Anda di halaman 1dari 22

BAB III

TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian

Ruang rawat : Intensif Psikiatric Care Unit (IPC) (Ruang 8)

Tanggal Dirawat : 04 April 2016

RM.No : 020242

Tanggal pengkajian : 05 April 2016

A. Identitas Pasien

Inisial : Ny.L

Umur : 43 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Petani

Pendidikan : Tidak sekolah

Alamat : Ds. Sukaraja, Curup, Kab. Rejang Lebong

Status : Kawin

Agama : Islam

Informan : Klien dan keluarga

Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. S

Umur : 60 tahun

Pekerjaan : Petani

Hubungan : Suami

Alamat : Ds. Sukaraja, Curup, Kab. Rejang Lebong

32
33

B. Alasan Masuk

Klien adalah pasien lama yang datang ke UGD pada tanggal 04 April

2016, pukul 14.00 WIB. Klien diantar oleh keluarganya dengan keluhan

ngoceh-ngoceh, keluyuran, emosi, putus obat ±2 bulan yang lalu. Sejak 3

hari yang lalu pasien mengamuk dan lari dari rumah, klien merasa tidak

senang dengan suaminya karena tidak mau mengurusinya. Kemudian oleh

keluarga tangan dan kaki klien diikat dengan kabel, kemudian klien

diantar ke RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu.

Saat masuk ke ruangan Intensif Psikiatric Care Unit (IPC) pada

tanggal 04 April 2016 klien masih gelisah, melempar barang keluar dan

teriak-teriak. Saat dikaji pada tanggal 5 April 2016 klien mengatakan

namanya adalah yang asli adalah Ny.P, kemudian saat ditanyakan lagi

nama klien adalah Ny.L, saat perawat mengajak berkenalan tangan

perawat digenggam dengan sangat kuat dan sulit dilepaskan, klien terlihat

melotot dan pandangan mata tajam, serta mengumpat dengan kata-kata

kasar (seperti anjing, babi, gila), saat perawat bertanya mengenai

kabarnya, klien membentak dengan kata-kata yang kasar, marah-marah

sendiri dan ingin meludahi perawat. Ny.L juga mengajak berkelahi saat

ditanya mengenai perasaannya.

Masalah Keperawatan:

1. Perilaku kekerasan

2. Regimen teraupetik tidak efektif

3. Koping individu tidak efektif

4. Resiko mencedari diri sendiri, orang lain dan lingkungan


34

C. Faktor Predisposisi/Presipitasi

Klien masuk ke RSKJ pertama kali tahun 2008 diantar oleh

suaminya yang kedua karena klien adalah pasien ulangan yang pernah

dirawat ±14 kali di RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu, dan pengobatan

sebelumnya kurang berhasil karena Ny.L putus obat ±2 bulan yang lalu.

Klien pernah mengalami aniaya fisik, klien mengatakan pernah dipukuli

oleh suaminya pada hari Jumat, tanggal 1 April 2016, kepala klien

dibenturkan ke dinding dan kaki serta tangannya diikat dengan kabel.

Klien mengalami penolakan dari suami dan anak tirinya yang mengatakan

ia gila sehingga klien mengalami kekerasan dalam keluarga dengan sering

dipukuli oleh suaminya, kepalanya dibenturkan ke dinding dan tangan

serta kakinya diikat dengan kabel. Klien tidak pernah mengalami aniaya

seksual dan tidak pernah melakukan tindakan kriminal.

Saat pengakajian didapatkan data dari rekam medik dan keluarga

klien, ibu, dan kakaknya yang kelima dan ketujuh pernah mengalami

gangguan jiwa. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan saat

ditanyakan kepada Ny.L mengatakan ia sudah bercerai dengan suami

terdahulunya dan ia menikah lagi dengan suaminya yang sekarang. Klien

mengatakan ± 8 ( tahun ia sudah di RSKJ soeprapto Provinsi Bengkulu

dan ia merasa tersiksa dan sedih dikirim oleh suaminya yang mengatakan

ia gila. Sehingga klien mengatakan ia sering lari dari rumah untuk bercerai

dengan suaminya.klien juga mengatakan ia tidak bisa menceritakan

masalah yang dialaminya, karena semua orang seperti menjauhinya dan

mengatakan ia gila.
35

Masalah Keperawatan:

1) Koping keluarga tidak efektif

2) Regimen teraupetik inefektif

3) Koping individu tidak efektif

D. Pemeriksaan Fisik

1. Tanda Vital :

TD : 130/90 mmHg N: 72 x/menit

S : 36,8 oC P: 20 x/menit

2. TB: 156 cm

BB: 50 kg

3. Keluhan fisik:

Saat pengkajian tidak ditemukan masalah keluhan fisik pada klien.

MK: Tidak ada masalah

E. Psikososial

1. Genogram
36

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Klien Ny.L

: Cerai atau pisah

: Tinggal serumah

Penjelasan :

Klien telah menikah 2 kali, perkawianan sebelumnya klien bercerai

dengan suaminya dan mempunyai dua orang anak, anak pertamanya

laki-laki berumur 25 tahun sedang berada di luar negeri (Malaysia)

untuk bekerja, sedangkan anak ke-dua nya berumur 22 tahun bekerja

di Muara aman. Klien menikah lagi dengan seorang duda yang

mempunyai 2 (dua) orang anak dari hasil perkawinan sebelumnya dan

klien belum mempunyai anak dengan suaminya saat ini. Sekarang

klien tinggal dengan suami dan dua orang anak tirinya. Klien sering

marah kepada suaminya karena menganggap suaminya ingin

mengambil harta klien dan tidak mau mengurusinya, sehingga klien

sering lari dari rumah, Ny.L mengatakan ia dahulu mengurusinya

Ibunya yang sakit jiwa. Saat dilakukan pengkajian kepada keluarga

didapatkan data bahwa ibu Ny.L sudah lama mengalami gangguan


37

jiwa semenjak Ny.L remaja, kakak Ny.L yang kelima dan ketujuh

juga mengalami gangguan jiwa. Ny.L mengalami gangguan jiwa

pertama kali sebelum bercerai, kemudian mengalami gangguan jiwa

berulang setelah bercerai dan menikah lagi dengan suami barunya.

Masalah Keperawatan :

Koping keluarga tidak efektif

2. Konsep diri:

a. Gambaran diri:

Klien mengatakan menyukai seluruh bagian tubuhnya karena itu

adalah pemberian Tuhan Yang Maha Kuasa.

b. Identitas :

Ny.L mengatakan sebelumnya ia adalah seorang buruh yang

dibayar dengan upahan Rp 50.000, dan klien mengatakan ia ingin

menjadi seseorang istri yang dihormati dan dihargai, tetapi Ny.L

mengatakan sebagai seorang istri ia merasa seperti tidak berguna

karena ia tidak dihargai oleh suaminya karena menurut Ny.L saat

ia pulang dari bekerja sore hari, masakan yang Ny.L sering masak

rasanya tidak enak menurut suaminya. Sebagai seorang istri Ny.L

mengatakan ia hanya bekerja sendiri untuk keluarga dan suaminya

hanya ingin memiliki hartanya. Saat dikaji mengenai nama Ny.L,

klien mengatakan nama aslinya adalah Ny.P, kemudian saat

ditanya kembali namanya adalah Ny.L, klien sudah mempunyai

suami dan 2 (dua) orang kandung dan 2 (dua) orang anak tiri.
38

c. Ideal diri :

Ny.L berharap ia bisa menjadi seseorang yang kaya dan

mempunyai banyak uang agar kebutuhan hidupnya terpenuhi

dengan mudah tetapi kenyataannya Ny.L hanya seorang seorang

buruh yang dibayar dengan upahan Rp 50.000/hari. Ny L juga

mengatakan ia malu menikah dengan suaminya karena suaminya

bodoh dan miskin klien sesekali menangis sedih ketika bercerita

dengan menunduk.

d. Peran diri :

Ny.L mengatakan ia adalah sorang istri yang tidak dihargai oleh

suaminya karena suaminya sering memukulinya dan tidak bisa

mengurusinya karena menurut Ny.L masakan yang ia masak untuk

suaminya rasanya tidak enak dan Ny.L pulang pada sore hari

sehingga ia jarang membersihkan rumah.

e. Harga diri:

Klien merasa malu berhubungan dengan masyarakat sekitarnya

karena Ny.L yang menikahi duda bodoh dan miskin, klien juga

mngatakan dirinya tidak sanggup lagi tinggal di rumahnya karena

sebagai seorang istri ia merasa tidak dihargai oleh suaminya. Saat

ditanyakan kepada keluarga, Ny.L adalah orang sering diam di

depan rumah ketika ia pulang dari rumah sakit jiwa.

MK: Gangguan konsep diri: Harga diri rendah


39

3. Hubungan sosial:

a. Orang yang berarti :

Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah orang

tuanya, ayahnya dan ibunya serta kedua orang anaknya.

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat :

Klien mengatakan sebelumnya sakit ia pernah mengikuti kegiatan

kelompok/masyarakat seperti pengajian, karsidah, rabbanah, dan

menjadi orang yang terlibat untuk memasak kue dan sayur saat

acara pernikahan ataupun sedekah. Setelah sakit ia hanya berada

dirumah, sehingga klien jarang beruhubungan dengan orang lain.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :

Ny.L mengatakan selama di rumah ia jarang keluar rumah karena

orang disekitar lingkungannya sering mengatakan ia gila dan

menjauhi Ny.L sehingga Ny.L mengalami hambatan berhubungan

dengan orang lain karena ia sering berbicara kasar dan keras

sehingga Ny.L selalu diawasi oleh keluarga jika ia ingin keluar

rumah.

4. Spiritual :

a. Nilai dan keyakinan :

Ny.L mengatakan klien mengatakan ia adalah seorang yang

beragama islam.
40

b. Kegiatan ibadah : klien mengatakan dirumahnya tidak pernah

sholat, saat pengkajian klien tidak pernah beribadah untuk

melaksanakan sholat ataupun berdoa.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

F. Status Mental

1. Penampilan : Ny.L sering mengamuk, gaduh dan gelisah, sehingga

klien di fiksasi dengan menggunakan borgol. Karena kondisi yang

tidak memungkinkan ADL klien tidak terpenuhi dengan baik sehingga

penampilan Ny.L tampak bajunya kotor, tidak berganti pakaian dan

badannya berbau pesing.

MK: Defisit perawatan diri

2. Pembicaraan : Saat di ajak bicara Ny. L berbicara dengan nada keras

dan kasar, matanya melotot, tanganya menggenggam terali dengan

keras, membentak perawat, dan mengumpat dengan kata-kata kotor

(seperti anjing, babi, dan gila), dan ingin mengajak berkelahi perawat.

MK: Perilaku kekerasan

3. Aktivitas Motorik

Saat dikaji Ny.L menunjukkan agitasi (gerakan motorik yang

menunjukan kegelisahan) seperti marah-marah terus menerus, mata

melotot dengan tangan mengepal menggenggam terali.

MK: Perilaku Kekerasan

4. Alam perasaan : saat dikaji Ny.L tidak mengalami gangguan alam

perasaan seperti sedih, mania, gembira maupun bipolar.

MK: Tidak ada masalah


41

5. Afek : saat dikaji afek Ny. L labil karena emosinya berubah dengan

cepat, seperti saat ditanya klien marah-marah (berbicara dengan nada

kasar dan keras) dan ingin meludahi perawat serta mengumpat dengan

kata-kata kotor.

MK: Perilaku Kekerasan

6. Interaksi selama wawancara : saat berinteraksi dengan perawat ataupun

orang lain Ny.L nampak bermusuhan seperti mengajak berkelahi

perawat, tidak kooperatif, mudah tersinggung tidak jelas.

MK: Perilaku kekerasan

7. Persepsi : Saat dikaji klien tidak mengalami gangguan persepsi

sensori: halusinasi seperti pendengaran, penglihatan, pengecapan,

penghidu maupun perabaan. Tetapi data rekam medik, klien pernah

dirawat dngan keluhan halusinasi.

MK: Tidak ada masalah

8. Proses pikir : pembicaraan Ny.L berbelit-belit tetapi sampai pada

tujuan.

9. Isi pikir: saat di ajak bicara klien tidak mengalami isi pikir seperti

obsesi, fobia, depersonalisasi, ide yang terkait, pikiran magis maupun

waham.

MK: Tidak ada masalah

10. Tingkat kesadaran :

Saat dikaji Ny.L tampak baik dan sadar (composmentis) walaupun

terkadang klien tampak bingung dengan yang dibicarakan oleh perawat

MK: Tidak ada masalah


42

11. Memori :

Klien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang maupun

daya ingat jangka pendek.

MK: Tidak ada masalah

12. Tingkat kosentrasi dan berhitung:

Saat dikaji Ny.L tidak mampu berhitung, tidak dapat melakukan

penambahan/pengurangan pada benda-benda nyata.

13. Kemampuan penilaian :

Saat Ny.L ditanyakan oleh perawat apakah Ny.L ingin mandi atau

makan terlebih dahulu Ny.L hanya marah-marah dan pembicaraannya

berbelit-belit,sehingga Ny.L mengalami gangguan penilaian ringan dan

bermakna.

14. Daya tilik diri :

Saat diwawancara klien mengingkari penyakit yang dideritanya : tidak

menyadari gejala penyakit (perubahan fisik, emosi) pada dirinya dan

tidak perlu pertolongan. (Ny. L mengatakan ia dalah orang yang sehat

dan tidak gila, ia merasa tersiksa oleh perawat dan dokter karena

dikurung di sel karena ia sehat). Ny.L juga menyalahkan orang lain

dari lingkungan yang menyebabkan kondisinya saat ini (klien

menyalahkan suaminya yang membawanya disini).

G. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan : klien mengatakan makan 3x sehari dan klien tampak

mengahabiskan 1 porsi makanan yang diberikan, klien menyukai


43

semua makanan dan tidak ada pantangan makan, klien makan

menggunakan tangan.

2. BAB/BAK : status eliminasi BAB/BAK Ny.L dilakukan secara

mandiri, Ny.L memberitahukan kepada perawat jika ia ingin

BAB/BAK, biasanya Ny.L BAB 1 x dalam sehari dan BAK 4-5 kali

dalam sehari. Klien mampu menggunakan WC kemudian

membersihkannya.

3. Mandi : Ny. L mandi 1 kali dalam sehari, klien mandi dengan

menggunakan sabun dan menyikat giginya dan semua proses mandi

dilakukan secara mandiri oleh klien.

4. Berpakaian/berhias : Ny.L dalam berpakaian tidak mampu mengambil,

memilih, mengenakan pakaiannya secara mandiri, karena klien tampak

diborgol karena sering mengamuk, gaduh dan gelisah. Klien tampak

bajunya kotor dan berbau pesing.

5. Istirahat dan tidur: Ny.L pada malam hari Ny.L tidak tidur dan

gelisah, kemudian marah-marah, Ny.L tidur setelah makan siang dan

injeksi govotil dan stesolid masing-masing 1 amp, dan melalui IM.

6. Penggunaan obat : selama di RSKJ Ny.L mengkonsumsi obat oral

CPZ 2x100 mg, Risperidon 2x2 mg dan injeksi Govotil 1x1 amp

melaui IM, serta injeksi stesolid 1x1 amp melalui IM.

7. Pemeliharaan kesehatan : dalam memelihara kesehatannya, Ny.L

tampak tidak dibantu oleh keluarganya dan teman-temannya dan

mendapatkan perawatan di Ruang IPC


44

8. Kegiatan di dalam rumah : selama di rumah Ny.L sering marah-marah

dan ngoceh sendiri, klien lari dari rumah.

9. Kegiatan diluar Rumah: saat ditanya keluarga Ny.L mengatakan ia

kabur dari rumah karena disiksa oleh suaminya.

H. Mekanisme Koping

Saat dikaji mekanisme koping Ny.L yaitu menyerang/agresif seperti saat

diajak berbicara oleh perawat klien ingin meludahi dan mengajak

berkelahi perawat dan menjabat tangan perawat dengan keras.

MK: Perilaku kekerasan

I. Masalah Psikososial dan Lingkungan

1. Masalah dengan dukungan kelompok

Klien memiliki masalah dengan dukungan kelompok, karena saat

sakit klien jarang berhubungan dengan kelompok di lingkungan

sekitarnya..

2. Masalah berhubungan dengan lingkungan

Klien memiliki masalah berhubungan dengan lingkungan karena jika

masalah kejiwaaannya kambuh, klien diikat dengan kabel, sehingga ia

tidak bisa berinteraksi dengan lingkungan.

3. Masalah dengan pendidikan

Klien tidak memiliki masalah dengan pendidikannya karena ia

sebelumnya tidak sekolah, kliem mengatakan ia adalah seseorang

yang miskin dan bodoh.

4. Masalah dengan pekerjaan


45

Klien tidak mengalami masalah dengan pekerjaanya sebagai seorang

petani, klien diupah sehari Rp 50.000, tetapi klien sering bertengkar

dengan suaminya karena suaminya tidak mau mendengarkan

nasihatnya dan masa bodoh terhadap klien.

5. Masalah dengan perumahan

Klien memiliki masalah dengan perumahan karena klien mengatakan

anak tirinya dan suaminya pernah ingin menjual rumahnya dan

sebelum mempunyai rumah klien pernah menyewa ruamah untuk

tempat tinggalnya.

6. Masalah ekonomi

Klien memiliki masalah dengan ekonomi karena pekerjaannya sebagai

buruh tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya

7. Masalah dengan pelayanan kesehatan

Klien tidak mengalami masalah dengan pelayanan kesehatan

8. Masalah lainnya

Tidak ditemukan masalah lainnya pada klien.

J. Pengetahuan Pasien

1. Penyakit jiwa:

Klien mengatakan ia tahu penyakit jiwa itu gila, Ny.L mengatakan ia

tidak gila ia adalah orang yang sehat sehingga ia meminta untuk

dibebaskan.

2. Faktor predisposisi:

Klien mengatakan pernah menikah 2 kali, dengan pernikahan

terdahulunya klien mengalami masalah dengan suaminya karena


46

suaminya tidak mau mengikuti nasihatnya dengan alasan suaminya

adalah seorang preman dan kawin saja.

3. Sistem pendukung:

Klien mengalami putus obat ±2 bulan yang lalu serta anggota keluarga

klien ada yang mengalami gangguan jiwa yaitu ibu klien dan

kakaknya. Klien juga mengatakan sering dipukuli oleh suaminya dan

diikat dengan kabel

4. Penyakit fisik:

Saat diwawancara dan hasil observasi klien tidak mengalami penyakit

fisik seperti memar atau kerusakan integritas kulit.

5. Koping:

Saat ditanyakan bagaimana penyelesaian masalahnya pada Ny.L Klien

menyalahkan kakaknya yang tidak mau mendengarkannya dan

menyalahkan suaminya yang tidak mau mengurusinya (proyeksi).

6. Obat-obatan:

Klien mengatakan mengetahui obat-obatan yang diberikan kepadanya

berwarna orange dan berwarna putih.

7. Lainnya: Tidak ada

Masalah Keperawatan:

1) Regimen teraupetik inefektif

2) Mekanisme koping tidak efektif

3) Perilaku kekerasan
47

K. Aspek Medik

Diagnosa Medik: F.20.5 (Skizofrenia Residual)

Terapi Medik :

1. IGD : Senin, 4 April 2016 2. IPC : Selasa, 5 April 2016

a. Stesolid : 1 amp (injeksi IM) a. Chlorpromazine (CPZ) : 2x100 mg

b. Govotil : 1 amp (injeksi IM) b. Risperidon : 2x2 mg

c. Injeksi Govotil 1 amp (injeksi IM)

d. Injeksi Stesolid 1 amp(injeksi IM)

3. IPC : Rabu, 6 April 2016 4. IPC: Kamis, 7 April 2016

a. Chlorpromazine (CPZ): 2x100 mg a. Chlorpromazine (CPZ): 2x100 mg

b. Risperidon : 2x2 mg b. Risperidon : 2x2 mg

c. Injeksi Govotil 2x1 amp (injeksi IM) c. Injeksi Govotil 2x1 amp (injeksi IM)

Injeksi Stesolid 2x1 amp(injeksi IM) d. Injeksi Stesolid 2x1 amp(injeksi IM)

5. IPC: Jumat, 8 April 2016 6. IPC: Sabtu, 9 April 2016

a. Chlorpromazine (CPZ): 2x100 mg a. Chlorpromazine (CPZ): 2x100 mg

b. Risperidon : 2x2 mg b. Risperidon : 2x2 mg

c. Injeksi Govotil 1 amp (injeksi IM) c. Injeksi Govotil 1 amp (injeksi IM)

d. Injeksi Stesolid 1 amp(injeksi IM) d. Injeksi Stesolid 1 amp(injeksi IM)

7. IPC: Minggu, 10 April 2016 8. IPC: Senin, 11 April 2016

a. Chlorpromazine (CPZ) : 2x100 mg a. Chlorpromazine (CPZ): 2x100 mg

b. Risperidon : 2x2 mg b. Risperidon : 2x2 mg

c. Injeksi Govotil 1 amp (injeksi IM) c. Triheksifenidil (TP) : 2x2 mg

d. Injeksi Stesolid 1 amp(injeksi IM) d. Injeksi Govotil 1 amp (injeksi IM)

e. Injeksi Stesolid 1 amp(injeksi IM)


48

Analisa Data

NO DATA MASALAH
1. DS: Perilaku kekerasan
1. Saat diajak berkenalan klien mengatakan
namanya adalah Ny.P kemudian setelah
ditanya kembali namanya adalah Ny.L.
dan berjabat tangan dengan kuat
sehingga sulit dilepaskan.
2. Klien mengatakan babi, anjing gila tidak
lihat saya disini (saat perawat
menanyakan kabarmya).

DO:
1. Klien gelisah ingin keluar dari ruangan,
klien terlihat melotot dan pandangan
mata tajam, dan tangan mengepal
dengan menggenggam terali dengan
kuat.
2. Saat pertama kali dikaji dan ditanyakan
kabarnya klien tampak marah-marah
(berbicara dengan nada keras dan kasar)
dan klien sering berteriak serta
mengumpat dengan kata-kata kotor
(anjing, babi, gila)
3. Klien ingin mengajak berkelahi perawat
saat ditanya mengenai perasaannya dan
klien ingin meludahi perawat

2. DS: Gangguan Konsep Diri: Harga Diri


1. Ny.L mengatakan sebelumnya ia adalah Rendah
seorang buruh yang dibayar dengan
upahan Rp 50.000, dan klien mengatakan
ia sebagai seorang istri yang tidak
berguna dan tidak dihargai, karena
menurut Ny.L saat ia pulang dari bekerja
sore hari, masakan yang Ny.L sering
masak rasanya tidak enak menurut
suaminya.
2. Ny.L berharap ia bisa menjadi seseorang
yang kaya dan mempunyai banyak uang
agar kebutuhan hidupnya terpenuhi
dengan mudah tetapi kenyataannya Ny.L
hanya seorang seorang buruh yang
dibayar dengan upahan Rp 50.000.
3. Klien merasa malu berhubungan dengan
masyarakat sekitarnya karena Ny.L yang
menikahi duda bodoh dan miskin, klien
juga mengatakan dirinya tidak sanggup
lagi tinggal di rumahnya karena sebagai
seorang istri ia merasa tidak dihargai
oleh suaminya
49

DO:
Klien bercerita kemudian sesekali klien
menangis dan merasa sedih akan
hidupnya

3. DS: Koping Individu tidak efektif


1. Klien mengatakan merasa tidak senang
dengan suaminya karena tidak mau
mengurusinya, sehingga klien kabur dari
rumah
2. Klien mengatakan ± 8 ( tahun ia sudah
di RSKJ soeprapto Provinsi Bengkulu
dan ia merasa tersiksa dan sedih dikirim
oleh suaminya yang mengatakan ia gila.
Sehingga klien mengatakan ia sering lari
dari rumah untuk bercerai dengan
suaminya. Penyelesain masalah pada
Ny.L yaitu klien menyalahkan kakaknya
yang tidak mau mendengarkannya dan
menyalahkan suaminya yang tidak
mengurusinya.
3. Ny.L mengatakan ia adalah sorang istri
yang tidak dihargai oleh suaminya
karena suaminya sering memukulinya
dan tidak bisa mengurusinya karena
menurut Ny.L masakan yang ia masak
untuk suaminya rasanya tidak enak dan
Ny.L pulang pada sore hari sehingga ia
jarang membersihkan rumah.
DO:
1. Klien tampak gelisah dan berbicara
dengan nada tinggi dan pandangan mata
tajam dan menunjukkan kekesalannya
dengan menyalahkan kakak dan
suaminya sehingga ia menderita
2. Klien tampat agresif dengan membantik
aqua kepada perawat

4. DS: Koping keluarga tidak efektif


1. Klien mengatakan anak dan suaminya
sering mengatakan ia gila, suaminya
sering memukulinya dan membenturkan
kepalanya kedinding dan klien
mengatakan ia diikat dengan kabel
2. Klien mengatakan suaminya hanya ingin
memiliki hartanya
DO:
Klien tampak sendiri dan keluarganya
tidak ada yang berkunjung

5. DS:- Regimen teraupetik inefektif

DO:
Informasi dari rekam medik dan keluarga,
Ny.L adalah pasien ulangan dan pernah
50

dirawat ±14 kali di RSKJSoeprapto Provinsi


Bengkulu dan klien putus obat ±2 bulan yang
lalu.

6. DS: - Defisit Perawatan diri

DO:
1. Klien tampak diksasi dengan borgol
karena masih agfresif, gaduh dan gelisah
2. Klien tampak bajunya kotor dan tidak
berganti pakaian dan badannya berbau
pesing.

7. DS: Resiko mencederai orang lain


Keluarga mengatakan selama di rumah Ny.L
sering marah marah (berbicara dengan nada
keras dan kasar) dan klien memukuli
suaminya

DO:
1. Klien tampak marah-marah (berbicara
dengan nada kerasdan kasar) ia
mengatakan telah disiksa oleh perawat
dan dokter
2. Klien tampak membanting botol aqua
keluar karena kesal

III. Daftar Masalah Keperawatan

1. Gangguan konsep diri: harga diri rendah

2. Perilaku kekerasan

3. Koping individu tidak efektif

4. Regimen teraupetik inefektif

5. Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain

6. Koping keluarga tidak efektif

7. Defisit Perawatan diri


51

IV. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri sendiri,


orang lain dan lingkungan Effect

Perilaku Kekerasan Core Problem

Gangguan Konsep Diri: Causa


Harga diri Rendah

V.Diagnosa Keperawatan

Perilaku Kekerasan
VI. Intervensi Keperawatan

Nama Klien : Ny.L NO .RM : 020240

Umur : 43 Tahun Ruang : Intensif Psikiatric Care Unit (IPC)

(Ruang 8)

Masalah Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi


Keperawatan Pasien Keluarga
Perilaku Pasien mampu: Setelah 6x pertemuan, pasien SP 1 SP 1
Kekerasan 1. Mengidentifika mampu: 1. BHSP 1. BHSP
si penyebab 1. Menyebutkan penyebab, tanda, 2. Penyebab 2. Identifikasi masalah
dan tanda gejala, dan akibat perilaku 3. Tanda dan gejala PK keluarga dalam merawat
perilaku kekerasan 4. Akibat pasien
kekerasan 2. Memperagakan cara fisik 1 (satu) 5. Latihan fisik 1 dan 2 yaitu: 3. Penjelasan PK (Perilaku
2. Menyebutkan untuk mengontrol perilaku a. Secara fisik tarik nafas Kekerasan)
jenis perilaku kekerasan dalam jika sedang kesal 4. Cara merawat PK
kekerasan yang b. memukul bantal kasur atau 5. Latih (simulasi)
pernah olahraga atau pekerjan yang 6. RTL keluarga
dilakukan memerlukan tenaga
3. Menyebutkan 6. Masukkan jadwal
akibat dari
perilaku

52
kekerasan yang Setelah 3x pertemuan, pasien SP 2 SP 2
dilakukan mampu: 1. Evaluasi kegiatan lalu 1. Evaluasi SP 1
4. cara 1. Menyebutkan kegiatan yang 2. Latihan verbal, yaitu: 2. Latih (langsung ke pasien
mengontrol sudah dilakukan a. Latih mengungkapkan 3. RTL keluarga
perilaku 2. Memperagakan cara fisik untuk rasa marah secara verbal:
kekerasan mengontrol perilaku kekerasan menolak dengan baik,
5. Mengontrol meminta dengan baik,
perilaku
kekerasan
dengan cara: b. mengungkapkan
a. Fisik perasaan dengan baik
b. Sosial/verb 3. Masukan jadwal
al
c. Spiritual
d. Terapi Setelah 3x pertemuan, pasien SP 3 SP 3
Psikofarm mampu: 1. Evaluasi kegiatan SP 1 & 2 1. Evaluasi kemampuan
aka (obat) 1. Menyebutkan kegiatan yang 2. Latihan spiritual: keluarga
sudah dilakukan Latih mengontrol marah 2. Evaluasi kemampuan
2. Memperagakan cara sosial/verbal dengan melakukan kegiatan pasien
untuk mengontrol perilaku ibadah yang biasa dilakukan 3. Rencana tindak lanjut
kekerasan pasien keluarga :
3. Latih minum obat a. Follow up
4. Masukkann jadwal b. Rujukkan

53

Anda mungkin juga menyukai