antena horn sebelum difabrikasi. Tahapan-tahapan ini dapat dilihat pada
diagram alir yang akan dijelaskan selanjutnya. Seluruh tahapan tersebut
diterapkan pada perangkat lunak yang digunakan yaitu CST Microwave
Studio.
19
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
21
7. Start Solver
Start Solver digunakan untuk menjalankan simulasi dari antena yang
telah dibuat yang akan memberikan hasil simulasi dari antena tersebut.
3.3.Tahapan Perancangan
Dalam perancangan antena horn ini, ada beberapa tahapan yang perlu
dilakukan baik sebelum simulasi dan sesudah simulasi. Untuk memudahkan
perencanaan maka dibuatlah alur perencanaan sebagaimana diperlihatkan
dalam Gambar 3.1 berikut ini.
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
22
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
23
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
24
𝑐 3 𝑥 10 10 𝑐𝑚 /𝑠
λ = = = 10 cm
𝑓 3 𝑥 10 9 𝐻𝑧
C = λ x K = 10 cm x 1 = 10 cm
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
25
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
26
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
27
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
28
Dari Gambar 3.6. di atas dapat dilihat bahwa hasil simulasi antena
horn ini menunjukkan bahwa bandwidth yang diinginkan telah tercapai,
yaitu sekitar 600 MHz. Frekuensi kerja juga sudah sesuai spesifikasi yang
diinginkan, yaitu antara 2,8 GHZ – 3,4 GHz. Hal ini ditunjukkan dari grafik
return loss dibawah -14 dB (VSWR ≤ 1,5), seperti yang sudah dibahas
sebelumnya.
Untuk hasil simulasi berupa gain dari antena yang dirancang
dijelaskan pada Gambar 3.7. berikut ini:
Dapat dilihat pada Gambar 3.7. di atas bahwa gain yang diperoleh
dari simulasi ini sudah memenuhi spesifikasi yang diinginkan, yaitu 12 dB
pada farfield (daerah antena mulai meradiasi). Hal ini memungkinkan
bahwa antena horn yang telah dirancang dapat diaplikasikan sebagai
pencatu reflect array antenna. Namun dimensi antena yang cukup besar
sehingga kurang low profile membuat antena ini harus dimodifikasi yang
nanti nya dimensi dari antena ini dapat direduksi.
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
29
Gambar 3.8. Desain dan Parameter Antena Horn dengan Penambahan Dua Batang
Metal
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
30
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
31
j = 3,25 cm
t = 2 cm
Y = 15,7 cm
Untuk hasil simulasi berupa grafik S11 parameter dapat dilihat
pada Gambar 3.10. berikut ini:
Gambar 3.10. Grafik s11 parameter Antena Horn dengan Penambahan Batang Metal
Dari Gambar 3.10. di atas dapat dilihat bahwa hasil simulasi antena
horn dengan penambahan batang metal ini menunjukkan bahwa dampak
yang diberikan oleh batang metal telah tercapai, yaitu menurunnya frekuensi
kerja dari antena ini (2,70 GHz – 2,77 GHz). Namun bandwidth yang
diinginkan masih belum tercapai, yaitu sekitar 70 MHz. Hal ini ditunjukkan
dari grafik return loss dibawah -14 dB (VSWR ≤ 1,5), seperti yang sudah
dibahas sebelumnya.
Untuk hasil simulasi berupa gain dari antena yang dirancang
dijelaskan pada Gambar 3.11. berikut ini:
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
32
Gambar 3.11. Hasil Simulasi Gain Antena Horn dengan Penambahan Batang Metal
3.5.3. Antena Horn piramida (dengan penambahan dua batang metal dan
telah direduksi dimensi nya)
Selanjutnya akan dilakukan simulasi desain antena horn dengan
penambahan dua batang metal dan telah direduksi dimensinya, dalam
penulisan ini penulis menyebut desain ini dengan desain antena horn
modifikasi. Untuk memperoleh dimensi dari antena horn modifikasi ini,
dilakukan iterasi untuk memperoleh nilai panjang (a) dan lebar (b) bidang
waveguide, panjang (A) dan (B) lebar bidang aperture, letak batang metal
pada bidang vertikal (v), letak batang metal pada bidang horizontal (h), dan
jarak batang metal dari dinding bidang waveguide antena horn (Y) untuk
memperoleh performa yang paling optimal dari antena ini.
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
33
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
34
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
35
Dari Gambar 3.16. diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa nilai letak
batang metal pada bidang vertikal (v) cukup berpengaruh kepada performa
antena. Dimana semakin besar nilai v, maka semakin meningkat frekuensi
kerja dari antena tersebut.
Untuk iterasi nilai letak batang metal pada bidang horizontal (h),
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
36
Dari Gambar 3.17. diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa nilai letak
batang metal pada bidang horizontal (h) cukup berpengaruh kepada
performa antena. Dimana semakin besar nilai h, maka semakin meningkat
frekuensi kerja dari antena tersebut.
Untuk iterasi nilai jarak batang metal dari dinding bidang waveguide
antena horn (Y) akan diperlihatkan pada Gambar 3.18. berikut ini:
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
37
jarak batang metal dari dinding bidang waveguide (Y) antena horn cukup
berpengaruh kepada performa antena. Dimana semakin besar nilai jarak
batang metal dari dinding bidang waveguide antena horn, maka semakin
menurun frekuensi kerja dari antena tersebut.
Berdasarkan hasil iterasi yang dilakukan sebelumnya, diperoleh
dimensi dari antena horn modifikasi adalah sebagai berikut:
a = 6,2 cm
b = 11,2 cm
c = 6,5 cm
A = 11,9 cm
B = 14,4 cm
C = 10 cm
j = 3,25 cm
t = 2 cm
Y = 9,5 cm
v = 0 cm
h = 0 cm
Dimensi antena horn modifikasi telah berkurang dibandingkan
dimensi antena yang sebelumnya (tanpa penambahan batang metal), dengan
tetap memenuhi spesifikasi yang diinginkan, bahkan nilai gain dari antena
ini naik dibandingkan antena sebelumnya (penambahan nilai gain dapat
dilihat pada pembahasan berikutnya). Besar nilai pengurangan dimensi dari
antena ini dari antena sebelumnya (dalam persen) adalah:
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
38
Dari Gambar 3.19. di atas dapat dilihat bahwa hasil simulasi antena
horn modifikasi ini menunjukkan bahwa bandwidth yang diinginkan telah
tercapai, yaitu sekitar 370 MHz. Frekuensi kerja juga sudah memenuhi
spesifikasi yang diinginkan, yaitu antara 2,79 GHZ – 3,16 GHz. Hal ini
ditunjukkan dari grafik return loss dibawah -14 dB (VSWR ≤ 1,5), seperti
yang sudah dibahas sebelumnya.
Untuk hasil simulasi berupa gain dari antena yang dirancang
dijelaskan pada Gambar 3.20. berikut ini:
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
39
Dapat dilihat pada Gambar 3.20. di atas bahwa gain yang diperoleh
dari simulasi ini sudah memenuhi spesifikasi yang diinginkan, yaitu 12,2 dB
pada farfield (daerah antena mulai meradiasi). Bahkan nilai gain dari
antena yang sudah dimodifikasi ini lebih besar dari nilai gain dari antena
sebelumnya yang dimensi nya lebih besar (12 dB). Hal ini memungkinkan
bahwa antenna horn modifikasi ini dapat diaplikasikan sebagai pencatu
reflect array antenna.
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
40
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
41
Gambar 3.22. iterasi penambahan jumlah batang metal pada bidang horizontal
Dari Gambar 3.22. di atas, dapat dilihat bahwa hasil s11 parameter
dari antena horn yang paling baik adalah saat jumlah batang metal pada
bidang horizontal sebanyak dua buah (2 x 1). Untuk iterasi penambahan
jumlah batang metal pada bidang vertikal dapat dilihat pada Gambar 3.23. di
bawah ini:
Gambar 3.23. iterasi penambahan jumlah batang metal pada bidang vertikal
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
42
Dari Gambar 3.23. di atas, dapat dilihat bahwa hasil s11 parameter
dari antena horn yang paling baik adalah saat jumlah batang metal pada
bidang vertikal sebanyak satu buah (1 x 1). Sehingga berdasarkan dua iterasi
tersebut didapatkan performa antena yang paling baik yaitu jumlah batang
metal pada bidang horizontal sebanyak 2 buah dan jumlah batang metal
pada bidang vertikal sebanyak satu buah (2 x 1).
Selajutnya akan dilakukan iterasi nilai jarak antar batang metal pada
bidang horizontal (X) untuk memperoleh performa antena yang paling
optimal. Gambar 3.24. di bawah ini akan memperlihatkan hasil iterasi nilai
X:
Dari Gambar 3.24. diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa jarak antar
batang metal pada bidang horizontal (X) tidak terlalu berpengaruh kepada
performa antena.
Berdasarkan hasil perhitungan dan iterasi yang dilakukan
sebelumnya, diperoleh dimensi dari antena horn pada Gambar 3.21. di atas
adalah sebagai berikut:
a = 6,2 cm
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
43
b = 11,2 cm
c = 6,5 cm
A = 11,9 cm
B = 14,4 cm
C = 10 cm
j = 3,25 cm
t = 2 cm
Y = 9,5 cm
X = 1 cm
Dimensi antena horn modifikasi akhir ini sama dengan dimensi
antena horn sebelumnya (antena horn modifikasi). Namun hasil simulasi
nya lebih baik dibandingkan desain sebelumnya. Untuk hasil simulasi
berupa grafik S11 parameter dapat dilihat pada Gambar 3.25. berikut ini:
Dari Gambar 3.25. di atas dapat dilihat bahwa hasil simulasi antena
horn modifikasi akhir ini menunjukkan peningkatan performa antena dari
desain sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari bandwidth yang diperoleh
yaitu sekitar 430 MHz (naik sekitar 60 MHz dari desain antena horn
sebelumnya). Dengan frekuensi kerja yaitu antara 2,79 GHZ – 3,22 GHz.
Hal ini ditunjukkan dari grafik return loss dibawah -14 dB (VSWR ≤ 1,5),
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
44
Dari Gambar 3.26. di atas dapat dilihat bahwa hasil simulasi antena
horn modifikasi akhir ini menunjukkan peningkatan performa antena dari
desain sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari gain yang diperoleh yaitu
sebesar 12,4 dB (naik 0,2 dB dari desain antena horn sebelumnya). Hal ini
menunjukkan bahwa antena horn modifikasi akhir ini telah berhasil
mencapai spesifikasi yang diinginkan.
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
45
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
46
terlihat lebih rapi. Hasil akhir antena horn yang dirancang dapat dilihat pada
gambar 3.27.
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
BAB 4
HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS
2D 2
R
20,195m
2
0,1m
0,7605m
47
Universitas Indonesia
Sehingga area far – field AUT dimulai dari jarak 0,7605 m atau 76,05
cm di depan AUT sampai jarak tak hingga. Dengan jarak far – field sebesar
76,05 cm untuk antena horn ini, dapat dikatakan jarak far – field
pengukuran berada pada kondisi dimana antena sudah dapat beradiasi
dengan stabil hingga hasil pengukuran menjadi lebih akurat.
𝑑1 𝑑2
𝐹 = 17.3 ×
𝑓(𝑑1 + 𝑑2 )
Dimana: F = Fresnel zona pertama (m)
𝑑1 , 𝑑2 = jarak AUT ke antena penguji (Km)
f = frekuensi kerja AUT (GHz)
(0,0005 × 0,0005)
𝐹 = 17,3 × = 17,3 × 0,00913 = 0,158 𝑚
3(0,0005 + 0,0005)
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
49
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
50
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
51
Pada pengukuran antena horn modifikasi akhir ini hasil yang didapat
sudah sesuai dengan spesifikasi yang ingin dicapai, walaupun tidak sama
persis dengan hasil simulasi. Hal ini dapat dilihat dari bandwidth yang
diperoleh yaitu sekitar 300 MHz. Dengan frekuensi kerja yaitu antara 2,8
GHZ – 3,1 GHz. Hal ini ditunjukkan dari grafik return loss dibawah -14 dB
(VSWR ≤ 1,5), seperti yang sudah dibahas sebelumnya.
Perbedaan antara hasil simulasi dengan hasil pengukuran akan
dijelaskan pada sub bab berikutnya. Berikut Gambar 4.2. yang
menampilkan perbandingan hasil simulasi dengan hasil pengukuran antena
horn modifikasi akhir.
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
52
0
-5
-10
[S1,1] in dB
-15
-20
-25
-30
-35
2 2,5 3 3,5 4
Frequency (GHz)
Hasil Pengukuran Hasil Simulasi
Gambar 4.2. Grafik perbandingan hasil simulasi dengan pengukuran antena horn
modifikasi akhir
Dari Gambar 4.2. terlihat adanya sedikit perbedaan antara grafik yang
ditunjukkan oleh hasil simulasi yang ditampilkan oleh garis berwarna biru
dengan garis berwarna merah yang merupakan hasil dari pengukuran
antena. Meskipun begitu, antara hasil simulasi dengan hasil pengukuran,
keduanya telah mencapai spesifikasi yang diinginkan pada penelitian ini,
yaitu pada frekuensi kerja 2,8 GHz – 3,1 GHz.
Dari hasil pengukuran S11 parameter juga didapat nilai input
impedance dari antena horn modifikasi akhir. Nilai input impedance diukur
dengan memplot hasil pengukuran pada Smith Chart. Gambar 4.3. berikut
ini adalah hasil pengukuran input impedance pada antena horn modifikasi
akhir.
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
53
Gambar 4.3. Smith Chart input impedance hasil pengukuran antena horn modifikasi
akhir
Pada Gambar 4.3. dapat dilihat bahwa pada frekuensi kerja 2,95 GHz
(frekuensi tengah dari antena) antena horn modifikasi akhir memiliki nilai
input impedance sebesar 54,142 ohm. Hasil ini sudah cukup bagus, karena
mendekati nilai 𝑍0 = 50 ohm (kondisi matching).
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
54
Untuk pengukuran pola radiasi, maka ada syarat yang harus dipenuhi
terlebih dahulu agar hasil yang didapatkan valid. Syarat pengukuran pola
radiasi yaitu jarak AUT dan antena penguji harusnya memenuhi jarak far –
field yang sudah dibahas pada Bab 4.1 dimana far – field dimulai dari jarak
76,05 cm sampai tak hingga. Pada pengukuran pola radiasi, jarak AUT
dengan antena penguji sebesar 1 m. Pengukuran propagasi gelombang antena
dilakukan pada daerah far – field karena medan radiasi pada daerah ini sudah
stabil dan tidak bergantung dengan jarak. Selain itu ketinggian antena uji
perlu dipertimbangkan, hal ini berkaitan dengan Fresnel Zone zona pertama,
dimana kondisi tag antena horn modifikasi dengan antena uji haruslah Line of
Sight (LOS) untuk meminimalkan redaman yang terjadi, dan difraksi
gelombang akibat pantulan propagasi sinyal dari lantai ruang anti gema.
Pengukuran pola radiasi dilakukan dengan melihat nilai S12 yang
ditampilkan pada network analyzer untuk satu putaran dengan interval
pengambilan data per 10º. Data tersebut terlebih dahulu dirata-ratakan
kemudian dinormalisasi terhadap nilai rata-rata maksimum, kemudian diplot
ke grafik hasil pengukuran pola radiasi.
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
55
Pengukuran Medan E
0
340 350 0 10 20
330 30
320 -5 40
310 -10 50
300 -15 60
290 -20 70
280 -25 80
270 -30 90
260 100
250 110
240 120
230 130
220 140
210 150
200 190 170 160
180
Gambar 4.4. Grafik pola radiasi pengukuran antena horn modifikasi akhir pada bidang E
Pada Gambar 4.4. dapat dilihat pola radiasi dari antena horn
modifikasi akhir sudah cukup bagus. Hal ini dapat dilihat dari back lobe
yang tidak terlalu besar dibandingkan dengan main lobe nya yang cukup
besar. Side lobe nya pun tidak terlalu besar. Hasil pengukuran pola radiasi
antena pada bidang E menghasilkan pola radiasi directional.
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
56
Pengukuran Medan H
0
3403500 10 20
330 30
320 -5 40
310 -10 50
300 -15 60
290 -20 70
280 -25 80
270 -30 90
260 100
250 110
240 120
230 130
220 140
210 150
200190 170160
180
Gambar 4.5. Grafik pola radiasi pengukuran antena horn modifikasi akhir pada bidang H
Pada Gambar 4.5. dapat dilihat pola radiasi dari antena horn
modifikasi akhir sudah cukup bagus. Hal ini dapat dilihat dari back lobe
yang tidak terlalu besar dibandingkan dengan main lobe nya yang cukup
besar. Hasil pengukuran pola radiasi antena pada bidang H menghasilkan
pola radiasi directional.
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
57
0
3403500 10 20
330 30
320 40
310 -10 50
300 60
290 -20 70
280 80
270 -30 90
260 100
250 110
240 120
230 130
220 140
210 150
200190 170160
180
hasil pengukuran
hasil simulasi
Gambar 4.6. Perbandingan pola radiasi bidang E hasil pengukuran dan hasil simulasi
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
58
Gambar 4.7. Perbandingan pola radiasi bidang H hasil pegukuran dan hasil simulasi
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
59
didapat dibandingkan dengan nilai pada S12 antena horn yang dirancang
terhadap antena penguji. Kemudian dilakukan perhitungan dengan rumus:
G = S12 horn – S12 dipole + 2.15
dengan 2,15 adalah gain dari antena dipole.
Untuk hasil pengukuran data S12 untuk mengukur gain dapat dilihat
pada tabel 4.1.
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
60
1. Fabrikasi antena yang dihasilkan tidak sama persis dengan rancang bangun
antena pada simulasi.
2. Kondisi ruangan yang tidak ikut diperhitungkan di dalam proses simulasi
seperti suhu dan kelembapan udara.
3. Proses penyolderan konektor ke kawat yang kurang baik sehingga hasil
pengukuran kurang akurat.
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
BAB 5
KESIMPULAN
Dari penelitian rancang bangun antena horn dengan frekuensi kerja 2,8
GHz – 3,1 GHz didapatkan hasil yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari hasil simulasi S11 parameter didapatkan frekuensi kerja antena horn
dengan penambahan batang metal yang telah direduksi dimensinya, yaitu
dari 2,79 GHz sampai 3,22 GHz, hal ini ditunjukkan dari grafik return
loss dibawah -14 dB (VSWR ≤ 1,5). Dapat disimpulkan bahwa antena
bekerja pada frekuensi yang diinginkan.
2. Hasil gain antena yang didapat dari simulasi adalah sebesar 12,4 dBi,
beamwidth sebesar 43,1º, dan side lobe level -18,8 dBi.
3. Dimensi antena horn dengan penambahan dua batang metal telah berhasil
direduksi dimensi nya dengan persen pengurangan total dimensi adalah
sebesar 35,72 %
4. Untuk mendapatkan parameter-paremeter antena yang diinginkan, telah
dilakukan iterasi besar panjang dan lebar bidang waveguide, besar
panjang dan lebar bidang aperture, letak dan tinggi connector, serta letak
batang metal.
5. Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan didapatkan frekuensi kerja
antena horn dengan penambahan batang metal yang telah direduksi
dimensinya, yaitu dari 2,8 GHz sampai 3,1 GHz, hal ini ditunjukkan dari
grafik return loss dibawah -14 dB (VSWR ≤ 1,5). Dapat disimpulkan
bahwa antena bekerja pada frekuensi yang diinginkan.
6. Hasil gain antena yang didapat dari pengukuran adalah sebesar 12,65
dBi, yang berarti gain dari antena horn yang telah difabrikasi sudah
mencapai spesifikasi yang ingin diperoleh.
7. Antara hasil simulasi dengan hasil pengukuran, keduanya telah mencapai
spesifikasi yang ingin dicapai pada penelitian ini.
Dari kesimpulan diatas, diketahui bahwa desain dan dimensi yang digunakan
untuk antena horn telah berhasil direduksi dengan menggunakan penambahan
batang metal.
61
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
BAB 6
DAFTAR PUSTAKA
[2] Mott Harold, “Antenna for Radar and Communications”, Wilay Intercine, New
York, 1991.
[3] Koerner, M.A., “Gain enhancement of a pyramidal horn using E- and H-plane
metal baffles”,IEEE TRANSACTIONS ON ANTENNAS AND PROPAGATION,
VOL. 48, NO. 4, APRIL 2000, Hal 529-538.
[4] Miller & Beasley, “Modern Electronic Communication”, May 6 2007, Prentice
Hall.
[6] Constantine A. Balanis, Antena Theory Analysis And Design, Third Edition,
2005, Wiley-Interscience, New Jersey
[9] The Antena Handbook/Edited by Y.T. Lo and S.W. Lee, Voleme II,
1993, Van Nostrand Reinhold, New York
62
Universitas Indonesia
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
Lampiran A : Data Hasil Pengukuran Parameter Return Loss Antena Horn
Freq 2.8625 -22.173382 3.785 -8.9818945
(GHz) S11 (dB) 2.885 -26.870092 3.8075 -9.2136621
1.985 -1.064296 2.9075 -31.755226 3.83 -9.3069019
2.0075 -1.1258012 2.93 -32.509014 3.8525 -9.4390488
2.03 -1.1755782 2.9525 -27.304449 3.875 -9.1450577
2.0525 -1.226617 2.975 -22.303322 3.8975 -9.2868214
2.075 -1.2834768 2.9975 -20.237391 3.92 -8.8026752
2.0975 -1.3583881 3.02 -18.361649 3.9425 -8.428421
2.12 -1.4622114 3.0425 -16.696205 3.965 -7.4746599
2.1425 -1.5098387 3.065 -15.919302 3.9875 -6.8086514
2.165 -1.5341085 3.0875 -14.586248 4.01 -6.2194366
2.1875 -1.6269056 3.11 -14.17511
2.21 -1.6825291 3.1325 -13.259447
2.2325 -1.7573172 3.155 -12.723476
2.255 -1.8639122 3.1775 -12.353293
2.2775 -1.9544895 3.2 -11.545145
2.3 -2.0621123 3.2225 -11.300786
2.3225 -2.1486781 3.245 -10.86123
2.345 -2.2708142 3.2675 -10.418988
2.3675 -2.4386744 3.29 -10.216997
2.39 -2.5847802 3.3125 -9.7465115
2.4125 -2.7633233 3.335 -9.6072464
2.435 -2.9479206 3.3575 -9.258111
2.4575 -3.1827438 3.38 -9.1135597
2.48 -3.5198932 3.4025 -8.9710035
2.5025 -3.7248268 3.425 -8.8200998
2.525 -4.1108332 3.4475 -8.6743631
2.5475 -4.4488959 3.47 -8.498126
2.57 -4.9297423 3.4925 -8.1437693
2.5925 -5.5778294 3.515 -8.0201912
2.615 -6.365078 3.5375 -7.6042657
2.6375 -7.2774515 3.56 -7.1471653
2.66 -8.1418962 3.5825 -6.8379235
2.6825 -8.8913441 3.605 -6.662209
2.705 -9.7019997 3.6275 -6.6925564
2.7275 -10.0861 3.65 -6.6733799
2.75 -10.786732 3.6725 -6.9483409
2.7725 -12.017194 3.695 -7.1264362
2.795 -14.131758 3.7175 -7.4724345
2.8175 -16.735067 3.74 -7.9824185
2.84 -18.657961 3.7625 -8.3544741
63
Rancang bangun..., Muhammad Ichsan, FT UI, 2012
Lampiran B : Data Hasil Simulasi Parameter Return Loss Antena Horn
Freq(GHz) S11(dB) 2.4 -2.1144884 2.81 -14.092246
2 -1.3507742 2.41 -2.3138611 2.82 -13.165997
2.01 -1.37138 2.42 -2.4171174 2.83 -11.664347
2.02 -1.3199565 2.43 -2.481822 2.84 -9.8283672
2.03 -1.2629844 2.44 -2.6585147 2.85 -8.2018023
2.04 -1.2464772 2.45 -2.9000068 2.86 -6.7555065
2.05 -1.2407781 2.46 -3.198849 2.87 -5.4445753
2.06 -1.2315513 2.47 -3.5176575 2.88 -4.4407692
2.07 -1.248435 2.48 -3.6463654 2.89 -3.8913181
2.08 -1.2493879 2.49 -3.8753016 2.9 -4.0127106
2.09 -1.2406286 2.5 -4.3027625 2.91 -4.7253985
2.1 -1.2562001 2.51 -4.7942238 2.92 -5.9397764
2.11 -1.2787848 2.52 -5.2837858 2.93 -7.5464153
2.12 -1.2686285 2.53 -5.7965522 2.94 -9.3797159
2.13 -1.2031755 2.54 -6.119173 2.95 -11.715776
2.14 -1.1803114 2.55 -6.6696148 2.96 -14.53574
2.15 -1.1364684 2.56 -7.4714708 2.97 -17.186852
2.16 -1.1575606 2.57 -8.3461494 2.98 -19.430141
2.17 -1.1616229 2.58 -9.0690613 2.99 -19.098455
2.18 -1.1695257 2.59 -9.9794283 3 -17.703259
2.19 -1.1620492 2.6 -11.035809 3.01 -15.72501
2.2 -1.1366986 2.61 -11.822671 3.02 -14.025643
2.21 -1.1226629 2.62 -12.399284 3.03 -13.440573
2.22 -1.1495166 2.63 -13.144651 3.04 -13.850977
2.23 -1.1884342 2.64 -13.672935 3.05 -14.651135
2.24 -1.2093134 2.65 -13.721014 3.06 -15.538384
2.25 -1.2105198 2.66 -13.761263 3.07 -15.913671
2.26 -1.2416495 2.67 -13.19337 3.08 -15.621892
2.27 -1.231608 2.68 -12.163998 3.09 -15.334006
2.28 -1.2476188 2.69 -11.459347 3.1 -15.187218
2.29 -1.2653844 2.7 -10.828381 3.11 -14.812856
2.3 -1.2775482 2.71 -10.188852 3.12 -14.455385
2.31 -1.3182112 2.72 -10.149317 3.13 -13.866768
2.32 -1.3471073 2.73 -10.414485 3.14 -13.342253
2.33 -1.360622 2.74 -10.954194 3.15 -13.092744
2.34 -1.4188111 2.75 -11.631112 3.16 -13.081661
2.35 -1.5166143 2.76 -12.679259 3.17 -12.897161
2.36 -1.6037693 2.77 -13.992851 3.18 -12.630445
2.37 -1.7320744 2.78 -15.086658 3.19 -12.367563
2.38 -1.8226255 2.79 -15.586097 3.2 -12.123722
2.39 -1.9481934 2.8 -15.21847 3.21 -12.176122
64
66