08E00687 Unlocked
08E00687 Unlocked
TESIS
Oleh
IDAYANTI
067010008/KK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP
PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TEKNIK
MENYUNTIK DALAM UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI
DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU
TESIS
Oleh
IDAYANTI
067010008/KK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
PERNYATAAN
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Idayanti
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
Judul Tesis : HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP
PERAWAT TERHADAP PENERAPAN STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TEKNIK
MENYUNTIK DALAM UPAYA PENCEGAHAN
INFEKSI DI RSUD ARIFIN ACHMAD
PEKANBARU
Nama Mahasiswa : Idayanti
Nomor Pokok : 067010008
Program Magister : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Kekhususan Kesehatan Kerja
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc)
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
ABSTRAK
i
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
ABSTRACT
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tesis ini sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-2 pada Program Studi Ilmu
Dalam penyusunan Tesis ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
1. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc selaku Direktur Pasca Sarjana USU,
Bapak Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu
serta Bapak dan Ibu seluruh staf Dosen yang selama ini memberikan pengajaran
2. Komisi pembimbing yaitu : Bapak Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM, dan Ibu
Yusrawati Hasibuan, SKM, MKes yang selalu membimbing dan memberi saran-
3. Komisi penguji yaitu : Ibu dr. Halinda Sari Lubis, MKKK dan Ibu Sri Utami
AKP, SPd, Mkes yang banyak memberikan masukan dan saran untuk
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
4. Ibu Sofiah Saimin, SKM, Mkes, selaku Direktur Politeknik kesehatan Dep Kes
Riau yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan di
5. Bapak Dr. Zulkifli Malik, Sp.Pa, selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kerja Angkatan 2006 yang selalu memberi motivasi dalam penyelesaian tesis ini.
Tidak lupa pula penulis haturkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada
kedua orang tua, Ayahnda Sudjai (Alm) dan Ibunda Zulfidar yang telah
membesarkan, mendidik dan membina dengan penuh kasih sayang serta diiringi do’a
hingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan pada Strata Magister. Kiranya hanya
do’a yang dapat penulis panjatkan semoga Allah SWT yang akan membalas segala
Dengan penuh rasa kasih penulis sampaikan kepada suami tercinta, Haris
menyelesaikan Tesis ini, seiring rasa hormat dan terimakasih kepada Pamanda Azaly
Djohan, SH dan Bunda Masni. R, abang, kakak dan adik yang senantiasa mendoakan
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Tesis ini,
semoga karya ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kesehatan
kerja khususnya.
Penulis
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
1. Nama : Idayanti
3. Agama : Islam
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ....................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
BAB 4 HASIL PENELITIAN ...................................................................... 43
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
BAB I
PENDAHULUAN
merata, terjangkau dan dapat di terima oleh masyarakat luas. Masyarakat berhak
mendapatkan pelayanan rumah sakit yang bermutu dan perlindungan yang layak.
Oleh karena itu rumah sakit dalam memberikan pelayanan wajib mematuhi standar
Keperawatan sebagai salah profesi di rumah sakit yang cukup potensial dalam
keperawatan yang menjadi prinsip dasar dalam program quality assurance. Peran
memecahkan masalah pelayanan dan asuhan pasien dalam sistem pelayanan di rumah
Quality).
mencapai asuhan yang berkualitas, disamping itu juga standar dapat menjaga
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan yang berkualitas tinggi. Namun
itu sendiri. Keberhasilan rumah sakit dalam penerapan standar operasional prosedur
praktik keperawatan harus didukung oleh adanya berbagai sistem, fasilitas, sarana
dan pendukung lainnya yang ada di rumah sakit tersebut (DepKes RI, 2006).
diperlukan suatu perangkat instruksi atau langkah – langkah kegiatan yang dibakukan
tujuan yang efisien dan efektif sehingga konsisten dan aman dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku (DepKes RI,
2006).
setelah adanya pelimpahan wewenang dari dokter yang bertanggung jawab mengobati
pasien. Sejalan menurut pendapat Hidayat A .Aziz (2002), apabila bentuk pelayanan
reaksi obat yang telah diberikan, maka kerjasama dalam pemberian obat boleh saja
dilakukan oleh perawat sesuai dengan fungsi perawat yaitu fungsi interdependen.
Komite perawat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad pada tahun 2006 sudah
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
membuat draft dan mengusulkan pada pihak rumah sakit tentang pengakuan dan
Pemberian obat melalui suntikan dapat melalui empat rute, yaitu intra cutan,
sub cutan, intra muskuler dan intra vena. Risiko yang paling berbahaya dan
merugikan dalam pemberian obat adalah melalui intra vena. Setelah masuk ke dalam
aliran darah, obat mulai bekerja dengan cepat dan tidak ada cara yang dapat
menghentikan kerja obat tersebut. Disamping merugikan ada juga keuntungan dalam
situasi kedaruratan ketika obat bekerja lebih cepat dan harus segera diberikan. Untuk
itu pada saat memberikan obat melalui intra vena, perawat harus mengobservasi
pasien dengan cermat adanya gejala reaksi yang merugikan. Sebagai upaya untuk
yang berlaku di rumah sakit dan prinsip-prinsip pencegahan infeksi yang berfungsi
menimbulkan risiko terhadap perawat dan pasien. (Harry & Potter, 1999).
lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga petugas dapat bekerja dengan baik
dan tercapai tujuan yang diharapkan. Tanggung jawab secara umum terletak pada
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
kecelakaan akibat kerja, dengan cara menggunakan pakaian kerja dan peralatan
Pakaian kerja dan peralatan tertentu serta tindakan nyata yang dapat menjamin
pasien adalah sebagai berikut: Gown (gaun), masker, sarung tangan, kacamata
pelindung dan tindakan mencuci tangan. Sarung tangan dapat mencegah penularan
pathogen melalui cara kontak langsung maupun tidak langsung. Williams (1983)
menyebutkan alasan mengenakan sarung tangan dalam perawatan rutin pasien adalah
menginfeksi pasien. (Potter & Perry, 1999). Standar minimal yang harus dilakukan
pekerja medis adalah selalu mengenakan sarung tangan karet setiap sekali menyuntik
The Occupational Safety and Health Act of 1991 menetapkan kaidah dan
peraturan untuk melindungi pekerja dari kecelakaan infeksius dalam tempat kerja
(OSHA, 1991). Panduan OSHA digabungkan dengan kebijakan dan prosedur dari
institusi pelayanan kesehatan. Elemen dari panduan OSHA memuat beberapa kaidah
diantaranya adalah pemenuhan tindakan pencegahan standar. Pada tahun 1987, Pusat
penggunaan dan pembuangan instrumen tajam yang aman. Tindakan kewaspadaan ini
oleh hukum. Pada tahun 1991, Keamanan kerja dan pelayanan kesehatan
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
(Occupational Safety and Health Administration, OSHA) mengeluarkan sebuah
untuk pegawai guna mencegah penularan patogen yang ditularkan melalui darah,
karena rute pajanan penyakit yang ditularkan melalui darah paling sering berasal dari
jarum suntik (Bohony, 1993), dewasa ini banyak institusi menyuplai ”spuit
pengaman” (safety syringes) untuk perawat yang digunakan ketika memberi injeksi
hepatitis B, hepatitis C dan HIV (Human Immunodeficiency Virus) melalui darah dan
cairan tubuhnya. Pencegahan tersebut penting sebab selama ini di rumah sakit,
pekerja medis kerap kecelakaan tertusuk jarum bekas pakai. Kecelakaan tertusuk
jarum dapat terjadi, misalnya ketika pekerja medis menyuntik pasien yang tiba-tiba
bergerak spontan saat ujung jarum menusuk kulitnya. Selain itu yang juga rawan
adalah saat pekerja medis melakukan recapping (memasukan suntik bekas pakai pada
tutupnya sebelum dibuang). Di Amerika tahun 1987 baru diketahui bahwa kecelakaan
saat recapping merupakan kecelakaan tertusuk yang paling sering, sekitar 300.000
kejadian pertahun. Sejak itu di Amerika recapping tidak dilakukan lagi. Jarum suntik
bekas pakai langsung dibuang ke tempat khusus tanpa ditutup dulu dengan
rendah, 3 : 1000, artinya dari 1000 kasus kecelakaan tertusuk jarum, hanya ada tiga
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
kasus penularan HIV. Meskipun rasio peluang penularan HIV rendah, tetapi tidak
boleh dianggap enteng. Apalagi penularan hepatitis B lebih tinggi, yaitu dalam 100
disayangkan, jarang sekali yang melapor jika kecelakaan tertusuk, mungkin dianggap
signifikan dalam institusi pelayanan kesehatan dewasa ini . Diperkirakan lebih dari
satu juta jarum digunakan setiap tahun oleh tenaga perawat . Ketika perawat tanpa
sengaja menusuk dirinya sendiri dengan jarum suntik yang sebelumnya masuk ke
patogen potensial. Dua patogen yaitu hepatitis B (HBV) dan menyebabkan masalah
Salah satu strategi yang sudah terbukti bermanfaat dalam pengendalian infeksi
precautions yaitu suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah
dan cairan tubuh dari semua pasien tanpa memperdulikan status infeksi. Dasar
kewaspadaan universal adalah cuci tangan secara benar, penggunaan alat pelindung,
desinfeksi dan mencegah tusukan alat tajam dalam upaya mencegah transmisi
mikroorganisme (http://www.infeksi.com/article.php,2008).
pendidikan, tugas dan fungsi yang diemban oleh RSUD Arifin Achmad semakin
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
kompleks yaitu mencakup upaya pelayanan kesehatan perorangan, pusat rujukan dan
pembina Rumah Sakit Kabupaten dan Kota se Propinsi Riau serta merupakan tempat
Kesehatan lainnya. Fungsi pusat rujukan bagi Rumah Sakit Kabupaten/Kota serta
Rumah Sakit lainnya di Propinsi Riau, menyebabkan peningkatan beban kerja RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru sudah melebihi kapasitas yang tersedia. Hal ini dapat
dilihat dari performance kinerja pelayanan, dimana BOR pada akhir desember 2006
mencapai 95,3% dengan rata-rata pasien rawat inap 344 orang /hari, dengan 370
tempat tidur yang tersedia. Secara komulatif BOR tahun 2006 adalah 93%, rata-rata
kunjungan rawat jalan 576 per hari dan rata-rata kunjungan rawat darurat 81 pasien
per hari, sehingga perlu dilakukan relokasi ruang perawatan dan realokasi tempat
tidur untuk disesuaikan dengan banyaknya kunjungan. Jumlah tenaga medis non
medis pada akhir tahun 2007 sebanyak 894 dimana jumlah tenaga perawat sebanyak
420 orang yang tersebar di 14 ruang rawat inap dan beberapa di poliklinik. Pihak
Rumah Sakit akan terus menambah sumber daya manusia, peralatan medis dan non
luas ± 20.031 M² masih menunggu tahap penyelesaiannya sampai akhir tahun 2008.
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
secara rinci memuat prosedur tetap (protap) pelayanan keperawatan, namun
pengaruh orang lain, Kemudian sejak tahun 2007 rumah sakit umum daerah
Pekanbaru sudah memiliki Surat Keputusan (SK) sistem pencatatan dan pelaporan
tentang kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, kebakaran dan bencana alam serta
Panitia Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3RS) dengan rutin melaporkan setiap
Dalam laporan kecelakaan kerja petugas ruang rawat inap RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru tanggal 10 Mei 2006 terjadi kecelakaan kerja yaitu dua orang
tenaga perawat dan satu orang mahasiswa kedokteran terpajan jarum suntik penderita
HIV/AIDS, kemudian tanggal 22 Oktober 2007 telah terjadi kecelakaan kerja yang
menyebabkan dua perawat tangannya tersentuh ceceran darah dari jarum infus pasien
ini meningkatkan risiko mereka terhadap infeksi yang serius bahkan kemungkinan
kematian. Dalam laporan tersebut ditambahkan bahwa saat bekerja perawat tidak
memakai alat pelindung diri seperti sarung tangan dan masker. Untuk terapi tindakan
mereka sudah berikan konseling dan pengobatan medis (Panitia K3, 2007).
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
kemampuan petugas. Berdasarkan informasi yang diperoleh, Rumah Sakit Umum
sebagai berikut pelatihan pencegahan infeksi Exhause training sebanyak 3 orang dan
pasien, seperti yang terjadi pada empat orang tenaga perawat dan satu orang
mahasiswa kedokteran di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad yang bekerja
tidak menggunakan sarung tangan dan tangannya terpapar jarum suntik dan tersentuh
ceceran darah dari jarum infus pasien HIV/AIDS, dengan demikian dapat tertular
penyakit dari pasien ke perawat. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin
1.2 Permasalahan
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
meningkatnya kecelakaan dalam bekerja. Memberikan pengobatan kepada pasien
saja dilakukan perawat setelah adanya pelimpahan wewenang dari dokter yang
bertanggung jawab mengobati pasien, hal ini sesuai dengan fungsi perawat yaitu
perawat yang diusulkan komite keperawatan pada pihak Rumah Sakit sejak tahun
pengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan perawat saat pemberian obat pada
pasien. Berdasarkan laporan kecelakaan, maka pada tahun 2006 dan 2007, ada 4
(empat) orang tenaga perawat dan 1 (satu) mahasiswa kedokteran terpajan jarum
suntik dan jarum infus penderita HIV/AIDS, sehingga menimbulkan kecemasan pada
mereka. Dari masalah tersebut dapat dibuat rumusan masalahnya sebagai berikut :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
(SOP) khususnya dalam tekhnik menyuntik intra vena dalam upaya pencegahan
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
1.4 Hipotesis
1.5.2. Sebagai bahan masukan bagi pengambil keputusan dalam lingkup Rumah
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari ”tahu” ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu terutama melalui mata dan telinga. Bila
dengan lancar, baik secara lisan maupun tertulis maka dapat dikatakan mengetahui
informasi yang dimiliki seseorang sebagai hasil proses penginderaan mengenai suatu
objek tertentu dengan cara mengingat atau mengenal informasi yang ada pada objek
tersebut, merupakan bagian tingkah laku yang termasuk domain kognitif tingkat
pertama.
Pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan formal atau pendidikan informal. Makin
merupakan salah satu bentuk operasional dari perilaku manusia yang dapat
mengungkapkan apa-apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti atau jawaban baik
12
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
lisan atau tertulis. Bukti atau jawaban tersebut merupakan reaksi dari suatu stimulus
yang dapat berupa pertanyaan lisan maupun tertulis. Seseorang memiliki pengetahuan
yang tinggi apabila mampu mengungkapkan sebagian besar informasi dari suatu
objek dengan benar. Demikian juga bila seseorang hanya mampu menggunakan
sedikit informasi dari suatu objek dengan benar maka dikategorikan berpengetahuan
a. Tahu (know)
b. Memahami (comprehension)
c. Aplikasi (aplication)
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
d. Analisis (analysis)
objek ke dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu
sama lain.
e. Sintesis (Synthesis)
baru.
f. Evaluasi (Evaluation)
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
2.2. Sikap
sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
Louis Thurstone, et al (1928) dikutip oleh Azwar (1995) menyatakan bahwa
sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap
suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan
Menurut Notoatmodjo (1993), sikap adalah reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak
dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
yang tertutup.
Menurut Breckler (1984) yang dikutip oleh Azwar (1995) menjelaskan bahwa
dibedakan menjadi:
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
b. Sikap negatif yaitu : menunjukkan penolakan atau tidak menyetujui
terhadap berbagai objek psikologi yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang
kebudayaan, pengaruh orang lain yang dianggap penting, media massa, lembaga
pendidikan dan agama serta pengaruh emosi dalam diri individu (Azwar, 1995).
sikap manusia.
a. Pengalaman Pribadi
Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
b. Pengaruh Kebudayaan
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman individu-individu
Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial
d. Media Massa
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat
a. Menerima (receiving)
b. Merespon (responding)
c. Menghargai (valuing)
masalah.
Secara langsung dapat ditanyakan pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
2.3 Perawat
perawatan.
Salah satu ciri profesionalisme keperawatan adalah adanya pohon ilmu dan
dilakukan.
Peran adalah tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang
sesuai kedudukannya dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial
baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan.
Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan 1989 terdiri dari peran sebagai
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
konsultan dan peneliti. Berikut di bawah ini dapat diuraikan peran perawat menurut
Peran ini dapat dilakukan perawat dalam membantu pasien dan keluarga dalam
hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas
informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya
c. Peran edukator
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
d. Peran koordinator
e. Peran kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapis ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
f. Peran konsultan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan
g. Peran pembaharu
Fungsi tersebut dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. Dalam
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
fungsi independen, fungsi dependen dan fungsi interdependen. Berikut di bawah ini
akan diuraikan fungsi perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 adalah
sebagai beikut :
a) Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dalam
b) Fungsi dependen
instruksi dari perawat lain yang. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat
c) Fungsi interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan
diantara tim satu dengan lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk
penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja
melainkan juga dari dokter atau tim lainnya, seperti dokter dalam memberikan
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
2.4 Standar Operasional Prosedur ( SOP )
langkah kegiatan yang dibakukan untuk memenuhi kebutuhan tertentu klien (Depkes
RI, 2004). Merupakan tatacara atau tahapan yang harus dilalui dalam suatu proses
kerja tertentu, yang dapat diterima oleh seorang yang berwenang atau yang
sehingga suatu kegiatan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien (Depkes RI,
1995).
kegiatan asuhan keperawatan untuk mencapai tujuan yang efisien dan efektif
sehingga konsisten dan aman dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui
pelaksanaan kegiatan
terkait
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
2.4.2 Fungsi standar operasional prosedur adalah :
Standar dibuat untuk mengarahkan cara pelayanan yang akan diberikan serta hasil
menggunakan tekhnik steril. Setelah jarum menembus kulit, muncul risiko infeksi.
(Potter & Perry). Perawat memberi obat secara parenteral melalui rute Sub Cutan
(SC), Intra Muscular (IM), Intra Dermal (ID) atau Intra Cutan (IC) dan Intra Vena
(IV). Teknik menyuntik adalah tindakan menyuntik yang dikerjakan oleh perawat
kepada pasien dengan menggunakan prosedur teknik menyuntik. Setiap tipe injeksi
membutuhkan keterampilan yang tertentu untuk menjamin obat mencapai lokasi yang
tepat. Setiap rute injeksi unik berdasarkan tipe jaringan yang akan diinjeksi obat.
Karakteristik jaringan mempengaruhi absorbsi obat dan awitan kerja obat. Sebelum
menyuntikkan sebuah obat, perawat harus mengetahui volume obat yang diberikan,
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
karakteristik, viskositas obat dan lokasi struktur anatomi tubuh yang berada di bawah
Konsekuensi yang serius dapat terjadi, jika injeksi tidak diberikan dengan
tepat. Kegagalan dalam memilih tempat injeksi yang tepat, sehubungan dengan
penanda anatomis tubuh, dapat menyebabkan timbulnya kerusakan saraf atau tulang
otot
c. Injeksi Intra Dermal (ID) atau Intra Cutan (IC) dilakukan dengan
Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah penerapan teknik menyuntik
intra vena, yang meliputi : standar alat, standar prosedur, dan cara kerja.
a) Standar Alat
1) Trolly injeksi
2) Bak instrumen
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
4) Obat sesuai yang dibutuhkan
6) Gergaji ampul
8) Bengkok
b) Standar Prosedur
sarung tangan
8) Alat-alat dibereskan
c) Cara Kerja
sarung tangan
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
3) Menyediakan obat sesuai yang dibutuhkan
daerah suntikan
menghadap keatas
10) Menarik penghisap jarum sedikit, bila jarum berhasil masuk ke dalam
vena darah akan mengalir ke dalam spuit, pembendung dibuka dan obat
ada darah yang keluar berarti jarum tidak masuk, jarum dicabut dan
11) Setelah obat masuk semua jarum dicabut dengan cepat. Bekas tusukan
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
12) Bila pemberian obat/cairan melalui vena dilakukan dalam jumlah besar
pemberian infus
Infeksi adalah invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu
c. Cara penularan
kepada pasien adalah gwon (pakaian), masker, sarung tangan, kaca mata pelindung
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
dan tindakan mencuci tangan (Harry & Potter, 1999). Dalam hal ini akan diuraikan
secara singkat.
a. Gwon (Gaun)
kesehatan dan pengunjung dari kontak dengan bahan dan darah atau cairan
b. Masker
Masker harus dikenakan bila diperkirakan ada percikan atau semprotan dari
darah atau cairan tubuh ke wajah. Selain itu masker menghindarkan perawat
c. Sarung tangan
maupun tidak langsung. Williams, 1983 menyebutkan alasan berikut ini untuk
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
d. Kaca mata pelindung
Dipakai pada prosedur invasif yang dapat menimbulkan adanya droplet atau
percikan atau semprotan dari darah atau cairan tubuh lainnya, perawat bisa
e. Mencuci tangan
sabun secara bersama seluruh kulit permukaan tangan dengan ringkas yang
kemudian dibilas di bawah aliran air (Larson, 1995). Tujuannya adalah untuk
mengurangi jumlah mikroba total pada saat itu. Sarana cuci tangan disiapkan
disetiap ruang pasien dengan memakai air bersih yang mengalir. Setelah
tangan dan memakai sarung tangan merupakan bagian dari prosedur tersebut.
(DepKes RI,2006)
Sebagian besar infeksi ini dapat dicegah dengan strategi-strategi yang sudah
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
b) Memperhatikan proses-proses dekontaminasi dan pembersihan alat-alat kotor
dan lain-lain yang telah dibuat dengan baik, yang diikuti dengan sterilisasi
tinggi dimana perlukaan yang paling serius dan paparan terhadap infeksi
infeksius. The Occupational Safety and Health Act of 1991 menetapkan kaidah dan
peraturan untuk melindungi pekerja dari kecelakaan infeksius dalam tempat kerja
(OSHA, 1991). Panduan OSHA digabungkan dengan kebijakan dan prosedur dari
peralatan perlindungan.
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
c. Housekeepping, tempat kerja harus dipelihara dalam kondisi bersih dan sehat.
parenteral (stik jarum) atau melalui membran mukosa terhadap darah atau
Tindakan evaluasi dan pencegahan terhadap hepatitis B dan HIV adalah kritis.
terhadap paparan di tempat kerja ikut serta dalam program pelatihan. Program
tersebut akan menyajikan rencana kontrol paparan bagi institusi dan secara
merupakan tahapan yang harus dilalui dalam suatu proses kerja tertentu, yang dapat
atau kondisi tertentu sehingga suatu kegiatan dapat diselesaikan secara efektif dan
dari pengetahuan dan sikap perawat itu sendiri. Pengetahuan dan sikap perawat dalam
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
Pengetahuan merupakan salah satu bentuk operasional dalam perilaku
Breckler (1984) yang dikutip oleh Azwar (1995) bahwa struktur sikap terdiri dari tiga
komponen yaitu kognitif, afektif dan konatif. Pengetahuan yang luas dan adanya
positif untuk menerapkan SOP teknik menyuntik dalam upaya pencegahan infeksi.
Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel
berikut :
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
BAB 3
METODE PENELITIAN
Rancangan dalam penelitian ini adalah Cross sectional, yaitu untuk melihat
Pekanbaru di dua ruangan rawat inap yaitu di ruangan Medikal dan ruangan Surgikal.
Ruangan Medikal terbagi menjadi tujuh bagian dan ruangan Surgikal terbagi menjadi
tiga bagian, jadi keseluruhan ruangan adalah 10 ruangan. Pada penelitian ini ruangan
yang dipilih adalah 4 ruangan, yaitu ruangan cendrawasih 1 dan 2, ruangan murai 1
dan ruangan melati. Alasan pemilihan ke empat ruangan tersebut adalah karena rata-
rata pemberian obat melalui suntikan intra vena dalam sehari mencapai 20 sampai 30
penyusunan proposal, seminar proposal, penelitian dan analisis data serta penyusunan
34
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru yang berjumlah 153 orang, dengan jumlah sampel
sebanyak 60 orang dengan kriteria sampel adalah lulusan D III keperawatan dan telah
bekerja minimal selama satu tahun. Adapun teknik pengambilan sampel secara acak
Z 2 1 − α / 2 P(1 − P).N
n =
d 2 ( N − 1) + Z 12−α / 2 P(1 − P)
Ket :
N = Besar populasi
= 10 % dan nilai Z1-α/2 (nilai distribusi normal baku) sebesar 1,96, dengan
3,8416.0,5.0,5 x 153
=
0,01 x 152 + 3,8416.0,5.(0,5)
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
0,9604 x 153
=
1,52 + 0,9604
146,9412
=
2,4804
= 59,240
= 59
responden .
instrumen observasi.
adalah perawat penilai dan observee adalah perawat yang sedang dinilai dalam
ditemukan dengan standar operasional prosedur. Aspek yang dinilai dalam instrumen
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
1) Perawat penilai (observer) dengan kriteria sebagai berikut:
keperawatan
2) Observee harus memenuhi kriteria, yaitu perawat yang sedang bertugas diruangan
b) Cara Pengisian :
aspek yang dinilai. Beri tanda ”V” jika aspek yang dinilai dilaksanakan /
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
ditemukan dan tanda ”O”, jika aspek yang dinilai tidak ditemukan / tidak
dilaksanakan
2) Kolom 4 terdiri dari 5 sub kolom. Masing-masing sub kolom diisi dengan
3) Setiap sub kolom diisi dengan tanda “V” jika aspek yang dinilai
ditemukan / dilaksanakan dan tanda “O” jika aspek yang dinilai tidak
ditemukan
5) Sub total diisi sesuai dengan penjumlahan jawaban nilai “V” yang
6) Total diisi dengan hasil penjumlahan sub total, sub kolom 1-5
Total
Presentasi = x 100%
Jumlah observasi x Jumlah aspek yang dinilai
Data sekunder diperoleh dari, laporan dan Profil RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru yang merupakan Rumah Sakit Umum Daerah yang berada di kota
pekanbaru dan sumber data lainnya yang relevan dengan permasalahan penelitian.
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
3.5. Variabel dan Defenisi Operasional
2) ≥ mean = Tinggi
2) Setuju (S) = 3
2) Setuju (S) = 2
Kategori pengukuran :
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
Baik = 3 (33-48)
Buruk = 2 (17-32)
1) Baik Sekali : ≥ 86
2) Baik : 71-85
3) Cukup : 60 -70
4) Kurang : ≤ 59
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
3.6. Metode Pengukuran
No Variabel Defenisi operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala
ukur
1 Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui responden yang berhubungan Observasi Kuesioner Kategori : Ordinal
dengan SOP teknik menyuntik.
0 = Tinggi, bila nilai total
Untuk analisa jumlah nilai pengetahuan responden pengetahuan ≥ 10,8
dibandingkan dengan nilai mean dengan kriteria :
1) ≥ mean = Tinggi 1 = Rendah, bila nilai total
2) < mean = Rendah pengetahuan < 10,8
2 Sikap Tanggapan responden terhadap SOP teknik menyuntik Observasi Kuesioner Kategori : Nominal
Untuk pertanyaan positif nilainya adalah : Sangat baik : 4 (49-64)
Baik : 3 (3348)
Sangat Setuju = 4 Buruk : 2 (17-32)
Setuju = 3 Sangat Buruk : 1 ( 0-16)
Tidak Setuju = 2
Sangat Tidak Setuju = 1
Untuk pertanyaan negatif nilai kebalikan dari positif.
3 Persiapan alat Kesiapan responden dalam mempersiapkan alat untuk Observasi Lembar Kategori : Ordinal
dan melakukan tindakan SOP teknik meyuntik observasi 1. Baik sekali: nilai ≥ 86
pelaksanaan 2. Baik : nilai 71-85
standar 3. Cukup : nilai 60-70
operasional 4. Kurang : nilai ≤ 59
prosedur
teknik
menyuntik
41
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
3.7 Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini meliputi analisis univariat untuk melihat
bivariat untuk melihat hubungan variabel pengetahuan terhadap penerapan SOP dan
variabel sikap terhadap penerapan SOP teknik menyuntik dengan menggunakan uji
Chi-Square.
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Propinsi Riau yang berkedudukan di kota Pekanbaru, dengan luas tanah ± 8,5 Ha dan
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru mulai beroperasi sejak tahun 1950 dan terus
mengalami perkembangan sampai tahun 2008. Saat ini RSUD Arifin Achmad
adalah kelas B Pendidikan berdasarkan Perda No 2 tahun 2002 dengan visi menjadi
kompleks yaitu mencakup upaya pelayanan kesehatan perorangan, pusat rujukan dan
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
lainnya. RSUD Arifin Achmad memiliki kapasitas 370 tempat tidur dan pada tahap
Fungsi pusat rujukan bagi Rumah Sakit Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit
Achmad Pekanbaru sudah melebihi kapasitas yang tersedia. Hal ini dapat dilihat dari
performance kinerja pelayanan, dimana BOR pada akhir desember 2006 mencapai
95,3% dengan rata-rata pasien rawat inap 344 orang /hari, dengan 370 tempat tidur
yang tersedia. Secara komulatif BOR tahun 2006 adalah 93%, rata-rata kunjungan
rawat jalan 576 per hari dan rata-rata kunjungan rawat darurat 81 pasien per hari,
sehingga perlu dilakukan relokasi ruang perawatan dan realokasi tempat tidur untuk
disesuaikan dengan banyaknya kunjungan. Jumlah tenaga medis non medis pada
akhir tahun 2007 sebanyak 894 dimana jumlah tenaga perawat sebanyak 420 orang
yang tersebar di 14 ruang rawat inap dan beberapa di poliklinik. Pihak Rumah Sakit
akan terus menambah sumber daya manusia, peralatan medis dan non medis,
Rumah Sakit Umum Arifin Achmad Pekanbaru sudah memiliki SOP untuk
praktik keperawatan dan sudah digunakan pada ruang rawat inap berdasarkan
penetapan direktur RSUD tertanggal penerbitan 13 Mei 2006 dengan nomor dokumen
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
4.2 Analisis Univariat
masing variabel, yaitu pengetahuan dan sikap. Data ditampilkan dalam bentuk
distribusi frekwensi.
Observasi dilaksanakan oleh 2 orang observer (pengamat) dalam satu ruangan yang
terdiri dari kepala ruangan dan dibantu oleh instruktur klinik. Pada waktu observasi
Observasi dilaksanakan sampai 5 kali untuk setiap responden dengan waktu dan
pasien yang sama atau berbeda. Berdasarkan perhitungan nilai yang diperoleh dari
jawaban didapatkan nilai minimum 63,22 dan nilai maksimum 80,64 dan standar
deviasi = 4,15. Kemudian kategori penilaian SOP sebagai berikut : baik sekali jika
total nilai SOP: ≥ 86, baik jika total nilai SOP : 71-85, Cukup jika total nilai SOP: 60-
70 dan kurang jika total nilai SOP : ≤ 59. Selanjutnya dari hasil penelitian
dikategorikan nilai penerapan SOP dengan kelompok baik dan cukup. Berarti
mayoritas responden yang menerapkan SOP teknik menyuntik dengan kategori baik
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
sebanyak 55 orang (91,7 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut
ini :
No Penerapan n %
1 Baik 55 91,7
2 Cukup 5 8,3
Total 60 100
sebagai berikut : untuk pernyataan positif, bila jawaban salah = 0, bila jawaban benar
= 1, untuk pernyataan negatif, bila jawaban benar = 0, bila jawaban salah = 1. Nilai
skor pengetahuan antara 0-12. Berdasarkan nilai yang diperoleh dari jawaban
didapatkan nilai minimum 9 dan nilai maksimum 12 kemudian nilai mean 10,8.
dengan skor kurang dari 10,8 dikategorikan pengetahuannya rendah dan kategori
pengetahuan responden tinggi jika nilai pengetahuan responden dengan skor 10,8
atau lebih .
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
Berdasarkan analisis univariat mayoritas pengetahuan responden tinggi
terhadap penerapan SOP teknik menyuntik yaitu 42 orang (70%), sebagaimana dapat
No Pengetahuan n %
1 Tinggi 42 70
2 Rendah 18 30
Total 60 100
dan pelaksanaan menyuntik. Pemberian skor untuk tiap item pertanyaan adalah
sebagai berikut : untuk pernyataan positif nilainya; sangat setuju = 4, setuju = 3, tidak
setuju = 2, sangat tidak setuju = 1 dan untuk pernyataan negatif nilai kebalikan dari
nilai positif. Nilai skor berkisar antara 16-64. Untuk kategori sangat baik dengan
rentang nilai 49-64, kategori baik 33-48, kategori buruk 17-32 dan kategori sangat
buruk 0-16. Berdasarkan nilai yang diperoleh dari jawaban didapatkan nilai minimum
44 dan maksimum 61. Berarti nilai sikap responden berada pada rentang 49-68
dengan kategori sangat baik dan kategori baik dengan rentang nilai 33-48.
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
Hasil analisis univariat terhadap 60 responden diperoleh 16 orang (27%)
untuk kategori sikap baik terhadap penerapan SOP teknik menyuntik dan 44 orang
(73%) dengan kategori sikap sangat baik . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
No Sikap n %
Baik 16 27
Sangat Baik 44 73
Total 60 100
teknik menyuntik dan variabel sikap dengan penerapan SOP teknik menyuntik
dilakukan analisa bivariat. Uji statistik yang digunakan adalah chi square. Untuk
tinggi yang menerapkan SOP teknik menyuntik dengan kategori baik sebanyak 41
orang (97,6%), dan 1 orang (2,4%) yang menerapkan SOP teknik menyuntik dengan
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
kategori cukup, sedangkan yang berpengetahuan rendah yang menerapkan SOP
teknik menyuntik dengan kategori baik sebanyak 14 orang (77,8%) dan kategori
Kalau dilihat dari nilai P ternyata didapatkan P = 0,025(P < 0,05) berarti ada
teknik menyuntik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :
Penerapan SOP
No Total P
Baik Cukup
Pengetahuan
n % N % n %
1 Tinggi 41 97,6 1 2,4 42 100 0,025
2 Rendah 14 77,8 4 22,2 18 100
Total 55 91,7 5 8,3 60 100
dengan penerapan SOP teknik menyuntik. Responden dengan sikap kategori baik
yang menerapkan SOP teknik menyuntik dengan baik sebanyak 14 orang (87,5 %)
sebanyak 2 orang (12,5 %) yang menerapkan SOP teknik menyuntik dengan cukup,
sedangkan untuk kategori sikap sangat baik yang menerapkan SOP teknik menyuntik
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
dengan baik sebanyak 41 orang (93,2%) dan sebanyak 3 orang (6,8%) yang
Bila dilihat dari nilai P ternyata didapatkan P = 0,403 (P > 0,05) berarti tidak
ada hubungan yang bermakna antara sikap responden dengan penerapan SOP teknik
menyuntik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini :
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
BAB 5
PEMBAHASAN
pengetahuan tinggi yang menerapkan SOP teknik menyuntik dengan kategori baik
sebanyak 41 orang (97,6%), dan 1 orang (2,4%) yang menerapkan SOP teknik
menerapkan SOP teknik menyuntik dengan kategori baik sebanyak 14 orang (77,8%)
dan kategori cukup sebanyak 4 orang (22,2%). Kalau dilihat dari nilai P ternyata
didapatkan P = 0,025 ( P > 0,05) yang berarti bahwa ada hubungan yang bermakna
dengan hal tersebut maka responden dengan pengetahuan rendah perlu meningkatkan
51
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
Pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan formal dan informal, misalnya melalui
SOP khususnya teknik menyuntik maka semakin besar responden dapat menjaga
melalui jarum suntik seperti yang pernah terjadi pada 4 (empat) orang tenaga perawat
dan 1 (satu) orang mahasiswa kedokteran yang terpajan jarum suntik dan jarum infus
penderita HIV/AIDS dan mereka tidak memakai sarung tangan saat bekerja.
informasi dan pengetahuan yang baru baik dari dalam maupun dari luar lingkungan
Rumah Sakit. Tinggi atau rendahnya pendidikan formal seseorang tidak menentukan
sempit atau luasnya pengetahuan, tetapi makin tinggi pendidikan seseorang maka
orang yang bersangkutan mengungkapkan apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti
atau jawaban baik lisan atau tertulis. Seseorang memiliki pengetahuan tinggi apabila
mampu mengungkapkan informasi dari suatu objek dengan benar, bila seseorang
hanya mampu mengungkapkan sedikit informasi dari suatu objek dengan benar maka
dengan mudah dapat diakses melalui berbagai media massa yang dapat memberikan
responden. Sejalan pendapat yang dikemukan oleh Azwar (1995) bahwa ”Adanya
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi
berasal dari berbagai media massa memberi pengaruh besar terhadap perubahan
menimbulkan masalah misalnya tertusuk jarum pada saat bekerja. Yang berarti bahwa
pengetahuan responden terhadap penerapan SOP teknik menyuntik yang baik dapat
dengan ketentuan yang baku dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai salah satu
upaya mencegah terjadinya infeksi melalui jarum suntik serta mengurangi terjadinya
baik tentang SOP teknik menyuntik dapat mempengaruhi penerapannya dengan baik
pula atau dengan kata lain pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
Berdasarkan ruang lingkup pekerjaan perawat dalam memberikan tindakan
pengetahuannya serta komitmen tim penilai untuk mengawasi proses penerapan SOP
praktik keperawatan dalam upaya mencapai keselamatan dan kesehatan kerja serta
upaya pencegahan infeksi melalui jarum suntik. Penelitian yang dilakukan oleh
terhadap kejadian plebitis di ruang rawat inap Rumah Sakit Haji Medan, hasilnya
pemasangan infus terhadap kejadian plebitis dengan nilai P = 0,001. Meskipun ada
perbedaan pada SOP praktik keperawatan antara teknik menyuntik dengan teknik
kategori sikap baik yang menerapkan SOP teknik menyuntik dengan baik sebanyak
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
menyuntik dengan cukup, sedangkan responden dengan kategori sikap sangat baik
menerapkan SOP teknik menyuntik dengan baik sebanyak 41 orang (93,2%) dan
yang menerapkan SOP teknik menyuntik dengan cukup sebanyak 3 orang (6,8%).
Bila dilihat dari nilai P = 0,403 yang berarti bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara sikap responden dengan penerapan SOP teknik menyuntik. Dengan
penerapan SOP teknik menyuntik. Menurut teori Bogardus, et al (1931) yang dikutip
oleh Azwar (1995) menyatakan ” bahwa sikap merupakan semacam kesiapan untuk
bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa
cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki
adanya respon”. Namun pada hasil penelitian ini sikap yang ditemukan tidak
mendukung respon individu pada objek atau stimulus yang dihadapi atau yang
Azwar menyatakan ”bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.
Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak
pada objek tersebut”. Dengan kata lain responden yang mempunyai pengetahuan
yang baik seharusnya dapat bersikap baik dan cenderung mendukung penerapan SOP
praktik keperawatan yang sudah diberlakukan oleh pihak Rumah Sakit. Berdasarkan
informasi kepala ruangan medikal dan surgikal, bahwa ada kecenderungan responden
bekerja menurut pengalaman dan pengaruh orang lain. Sejalan pendapat yang
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
dikemukakan oleh Azwar (1995) ”bahwa dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi
membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologi yang dihadapinya,
diantaranya adalah pengalaman pribadi dan pengaruh orang lain”. Dalam pengertian
pengalaman pribadi merupakan sesuatu yang telah dan sedang kita alami yang
pengaruh orang lain merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut
mempengaruhi sikap kita, misalnya ada tidaknya perawat lain yang sedang bertugas
peneliti pembentukan sikap yang dipengaruhi oleh pengalaman pribadi dan pengaruh
orang lain tidak dapat dijadikan pedoman untuk melaksanakan SOP praktik
unsur suka dan tidak suka terhadap individu yang menjadi objek sikap dan bukan
berdasarkan standar yang sudah dibakukan. Dengan demikian sikap responden belum
yang terjadi pada perawat dan mahasiswa kedokteran yang terpapar jarum suntik
penderita HIV/AIDS dan pada saat bekerja tidak memakai sarung tangan. Penelitian
yang dilakukan oleh Ariani, et al (2000) tentang pengetahuan, sikap dan tindakan
perawat dalam upaya pencegahan risiko tertular Hepatitis B di RSUD Singaraja, hasil
Meskipun penelitian Ariani et, al tentang sikap tidak mendukung terhadap hasil
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
penelitian ini, namun ada kesamaan dalam variabel yang akan diukur tentang
pengetahuan dan sikap serta data mengenai kecelakaan kerja yang dilakukkan oleh
umumnya terjadi karena tusukan jarum suntik dan kontaminasi mukosa mata atau
mulut oleh cairan pengidap hepatitis B. Kecelakaan yang sering terjadi adalah
tertusuknya jari tangan saat memasang penutup jarum yang habis dipakai (reccaping).
tindakan berisiko seperti robek sarung tangan 73,3%, tertusuk jarum suntik 66,7%
dan kontak langsung dengan darah 100%. Meskipun penelitian Ariani tidak
baik tentang SOP teknik menyuntik dapat mempengaruhi penerapannya dengan baik
pula atau dengan kata lain pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru sudah memberlakukan ketentuan SOP
pengetahuannya serta komitmen tim penilai untuk mengawasi proses penerapan SOP
praktik keperawatan dalam upaya mencapai keselamatan dan kesehatan kerja serta
secara bersamaan, oleh karena itu penelitian ini tidak dapat memberikan
dalam kuesioner pengetahuan dan sikap yang dibuat oleh peneliti sendiri.
c. Adanya risiko bias, mungkin dalam hal ini tidak dapat dihindari, karena
pengukuran data dalam penelitian ini berdasarkan apa yang diingat responden
pada saat pengisian kuesioner. Risiko bias yang lainnya adalah pada saat
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
observasi tindakan menyuntik, Observer (pengamat) mengenal observer (yang
pertanyaan yang ada pada kuesioner tersebut apakah mudah dipahami oleh
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
BAB 6
6.1. Kesimpulan
5 orang (8,3%).
2. Pada analisis bivariat dengan uji Chi Square ditemukan adanya hubungan
variabel sikap tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap terhadap
6.2 Saran
1. Perlu adanya komitmen yang tegas dalam penerapan SOP khususnya teknik
menyuntik yang sudah diberlakukan di ruangan rawat inap RSUD Arifin Achmad
keselamatan kerja.
60
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
3. Disarankan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan SOP praktik keperawatan
di Rumah Sakit yang berbeda dengan menambah variabel –variabel lain yang
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin, 2002. Dasar – dasar Keperawatan Profesional, Widya Medika, Jakarta
Aditama tjandra Yoga, 2003, Menejemen Administrasi Rumah Sakit, Edisi ke-2,
Universitas Indonesia, Jakarta
Azwar Saifuddin, 2003. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Edisi ke-2,
Pustaka pelajar, Yogyakarta.
______, 2006, Peningkatan Menejemen Kinerja Klinik (PMKK ) Perawat dan Bidan,
Pusdiklat SDM Kesehatan bekerjasama dengan Direktorat Bina pelayanan
Keperawatan, Jakarta,
Kartawidjaja, 1992, Mengukur Sikap Sosial Pegangan Untuk Peneliti dan Praktisi,
Bumi Aksara, Jakarta.
Lemeshow, S, Hosmer Jr, David, dan Klar, Jenalle, 1997. Besar Sampel Dalam
Penelitian Kesehatan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Edisi
Bahasa Indonesia. Terjemahan oleh Dibyo Pratomo
Machfoedz, et al, 2005. Teknik Membuat Alat Ukur Penelitian Bidang Kesehatan,
Keperawatan dan Kebidanan, Fitramaya, Yogyakarta
62
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
Notoatmodjo, 1993, Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka
Cipta, Jakarta.
_______, 2007, Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku , PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Perry dan Potter. 1999, Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
praktik, vol 1, EGC, Jakarta.
Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad, Profil Rumah Sakit Umum Daerah
Arifin Achmad Pekanbaru, Pekanbaru 2006.
http://www.infeksi.com/article.php.2008
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lampiran I
Jadwal Pelaksanaan
Bulan Pelaksanaan
No Kegiatan
Jan’08 Feb’08 Mar’08 Apr’08 Mei’08 Jun’08 Jul’08 Agst’08 Sept’08
1 Penelusuran Pustaka
3 Kolokium
5 Pengumpulan Data
8 Seminar Hasil
9 Sidang Komprehensif
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 2
Lembaran Kuesioner
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawat Dalam
Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Sebagai Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru
Tahun 2008
Data Responden :
Kode Responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
3 Suntikan intra vena dilakukan dengan
menempatkan obat ke dalam pembuluh darah
arteri
65
4. Menyiapkan dosis obat yag tepat dari ampul
atau vial penting dilakukan untuk
menghindari kesalahan dalam pemberian obat
5. Gelembung udara pada tabung spuit tidak
perlu dikeluarkan karena tidak mempengaruhi
hasil suntikan
6. Tujuan pemberian obat secara intra vena
adalah supaya obat bereaksi cepat dan
langsung masuk pembuluh darah vena
7. Perawat memasang pengalas jika diperlukan
saja pada area suntikan dan memasang karet
pembendung jauh dari area penyuntikan
8 Perawat mendesinfeksi area suntikan dengan
kapas alkohol, lalu masukkan jarum tepat
pada vena, kemudian melihat pada tabung
spuit ada darah atau tidak, jika ada darah
lepaskan karet pembendung, masukkan obat
secara perlahan-lahan
9. Setelah obat masuk semua, perawat segera
mencabut jarum dengan cepat, bekas tusukan
tidak boleh di tekan dengan kapas alkohol
10. Hal-hal yang diobservasi pasca suntikan intra
vena diantaranya adalah reaksi setelah
pemberian obat tersebut
11. Dalam tindakan menyuntik komunikasi
sebelum dan sesudah tindakan tidak lagi
dibutuhkan
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
12. Perawat merapihkan kembali alat-alat yang
sudah dipakai dan membuang alat suntik ke
dalam tempat khusus
NO PERNYATAAN SS S TS STS
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
pada perawat pada saat melakukan tindakan
menyuntik sebaiknya tidak perlu melaporkan
pada atasan / yang bertanggungjawab
9. Menurut saya mencuci tangan dan memakai
sarung tangan sebelum tindakan menyuntik
merupakan tindakan mencegah terjadinya
penularan penyakit
10 Mematuhi penggunaan SOP teknik menyuntik
tidak akan mengurangi kecelakaan dalam
bekerja
11. Menerapkan SOP teknik menyuntik secara
terus menerus adalah gambaran seorang
perawat yang bertanggung jawab
12 Untuk mencegah luka tertusuk jarum, perawat
membuka dan menutup jarum dengan teknik
dua tangan pada saat menyuntik
13. Menurut saya perawat memasang sarung
tangan sebelum memegang jarum suntik
14 Perawat melepaskan sarung tangan sebelum
menyingkirkan alat suntik pada tempatnya
15. Untuk keamanan pemakaian jarum suntik,
pihak rumah sakit menyediakan tempat sampah
khusus untuk jarum suntik habis pakai
16 Untuk menghindari penularan penyakit
sebaiknya perawat tidak mencuci tangan setelah
melepaskan sarung tangan yang sudah terpakai
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 3
Instrumen Observasi
Petunjuk pengisian
Observer (perawat penilai) diminta mengisi lembar observasi ini dengan cara
mengisi kolom yang tersedia, dengan identitas observee (perawat yang sedang
Kode Responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Ruangan :
69
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
b. Pelaksanaan
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
14. Alat-alat dibereskan
15. Perawat melepaskan sarung tangan
kemudian mencuci tangan dan
mengeringkannya.
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Teknik Menyuntik
Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008