Penyusun :
Yayan Lutfi Syarafi
NRP 6813040012
Dalam tugas terstruktur desain heat exchanger mengambil data kasus actual
di industri sehingga mahasiswa dilatih untuk menghasilkan desain dengan data –
data yang ada dengan hitungan manual disertai dengan bantuan software
Engineering Equation Solver (EES) dan Heat Transfer ResearchInc (HTRI).
i
Lembar Persembahan
Alhamdulillahirrabilalaamiin
Persembahanku untuk Ayah dan Ibuku
dan menjadi orang yang mendapat gelar Sarjana pertama di keluarga besarku.
ii
Daftar Isi
iii
4.4.1 Pengaruh heat transfer coef pada perubahan fase pada steam terhadap
jarak masukan pada shell side ........................................................................ 15
4.4.2 Hubungan jumlah tube, Overdesign, UD, UC, h Shell, h Tube,
pressure drop .................................................................................................. 16
BAB V................................................................................................................... 18
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 18
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 18
5.2 Saran ............................................................................................................ 19
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 20
Lampiran 1 ............................................................................................................ 21
DATA DESAIN ................................................................................................ 21
Kalkulasi Manual .............................................................................................. 22
Heat Ballance ................................................................................................. 22
4.2.2 LMTD ................................................................................................... 24
Menghitung Nt dan OD tube ......................................................................... 24
Menghitung Dirt factor .................................................................................. 25
Menghitung Pressure Drop ............................................................................ 29
Kalkulasi Software ............................................................................................ 31
Desain Heat Exchanger ..................................................................................... 33
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Condensor merupakan salah satu jenis heat exchanger yang terdiri dari
jaringan pipa yang digunakan untuk mengubah uap menjadi zat cair atau air.
Sebagian besar industri menggunakan heat exchanger jenis ini untuk
mendukung kegiatan dalam proses industrinya. Oleh karena itu diperlukan
pemahaman dalam mendesain condesor yang baik untuk mendukung
kemampuan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.
Mendesain condesor yang memiliki efisiensi tinggi juga merupakan
syarat kelulusan dalam mata kulia desain perpipaan termal. Sehingga
diperlukan perhitungan dan analisa mengenai desain kondensor yang paling
tepat digunakan sesuai kebutuhan industri. Berikut ini merupakan laporan
mengenai desain 3rd dist condenser-1.
1. Bagaimana mendapatkan desain shell and tube heat exchanger sesuai dengan
standart Tublar Exchanger Manufactures Association (TEMA) ?
1. Mahasiswa mampu mendapatkan design shell and tube heat exchanger yang
sesuai dengan specification.
2. Mahasiswa mampu mendapatkan kalkulasi manual dan kalkulasi software
yang mendekati disertai dengan analisa.
1
1.5 Manfaat
Manfaat dari tugas ini adalah :
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Campuran bahan bakar (fuel) dan udara terjadi pembakaran pada ruang
Furnace Boiler, sehingga terjadi perpindahan panas menuju air.
3
Gambar 1. P-h Diagram
4
4 ke 1, Proses evaporasi ini terjadi pada tekanan yang sama (isobarik).
Dalam proses ini terjadi penarikan kalor sehingga terjadi kenaikan enthalpy.
Suhu tidak mengalami kenaikan karena kalor yang diambil digunakan untuk
mengubah fasa dari yang tadinya campuran (titik4) menjadi gas jenuh (titik
1). Dalam proses inilah terjadi pendinginan terhadap objek karena kalor pada
objek ditarik oleh refrigeran dalam evaporator. Kapasitas pendinginan
ditentukan pada proses ini yaitu besarnya penarikan kalor.
2.1.2 Water
Pengertian air adalah senyawa kimia yang merupakan hasil ikatan dari
unsur hidrogen (H2) yang bersenyawa dengan unsur oksigen (O) dalam hal
ini membentuk senyawa H2O. Air merupakan senyawa kimia yang sangat
penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan
tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan
sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk
mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri.
5
T2
t1
t2
T1
Dalam suatu shell and tube heat exchanger terdapat tiga tahap perpindahan
panas, yaitu konveksi sisi shell, konduksi pada dinding tube dan konveksi sisi tube.
Jika dua fluida memasuki exchanger pada dua ujung yang sama dan
mengalir dengan arah yang sama, alirannya disebut parallel atau cocurrent flow.
Untuk aliran parallel, ΔT2 = T1 – t1 dan ΔT1 = T2 – t2.
Ada 2 jenis mekanisme perpindahan panas yang terjadi dalam Heat
Exchanger, yaitu:
a. Konduksi
Mekanisme perpindahan panas ini adalah mekanisme yang
berhubungan dengan interakasi molekuler. Transfer energi konduksi ini
terjadi melalui 2 cara, yaitu mekanisme interaksi molekuler dimana dalam
mekanisme ini gerakan lebih besar yng dilakukan oleh suatu molekul yang
berada pada tingkat yang lebih rendah. Serta mekanisme melalui elektron-
elektron “bebas”. Karena konduksi panas pada initnya merupakan
fenomena molekuler, dapat diperkirakan bahwa persamaan dasar yang
digunakan untuk menggambarkan proses ini akan serupa dengan persamaan
yang digunakan dalam transfer momentum molekuler. Persamaan Fourier :
qx /A = -k dT/dt
b. Konveksi molekuler
Tranfer panas yang disebabkan konveksi melibatkan pertukaran
energi antara suatu permukaan dengan fluida di dekatnya. Persamaan laju
6
untuk transfer panas ini pertama kali dinyatakan oleh newton pada tahun
1701
q /A = h ΔT
7
Gambar 1. Heat exchanger Tipe Shell & Tube
(a) satu jalur shell, satu jalur tube(b) satu jalur shell, dua jalur tube
Komponen-komponen utama dari heat exchanger tipe shell &
tube adalah sebagai berikut:
Tube. Pipa tube berpenampang lingkaran menjadi jenis yang
paling banyak digunakan padaheat exchanger tipe ini. Desain
rangkaian pipa tube dapat bermacam-macam sesuai dengan
fluida kerja yang dihadapi.
8
Umumnya shell didesain berbentuk silinder dengan penampang
melingkar. Material untuk membuat shell ini adalah pipa
silindris jika diameter desain dari shell tersebut kurang dari 0,6
meter. Sedangkan jika lebih dari 0,6 meter, maka digunakan
bahan plat metal yang dibentuk silindris dan disambung dengan
proses pengelasan.
9
tipe E, karena shell tipe didesain untuk memiliki dua aliran
(aliran U). Aliran sisi shell yang dipecah seperti pada tipe G, H,
dan J, digunakan pada kondisi-kondisi khusus seperti pada
kondenser dan boiler thermosiphon. Shelltipe K digunakan pada
pemanas kolam air. Sedangkan shell tipe X biasa digunakan
untuk proses penurunan tekanan uap.
Nozzle. Titik masuk fluida ke dalam heat exchanger, entah itu
sisi shell ataupun sisi tube, dibutuhkan sebuah komponen agar
fluida kerja dapat didistribusikan merata di semua titik.
Komponen tersebut adalah nozzle. Nozzle ini berbeda dengan
nozzle-nozzle pada umumnya yang digunakan pada mesin
turbin gas atau pada berbagai alat ukur. Nozzle pada inlet heat
exchanger akan membuat aliran fluida yang masuk menjadi
lebih merata, sehingga didapatkan efisiensi perpindahan panas
yang tinggi.
Front-End dan Rear-End Head. Bagian ini berfungsi sebagai
tempat masuk dan keluar dari fluida sisi pipa tubing. Selain itu
bagian ini juga berfungsi untuk menghadapi adanya efek
pemuaian. Berbagai tipe front-end dan rear-end
head ditunjukkan pada gambar di atas.
10
transversal. Keduanya berfungsi sebagai pengatur arah aliran
fluida sisi shell. Beberapa contoh desain buffle ditunjukkan pada
gambar di samping.
Tubesheet. Pipa-pipa tubing yang melintang longitudinal
membutuhkan penyangga agar posisinya bisa stabil. Jika
sebuah heat exchanger menggunakan buffle transversal, maka
ia juga berfungsi ganda sebagai penyangga pipa tubing. Namun
jika tidak menggunakan buffle, maka diperlukan penyangga
khusus.
2. Double-Pipe
Heat exchanger ini menggunakan dua pipa dengan diameter
yang berbeda. Pipa dengan diameter lebih kecil dipasang paralel
di dalam pipa berdiameter lebih besar. Perpindahan panas
terjadi pada saat fluida kerja yang satu mengalir di dalam pipa
diameter kecil, dan fluida kerja lainnya mengalir di luar pipa
tersebut. Arah aliran fluida dapat didesain berlawanan arah
untuk mendapatkan perubahan temperatur yang tinggi, atau jika
diinginkan temperatur yang merata pada semua sisi dinding heat
exchanger maka arah aliran fluida dapat didesain searah.
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.2 Tempat
Pembuatan design Heat Exchanger dan penyusunan laporan dilakukan
di Politeknik Pekapalan Negeri Surabaya.
3.1.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pembuatan design Heat Exchanger dan
penyusunan laporan :
12
3.2 Diagram Alur Pengerjaan
Mulai
Properties
input data
Kalkulasi Kalkulasi
secara Manual software EES
Menghitung Menghitung
LMTD LMTD
Menentukan UD Menentukan UD
(steam-water) (steam-water)
Menentukan N Menentukan N
tube tube
Belum diterima
Menentukan Overdesign Output data
HE dengan HTRI Summary ,
Overdesign and
Design
Analisa Diterima
Data
Selesai
13
BAB IV
ANALISA DAN DATA
Data yang diketahui pada shell side inlet steam adalah Fluid quantity sebesar
6100 kg/hr, temperature steam masuk sebesar 140 derajat celcius dan temperature
steam keluar sebesar 60 derajat celcius. Untuk tekanan masuk dan keluar sebesar
36,13 kgf/cm2A. Tube memiliki panjang 3400 mm, type plain, dan memiliki
material SS-304. Shell memiliki material SS-304 dan full vacuum.
bulan, ΔP tube = 46.39 Psi, dan ΔP shell =0.01952 Psi. Untuk kalkulasi secara
lengkap dapat dilihat pada lampiran I.
14
4.3 Kalkulasi Software
Pada kalkulasi software HTRI dilakukan percobaan dengan empat variasi
tubecount yakni 90, 95, 100, dan 112 untuk mendapatkan overdesign yang paling
baik. Kemudian didapatkan tubecount 42 dengan overdesign sebesar 3.57 %. h shell
Btu Btu
= 703.48 , h tube = 1535.91 , actual U = 155,39
ft2 hr ℉ ft2 hr ℉
Btu Btu
, required U = 150,03 , OD tube = 1 inch, Baffle cut = 25 %, dan
ft2 hr ℉ ft2 hr ℉
central spacing = 3.85 inch. Untuk data yang lebih lengkap dapat dilihat pada
lampiran I.
4.4 Analisa
4.4.1 Pengaruh heat transfer coef pada perubahan fase pada steam terhadap
jarak masukan pada shell side
Grafik 4.1 Grafik Perubahan fase pada steam terhadap koef heat transfer pada
jarak masukan shell side
15
Dalam hal ini dipengaruhi juga adanya peningkatan besarnya panas
yang diterima. Pada grafik di atas perubahan fase steam dari vapor menjadi
liquid dipengaruhi semakin naiknya heat transfer coef. Pada jarak 78 sampai
84 inch heat transfer coef konstan kemudian cenderung naik kembali.
Panjang heat exchanger berpengaruh terhadap besarnya koefisien
perpindahan panas terhadap pada shell heat exchanger karena ketika fluida
mengalir shell dengan penggunaan L yang panjang maka waktu tinggal
fluida pada HE semakin lama sehingga meningkat.
4.4.2 Hubungan jumlah tube, Overdesign, UD, UC, h Shell, h Tube, pressure
drop
Grafik 1. Grafik Hubungan jumlah tube, Overdesign, UD, UC, h Shell, h Tube,
pressure drop, dan velocity tube
Data diatas merupakan hasil kalkulasi dari HTRI untuk 3rd dist.
Condensor-1 untuk Steam - Watter. Grafik diatas menunjukkan pengaruh
variasi jumlah Tube (Tube Count) terhadap beberapa parameter yaitu
Overdesign, Ud, Uc, Enthalpy,Presssuredrop. Dalam data diatas dapat
16
dilihat bahwa saat N bernilai 90, Overdesign mempunyai nilai -1.23, dan
saat nilai N dinaikkan menjadi 95, 100 dan 112, Overdesign akan
mengalami kenaikkan nilai sebesar 3,57, 8,38 dan 19.76. Semakin besar
nilai dari N (tube count) maka overdesignnya akan semakin besar. Hal ini
dapat terjadi karena jika N (tube count) divariasikan maka akan
mempengaruhi terhadap luasan tube (A). N berbanding lurus dengan luasan
tube (A) sehingga nilai luasan akan semakin besar pula. Hal itu akan
berpengaruh terhadap angka Renold (Re). Jadi jika N (tube count)
divariasikan akan berpengaruh terhadap nilai Re sehingga semakin besar
nilai Re maka nilai pressure drop di tube akan semakin besar pula. Karena
Re digunakan untuk menentukan nilai f tube.
17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Desain shell and tube heat exchanger yang bisa dibuat dan sesuai dengan
specification sheet yang ada adalah sebagai berikut :
lbm
ṁ water = 13448 hr
Btu
Q steam = 10518649.06 hr
Tubecount = 95
OD tube = 1 inch
ID shell = 17,25 inch
Btu
U actual = 155.39 ft2 hr ℉
Btu
U required = 150.03 ft2 hr ℉
EMTD = 127.2 °F
hr ft2 °F
Rd = 0.001976 Btu
Baffle cut = 25 %
central spacing = 3.45 inch
Life time = 31 bulan
Over design = 3.57 %
2. Perubahan fase steam dari vapor menjadi liquid terjadi karena semakin
besar nilai coef heat transfernya. Variasi tube count akan mempengaruhi
nilai Overdesign, UD, UC, h Shell, h Tube, dan pressure drop.
18
5.2 Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran yang
sangat bermafaat dan dapat membantu penulisan untuk masa yang akan datang,
yaitu:.
19
Daftar Pustaka
Paduana, Bima. “Tugas Perpindahan Panas Makalah Heat Exchanger Alat Penukar
Panas’’. 20 Januari 2015. https://www.academia.edu/
20
Lampiran 1
Properties Data Desain, Kalkulasi Manual, Kalkulasi Software dan Desain Heat
Exchanger.
DATA DESAIN
Service of Unit : 3rd dist. Condensor -1
Type : BEM Horz connected in
Steam
Fluid Quantity = 6100 kg/hr
x in =1
x out =0
T in = 140 C
T out = 60 C
P in = 36,13 kgf/cm2A
P out = 36,13 kgf/cm2A
Tube side
Water
Fluid Quantity = 74261 kg/hr
x in =0
x out =0
T in = 30 C
T out = 36 C
P in = 1.5 kgf/cm2A
P out = 1.5 kgf/cm2A
21
CONSTRUCTION OF ONE SHELL
Shell side
Tube side
Length = 3400 mm
Tube type = Plain
Material = SS-304
Shell Cover = SS-304
Baffles cross type = Single Seg
Kalkulasi Manual
Heat Ballance
Shell Side
ṁ steam = 6100 kg/hr = 13448 lbm/hr
cp steam = 1,088 Btu/lbm-F
22
T in steam =140 C = 284 F
T out steam = 60 C = 140 F
ΔT steam = (284 – 140 ) F
= 144 F
hg steam = 1193 Btu/lbm
hf steam = 540,5 Btu/lbm
Δh steam = (1193 – 540,5 ) Btu/lbm
= 652,5 Btu/lbm
= 974826,33 lbm/hr
23
4.2.2 LMTD
STEAM WATER
140 Lower 86 54
ΔT1–ΔT2
LMTD = ΔT1
Ln ( )
ΔT2
= 133,2 / Ln ( 187,2 / 54 )
= 169,6 F
T1– T2
R = t1−t2
= 144 / 10,8
= 13,33
t1– t2
S = T1−T2
= 10,8 / 144
= 0,75
[Fig.22 D.Q KERN]
Ft = 0. 75
ΔT = FT x LMTD
= 0.75 x 169,6 F
= 127,2 F
Ud = 210
Qsteam total
A = 𝐿𝑀𝑇𝐷 𝑏𝑎𝑟𝑢
1.088x107 Btu/hr
A = 127.2 F
24
A = 346.2 ft2
Mencari nilai N dan ID shell
Phi = 22/7
L tube = 3400 mm = 11.15 ft
ID pitch = 1.25 inch = 0.1042 ft
A
N = (𝑝ℎ𝑖 𝑥 𝐼𝐷 𝑝𝑖𝑡𝑐ℎ 𝑥 𝐿 𝑡𝑢𝑏𝑒)
346.2 ft2
= 22
( 𝑥 0.142 𝑓𝑡 𝑥 11.15 𝑓𝑡)
7
= 94.88
Dari table 9 2-phase untuk N = 94,88 dan OD tube 1 inch , maka besar ID
Shell adalah 17,25 inch dan pada table 9 untuk diameter shell 17,25 inch 2
phases, nilai maksimal N adalah 112, untuk perhitungan menggunakan N =
95
25
C’ B
𝑎𝑠 = ID x 144 𝑃
𝑇
0.1875" 𝑥 2.65"
= 13.25” 144 𝑥 0.9375"
= 0.04877 ft2
[Eq. 7.D.Q KERN]
𝑚 𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚
GS = 𝐴𝑠
13448 𝑙𝑏/ℎ𝑟
= 0.04877 ft2
= 275743,23 lb/hr-ft2
µ (155,3 ˚F)
lb
µ = 2.42 x 0.011 ft−hr
lb
= 0.02662 ft−hr
= 0.08239 ft
[Eq.7.3 D.Q KERN]
Gs
Res = Ds x µ
lb
275743,23
hr ft2
Res = 0,08239 ft x lb
0.02662
ft−hr
Res = 853436,6912
𝐵𝑡𝑢
H0 steam = 1500 ℎ𝑟.𝑓𝑡 2 .℉
26
N x a′t
Atube =144 x n
95x 0.355
= 144 x 2
= 0.117 ft2
ṁ water
Gtube = A tube
lb
974826,33
hr
= 0.177 ft2
lb
= 5507493,39
hr ft2
µ(89.6˚F)
lb
µtube = 2.42 x 0.75ft−hr
lb
= 1.815 ft−hr
[Table 10 D.Q.KERN]
0.670 in
Dtube = 12
= 0.0558 ft
[Eq. 3.6 D.Q KERN]
Gt
Re tube = Dtube x µ tube
lb
5507493,39
hr ft2
Re tube = 0.0558 x lb
1,815
ft−hr
Re tube = 169321,2844
𝐺𝑡
V water = 3600 𝑥 𝜌 𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟
5507493,39
=
3600 𝑥 1000
ft
= 37 s
hi water = 2100
27
[Eq. 6.5 D.Q KERN]
ID tube
hio water = hi water x OD tube
0.670 inch
= 2100 x 1 inch
𝐵𝑡𝑢
= 1407 ℎ𝑟.𝑓𝑡 2 .℉
hio water x ho steam
Uc = hio water+ho steam
1407 x 1500
= 1407 +1500
𝐵𝑡𝑢
= 726 ℎ𝑟.𝑓𝑡 2 .℉
[Table 10 D.Q.KERN]
External surface = 0.2618 ft
A tube = Nt x L x external_surface
= 95 x 11,15 ft x 0.2618 ft
= 277,312 ft 2
Q steam
Ud = A tube x ΔT
10518649,06
= 277,312 x 127,2
𝐵𝑡𝑢
= 298,198 ℎ𝑟.𝑓𝑡 2 .℉
Dirt factor
Uc−Ud
Rd = Uc x Ud
726 − 298,198
= 726 x 298,198
ℎ𝑟.𝑓𝑡 2 .℉
= 0,001976 Btu
Life time
Uc−Ud
Life time = Rd
726−298,198
= 0.001976
28
Menghitung Pressure Drop
Shell Side (steam)
For Re = 503541
[Fig. 29 D.Q.KERN]
Ft2
f = 0,001Inch2
[Tabel 6 D.Q.KERN]
s =1
17,25 in
ID shell = = 1,43 ft
12
No. Of crosses
L
N+1 = 12 xB
= 50.4
= 51
Gs = 162700
Ds = 0.05583 ft
Ft2 lb 2
0,001 x (162700 ) x 1,43 ft x (51+1)
Inch2 hr ft2
ΔPShell = 5,22 x 1010 x 0.05583 ft x 1
29
Tube Side (Water)
Re water = 274377
[Fig. 26 D.Q.KERN]
Ft2
f tube = 0,00013Inch2
Gt = 8,325 x 106
Passes =2
D tube = 0.08239
[Tabel 6 D.Q.KERN]
s =1
[Eq. 7.45 D.Q.KERN]
L
f tube x Gt2 x
ΔPt = 5,22 x 1010x D tube x S Passes
11,15
0.00013 x (8,325 x 10^6 )2 x
2
= 5,22 x 1010 x 0.08239 x 1
= 11,679 psi
ft
V water = 37 s
G = 10
4 x passes V water2
ΔP r = x
s tube 2xg
4x 2 37^2
= x
1 2 x 10
= 574,6 psi
30
Kalkulasi Software
Output Summary Page 1
Released to the following HTRI Member Company:
Microsoft
Microsoft
Xist E Ver. 5.00 30/12/2015 8:31 SN: Friendsl US Units
Simulation - Horizontal Multipass Flow TEMA BEM Shell With Single-Segmental Baffles
No Data Check Messages.
See Runtime Message Report for Warning Messages.
Process Conditions Hot Shellside Cold Tubeside
Fluid name steam water
Flow rate (1000-lb/hr) 13,4481 163,716
Inlet/Outlet Y (Wt. frac vap.) 1,000 0,000 0,000 0,000
Inlet/Outlet T (Deg F) 469,31 * 140,00 86,00 96,80
Inlet P/Avg (psia) 513,890 513,372 21,335 19,343
dP/Allow. (psi) 1,036 0,000 3,983 0,000
Fouling (ft2-hr-F/Btu) 0,00050 0,00200
Exchanger Performance
Shell h (Btu/ft2-hr-F) 703,48 Actual U (Btu/ft2-hr-F) 155,39
Tube h (Btu/ft2-hr-F) 1535,91 Required U (Btu/ft2-hr-F) 150,03
Hot regime (--) Sens Liq Duty (MM Btu/hr) 8,2350
Cold regime (--) Sens. Liquid Area (ft2) 270,282
EMTD (Deg F) 203,1 Overdesign (%) 3,57
Shell Geometry Baffle Geometry
TEMA type (--) BEM Baffle type (--) Single-Seg.
Shell ID (inch) 17,2500 Baffle cut (Pct Dia.) 25,00
Series (--) 1 Baffle orientation (--) Parallel
Parallel (--) 1 Central spacing (inch) 3,4500
Orientation (deg) 0,00 Crosspasses (--) 31
Tube Geometry Nozzles
Tube type (--) Plain Shell inlet (inch) 3,0680
Tube OD (inch) 1,0000 Shell outlet (inch) 3,0680
Length (ft) 11,155 Inlet height (inch) 1,3750
Pitch ratio (--) 1,2500 Outlet height (inch) 0,2500
Layout (deg) 90 Tube inlet (inch) 5,0470
Tubecount (--) 95 Tube outlet (inch) 5,0470
Tube Pass (--) 2
Thermal Resistance; % Velocities; ft/sec Flow Fractions
Shell 44,14 Shellside 0,44 A 0.187
Tube 30,21 Tubeside 6,31 B 0.412
Fouling 108,33 Crossflow 0,82 C 0.079
Metal 17,320 Window 0,30 E 0.269
F 0.052
31
Final Results Page 4
Released to the following HTRI Member Company:
Microsoft
Microsoft
Xist E Ver. 5.00 30/12/2015 8:31 SN: Friendsl US Units
Simulation - Horizontal Multipass Flow TEMA BEM Shell With Single-Segmental Baffles
Process Data Hot Shellside Cold Tubeside
Fluid name steam water
Fluid condition Cond. Vapor Sens. Liquid
Total flow rate (1000-lb/hr) 13,4481 163,716
Weight fraction vapor, In/Out (--) 1,000 0,000 0,000 0,000
Temperature, In/Out (Deg F) 469,31 * 140,00 86,00 96,80
Temperature, Average/Skin (Deg F) 304,7 295,87 91,4 130,63
Wall temperature, Min/Max (Deg F) 118,13 412,75 114,23 372,90
Pressure, In/Average (psia) 513,890 513,372 21,335 19,343
Pressure drop, Total/Allowed (psi) 1,036 3,983
Velocity, Mid/Max allow (ft/sec) 0,44 6,31
Mole fraction inert (--) 0,000
Average film coef. (Btu/ft2-hr-F) 703,48 1535,91
Heat transfer safety factor (--) 1,000 1,000
Fouling resistance (ft2-hr-F/Btu) 0,00050 0,00200
Overall Performance Data
Overall coef., Reqd/Clean/Actual (Btu/ft2-hr-F) 150,03 / 338,93 / 155,39
Heat duty, Calculated/Specified (MM Btu/hr) 8,2350 /
Effective overall temperature difference (Deg F) 203,1
EMTD = (MTD) * (DELTA) * (F/G/H) (Deg F) 262,64 * 0,7732 * 1,0000
11,155 ft
Exchanger Fluid Volumes
Approximate shellside (ft3) 11,597
Approximate tubeside (ft3) 8,208
Shell Construction Information
TEMA shell type BEM Shell ID (inch) 17,2500
Shells Series 1 Parallel 1 Total area (ft2) 277,433
Passes Shell 1 Tube 2 Eff. area (ft2/shell) 270,282
Shell orientation angle (deg) 0,00
Impingement present Circular plate Impingement diameter/nozzle 1,1
Pairs seal strips 0 Passlane seal rods (inch) 1,0000 No. 4
Shell expansion joint No Rear head support plate No
Weight estimation Wet/Dry/Bundle 5035,9 / 3800,3 / 1951,7 (lb/shell)
Baffle Information
Type Parallel Single-Seg. Baffle cut (% dia) 25,00
Crosspasses/shellpass 31 No. (Pct Area) (inch) to C.L
Central spacing (inch) 3,4500 1 20,65 4,3125
Inlet spacing (inch) 15,1794 2 0,00 0,0000
Outlet spacing (inch) 15,1794
Baffle thickness (inch) 0,1875
Tube Information
Tube type Plain Tubecount per shell 95
Overall length (ft) 11,155 Pct tubes removed (both) 4,21
Effective length (ft) 10,867 Outside diameter (inch) 1,0000
Total tubesheet (inch) 3,4500 Wall thickness (inch) 0,1650
Area ratio (out/in) 1,4925 Pitch (inch) 1,2500 Ratio 1,2500
Tube metal Carbon steel Tube pattern (deg) 90
32
Desain Heat Exchanger
33
Gambar Tube Layout
Gambar 3D Exchanger
34
35